Pembelajaran Perkalian Bilangan 1 - 10 Dengan Matematika GASING Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD
Pembelajaran Perkalian Bilangan 1 - 10 Dengan Matematika GASING Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD
discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/274151760
CITATIONS READS
0 631
1 author:
Sulistiawati --
College of Teacher Education
9 PUBLICATIONS 1 CITATION
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Sulistiawati -- on 29 March 2015.
Sulistiawati
Pendidikan Matematika, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Surya,
Gd. Sure Lt.4 Jalan Scientia Boulevard Blok U/7, Gading Serpong, Tangerang, Banten
Surel: sulistiawati@stkipsurya.ac.id
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi siswa yang memiliki kecenderungan sulit dalam
belajar materi perkalian terutama perkalian 110. Masih banyak siswa di minta untuk
menghafalkan perkalian dengan cara menghafalkan begitu saja tanpa mengerti makna
dari perkalian itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh
pembelajaran dengan Matematika GASING terhadap kemampuan konsep perkalian, terhadap
kemampuan tertulis perkalian bilangan 110, dan terhadap kemampuan mencongak perkalian
bilangan 110. Selain itu juga untuk mengetahui rata-rata peningkatan kemampuan pada konsep
perkalian, rata-rata peningkatan pada kemampuan tertulis bilangan 110, dan rata-rata
peningkatan pada kemampuan mencongak bilangan 110. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian pre-experimental design dengan desain penelitian one group pretest-postest dengan
sampel penelitian siswa kelas V SD Negeri Cipinang Besar Selatan 19 Pagi Jakarta sebanyak 31
siswa dengan cara purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah
instrumen tes yang terdiri dari tes konsep perkalian, tes perkalian bilangan 110 secara tertulis,
dan tes perkalian bilangan 110 secara mencongak. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat
pengaruh yang signifikan pembelajaran dengan Matematika GASING terhadap kemampuan
tentang konsep perkalian, terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran dengan Matematika
GASING terhadap kemampuan tertulis perkalian bilangan 110, dan terdapat pengaruh yang
signifikan pembelajaran dengan Matematika GASING terhadap kemampuan mencongak
perkalian bilangan 110. Selain itu rata-rata peningkatan (N-gain) untuk konsep perkalian
tergolong kategori rendah sebesar 0,04; untuk perkalian bilangan 110 secara tertulis tergolong
kategori sedang sebesar 0,345; dan untuk perkalian bilangan 110 secara mencongak tergolong
kategori sedang sebesar 0,4.
A. Pendahuluan
Perkalian merupakan salah satu topik matematika yang diajarkan di Sekolah Dasar
kelas II semester 2. Perkalian adalah salah satu topik matematika yang sangat penting
dalam pembelajaran karena banyak penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Bagian
awal dari perkalian yaitu perkalian 110 merupakan perkalian yang sangat dasar yang
harus dikuasai oleh siswa karena menjadi pijakan untuk perkalian-perkalian berikutnya.
Siswa harus mampu menguasai perkalian 110 agar lancar dan mudah menuju
perkalian-perkalian di atasnya. Fakta bahwa hingga saat ini siswa masih kesulitan dalam
menerima pelajaran perkalian dan pembagian, mereka tidak hafal perkalian dasar
(perkalian dua bilangan satu angka) yang berarti perkalian 110 (Raharjo, dkk., 2009).
Masalah yang masih muncul dilapangan saat ini adalah bagaimana membelajarkan
siswa supaya terampil dalam perkalian dasar. Siswa sulit memahami dan sulit diajak
terampil perkalian dasar. Disisi lain perkalian dan pembagian adalah topik yang harus
dikuasai oleh siswa sejak dini karena selalu terkait dengan pelajaran matematika di
kelas berikutnya di jenjang yang lebih tinggi.
Di sekolah ada empat operasi bilangan dasar yang dipelajari yaitu penjumlahan,
perkalian, pengurangan, dan pembagian. Perkalian adalah salah satu dari empat operasi
ISBN 978-602-1034-06-4 99
Pembelajaran Perkalian Bilangan 110 dengan Matematika GASING
aritmetika dasar dan didefinisikan sebagai penjumlahan berulang (West dan Bellevue,
2011:1). Sebagai contoh 3 4 diartikan sebagai 4 + 4+ 4. Perkalian juga dapat
dikatakan sebagai operasi matematika penskalaan satu bilangan dengan bilangan
lainnya .
Matematika GASING merupakan salah satu solusi dalam pembelajaran matematika
yang menekankan pada logika sehingga siswa tidak perlu menghafal atau bergantung
pada rumus. GASING merupakan singkatan dari Gampang, AsyIk, dan menyenaNGkan.
