USULAN PENELITIAN
Oleh:
0
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) Apakah terdapat pengaruh informasi sistem akuntansi manajemen terhadap
kinerja manajerial?
2) Apakah terdapat pengaruh informasi sistem akuntansi manajemen terhadap
kinerja manajerial dengan ketidakpastian lingkungan sebagai variabel moderasi?
3) Apakah terdapat pengaruh informasi sistem akuntansi manajemen terhadap
kinerja manajerial dengan ketidakpastian tugas sebagai variabel moderasi?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian adalah sebagai
berikut:
1) Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh informasi sistem akuntansi
manajemen terhadap kinerja manajerial.
2) Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh informasi sistem akuntansi
manajemen terhadap kinerja manajerial dengan ketidakpastian lingkungan
sebagai variabel moderasi.
3) Untuk terdapat pengaruh informasi sistem akuntansi manajemen terhadap
kinerja manajerial dengan ketidakpastian tugas sebagai variabel moderasi.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya:
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini merupakan kesempatan yang baik bagi peneliti untuk
menerapkan akuntansi manajemen yang telah diperoleh di bangku kuliah,
khususnya untuk menambah pengetahuan dalam mencapai kesuksesan
perusahaan.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai sumbangan pemikiran
dan bahan pertimbangan bagi para Manager terutama pada perusahaan
manufaktur yang ada di Kota Denpasar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
pemahaman yang konkrit mengenai suatu kegiatan dan tingkat kompleksias
proses pelaksanaan tugas. Dari dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
ketidakpastian tugas (task uncertainty) merupakan keadaan yang terjadi
dengan cepat dan tak terduga dimana kehadirannya tidak diharapkan,
ketidakpastian tugas terkait dengan pemahaman individu yang ada di
organisasi tentang suatu kegiatan dan suatu kompleksitas proses pelaksanaan
tugas, dan ketidakpastian mempengaruhi kinerja. Hirts (1981) membagi
menjadi tiga yaitu ketidakpastian tugas tinggi, ketidakpastian tugas sedang,
dan ketidakpastian tugas rendah. Ketidakpastian tugas tinggi dapat diartikan
sebagai kondisi tugas yang tidak dapat dipahami dengan baik oleh karyawan.
Dari ketidakpahaman atas tugas tersebut maka karyawan tidak memiliki
pengetahuan yang cukup mengenai apa yang harus dilakukan. Sedangkan
ketidakpastian tugas rendahmerupakan suatu kondisi dimana karyawan
memahami dengan baik terhadap tugasnya.
2.1.3 Karakteristik Informasi Akuntansi Manajemen
Informasi Akuntansi Manajemen yang berguna untuk membantu para
pekerja, manajer dan eksekutif untuk membuat keputusan yang lebih baik
(Atkinson 1995 dalam Prasetyo 2002). Bukti empiris mengenai karakteristik
informasi yang bermanfaat menurut persepsi para manajerial adalah terdiri
dari informasi broad scope, timeliness, aggregation dan informasi yang
memiliki sifat intergrasi (Chenhal dan Morris, 1986).
a. Informasi Broad Scope Sistem Akuntansi Manajemen
Informasi broad scope memberikan informasi tentang faktor-faktor
eksternal maupun internal perusahaan, informasi broad scope juga
mencakup tentang info non-ekonomi, estimasi kejadian yang mungkin
terjadi pada masa yang akan datang, serta aspek-aspek lingkungan (Chenhall
dan Morris, 1986). Nazaruddin (1998) menyatakan adanya perbedaan
tingkat ketidakpastian lingkungan berdampak positif terhadap informasi
broad scope.
b. Informasi timeliness Sistem Akuntansi Manajemen
Informasi yang tepat waktu akan berpengaruh positif karena mampu
merespon suatu kejadian dengan cepat (Gudono, 2000).
4
c. Informasi agregasi Sistem Akuntansi Manajemen
Informasi agregasi memberikan informasi mengenai area
pertanggungjawaban mereka sehingga dapat mengurangi terjadinya konflik
dan mendukung para manajerial untuk mengatasi adanya info overload
(Iselin 1998 dalam Prasetyo 2002).
d. Inforamsi integrasi Sistem Akuntansi Manajemen
Informasi terintegrasi akan berperan dalam mengkoordinasi kebijakan
organisasi yang memiliki tingkat desentralisasi tinggi, agar terjadi
keselarasan dalam mencapai tujuan utuh perusahaan (Gudono,2002).
2.1.3 Pendekatan Kontijensi
Pendekatan kontijensi pada akuntansi manajemen didasarkan pada premis
bahwa tidak ada Sistem Akuntansi Manajemen secara universal bisa
diterapkan pada seluruh organisasi dalam setiap keadaan tetapi Sistem
Informasi Akuntansi itu tergantung pada faktor-faktor situasional yang ada
dalam organisasi.
2.1.4 Hubungan Sistem Akuntansi Manajemen dan Kinerja Manajerial
Terhadap Ketidakpastian Lingkungan
Watson (1999) dalam Gudono (1999), menyatakan karakteristik Sistem
Akuntansi Manajemen mengarahkan ke mekanisme yang akan mendukung
struktur organisasi. Disamping itu semakin tinggi pengaruh ketidakpastian
lingkungan, semakin membutuhkan informasi yang berkarakteristik. Sistem
Akuntansi Manajemen yang memungkinkan para manajer memiliki peran
lebih besar dalam pengambilan keputusan dan lebih bertanggungjawab
terhadap unit kerja yang dipimpinnya.
