Anda di halaman 1dari 17

SARS

Severe acute respiratory syndrome

DISUSUN OLEH

Kelompok :

Nama Anggota :

1. Arnila
2. Indah Mentari DN
3. Maratul Muslimah Amsi
4. Nur Indah Sari
5. Salmia Upi

Kelas : II.a

AKPER MAPPAOUDDANG MAKASSAR

2016
Kata Pengantar
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena berkat rahmat dan kuasa-Nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul Virus Sars.
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah KMB 1
. Dalam menyusun makalah ini, penulis menemukan berbagai
rintangan, baik dalam hal peralatan,tenaga, kemampuan ataupun
waktu untuk mengerjakan tugas ini, dan juga sulitnya untuk
berkomunikasi dengan anggota kelompok. Karena itu penulis sangat
menghargai bantuan dari semua pihak yang telah memberi penulis
bantuan dukungan juga semangat, buku-buku dan beberapa sumber
lainnya sehingga tugas ini bisa terwujud.
Makalah ini memuat tentang Virus Sars.Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada pihak yang senantiasa membimbing dan
memberikan arahan..Dan juga,kami mohon maaf karena sebaik-
baiknya penulis mengerjakan makalah ini pasti ada kesalahan,tapi
penulis sudah berusaha semaksimal mungkin,oleh karena itu,kritik
dan saran dari semua pihak selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata,mudah-mudahan makalah ini
dapat bermanfaat bagi orang yang membaca khususnya penulis yang
membuatnya.Amiin.

Makassar ,29,September 2016

Penul
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .
Datar Isi.
Bab I
Pendahuluan
1. Data WHO ..
2. Peran perawat dalam menghadapi penyakit sars
Bab II
Pembahasan
1. Defenisi..
2. Etiologi..
3. Tanda dan gejala klinis.
4. Patofisiologi.
5. Komplikasi
6. Penatalaksanaan
7. Diagnosa Keperawatan
8. Care Plane
Bab III
Penutup
1. Kesimpulan ..
2. Kritik dan Saran .
Daftar pustaka .
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada tanggal 12 Maret 2003, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan


suatu peringatan ke seluruh dunia tentang adanya suatu penyakit yang disebutnya
sebagai sindrom penapasan akut parah (SARS). Penyakit ini digambarkan sebagai
radang paru (pneumonia) yang berkembang secara sangat cepat, progresif dan
seringkali bersifat fatal, dan diduga berawal dari suatu propinsi di Cina Utara
yaitu propinsi Guangdong.
Kekuatiran lainnya adalah masih belum diketahui secara pasti cara
peneyebaran virus tersebut. Penularannya dari orang ke orang melalui udara,
feses, dan toilet yang terinfeksi. Masih menjadi pertanyaan berapa lama virus
mampu bertahan hidup di lingkungan. Hasil penelitian terakhir menunjukkan
bahwa coronavirus mampu bertahan hidup di luar tubuh manusia sampai satu
minggu.
Oleh karena itu , SARS harus cepat ditanggapi karena termasuk suatu
ancaman yang serius terhadap kesehatan internasional. Jika virus SARS bertahan
pada keadaannya seperti sekarang serta penyebarannya yang sangat cepat, maka
SARS dapat menjadi penyakit baru dengan keganasan yang tinggi dan potensi
Di Indonesia sampai dengan tanggal 11 April 2003 telah diketemukan 1 kasus
probable SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) atau Penyakit Pernafasan
Gawat Mendadak, setelah sehari sebelumnya diumumkan 1 orang dilaporkan
sebagai suspect case. Dengan demikian perkembangan kasus SARS di Indonesia
sampai dengan 11 April 2003 adalah 1 orang suspect dan 1 orang probable.
Probable case tersebut adalah warga negara Inggris keturunan China yang datang
dari Hongkong dan Singapura sebelum ke Indonesia. Sedangkan profesinya
adalah seorang businessman. Dirawat di RS Penyakit Sulianti Saroso sejak 9 April
2003.

