Email: ayi_as@yahoo.com
ABSTRAK
Penggunaan media dalam proses belajar mengajar dalam pelatihan merupakan sesuatu yang penting
dan harus digunakan oleh tenaga pengajar atau instruktur, hal ini karena akan menjadikan pembelajaran
lebih berkesan dan bermakna kepada peserta didik. Media dapat membantu para Widyaiswara dalam
menyampaikan materi peatihan secara lebih maksimal, namun demikian media hanyalah alat bantu
dalam proses belajar mengajar, yang pertama harus diperhatikan adalah skill Widyaiswara itu sendiri
dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran, karena dengan media yang tepatpun bila tidak
dibarengi dengan skill Widyaiswara, tujuan pembelajaran tidak akan berhasil, untuk itu sebelum
menyampaikan materi sebaiknya sudah menyiapkan media pembelajaran apa yang tepat denga sesuai
dengan materi yang akan disampaikan.
A. PENDAHULUAN
Peningkatan kualitas pelatihan menjadi tugas dan tanggung jawab tutor/widyaiswara, karena merekalah
yang akan langsung membina para peserta di tempat atau lembaga-lembaga pelatihan melalui proses
belajar mengajar. Belajar mengajar sebagai suatu proses merupakan system yang tidak terlepas dari
komponen-komponen lain yang saling berinteraksi di dalamnya. Komponen-komponen tersebut yaitu
Tujuan, Materi, KBM, Alat atau Media dan Evaluasi.
Proses perencanaan pengajaran diawali dengan perumusan tujuan instruksional khusus sebagai
pengembangan dari tujuan instruksional umum. Kemudian dilanjutkan dengan menentukan materi yang
dapat menunjang terhadap pencapaian tujuan, serta selanjutnya menentukan strategi atau kegiatan
belajar mengajar. Usaha pencapaian ditunjang oleh penggunaan alat bantu pengajaran serta media yang
tepat dan sesuai dengan karakteristik komponen penggunaannya. Setelah itu instruktur menentukan
sumber dan alat serta melaksanakannya.
Hasil evaluasi akan menjadi bahan masukan atau umpan balik kegiatan yang telah dilaksanakan. Apabila
hasil belajar peserta belajar rendah, maka kita dapat mengidentifikasi bagian-bagian apa yang
mengakibatkannya, apakah sumber belajar atau medianya yang menjadi faktor penyebabnya.
Sebelum menjelaskan definisi media pembelajaran, berikut sedikit akan dijelaskan tentang sumber
belajar yang merupakan pondasi dari media pembelajaran. Sumber belajar menurut Nana Sudjana
(2001:76) adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar. Dalam
pengertian sempit sumber belajar adalah buku dan bahan tercetak lainnya, sedangkan Edgar Dale
memberikan pengertian lebih luas yaitu bahwa pengalaman itu adalaha merupakan sumber belajar.
Edgar Dale berpendapat bahwa pengalaman yang dapat memberikan sumber belajar diklasifikasikan
menurut jenjang tertentu berbentuk kerucut pengalaman (cone of experience). Penjenjangan jenis-jenis
pengalaman tersebut dari yang konkret sampai yang abstrak, seperti terlihat pada gambar berikut ini:
Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh peserta pelatihan sebagai hasil dari
aktifitasnya sendiri. Para peserta mengalami, merasakan sendiri segala sesuatu yang berhubungan
dengan pencapaian tujuan. Karena pengalaman langsung inilah maka ada kecenderungan hasil yang
diperolehnyapun menjadi konkrit serta memiliki ketepatan yang tinggi.
Pengalaman tiruan adalah pengalaman yang diperoleh melalui benda dari kondisi situasi yang diciptakan
melalui drama dengan menggunakan scenario sesuai pencapaian tujuan. Walaupun kejadiannya tidak
dialami langsung, namun melalui drama maka peserta pelatihan akan lebih menghayati berbagai peran
yang disuguhkan.
Pengalaman melalui demonstrasi. Demonstrasi adalah suatu teknik menyampaikan informasi melalui
peragaan, baik lansung maupun tidak langsung.
