Anda di halaman 1dari 72

RESEP TERAPI PETE

versi 8
untuk

Kesehatan, Kehidupan,
Kebahagiaan
dan Kesejahteraan

15 tahun penelitian terapi pete


7 tahun sosialisasi terapi pete

Bambang Subaktyo EDV.F.T.

7 Juni 2017
TAHTA saya tak punya
HARTA hanya sekedarnya
PUSAKA pun tak ada

hanya CINTA KASIH SAYANG (CKS) yang bisa kuberikan


dan ILMU PENGETAHUAN (IP) yang dapat kuwariskan

untuk

Zulvia, istri tercinta,


Putri, Ratna dan Eko,
anak-anak yang saya sayangi,
dan teman-temannya
generasi penerus bangsa.

Buku ini adalah per-wujud-an dari CKS + IP

Semoga buku terapi pete ini akan membawa


kesehatan, kehidupan, kebahagiaan dan kesejahteraan
yang jauh lebih baik lagi di masa depan.
Demi CINTA, KASIH dan SAYANG

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha


Penyayang saya tulis RESEP Terapi Pete v8 ini.

22 tahun yang lalu, tahun 1995 saya mulai makan pete rebus,
saya dan keluarga merasakan bagaimana pete telah menjaga
kesehatan kami selama ini.

Sekitar tahun 2005 saya mulai minum air pete, hambatan di


tangan kiri saya terbebaskan setelah 4 hari berturut minum air
pete. Ternyata air rebusan kulit pete punya kekuatan untuk
memperbaiki urat saraf yang telah mengalami berbagai macam
trauma, atau sekedar fatigue karena usia. Air pete juga bisa
membebaskan diri dari asam urat, bisa membangunkan si Otong
dalam hitungan jam, dlsb.

Saya memberikan resep terapi pete kepada banyak orang dan


mereka mendapatkan berbagai manfaat dari terapi pete, mereka
merasakan adanya perubahan kesehatan, ada yang mendapatkan
kesembuhan dari penyakit yang mereka derita, ada yang sembuh
sehat, yang menemukan efek Slow Vixgrx, mendapatkan power
& stamina yang berlipat ganda dan berbahagia dengan
pasangannya.

Sampai dengan tahun 2017, ada lebih dari seratus permintaan


konsultasi datang dari berbagai daerah (kota/pulau) di seluruh
Indonesia dan beberapa orang dari luar negeri, Australia,
Amerika, India dan Malaysia sementara jumlah kunjungan ke
blog lebih dari 200 ribu dari 82 negara.

Sungguh menyenangkan bisa membantu membebaskan


banyak orang dari berbagai hambatan kesehatan mereka.
i
Banyak yang melaporkan hasil terapi, bagaimana mereka
berhasil bebas dari bermacam penyakit, ada yang bebas
dari hambatan pergerakan tangan atau kaki, berhasil
bangun dari kelumpuhan paska stroke, bisa bergerak bebas
tanpa hambatan seakan kembali muda. Ada yang batal dari
operasi jantung setelah 3 bulan rutin menjalankan terapi
pete, ada yang melaporkan jantung, ginjal dan organ tubuh
lainnya kembali pulih normal, dlsb.

Sebuah kemudahan untuk bisa bebas dari berbagai penyakit,


berkat terapi pete. Untuk itulah resep ini ditulis, memberikan
kesempatan bagi setiap orang untuk bisa menjalankan terapi pete
dengan aman. Saya tekankan kata Terapi Pete dengan aman ...
karena dibalik itu ... ada 2 hal utama yang patut dihindari yaitu
jangan makan pete mentah dalam jumlah banyak selama
beberapa hari berturut dan jangan minum air pete terlalu
banyak. Ikuti petunjuk yang ada di buku ini untuk mendapatkan
hasil terbaik dari terapi pete sekaligus menjaga agar kita tidak
mendapatkan hal-hal negatif dari pete.

Semoga buku RESEP TERAPI PETE v8 ini bisa memberikan


manfaat bagi banyak orang.

Demi CINTA kami kepada ENGKAU, YMK, kami berbagi KASIH


dan SAYANG kepada orang lain melalui pete/terapi pete.

Jakarta, 7 Juni 2017

Bambang Subaktyo

ii
Daftar Isi
i Demi CINTA, KASIH dan SAYANG
1 PENDAHULUAN
3 ISTILAH yang digunakan di buku ini
4 I. TERAPI PETE
4 - Apa sih terapi pete itu?
5 - Kenapa orang harus ikut Terapi Pete?
8 - Siapakah saya?
8 - Apa tujuan saya melakukan penelitian ini?
10 - Siapa yang boleh ikut Terapi Pete?
11 - Apa manfaatnya?
11 - Bagaimana caranya?
12 - Berapa lama? Berapa banyak?
12 - Adakah bahaya / efek negative dari Terapi Pete?
23 III. RESEP TERAPI PETE
26 - Merebus Pete Dengan Kompor Listrik
28 - Merebus Pete 10 Lanjar
29 - Perebusan 2 Menit Sejak Pete Masuk Air Dingin
33 - Perubahan Resep Terapi Pete
33 III.1 TERAPI BUAH PETE (TBP)
34 - Volume Air Untuk Merebus
35 - TABEL LAMA WAKTU PEREBUSAN PETE
35 - RESEP TERAPI BUAH PETE (RTBP)
39 III.2 TERAPI AIR PETE (TAP)
39 - RESEP TERAPI AIR PETE (RTAP)
40 - DOSIS MAXIMAL
42 - PESERTA DENGAN TENSI RENDAH!
43 - Hanya Merebus Kulit Pete
44 III.3 TERAPI FULL (TBP + TAP)
45 III.4 REFILLING PETE
46 III.5 REAKSI YANG DIRASAKAN
50 - Pembelajaran Rasa Sehat Dan Tidak Sehat

iii
52 III.6 WARNING!!!
52 - IMPROVISASI RESEP TERAPI PETE
54 III.7 Lain-lain
54 - Warna Kulit Pete
55 - Warna Air Rebusan Kulit Pete
57 - MEREBUS PETE MENGGUNAKAN KENDIL
57 - Cara Penyimpanan Pete Agar Tahan Lama
58 - CELL REGENERATIVE & SKIN REGENERATIVE
59 - MENU MASAKAN BERBAHAN PETE
63 IV. PENUTUP
63 - SEHAT ITU PILIHAN

iv
PENDAHULUAN
Dulu orang tua saya memberikan beberapa obat alternative
seperti air beras kencur, daun sirih untuk mimisan, air
rebusan brotowali untuk obat gatal, pucuk daun jambu biji
untuk diaree, dll.

Saya tertarik kepada obat dan pengobatan alternatif


terutama obat herbal dari tanaman, saya mengumpulkan
buku tanaman obat, membeli di pasar loak (di Senen, di
Black Bridge Jakarta Timur), di toko buku antik juga di
toko buku mutakhir.

Buku-buku itu membeberkan berbagai jenis tanaman obat


dan manfaatnya. Tidak mudah untuk mendapatkan
tanaman-tanaman eksotis itu di kota besar seperti Jakarta,
jauh dari hutan, jauh dari gunung, jauh dari kemungkinan
tanaman itu bisa hidup.

Saya mencari tanaman atau produk tanaman yang bisa


didapatkan di mana-mana, mudah diperoleh, tersedia
hampir sepanjang tahun, dan mudah diproses menjadi obat.

Di tahun 1995 muncullah sebuah artikel pendek dari


Professor Hembing: ... pete bisa untuk mencuci darah ....
Artikel pendek hanya 1 kolom dengan sekitar 10 baris
kalimat! Tidak dikatakan bagaimana caranya. Saya tertarik
untuk mencoba pete, dan sejak itu saya makan pete rebus
... jadilah Terapi Pete ini.

Banyak keberhasilan telah dicapai peserta setelah


menjalankan terapi pete, bermacam penyakit bisa dibantu-
sehatkan dengan terapi pete, tetapi ada beberapa kegagalan
1
peserta karena satu dan lain hal.

Buku ini terdiri dari 4 bagian:


I. TERAPI PETE
II. DETOX, TPD, PESING
III. RESEP TERAPI PETE (RTP)
IV. PENUTUP

Di bagian I. TERAPI PETE memberikan gambaran tentang


terapi pete: apa, kenapa, siapa, bagaimana, berapa, dst.

Di bagian 'II. DETOX, TPD, PESING' memberikan gambaran


tentang 3 hal terpenting dalam terapi pete, apa saja hal itu
dan kenapa ada bau PESING.

Di bagian 'III. RESEP TERAPI PETE (RTP)' ini diuraikan


pilihan terapi pete: Terapi Buah Pete (TBP), Terapi Air
Pete (TAP). Kemudian ada resep TBP, resep TAP, dosis &
frekuensi TBP/TAP.

Di bagian 'IV. PENUTUP' berupa sebuah pesan: 'Sehat itu


pilihan'.

2
ISTILAH yang digunakan di buku ini:

RTP = Resep Terapi Pete


TBP = Terapi Buah Pete
TAP = Terapi Air pete
RTB = Resep Terapi Buah Pete
RTAP = Resep Terapi Kulit Pete
RTPv8 = Resep Terapi Pete v8
BTPv8 = Buku Terapi Pete v8
Air pete= air rebusan kulit pete
TPD = toxin-poison-dirt
puff = feces, buangan saat BAB
urine = buangan saat pipi
Detox = detoxificatio, membersihkan racun
1 lanjar, 1 papan, 1 bilah, selonjor, 1 pedang
Artificial= palsu, mirip aslinya
4X4 = kegiatan romantis yang dilakukan di kamar tidur
Vixgrx= slow vixgrx = obat pendorong bangkitnya si Otong
Si Otong= penis, a male erectile organ
TILT = istilah mesin Ding-dong: mati karena digoncang
kompilasi penyakit = sekumpulan penyakit

3
I. TERAPI PETE

Apa sih terapi pete itu?


Terapi pete adalah mengkonsumsi buah/biji pete rebus dan
atau minum air pete selama beberapa hari berturut untuk
menyembuhkan penyakit atau menjaga kesehatan.

Pete rebus adalah pete yang direbus di air mendidih selama


beberapa menit sesuai dengan jumlah (lanjar/papan) pete
yang direbus agar biji/buah pete itu tidak mentah saat
digunakan untuk terapi pete. Air dimasak sampai mendidih,
baru pete dimasukkan ke air mendidih. Bukan memasukkan
pete ke air dingin lalu pete dan air dingin itu dimasak.

Pete mentah mengandung bahaya bagi kesehatan. Makan


pete mentah bisa membuat sakit pinggang, pegal-pegal di
badan, apalagi bila makan pete mentah selama beberapa
hari berturut-turut, asam urat naik, kolesterol naik, tensi
darah naik, ginjal sakit, jantung berdebar ... dst.

Kekuatan pete harus diturunkan, getah yang ada harus


dikeluarkan, maka pete harus direbus dulu. Pete direbus di
air mendidih untuk waktu tertentu agar pete tidak dalam
kondisi mentah saat digunakan dalam terapi pete.

Air pete adalah air hasil rebusan kulit pete.

Air pete 11 menit adalah hasil rebusan kulit pete yang


direbus selama 11 menit. Air pete 11 menit khusus bagi
penderita tensi darah tinggi (hypertensi), air pete ini cukup
cepat menurunkan tensi darah. Jangan minum sekaligus
semua hasil rebusan kulit pete, harus dibatasi. Ada dosis
maximal!
4
Air pete 20 menit adalah hasil rebusan kulit pete yang
direbus selama 20 menit. Air pete 20 menit boleh diminum
oleh peserta dengan tensi darah normal maupun penderita
hypertensi. Orang dengan tensi darah cenderung rendah,
diharapkan tidak minum air pete, baik yang rebusan 20
menit apalagi yang rebusan 11 menit ... horror! Peserta
dengan tensi darah rendah sebaiknya menjalankan terapi
buah pete (TBP) lebih dulu sampai tensi normal, setelah itu
boleh ikut terapi air pete (TAP).

Kenapa orang harus ikut Terapi Pete?


Saat ini, berbagai bahan pangan telah tercemar berbagai
racun, sejak dari pertanian atau perkebunan, tanaman
sudah disemprot dengan insektisida, pestisida, fungisida,
herbisida, ada bahan pangan GMO atau GMF (genetically
modified object atau genetically modified food) telah
direkayasa secara genetik yang tak baik untuk kesehatan,
ada bahan pengawet seperti borax atau formalin, ada
penyedap buatan, pewarna textil, dlsb. Ikan atau bahan
pangan dari laut tercemar logam berat, ternak yang disuntik
hormon agar cepat gemuk, dll. Kemudian semua bahan itu
dicampur, dimasak menggunakan minyak bekas, minyak
yang dicampur plastik, dicampur benda yang tak layak
makan (dirt) ... dst. Itulah Toxin-Poison-Dirt (TPD).

