Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA

MANAJERIAL DENGAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN TUGAS


SEBAGAI VARIABEL MODERASI
( Studi Kasus Perusahaan Manufaktur di Denpasar )

USULAN PENELITIAN

Oleh:

GUSTI AYU PUTU EKA DEWI PRIHANTARI


NIM: 1591661009

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

0
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Salah satu fungsi dari sistem akuntansi menejemen adalah menyediakan sumber
informasi bagi manajemen untuk mengendalikan aktivitasnya dan mengurangi
ketidakpastian lingkungan dalam usaha mencapai tujuan organisasi tersebut.
Informasi tersebut juga bertujuan meningkatkan kemampuan manajemen dalam
memahami keadaan lingkungan yang sebenarnya serta memudahkan dalam
mengidentifikasikan aktivitas yang relevan.
Hasil penelitian Chia dan Gul (1994) serta Chia (1995) membuktikan bahwa
karakteristik informasi akuntansi manajemen tergantung pada variable konsektual
organisasi yaitu desentralisasi, dua sub-sistem control itu akan berpengaruh positif
terhadap kinerja manajerial. Pengaruh positif itu terjadi apabila ada interaksi yang
saling berhubungan. Berdasarkan hasil studi empiris Ritonga dan Zainuddin (2002),
ternyata ketidakpastian lingkungan memiliki pengaruh terhadap informasi akuntansi
manajemen dimana keadaan ketidakpastian lingkungan akan semakin tinggi akan
makin diperlukan adanya informasi akuntansi manajemen dengan cakupan luas,
informasi tepat waktu, informasi teragregasi dan informasi terintegrasi.
Ketidakpastian tugas merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh
terhadap kualitas informasi akuntansi manajemen. Ketidakpastian tugas merupakan
perbedaan antara jumlah informasi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tugas dengan
jumlah informasi yang tersedia. Menurut Chong (1996), jumlah dari informasi sistem
akuntansi manajemen yang dimiliki manager dalam pengambilan keputusan akan
menjadi penentu dari ketidakpastian tugas. Suatu ketidakpastian tugas yang tinggi
menunjukkan ketidakcukupan informasi untuk penyelesaian tugas tersebut, sistem
akuntansi manajemen dapat mengatasi permasalahan ini dengan menyediakan
informasi yang dibutuhkan manajer untuk memahami situasi yang terjadi untuk
mencapai keputusan yang optimal bagi perusahaan.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) Apakah terdapat pengaruh informasi sistem akuntansi manajemen terhadap
kinerja manajerial?
2) Apakah terdapat pengaruh informasi sistem akuntansi manajemen terhadap
kinerja manajerial dengan ketidakpastian lingkungan sebagai variabel moderasi?
3) Apakah terdapat pengaruh informasi sistem akuntansi manajemen terhadap
kinerja manajerial dengan ketidakpastian tugas sebagai variabel moderasi?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian adalah sebagai
berikut:
1) Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh informasi sistem akuntansi
manajemen terhadap kinerja manajerial.
2) Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh informasi sistem akuntansi
manajemen terhadap kinerja manajerial dengan ketidakpastian lingkungan
sebagai variabel moderasi.
3) Untuk terdapat pengaruh informasi sistem akuntansi manajemen terhadap
kinerja manajerial dengan ketidakpastian tugas sebagai variabel moderasi.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya:
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini merupakan kesempatan yang baik bagi peneliti untuk
menerapkan akuntansi manajemen yang telah diperoleh di bangku kuliah,
khususnya untuk menambah pengetahuan dalam mencapai kesuksesan
perusahaan.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai sumbangan pemikiran
dan bahan pertimbangan bagi para Manager terutama pada perusahaan
manufaktur yang ada di Kota Denpasar.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2
2.1.1 Ketidakpastian Lingkungan
Ketidakpastian lingkungan diidentifikasikan sebagai variabel kontekstual
dalam sistem akuntansi. Namun dalam kondisi yang tidak pasti proses
perencanaan dan pengendalian akan menjadi lebih sulit dan banyak
menghadapi masalah di masa yang akan datang dan sulit untuk diperkirakan
(Duncan,1997 dalam Prasetyo,2002). Ketidakpastian lingkungan yang
dihadapi seorang manajer akan mempengaruhi karakteristik informasi yang
dibutuhkannya.
Ketidakpastian lingkungan adalah kondisi eksternal sebagai rasa
ketidakmampuan seseorang untuk memprediksi secara akurat pada operasional
perusahaan (Miliken, 1987). Ketidakpastian lingkungan yang dirasakan
menjadi variabel independen yang dijadikan perusahaan sulit untuk
memprediksi, membuat perencanaan dan pengendalian mengenal lebih sulit
(Burn dan Stalker Gudon, 1999). Seseorang mengalami ketidakpastian karena
dia merasa tidak mampu membedakan antara data yang relevan dengan data
yang tidak relevan.
Semakin tinggi pengaruh ketidakpastian lingkungan, semakin dibutuhkan
informasi yang berkarekteristik sistem informasi akuntansi yang
memungkinkan para manajer mempunyai peran yang lebih besar dalam
pengambilan keputusan dan ebih bertanggung jawab terhadap unit kerja yng
dipimpinnya. Keadaan ketidakpastian lingkungan tinggi diperlukan informasi
dengan cakupan luas, informasi yang tepat waktu, informasi terintegrasi dan
informasi teragregasi.
2.1.2 Ketidakpastian Tugas
Hickson, et al dalam Syam (2000) mendefinisikan ketidakpastian tugas
sebagai kekurangan informasi tentang kejadian-kejadian di masa depan
sehingga alternatif-alternatif tindakan dan outcome yang akan dihasilkan sulit
untuk diprediksi. Dalam penelitian Kim et al dalam Lindrianasari (2000)
membagi ketidakpastian tugas menjadi dua dimensi, yaitu task variability dan
task analyzability. Definisi task variability diartikan dengan sejumlah kasus
yang luar biasa atau yang tidak diharapkan atau kejadian yang tidak
tertanggulangi dan task analyzability diartikan sebagai pengetahuan atau