1) Definisi
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara
harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim
pesan kepada penerima pesan. Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen
lingkungan peserta belajar yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Brigs (1970)
berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang
peserta untuk belajar. Alat bantu bukan hanya akan memperlancar proses komunikasi dalam belajar
tetapi juga dapat merangsang peserta untuk merespon denga cepat tentang pesan yang akan
disampaikan. Oleh sebab itu alat bantu yang dapat mendukung proses kelancaran komunikasi antara
widyaiswara dan peserta dapat dipandang sebagai media pengajaran.
Peserta belajar melalui media dapat memperoleh pesan, memperkuat dan memperluas pengetahuan,
hal ini sesuai dengan pandangan Rossi dan Breidel seperti yang dikutip oleh Ishak Abdulhak bahwa
media pengajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan seperti
radio, televise, buku, Koran, majalah dan sebagainya. Alat-alat atau media semacam radio dan televise
menurut Rossi (1995) kalau digunakan dan deprogram untuk pendidikan maka merupakan media
pengajaran. Selain itu ada juga yang berpendapat bahwa media pengajaran meliputi perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (software). Hardware adalah alat yang dapat mengantarkan pesan
seperti overhead projector, televise, rardo dan sebaginya. Sedangkan software adalah isi program yang
mengandung pesan seperti informasi yang terdapat pada transparansi atau buku dan bahan-bahan
cetakan lainnya, cerita yang terkandung dalam film atau materi yang disuguhkan dalam bentuk grafik,
diagram dan sebagainya.
Mendia pengajara mempunyai beberapa fungsi dan peran seperti yang disampaikan oleh Ishak Abdulhak
(1995:16), yaitu:
a. Menangkap subatu objek atau peristiwa tertentu. Momentum yang penting dan kejaidan atau
objek yang langka dapat diabadaikan dengan kamera ataupun direkam, peristiwa tersebut dapat
disimpan dan dapat digunakan kembali ketika diperlukan.
b. Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu. Dengan menggunakan model sebagai media,
maka instruktur/widyaiswara dapat memperlihatkan pengalam yang lebih nyata dengan menggunakan
contoh langsung merujuk kepada objek yang mirip atau menyerupai dengan aslinya, contohnya
memperlihatkan putaran bumi dengan menggunakan globe.
c. Kesempatan belajar yang lebih merata. Dengan menggunakan media seperti radio, video dan
sebagainya, orang dapat belajar setiap saat dan dimana saja.
d. Pengajaran lebih berdasarkan ilmu. Dengan menggunakan media, proses belajar mengajar akan
lebih terencana dengan baik, sebab media dianggap sebagai bagian yang integral dari system belajar
mengajar, untuk itu sebelum pelaksanaannya instruktur/widyaiswara dihadapkan kepada suatu
keharusan mengidentifikasi kebutuhan dan karakterisitik peserta belajar sehubungan dengan
penggunaan media
Lebih jauh dijelaskan penggunaan media pengajaran memiliki nilai praktis sebagai berikut:
b. Media dapat mengatasi batas ruang kelas, ini terutama dilakukan untuk bahan belajar yang sulit
dipahami secara langsung oleh peserta, dalam kondisi ini media dapat berfungsi untuk:
2) Memperbesar serta memperjelas objek yang terlalu kecil dan sulit dilihat seperti bakteri, sel dan
lain-lain;
3) Mempercepat gerakan sautu proses yang terlalu labat sehingga dapat dilihat dalam waktu yang
relatif singkat;
6) Memperjelas bunyi-bunyian yang sangat lemah sehingga dapat ditangkap oleh telinga.
c. Media dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara peserta dengan lingkungan.
e. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata dan tepat.
f. Media dapat membangkitkan motivasi peserta didik dan merangsangnya untuk belajar dengan
baik.
i. Media dapat memberikan pengalamanyang menyeluruh dari hal-hal konkrit sampai yang abstrak.