TPD ada karena setiap orang dalam jaringan penyedia


bahan pangan (makanan) itu perlu mencari keuntungan,
mereka ingin memperbesar hasil panen (produksi), ingin
mempertahankan bahan makanan tetap (terlihat) awet tahan
lama karena sistem distribusi yang memerlukan waktu
panjang dan karena sistem transportasi belum lancar, lama

5
dan belum mulus, ada yang ingin agar makanan itu cepat
tersaji dengan rasa yang enak dan tampilan yang menarik,
orang malas menggunakan bumbu alami yang harus
ditumbuk, tak cukup waktu untuk berlama-lama mengurus
bumbu alami, langsung saja gunakan yang instant atau
artificial (palsu, mirip aslinya), dst.

Kita sudah tidak bisa menolak adanya TPD. Meski


diusahakan agar bahan makanan itu disiapkan sebersih
mungkin, membeli bahan pangan yang dikatakan organik,
dimasak di rumah, toh tetap sulit menghindari TPD.
Kemungkinan mengkonsumsi makanan mengandung TPD
sama saja di mana pun, makan di rumah, di warung
kakilima dan di resto bintang lima tetap sama.

TPD akan dikonsumsi bersama makanan sehari-hari,


menumpuk di berbagai organ tubuh, menyebabkan organ
tubuh mengalami penurunan daya, mengalami kerusakan,
penyakit pun datang.

Untuk membersihkan tubuh dari TPD, jalankan terapi pete,


pete akan menDETOX tubuh kita, segala TPD akan
dikeluarkan, TPD diluruh keluar badan dalam bentuk puff,
urine dan keringat. Bila tubuh menyimpan banyak TPD,
saat makan pete, puff dan urine akan bau pesing, amat
sangat bau.

Saat seseorang mulai menjalankan terapi, makan pete, maka


pada esok pagi, puff dan urine berbau pesing. Nah orang
yang sudah rutin makan pete atau bagi peserta terapi pete
yang rutin makan pete rebus, puff dan urine itu tidak
berbau.

6
Khusus bagi peserta baru:
- hari 1 makan pete rebus,
- pagi hari ke-2 puff dan urine bau pesing, siang hari
makan pete rebus,
- pagi hari ke-3 puff dan urine masih bau pesing, siang
hari makan pete rebus,
- pagi hari ke-4 puff dan urine sudah berkurang baunya,
siang makan pete rebus,
- pagi hari ke-5 biasanya puff dan urine sudah tak berbau
lagi,
- lanjutkan terus terapinya, puff dan urine tidak berbau.

Hari demi hari menjalankan terapi, tubuh terus diDETOX,


pete meluruh TPD yang ada di dalam badan. Bila TPD itu
habis (berbagai organ terbebaskan dari beban TPD), puff
dan urine bersih tidak bau pesing. Bersamaan dengan
hilangnya bau pesing, terjadilah perubahan kesehatan di
berbagai organ, muncul rasa segar, muncul rasa lega, badan
terasa lebih bertenaga. Pada peserta usia 30-45 tahun
muncul power & stamina yang jelas, kemampuan 4X4
berlipat ganda.

Pada peserta diatas 50 tahun, rasa pegal, rasa berat di


badan, di pinggang, di punggung itu perlahan hilang, tidur
terasa lebih nyenyak, bangun tidur terasa segar, bangun
dan bangkit dari tempat tidur dirasa ringan, saat pipi, urine
keluar dengan lancar, tidak lagi putus-putus.

Setelah beberapa hari terapi penyakit pun perlahan pergi,


terjadilah Cell Regenerative, organ tubuh perlahan
dipulihkan, ketahanan tubuh meningkat.

Peserta sehat yang menjalankan terapi, mendapatkan


7
manfaat: kesehatan organ tubuh dijaga, daya tahan tubuh
dipertahankan, penyakit enggan datang.

Siapkan pertahanan diri sedini mungkin, jalankan terapi


pete, berikan kepada para yunior (anak-anak ataupun cucu)
agar mereka tahan penyakit. Lebih baik membeli pete
beberapa lanjar dalam sebulan daripada nanti harus
membayar biaya mahal untuk pengobatan penyakit.

Siapakah saya?
Sebenarnya saya seorang konsultan di bidang komputer,
pernah kuliah di beberapa jurusan di beberapa universitas
termasuk di Universitas Stuttgart Jerman. Saya lebih banyak
belajar secara otodikdak dengan membaca buku-buku, dari
teknik ke seni/budaya, dari management ke filsafat, dari
akuntansi sampai politik. Sejak SMP saya suka membaca
majalah Popular Mechanic dan Popular Sciences, terus
berlanjut membaca bermacam buku/majalah bermacam
genre, kecuali novel/fiksi.

Apa tujuan saya melakukan penelitian ini?


Sejak kecil saya sudah punya pengalaman mengkonsumsi
beberapa obat alternative yang diberikan oleh orang tua,
seperti air beras kencur, daun sirih untuk mimisan, air
rebusan brotowali untuk obat gatal, pucuk daun jambu biji
untuk diaree, dan pengalaman iseng-iseng pribadi olesan
remasan bunga untuk mengobati sengatan lebah.

Sebelum melakukan penelitian pete, saya melihat ada


ketimpangan dalam sistem pengobatan kesehatan rakyat,
dimana sang pemimpin waktu itu terlihat kemana-mana
8
selalu disertai dengan mobil ambulans berisi dokter ahli
khusus dirinya, lengkap dengan suster-perawat, dengan
peralatan canggih dan tentu penuh dengan obat-obat-an
khusus. Sang pemimpin saja tidak percaya dengan sistem
kesehatan yang dia rancang sendiri ... juga berobat ke luar
negeri!? Lihatlah peraturan yang mereka buat waktu itu
yang memberikan kesempatan bagi kelompok khusus itu
melakukan wisata kesehatan sampai keluar negeri dan
dibiayai negara! Sementara rakyat dibiarkan mencari jalan
masing-masing untuk bisa sehat, untuk bisa berobat, untuk
bisa dirawat di rumah orang sakit itu.

Saya merasa terpanggil untuk membantu masyarakat dari


beban biaya pengobatan, membantu melepaskan beban
masyarakat dari berbagai masalah terutama biaya kesehatan
yang cukup mahal selama ini. Lagipula, negara ini sudah
mendapat berkah dari YMK, tanah dan air yang begitu
kaya, kaya dengan berbagai sumber daya alam, dan tentu
dengan berbagai tanaman obat!

Jauh sebelum tahun 1995 saya sudah tertarik kepada obat


dan pengobatan alternatif terutama obat herbal dari
tanaman, saya mencoba mempelajari tanaman herbal,
mengumpulkan buku tanaman obat, membeli di pasar loak
(di Senen, di Black Bridge Jakarta Timur), di toko buku
antik juga di toko buku mutakhir.

Buku-buku tanaman obat itu saya pelajari, saya coba


memahaminya ... tapi, bagaimana saya bisa mendapatkan
tanaman-tanaman eksotis itu!? Saya lahir dan tinggal di
kota besar yang jauh dari hutan, jauh dari kemungkinan
tanaman itu bisa hidup, tak mungkin saya bisa
mendapatkan tanaman obat yang disebutkan di buku-buku
9
itu!

Saya harus mencari tanaman atau produk tanaman yang


bisa didapatkan di kota besar, tersedia di pelosok desa,
tersedia di mana-mana, mudah diperoleh, tersedia hampir
sepanjang tahun, dan mudah diproses menjadi obat.

Di tahun 1995 saya mendapatkan sebuah artikel dari Prof.


Hembing tentang pete, hanya artikel singkat 1 kolom
dengan sekitar 10 baris bahwa pete bisa untuk mencuci
darah. Artikel itu tidak memberitahu bagaimana cara
menggunakan pete untuk mencuci darah. Saya tertarik
dengan kemungkinan pete untuk mencuci darah. Saya mulai
mengkonsumsi pete. Mulailah penelitian pete sampai
mendapatkan terapi pete ini.

Jadi, laku saya dalam mencari tanaman obat dan penelitian


pete ini didorong oleh rasa KASIH SAYANG kepada setiap
umat manusia, tidak hanya di Indonesia tapi ke seluruh
dunia ... demi kesehatan, kehidupan, kebahagiaan dan
kesejahteraan.

Siapa yang boleh ikut Terapi Pete?


Sebaiknya setiap orang, tua muda, pria wanita mau
menjalankan terapi pete, apalagi mereka yang sudah
berumur diatas 45 tahun.

Kita, semua orang dimanapun tidak bisa menghindar dari


TPD yang ada di hampir semua makanan yang kita
konsumsi. Penumpukan TPD selama belasan tahun atau
puluhan tahun dapat merusak berbagai organ utama tubuh
kita, pelan tapi pasti organ tubuh akan mengalami
10
penurunan daya kerja, penyakitpun hadir satu demi satu
sampai akhirnya terjadi kompilasi penyakit.

Daripada membayar biaya pengobatan dan perawatan


konvensional yang mahal, lebih baik menggunakan obat
herbal, menjalankan terapi pete untuk mengembalikan
kesehatan, menyembuhkan diri dari berbagai penyakit dan
membuat pertahanan diri bagi mereka yang masih sehat.

Apa manfaatnya?
Terapi pete sudah menjalani 22 tahun uji coba, merupakan
penelitian dan pengamatan secara empirik, penggunaan pete
untuk mengobati bermacam penyakit, dari asam urat, darah
tinggi, diabetes mellitus, trauma otot, diaree, sakit jantung,
dll sampai ke masalah impotensi.

Di 15 tahun pertama, memang hanya ada antara 20-30


orang peserta terapi yang merasakan manfaat dari terapi
pete, kemudian di masa sosialisasi sejak tahun 2010/2011
peserta terapi bertambah dari ratusan kemudian ribuan dst
berasal dari seluruh Indonesia, dan yang tertarik terapi ini
berasal dari 82 negara. Dengan melihat jumlah peserta yang
begitu banyak, menandakan banyak yang merasakan
manfaat terapi pete.

Bagaimana caranya?
Caranya sangat mudah, hanya merebus air sampai
mendidih, setelah air mendidih pete (masih dengan kulit)
masuk ke air mendidih, rebus terus selama waktu yang
ditentukan. Hal ini akan dijelaskan dengan rinci di bab
RESEP TERAPI PETE.
11
Berapa lama? Berapa banyak?
Untuk peserta yang sehat, jalankan terapi pete setiap hari
berturut-turut selama 2 minggu. Buat yang sudah punya
penyakit apalagi kompilasi penyakit perlu menjalankan
antara sebulan sampai 3-4 bulan.

Yang sehat cukup makan pete rebus sebanyak 1 lanjar


(papan) sekali sehari, boleh dimakan bersama makan siang
atau makan malam.

Yang punya penyakit atau memiliki kompilasi penyakit


perlu makan pete rebus sebanyak 2 lanjar sehari, 1 lanjar
dimakan saat makan siang dan 1 lanjar dimakan saat
makan malam.

Disamping makan pete rebus ada terapi minum air pete,


yang ini memang terlihat begitu mudah hanya sekedar
cairan hasil rebusan kulit buah pete, tetapi ada efek horror
yang bisa menimpa peserta bila minum melebihi dosis.
Untuk hal ini akan dirinci di bab TERAPI AIR PETE.

Setelah 2 minggu itu usai, boleh terus melanjutkan terapi


tetapi dosis / frekuensi makan pete rebus itu dikurangi. Hal
ini dirinci di bab REFILL

Adakah bahaya / efek negative dari Terapi Pete?


JELAS ADA!
Terapi pete adalah mengkonsumi PETE REBUS bukan PETE
MENTAH! Bila peserta mengikuti aturan resep dengan
benar bisa merebus pete sampai menghasilkan pete yang

12
tidak mentah ... bukan pete yang direbus berlama-lama
tetapi hanya beberapa menit direbus dalam air mendidih.

Hasil dari penelitian/pengamatan terapi pete:


- pete rebus (sesuai resep) benar punya banyak manfaat,
- pete rebus benar membersihkan darah,
- pete rebus menDETOX sistem pencernaan,
- pete rebus menDETOX seluruh organ tubuh,
- terapi pete benar bisa memberikan kesembuhan
bermacam penyakit dalam,
- bisa untuk pencegahan dini dari berbagai penyakit,
- menambah ketahanan tubuh, meningkatkan power &
stamina, menambah tenaga untuk kegiatan olah
tubuh/kerja fisik maupun dalam urusan 4X4,
- pete mentah berbahaya bagi kesehatan, sementara pete
rebus menjadi obat,
- mengkonsumsi pete mentah 1 lanjar selama beberapa
hari mendatangkan rasa pegal, sakit di pinggang, di
punggung, di leher, tensi naik, jantung berdebar,
kolesterol naik,
- makan pete mentah 1 lanjar selama 7 hari menyebabkan
bibir, gusi dan mulut bengkak (1 kasus), minum jus
pete mentah membuat gusi dan mulut bengkak,
- dst.

Begitu juga dengan minum air pete, bila sesuai dosis,


aman-aman saja, tetapi kalau terlalu banyak bahkan ada
yang minum air rebusan 6 lanjar kulit pete sekaligus ...
efeknya HORROR! Jantung berdebar keras, keringat dingin,
lemas ... mengerikan.