3
pemahaman yang konkrit mengenai suatu kegiatan dan tingkat kompleksias
proses pelaksanaan tugas. Dari dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
ketidakpastian tugas (task uncertainty) merupakan keadaan yang terjadi
dengan cepat dan tak terduga dimana kehadirannya tidak diharapkan,
ketidakpastian tugas terkait dengan pemahaman individu yang ada di
organisasi tentang suatu kegiatan dan suatu kompleksitas proses pelaksanaan
tugas, dan ketidakpastian mempengaruhi kinerja. Hirts (1981) membagi
menjadi tiga yaitu ketidakpastian tugas tinggi, ketidakpastian tugas sedang,
dan ketidakpastian tugas rendah. Ketidakpastian tugas tinggi dapat diartikan
sebagai kondisi tugas yang tidak dapat dipahami dengan baik oleh karyawan.
Dari ketidakpahaman atas tugas tersebut maka karyawan tidak memiliki
pengetahuan yang cukup mengenai apa yang harus dilakukan. Sedangkan
ketidakpastian tugas rendahmerupakan suatu kondisi dimana karyawan
memahami dengan baik terhadap tugasnya.
2.1.3 Karakteristik Informasi Akuntansi Manajemen
Informasi Akuntansi Manajemen yang berguna untuk membantu para
pekerja, manajer dan eksekutif untuk membuat keputusan yang lebih baik
(Atkinson 1995 dalam Prasetyo 2002). Bukti empiris mengenai karakteristik
informasi yang bermanfaat menurut persepsi para manajerial adalah terdiri
dari informasi broad scope, timeliness, aggregation dan informasi yang
memiliki sifat intergrasi (Chenhal dan Morris, 1986).
a. Informasi Broad Scope Sistem Akuntansi Manajemen
Informasi broad scope memberikan informasi tentang faktor-faktor
eksternal maupun internal perusahaan, informasi broad scope juga
mencakup tentang info non-ekonomi, estimasi kejadian yang mungkin
terjadi pada masa yang akan datang, serta aspek-aspek lingkungan (Chenhall
dan Morris, 1986). Nazaruddin (1998) menyatakan adanya perbedaan
tingkat ketidakpastian lingkungan berdampak positif terhadap informasi
broad scope.
b. Informasi timeliness Sistem Akuntansi Manajemen
Informasi yang tepat waktu akan berpengaruh positif karena mampu
merespon suatu kejadian dengan cepat (Gudono, 2000).

