Bab III Vle Kelompok 2
Bab III Vle Kelompok 2
Bab III Vle Kelompok 2
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengetahui suhu kesetimbangan etanol-aquades pada berbagai fungsi
konsentrasi.
2. Mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap kesetimbangan uap-caquades etanol-
aquades isobarik.
3. Mengetahui banyaknya komposisi etanol saat kesetimbangan.
4. Menggambar kurva T,XY dan membandingkan dengan literatur.
Gambar II.2 Hot Plate Gambar II.3 Pipet Ukur Gambar II.4 Ball Filler
25 mL
Etanol Aquades
Campuran
Dipanaskan
Dipisahkan
Ditambahkan Etanol
Didinginkan
Dipanaskan
Dipisahkan
Hitung Hitung
densitas Cairan Uap
densitas
Diketahui variabel :
Running 1
Diketahui
Volume piknometer = 5 ml
T setimbang = 80 0C
p cair =
15,32 10,98
= 5
= 0,868 gram/ml
p uap =
15,32 11,33
= 5
= 0,798 gram/ml
Running 2
1,355
Mol etranol = fraksi mol etanol = = 2,614 = 0,52 mol
62,35
= = 1,355 fraksi mol aquades = 1 0,52 = 0,48 mol
46
T setimbang = 80 0C
p cair =
15,29 10,98
= 5
= 0,862 gram/ml
p uap =
15,28 11,33
= 5
= 0,79 gram/ml
Running 3
1,682
Mol etranol = fraksi mol etanol = = = 0,57 mol
2,94
77,35
= = 1,682 fraksi mol aquades = 1 0,57 = 0,43 mol
46
T setimbang = 79 0C
p cair =
15,21 10,98
= 5
= 0,846 gram/ml
p uap =
15,21 11,33
= 5
= 0,776 gram/ml
Running 4
2,008
Mol etanol = fraksi mol etanol = = 3,266 = 0,61 mol
92,35
= = 2,008 fraksi mol aquades = 1 0,61 = 0,39 mol
46
T setimbang = 79 0C
p cair =
15,19 10,98
= 5
= 0,842 gram/ml
p uap =
15,24 11,33
= 5
= 0,782 gram/ml
Tabel II.2 Hasil Perhitungan Densitas Cair
T
Running Massa Pikno Massa Pikno Volume Densitas
setimbang
ke- Cair Kosong (g) Cair isi (g) Pikno (ml) Cair (g/ml)
(oC)
T Volume
Running Massa Pikno Massa Pikno Densitas
setimbang Pikno Uap
ke- Uap Kosong (g) Uap Isi (g) Cair (g/ml)
( C) (ml)
1 80 11,33 15,32 5 0,798
2 80 11,33 15,28 5 0,79
3 79 11,33 15,21 5 0,776
4 79 11,33 15,24 5 0,782
Kurva Kalibrasi
1.05
1.03 y = -0,03x3 + 0,13x2 - 0,3267x + 0,9786
1.01 R = 1
0.99
0.97
0.95
0.93
Densitas (g/ml)
0.91
0.89
0.87
0.85
0.83
0.81
0.79
0.77
0.75
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Fraksi mol etanol
Gambar II.13. Kurva Kalibrasi antara Fraksi mol etanol dengan densitas
Tabel data kurva kalibrasi
T
setimbang Data Liquid Data Vapor
Densitas Densitas
Densitas Perhitunga Densitas Perhitunga
(C) percobaan Fraksi n Percobaan Fraksi n
0,3960 0,8677 0,7285 0,7980
80 0,868 0,798
0,4204 0,8620 0,7724 0,7900
80 0,862 0,79
0,4909 0,8460 0,8524 0,7760
79 0,846 0,776
0,5092 0,8420 0,8176 0,7820
79 0,842 0,782
F. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini melakukan percobaan kesetimbangan uap cair ( VLE ) isobarik pada
tekanan atmosferik dengan sistem biner yaitu Etanol (1) dan Aquades (2). Pada percobaan
kali ini menggunakan 4 variabel fraksi mol Etanol masing masing 0,35, 0,4156, 0,4692,
dan 0,5137. Empat variabel tersebut digunakan untuk pemisahan etanol dan aquades yang
dibedakan menjadi fase cair dan fase uap.
Pada praktikum ini didapatkan hasil bahwa pada setiap kenaikan fraksi ethanol maka
suhu kesetimbangan akan semakin menurun. Pada fraksi mol 0,35, 0,4156 didapat suhu
kesetimbangan 81oC sedangkan untuk fraksi mol 0,4692, 0,5137 mempunyai suhu
kesetimbangan 80 oC, Hal tersebut terjadi karena titik didih ethanol lebih rendah dari pada
aquades sehingga semakin banyak etanol pada campuran maka suhu kesetimbangan akan
mendekati titik didih etanol yaitu 78,32 oC.