Berdasarkan Fungsi dan peranan media berdasarkan pendapat di atas, maka penggunaan media dalam
proses belajar mengajar memiliki manfaat sebagai berikut:
a. Pengajaran menjadi lebih produktif. Dengan menyediakan berbagai bahan belajar yang sesuai
dengan tujuanpengajaran maka dapat merangsang peserta untuk menggunakan waktu belajar sebaik-
baiknya, dank arena melibatkan peserta belajar secara psikis dan phisik maka proses belajar mengajar
akan semakin berkualitas.
b. Pengajaran menjadi bersifat individual, secara alami peserta belajar memiliki perbedaan minat,
bakat, maupun kemampuan, sehingga dengan menggunakan media sebagai sumber belajar maka dapat
memberikan kebebasan kepada peserta untuk belajar dengan cara dan kecepatan sesuai dengan
kemampuannya masing-masing.
c. Pembelajaran akan bersifat langsung, dengan menggunakan media diharapkan peserta belajar
tidak hanya mendengarkan penjelasan dari instruktur atau widyaiswara, tttapi peserta diajak langsung
berinteraksi dengan sumber belajar.
3) Klasifikasi
Pengklasifikasian media pengajaran dapat didasarka pada karakteristik dan sifat-sifat media, baik dilihat
dari bentuknya, teknik pemakaiannya ataupun kemampuannya. Dilihat dari sifat atau jenisnya, media
dapat dikelompokka kepada:
a. Media yang hanya dapat didengar atau hanya mengandalkan suara (audio) seperti mdia radio atau
tape recorder.
b. Media yang hanya dapat dilihat atau mengandalkan indera penglihatan (visual) seperti gambar,
foto, slide, model dan sebagainya.
c. Media yang dapat didengar dan dilihat, disebut juga media audio visual seperti televise, sound
slide, film, video tape, film strip.
b. Media non-elektronik adalah media yang dapat digunakan tanpa bantuan alat-alat elektronik
seperti kelompok media grafis, model, chart, mock-up, specimen dan lain-lain.
a. Media yang mempunyai jangkauan serentak, seperti radio dan televise, seperti program-program
pendidikan jarak jauh yang menggunakan radio, internet dan televise yang dipancarluaskan melalui
satelit.
b. Media yang mempunyai jangkauan terbatas seperti OHP, LCD projector, slide, dan sebagainya.
c. Media yang dapat dimanfaatkan secara individual seperti model, pengajaran melalui computer dan
sebagainya.
Selanjutnya pengklsifikasian secara lebih khusus diberikan oleh Ely (1980:22) seperti dikutip oleh Ishak
Abdulhak (1995:20) yang mengklasifikasikan media menjadi enam klasifikasi, yaitu:
1) Kelompok media gambar diam/tidak bergerak, seperti gambar, foto, peta, grafik dan sebagainya;
2) Benda-benda yang hanya dapat didengar, seperti radio, pita rekaman dan sebagainya;
6) Pengajaran terprogram dan pengajaran dengan bantuankomputer, adalah benda atau pengajaran
yang sudah dipersiapkan sebelumnya untuk digunakan sebagai bahan belajar seperti buku, modul dan
sebagainya.
4) Jenis-jenis
Setiap jenis media dapat dimanfaatkan untuk kegiatan belajar mengajar sesuai dengan sifat dan
karakteristiknya. Berikut ini akan dijelaskan karakteristik setiap jenis media berdasarkan
pengelompokannya, terutama media yang berhubungan dengan alat atau bahan.
Kelompok media gambar dan grafis termasuk pada kelompok media visual. Karena hanya dapat dicerna
melalui pandangan atau indera penglihatan (mata). Media ini banyak digunakan oleh guru, sebab mudah
dalam proses produksinya selain itu juga murah dari segi biayanya. Berikut ini terdapat jenis-jenis media
beserta karakteristik media gambar dan grafis.
Gambar atau foto merupajan media yang umum dipakai untuk berbagai macam kegiatan belajar. Selain
dapat menyampaikan pesan, juga dapat melatih berfikir serta dapat mengembangkan imajinasi peserta
didik belajar. Misalnya berikan sebuah gambar atau foto kepada peserta didik dan selanjutnya mereka
disuruh menceritakan pesa yang terkandung dalam gambar atau foto tersebut sesuai dengan
persepsinya.