Matematika GASING ini merupakan cara belajar matematika dengan mudah apapun
latar belakang pendidikan orang tersebut (Surya & Moss, 2012). Pembelajaran dengan
Matematika GASING memiliki ciri khas pembelajarannya dilakukan melalui tahapan-
tahapan atau langkah-langkah.
Dalam penelitian ini pembelajaran perkalian bilangan 110 dengan Matematika
GASING diberikan kepada siswa kelas V Sekolah Dasar (SD) Negeri Cipinang Besar
Selatan 19 Pagi Jakarta Timur. Siswa ini sebelumnya sudah pernah mendapatkan
pembelajaran perkalian dengan cara umum/konvensional ketika mereka berada di kelas
II atau kelas III. Secara umum penelitian ini ingin mengetahui hasil belajar siswa terkait
perkalian bilangan 110 dengan pembelajaran Matematika GASING. Hasil belajar
dilihat dalam tiga aspek kemampuan yaitu konsep perkalian, kemampuan perkalian
bilangan 110 secara tertulis, dan perkalian bilangan 110 secara mencongak.
Pertanyaan penelitian dalam penelitian ini diantaranya 1) adakah pengaruh kemampuan
tentang konsep perkalian siswa pada perkalian bilangan 110 terhadap pembelajaran
dengan Matematika GASING?, 2) adakah pengaruh kemampuan tertulis siswa pada
perkalian bilangan 110 terhadap pembelajaran dengan Matematika GASING?, 3)
adakah pengaruh kemampuan mencongak siswa pada perkalian bilangan 110 terhadap
pembelajaran dengan Matematika GASING?, 4) bagaimana rata-rata peningkatan
kemampuan tentang konsep perkalian siswa setelah belajar dengan Matematika
GASING?, 5) bagaimana rata-rata peningkatan kemampuan tertulis siswa setelah
belajar dengan Matematika GASING?, dan 6) bagaimana rata-rata peningkatan
kemampuan mencongak siswa setelah belajar dengan Matematika GASING?.
B. Tinjauan Pustaka
1. Matematika GASING
Matematika GASING merupakan salah satu cara baru dalam pembelajaran
Matematika yang dikembangkan oleh Prof. Yohanes Surya dari Surya Institute. Istilah
GASING merupakana singkatan dari GAmpang, aSyik, dan MenyenaNGkan (Surya,
2013). Pembelajaran Matematika GASING terurut dari yang mudah sampai dengan
yang sulit dan mengarahkan siswa untuk menemukan faktor AHAnya oleh diri
sendiri. Selain itu pembelajaran dimulai dengan benda-benda konkret melalui kegiatan
bermain dan eksplorasi. Di dalam Matematika GASING ada yang disebut dengan titik
kritis GASING. Titik kritis GASING diartikan sebagai hal-hal dasar yang harus
dikuasai siswa agar dapat mengerjakan soal-soal dalam topik yang bersangkutan dengan
lancar atau tidak kesulitan lagi (Surya, 2013). Harapannya setelah siswa melewati titik
kritis GASING mampu mengerjakan setiap soal dengan baik.
Pembelajaran Matematika GASING pada topik perkalian dimulai dengan perkalian
bilangan 110, sekaligus merupakan cara untuk menuju titik kritis GASING Perkalian.
Titik kritis GASING perkalian sendiri adalah perkalian bilangan 100 ke bawah. Untuk
mencapai titik kritis GASING ini yang diperlukan adalah siswa harus mengerti konsep
perkalian dengan baik, kemudian dilanjutkan dengan bagaimana menghitung perkalian
bilangan 1, 10, 9, 2, dan 5. Selanjutnya adalah perkalian untuk bilangan yang sama,
perkalian bilangan 3 dan 4, dan yang terakhir adalah perkalian 8,7, dan 6 (Surya, 2013).
Gambaran untuk mencapai titik kritis perkalian tersebut dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
Gambar 1
Titik Kritis GASING Perkalian
Gambar 1. Titik Kritis Gasing Perkalian
Dalam tulisan ini disajikan beberapa contoh pembelajaran perkalian bilangan 110
dengan Matematika GASING, seperti konsep perkalian, perkalian 1, dan perkalian
bilangan 9. Sebagai tahap pertama dalam pembelajaran perkalian dengan Matematika
GASING tujuannya adalah untuk mengenalkan konsep perkalian dengan Matematika
GASING kepada siswa. Pemahaman konsep perkalian dimulai dari tahap konkret
kemudian dilanjutkan dengan tahap abstrak atau penyajian dalam bahasa
matematikanya. Berikut ini contoh pengenalan konsep perkalian secara konkret.
perkalian siswa dalam tiga aspek, yaitu kemampuan pemahaman konsep perkalian,
kemampuan menghitung perkalian bilangan 110 secara tertulis, dan kemampuan
menghitung perkalian bilangan 110 secara mencongak. Kemampuan yang hendak
dilihat ini sesuai dengan apa yang diinginkan dalam Matematika GASING.