Berdasarkan variabel fraksi mol tesebut semakin tinggi fraksi mol maka densitas akan
semakin menurun. Hal itu disebabkan karena semakin tinggi fraksi mol etanol maka
massa campuran etanol akan semakin rendah. Perbandingan densitas fase uap dan fase
cair etanol ditunjukkan pada tabel tabel II.5 berikut:
Tabel II.5 Data perbandingan fase cair dan fase uap etanol
Dari tabel diatas juga diketahui bahwa densitas fase cair lebih besar dari pada densitas
fase uap. Hal tersebut terjadi karena pada fase uap memiliki kemurnian etanol yang lebih
tinggi sedangkan pada fase cair masih banyak etanol yang bercampur dengan air sehingga
massa pada fase cair lebih besar dari fase uap maka densitas pada fase uap lebih rendah
dari densitas pada fase cair.
Fase uap dan fase cair pada sistem biner etanol dan air ini memiliki fraksi yang berbeda
antar fase. Perbedaan fraksi mol etanol tersebut ditunjukkan oleh tabel II.6 sebagai berikut
:
Fraksimol Etanol dalam Fraksi mol Etanol dalam Fraksi mol Etanol dalam
sistem biner fase cair fase uap
0,35 0,3875 0,966
0,4156 0,8157 0,970
0,4692 0,8175 0,985
0,5137 0,81765 1,04
Dari tabel diatas fraksi mol etanol dalam fase uap lebih besar daripada fraksi mol etanol
dalam fase cair pada setiap penambahan variabel karena semakin banyak konsentrasi
etanol maka suhu akan semakin mendekati titik didih etanol sehingga fase uap memiliki
kemurnian yang lebih tinggi dari pada fase cair.
Fraksi mol etanol didapatkan dari kurva kalibrasi pada gambar Gambar II.14 berikut
1.2
Kurva Kalibrasi
y = -0.0242x3 + 0.1117x2 - 0.3074x + 1.0074
1 R = 1
0.8
DENSITAS
Series1
0.6
Poly. (Series1)
0.4
0.2
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
FRAKSI MOL ETANOL
Berdasarkan data pada tabel II.6 maka dapat dibuat diagram T-xy dimana diagram
tersebut menunjukkan pengaruh suhu terhadap fraksi mol etanol pada fase uap dan fase
cair . Diagram tersebut direpresentasikan oleh gambar 1.15 berikut :
80.6
Fraksi mol etanol
80.4 dalam fase cair
82.5
Temperatur, 0 C
82
bubble
81.5
dew
81
80.5
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
fraksi mol etanol (x,y)
Berdasarkan literatur (Perry, 1997), semakin meningkat fraksi mol etanol maka
suhu kesetimbangan yang tercapai semakin menurun. Hal ini bergantung pada
perbandingan jumlah etanol-aquades pada saat awal percobaan karena semakin banyak
jumlah salah satu komponen maka titik suhu kesetimbangan akan bergeser kearah titik
didih dari salah satu komponen tersebut. Pada percobaan yang dilakukan mengalami
perbedaan dikarenakan hanya terdapat empat variabel yang menyebabkan kurva tidak
akurat.
1. KESIMPULAN
a. Pada fraksi mol 0,35 dan 0,4156 memiliki suhu kesetimbangan 81 oC sedangkan
pada konsentrasi 0,4692 dan 0,5137 memiliki suhu kesetimbangan 80 oC
b. Pada setiap kenaikan fraksi mol etanol maka didapatkan suhu kesetimbangan uap
cair semakin menurun mendekati titik didih etanol
c. Semakin suhu kesetimbangan mendekati titik didih etanol maka kemurnian etanol
akan semakin meningkat
d. Kurva T- xy antara hasil percobaan dan literature berbeda dikarenakan hanya ada
4 variabel sehingga kurva hasil percobaan tidak akurat
2. SARAN
a. Othmer Still harus dalam suhu yang rendah sebelum penambahan etanol agar etanol
pada campuran tidak cepat menguap
b. Hitung dengan teliti densitas pada fase uap dan fase cair agar didapatkan hasil yang
valid.
DAFTAR PUSTAKA
Sari, Ni ketut. 2012. Data Kesetimbangan Uap-Aquades dan Ethanol- Aquades dari Hasil
Fermantasi Rumput Gajah. Jurnal Teknik Kimia: Vol.6, No. 2. UPN, Jawa Timur
Perry.R.H. and Green.D., 1997, Perrys Chemical Engineer Handbook 7th ed, McGraw-
Hill Book Company, New York.