13
II. DETOX, TPD dan PESING
Ada 3 hal utama dalam terapi pete yaitu: DETOX, TPD, dan
PESING

* DETOX atau Detoxification yang artinya membuang


'toxin' yang ada di dalam tubuh manusia. Pete akan
membersihkan (cleaning, detox) berbagai zat-zat yang
mengganggu kesehatan tubuh manusia, kemudian ada
* TPD atau Toxin-Poison-Dirt yang telah masuk selama
berpuluh tahun kedalam tubuh manusia dewasa melalui
berbagai cara terutama melalui makanan dan minuman
yang kita konsumsi, dan yang terakhir unsur
* PESING atau bau pesing setelah makan pete.

I.1 DETOX
Pete punya kemampuan untuk membersihkan berbagai TPD
yang ada di dalam sistem pencernaan, di dalam darah, di
pembuluh darah, di berbagai organ. Buah Pete yang kita
makan akan melakukan detox mulai dari sistem pencernaan,
kemudian pete akan diserap di usus halus dan diedarkan
oleh darah ke seluruh tubuh. Setelah sistem pencernaan itu
bersih, maka makanan dan pete yang diedarkan itu sudah
bersih dari TPD, selanjutnya pete akan membersihkan
darah, membersihkan pembuluh darah, terus berlanjut
membersihkan berbagai organ tubuh.

Ada 3 tipe Terapi pete:


1) Terapi Buah Pete (TBP)
2) Terapi Air Pete (TAP)
3) Terapi FULL (TBP + TAP)

Pada TBP, proses detox berawal di sistem pencernaan, TPD


14
yang ada di sistem pencernaan akan dibersihkan,
selanjutnya pete akan diserap dan masuk ke darah, darah
dan pembuluh darah akan dibersihkan, pete akan terus
mengalir menuju berbagai organ, pembersihan organ pun
terjadi.

Pada TAP, air pete tidak berlama-lama di sistem


pencernaan, karena cair maka air pete langsung disalurkan
ke darah, langsung membersihkan darah, pembuluh darah,
lalu pembersihan organ, tetapi pusat penumpukan TPD yang
berada di sistem pencernaan tidak mengalami detox yang
berarti. Bila hanya TAP maka saat penyerapan makanan di
usus halus, TPD yang menumpuk di sistem pencernaan akan
tetap terserap dan terus diedarkan oleh darah ke berbagai
organ.

TBP memang lebih baik daripada TAP ...


* TBP akan membersihkan gudang TPD (sistem
pencernaan) lebih dulu dan selanjutnya apa yang keluar
dari gudang itu akan lebih bersih ...
* TAP membiarkan gudang TPD itu apa adanya, air pete
langung ke sistem transportasi (darah, pembuluh darah)
... setiap kali orang itu makan, maka TPD yang ada di
gudang akan ikut terserap dan kembali disebarkan.
Sebaiknya memang menjalankan Terapi FULL, rutin makan
buah pete (TBP) dan minum air pete (TAP), pembersihan
akan berlangsung tuntas.

I.2 TPD alias TOXIN-POISON-DIRT


Toxin Poison dan Dirt itu masuk kedalam tubuh manusia
melalui bermacam inputan, ada yang masuk bersama
makanan, ada yang melalui minuman, ada yang melalui
15
obat-obatan synthetic (kimiawi), ada yang melalui udara
yang kita hisap (polusi, asap rokok). Jadi TPD masuk secara
disengaja atau dengan sadar telah memasukkan TPD
kedalam tubuh, masuk secara tidak disengaja ataupun tidak
disadari karena tidak paham, tidak tahu, tidak mengerti
bahwa sesuatu yang kita konsumsi itu mengandung TPD.

TPD bisa masuk ke bahan makanan sejak awal produksi


bahan makanan itu, bisa di pertanian, bisa di peternakan,
bisa di industri bahan makanan yang lainnya. Poison seperti
pestisida, fungisida, insektisida, herbisida telah ditebarkan
di lahan tanaman bahan pangan; obat-obatan kimia telah
disuntikkan ke tubuh hewan ternak, disebarkan di kolam
ikan agar hewan itu bisa tumbuh sehat, cepat gemuk, tidak
diserang jamur, tahan penyakit, dlsb. Ikan (hewan) bebas
liar yang ada di laut pun tercemar berbagai logam berat
karena polutan dari kegiatan industri yang tidak memasang
instalasi Waste Water Treatment, mereka melepaskan air
sisa proses industri mereka langsung ke sungai/laut.

Kemudian bahan makanan itu dipanen, sapi, ayam, babi


atau ternak lain itupun disembelih, ikan dan berbagai
produk hasil laut juga dipanen ... dijual ke pasar. Bisa saja
dalam perjalanan menuju pasar atau dalam proses produksi
sebelum pengiriman, bahan makanan itu diberi bahan
pengawet seperti borax atau formalin agar bisa tahan lebih
lama selama perjalanan ataupun dalam penyimpanan di
gudang, di toko, di supermarket, dlsb.

Kemudian bahan makanan itu diolah menjadi santapan, saat


proses di dapur itulah ditambahkan TPD lainnya, ada bahan
penyedap artificial (kimia), ada zat pewarna yang bukan
untuk bahan makanan (pewarna textil), ada tambahan
16
bahan kadaluwarsa, ada bahan rusak yang sebenarnya tak
layak konsumsi, ada bahan lain yang bukan bahan makanan
seperti plastik untuk menggoreng makanan agar terasa
kriuk-kriuk, krenyes-krenyes, garing dan gurih, ditambahkan
juga bahan pengawet agar makanan tak cepat rusak,
kemudian ada minyak goreng bekas pakai yang sudah
mengalami pemanasan (penggunaan) berlama-lama/berkali-
kali, mengandung berbagai arang karbon makanan gosong,
atau telah melalui proses pembakaran yang terlalu gosong,
dst.

Seseorang yang biasa makan makanan cepat saji (fast food


ataupun instant food), akan mengkonsumsi TPD tanpa sadar
(mungkin juga sadar) dari hari ke hari, bertahun-tahun
bahkan puluhan tahun ... TPD menumpuk di dalam sistem
pencernaan, terserap di usus halus dan diedarkan keseluruh
tubuh, mengendap di berbagai organ tubuh, menumpuk
disana dan mempengaruhi unjuk kerja setiap organ tubuh,
merusak organ itu, maka muncullah berbagai penyakit dari
yang ringan sampai yang kritis, dari hypertensi, sumbatan
di darah, kolesterol, diabetes, sakit jantung, sakit ginjal,
dst.

Banyak pedagang makanan melakukan penambahan


berbagai bahan artificial ataupun berbahaya ke dalam
makanan yang mereka proses, tidak hanya pedagang kelas
bawah, tetapi pedagang kelas berbintang juga melakukan
itu. Para koki ataupun pemilik perusahaan tidak ingin
menggunakan bumbu masak a'la dulu yang harus extra
ditumbuk, mereka memilih cara mudah, gunakan saja
bumbu artificial ... hanya perlu ditebar diatas makanan.

Belakangan mulai muncul kembali penggunaan ulegan a'la


17
dapur jaman dulu, digunakan oleh para chef internasional
berbintang. Makanan yang mereka sajikan pasti lebih sehat,
lebih alami ... tetapi harganya juga mahal!

TPD telah masuk ke tubuh melalui jalur makanan dan


minuman, hari demi hari, tahun demi tahun, mengendap di
berbagai organ, muncul berbagai penyakit, lalu datanglah
obat-obat-an synthetic karya cipta manusia ditujukan untuk
menyembuhkan penyakit tetapi juga membebani organ
tubuh karena sifatnya yang synthetic, tiruan dari obat dari
alam, obat synthetic ini pun menjadi bagian dari TPD.

TPD yang dengan sengaja dimasukkan kedalam bahan


pangan:
* bahan (zat) untuk meningkatkan produksi bahan pangan
berupa pupuk kimia: insektisida, herbisida, fungisida,
dan pestisida,
* bahan untuk memperpanjang daya tahan bahan
makanan: borax, formalin,
* bahan untuk menambah rasa: msg, rasa buah artificial,
* bahan untuk menambah daya tarik: pewarna artificial,
pewarna textil, bahan pemutih yang kemudian diketahui
sebagai bahan pembersih keramik, bahan kimia lainnya,
* bahan makanan yang mengalami perubahan genetika,
genetically modified organism (GMO) atau foods (GMF)
merupakan bahan makanan yang paling merusak,
* bahan artificial, synthetic, obat KW-KW-an, KW2, KW3
* bahan penambah rasa garing, kremes, kriuk, krenyes-
krenyes, renyah saat digigit yang ternyata plastik ...
plastik lembaran dimasukkan ke minyak panas sebelum
menggoreng makanan,
* bahan afkir (rusak, kadaluwarsa, bekas, dll) bahkan
krikil kecil pun dibiarkan masuk ke makanan,
18
ditambahkan dengan sengaja untuk memperbesar volume
barang dagangan,
* dan lain sebagainya.

I.3 PESING
Gara-gara bau pesing, pete mendapatkan sejumlah sebutan:
Bau, Kampungan, Jijik, Stinky, Tak Berkelas, nDeso, Stink
Beans, Murahan, Kelas Bawah, Evil Smelling Beans,
Memalukan, dilarang agama!?

Memang setelah sesekali makan makanan mengandung pete,


maka keesokan pagi hari saat Anda BAB (buang air besar)
atau pipis akan menghasilkan puff dan urine yang berbau
pesing ... dari sinilah pete mendapatkan berbagai julukan
itu. Karena bau pesing inilah orang takut makan pete, benci
dan tidak suka membuat orang memandang pete sebagai
makanan kampungan dan menjijikkan.

Bau pesing ini menjadi hambatan utama saat


memperkenalkan Terapi Pete, hal itu dapat dilihat pada
mimik wajah orang yang ditawari Terapi Pete, roman muka
yang berubah drastis saat mendengar tawaran ini, yang
tersenyum bisa langsung terlihat marah, melotot, meringis,
sinis, melengos, terdiam langsung minggat, ketus saat
mengatakan 'tidak mau', dlsb.

Ada orang-orang dari agama tertentu yang mengatakan pete


tidak baik, sebaiknya dijauhi, karena baunya bisa
mengganggu ritual menghadap YMK.

Bau pesing itu merupakan hasil proses peluruhan TPD yang


ada dalam tubuh seseorang, semakin banyak TPD yang
19
bertumpuk di sistem pencernaan maka bau pesing itu kuat
dan jelas, begitu juga sebaliknya semakin sedikit TPD, maka
bau itupun semakin samar.

- Hari 1 makan pete rebus


- Hari 2 pagi puff + urine bau pesing, siang hari makan
pete rebus
- Hari 3 pagi puff + urine masih pesing, siang hari makan
pete rebus
- Hari 4 pagi puff + urine pesing berkurang, siang hari
makan pete rebus
- Hari 5 pagi puff + urine sudah tak berbau pesing, siang
hari makan pete rebus
- Hari 6 pagi tidak ada bau pesing!
Dst ...

Secara umum, pada pagi hari ke 5 puff + urine sudah tidak


bau pesing lagi. Tetapi memang menurut catatan saya, ada
4 kasus (peserta), bau pesing itu baru hilang setelah pagi
hari ke 7/8, dan ternyata orang tersebut sudah lama dan
cukup banyak mengkonsumsi obat konvensional selama
beberapa tahun karena punya kompilasi penyakit. Dan yang
terakhir, ada 1 kasus (seorang peserta) baru bebas dari bau
pesing setelah 14 hari makan pete. Orang tersebut tinggi
dan besar (gemuk atau gendut?) ... makan/minum obat
segenggam setiap hari selama bertahun-tahun. TPD sudah
menumpuk lama dan tersebar di seluruh tubuhnya, proses
DETOX (pembersihan) perlu waktu yang lebih lama.

Bau PESING merupakan reaksi dalam proses DETOX,


merupakan hasil keluaran dari proses PELURUHAN TPD.
Pesing ada selama TPD itu masih ada ... pesing pun
menghilang setelah TPD itu di DETOX, bau pesing akan
20
muncul kembali bila kita mengkonsumsi banyak TPD.

Saat PESING menghilang, tubuh terasa segar, power &


stamina terus bertambah, penyakit perlahan disembuhkan,
kesehatan terjaga, penyakit pun menjauh.

I.4 RESUME
TPD itu terbentuk dari gaya hidup, dari makanan,
minuman, obat-obat-an, dlsb yang kita konsumsi selama ini.
Bertahun-tahun TPD itu menumpuk, menjadi beban bagi
berbagai organ tubuh, bagi jantung, hati, ginjal, otak, saraf
... dll. TPD ditumpuk selama bertahun-tahun, bisa puluhan
tahun, ia mengendap di dalam berbagai organ tubuh.
Akhirnya menjadi penyakit, menyebabkan organ tubuh
mengalami kerusakan, gagal fungsi, sakit, asam urat, gejala
rematik, sakit jantung, stroke, dlsb. Nah pete meluruhkan,
menghancurkan semua TPD itu, dikeluarkan melalui puff,
urine, dan juga keringat, yang kemudian dikeluarkan
dengan bau menyengat tidak menyenangkan.