Mencongak dapat diartikan seseorang mampu menghitung di luar kepala tanpa
menggunakan alat bantu dan langsung menuliskan hasilnya. Menurut Depdiknas (2008)
mencongak adalah kemampuan menghitung di luar kepala, dalam artian dengan ingatan
saja dan yang dituliskan hasilnya (Depdiknas, 2008). Aktivitas pembelajaran yang
dilakukan adalah guru memberikan pertanyaan lisan kepada siswa dikelas kemudian
siswa langsung menuliskan jawabannya di kertas. Alternatif lain adalah guru
memberikan pertanyaan secara lisan kemudian siswa menjawab secara lisan dan relatif
cepat. Kemampuan mencongak sangat berguna agar siswa mampu menghitung dengan
cepat dalam waktu yang relatif singkat. Disamping itu kemampuan mencongak dapat
melatih daya nalar siswa sehingga akan bertambah baik.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain penelitian
one group pretest-postest design. Penelitian kuantitatif one group pretest-postest design
adalah penelitian dengan membandingkan nilai pretes dan postes (Sugiyono, 2010).
Dalam hal ini adalah nilai pretes dan postes siswa pada pembelajaran perkalian 110
dengan Matematika GASING. Desain penelitian ini adalah:
O1 X O2
Keterangan:
O1 : nilai pretes
X : pembelajaran perkalian bilangan 110 dengan Matematika GASING
O2 : nilai postes
(Sumber : Sugiyono, 2010)
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Cipinang Besar
Selatan 19 Pagi Jakarta Timur yang berjumlah 31 orang. Pembelajaran yang dilakukan
menggunakan panduan buku Matematika GASING Volume 1. Pembelajaran ini
dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa yang sebelumnya telah diberikan pelatihan
tentang Matematika GASING sebanyak tiga orang berasal dari Sekolah Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (STKIP) Surya, Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Negeri
Jakarta (UNJ) berama-sama dengan guru Matematika di SD Negeri Cipinang Besar
Selatan 19 Pagi Jakarta Timur. Pemilihan kelas sebagai sampel dalam penelitian ini
bersifat purposive sampling.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes yaitu tes tertulis dan
tes mencongak. Tes tertulis diberikan pada saat pretes dan postes untuk memperoleh
data tentang kemampuan tertulis siswa tentang konsep perkalian dan perkalian bilangan
110. Tes tertulis yang diberikan untuk konsep perkalian sebanyak 4 butir soal
sedangkan untuk tes tertulis perkalian bilangan 110 sebanyak 100 butir soal. Tes
mencongak diberikan pada saat pretes dan postes adalah untuk memperoleh data tentang
kemampuan perkalian bilangan 110 siswa secara mencongak. Untuk tes mencongak ini
siswa diberikan kesempatan menjawab dalam durasi waktu maksimal 10 detik tiap butir
soal dari 50 soal yang diberikan. Jika siswa tidak mampu menjawab dalam durasi waktu
tersebut maka dianggap gagal. Sebelum diberikan tes, instrumen yang digunakan
dilakukan validasi terlebih dahulu oleh rekan dosen di STKIP Surya. Validasi instrumen
berupa judgment materi dari pakar Matematika GASING STKIP Surya. Validasi
selanjutnya adalah mengenai keterbacaan soal yang didisikusikan dengan dosen-dosen
Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Surya yang paham tentang isntrumen.
Prosedur dalam penelitian ini diantaranya: 1) mengidentifikasi masalah dan tujuan,
2) menentukan desain penelitian sesuai masalah dan tujuan penelitian, 3) menyusun
instrumen tes dilanjutkan dengan validasi, 4) memberikan pretes konsep perkalian,
perkalian bilangan 110, dan tes mencongak, 5) memberikan pembelajaran perkalian
bilangan 110 dengan Matematika GASING, 6) memberikan postes konsep perkalian,
perkalian bilangan bilangan 110, dan tes mencongak, 7) melakukan analisis terhadap
hasil tes, 8) Membuat kesimpulan dari hasil penelitian, 9) menulis laporan penelitian.
Pelaksanaan penelitian ini berlangsung dari Maret sampai April 2014.