Demikian Dr. Sjafii Ahmad, MPH Sekretaris Ditjen Pemberantasan Penyakit


Menular dan Penyehatan Lingkungan (PPM dan PL) Depkes pada Jumpa Pers
usai rapat Koordinasi Penanggulangan SARS yang dipimpin Dirjen PPM dan PL
Prof. Dr. Umar Fahmi Achmadi di Depkes tanggal 11 April 2003.
Dr. Sjafii menambahkan sampai saat ini pasien "Observasi SARS" yang dirawat
di rumah sakit dari berbagai daerah berjumlah 10 orang. Mereka dirawat di RS
Penyakit Infeksi Sulianto Saroso 6 orang, RSU Banyumas 1 orang, RSU Dr.
Muwardi Solo 1 orang, RSU Dumai 1 orang dan RSU Mataram 1 orang.
Menurut pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dilaporkan adalah
kasus probable, sehingga dengan demikian Indonesia akan melaporkan kasus
probable ini ke WHO. Dr. Sjafii minta kepada para wartawan untuk tidak
membesar-besarkan kasus ini agar masyarakat tidak panik. Ditambahkan, 90%
kasus SARS dapat disembuhkan dan hanya 3,8 % yang mengakibatkan kematian.
Setelah diketemukannya 1 kasus probable di Indonesia, maka upaya yang
dilakukan Depkes tidak hanya sampai penemuan kasus dan melaporkan ke WHO
saja, namun akan diikuti dengan kegiatan-kegiatan lain agar tidak terjadi
penularan secara horizontal kepada masyarakat (community transmission).
Sementara itu Prof. Hadiarto Mangunnegoro, Ketua Tim Pakar Penganggulangan
SARS menambahkan, dari literatur yang dipelajari dari Hongkong terdapat 50
kasus yang digolongkan ke dalam probable complicated dan probable
uncomplicated. Yang dimaksud probable complicated misalnya usianya 60 tahun
keatas, ada diabetes, stroke dan asma. Umumnya yang meninggal adalah yang
probable complicated. Sedangkan suspect di Banyumas umurnya 27 tahun tidak
ada tanda-tanda penyakit lain jadi tergolong uncomplicated dan kondisinya
memang membaik.
Dr. Tjandra Yoga Adhitama, Sp.P, Ketua Tim Verifikasi menyatakan kondisi
suspect case maupun probale case bisa setiap waktu statusnya berubah-ubah. Bisa
menjadi lebih baik atau sebaliknya. Untuk kedua kasus di Indonesia ini kondisi
kesehatannya semakin baik dibandingkan hari-hari sebelumnya.
Berita ini disiarkan oleh Bagian Humas Biro Umum dan Humas Setjen Depkes
RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi telp./fax. 5223002.

Peran perawat dalam menangani penyakit SARS


1. Memberikan pengetahuan tentang pularan SARS
2. Tunjukkan rasa menghargai dan menerima orang tersebut
3. Melakukan tindakan kolaborasi dengan member rujukan untuk konseling
psikiater.
4. Perawat juga perlu melakukan pendampingan pada keluarga serta
memberikan pendidikan kesehatan dan pemahaman yang benar mengenai
SARS ,sehingga keluarga dapat berespon dan memberikan dukungan bagi
penderita .

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu SARS ?
2. Apakah penyebab SARS ?
3. Bagaimana tanda dan gejala klinis SARS ?
4. Bagaimana Patofisiologi SARS ?
5. Bagaimana Komplikasi SARS ?
6. Bagaimana Penatalaksanaan SARS ?
7. Apa Diagnosa SARS ?
8. Bagaimana Care plane SARS ?
C. Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui Apa itu SARS ?
2. Untuk mengetahui Apakah penyebab SARS ?
3. Untuk mengetahui Bagaimana tanda dan gejala klinis SARS ?
4. Untuk mengetahui Bagaimana Patofisiologi SARS ?
5. Untuk mengetahui Bagaimana Komplikasi SARS ?
6. Untuk mengetahui Bagaimana Penatalaksanaan SARS ?
7. Untuk mengetahui Apa Diagnosa SARS ?
8. Untuk mengetahui Bagaimana Care plane SARS ?
BAB II

