Disusun oleh:
Pendamping:
MAJALENGKA
2017
0
1
BAB I
STATUS PASIEN
Nama : Tn. RK
Umur : 62 tahun
1.2 ANAMNESIS
Anamesa khusus:
Sejak 2 minggu yang lalu pasien mengeluhkan sulit buang air kecil dengan nyeri
perut bawah. Setiap kali buang air kecil, pasien memerlukan waktu lama untuk mulai
buang air kecil, harus mengedan untuk buang air kecil, buang air kecil menetes dan
setelah buang air kecil terasa tidak lampias. Kencing berwarna merah (-), kencing
berpasir (-), nanah (-), nyeri pinggang (-), demam (-). Pasien sudah dipasang selang
kateter 2 minggu yang lalu di IGD RSUD Cideres dan keluhan berkurang. Hingga
Riwayat sakit seperti ini sebelumnya disangkal. Riwayat penyakit darah tinggi,
penyakit kencing manis, penyakit jantung disangkal. Riwayat penyakit asma dan alergi
obat disangkal.
Status Generalis
Suhu : 36,8C
Pemeriksaan Organ
Kepala
Normocephal, simetris, warna rambut hitam, rambut mudah rontok (-), deformitas (-)
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Sianosis (-), Pembesaran tonsil (-), faring hiperemis (-), gusi berdarah (-)
Leher
Thorax
Pulmo
Cor
Perkusi : batas atas ICS II, batas kanan LPS dextra, batas kiri LMC sinistra
4
Abdomen
Inspeksi : datar, retraksi (-), spider nevi (-), caput medusa (-)
Palpasi : lembut, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba membesar
Sekitar anus: tidak tampak hemorrhoid, Tonus sfingter ani: cukup, Mukosa
dari arah jam 11 dan jam 1, konsistensi prostat kenyal padat, lobus kanan
kiri simetris, sulcus medianus tidak teraba, pool atas tidak teraba, nodul (-)
Ekstemitas
Laboratorium
Hb : 12,5 g/dL
Leukosit : 7.500/mm3
Trombosit : 317.000/mm3
GDS : 83
Kreatinin : 0.9
SGPT : 26
Ginjal kanan : ukuran normal, parenkim normal, PCS tak melebar, batu (-)
6
Ginjal kiri : ukuran normal, parenkim normal, PCS tak melebar, gambaran
hiperekoik.
kalsifikasi/massa
1.5 DIAGNOSIS
1.6 PENATALAKSANAAN
Ketorolac 2x1 iv
Ranitidin 2x1 iv
1.7 PROGNOSIS
BAB II
PEMBAHASAN
Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak di sebelah
inferior buli-buli dan membungkus uretra posterior. Prostat berbentuk seperti pyramid
terbalik dan merupakan organ kelenjar fibromuskuler yang mengelilingi uretra pars
prostatica. Bila mengalami pembesaran organ ini menekan uretra pars prostatika dan
lebarnya 4 cm, dan berat 20 gram. Prostat mengelilingi uretra pars prostatika dan
Secara histologi prostat terdiri atas 30-50 kelenjar tubulo alveolar yang
mencurahkan sekretnya ke dalam 15-25 saluran keluar yang terpisah. Saluran ini
bermuara ke uretra pada kedua sisi kolikulus seminalis. Kelenjar ini terbenam dalam
stroma yang terutama terdiri dari otot polos yang dipisahkan oleh jaringan ikat kolagen
dan serat elastis. Otot membentuk masa padat dan dibungkus oleh kapsula yang tipis
dan kuat serta melekat erat pada stroma. Alveoli dan tubuli kelenjar sangat tidak teratur
dan sangat beragam bentuk ukurannya, alveoli dan tubuli bercabang berkali-kali dan
keduanya mempunyai lumen yang lebar, lamina basal kurang jelas dan epitel sangat
berlipat-lipat. Jenis epitelnya berlapis atau bertingkat dan bervariasi dari silindris
sampai kubus rendah tergantung pada status endokrin dan kegiatan kelenjar.
Sitoplasma mengandung sekret yang berbutir-butir halus, lisosom dan butir lipid.
Nukleus biasanya satu, bulat dan biasanya terletak basal. Nukleoli biasanya terlihat
a. Batas superior: basis prostat melanjutkan diri sebagai collum vesica urinaria,
otot polos berjalan tanpa terputus dari satu organ ke organ yang lain.