4
c. Informasi agregasi Sistem Akuntansi Manajemen
Informasi agregasi memberikan informasi mengenai area
pertanggungjawaban mereka sehingga dapat mengurangi terjadinya konflik
dan mendukung para manajerial untuk mengatasi adanya info overload
(Iselin 1998 dalam Prasetyo 2002).
d. Inforamsi integrasi Sistem Akuntansi Manajemen
Informasi terintegrasi akan berperan dalam mengkoordinasi kebijakan
organisasi yang memiliki tingkat desentralisasi tinggi, agar terjadi
keselarasan dalam mencapai tujuan utuh perusahaan (Gudono,2002).
2.1.3 Pendekatan Kontijensi
Pendekatan kontijensi pada akuntansi manajemen didasarkan pada premis
bahwa tidak ada Sistem Akuntansi Manajemen secara universal bisa
diterapkan pada seluruh organisasi dalam setiap keadaan tetapi Sistem
Informasi Akuntansi itu tergantung pada faktor-faktor situasional yang ada
dalam organisasi.
2.1.4 Hubungan Sistem Akuntansi Manajemen dan Kinerja Manajerial
Terhadap Ketidakpastian Lingkungan
Watson (1999) dalam Gudono (1999), menyatakan karakteristik Sistem
Akuntansi Manajemen mengarahkan ke mekanisme yang akan mendukung
struktur organisasi. Disamping itu semakin tinggi pengaruh ketidakpastian
lingkungan, semakin membutuhkan informasi yang berkarakteristik. Sistem
Akuntansi Manajemen yang memungkinkan para manajer memiliki peran
lebih besar dalam pengambilan keputusan dan lebih bertanggungjawab
terhadap unit kerja yang dipimpinnya.
2.1.5 Hubungan Sistem Akuntansi Manajemen dan Kinerja Manajerial
Terhadap Ketidakpastian Tugas
Ketidakpastian tugas merupakan perbedaan antara jumlah informasi yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan tugas dengan jumlah informasi yang tersedia. Jadi,
jumlah dari informasi sistem akuntansi manajemen yang manager miliki untuk
pengambilan keputusan akan menjadi penentu dari ketidakpastian tugas (Chong,
1996). Suatu ketidakpastian tugas yang tinggi menunjukkan ketidakcukupan
informasi untuk penyelesaian tugas tersebut, sistem akuntansi manajemen dapat
mengatasi permasalahan ini dengan menyediakan informasi yang dibutuhkan
5
manajer untuk memahami situasi yang terjadi untuk mencapai keputusan yang
optimal bagi perusahaan.

BAB III
KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir

6
Sistem Akuntansi Kinerja Manajerial
Manajemen

- Ketidakpastian Lingkungan
- Ketidakpastian Tugas

Gambar 3.1 Konsep Penelitian

3.2 Hipotesis Penelitian


Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Hi: Terdapat pengaruh informasi sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja
manajerial.
H2: Terdapat pengaruh informasi sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja
manajerial dengan ketidakpastian lingkungan sebagai variabel moderasi.
H3: Terdapat pengaruh informasi sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja
manajerial dengan ketidakpastian tugas sebagai variabel moderasi.

BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

7
Rancangan penelitian adalah rencana dari struktur penelitian yang mengarahkan

proses dan hasil riset sedapat mungkin menjadi valid, objektif, efisien dan efektif

(Jogianto, 2007:53). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem

akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial dengan ketidakpastian lingkungan

dan ketidakpastian tugas sebagai variabel moderasi. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh manajer level menengah keatas pada perusahaan manufaktur di

Denpasar. Hipotesis diuji dengan moderated regression analysis (MRA) dengan

terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Hasil analisis kemudian diinterpretasikan

dan setelah itu disimpulkan dan diberikan saran.


Rancangan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1 sebagai berikut:

Masalah Penelitian

Rumusan Masalah

Hipotesis

Variabel Penelitian
Sistem akuntansi manajemen, kinerja manajerial, ketidakpastian
lingkungan, dan ketidakpastian tugas.

Instrumen Penelitian Penentuan Responden


Kuesioner yang telah diuji validitas Semua Manager level menengah
dan reliabilitasnya keatas

Pengumpulan Data Analisis Data

8
Kesimpulan dan Pembahasan dan
Saran Interpretasi Hasil
4.2 Identifikasi Variabel
Variabel-variabel yang diidentifikasi dalam penelitian ini dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
1) Variabel bebas dalam penelitian adalah sistem akuntansi manajemen (X1);
2) Variabel pemoderasi pada penelitian ini adalah ketidakpastian lingkungan (X2)
dan ketidakpastian tugas (X3);
3) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja manajerial (Y).

4.3 Jenis dan Sumber Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah jumlah manager level menengah
keatas padaperusahaan manufaktur dan hasil kuesioner yang berupa jawaban
responden;
2) Data kualitatif dalam penelitian ini berupa daftar perusahaan manufaktur yang
bergerak diberbagai sektor usaha produktif di Denpasari.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
9
1) Data primer dalam penelitian ini adalah sistem akuntansi manajemen yang
dimiliki oleh perusahaan guna meningkatkan kinerja para manajer yang
diperoleh dari jawaban atas kuesioner yang diajukan atau disebarkan kepada
responden;
2) Data sekunder dalam penelitian ini berupa daftar perusahaan manufaktur yang
bergerak diberbagai sektor usaha produktif di Denpasar.
4.4 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel
4.4.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh manajer level menengah
keatas pada perusahaan manufaktur di Denpasar, yang mana menurut data dari
BPS (2012) terdapat 105 perusahaan manufaktur yang bergerak diberbagai
sektor usaha produktif (BPS, 2012).
4.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2013:120). Penelitian ini mengambil sampel para
manajer dibagian operasional dan pemasaran karena didasarkan pada variabel
yang diteliti yaitu ketidakpastian lingkungan dan ketidakpastian tugas.
4.4.2 Metode penentuan sampel
Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode random sampling atau pengambilan sampel secara acak. Jumlah
sampel dihitung dengan menggunakan rumus Slovin, dengan asumsi batas
toleransi 10% (Sugiyono, 2012).