Pembahasan

A. Defenisi
Sever acute respiratory syndrome-coronavirus (SARS) merupakan
suatu penyakit yang serius dan disebabkan oleh infeksi virus pada paru
yang bersifat mendadak dan menunjukkan gejala gangguan pernapasan
pada pasien yang mempunyai riwayat kontak dengan pasien SARS .
B. Penyebab
Dua virus yang pertama kali dicurigai sebagai peyebab SARS adalah
paramyxovirus dan coronavirus.dan terakhir hanya coronavirus yang
diduga sebagai peyebab SARS.proses penularan SARS adalah berdasarkan
droplet dan kontak.Penularan fecal-oral juga mungkin terjadi penularan
diare.SARS juga bisa menyebar jika seseorang menyentuh secret atau
permukaan/objek yang terinfeksius dan kemudian secara langsung
menyentuh mata,hidung atau mulut,juga melalui batuk atau bersin dari
pasien SARS.setelah masuk ketubuh manusia Coronavirus ini dapat
menimbulkan infeksi saluran napas atas dan juga bawah sehingga
mengakibatkan system imunitas pernapasan menjadi turun dan berakibat
batuk yang lama dan mengakibatkan kerusakan epitel dalan gerakan silia
berkurang jika diteruskan akan mengakibatkan infeksi bertambah berat.
C. Tanda dan Gejala Klinis
Menurut CDC Amerika Serikat dan WHO,Kriteria penderita SARS
sebagai berikut
1. Demam tinggi lebih dari38c
2. Mengidap satu atau lebih gejala gangguan pernapasan,seperti
batuk,sesak nafas,nafas pendek,dan kesulitan bernapas .
3. Mengalami satu atau lebih keadaan berikut.
- Dalam sepuluh hari terakhir telah kontak erat dengan seseorang
yang telah didiagnosis SARS (kontak erat adalah orang yang
merawat,tinggal serumah atau secara langsung kontak dengan
cairan saluran pernapasan dan cairan tubuh penderita (SARS).
- Dalam sepuluh hari terakhir melakukan perjalanan ke tempat yang
dilaporkan sebagai focus penularan .
4. Menderita gejala-gejala Fisik sebagai berikut :
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Nafsu makan berkurang
- Lemah
- Timbul kemerahan didaerah kulit
- Timbul sariawan atau luka di mulut
- Diare

D. Patofisiologi
SARS secara klinis lebih melibatkan saluran nafas bagian bawah
dibandingkan dengansaluran nafas dibagian atas. Pada saluran nafas
bagian bawah, sel-sel asinus adalah sasaranyang lebih banyak terkena
dibandingkan trakea maupun bronkus. Patogenesis SARS terdiri dari 2
macam fase (Chen danRumende, 2006),
1. Fase Pertama

Terjadi selama 10 hari pertama penyakit, pada fase ini melibatkan proses
akutyang mengakibatkandiffuse alveolar damage (DAD) yang eksudatif.
Fase inidicirikan dengan adanya infiltrasi dari sel-sel inflamasi serta
edema dan pembentukan membran hialin.
Membran hialin ini terbentuk dari endapan protein plasma serta
debris nucleus dansitoplasma sel-sel epitel paru (pneumosit) yang
rusak.Dengan adanya nekrosis sel-sel epitel paru maka barrier antara
sirkulasi darah dan jalan udara menjadi hilangsehingga cairan yang berasal
dari pembuluh darah dapat masuk ke dalam ruangalveolus (efusi). Namun
masih belum dapat dibuktikan apakah kerusakan sel-sel paru tersebut
diakibatkan karena efek toksik dari virus tersebut secara langsungatau
kerusakan tersebut terjadi karena perantara sistem imun. Pada saat
faseeksudatif ini dapat diamati dan diidentifikasi RNA dan antigen virus
yang terdapat pada makrofag alveolar.

2. Fase kedua

Fase ini dimulai tepat setelah fase pertama selesai (setelah 10 hari). Fase
iniditandai dengan perubahan padaDAD eksudatif menjadiDAD yang
terorganisir.Pada periode ini didapati metaplasia sel epitel skuamosa
bronchial, bertambahnyaragam sel dan fibrosis pada dinding lumen
alveolus. Pada fase ini juga tampak dominasi pneumosit tipe 2 dengan
perbesaran nucleus dan nucleoli yangeosinofilik.
Selanjutnya juga ditemukan adanya sel raksasa dengan banyak nucleus
(multinucleated giant cell)dalam rongga alveoli. Sel raksasa tersebut
didugamerupakan akibat langsung dari COV SARS, namun sumber lain
mengatakan bahwa hal tersebut bukan karena COV SARS namun
disebabkan karena prosesinflamasi yang berat pada tahap DAD eksudatif.