Analisis data dalam penelitian ini berupa analisis kuantitatif. Analisis dilakukan
terhadap hasil pretes dan postes untuk tes konsep perkalian, tes tertulis perkalian 1-10,
dan tes mencongak. Uji statistik yang digunakan adalah uji non parametrik untuk dua
sampel yang berkorelasi (2 related sample). Uji non parametriknya adalah uji wilcoxon.
Penelitian menggunakan uji non parametrik wilcoxon karena asumsi-asumsi untuk
menggunakan uji parametrik, seperti normalitas dan homogenitas tidak dapat dipenuhi.
Desain penelitian one-group pretest-postest mengakibatkan asumsi homogenitas
tidaklah mungkin dipenuhi dari awal, sehingga dalam penelitian ini tidak perlu
dilakukan uji normalitas. Dengan demikian uji hipotesis menggunakan uji wilcoxon.
Analisa data kuantitatif selanjutnya adalah untuk melihat besarnya peningkatan
sebelum dan sesudah pembelajaran dengan Matematika GASING yang dihitung dengan
rumus gain ternormalisasi yang dikembangkan oleh Meltzer (2002). Rumus gain
tersebut seperti berikut ini:
skor postes skor pretes
N-gain ( g )
skor ideal skor pretes
Dari tabel di atas diketahui bahwa rata-rata kemampuan awal siswa dalam konsep
perkalian sebesar 1.1935 dan 6.0323, yang nampak cukup berbeda. Untuk mengetahui
apakah perbedaan antara skor pretes dengan berbeda cukup signifikan atau tidak
dilakukan uji perbedaan kemampuan siswa tentang konsep perkalian. Uji yang
digunakan adalah uji wilcoxon.
Kriteria pengujian H0 ditolak jika nilai absolut Z hitung Z 1 , dan H0 diterima jika
2
nilai absolut Z hitung Z 1 . Berdasarkan perhitungan uji Wilcoxon untuk statistik non
2
parametrik dengan SPSS tentang konsep perkalian dengan Matematika GASING, hasil
perhitungan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. Uji Perbedaan Kemampuan Skor Pretes dan Skor Postes Konsep Perkalian
Kemampuan Tes Absolut Asymp. Sig Kesimpulan Keterangan
Z (2-tailed)
hitung
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa, tes tertulis kemampuan perkalian bilangan 1
10 rata-rata kemampuan awal dan kemampuan akhir siswa cukup berbeda. Untuk
melihat apakah perbedaan ini signifikan atau tidak dilakukan uji perbedaan kemampuan
tertulis siswa pada perkalian bilangan 110 terhadap pembelajaran dengan Matematika
GASING.
Kriteria pengujian H0 ditolak jika nilai absolut Z hitung Z 1 , dan H0 diterima jika
2
nilai absolut Z hitung Z 1 .Berdasarkan perhitungan uji Wilcoxon untuk statistik non
2
parametrik dengan SPSS untuk perkalian bilangan 110 secara tertulis, hasil
perhitungan dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5. Uji Perbedaan Kemampuan Skor Pretes dan Skor Postes Kemampuan Tertulis
Kemampuan Tes Absolut Asymp. Sig Kesimpulan Keterangan
Z (2-tailed)
hitung
Nilai absolut Z hitung 4,101 Z tabel 1,96 , dengan demikian H 0 ditolak. Jadi,
terdapat perbedaan kemampuan tertulis siswa pada perkalian bilangan 1 10 terhadap
pembelajaran dengan Matematika GASING. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran Matematika GASING mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kemampuan tertulis siswa pada perkalian bilangan 1 10.
Berdasarkan perhitungan uji Wilcoxon untuk statistik non parametrik dengan SPSS
untuk perkalian bilangan 1 10 secara mencongak, hasil perhitungan dapat dilihat pada
tabel 7 di bawah ini.
Tabel 7. Uji Perbedaan Kemampuan Skor Pretes dan Skor Postes Kemampuan Mencongak
Kemampuan Tes Absolut Asymp. Kesimpulan Keterangan
Z hitung Sig (2-
tailed)
Kemampuan Pretes 4,157 0,000 H0 ditolak Terdapat
Mencongak Perkalian Postes Perbedaan
Nilai Z hitung 4,157 Z tabel 1,96 , dengan demikian H 0 ditolak. Jadi, terdapat
perbedaan kemampuan mencongak siswa pada perkalian bilangan 1 10 terhadap
pembelajaran dengan Matematika GASING. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Kriteria pengujian hipotesis adalah Ho ditolak jika t hitung t tabel dan Ho diterima
jika thitung ttabel . Hasil uji satu rata-rata skor N-gain kemampuan tentang konsep
perkalian adalah sebagai berikut:
Tabel 9. Uji Satu Rata-rata Skor N-gain Kemampuan Tertulis Perkalian Bilangan 1-10
Aspek Asymp.Sig.