2) Grafik
Webster mendefinisikan graphics sebagai seni atau ilmu menggambar, terutama penggambaran
mekanik. Dalam pengertian media viasual, istilah graphics mempunyai arti yang lebih luas seperti dalam
bahasa Yunani graphicos mengandung pengertian melukiskan atau mengambarkan garis-garis. Sebagai
kata sifat graphics diartikan sebagai penjelasan hidup, uraian yang kuat atau penyajian yang efektif, maka
grafis sebagai media dapat mengkomunikasikan fakta-fakta atau gagasan-gagasan secara jelas dan kuat
melalui perpaduan antara pengungkapan kata-kata dan gambar. Pengungkapan bisa berbentuk diagram,
sketsa atau grafik.
Grafik adalah media visual berupa garis atau gambar yang dapat memberikan informasi mengenai
keadaan atau perkembangan sesuatu berdaarkan data secara lebih mudah tentang data statistic. Contoh
grafik lulusan pelatihan, jumlah peserta diklat beberapa tahun terakhir. Terdapat beberapa macam
bentuk grafik yang bisa digunakan yaitu:
b) Grafik batang
c) Grafik lingkaran
3) Bagan (chart)
Bagan adalah media grafis yang didesain untuk menyajikan ringkasan visual secara jelas dari suatu
proses. Untuk lebih mudah dipahami biasanya dalam bagan disertai dengan media grafis lainnya seperti
gambar, diagram, foto dan lainnya. Ada beberapa bagan yang bisa disajikan yaitu bagan pohon (tree
chart), bagan akar (root chart), bagan arus (flow chart) dan bagan tembus pandang.
a) Bagan pohon, adalah bagan yang menggambarkan hubungan dari fakta-fakta dengan melukiskan
dari mulai yang paling atas (pangkal) hingga ke cabang dan ranting-rantingnya, bisa digunakan untuk
struktur organisasi, silsilah keturunan dan lain-lain.
b) Bagan akar, bagan yang menggambarkan proses yang dimulai ari bawah (cabang) bahkan ranting
menuju batang. Misalnya proses pembuatan perundang-undangan suatu daerah yang selanjutnya
disahkan dan diundangkan oleh lembaga negara yang paling tinggi (DPR atau Presiden).
c) Bagan arus, bagan ini menerangkan tentang langkah-langkah suatu proses atau alur kerja lembaga
unit tertentu
d) Bagan tembus pandang, adalah bagan yang menerangkan keadaan sesuatu di dalam benda dengan
tidak mengubah bentuk luarnya, misalnya penampang mesin, tubuh manusia atau hewan dan lain
sebagainya.
4) Poster
Poster adalah media yang digunakan untuk menyampaikan suatu informasi, saran atau ide-ide tertentu
sehingga dapat merangsang keinginan yang melihatnya untukmelaksanakan isi suatu pesan tersebut.
Misalnya poster kesehatan, wabah penyakit, pemberantasan buta huruf dan lain-lain.
5) Karikatur/kartun
Kartun adalah penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur untukmengungkapkan idea tau sikap,
gagasan atau juga situasi yang didesain untuk mempengaruhi opini masyarakat, biasanya diuat dalam
bentuk sederhana dan lucu seperti hanya kalau kita melihat di surat-surat kabar atau majalah.
6) Papan (board)
Papan merupakan sarana untuk menyampaikan pean atau informasi, biasanya disimpan pada dinding,
seperti penguuman. Ada berbagai jenis papan diantaranya papan tulis, papan planel dan papan magnet.
Televisi adalah media yang dapat menampilkan gambar visual serta suara dari jarak jauh. Oleh sebab itu
televise merupakan media yang tergolong kepada kelompok audiovisual, artinya media yang dapat
dilihat dan didengar, jenis programnya ada dua yaitu siaran terbuka (broadcast) dan ada juga siaran
tertutup. Untuk yang terbuka program disalurkan melalui siaran transmisi dengan perantara satelit dan
kemudian dapat dikirim ke berbagai tempat termasuk ruang belajar.
Media lain yang bersifat audiovisual adalah video melalui video player, video ini tidak dapat digunakan
secara langsung seperti televise, tetapi harus melalui rekaman terlebih dahulu kemudian diputar ulang.
Dan berikutnya adalah internet, ini merupakan mesin pntar yang sekarang banyak digunakan untuk
media pembelajaran, internet mampu menampilkan berbagai macam gambar termasuk video dan juga
suara, sehingga pesert belajar lebih mudah memahami secara langsung.