Terapi pete benar bisa membersihkan darah, bisa


membuang berbagai TPD yang ada di dalam sistem
pencernaan, di dalam darah, di dalam pembuluh darah, di
dalam berbagai organ tubuh lainnya. Setelah makan pete,
akan muncul bau pesing pada pagi hari setelahnya, bau
pesing itu merupakan indikasi adanya TPD yang dikelola
oleh pete, ditangkap dan dihancurkan oleh pete kemudian
dikeluarkan melalui puff, urine dan keringat. Bau pesing
itulah tanda keluarnya TPD yang selama ini ditimbun di
dalam badan. Bau puff, urine dan keringat akan berkurang
dari hari ke hari dan menghilang apabila kita menjalankan
terapi itu selama 4 hari berturut. Setelah saya menjalankan
21
terapi selama seminggu (atau 2 minggu), lalu saya berhenti
makan pete selama seminggu atau 2 minggu, kemudian
saya kembali makan pete, puff, urine dan keringat tetap
tidak berbau pesing ... kecuali bila saya sengaja (atau tak
sengaja) mengkonsumsi makanan (masakan) yang berisi TPD
dalam jumlah cukup banyak maka puff dan urine akan
kembali bau pesing. Kondisi itu sudah beberapa kali saya
uji-coba.

Darah yang bersih tentu dapat mengikat oksigen, nutrisi


dengan lebih optimal, sementara pembuluh darah yang
bersih menjamin kelancaran peredaran darah sampai ke
saluran yang paling kecil dan paling jauh dengan mudah,
maka jantung tidak perlu bekerja terlalu keras untuk
mendorong stamina dan power pada saat-saat yang
dibutuhkan, jantung bisa bekerja optimal tanpa paksaan.
Pete memberikan tenaga tambahan, baik untuk berolahraga,
kerja fisik, ataupun menghadapi saat-saat romantis bersama
istri. Pete bisa menghancurkan kolesterol, granula, TPD
yang ada di dalam pencernaan, di darah, di pembuluh
darah dan kemungkinan besar juga menghancurkan
timbunan-timbunan TPD yang terbawa dan tersimpan di
berbagai organ tubuh, maka dari itu saya yakin pete bisa
menyembuhkan bermacam penyakit, seperti asam urat,
gejala rhematik, darah tinggi, diabetes, impotensi, dlsb.

22
III. RESEP TERAPI PETE (RTP)
Saya mulai mengkonsumsi pete rebus
di tahun 1995, merebus pete 1 lanjar
menggunakan mug kecil, air 1 gelas,
dengan prosesi: air direbus sampai Gambar 1
mendidih, sementara menunggu air Buah Pete
mendidih, pete disiapkan, kedua sisi
pinggiran kulit pete digunting sekitar
3-5 mm, pete dicuci/dibersihkan, saat
air mendidih, pete masih dengan kulit dipotong selebar 2-3
mata, pete dimasukkan ke air mendidih, pete direbus
selama 2 menit.

Waktu awal itu, 1 lanjar pete direbus untuk keperluan 1


orang saja, untuk saya sendiri, atau untuk istri atau yang
lain, tetapi selalu untuk satu peserta demi satu peserta,
bergantian.

Jadi, ketentuan STANDARD waktu itu: (sudah tidak berlaku


lagi!)
- pete 1 lanjar direbus menggunakan mug stainless steel
ukuran 8-10 cm,
- air yang digunakan = 200 ml,
- waktu perebusan pete = 2 menit,
- kompor (gas) yang bisa diatur panasnya.

Cara atau RESEP awal (lama waktu sudah dirubah!)


- air direbus sampai mendidih,
- sementara menunggu air mendidih, pete disiapkan,
kedua sisi pinggiran pete digunting sekitar 5 mm, pete
dicuci/dibersihkan,
- saat air mendidih, pete masih dengan kulit dipotong
23
selebar 2-3 mata, pete dimasukkan ke air mendidih,
- pete direbus selama 2 menit.

Prosesi seperti itu dijalankan selama 15 tahun, menjadi


cikal bakal resep terapi pete, dan merupakan ketentuan
STANDARD untuk merebus pete 1 lanjar yang saya tetapkan
pada tahun 2010/2011 di awal masa sosialisasi terapi pete.

Dengan ketentuan STANDARD dan RESEP itu saya


mendapatkan buah/biji pete yang sudah tidak keras, sudah
mulai berubah warna bukan hijau cerah tetapi sedikit
pucat, tidak mentah tetapi juga tidak terlalu matang.

Pada masa sosialisasi (2010/2011-2016) saya menjumpai


hanya sedikit peserta yang punya mug kecil, mereka
menggunakan panci yang berbeda jauh dari STANDARD
yang saya tetapkan, mereka menggunakan panci kecil (12-
14 cm) sampai yang besar (20-26 cm). Permasalahan pun
muncul.

Bila seseorang merebus pete menggunakan panci 20 cm


dengan air hanya 200 ml, air itu hanya sekitar 7-8 mm (<
1 cm) dari dasar panci, kemudian saat pete dimasukkan,
pete itu tidak sepenuhnya di dalam air mendidih, pete
timbul tenggelam, pemanasan (perebusan) pete tidaklah
tepat, hasilnya pete masih mentah. Apalagi bila
menggunakan kompor dengan api besar, penguapan terjadi
dengan cepat, air lebih cepat habis, perebusan tidak
berjalan sempurna, hasilnya pete mentah.

Setelah beberapa hari berturut-turut mengkonsumsi pete


mentah, mereka mendapatkan rasa sakit di pinggang, pegal
di punggung, di bahu, di leher, rasa berat di persendian ...
24
asam urat naik, kolesterol dan tensi darah naik, jantung
dan ginjal terasa sakit.

Bila mengikuti ketentuan standard, menggunakan mug kecil


dengan air 200 ml untuk merebus pete 1 lanjar. Air 200 ml
akan mengisi sekitar 1/3 dari mug, saat pete 1 lanjar
dimasukkan ke air, permukaan air itu akan naik mencapai
2/3 mug, pete jelas terbenam di air selama perebusan
berlangsung. Hasilnya pas ... pete rebus untuk obat.

Kesalahan proses karena penggunaan panci besar dengan air


200 ml itu segera diketahui, dan untuk peserta tersebut
segera diberikan jalan keluar, tambahkan air, bisa 400 ml
(2 gelas) sampai 500 ml agar pete tenggelam selama
perebusan.

Kompor bisa menjadi masalah dalam prosesi perebusan


Secara umum para peserta menggunakan kompor gas yang
bisa diatur panasnya, bisa dimulai dengan api besar untuk
mempercepat pendidihan, kemudian besaran api diatur agar
air sekedar mendidih tapi tidak bergolak keras untuk
meminimalkan penguapan.

Kompor yang bisa diatur besaran panasnya:


- kompor gas, kompor minyak tanah,
- kompor batubara dan kompor spiritus diatur panasnya
dengan mengecilkan/memperbesar lubang pengapian,
- kompor listrik dengan banyak pilihan panas (mengatur
besaran strom yang dialirkan ke kumparan), dan
- kompor listrik induksi dengan banyak pilihan panas.

Kompor listrik (electric stove) atau kompor listrik induksi


25
dengan banyak pilihan panas: 5 pilihan, 9 pilihan, 12
pilihan, dll, masih bisa digunakan untuk merebus pete
dengan mudah, tetapi kompor listrik sederhana hanya 3
pilihan panas membawa sedikit masalah.

Merebus Pete Dengan Kompor Listrik


Seorang peserta (pekerja wanita) tinggal di apartemen ...
hanya ada kompor listrik (electric stove/range) dengan 3
knop pilihan panas: (1) < 100 derajad, (2) 100 derajad, (3)
> 100 derajad. Saat memasak menggunakan pilihan (1), air
tidak mendidih karena pilihan (1) itu hanya untuk
menghangatkan, perebusan pete tidak pernah bisa dimulai,
karena air tidak pernah mendidih. Pada pilihan (2) air
dengan cepat mendidih, bergolak, pete dimasukkan ke air
mendidih, terus dipanaskan, air itu bergolak kuat, air cepat
menguap, air 200 ml akan hilang dengan cepat
(menggunakan panci besar!) ... pada pilihan (1) maupun (2)
menghasilkan pete mentah. Apalagi menggunakan pilihan
(3), air 200 ml itu dengan cepat mendidih dan dengan
segera habis menguap. Pete jelas masih mentah.

Beberapa hari ibu itu mengkonsumsi pete yang tidak pas


rebusannya, pete masih mentah, dia merasakan pegal-pegal
... dia minta konsultasi. Untuk kasus itu, saya berikan saran
merebus pete menggunakan air lebih banyak, 500 ml
sampai 1 liter. Setelah itu, si ibu berhasil, dia tidak
merasakan pegal lagi, perubahan kesehatan pun terjadi.

Kalau kita tahu karakteristik kompor yang kita gunakan,


kita bisa menyesuaikan jumlah air yang digunakan untuk
merebus pete. Bila kompor itu bisa diatur besaran
panasnya, cukup menggunakan air sebatas pete itu
tenggelam di air, tetapi bila kompor itu tidak bisa diatur
26
panasnya, seperti kompor listrik 3 pilihan panas atau
kompor kayu bakar, maka gunakan air lebih banyak lagi
agar selama perebusan dan penguapan terjadi, pete tetap
masih tenggelam di air.

Berhasil karena mengikuti resep dan menggunakan peralatan


standard
Dalam masa sosialisasi banyak peserta mendapatkan
keberhasilan dalam menjalankan terapi pete, mereka
membaca resep, mengikuti batasan yang ditetapkan,
menjalankan dengan disiplin tanpa terburu-buru ... sesuai
resep yang telah disiapkan.

Mereka yang mencoba meniru prosesi STANDARD yang


telah ditetapkan (merebus pete menggunakan mug 8 cm, air
200 ml, kompor gas api biru yang bisa disetel panasnya),
bisa mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan, dan
mendapatkan perubahan kesehatan dengan segera.

Dalam kenyataannya, tidak banyak orang punya mug 8 cm,


mereka ingin sekali menjalankan atau mencoba terapi pete,
mereka merebus pete menggunakan panci sedang bahkan
besar, dengan air 200 ml, dalam waktu perebusan 2 menit
yang akhirnya menghasilkan pete mentah.

Resep Terapi Pete Baru, RTP menjadi RTBP dan RTAP


Melihat adanya bermacam keluhan dalam masa sosialisasi,
dimana banyak peserta menggunakan panci ukuran
sedang/besar, maka resep pete harus disesuaikan, air lebih
banyak, 400 ml / 500 ml untuk merebus 1 lanjar, dengan
waktu perebusan di-aman-kan menjadi 4 menit agar pete
27
tidak mentah.

Perlu diketahui, tidak semua kompor gas menghasilkan api


biru, terutama kompor tua dan celah oxygen di kepala
pembakar itu sudah kotor, api-nya merah. Perebusan 2
menit dengan api merah (tidak biru) menghasilkan pete
mentah => jadi perebusan 4 menit lebih aman!

Ada bermacam kejadian yang muncul


Dalam masa sosialisasi ditemukan berbagai kejadian, banyak
keberhasilan dan banyak juga yang mengalami masalah
karena adanya improvisasi dalam menjalankan terapi:
- merebus sekaligus banyak, air dan waktunya salah,
- salah cara, pete dimasukkan ke air dingin, direbus
selama 2 menit,
- mengkonsumsi pete mentah selama beberapa hari
berturut,
- mengkonsumsi kulit pete,
- minum air pete rebusan 11 menit,
- minum air pete terlalu banyak,
- minum air pete di pagi hari,
- minum air pete 3 kali sehari,
- minum air pete konsentrat terlalu pekat,
- dlsb.

Merebus Pete 10 Lanjar


Seorang teman sudah lama ikut terapi pete, dia sangat
yakin akan manfaatnya, dia membujuk istri dan 3 anaknya
untuk ikut terapi pete, dia rebus 10 lanjar pete sekaligus.
Proses awal benar, air direbus sampai mendidih, kemudian
10 lanjar pete itu dimasukkan ke air mendidih, tapi cuma
direbus selama 3 menit. Setelah beberapa hari terapi,
28
mereka merasakan pegal-pegal di sekujur tubuh.

Kesalahannya ada pada perebusan 10 lanjar hanya 3 menit!

Saat 10 lanjar pete dingin (disimpan di lemari pendingin)


dimasukkan ke air mendidih, pete dingin dan sedikit air
dingin masuk ke air perebusan, suhu air itu langsung drop.
Bila air berikut 10 lanjar itu direbus selama 3 menit, air
pun belum sempat mendidih lagi ... saat pete diangkat, pete
itu masih mentah! Pete cuma berada di air hangat selama
3 menit.

Saat konsultasi saya beritahu kesalahannya, lalu saya beri


saran untuk pete 10 lanjar rebuslah selama 10 menit.
Setelah dilakukan perebusan 10 menit, mereka berhasil.