Ligamentum ini terletak pada pinggir garis tengah dan merupakan kondensasi
vascia pelvis.
anterior ampula recti dan dipisahkan darinya oleh septum retovesicalis (vascia
Denonvillier). Septum ini dibentuk pada masa janin oleh fusi dinding ujung
ani waktu serabut ini berjalan ke posterior dari os pubis. Ductus ejaculatorius
menembus bagian atas permukaan prostat untuk bermuara pada uretra pars
Kelenjar prostat terbagi atas 5 lobus, yaitu: lobus medius, lobus lateralis (2 lobus),
lobus anterior, lobus posterior. Lima zona pada kelenjar prostat, yaitu:
10
Sesuai dengan lobus anterior, tidak punya kelenjar, terdiri atas stroma
b) Zona Perifer
Sesuai dengan lobus lateral dan posterior, meliputi 70% massa kelenjar
karsinoma terbanyak.
c) Zona Sentralis
Lokasi terletak antara kedua duktus ejakulatorius, sesuai dengan lobus tengah
meliputi 25% massa glandular prostat. Zona ini resisten terhadap inflamasi.
Peripheral zone
Transition zone
Urethra
d) Zona Transisional.
Zona ini bersama-sama dengan kelenjar periuretra disebut juga sebagai kelenjar
e) Kelenjar-Kelenjar Periuretra
Bagian ini terdiri dan duktus-duktus kecil dan susunan sel-sel asinar abortif
Aliran darah prostat merupakan percabangan dari arteri pudenda interna, arteri
vesikalis inferior dan arteri rektalis media. Pembuluh ini bercabang-cabang dalam
kapsula dan stroma, dan berakhir sebagai jala-jala kapiler yang berkembang baik dalam
lamina propria. Pembuluh vena mengikuti jalannya arteri dan bermuara ke pleksus
sekeliling kelenjar. Pleksus vena mencurahkan isinya ke vena iliaca interna. Pembuluh
limfe mulai sebagai kapiler dalam stroma dan mengikuti pembuluh darah dan
mengikuti pembuluh darah. Limfe terutama dicurahkan ke nodus iliaka interna dan
nodus sakralis. Persarafan prostat berasal dari pleksus hipogastrikus inferior dan
saraf tidak bermielin. Beberapa serat ini berasal dari sel ganglion otonom yang terletak
mempersarafi sel- sel otot polos di stroma dan kapsula sama seperti dinding pembuluh
darah.
Sekret kelenjar prostat adalah cairan seperti susu yang bersama-sama sekret dari
vesikula seminalis merupakan komponen utama dari cairan semen. Semen berisi
sejumlah asam sitrat sehingga pH nya agak asam (6,5). Selain itu dapat ditemukan
enzim yang bekerja sebagai fibrinolisin yang kuat, fosfatase asam, enzim-enzim lain
dan lipid. Sekret prostat dikeluarkan selama ejakulasi melalui kontraksi otot polos.
Kelenjar prostat juga menghasilkan cairan dan plasma seminalis, dengan perbandingan
12
cairan prostat 13-32% dan cairan vesikula seminalis 46-80% pada waktu ejakulasi.
Kelenjar prostat dibawah pengaruh Androgen Bodies dan dapat dihentikan dengan
pemberian Stilbestrol.
BPH merupakan pembesaran kelenjar prostat yang bersifat jinak yang hanya
timbul pada laki-laki yang biasanya pada usia pertengahan atau lanjut. BPH adalah
penyakit prostat jinak akibat hiperplasia dan hipertrofi stroma fibromuskuler dan
erat kaitannya dengan peningkatan kadar dihidrotestosteron (DHT) dan proses aging.
Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya hiperplasia prostat jinak
testosteron, (3) Interaksi antara sel stroma dan sel epitel prostat, (4) Berkurangnya
Teori dihidrotestosteron
pada pertumbuhan sel- sel kelenjar prostat. Dibentuk dari testosteron di dalam sel
prostat oleh enzim 5-reduktase dengan bantuan koenzim NADPH. DHT yang telah
pada inti dan sel selanjutnya terjadi sintesis protein growth factor yang menstimulasi
Pada berbagai penelitian dikatakan bahwa kadar DHT pada BPH tidak jauh
berbeda dengan kadarnya pada prostat normal, hanya saja pada BPH, aktivitas enzim
5-reduktase dan jumlah reseptor androgen lebih banyak pada BPH. Hal ini
menyebabkan pada BPH lebih sensitif terhadap DHT sehingga replikasi sel lebih
Pada usia yang semakin tua, kadar testosterone menurun, sedangkan kadar
meningkat. Telah diketahui bahwa estrogen di dalam prostat berperan dalam terjadinya
proliferasi sel- sel kelenjar prostat dengan cara meningkatkan sensitifitas sel- sel prostat
menurunkan jumlah kematian sel- sel prostat (apoptosis). Hasil akhir dari semua
14
keadaan ini adalah, meskipun rangsangan terbentuknya sel- sel baru akibat rangsangan
testosterone menurun, tetapi sel sel prostat yang telah ada mempunyai umur yang
Interaksi stroma-epitel
prostat secara tidak langsung dikontrol oleh sel- sel stroma melalui suatu mediator
(growth factor) tertentu. Setelah sel- sel stroma mendapatkan stimulasi dari DHT dan
estradiol, sel- sel stroma mensintesis suatu growth factor yang selanjutnya
mempengaruhi sel- sel stroma itu sendiri secara intrakin dan autokrin, serta
mempengaruhi sel- sel epitel secara parakrin. Stimulasi itu menyebabkan terjadinya
pertumbuhan karsinoma prostat berasal dari zona perifer. Pertumbuhan kelenjar ini
sangat bergantung pada hormon testosteron, yang di dalam sel- sel kelenjar prostat
m-RNA di dalam sel- sel kelenjar prostat untuk mensintesis protein growth factor yang
Untuk dapat mengeluarkan urine, buli- buli harus berkontraksi lebih kuat guna
melawan tahanan itu. Kontraksi yang terus menerus ini menyebabkan perubahan
anatomik buli- buli berupa hipertrofi otot detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula,
sakula, dan divertikel buli- buli. Perubahan struktur pada buli- buli tersebut, oleh pasien
dirasakan sebagai keluhan pada saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary tract
Tekanan intravesika yang tinggi diteruskan ke seluruh bagian buli- buli tidak
terkecuali pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua muara ureter ini dapat
menimbulkan aliran balik urine dari buli- buli ke ureter atau terjadi refluks vesiko-
Hiperplasia Prostat
Penyempitan lumen uretra posterior
Tekanan intravesika meningkat
Buli-buli: Ginjal dan ureter:
Hipertrofi otot detrusor Refluks VU
Trabekulasi Hidroureter
Selula Hidronefrosis
Divertikel buli-buli Gagal ginjal
16
Hidronefrosis
Hidroureter
Obstruksi Iritasi
Hesitansi Frekuensi
Intermitensi Urgensi
mengeluarkan urine. Pada suatu saat, otot buli-buli mengalami kepayahan (fatigue)
sehingga jatuh ke dalam fase dekompensasi yang diwujudkan dalam bentuk retensi urin
akut. Timbulnya dekompensasi buli-buli ini didahului oleh faktor pencetus antara lain:
infeksi prostat)
Sistem skoring I-PSS terdiri atas 7 pertanyaan yang berhubungan dengan keluhan
miksi (LUTS) dan 1 pertanyaan yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien. Skor
Gejala pada saluran kemih bagian atas merupakan penyulit dari hiperplasi prostat,
a. Buli-buli yang terisi penuh dan teraba massa kistus di daerah supra simfisis
akibat retensi urine. Kadang-kadang didapatkan urine yang selalu menetes yang
bulineurogenik
2) mukosa rectum
lobus dan batas prostat. Pada colok dubur pembesaran prostat benigna
kanan dan kiri simetris dan tidak didapatkan nodul. Volume yang normal
Pemeriksaan laboratorium:
a. Sedimen urin
Untuk mencari kemungkinan adanya proses infeksi atau inflamasi pada saluran
b. Kultur urin
c. Faal ginjal
19
atas. Elektrolit, BUN, dan kreatinin berguna untuk insufisiensi ginjal kronis
d. Gula darah
BPH dicirikan oleh berbagai kombinasi dari hiperplasia epitel dan stroma di
a. Foto polos
20
Berguna untuk mencari adanya batu opak di saluran kemih, adanya batu atau
TRUS merupakan tes USG melalui rectum. Dalam prosedur ini, probe
pola gelombang suara merupakan gambar dari kelenjar prostat pada layar
memang tumor, digunakan probe dan gambar USG untuk memandu jarum
(HxWxL).
c. Sistoskopi
urethra di dalam penis. Prosedur ini dilakukan setelah solusi numbs bagian
21
cystoscope, berisi lensa dan sistem cahaya yang membantu dokter melihat
bagian dalam uretra dan kandung kemih. Tes ini memungkinkan dokter untuk
Zona transisi hipoekoik cenderung menekan zona central dan perifer. Batas
capsule.