Uji-t Kesimpulan Keterangan
Kemampuan (2-tailed)
Konsep
Perkalian -0,080 0,937 H0 diterima Peningkatan rendah
Selain itu, diperoleh bahwa test value sebesar 0,04 dengan nilai thitung = -0,080 dan
nilai sig. (2-tailed) = 0,937 > 0,05 maka Ho diterima. Hal ini berarti rata-rata
peningkatan kemampuan tertulis dengan pembelajaran Matematika GASING termasuk
kategori minimal 0,04. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS diperlihatkan
bahwa rata-rata N-gain kemampuan tertulis adalah 0.0382 dan simpangan baku =
0,1231. Kategori rata-rata peningkatan N-gain tentang konsep perkalian tergolong
rendah.
Dari data di atas diperoleh bahwa data berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan
uji hipotesis satu rata-rata dengan menggunakan uji t.
2) Uji satu rata-rata Skor N-gain Kemampuan Tertulis Perkalian Bilangan 1-10
Untuk menjawab hipotesis Bagaimana rata-rata peningkatan kemampuan tertulis
siswa setelah belajar dengan Matematika GASING, dilakukan uji satu rata-rata. Uji
yang digunakan adalah uji t karena asumsi uji ini dapat dilakukan yaitu normlitas
terpenuhi. Pasangan hipotesis statistiknya sebagai berikut:
Kriteria pengujian hipotesis adalah Ho ditolak jika t hitung t tabel dan Ho diterima
jika thitung ttabel . Hasil uji satu rata-rata skor N-gain kemampuan tertulis perkalian
bilangan 1-10 adalah sebagai berikut:
Tabel 11. Uji Satu Rata-rata Skor N-gain Kemampuan Tertulis Perkalian Bilangan 1-10
Aspek Asymp.Sig.
Uji-t Kesimpulan Keterangan
Kemampuan (2-tailed)
Tertulis
Perkalian 0,003 0,998 H0 diterima Peningkatan tinggi
Untuk test value sebesar 0,345, nilai thitung = 0,003 dan nilai sig. (2-tailed) = 0,998 >
0,05 maka Ho diterima. Hal ini berarti rata-rata peningkatan kemampuan tertulis
dengan pembelajaran Matematika GASING minimal 0,345. Berdasarkan perhitungan
SPSS rata-rata peningkatannya sebesar 0,345 dan standar deviasinya 0,348.
Tabel 12. Uji Normalitas Skor N-gain Kemampuan Mencongak Perkalian 1-10
Aspek Kolmogorov- Smirnov
Kesimpulan Keterangan
Kemampuan Statistic Sig.
Tertulis
0.810 0,528 H0 diterima Normal
Perkalian
Dari data di atas diperoleh bahwa data berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan
uji hipotesis satu rata-rata dengan menggunakan uji t.
2) Uji satu rata-rata Skor N-gain Kemampuan Mencongak Perkalian Bilangan 1-10
Untuk menjawab hipotesis bagaimana rata-rata peningkatan kemampuan
mencongak siswa setelah belajar dengan Matematika GASING, dilakukan uji satu rata-
rata. Uji yang digunakan adalah uji t karena asumsi uji ini dapat dilakukan yaitu
normlitas terpenuhi. Pasangan hipotesis statistiknya sebagai berikut:
Tabel 13. Uji Satu Rata-rata Skor N-gain Kemampuan Mencongak Perkalian Bilangan 1-10
Aspek Asymp.Sig.
Uji-t Kesimpulan Keterangan
Kemampuan (2-tailed)
Tertulis
Perkalian 0,000 1,000 H0 diterima Peningkatan sedang
Untuk test value sebesar 0,4, nilai thitung = 0,000 dan nilai sig. (2-tailed) = 1,000 <
0,05 maka Ho diterima. Hal ini berarti rata-rata peningkatan kemampuan
mecongak dengan pembelajaran Matematika GASING minimal 0,4. Berdasarkan
perhitungan SPSS rata-rata peningkatannya sebesar 0,4.
F. Daftar Pustaka
Raharjo, M., Waluyati, A., & Sutanti, T. 2009. Pembelajaran Operasi Hitung Perkalian
dan Pembagian Bilangan Cacah di SD. Jakarta: Depdiknas Pusat Pengembangan
dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika.