Anda di halaman 1dari 7

PENGENDALIAN KOROSI PADA KETEL UAP

Mulianti(1)
(1)
Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UNP

ABSTRACT
Boiler is equipment for boil of water to be steam. The steam could be saturated or
superheated steam depended on the purpose. The burning reaction of high temperature was
producted gas. Gas and water could be formed corrosion on boiler that caused by the
quality of feed water not suitable of requisite and not make implementation of effective
prevention. The process of corrosion on the boiler with dry and wet surrounding along
controlling would be studied.
Keywords: Boiler, corrosion, controlling
1. PENDAHULUAN Kadang-kadang pasir, tanah dan hasil pelapukan
tumbuhan merupakan zat padat yang tidak larut
Masalah korosi dalam ketel uap (boiler) pada industri
dalam air dan berada sebagai suspensi.
sering terjadi. Ini dapat disebabkan oleh air ketel
yang tidak diolah serta diawasi dengan baik, d. Cairan.
sehingga dapat memperparah korosi dan berakibat
Kadang-kadang terdapat zat seperti asam lemak,
ketel meledak. Kualitas air sangat ditentukan oleh
minyak dan cairan hasil proses ekstraksi dari
zat-zat yang terlarut di dalamnya, seperti bahan-
tanah atau tanaman dan protein
bahan organik dan anorganik serta gas-gas, misalnya
CO2 dan O2. Kesemua itu dapat mengakibatkan kerak e. Mikro organisme.
dan terjadi korosi pada ketel uap, yang selanjutnya
tentu menimbulkan kerugian. Air alam selalu mengandung bakteri (bakteri air,
bakteri tanah, bakteri proses ekstraksi dari tanah
Pada tulisan ini akan dibahas korosi dalam atau tanaman dan protein).
lingkungan kering oleh gas pembakaran, korosi
Kerusakan ketel uap akibat kualitas air yang jelek,
dalam medium air, korosi antar kristal dan cara-cara
pengendalian. dapat menimbulkan (Ulil, 2008):
a. Kerak/deposit.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Kerak pada ketel disebabkan oleh terbentuk
Air alam dapat terkontaminasi melalui (Ulil, 2008): endapan dari air, langsung pada permukaan
pemindah panas atau oleh suspensi air yang
a. Zat padat terlarut.
menempel pada permukaan logam, sehingga logam
Menunjukkan jumlah konsentrasi garam terlarut menjadi keras dan lengket. Penguapan pada ketel
dalam air. Jumlah zat padat terlarut sering juga akan menyebabkan peningkatan kontaminan
dinyatakan dalam bentuk hantaran listrik pada air (kotoran).
dengan satuan mililhos/cm pada 250C. Banyaknya
b. Korosi.
konsentrasi garam-garam dalam air, bervariasi
dalam jenis dan jumlah, bergantung pada keadaan Korosi adalah kerusakan-kerusakan yang timbul
geologi dari tanah tempat air alam tersebut didapat. pada logam yang disebabkan karena terjadi reaksi
Garam-garam yang biasa ada, bicarbonat, HCO3; kimia antara permukaan logam dengan media
khlorida, Cl; sulfat, SO4; nitrat NO3 dari kalsium, sekelilingynya. Peristiwa korisi dapat menjadi
Ca; magnesium, Mg dan natrium, Na. Juga lebih cepat dengan meningkatnya konsentrasi
terdapat besi, Fe; mangan, Mn dan aluminium, Al. oksigen.
b. Gas terlarut. c. Keretakan.
Gas terlarut dalam air alam biasanya Keretakan ini dapat disebabkan oleh kandungan
kabondioksida, CO2; oksigen, O2; hydrogen sulfat, basa (NaOH), yang terdapat dalam air ketel.
H2S dan amonia, NH3. Karbon dioksida dan Kondisi yang menyebabkan terjadi keretakan basa
oksigen sangat berperan dalam proses terjadinya ini adalah, logam mendapat tekanan. Kelebihan
korosi. hidroksida dalam air ketel adalah hasil dari
hidrolisa natrium fosfat yang ditambahkan untuk
c. Zat padat tersuspensi.
pengaturan pH atau pengurangan kalsium dan
magnesium, dengan reaksi:
Na3PO4 + H2O Na2HPO4 + NaOH
Jurnal Teknik Mesin Vol. 5, No.2,Desember 2008 ISSN 1829-8958

Untuk mencegah keretakan basa dapat dilakukan Sirkulasi air dalam ketel selain untuk memperoleh
dengan cara: pemanasan yang merata, juga agar tidak terjadi
korosi karena adanya gelembung-gelembung uap
a. Menjaga konsentrasi, dengan cara mengatur
atau udara menempal pada dinding ketel. Sirkulasi
perbandingan komponen zat-zat khusus dalam
yang baik juga mencegah terjadinya penguapan
boiler.
setentak yang menyebabkan konsentrasi zat-zat yang
b. Menggunakan feed water yang dihasilkan dari larut dalam air naik setempat dan dapat mengendap.
pengolahan air, yang tidak mengandung
Pada ketel uap bertekanan tinggi adanya gelembung-
hidroksida bebas.
gelembung uap atau udara dapat menyebabkan
Kondisi penyebab keretakan basa, antara lain (Ulil, pemanansan setempat. Dengan adanya gelembung-
2008): gelembung uap menempel pada dinding, pada suhu
a. Stress. Dapat disebabkan dari dalam maupun luar gas bakar 500 - 600C, suhu dinding ketel, walaupun
akibat ekspansi. tanpa kerak, dapat mencapai 400C. Pada temperatur
b. Adanya kebocoran air ketel pada daerah yang itu uap air bereaksi:
mengalami stress. Akibatnya uap akan 3 Fe + 4H2O Fe3O4 + 4 H2,
menghilang dan tinggal air yang mengandung
banyak zat padat pada titik kebocoran. berarti telah terjadi korosi (Boeks and Van Den
Deysl, 1952).
c. NaOH bebas dalam air ketel.
Jika air pengisi ketel tidak bebas dari udara, pada
NaOH terkumpul pada daerah kebocoran dan pemanasan, udara terpisah dan menempel pada
menyebabkan kerusakan pada logam. Semua dinding ketel. Oksigen dari udara itu menyebabkan
kondisi ini terjadi secara simultan. korosi. Makin tinggi tekanan uap, makin tinggi
Korosi pada baja adalah kerusakan yang terjadi, temperature air dan makin besar bahaya korosi.
dimulai dari permukaan, secara kimia atau Suatu lapisan kerak yang tipis dapat menjadi lapisan
elektrokimia. Pada ketel uap korosi disebabkan oleh pelindung. Tetapi sering kali terdapat retakan-retakan
zat-zat yang terdapat dalam air ketel atau asap bahan pada kerak dan makin tebal lapisan kerak,
bakr. Korosi pada ketel atau asap bahan baker. kemungkinan retak makin besar. Juga lapisan tipis
Korosi pada ketel uap dapat dikurangi dengan pada baja dapat retak-retak, sehingga korosi akan
menggunakan baja paduan krom, nikel dan molibden. berjalan terus, terutama jika ada kerak, dimana
(Mustarsid, 1985) temperatur antara baja dan kerak dapat naik.
Pada ketel uap tekanan tinggi, bahannya tidak hanya 2.1. Korosi karena Oksidasi dalam Lingkungan
harus tahan temperatur tinggi, tetapi juga tahan Kering.
korosi, karena uap air pada suhu tinggi itu dapat
merusak baja menurut reaksi: Oksidasi terjadi pada komponen-komponen seperti
pada pipa penguap, pipa pemanas lanjut, economizer
3 Fe + 4 H2O Fe3O4 + 4 H2. dan lain-lain yang mengalami kontak langsung
Krom menyebabkan baja menjadi tahan terhadap dengan gas pembakaran.
korosi oleh uap air tersebut. Selain baja paduan feritis Supaya pembakaran dapat sempurna artinya semua
dengan kadar krom rendah (12 %), terdapat juga bahan bakar terbakar, maka perlu kelebihan udara.
baja austenitis dengan kadar krom tinggi (1826%). Biasanya faktor kelebihan udara antara 1: 2 dan 1: 4.
Untuk mencapai struktur ini diperlukan nikel Udara merupakan sumber asal dari oksigen dalam
minimum 8 %. Ketahanan oksidasi jenis baja ini jauh pembakaran (Uhlig, 1948).
lebih besar daripada paduan feritis. Temperatur
oksidasi baja paduan austenitis yang mengandung Cr, Kebanyakan oksida logam mempunyai energi bebas
antara 870C dan 1150. (Mustarsid, 1985). pembentukan negatif sampai temperature 2000C. Ini
Berarti bahwa logam akan bereaksi dengan oksigen
Baja karbon biasa pada suhu tinggi akan mengalami membentuk lapisan oksida di daerah temperatur
oksidasi dengan cepat. Oleh karena itu bagian yang tersebut (Wickert, 1952).
kena api perlu dilindungi dengan lapisan aluminium.
Lapisan aluminium ini membuat baja tersebut tahan 2.2. Korosi dalam Medium Air.
pada suhu sampai 900C (Uhlig, 1948). Dalam medium air dapat terjadi korosi galvanik
karena dua macam logam, karena perbedaan
Untuk semua jenis ketel uap, sirkulasi air penting. konsentrasi O2, karena dua macam fasa dan lain-lain
Air bukan merupakan penghantar panas yang baik. (Shreir, 1978):
Oleh karena itu panas merambat dalam air dengan
konveksi. a. Korosi galvanik karena dua macam logam.
106
Pengendalian Korosi pada Ketel Uap (Mulianti)

Apabila logam Cu dan Fe dihubungkan dan berada Baja untuk pipa ketel uap umumnya baja karbon
dalam suatu elektrolit, maka logam yang rendah. Struktur mikronya terdiri dari ferrite
mempunyai potensial elektroda lebih rendah sebagian besar dan pearlite sebagian kecil,
(dalam hal ini Fe) merupakan anoda yang akan tergantung persentase karbon. Sehingga dalam air,
mengalami korosi galvanik dengan reaksi: baja ini merupakan kumpulan sel galvanik mikro.

Anoda: Fe Fe+ + 2 e dan d. Korosi galvanik karena hal-hal lain.


Mengingat bahwa korosi galvanik terjadi karena
Reaksi katoda: Fe+ + 2 e Fe adanya perbedaan potensial, maka hal-hal yang
b. Korosi galvanik karena perbedaan konsentrasi O2 menyebabkan perbedaan potensial akan
dalam air. menyebabkan korosi galvanik. Hal-hal tersebut
diantaranya:
Konsentrasi oksigen di dalam air pada permukaan
baja dapat berbeda dari satu titik terhadap titik - Terdapat ujung-ujung dislokasi atau
lain. Titik yang kekurangan oksigen merupakan tumpukan dislokasi.
anoda terhadap titik yang lebih banyak - Ketidaksempurnaan pada batas butir, adanya
oksigennya. Di daerah yang mengandung oksigen strain hardening yang berbeda.
lebih banyak terjadi reaksi katoda:
Dua hal pertama tidak mungkin dihindari dari
O2 + H2O + 2 e 2 OH logam atau baja bahan ketel uap. Ujung-ujung
dislokasi merupakan anoda terhadap bagian logam
Reaksi katoda ini memegang peranan dalam
lainnya, sehingga biasanya disinilah mulai
terjadinya korosi.
terjadinya korosi dimulai dengan pitting.
c. Korosi galvanik karena dua macam fasa.
Batas butir juga merupakan anoda terhadap bagian
Jika permukaan besi ditutup oleh lapisan oksida lainya. Oleh karena itu korosi dapat terjadi mulai
yang terdapat dalam air dan sebagian permukaan dari batas butir.
besi terbuka, maka lapisan oksida merupakan
Strain hardening mungkin terjadi pada pipa-pipa
katoda dan bagian terbuka merupakan anoda.
boiler yang dilas disebabkan:
Pada katoda terjadi reaksi:
- Kesalahan perencanaan konstruksi sehingga
O2 + H2O+ 2 e- 2OH- terjadi thermal stress.
Pada anoda terjadi reaksi: - Kesalahan manufacturing. Setelah pengelasan
stress relieving kurang sempurna sehingga
Fe Fe+ + 2 dan Fe2+ Fe+ + e. masih ada perbedaan tegangan.
Atau reaksi-reaksi itu dapat ditulis sebagai Ketel uap yang dibuat dengan jalan dikeling,
berikut: didaerah paku keeling mendapat tegangan lebih
dibanding dengan daerah lainnya.
2 Fe 2 Fe+ + 4 e
e. Korosi oleh CO2
2 Fe+ 2 Fe+ + 2 e
Apabila CO2 terkandung dalam air, maka dapat
6 e. + 1O2 + 3 H2O 6 OH terjadi korosi. Hal ini didukung oleh adanya
oksigen. Reaksi korosi oleh CO2 dapat dijelaskan
2 Fe+ + 6 OH Fe2O3 .3H2O sebagai berikut:
Karat ini akan tumbuh di daerah anoda yang 4 Fe 4 Fe+ + 8 e
dimulai dengan pitting. Dari reaksi di atas jelas
bahwa perlu adanya oksigen dalam air untuk dapat 8 e+ 4 CO2 + 4H2 4 CO3 + 4 H2
terjadi korosi. Dengan ada ion-ion dalam air akan
menambah daya hantar listrik dan menambah laju 4 Fe+ 4 Fe+ +
korosi. 4 e
Kalau larutan mempunyai pH rendah, maka
kemungkinan lapisan oksida akan larut. Dengan 4 e+ O2 + 2H2O 4 OH
demikian korosi terjadi pada logam yang terbuka
8 H2O 8 OH + 8 H+
disebabkan adanya perbedaan konsentrasi oksigen
atau perbedaan fasa pada baja. 4 Fe+ + 12 OH 2 Fe2O3.3H2O