E. Komplikasi
Komplikasi meliputi :
1. Abses paru
2. Efusi pleural
3. Empisema
4. Gagal nafas
5. Perikarditis
6. Meningitis
7. Atelektasis
8. Hipotensi
9. Delirium
10. Asidosis metabolic
11. Dehidrasi
12. Penyakit multi lobular
13. Septikemi
14. Superinfeksi dapat terjadi sebagai komplikasi pengobatan
farmakologis.

G. penatalaksanaan
1. Terapi supportif umum
meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang adekuat, pemberian
multivitamin dan lain-lain.
- Terapi oksigen
- Humidifikasi dengan nebulizer
- Fisioterapi dada
- Pengaturan cairan
- Pemberian kortokosteroid pada fase sepsis berat
- Obat inotropik
- Ventilasi mekanis
- Drainase empiema
- Bila terdapat gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori cukup

2. Terapi antibiotik
Agen anti-bakteri secara rutin diresepkan untuk SARS karena
menyajikan fitur non-spesifik dan cepat tes laboratorium yang dapat
diandalkan untuk mendiagnosis SARS-cov virus dalam beberapa hari
pertama infeksi belum tersedia. Antibiotik empiris yang sesuai dengan
demikian diperlukan untuk menutupi terhadap patogen pernafasan
Common per nasional atau pedoman pengobatan lokal bagi masyarakat-
diperoleh atau nosokomial pneumonia.
Setelah mengesampingkan patogen lain, terapi antibiotik dapat
ditarik. Selain efek antibakteri mereka, beberapa antibiotik
immunomodulatory dikenal memiliki sifat, khususnya quinolones dan
makrolid. Efeknya pada kursus SARS adalah belum ditentukan.
SARS dapat hadir dengan spektrum keparahan penyakit. Sebagian
kecil pasien dengan penyakit ringan pulih baik bentuk khusus tanpa
pengobatan atau terapi antibiotik saja.
Antibiotik :
- Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab
- Utama ditujukan pada S.pneumonia, H.Influensa dan S.Aureus

Penularan
Cara penularan penyakit melalui kontak langsung dengan penderita SARS
baik karena berbicara, terkena percikan batuk atau bersin (Droplet
Infection). Penularan melalui udara, misalnya penyebaran udara,
ventilasi, dalam satu kendaraan atau dalam satu gedung diperkirakan tidak
terjadi, asal tidak kontak langsung berhadapan dengan penderita SARS.
Masa penularan dari orang ke orang belum teridentifikasi dengan jelas.
Untuk sementara, masa menular adalah mulai saat terdapat demam atau
tanda-tanda gangguan pernafasan hingga penyakitnya dinyatakan sembuh.
Periode aman dari kemungkinan terjadinya penularan pada unit pelayanan
atau pada kelompok masyarakat yang terjangkit KLB SARS adalah setelah
lebih dari 14 hari sejak kasus terakhir dinyatakan sembuh.