Perebusan 2 Menit Sejak Pete Masuk di Air Dingin


Ada kesalahan (fatal) lain lagi. Ada beberapa peserta di
awal sosialisasi, mereka memasukkan pete ke panci berisi
air dingin, kemudian dimasak selama 2 menit. Merebus pete
+ air selama 2 menit itu masih jauh dari mendidih, hanya
sekedar hangat. Pete masih mentah!

Beberapa hari mereka makan 'pete rebusan 2 menit' yang


masih mentah! Bukannya berhasil melepaskan diri dari
asam urat, malah asam urat menjadi semakin berat,
pinggang sakit, punggung sakit, leher sakit, pundak sakit,
pegal-pegal sekujur tubuh, bisa lebih parah, tangan dan jari
tak bisa ditekuk (dikepalkan atau dibuka), lutut dan
persendian sakit semakin menjadi-jadi, ginjal terasa sakit,
tensi darah naik, jantung sakit, dst.

29
Beberapa orang telah salah prosesi, merebus pete di air
dingin selama 2 menit, yang lain merebus pete selama 4
menit atau 5 menit, hasilnya pete mentah.

Kegagalan bisa terjadi karena kesalahan persepsi,


improvisasi, salah mengerti, dll. Seperti kejadian berikut:
* 1 orang di Kendal nekat merebus kulit pete sebanyak 6
lanjar menjadi 1 gelas, kemudian dia minum sekaligus
... horror! Jantung berdebar keras, keringat dingin,
lemas ... mengerikan. Dosis maximal air pete hanya 1/3
volume yang dihasilkan (rebusan 1 lanjar), dari rebusan
6 lanjar: 1/3 X 1/6 = 1/18 volume yang dihasilkan.
* Ada yang minum air pete 3 kali sehari, pagi siang dan
malam ... inipun diharapkan tidak dilakukan, cukup
pada saat siang setelah cukup makan dan malam juga
setelah cukup makan.
* Ada yang minum air pete di pagi hari, dia anggap air
pete seperti jamu gendong yang diminum sebelum
makan pagi ... sakit perut, mulas, keringat dingin dan
lemas.
* Ada yang merasa sayang membuang kulit pete. Kulit
pete dijadikan menu makanan khas Sumatra Barat ...
kulit pete yang merupakan ampas prosesi terapi pete
telah dibuat menjadi menu masakan dan dimakan setiap
hari, mengakibatkan asam urat naik, kolesterol dan tensi
darah naik, jantung sakit, ginjal terasa sakit, pusing
kepala.
* Dll.

Tetap ada yang nekat menjalankan improvisasinya sendiri


meski hal-hal tersebut sudah diingatkan berkali-kali di buku
RTP sebelumnya.

30
Pada setiap permintaan konsultasi, saya tanyakan
permasalahan mereka, mencari tahu peralatan yang
digunakan, panci, kompor, jumlah pete yang akan direbus,
air yang digunakan, bagaimana cara mereka menjalankan
prosesi perebusan, dlsb. Saya gali informasi dari peserta
tersebut, kadangkala saat saya curiga ada kesalahan proses,
saya minta orang itu bercerita bagaimana mereka
menjalankan proses perebusan, kemudian saya berikan jalan
keluar agar pete rebus itu tidak mentah.

Peralatan yang dibutuhkan dalam persiapan pete:


- gunting dapur untuk menggunting pinggiran kulit pete,
memotong pete,
- mug (8 - 12 cm), panci atau kendil tanah ukuran kecil
(10-14 cm) berikut tutupnya,
- catok (penjepit) untuk menaruh/mengeluarkan pete
ke/dari air panas.

Panci ada terbuat dari bermacam bahan: stainless steel,


besi, aluminium, berlapis bahan anti gores (teflon),
keramik, berlapis keramik/email, beling, dlsb. Kemudian
ada kendil tanah liat dengan permukaan halus (bukan untuk
menanam air-ari), dll. Yang paling baik: panci keramik atau
berlapis keramik ... yang baik dan murah: kendil tanah liat
(gunakan yang ukuran kecil berdiameter 12/14 cm,
dindingnya masih cukup tipis, jangan gunakan yang
berukuran besar karena dindingnya tebal, akan butuh waktu
lebih lama untuk mendidihkan air dan harus menambah 1-2
menit untuk merebus pete. Belilah mug/panci/kendil kecil,
harganya tak seberapa dibanding manfaat yang akan
diterima dari pete.

31
32
Perubahan Resep Terapi Pete
Dalam masa sosialisasi telah muncul banyak hal atau
kejadian: beberapa peserta menjalankankan perebusan 2
menit yang menghasilkan pete mentah, karena penggunaan
panci yang besar dan atau kompor yang tidak bisa diatur
panasnyaa. Ada peserta yang ingin merebus lebih dari 1
lanjar dalam sekali perebusan, ada yang merebus 10 lanjar
pete bahkan ada yang pernah bertanya proses perebusan
kulit pete sebanyak 20 lanjar sekaligus. Untuk menghindari
kemungkinan peserta salah konsumsi, makan pete mentah,
waktu perebusan perlu ditetapkan ulang ke waktu yang
lebih aman, Resep Terapi Pete perlu dirubah.

Sampai dengan buku Terapi Pete v7, Resep terapi dibagi: 1)


Terapi Utama, 2) Terapi Air Rebusan Kulit Pete, dan 3)
Refilling Pete ... di buku v8 ini saya rubah menjadi 3 tipe
terapi pete:
1) Terapi Buah Pete (TBP) + Resep Terapi Buah Pete (RTBP)
2) Terapi Air Pete (TAP) + Resep Terapi Air Pete (RTAP)
3) Terapi FULL (TBP + TAP)
dan REFILLING menjadi satu bab tersendiri.

III.1 TERAPI BUAH PETE (TBP)


TBP adalah terapi mengkonsumsi buah (biji) pete rebus.

Tujuan: membuang, menghancurkan, meluruh TPD yang


ditumpuk secara sengaja atau tidak sengaja selama
bertahun-tahun atau bahkan selama berpuluh tahun.
Pembersihan (cleansing/detox) dimulai dari sistem

33
pencernaan, kemudian darah, pembuluh darah, dan organ
tubuh secara keseluruhan.

Lama terapi: 2 minggu untuk mereka yang sehat, atau


berumur s/d 45 tahun. Buat mereka yang memiliki penyakit
atau bahkan sudah punya kompilasi penyakit, akan butuh
waktu lebih panjang, bisa sebulan atau beberapa bulan.

Jumlah pete yang dibutuhkan:


- 1 lanjar (papan) pete sehari untuk mereka yang sehat,
dimakan pada saat makan siang atau saat makan
malam.
- Buat mereka yang sudah memiliki penyakit apalagi
mengidap kompilasi penyakit, butuh 2 lanjar sehari, 1
lanjar saat makan siang, 1 lanjar saat makan malam.
- Buat mereka yang berusia diatas 45 tahun sebaiknya
mengkonsumsi 2 lanjar per hari.

Volume Air Untuk Merebus


Panci dan Air adalah 2 hal penting dalam proses perebusan
pete. Volume air yang dibutuhkan tergantung besaran panci
yang digunakan, untuk itu cobalah sebuah Experiment kecil:
Ambil pete 1 lanjar atau sejumlah pete yang ingin direbus,
pete digunting sekehendak hati, ditaruh di dalam panci,
isilah dengan air (gunakan gelas 200 ml sebagai patokan
atau gelas ukur) secukupnya sampai pete benar berada di
dalam air, jangan sampai ada bagian pete yang berada di
luar air. Catatlah berapa jumlah air yang dibutuhkan untuk
perebusan menggunakan panci itu, tambahkan sedikit lagi
bila kompor yang digunakan tidak bisa diatur besaran
api/panasnya.

34
Keluarkan pete dari panci. Rebuslah air sampai mendidih,
masukkan pete ke air mendidih dan rebuslah sesuai tabel
waktu:

TABEL LAMA WAKTU PEREBUSAN PETE


- 1 2 lanjar, gunakan waktu 4 menit
- 3 - 4 lanjar, gunakan waktu 5 menit
- 5 8 lanjar, gunakan waktu 6-8 menit
- 9 lanjar atau lebih gunakan waktu 10 menit.

Perebusan boleh 1-2 menit lebih lama, akan lebih aman


daripada mengkonsumsi buah pete yang masih cukup
mentah.

RESEP TERAPI BUAH PETE (RTBP)


Prosesi merebus pete dengan kulitnya:
- rebuslah air sampai mendidih (pete belum dimasukkan
ke air!),
- sambil menunggu air mendidih, ambil 1 lanjar pete atau
sesuai keinginan,
- gunting kedua sisi kulit pete selebar 1 mm,
- saat air mendidih, gunting pete selebar beberapa mata
(biji) sesuai ukuran mug atau panci yang digunakan,
masukkan potongan pete kedalam air mendidih,
- rebuslah pete sesuai tabel waktu tersebut diatas, 4 menit
untuk 1-2 lanjar, dst ...
- setelah waktu perebusan tercapai, matikan kompor,
keluarkan pete dari mug/panci,
- masukkan pete panas itu ke mangkok berisi air dingin
(air es),
- setelah pete cukup dingin, pisahkan biji pete dari
kulitnya.
35
Gambar 2
Mug besi (diameter 10 cm) dan
tutupnya. Agar uap tidak keluar saat
merebus pete, mug itu ditutup

Maaf, tutup mug itu tidak ikut difoto.

Air 200 ml

Gambar 3 & 4
Bila Anda memasak menggunakan mug bertutup, cukup gunakan air
sebanyak 2/3 gelas (gambar 3) atau 200 ml di gelas takar (gambar 4),
tetapi bila Anda hanya punya panci tak bertutup, gunakan air
secukupnya, agar pete itu berada di dalam air. saat direbus

36
Gambar 5
... saat air dituang kedalam mug besi.

Gambar 6 Gambar 7
Ambil/gunting 1 lanjar/papan. Guntinglah pinggiran kulit pete
Hidupkan kompor, masaklah air sekitar 1-2 mm. Ini dimaksudkan
itu sampai mendidih. Sementara agar getah yang ada di kulit pete
itu, siapkan pete. akan dapat keluar saat pete dan
kulitnya direbus.

37
Gambar 8
Saat air mendidih, segera masukkan Gambar 9
pete, dengan cara Direbus 2 menit
dipotong/digunting 2/3 mata

Gambar 10 Gambar 11
Setelah direbus 2 menit Direndam di mangkuk berisi
Pete diambil dari dalam mug air dingin

38
Gambar 13
Buah pete sudah dikeluarkan.
Tapi masih terbungkus kulit ari,
Gambar 12 kulit ari ini boleh saja dibuang.
Buah pete dipisahkan dari kulitnya.

Buah/biji pete siap untuk dikonsumsi.

III.2 TERAPI AIR PETE (TAP)


TAP adalah terapi minum air (rebusan kulit) pete.
Air pete adalah air hasil perebusan kulit pete.

Tujuan: membersihkan TPD yang ada di darah, pembuluh


darah, organ tubuh.

Lama terapi: boleh setiap hari selama dibutuhkan atau


selama diinginkan.

RESEP TERAPI AIR PETE (RTAP)


Prosesi merebus kulit pete:
- kulit pete yang sudah dipisahkan dari buah/biji pete
digunting tipis,
39
- masukkan ke air perebusan pada TBP sebelumnya
(diharapkan masih cukup panas),
- rebuslah guntingan kulit pete itu selama waktu yang
diperlukan,
- setelah waktu perebusan kulit pete tercapai, matikan
kompor, dinginkan.

Waktu perebusan kulit pete ada 2 pilihan: 11 menit dan 20


menit
- air pete 11 menit hanya untuk peserta yang memiliki
hipertensi,
- air pete 20 menit untuk peserta dengan tensi normal
maupun hipertensi.

Frekuensi minum air pete: sekali sehari, diminum setelah


makan cukup banyak (makan siang ataupun makan malam),
boleh 2 kali sehari, setelah makan siang dan setelah makan
malam.

DOSIS MAXIMAL
Dosis maximal air pete sekali minum adalah 1/3 dari
volume air pete yang dihasilkan dari perebusan 1 lanjar
pete. 1/3 X 1/2 dari volume air pete yang dihasilkan dari
perebusan 2 lanjar pete.

Misal dihasilkan 150 ml air pete dari perebusan 1 lanjar


kulit pete
Dosis maximal: 1/3 X 150 ml = 50 ml atau setara 10 SDM

Misal dihasilkan 350 ml air pete dari perebusan 2 lanjar


kulit pete
40
Gambar 14-16
Kulit pete digunting/dipotong
menjadi irisan kecil-kecil.
Selanjutnya irisan kulit pete ini
direbus selama 11 menit. Setelah
itu, dinginkan air rebusan itu. Air
rebusan 2+11 menit itu rasanya
pahit, dapat diminum langsung
atau dicampur dengan madu
secukupnya.