2.1.5 Hubungan Sistem Akuntansi Manajemen dan Kinerja Manajerial
Terhadap Ketidakpastian Tugas
Ketidakpastian tugas merupakan perbedaan antara jumlah informasi yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan tugas dengan jumlah informasi yang tersedia. Jadi,
jumlah dari informasi sistem akuntansi manajemen yang manager miliki untuk
pengambilan keputusan akan menjadi penentu dari ketidakpastian tugas (Chong,
1996). Suatu ketidakpastian tugas yang tinggi menunjukkan ketidakcukupan
informasi untuk penyelesaian tugas tersebut, sistem akuntansi manajemen dapat
mengatasi permasalahan ini dengan menyediakan informasi yang dibutuhkan
5
manajer untuk memahami situasi yang terjadi untuk mencapai keputusan yang
optimal bagi perusahaan.
BAB III
KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN
6
Sistem Akuntansi Kinerja Manajerial
Manajemen
- Ketidakpastian Lingkungan
- Ketidakpastian Tugas
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
7
Rancangan penelitian adalah rencana dari struktur penelitian yang mengarahkan
proses dan hasil riset sedapat mungkin menjadi valid, objektif, efisien dan efektif
dan ketidakpastian tugas sebagai variabel moderasi. Populasi dalam penelitian ini
terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Hasil analisis kemudian diinterpretasikan
Masalah Penelitian
Rumusan Masalah
Hipotesis
Variabel Penelitian
Sistem akuntansi manajemen, kinerja manajerial, ketidakpastian
lingkungan, dan ketidakpastian tugas.
8
Kesimpulan dan Pembahasan dan
Saran Interpretasi Hasil
4.2 Identifikasi Variabel
Variabel-variabel yang diidentifikasi dalam penelitian ini dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
1) Variabel bebas dalam penelitian adalah sistem akuntansi manajemen (X1);
2) Variabel pemoderasi pada penelitian ini adalah ketidakpastian lingkungan (X2)
dan ketidakpastian tugas (X3);
3) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja manajerial (Y).
10
DAFTAR PUSTAKA
11
Gudono. 1999. Teori Akuntansi Keperilakuan, Semiloka Sehari Metodologi Penelitian
Akuntansi Keperilakuan, Novotel, Yogyakarta.
Gul and Chia, Y.M. 1994. The Effect of Management Accounting Systems, Perceived
Environmental Uncertainty and Decentralization on Managerial Performance: A Tes
of Three-way Interaction. Accounting, Organizations and Society. Vol. 19. pp
413 426.
Hirst, Mark K. 1981. Accounting Information And The Evaluation Of Subordinate
Performance: A Situational Approach. The Accounting Review, Vol. LVI, No. 4,
Oktober pp.771-784.
Heller, F.A and Yulk. 1989. Participation in Managerial Decision Making and Situational
Variable. Organizational Behavior and Human Performance. pp. 230.
Inc.Chenhall, R.H. dan D. Morries. 1986. The Impact of Structure, Environment, and
Interdependence on the Perceived Usufulness of Management Accounting Systems.
Accounting Review. pp. 16 35.
Indriantoro dan Supomo. B. 1998. Pengaruh Struktur dan Kultur Organisasional
Terhadap Keefektifan Anggaran Partisipasi dalam Peningkatan Kinerja Manajerial.
Kelola, No.18/VII/1998. pp. 6180.
Iselin. 1988. The effect of Information Load and Information Diversity on Decision
Quality in The Structured Decision Task. Accpunting, Organization, And Society.
Jaryanto. 2008. Pengaruh Ketidakpastian Tugas dan Desentralisasi Terhadap Kinerja
Manajerial dengan Sistem Akuntansi Manajemen Sebagai Variabel Intervening
(Studi pada Perusahaan Manufaktur di Jawa Tengah), Disertasi S2. Universitas
Diponegoro, Semarang
Jogianto. 2007. Metode Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman.
Yogyakarta: BPFE.
Lindrianasari. 2002. Correlation Between expertise and participation dan correlation
between participation and other variables in development information system.
Simposium Nasional Akuntansi. Jakarta.
Miah, N.Z. and Mia L. 1996. Decentralization, Accounting Control and Performance of
Government Organizations: A New Zealand Empirical Study. Financial
Accountibility and Management. August 1996. pp. 173 189.
Prasetyo, P. Priyono. Pengaruh Locus of Control terhadap Hubungan Antara
Ketidakpastian Lingkungan dengan Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi
12
Manajemen, Jurnal Riset Akuntasi Indonesia, Januari 2002.
Ritonga, Kirmizi dan Zainuddin Yuserrie. 2002. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan
Terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Manajemen Organisasi Sebagai Faktor
Moderasi. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5, No. 1, pp. 102-118.
Riyanto, Bambang. 1997. Strategic Uncertainty, Management Accounting Systems and
Performance: Emperical Investigation of Contigency Theory at a Firm Level.
Unpublished Ph. D, Dissertation, Temple University.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. CV. ALFABETA: Bandung.
Syam, F. 2000. Informasi Akuntansi, Ketidakpastian Tugas Dan Perilaku Manajer:
Suatu Eksperimen Semu. Tesis Program Pasca Sarjana Studi Akuntansi UGM.
13