Pemeriksaan lain:
Residual urin: Jumlah sisa urin setelah miksi, dengan cara melakukan kateterisasi/USG
setelah miksi. 2) Pancaran urin/flow rate: dengan menghitung jumlah urine dibagi
dengan lamanya miksi berlangsung (ml/detik) atau dengan alat uroflometri yang
menyajikan gambaran grafik pancaran urin. Aliran yang berkurang sering pada BPH.
Pada aliran urin yang lemah, aliran urinnya kurang dari 15mL/s dan terdapat
peningkatan residu urin. Post-void residual mengukur jumlah air seni yang tertinggal
di dalam kandung kemih setelah buang air kecil. PRV kurang dari 50 mL umum
menunjukkan pengosongan kandung kemih yang memadai dan pengukuran 100 sampai
200 ml atau lebih sering menunjukkan sumbatan. Pasien diminta untuk buang air kecil
segera sebelum tes dan sisa urin ditentukan oleh USG atau kateterisasi.
Keterangan:
Gambaran aliran urin atas : dewasa muda yang asimtomatik, aliran urin lebih dari
Gambaran aliran urin bawah : dewasa tua dengan benigna hyperplasia prostat, terlihat
waktu berkemih memanjang dengan aliran urin kurang dari 10mL/s, pasien ini urin
Retensi urine kronik residu urin > 500ml, pancaran lemah, buli teraba, tidak
nyeri
Batu buli
Hematuri
Inkontinensia-urgensi
Hidroureter
2.8 Penatalaksanaan
Tidak semua pasien hiperplasia prostat perlu menjalami tindakan medik. Kadang-
kadang mereka yang mengeluh LUTS ringan dapat sembuh sendiri tanpa mendapatkan
terapi apapun atau hanya dengan nasehat saja. Namun adapula yang membutuhkan
terapi medikamentosa atau tindakan medik yang lain karena keluhannya semakin
parah.
Tujuan terapi hyperplasia prostat adalah (1) memperbaiki keluhan miksi, (2)
mengembalikan fungsi ginjal jika terjadi gagal ginjal, (5) mengurangi volume residu
25
urine setelah miksi dan (6) mencegah progrefitas penyakit. Hal ini dapat dicegah
reduktese TUNA
Fisioterapi 1. TURP
Hormonal 2. TUIP
3. TULP
Elektovaporasi
Riwayat
Pemeriksaan fisik & DRE
Urinalisa
PSA (meningkat/tidak)
Pilihan terapi
Tes diagnostic
Pressure flow
Watchful waiting Terapi medis Uretrosistoskopi
USG prostat
a. Watchful waiting
Pilihan tanpa terapi ini ditujukan untuk pasien BPH dengan skor IPSS dibawah 7,
yaitu keluhan ringan yang tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Pasien tidak
mendapat etrapi namun hanya diberi penjelasan mengenai sesuatu hal yang mungkin
28
dapat memperburuk keluhannya, misalnya (1) jangan mengkonsumsi kopi atau alcohol
setelah makan malam, (2) kurangi konsumsi makanan atau minuman yang mengiritasi
fenilpropanolamin, (4) kurangi makanan pedasadan asin, dan (5) jangan menahan
Secara periodik pasien diminta untuk datang control dengan ditanya keluhannya
apakah menjadi lebih baik (sebaiknya memakai skor yang baku), disamping itu
dilakukan pemeriksaan laboratorium, residu urin, atau uroflometri. Jika keluhan miksi
bertambah jelek daripada sebelumnya, mungkin perlu dipikirkan terapi yang lain.