PENCEGAHAN

Pencegahan dari SARS diantaranya ada 19 , sebagai berikut , (Hembing


wijayakusuma 2003).
1. Mengurangi kontak dengan penderita.
2. Hindari berkunjung ke Negara yang terkena SARS, misalnya Hong
Kong, Singapura ,Tiongkok, Vietnam, Kanada.\
3. indari tempat yang ramai dan padat, tanpa ventilasi yang cukup.
4. Hindari ke rumah sakit bila tidak perlu, karena sebagaian infeksi
terjadi dirumah
5. Hindari tempat yang ramai dan padat tanpa ventilasi yan g cukup.
6. Hindari ke rumah sakit jika tidak perlu, karena sebagian infeksi
terjadi di rumah sakit.
7. Hindari penderita dengan gejala radang paru (pneumonia) dan jaga
jarak dengan orang yang bersin dan batuk.
8. Gunakan masker bila memderita batuk atau pilek agar tidak menular
ke orang lain. Penggunaan penutup muka atau face mask untuk
melindungi penularan melaluisaluran pernapasan. Jenis face mask
yang dianjurkan adalah N / R /P95 / 99 / 100 atau FFP 2 /3 / 99 /
100atau FFP 2 / 3 atau jenis yang sama sesuai dengan standar
nasional negara yang bersangkutan.
9. Cuci tangn sesering mungkin, lebih baik dengan alcohol 70% karena
virus SARS sensitive terhadap alcohol.
10. Hindari menyentuh mulut, mata, atau hidung dengan tangan yang
kotor.
11. Bila bersin atau batuk hendaknya menutup hidung dan mulut dengan
tissue dan buang tissue ke tempat sampah.
12. Meningkatkan sanitasi lingkungan dan individu
13. Menjaga pertahanan tubuh
14. Jaga stamina tubuh
15. Konsumsi makanan bergizi dan seimbang.
16. Sedapat mungkin kurangi makanan luar.
17. Banyak tidur dan istirahat yang cukup
18. Mensuplai vitamin
19. Olahraga secara teratur
H. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d Inflamasi dan Inflamasi dan


obstruksi jalan nafas
2. Kekurangan volume cairan b.d intake oral tidak adekuat,takipneu,demam.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan pemasukan berhubungan dengan factor biologis
4. Nyeri berhubungan dengan agen injury biologi (kerusakan organ)
5. Ketidak efektifan pola napas b.d hiperventilasi (RR >24x/menit) atau
hipoventilasi (RR<16x/menit)
Bab III
Penutup

A. Kesimpulan
SARS (severe acute respiratory syndrome ) adalah suatu jenis
penyakit pernapasan akibat virus yang pertama kali terjadi di beberapa
negara Asia. SARS disebabkan oleh Virus yang bernama SARS-CoV
(Coronavirus) yang menyerang saluran pernapasan bagian atas.

SARS pertama kali berkembang di dalam tubuh binatang seperti


musang dan babi.. Hal ini berdasarkan temuan ilmuwan akan virus yang
sama di dalam tubuh musang dan babi, disamping itu musang dan babi
dikonsumsi di Negara Cina.
Penyebaran coronavirus terutama terjadi dirumah sakit dan lingkungan
rumah. Coronavirus juga dapat menyebar kepada mereka yang merawat
penderita SARS. Penularan terjadi karena kontak yang sangat dekat atau
intens dengan penderita, contohnya kontak langsung dengan air ludah dan
cairan yang tersembur pada saat batuk serta terhirupnya udara yang telah
tercemar oleh coronavirus.

SARS mempunyai gejala mirip seperti flu,seperti demam, gejala


gastrointestinal, batuk, radang tenggorokan dan gejala non-spesifik
lainnya. Sesak napas bisa terjadi kemudian.
Pencegahan SARS meliputi Contact person dan Lingkungan.
Pencegahan secara contact person yaitu menjaga kebersihan dan kesehatan
tubuh kita sedangkan pencegahan secara lingkungan yaitu menjaga
kebersihan lingkungan dengan cara selalu membersihkan dalam dan luar
rumah.

SARS dapat disembuhkan dengan cara member obat yang


mengandung Kortikosoid dan Antivirus Ribavirin. Tetapi, obat ini belum
100% efektif mengobati SARS. Kematian penderita pasien biasanya
dikarenanakan adanya penyakit lain yang ada di dalam tubuh penderita,
misalnya saja diabetes dan penyakit jantung.

B.Saran
1. Sebaiknya kita harus lebih menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh
serta lingkungan.
2. Sebaiknya kita harus selektif dalam memilih makanan.
3. Sebaiknya kita harus menggunakan masker dan jaket jika akan
bepergian.
4. Menghindari area/tempat terjadinya kasus SARS
5. Menghindari kontak dengan dengan orang orang yang terinfeksi
virus SARS
6. Kita harus memulai pola hidup sehat seperti mencuci tangan sebelum
makan,DLL.
DAFTAR PUSTAKA

Widodo,2003,Mengenal dan mencegah SARS,puspa swara Jakarta

Amin,kusuma,2015,Aplikasi asuhan keperawatan diagnose medis dan


NANDA,MediaAction,Jogjakarta

Anda mungkin juga menyukai