4 CO3 + 8 H+ 4H2O + 4 Fe
107
Jurnal Teknik Mesin Vol. 5, No.2,Desember 2008 ISSN 1829-8958

pada reaksi diatas, maka apabila ditambahkan soda


kaustik, maka ion fero akan menjadi kurang,
Jumlah reaksi:
demikian juga terjadinya H2, sehingga oksigen
4 Fe + 4 CO2 + 10 H2O + O2 2 Fe2O3.3 H2O + 4 H2 + 4 CO2 yang ada menjadi kurang agresip. Menambahkan
Dari persamaan reaksi kimia tersebut CO2 kembali soda kaustik berarti mempertinggi pH air ketel.
lagi dalam air, kemudian reaksi serupa berulang, Pada konsentrasi ion hydrogen rendah yaitu pada
demikian seterusnya (depolarisasi). Oksigen pH diatas 9,5 sampai 11, kelarutan fero ini turun
dalam reaksi ini ikut aktif pula. dari 3,3 sampai 0,1 ppm.

f. Korosi karena garam yang tidak stabil Dalam keadaan kerja dari ketel uap, konsentrasi ion
H+ akan bertambah. Sebagai contoh dari air yang
Garam-garam tertentu pada temperatur dan tekanan
atmosfir stabil dapat bekerja pada ketel uap, terurai mempunyai pH 7 pada temperature 72 F pada
menjadi garam yang mengendap dan asam. Garam- tekanan 450 psi dan temperature 480 F pH berubah
garam tersebut misalnya MgCl2 dan Mg (NO3)2, menjadi 5, 6. Oleh karena itu pH dari air pengisi
dengan reaksi sebagai berikut: ketel harus dinaikkan antara 79. Untuk ketel uap
MgC12 + 2 H2O Mg(OH)2 + 2 HCl rekanan rendah diambil pH antara 11 - 11, 5 dan
untuk ketel uap tekanan tinggi antara 10, 5-11.
2 HCl + Fe FeCl2 + H2
Bentuk korosi pada beberapa komponen ketel uap
FeCl2 + 2 H2O Fe (OH)2 + 2 HCl (Surdia, 1980):
Dan selanjutnya Fe (OH) 2 dengan adanya oksigen a. Korosi pada pemanas lanjut.
akan membentuk karat, sedangkan HCl akan
membentuk FeCl2 dan kembali membentuk karat. Karena temperature dan tekanan dalam pemanas
Demikian juga halnya dengan Mg (NO3)2: lanjut cukup tinggi, uap panas lanjut dapat bereaksi
dengan besi membentuk Fe3O4 yang magnetis:
Mg ( NO3)2 + 2 H2O Mg(OH)2 + HNO3
3 Fe + 4 H2O Fe3O4 + 4 H2. Fe3O4,
2 HNO3 + Fe Fe (NO3)2 + H2
ini dapat menutupi dinding pipa, yang merupakan
Fe (NO3)2 + 2 H2O Fe (OH)2 + 2 HNO3 lapisan pelindung. Dengan adanya kandungan zat-
zat lain yang korosif di dalam uap, maka mungkin
Magnesium sulfat yang lebih stabil, dengan adanya