b. Medikamentosa
otot polos prostat sebagai komponen dinamik penyebab obstruksi infravesika dengan
obat-obatan penghambat adrenergic alfa (adrenergic alfa blocker dan (2) mengurangi
volume prostat sebagai komponen static dengan cara menurunkan kadar hormone
Bertujuan untuk mengendurkan otot polos prostat dan leher kandung kemih,
Penghambat 5 reduktase
(DHT) dari testosterone yang dikatalisis oleh enzim 5 reduktase di dalam sel
pada DHT, sehingga obat ini menyebabkan pengurangan 25% perkiraan ukuran
Fitofarmaka
kandungan zat aktif yang mendukung mekanisme kerja obat fisioterapi sampai
globulin (SHBG), inhibisi basic fibroblast growth factos (bFGF) dan epidermal
Serenoa repens, Hypoxis rooperi, Radix urtica dan masih banyak lainnya.
melalui kateter untuk memanaskan bagian prostat dipilih untuk setidaknya 111
prosedur. Prosedur ini memakan waktu sekitar 1 jam dan dapat dilakukan
jarum kembar untuk region prostat yang membesar. Shields melindungi uretra
dari kerusakan akibat panas. Sistem TUNA meningkatkan aliran urin dan
mengurangi gejala dengan efek samping yang lebih sedikit jika dibandingkan
mengontrol suhu air, yang mengalir ke balon dan memanaskan jaringan prostat
Sekitar jaringan dalam uretra dan kandung kemih dilindungi. Jaringan yang
4) Intra-Prostatic Stent
Stent prostat dipasang pada uretra prostatika untuk mengatasi obstruksi karena
uretra prostatika. Stent temporer dipasang selama 6-36 bulan dan terbuat dari
bahan yang tidak diserap dan tidak mengadakan reaksi jaringan. Stent yang
33
permanen terbuat dari anyaman dari bahan logam super alloy, nikel atau
keluhan miksi berupa gejala iritatif, perdarahan uretra atau rasa tidak enak di
daerah penis.
d. Bedah
1) Operasi transurethral
digunakan untuk 90 persen dari semua operasi prostat dilakukan untuk BPH.
Dengan TURP, alat yang disebut resectoscope dimasukkan melalui penis. The
resectoscope, yaitu panjang sekitar 12 inci dan diameter 1 / 2 inci, berisi lampu,
katup untuk mengendalikan cairan irigasi, dan loop listrik yang memotong
jaringan dan segel pembuluh darah. Cairan irigan yang dipakai adalah aquades.
34
kerugian dari aquades adalah sifatnya yang hipotonis sehingga dapat masuk
intoksikasi air yang dikenal dengan sindrom TURP. Ditandai dengan pasien
yang mulai gelisah, somnolen dan tekanan darah meningkat dan terdapat
bradikardi. Jika tidak segera diatasi, pasien akan mengalami edema otak dan
operator harus membatasi diri untuk tidak melakukan reseksi lebih dari 1 jam
oleh cairan ke kandung kemih dan kemudian dibuang keluar pada akhir operasi.
memerlukan waktu pemulihan lebih pendek. Salah satu efek samping yang
Prosedur bedah yang disebut insisi transurethral dari prostat (TUIP), prosedur
ini melebar urethra dengan membuat beberapa potongan kecil di leher kandung
hiperplasi prostat yang tidak tartalu besar, tanpa ada pembesaran lobus medius
2) Open surgery
(>100 gram), ketika ada komplikasi, atau ketika kandung kemih telah rusak dan
3) Operasi laser
Kelenjar prostat pada suhu 60-65oC akan mengalami koagulasi dan pada suhu
yang lebih dari 100oC mengalami vaporasi. Teknik laser menimbulkan lebih
menimbulkan disuri pasca bedah yang dapat berlangsung sampai 2 bulan, tidak
36
langsung dapat miksi spontan setelah operasi dan peak flow rate lebih rendah
daripada pasca TURP. Serat laser melalui uretra ke dalam prostat menggunakan
laser interstisial tempat ujung probe serat optik langsung ke jaringan prostat
untuk menghancurkannya.
sama dengan TURP, hanya saja teknik ini memakai roller ball yang spesifik
perdarahan pada saat operasi. Namun teknik ini hanya diperuntukan pada
prostat yang tidak terlalu besar (<50 gram) dan membutuhkan waktu
e. Kontrol berkala
Watchfull waiting
Setelah 6 minggu, 3 bulan dan setiap tahun. Selain dilakukan penilaian skor
Pembedahan
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidayat, Jong WD.1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisis 4. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC
2. Fawzy A, Pool JL. 2010. Benign Prostatic Hypertrophy and the Role of Alpha
Adrenergic Blockade. http://www.medscape.com/viewprogram/2010