41
Dosis maximal: 1/3 X 1/2 X 350 ml = 58 ml atau setara 11
SDM

Misal dihasilkan 600 ml air pete dari perebusan 10 lanjar


kulit pete
Dosis maximal: 1/3 X 1/10 X 600 ml = 20 ml atau setara 4
SDM

Ada peserta yang merebus 20 lanjar kulit pete sekaligus


menggunakan panci besar dan air cukup banyak, 2,5 l atau
3 liter. Misal saja dihasilkan air pete 2000 ml.
Dosis maximal: 1/3 X 1/20 X 2000 ml = 1/60 X 2000 ml =
+/-33 ml atau setara 7 SDM

Air pete yang tersisa ditaruh di wadah beling dan disimpan


di lemari pendingin, bisa tahan sampai 2 bulan bahkan
lebih.

PESERTA DENGAN TENSI RENDAH!


Bagi mereka dengan tensi rendah (hypotensi) harap tidak
minum air pete. Minum air pete 20 menit sudah cukup
berat bagi mereka dengan tensi rendah, apalagi minum air
pete 11 menit, efeknya HORROR! ... tensi akan drop.
Sebaiknya jalankan TBP sampai tensi menjadi normal,
selanjutnya boleh ikut minum air pete 20 menit. Kalau
tetap ingin mencoba minum air pete, gunakan air pete 20
menit dengan dosis minimal: 1/10 dari volume air pete
yang dihasilkan. Dari 150 ml hasil rebusan 1 lanjar, hanya
boleh minum 15 ml atau setara 3 SDM.

Begitu juga untuk mereka yang menghadapi PASKA


STROKE, gunakan dosis minimal: 1/10 dari volume air pete
42
yang dihasilkan.

Pada kondisi kesehatan apapun, peserta boleh minum air


pete 2 kali per hari, setelah makan cukup banyak, jangan
pada kondisi perut kosong, jangan minum air pete di pagi
hari! Harap sesuaikan dosisnya, bagi yang tensi rendah dan
paska stroke hanya minum dosis minimal, selain itu dosis
maximal.

Hanya Merebus Kulit Pete


Sebenarnya, kita bisa memperoleh kulit pete secara gratis
dari banyak sumber:
- di pasar tradisional, banyak pedagang menjual pete
kupas, buah (biji) pete dipisahkan dari kulitnya, kulit
pete dibuang begitu saja,
- pengusaha catering yang kebetulan punya masakan
berbahan buah pete, kulitnya dibuang,
- pengusaha penyedia pete kupas yang menjual bungkusan
pete kupas ke supermarket, kulitnya masih dianggap tak
berharga,
... kalau kebetulan ada tetangga pengusaha catering, atau
penyedia pete kupas, mintalah kulit pete itu, daripada
dibuang ... bisa digunakan untuk TAP. Sampai hari ini kulit
pete masih dianggap tak berharga, masih mungkin diperoleh
dengan gratis ... entah nanti setelah demand (permintaan)
akan kulit pete ini melonjak.

Atau mungkin di rumah sedang mempersiapkan masakan


berbahan pete, kulitnya bisa digunakan untuk TAP.

Mempersiapkan air pete dari kulit pete tanpa buah:


- Rebuslah air sesuai kebutuhan (perbanyak air bila
43
menggunakan panci besar),
- cucilah kulit pete, gunting tipis-tipis,
- setelah air mendidih, masukkan potongan kulit pete
kedalam air mendidih,
- rebuslah terus selama 11 menit atau 20 menit.

Dosis maximal/minimal air pete berlaku sama seperti


ketentuan diatas.

III.3 TERAPI FULL (TBP + TAP)


Beda TBP dan TAP:
Di TBP, saat orang makan buah pete, pete masuk ke sistem
pencernaan, pete mulai melakukan pembersihan di sistem
pencernaan. TPD yang ada di sistem pencernaan akan
diluruh (dihancurkan) dan dibuang melalui puff dan urine,
hasil peluruhan TPD itulah yang menyebabkan bau pesing.
Sementara pada TAP, air pete akan langsung diserap dan
disalurkan ke sistem peredaran darah, pembersihan
berlangsung di pembuluh darah kemudian di berbagai organ
tubuh. Air pete bergerak lebih cepat daripada buah pete.
Buah pete perlu dicerna lebih dulu, kemudian diserap di
sistem pencernaan sambil melakukan pembersihan. Setelah
beberapa hari cleansing, TPD di sistem pencernaan telah
diluruh, selanjutnya bahan makanan yang dicerna, diserap
dan diedarkan adalah bahan makanan bersih TPD. Pete
yang telah dicerna dan diserap kemudian diedarkan oleh
darah dan melakukan pembersihan darah, pembuluh darah
dan berbagai organ tubuh.

Kalau hanya menjalankan TAP dan tidak pernah


menjalankan TBP, tumpukan TPD di sistem pencernaan
44
tetap ada, dan setiap waktu kita makan, maka makanan
dan TPD yang ada di sistem pencernaan akan terus diserap
dan diedarkan.

Sebaiknya, jalankan Terapi FULL (TBP + TAP) setiap 6


bulan sekali, kemudian di antara waktu 6 bulan itu cukup
dengan rutin minum air pete (TAP) dan sesekali makan
buah pete (TBP).

III.4 REFILLING PETE


Tujuan: makan pete rebus sesekali dalam jangka waktu
tertentu untuk memDETOX darah dan badan.

Saat menjalankan TBP, pete akan menDETOX sistem


pencernaan, darah dan organ tubuh, TPD akan diluruh
keluar tubuh. Begitu selesai terapi, TPD yang ada dalam
makanan/minuman akan kembali masuk ke tubuh, perlahan
TPD kembali menumpuk di sistem pencernaan, darah dan
organ tubuh. Kita perlu makan pete rebus sesekali dalam
jangka waktu tertentu. Itulah REFILLING PETE.

Peserta bebas menentukan REFILLING yang dia suka:


* setiap bulan cukup 2 atau 3 hari X 1 lanjar pete rebus,
* ada yang makan pete rebus seminggu sekali, pada hari
Sabtu atau Minggu, dan minum air pete selama
beberapa hari,
* kalau tidak sempat sama sekali, cobalah per 6 bulan
sekali menjalankan Terapi Full (TBP + TAP) selama
seminggu atau 2 minggu,
* paling lama, setahun sekali jalankan Terapi Full (TBP +
TAP) selama 2 minggu.
45
Sebaiknya jangan sampai 1,5 tahun tidak pernah makan
pete sama sekali. Berdasarkan 3 kali percobaan di usia 50
tahun, saya merasakan penurunan kesehatan/kekuatan yang
signifikan setelah 1,5 tahun sama sekali tidak makan pete.
Penurunan kesehatan bisa terjadi karena TPD telah
menumpuk di berbagai organ tubuh.

III.5 REAKSI YANG DIRASAKAN


Banyak orang tertarik menjalankan terapi pete. Ada yang
penasaran, mereka ingin tahu bagaimana reaksi atau rasa di
tubuh setelah makan pete rebus dan atau setelah minum air
pete. Ada yang sudah mendapatkan informasi terapi pete
dari teman/orang lain yang bisa dipercaya, dan orang-orang
ini tidak ambil peduli soal reaksi atau rasa di tubuh pada
masa awal menjalani terapi, mereka sudah teryakinkan akan
manfaat pete, dan mereka menjalankan terapi tanpa ragu
ragu.

Ada reaksi yang lebih cepat dirasakan, lebih spontan


muncul, dalam hitungan menit, beberapa jam atau sehari
atau dalam beberapa hari. Ada rasa perubahan yang muncul
perlahan dan baru diketahui setelah sebulan, 3 bulan rutin
menjalankan terapi pete.

Dalam hal kecepatan reaksi, jelas ada perbedaan antara


obat herbal dengan obat pendorong ereksi seperti pil biru
yang dalam waktu 'seketika' bisa membangunkan si Otong
sementara makan buah/biji pete perlu waktu antara 4
sampai 7 hari untuk mendapatkan efek yang sama. Efek itu
saya sebut dengan 'SLOW VIXGRX' ... efek itu muncul

46
pelan-pelan tidak seketika (tidak instant) tetapi efek itu
akan ada lebih lama. Lanjutkan saja terapinya, agar efek itu
lebih permanen, maka efek itu akan terus ada saat
dibutuhkan, itulah efek depan bukan efek samping.

Perbedaan reaksi efek depan antara TBP dan TAP:


* banyak pria peserta TAP dalam waktu 12 jam atau
semalaman sudah bisa menemukan efek 'bangun berdua'
di pagi hari berikutnya,
* pria peserta TBP perlu waktu 4 sampai 7 hari untuk
mendapatkan efek itu.

Air pete (pada TAP) yang diminum akan langsung masuk ke


sirkulasi darah, langsung melakukan pembersihan di
pembuluh darah, jadi aliran darah ke si Otong akan
langsung lancar dalam hitungan jam di malam hari. Efek
depan bangun berdua bisa terjadi di pagi keesokan hari.
Buah/biji pete (pada TBP) perlu waktu lebih panjang karena
buah/biji pete itu akan melakukan pembersihan di sistem
pencernaan lebih dulu, bau pesing itulah yang muncul pada
pagi hari berikutnya ... perlu waktu 4 hari sampai 7 hari
pembersihan sistem pencernaan sampai ke pembersihan
saluran darah menuju si otong. Setelah sistem peredaran
darah dibersihkan, maka efek depan akan bisa hadir setiap
saat bila diperlukan.

Secara umum, ada bermacam reaksi di tubuh yang


dirasakan peserta terapi setelah makan pete rebus dan atau
minum air pete. Reaksi dan rasa itu bervariasi tergantung
kondisi tubuh si peserta, ada yang dalam hitungan menit
sudah bisa merasakan perubahan, ada yang butuh beberapa
jam kemudian, ada yang setelah sehari dua hari bisa
merasakan reaksi makan pete rebus ataupun reaksi minum
47
air pete, ada yang setelah 4 hari merasakan perubahan
yang significant.

Bagi peserta baru yang sebelumnya sudah punya banyak


Handicap (halangan gerakan, penyakit), merasakan berat di
badan, susah bergerak, susah berdiri, susah tidur, susah
bangun dari tidur ... biasanya orang-orang itu akan lebih
cepat merasakan reaksi pete, sementara orang yang masih
cukup sehat akan butuh beberapa hari untuk tahu
reaksinya.

Reaksi yang paling mudah dirasakan oleh kebanyakan


peserta: tenaga terasa bertambah, seperti ada tambahan
cadangan tenaga, saat bekerja fisik tenaga bertahan lebih
lama. Sebagian orang merasakan lebih segar, lebih bebas
bergerak, lebih leluasa, tidak cepat capek, berbeda dari
hari-hari sebelum menjalankan terapi.

Ada yang setelah minum air pete, dalam hitungan menit


sudah merasakan kebebasan dari halangan pergerakan sendi
terutama di jari tangan, kepalan tangan, di lutut, di
pergelangan (sendi), di kaki ... ada yang mulai terbebaskan
dari trauma otot setelah 4 hari minum air pete, yang
sebelumnya tidak bisa mengangkat lengan kiri, hanya
sebatas pergerakan ke depan sejauh 30 cm dari sikap siaga,
dalam 4 hari dia bisa menggerakkan lengan itu sampai
lencang tangan lurus ke depan dan dalam 7 hari bisa
mengangkat lengan tegak lurus ke atas, dan setelah 11 hari
bebas menggerakkan tangannya tanpa rasa sakit. Sebelum
terapi, gerakan tangan kiri itu hanya sekedar gerakan
lambat sejauh 30 cm dari sikap berdiri tegak, bila lengan
itu dipaksakan bergerak lebih jauh akan muncul rasa sakit
menusuk tulang ... dalam 4 hari terasa berbeda, 7 hari bisa
48
tegak lurus dan setelah 11 hari bebas merdeka, hanya
dengan minum air pete. Peserta ini dulu semasa SMA ikut
kompetisi adu laga, oleh lawan dari kelas yang lebih tinggi
dia dibanting di badan sisi sebelah kiri, menyebabkan sendi
lengan ke bahu sebelah kiri tergeser, pinggul kiri dan lutut
kaki juga tergeser. Mulai usia 48 (2009), hambatan datang
perlahan, semakin lama semakin parah. Tahun 2013 dia
datang ke rumah, saya sarankan minum air pete ... 11 hari
kemudian dia terbebaskan.

Dulu tangan kiri saya juga mengalami hambatan, waktu


kecil pernah terkilir dan pada usia 45 tahun mulai ada
hambatan, akhirnya menjadi berat untuk ditekuk dibelakang
punggung tapi gerakan ke depan masih bebas, hanya bisa
digerakkan sejauh belasan cm ke arah belakang. Di tahun
2005, setelah 10 tahun saya menjalankan terapi pete, saya
penasaran dengan kulit pete, saya merebus kulit pete, saya
minum air pete dan setelah 4 hari minum air pete ternyata
tangan kiri itu bebas dari hambatan, bebas ditekuk di
belakang punggung.

Ada seorang pegawai kelurahan yang mengalami hambatan


pergerakan sendi karena asam urat, hypertensi dan diabetes
mellitus, dia datang ke rumah diantar ketua RT, dia minta
penjelasan tentang terapi pete. Saya siapkan presentasi
terapi pete lengkap. Dia makan beberapa buah pete dan
minum air pete. Dalam hitungan menit dia langsung
merasakan hambatan itu menghilang, dia bisa
menggerakkan jari, bisa mengepalkan dan membuka jari-jari
dengan lancar, dia langsung jongkok dan berdiri berulang-
ulang.