lapisan oksida ini akan terkikis dan korosi akan
NaCl akan terurai menjadi MgCl2 dan Na2SO3
diteruskan. Zat-zat lain yang korosif itu seperti
kembali MgCl2 membentuk karat seperti diatas. Hal
telah dijelaskan yaitu garam magnesium klorida
serupa, terjadi pula dengan CaCl2 membentuk HCl
yang dapat membentuk HCl, karbonat yang dapat
dan Ca (NO3)2 membentuk HNO3.
membentuk CO2 dan lain-lain. Asam nitrat pada
Magnesium hidroksida adalah ringan, dapat temperature tinggi berbentuk anhidrida yang tidak
terbawa oleh uap dan akan memberikan kerusakan berbahaya selama berada dalam uap kering, tetapi
pada katup-katup turbin uap, sedangkan kalsium setelah sampai ke daerah basah umpamanya di
hidroksida akan menjadi kerak dalam ketel uap. daerah sudut turbin terakhir, akan menyebabkan
korosi. Minyak pelumas yang terbawa oleh air
g. Korosi karena ion hydrogen.
dalam pemanas lanjut akan terurai menjadi asam
Ion hidrogen dalam air akan menimbulkan reaksi: organik yang akan merusak pipa pemanas lanjut
dan turbin.
Fe+ + 2 H+ Fe+ H2
b. Korosi pada economizer.
H 2O H + OH
Economizer adalah komponen pertama dari system
Fe+ + 2 OH Fe (OH) 2 steam plant yang bekerja pada tekanan ketel uap
dengan temperatur mendekati titik didih.
Gelembung H2 terjadi pada permukaan besi Kekurangsempurnaan pada pengolahan air terutama
sehingga menghalangi kontak dengan ion hidrogen akan berakibat korosi pada economizer. Disini
dan karena kejenuhan Fe+, maka reaksi ini aka dapat terjadi pengendapan garam-garam,
mencapai kesetimbangan. Kalau dalam air ada penguraian bikarbonat yang dapat membentuk CO2
oksigen akan beraksi dengan H2 dan kontak dengan keluarnya O2 dan CO2 dari air yang akan
besi terjadi lagi. Sedangkan fero hidroksida dengan membenetuk gelembung-gelembung gas yang akan
ada oksigen akan menjadi feri hidroksida yang terkumpul terkurung di antara permukaan pipa dan
kemudian membentuk karat. Disini oksigen kumpulan endapan atau pada header. Dengan
berperan dalam terjadinya proses korosi. Karena demikian korosi terutama terdapat di tempat-tempat
adanya keseimbangan antara ion fero dan hidroksil tersebut. Korosi yang terdapat pada economizer
108
Pengendalian Korosi pada Ketel Uap (Mulianti)