4.5 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode survei
dengan teknik pengumpulan data menggunakan angket (kuesioner) dan
wawancara.
4.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
regresi moderasi (moderated regression analysis) dengan bantuan program SPSS
for windows.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ernawan, V. Budi. 1995. Analisa Pengaruh Interaksi Ketidakpastian Lingkungan,


Desentralisasi, dan Informasi Akuntansi Manajemen terhadap Prestasi Kerja
Manajer. Skripsi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Gordon, E.A. and Miller. 1986. A Contigency Framework for the Design of Accounting
Information Systems. Accounting, Organizations and Society. pp. 59 69.
Gordon, L.A. and V.K. Narayanan. 1984. Management Accounting Systems, Perceived
Environmental Uncertainty and Organization Structure: An Empirical Investigation.
Accounting, Organizations and Society. Vol.9, No.1. pp. 259 285.

11
Gudono. 1999. Teori Akuntansi Keperilakuan, Semiloka Sehari Metodologi Penelitian
Akuntansi Keperilakuan, Novotel, Yogyakarta.
Gul and Chia, Y.M. 1994. The Effect of Management Accounting Systems, Perceived
Environmental Uncertainty and Decentralization on Managerial Performance: A Tes
of Three-way Interaction. Accounting, Organizations and Society. Vol. 19. pp
413 426.
Hirst, Mark K. 1981. Accounting Information And The Evaluation Of Subordinate
Performance: A Situational Approach. The Accounting Review, Vol. LVI, No. 4,
Oktober pp.771-784.
Heller, F.A and Yulk. 1989. Participation in Managerial Decision Making and Situational
Variable. Organizational Behavior and Human Performance. pp. 230.
Inc.Chenhall, R.H. dan D. Morries. 1986. The Impact of Structure, Environment, and
Interdependence on the Perceived Usufulness of Management Accounting Systems.
Accounting Review. pp. 16 35.
Indriantoro dan Supomo. B. 1998. Pengaruh Struktur dan Kultur Organisasional
Terhadap Keefektifan Anggaran Partisipasi dalam Peningkatan Kinerja Manajerial.
Kelola, No.18/VII/1998. pp. 6180.
Iselin. 1988. The effect of Information Load and Information Diversity on Decision
Quality in The Structured Decision Task. Accpunting, Organization, And Society.
Jaryanto. 2008. Pengaruh Ketidakpastian Tugas dan Desentralisasi Terhadap Kinerja
Manajerial dengan Sistem Akuntansi Manajemen Sebagai Variabel Intervening
(Studi pada Perusahaan Manufaktur di Jawa Tengah), Disertasi S2. Universitas
Diponegoro, Semarang
Jogianto. 2007. Metode Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman.
Yogyakarta: BPFE.
Lindrianasari. 2002. Correlation Between expertise and participation dan correlation
between participation and other variables in development information system.
Simposium Nasional Akuntansi. Jakarta.
Miah, N.Z. and Mia L. 1996. Decentralization, Accounting Control and Performance of
Government Organizations: A New Zealand Empirical Study. Financial
Accountibility and Management. August 1996. pp. 173 189.
Prasetyo, P. Priyono. Pengaruh Locus of Control terhadap Hubungan Antara
Ketidakpastian Lingkungan dengan Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi

12
Manajemen, Jurnal Riset Akuntasi Indonesia, Januari 2002.
Ritonga, Kirmizi dan Zainuddin Yuserrie. 2002. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan
Terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Manajemen Organisasi Sebagai Faktor
Moderasi. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5, No. 1, pp. 102-118.
Riyanto, Bambang. 1997. Strategic Uncertainty, Management Accounting Systems and
Performance: Emperical Investigation of Contigency Theory at a Firm Level.
Unpublished Ph. D, Dissertation, Temple University.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. CV. ALFABETA: Bandung.
Syam, F. 2000. Informasi Akuntansi, Ketidakpastian Tugas Dan Perilaku Manajer:
Suatu Eksperimen Semu. Tesis Program Pasca Sarjana Studi Akuntansi UGM.

13

Anda mungkin juga menyukai