Ada beberapa orang setelah minum air pete, merasakan


49
sensasi seperti kesetrum di sekujur tubuh, menjalar di
seluruh pembuluh darah sampai ke ujung jari tangan dan
jari kaki.

Reaksi setelah makan buah pete rebus jelas tercium di


keesokan pagi hari, bau pesing! Orang yang punya banyak
TPD akan mencium bau pesing di puff dan urine. Itulah
DETOX yang dilakukan oleh pete, pete meluruh berbagai
TPD yang menumpuk didalam sistem pencernaan, hari demi
hari, TPD terus diluruh oleh pete, bau pesing semakin
berkurang ... dan biasanya pagi hari ke-5, puff dan urine
sudah tak pesing lagi.

Reaksi air pete memang sedikit lebih cepat daripada


buah/biji pete. Air pete bisa memberikan reaksi dalam
hitungan menit atau beberapa jam ... sementara buah/biji
pete memberikan reaksi dalam hitungan hari, beberapa hari
atau beberapa minggu untuk perubahan secara menyeluruh.

Pembelajaran Rasa Sehat Dan Tidak Sehat


Beberapa peserta memberikan masukan, bagaimana reaksi di
tubuh saat mulai menjalankan terapi pete, mendapatkan
perubahan kesehatan yang jelas dirasakan, beberapa telah
melakukan pemeriksaan laboratorium, dinyatakan telah
sehat, organ tubuh kembali normal, terasa seperti muda
kembali, penuh vitalitas, tenaga terus tersedia, tidak mudah
sakit, tidak mudah lelah, segar di setiap waktu.

Mereka juga memberikan masukan, bagaimana mereka


belajar mengenal rasa sehat dan rasa kurang sehat, dan saat
mulai kurang sehat mereka langsung menjalankan
REFILLING selama beberapa hari ... setelah beberapa hari
50
kesehatan kembali pulih, mereka berhenti makan pete rebus
... kemudian saat merasakan kembali keadaan kurang sehat,
mereka kembali menjalankan REFILLING, begitu seterusnya.

Beberapa peserta itu mendapatkan pembelajaran secara


mandiri bagaimana rasa sehat dan rasa tidak sehat, mudah
saja ... setelah menjalankan terapi rutin selama 2 minggu,
mereka belajar bagaimana rasa sehat itu hadir, dan dalam
jangka waktu tertentu, mungkin 2 bulan atau 3 bulan
setelah berhenti terapi, mereka bisa merasakan adanya
penurunan kesehatan ... otomatis timbul rasa ingin kembali
menjalankan terapi.

Proses pembelajaran ini tidak sama bagi setiap orang, ada


perbedaan waktu dan persepsi pada setiap orang.
Pembelajaran itu ada dan saya yakin akan muncul pada
banyak peserta terapi.

Peserta yang sudah bisa mengenali rasa kesehatan dirinya,


bisa menentukan kapan dia melakukan REFILLING baik
sekedar makan pete rebus beberapa hari atau menjalankan
terapi selama 2 minggu penuh.

Ada juga peserta yang mengambil jalur aman, makan saja


pete rebus sesering mungkin, ada yang rutin seminggu
sekali setiap Sabtu atau Minggu, ada yang makan pete bila
menemukan pete di pasar atau tukang sayur keliling, ada
yang sebulan sekali, ada yang 6 bulan sekali, dlsb.

Jangan sampai lupa makan pete rebus selama 1,5 tahun, itu
jangka waktu terpanjang tidak makan pete sama sekali buat
saya disaat usia 50 tahun. 3 kali percobaan dalam masa 15
tahun penelitian, saya merasakan kesehatan terpuruk,
51
kehilangan vitalitas, hilang tenaga ... lalu saya jalankan
terapi pete full selama 2 minggu, dan saya kembali fit.

III.6 WARNING!!!
1) Terapi pete adalah mengkonsumsi pete rebus
bukan pete mentah!
2) Jangan minum air pete terlalu banyak atau
melebihi dosis!

Kalau sesekali makan pete mentah memang tidak


bermasalah, tetapi kalau dilakukan dalam beberapa hari
berturut, itu berbahaya dan mengundang penyakit. Begitu
juga minum air pete rebusan 11 menit dalam jumlah
banyak juga HORROR, keringat dingin mengucur, badan
lemas, dan jantung berdebar keras.

IMPROVISASI RESEP TERAPI PETE


Improvisasi ... ada yang mencoba menjalankan terapi pete,
ybs mengkonsumsi 1 lanjar pete selama 7 hari, pada hari
ke-7 bibir dan rongga mulut bengkak seperti diberi suntikan
anestesi lokal. Saya mendengar cerita tentang bibir bengkak
itu dan langsung bertanya kepada ybs: "Berapa lama
merebus pete?", dijawab: "5 menit!".

Saya tahu pasti, dia pasti salah resep, dia memasukkan pete
ke air dingin lalu merebusnya selama 5 menit, air itu masih
belum mendidih, pete hanya berada di air sekedar hangat
... PETE JELAS MASIH MENTAH! Saya sampaikan
perkiraan saya kepada ybs ... dan benar, itulah yang dia
lakukan. Ybs makan pete mentah!
52
Dengan mudahnya orang melupakan prosesi awal, yaitu
merebus air sampai mendidih. Setelah itu pete masuk ke air
mendidih dan rebuslah terus selama waktu yang ditetapkan.

Ada begitu banyak variasi improvisasi pelaksanaan terapi:


- sengaja menjalankan terapi pete dengan caranya sendiri,
dia makan pete mentah, tidak mau merebusnya dulu,
langsung makan mentah,
- mencoba cara sendiri, makan pete mentah 2-4 biji setiap
hari,
- seorang pedagang minuman di daerah Manggarai Jakarta
Selatan, dia ikut terapi dengan caranya sendiri, siang
dia makan pete mentah 1/2 lanjar, malam hari makan
pete rebus 1/2 lanjar, dia memang merasakan perubahan
kesehatan, lalu saat libur panjang dia pulang kampung,
disana ada banyak pohon pete siap panen, hanya tinggal
petik saja. Dia nekat pagi makan 1 lanjar pete mentah,
siang makan 1 lanjar pete mentah, dan malam juga 1
lanjar pete mentah selama beberapa hari. Perutnya
kalah!, dia masuk rumah sakit,
- sudah berkali-kali diberikan informasi bagaimana
menjalankan terapi pete dengan benar, booklet RTP
sudah diberikan ... tetap saja orang itu mengkonsumsi
pete mentah,
- ada orang tua yang sudah ikut terapi pete dengan cara
yang cukup benar, tetapi kemudian merasakan kadar
asam urat dan kolesterol naik, rasa berat di kaki, jari
tangan kaku. Saya pun bertanya, kok bisa begitu, apa
yang dimakan? Dia menjawab: "... makan kulit pete sisa
hasil rebusan!" Kulit pete memang enak, apalagi balado
kulit pete ... kriuk-kriuk, enak dan lezat. Sayang kalau

53
kulit pete sisa perebusan itu harus dibuang ... kulit pete
dijadikan menu makanan dan hal itu dilakukan selama
beberapa hari. Badan memang sudah dibersihkan dengan
terapi pete, tapi langsung dikotori kembali dengan
makanan penuh asam urat dan kolesterol. Sebaiknya
jangan makan kulit pete, meski sudah direbus, tetap
berbahaya, apalagi makan kulit pete mentah,
- seorang warga Kendal, dia merebus 6 lanjar kulit pete,
menghasilkan 1 gelas air pete. Dia minum air pete 1
gelas itu sekaligus ... orang itu berkeringat dingin,
gobyos sekujur tubuh, pusing, mual, jantung berdebar
keras, dia mengalami penurunan tensi darah dengan
cepat ... HORROR sekali! ... Jangankan air rebusan 6
lanjar, air rebusan 1 lanjar selama 11 menit diminum
sekaligus sudah memberikan reaksi yang begitu
HORROR ... apalagi air pete 6 lanjar! Air pete jangan
disamakan dengan jamu biasa (jamu gendong, jamu
godog), air pete punya kelebihan kemampuan / punya
kekuatan yang berbeda daripada jamu biasa, ada bahaya
tersembunyi di dalam air pete bila salah resep, bila
minum terlalu banyak atau minum air pete konsentrat
tinggi.

III.7 Lain-lain
Warna Kulit Pete
Pete yang cukup tua dan bagus, warna kulitnya hijau tua
mulus belum ada atau hanya ada sedikit bintik-bintik
hitam. Kulit yang mengalami 'dehidrasi' (mengalami
pengeringan cepat sejak pete itu dipanen) akan berbintik
hitam atau agak kehitaman. Pete muda pun bisa berbintik
hitam.
54
Pete muda berwarna hijau muda, gundukan biji masih tipis,
pete cukup tua berwarna hijau tua dengan gundukan biji
yang cukup tebal.

Pete tua bisa saja kulitnya hijau gelap (bukan hitam!), saat
buah (biji)-nya dikupas/dikeluarkan, buah itu berlapiskan
daging (jelly) berwarna kuning kemerahan dan rasanya
manis. Yang kulitnya terlihat hitam kering dan saat
dikeluarkan bijinya berlapis daging kemerahan, itu pete tua
asli. Hanya sesekali saya menemukan pete seperti itu,
karena pengepul (pengumpul, pemborong) pete atau pemilik
pohon pete tidak akan menjual pete tua itu.

Warna Air Rebusan Kulit Pete


Saat merebus kulit pete, gunakan air yang bersih, jangan
gunakan air dari perusahaan air yang menggunakan bahan-
bahan kimia untuk menjernihkan air itu. Tampilan air yang
bersih tidak menjamin air itu bagus (sehat) untuk kesehatan
Anda, karena bisa saja air itu dijernihkan menggunakan
kaporit atau bahan kimia lainnya.

Bila kulit pete direbus menggunakan air bersih (air kemasan


tertentu) dan air itu benar-benar air asli dari gunung bukan
hasil pemurnian menggunakan bahan pembersih maka
warna hasil rebusan itu akan berwarna bening. Kalau Anda
menggunakan air dari perusahaan penjernihan air, maka air
rebusan kulit pete akan berwarna putih susu kemerahan.
Kaporit dan bahan kimia yang ada di dalam air itu telah
diikat oleh zat kulit pete dan ditampilkan menjadi emulsi
berwarna putih susu kemerahan.

55
Carilah air kemasan yang sekiranya berasal dari sumber air
gunung yang asli, bukan hasil dari sistem penjernihan
kimiawi. Maaf, saya tidak bisa merekomendasikan merek
yang mana yang paling baik, silahkan cari sendiri, cobalah
merebus kulit pete dengan air itu, kalau hasilnya bening
maka air itu baik. Kalau hasilnya berwarna merah susu, air
itu jelek, cobalah air kemasan yang lain.

Saat saya merebus kulit pete, biasanya air rebusan itu


berwarna bening agak coklat, dan akan berwarna agak
keruh bila kulit pete itu sudah mulai berbintik / berwarna
agak hitam karena tua. Rasanya juga beda, bila kulit itu
hijau mulus rasanya 'hanya agak pahit' tetapi bila sudah
banyak bintik-bintik hitam, rasanya menjadi pahit, semakin
gelap semakin pahit.

Saya minum air pete sekitar 1 sloki atau 5-7 sendok makan
sekali minum, sisanya disimpan di kulkas (lemari
pendingin). Warna air pete pada akhir perebusan berwarna
bening, tetapi setelah beberapa hari disimpan di kulkas air
itu bisa berubah warna, perlahan menjadi putih susu. Rasa
pahit biasanya agak berkurang setelah air pete disimpan di
kulkas, tetapi dari pengamatan saya, khasiatnya tidak
berkurang.

Air pete harus ditaruh di gelas beling (kaca) atau botol


beling bertutup ... nah biasanya pada tutup botol itu ada
lapisan plastik tipis yang berfungsi sebagai 'seal', lapisan
penahan kerapatan botol. Bila air pete terkena plastik,
maka warna air pete akan berubah menjadi hitam. Jadi
usahakan jangan sampai air pete terkena plastik itu.

56
MEREBUS PETE MENGGUNAKAN KENDIL TANAH
Proses merebus pete menggunakan kendil tanah sama
seperti menggunakan panci, perbedaan ada pada ketebalan
dinding kendil. Kendil dengan dinding tebal sekitar 8-10
mm perlu pemanasan 1-2 menit lebih lama. Kalau
menggunakan kendil tipis, tebal dinding hanya sekitar 5
mm, waktu perebusan sama seperti perebusan menggunakan
panci.

Cara Penyimpanan Pete Agar Tahan Lama


Di pasar ibukota Jakarta, harga pete bervariasi, ada yang
Rp3.000, ada yang bisa sampai Rp10.000 apalagi menjelang
hari raya Lebaran, hari raya Imlek atau hari raya lainnya
yang biasa membutuhkan masakan dengan bahan pete.
Kalau harga pete mahal, kita biasa membeli sedikit, hanya
beberapa lanjar untuk keperluan beberapa hari saja.