terutama terbentuk pitting dan berbentuk karat pembebanan atau produksi uap perjam yang tinggi
hitam (magnetik). Secara visual karat hitam ini atau pada pipa-pipa di daerah produksi uap tinggi.
tidak menyatakan tanda-tanda korosi tetapi setelah
Korosi semacam ini dapat dikurangi dengan
pipa dipatahkan atau digores bagian hitam ini
menggunakan garam-garam netral atau
ternyata lunak.
menghilangkan NaOH dsalam air ketel dengan
Telah dicatat beberapa peledakan economizer yang mempergunakan pengontrolan Ph oleh fosfat.
menyebabkan kecelakaan dan kerusakan Sebagai garam netral dapat dipergunakan natrium
disebabkan karena korosi pada economizer. Korosi nitrat atau natrium sulfat dengan konsentrasi 20%
dibagian luar pipa economizer terutama disebabkan 30% dari natrium hidroksida.
kondensasi uap air yang ada dalam gas asap sebagai
Ketel uap yang dilas tanpa kelingan tidak mudah
pemanas economizer. Pada gas asap ini pula
mengalami perapuhan kostik, walaupun daerah las-
terkandung O2. SO2 dan CO2 yang akan merusak
lasan juga peka terhadap korosi.
pipa dalam suasana basah. Untuk mencegah
kondensasi tersebut, perlu dijaga agar temperature
air dalam economizer tidak kurang dari 50 C. 3. PENGENDALIAN KOROSI DALAM KETEL
Korosi dalam pipa economizer lebih berbahaya, UAP
karena tidak terlihat dengan pemeriksaan dari luar. Selain dari pada pengendalian korosi yang disebut
Pipa harus dibongkar, dipotong dan diperiksa.. pada bahasan terdahulu dari dasar terjadinya korosi
c. Korosi pada pipa-pipa penguap. dapat diambil kesimpulan bahwa pengendalian korosi
dalam ketel uap dilakukan dengan jalan (Surdia,
Percobaan menyatakan bahwa konsentrasi NaOH 1980) :
yang terendah dibawah 100 ppm membantu tetap
adanya lapisan oksida besi yang memberikan a. Menghilangkan gas-gas oksigen dan CO2 yang
lindungan pada baja. Meskipun air ketel terkandung dalam air pengisi ketel dengan jalan
mempunyai konsentrasi NaOH rendah, lapisan deaertion secara termis atau fisis, selanjutnya
konsentrasi tinggi dapat terjadi di beberapa tempat secara kimia.
tergantung pada sifat dan keadaan letak pipa-pipa. b. Mengadakan pengolahan air pengisi ketel, sesuai
Pada pipa-pipa penguap, terjadi gelembung- dengan persyaratan ketel uap.
gelembung uap. Selama gelembung-gelembung uap c. Memelihara ketel uap menurut ketentuan yang
masih kontak dengan permukaan pipa baja disana ditetapkan untuk membersihkan ketel uap.
terjadi pemanasan lebih dan dengan proses
berulang-ulang terjadinya gelembung, maka dapat d. Ketel bekerja menurut ketentuan-ketentuan yang
membentuk lapisan yang konsentrasi NaOH tinggi. telah ditetapkan.
Ditempat-tempat in akan terjadi korosi. Korosi ini 3.1. Pengendalian Air.
terjadi pada bagian dalam bawah dari pipa penguap
(dari ketel uap pipa air horizontal) yang sirkulasi Pengendalian air ketel uap yang perlu dilakukan :
airnya tidak tertentu. Perapuhan kostik terjadi pula a. Alkalinity
pada pipa-pipa penguap. Perapuhan kostik ialah
suatu bentuk korosi dimana terjadi retak halus Alkalinity dalam raw water, softened water, feed
diantara kristal-kristal suatu bahan, disebabkan water dan boiler water untuk control langsung
adanya alkali atau garam-garam yang terdapat terhadap korosi dan control tidak langsung terhadap
dalam air ketel. Alkali atau garam tersebut deposit. Nilai-nilai penentuan ini dapat dipakai untuk
melarutkan bagian yang amorf diantara kristal- menghitung banyaknya alkali yang ditambah pada air
kristal, sedangkan kristal-kristal tidak mengalami asam, untuk mengurangi agresif atau banyaknya
perubahan (korosi antar kristal). Ca(OH)2 dan Na2CO3 yang dipakai dalam proses
pengolahan air. Alkalinity berhubungan dengan pH
Perapuhan kostik disebabkan oleh (Surdia, 1980): air, alkaliniti rendah berarti pH air tinggi dan
- Konsentrasi NaOH yang nterlalu tinggi (diatas 1%) sebaliknya. Untuk itu alkalinity air ketel harus diatur,
sehingga pH air tidak terlalu rendah ataupun tinggi.
- Adanya konsentrasi tegangan di atas Yield point. Pada pH rendah dapat terjadi korosi dan pada pH
Karena itu korosi ini terjadi pada ketel uap yang tinggi akan terjadi buih. Berikut ini diberikan batas
dibuat dengan kelingan pada sambungan alkalinity air ketel berdasarkan tekanan uap (Ulil,
sambungan dimana terjadi konsentrasi tegangan 2008):
dan ruang-ruang antara pelat yang memungkinkan
terjadinya konsentrasi NaOH tinggi. Bentuk korosi
diatas terjadi pada ketel uap yang mempunyai
109
Jurnal Teknik Mesin Vol. 5, No.2,Desember 2008 ISSN 1829-8958

Tabel 1. Persyaratan Alkalinity Air Ketel. f. Hidrasin


Alkalinity total, sebagai CaCO3 (ppm) Penentuan hidrasin dalam mengontrol korosi,
Tekanan (Psi)
Minimum Maksimum dilakukan dengan cara mempertahankan konsenstrasi
hidrasin sedikit berlebih. dalam air ketel
0-300 200 700
301-450 160 600 g. pH
451-600 120 500 Pengukuran pH diperlukan untuk mengontrol korosi
601-750 120 400 atau kerak. Pada pH rendah dapat terjadi korosi dan
751-900 120 300 pada pH tinggi akan terjadi kerak. Selain itu, pH
tinggi dapat menimbulkan busa, sehingga akan
b. Kesadahan menyebabkan carry over.
Penentuan kesadahan dalam air ketel yaitu untuk h. Konduktivity
dasar perhitungan jumlah bahan kimia yang
dibutuhkan pada internal treatment (senyawa fosfat). Konduktivity merupakan kesanggupan air untuk
Karena akibat kesadahan ini dapat terbentuk kerak, menghantarkan arus listrik. Dalam larutan , daya
maka air ketel sebaiknya mempunyai kesadahan nol. hantar lisrik ini disebabkan oleh ion-ion, sehingga
dengan mengukur konduktivity dapat diketahui
c. Oksigen terlarut jumlah zat padat terlarut didalamnya. Kemurnian uap
Penentuan oksigen terlarut di perlukan sebagai dasar dapat dilihat dengan mengukur konduktiviti
perhitungan jumlah bahan kimia yang dibutuhkan kondensat yang merupakan perkiraan zat padat yang
pada internal treatment. Oksigen terlarut dapat carry over sebagai uap tidak murni. Rekapitulasi
mempercepat terjadi korosi, untuk itu konsentrasinya kegunan dalam control melalui pengendalian
harus dibatasi. Nilainya dibatasi di bawah 0,02 mg/l parameter air, dapat dilihat pada Tabel 3, berikut ini
dan untuk tekanan tinggi harus dibawah 0,005mg/1 (Ulil, 2008) :
(Ulil,2008). Tabel 3. Parameter air sebagai Kontrol pada Ketel uap.
d. Fosfat. Kegunaan dalam Kontrol
No Parameter
Penentuan fosfat diperlukan untuk mengontrol . Air Carry
Korosi Kerak Keretakan
Over
pembentukan kerak dan keretakan. Sebagai contoh
pemakaian fosfat sebagai internal treatment pada 1 Alkalinity X X - -
pengontrolan kerak, maka kelebihan sedikit fosfat 2 Hidroksida X X - X
harus dikontrol dalam ketel. Untuk mengontrol 3 Fosfat - X X -
keretakan, maka harus dijaga hubungan antara 4 Kesadahan - X - -
alkaliniti dan fosfat (ukuran pH), sehingga tidak (Ca,Mg)
terbentuk hidroksida bebas. Konsentrasi fosfat dalam 5 Hidrasin X - - -
air ketel berkisar antara 30-60 ppm PO4. (N2H4)

e. Klorida
3.2. Pengolahan Air
Hampir semua air mengandung garam klorida,
sehingga konsentrasi garam klorida dapat dipakai Untuk mendapatkan air yang memenuhi persyaratan
untuk memperkirakan jumlah zat padat terlarut dalam untuk keperluan ketel uap (Boiler), diperlukan water
air. Selanjutnya jika terdapat kelebihan zat padat treatment. Ada dua cara pengolah yaitu:
terlarut, dapat dilakukan blowdown untuk - Pengolahan yang dilakukan di luar boiler (eksternal
menguranginya. Zat padat terlarut dalam air ketel, treatment).
dibatasi sebagai berikut (Ulil, 2008):
- Pengolahan di dalam boiler (internal treatment).
Tabel 2. Batasan zat Padat Terlarut dalam Air Ketel.
Jika digunakan air dengan kandungan mineral tinggi
No. Tekanan, (Psi) Zat Padat Silika SiO2, (air laut), dapat dilakukan demineralisasi water
Terlarut, (ppm) system, antara lain dengan cara destilasi, elektrolisa,
(ppm)
pembekuan, osmosa bolak balik, kimia dan
1 0-200 4000 150 demineralisasi (Ulil, 2008):
2 201-300 3500 100
a. Cara Destilasi
3 301-600 3000 - 2000 50-40
Dalam metoda ini air dengan mineral tinggi diubah
4 601-900 2000-1400 30-20
menjadi air tawar. Prinsipnya sederhana yaitu dengan
5 901-1100 1400-1000 20-10 memanaskan air laut dan uapnya didinginkan
6 1100-1500 1000-750 10-5 kembali. Untuk membuat air tawar dari air laut dalam
110
Pengendalian Korosi pada Ketel Uap (Mulianti)