Di pasar tertentu, terutama di daerah yang dekat dengan


sumber pete, atau daerah itu belum tahu bahwasanya pete
adalah obat, mereka masih acuh tak acuh dengan buah
pete, biasanya harga pete di daerah itu masih murah,
seperti di Pandeglang, di Anyer Banten, di Lampung atau di
Riau. Kita bisa membeli dalam jumlah banyak, bisa seikat
isi 20 lanjar, 50 lanjar. Kalau sudah membeli banyak,
barulah kita berfikir bagaimana menyimpan pete agar tidak
cepat hitam.

Pete yang dibiarkan di area terbuka, digantung atau


diletakkan begitu saja akan cepat menjadi hitam, menjadi
layu karena penguapan (dehidrasi). Begitu juga pete yang
ditaruh begitu saja di lemari pendingin akan menjadi hitam

57
dalam waktu 3 hari, karena penguapan juga.

Pete tetap bisa tahan lama, sampai 3 minggu tidak cepat


hitam. Caranya: pete dibungkus dengan plastik bening.
Kemudian plastik berisi pete itu dibungkus (dimasukkan) ke
plastik pembungkus berikutnya. Boleh sampai 3 kali
pembungkusan. Kemudian bungkus terluar boleh diikat
dengan tali atau dengan karet gelang. Dengan cara ini,
penguapan akan sedikit terhambat ... tetapi, pembungkusan
itu juga tidak boleh terlalu rapat sampai tertutup sama
sekali, agar jangan sampai terjadi pengendapan uap menjadi
air dan pete didalam pembungkus itu seperti basah, yang
akan menyebabkan pete cepat layu juga, cepat berjamur
dan juga cepat hitam.

Simpan bungkusan pete itu di kulkas di bagian terjauh dari


ruang pembuatan es batu, atau di kotak penyimpanan
sayur.

CELL REGENERATIVE & SKIN REGENERATIVE


Peneliti mancanegara telah menemukan adanya kemampuan
Cell Regenerative di dalam pete, dan itu bisa dilihat
pada peserta terapi pete, mereka mengalami perubahan
kulit yang terlihat lebih halus, mulus seakan bercahaya,
begitu pula perubahan wajah, pembuluh darah dan otot
saraf yang kembali lentur, pulihnya berbagai organ tubuh,
dst.

Kemampuan 'Cell Regenerative itulah yang akan


memperbaiki segala organ yang sudah mengalami
'kemunduran', kembali fit, kembali sehat, asalkan rutin
menjalankan terapi pete.
58
Beberapa orang yang sudah cukup lama ikut terapi
mengatakan kulit mereka semakin terlihat mulus, kerut-
kerut perlahan menghilang, terlihat lebih segar, dan ada
seorang ibu cukup umur mengatakan payudaranya naik
kembali.

MENU MASAKAN BERBAHAN PETE


Cobalah Anda searching "buah pete" atau "Parkia speciosa"
di internet, Anda bisa mendapatkan banyak informasi
tentang buah pete (Parkia speciosa), ada banyak yang
membeberkan manfaat pete, ada puluhan ribu penelitian
pete, dll. Coba lihat di Wikipedia, disitu ditulis banyak hal
terkait pete yang punya hubungan dengan Indonesia.

Ada banyak menu masakan Indonesia berbahan pete yang


sudah dikenal di mancanegara, ada nasi goreng pete, ada
nasi goreng kambing pete, ada sambel pete, ada sambel
goreng hati pete, sambel goreng udang pete, ada rendang
pete, balado terong pete, sambal hijau pete, dlsb.

Nah, saat searching masakan dari pete di internet, muncul


bermacam masakan menggunakan pete ... ada aneka
sambal: sambal pete, sambal pete teri asin, sambal udang
pete, sambal pete ebi, telur sambal pete, sambal (balado)
terong pete, ayam goreng sambal pete, sambal pete jambal
nasi, sambal pete papaya dan teri, sambal cumi pete,
sambal terasi udang pete, sambal goreng udang pete,
sambal goreng ati-ampela pete, sambal goreng tempe pete
dlsb. Kemudian ada sayur pete, sayur lodeh pete, sayur
daun singkong teri pete, sayur labu ikan cucut asap pete,
sayur tahu campur pete, sayur teri pete, sayur ketupat pete,

59
dlsb.

Disebutkan juga dimana pete itu bisa tumbuh, ada beberapa


nama negara tetangga Indonesia atau bagian dari negara
tetangga, tetapi di Indonesia ternyata pulau Sumatera dan
Jawa disebut secara khusus, karena ada banyak menu
makanan berbahan pete yang populer di mancanegara,
berasal dari kedua daerah itu.

Ada banyak blog yang menuliskan: ada banyak pelancong


(traveller, wisatawan) dari berbagai belahan dunia yang
khusus mengejar bermacam masakan yang mereka bilang
lezat dan harus dirasakan sekali seumur hidup, dan ternyata
... menu masakan berbahan pete termasuk didalam daftar
buruan mereka. Mereka saling berbagi informasi tentang
makanan yang mereka bilang perlu untuk dirasakan dan
pete meski bau dikatakan sebagai makanan yang tidak
hanya lezat tetapi bermanfaat untuk kesehatan dan perlu
dicari. Ada masakan berbahan pete dari Thailand, Malaysia,
Indonesia, India, dlsb yang mereka tulis sebagai makanan
yang harus dicoba sekali se-umur hidup, kalau belum
pernah merasakan makanan itu, serasa belum lengkap hidup
ini. Mereka berasal dari negeri yang tidak punya pohon
pete, datang dari benua lain untuk mencicipi masakan
berbahan pete, karena kelezatan dan manfaatnya.

Khusus di Indonesia, setiap hari raya seperti Lebaran


ataupun Tahun Baru China, banyak keluarga yang
menyiapkan masakan khusus berbahan pete, seperti sayur +
pete + ketupat / lontong dan sambal goreng ati ampela
pete. Kedua masakan itu hampir tidak boleh ketinggalan di
setiap hari raya.

60
Ada beberapa artikel dari luar negeri, mereka katakan:
"sering-seringlah makan pete, maka Anda akan dijauhkan
dari para ahli kesehatan itu...". Ada yang menulis, dengan
sering makan pete, Anda punya peluang sekian puluh %
risiko lebih rendah dari kematian akibat serangan jantung
... untuk hal ini belum saya dapatkan sumber aslinya, tapi
ada beberapa artikel yang menyatakan demikian.

Dari pengamatan saya selama ini, dari hasil yang dicapai


oleh para peserta terapi pete, kemungkinan terhindar dari
kematian akibat serangan jantung itu terlihat benar adanya,
karena pete telah membersihkan darah, membersihkan
pembuluh darah dari TPD, menghancurkan granula dan
kolesterol yang sebelumnya menumpuk akibat gaya hidup
yang sembrono yang dijalani banyak orang saat ini, hampir
semua orang mau tak mau, sadar ataupun tidak sadar
menjalani gaya hidup itu. Mereka terpaksa mengkonsumsi
makanan yang mengandung TPD selama puluhan tahun
sedikit demi sedikit. Dengan kemampuan pete
membersihkan darah, membersihkan pembuluh darah,
meregenerasi sel-sel, kemungkinan besar pete memang bisa
menghindarkan seseorang dari serangan jantung.

Sejak dulu, saya tidak anti pete, setiap Lebaran pasti ada
paling tidak 2 menu masakan yang berisi pete yang
disuguhkan, saya hanya makan masakan berbahan pete itu
secukupnya, pete yang ada tidak saya sisihkan, saya makan
sekedarnya. Tetapi setelah pengalaman terapi pete sekian
lama, kami sekeluarga selalu berebut mengambil dan
memilih pete yang ada di masakan itu. Makanan enak dan
sehat, kenapa takut. Soal bau saat BAB dan pipis sudah
sangat jarang kami temui, karena kami sudah begitu sering
membersihkan TPD dengan pete.
61
- Saya kadang memakan pete yang direbus 2-3 menit itu
begitu saja, seperti lalapan, diberi saus 'Thousand Island',
mustard dan mayonese ... jadilah salad pete. Kadang kala,
kalau terlambat memasak pete atau setelah makan baru
teringat ada pete yang tidak termakan ... saya makan pete
itu begitu saja, jadi camilan. Ada teman yang makan pete
dengan saus kecap, anak saya yang tidak suka pete,
terpaksa mengiris pete menjadi potongan kecil-kecil agar
tidak terasa seperti makan pete.
- Bagi mereka yang tidak sempat menjalankan terapi pete,
paling tidak Anda bisa membeli aneka menu masakan
berbahan pete, sedikit banyak akan membantu menjaga
kesehatan Anda.

62
IV. PENUTUP
SEHAT ITU PILIHAN
Ada anekdote iklan di televisi: "Yang mahal banyak ... yang
bagus?". Begitu juga untuk bisa sehat, untuk bisa sembuh dari
penyakit, akan ada bermacam biaya:
- biaya ahli spesialis,
- biaya operasi,
- biaya pembelian obat,
- biaya rawat inap,
- biaya perjalanan,
- biaya lain-lain.

Banyak orang bersedia membayar mahal untuk perawatan


kesehatan mereka, ada yang sengaja menjadikan moment tidak
sehat, sedang dirawat di kamar VVIP di rumah sakit mahal
sebagai status sosial mereka yang dipajang di jejaring sosial, di
internet, di FB, instagram, path, Whatsapp, dll. Apalagi kalau
bisa wisata kesehatan ke luar negeri, begitu bangganya mereka.
Sakit kok bangga!?

Apakah dengan membayar yang serba istimewa dan serba mahal


itu menjadi jaminan untuk sembuh? Ada orang-orang yang tak
berhasil selamat walau sudah berobat ke luar negeri, seperti
mantan menteri kesehatan atau sang ketua wakil warga itu.

Orang pasti memilih sehat daripada sakit, akan lebih baik bila
orang bersiap sebelum diserang penyakit, membuat pertahanan
diri, meningkatkan daya tahan tubuh dalam menghadapi
kemungkinan serangan penyakit daripada mencari pengobatan
setelah terkena penyakit.

63
Mungkinkah seseorang sehat terus menerus? Kapan seseorang
harus mulai bersiap diri membuat pertahanan diri, apakah setelah
cukup usia, setelah tua?

Mau sehat menggunakan cara alami (obat herbal) murah meriah


atau bekerja keras mencari uang banyak untuk membayar
berbagai biaya pengobatan ... itu pilihan.

Kalau seseorang ikut prosesi pengobatan konvensional: membayar


biaya obat konvensional, membayar biaya ahli spesialis,
membayar biaya operasi, membayar biaya kamar VVIP,
membayar biaya perjalanan wisata kesehatan ke luar negeri,
biayanya murah ataupun mahal, itu merupakan pilihan seseorang
... bahkan bila kemudian tak berhasil sehat, dan akhirnya TILT
di luar negeri atau setelah pulang kembali seperti mantan
menteri kesehatan dan ketua perwakilan warga ... itu adalah
pilihan seseorang?

Orang tidak bisa menuntut pelaksana pengobatan konvensional


itu atas ketidak-sembuhan dirinya alias kematian dirinya itu dan
malah terlihat bangga membuat foto selfie sedang menjalani
prosesi pengobatan konvensional di kamar VVIP atau di rumah
sakit terkenal di luar negeri!

Nah ... orang pun bisa memilih pengobatan alternatif, pergi ke


penyembuh alternatif, ke orang pintar (agama / non agama)
minta diberi jampi-jampi, membeli obat alternatif, membeli obat
herbal China yang mahal, membeli jamu godog yang perlu
direbus berjam-jam, atau mau memilih terapi pete ... itupun
pilihan!

Mau beli yang mahal, mau beli yang murah atau menggunakan
64
yang murahan, itulah pilihan ... soal sembuh atau berpulang, itu
ketentuan YMK.

Kenapa pilih yang tak jelas kalau memang ada yang alami
langsung ciptaan YMK? Seperti pete / terapi pete. Tetapi
janganlah terlalu menggantungkan harapan sembuh, memaksakan
kesembuhan dari terapi pete semata, karena sembuh dan
berpulangnya seseorang itu tergantung keputusan YMK. Mintalah,
berdoalah untuk kesehatan Anda, untuk kesembuhan Anda.

Pilihan ada di tangan masing-masing, mau yang mahal, yang


lama, yang berbelit-belit, mau yang murah, mau yang sederhana,
mau yang murahan, dst ... itu tanggung jawab masing-masing.
Terapi pete hanya salah satu kesempatan untuk bisa sehat, hidup,
bahagia dan sejahtera bagi kita ... selanjutnya merupakan
kehendak YMK.

Ada informasi lebih banyak di Facebook dan di Wordpress,


silahkan berkunjung ke:
- https://www.facebook.com/PeteTherapy4Love/
- https://bambangbakti.wordpress.com/

Lihat juga videonya di Youtube:


1) PRESENTASI TERAPI PETE https://youtu.be/8D3wNlRlfng
2) TERAPI PETE no 2 https://youtu.be/rT765CIBtzI

65

Anda mungkin juga menyukai