jumlah besar, air laut dimasukkan ke dalam bejana 4. KESIMPULAN


dan dipanaskan oleh uap melalui pipa uap. Karena
Dari uraian sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai
pengaruh panas ini, air laut mulai menguap. Uap air
berikut :
laut dimasukkan kedalam bejana kedua yang
dilengkapi dengan instalasi air pendingin. Panas uap - Kualitas air sangat berpengaruh terhadap
diserap oleh air garam dan mengembun membentuk terjadinya korosi pada ketel uap.
air baku. Pada proses ini akan terjadi masalah yaitu
- Pengolahan serta pengendalian persyaratan air
terbentuknya kerak dipermukaan logam (pipa). Kerak
pengisi ketel uap diperlukan dalam menekan
ini keras dan sukar untuk dihilangkan dan juga
terjadinya proses korosi dan keretakan ketel
merupakan penghantar panas yang jelek. Untuk
mengatasi hal ini, permukaan logam sebaiknya uap.
dilapisi teflon. - Di Indonesia masalah korosi dalam ketel uap di
industri besar sudah mendapat penanganan yang
b. Cara Demineralisasi
sungguh-sungguh, tetapi di industri menengah
Garam dari air dapat juga dihilangkan dengan dan kecil belum. Oleh karena itu terhadap
memakai ion. Unit penukar ion dilengkapi dengan operatornya perlu diberi penataran secara
penyaring pasir. Penukar ion terdiri dari penukar intensif.
kation dan penukar anion. Penukar kation mengambil
ion positif dari air dan penukar anion mengambil ion PUSTAKA
negatif dari air. Bahan penukar ini adalah resin yang
apabila telah jenuh dapat diaktifkan kembali setelah 1. Bocks and Van Der Deyl, Stoomketels,
diregenerasi. Penukar kation diregenerasi dengan Uitgevers Maatschappy. A.E Kluwer Deventer,
asam sulfat (H2SO4) sedang penukar anion 1952.
diregenerasi dengan menggunakan natrium 2. Darmawan, A., Korosi pada Ketel Uap,
hidroksida (NaOH). Yogyakarta,Media Teknik, 111 (4), Fakultas
Teknik UGM, 1981.
ke
Make Up 3. Mustarsid, Korosi pada Ketel Uap, Bandung
Water
Air 4 6 7 8 Tank Bulletin Industri Bahan dan Barang Teknik, Ed.6
olah- 1 Th. III, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
an
2 3
5 Industri Bahan dan Barang Teknik, 1985.
4. Surdia T., Korosi dalam Boiler, Bandung, Dept.
1. Sand Filter Pengaturan pH
Mesin ITB, 1980.
2. Cation Exchanger I
3. Cation Exchanger II 5. Shreir, Corrosion, London, Newnes
- Air sumur 4. Gas Extractor Butterworths, ,1978
- Air PAM 5. Bak Penampung
- air hasil 6. Anion Exchanger I 6. Uhlig, Corrosion Handbook, New York, John
Evaporator 7. Anion Exchanger II
8. Mixed Bed Wiley & Sons Inc., 1948.
7. Ulil, Http://www.ccitonline,com/mekanikal,
Gambar 1. Pengolahan Air dengan Cara Penukar Ion 2008.
Reaksi penukar ion: 8. Wickert V., K.,Werstoffe und Korosion,
H2SO4 + 2 ROH R2SO4 + 2 H2O Chemische Probleme in Hochdruckkraftwerk.,
1952.
HCI + ROH RCI + H2O
HNO3 + ROH RNO3 + H2O
Karena anion yang dipakai dalam resin adalah basa
kuat, maka dapat terjadi penghilangan asam lemah
yaitu asam karbonat dan asam silikat, sesuai dengan
reaksi:
H2CO 3 + ROH RHCO3 + H2O
H2SiO3 + ROH RHSiO3 + H2O4.

111

Anda mungkin juga menyukai