Selain alat yang telah disampaikan di atas sebagai media pembelajaran, media lain yang tak kalah
pentingnya adalah lingkungan sebagai media pembelajarn, ada beberapa keuntungan dengan
memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran, diantaranya para peserta tidak bosan duduk di
ruang belajar berjam-jam, belajar lebih bermakna karena belajar secara komprehensif dan lebih aktif
karena dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, menguji fakta dan
lain-lain.
Ada beberapa cara memanfaatkan lingkungan sebagai media dan sumber belajar, diantaranya:
1) Survey, yakni dengan mengunjungi lingkungan seperti masyarakat setempat untuk mempelajari
proses sosial, budaya, ekonomi, kependidikan dan lain-lain. Kegiatan belajar dilakukan dengan observasi,
wawancara dengan berbagai pihak;
2) Kemping atau berkemah, snagat cocok dilakukan untuk mempelajari cara bercocok tanam, ekologi,
biologi, kimia ataupun fisika. Peserta didik data mengamati iklim, suhu, suasana dan lain-lain
3) Karyawisata (fieldtrip), dalam pengertian pendidikan adalah kunjungan keluar kelas untuk
mempelajari objek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikuler. Objek wisata harus relevan
dengan bahan pengajaran, misalnya sejarah mengunjungi museum, kebun binatang untukbiologi,
peneropongan bintang untuk astronomi.
4) Praktek lapangan, praktek lapangan dilakukan untuk memperoleh keterampilan dan kecakapan
khusus, misalnya peserta diklat guru melakukan mucro teaching sebelum mereka kembali ke tempat
tugas masing-masing.
C. PEMBAHASAN
Tidak semua media dapat digunakan dalam proses pembelajaran, ada beberapa criteria yang dapat
dijadikan pertimbanganketika kita akan menggunakan media dalam proses pembelajaran, untuk itu,
sebelum menggunakan media pembelajaran kita harus mempertimbangkan berbagai kirteria media yang
akan digunakan.
Kriteria yang perlu dipertimbangkan Widyaiswara atau tenaga pendidik dalam memilih media
pembelajaran menurut Nana Sudjana (1990: 4-5) yakni:
Sementara itu menurut I Nyoman Sudana Degeng (1993; 26-27) menyatakan bahwa ada sejumlah faktor
yang perlu dipertimbangkan pendidik dalam memilih media pembelajaran, yaitu: 1) tujuan instruksional;
2) keefektifan; 3) siswa; 4) ketersediaan; 5) biaya pengadaan; 6) kualitas teknis. Selanjutnya menurut
Basuki Wibawa dan Farida Mukti (1992/1993: 67-68) kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan media yaitu: 1) tujuan; 2) karakteristik siswa; 3) alokasi waktu; 4) ketersediaan; 5) efektivitas;
6) kompatibilitas; dan 7) biaya.
Berkaitan dengan pemilihan media ini, Azhar Arsyad (1997: 76-77) menyatakan bahwa kriteria memilih
media yaitu: 1) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai; 2) tepat untuk mendukung isi pelajaran; 3)
praktis, luwes, dan tahan; 4) guru terampil menggunakannya; 5) pengelompokan sasaran; dan 6) mutu
teknis. Selanjutnya Brown, Lewis, dan Harcleroad (1983: 76-77) menyatakan bahwa dalam memilih
media perlu mempertimbangkan kriteria sebagai berikut: 1) content; 2) purposes; 3) appropriatness; 4)
cost; 5) technical quality; 6) circumstances of uses; 7) learner verification, and 8) validation.
Menurut Sungkono, secara umum pola penggunaan media pembelajaran dikelompokkan menjadi dua
yaitu pola penggunaan di dalam kelas dan pola penggunaan di luar kelas. Pola penggunaan di dalam
kelas atau pada pembelajaran tatap muka, media pembelajaran digunakan untuk menunjang penyajian
materi pembelajaran sehingga lebih mudah dipahami peserta didik yang pada akhirnya tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai dengan baik. Sedangkan pola penggunaan media
pembelajaran di luar kelas, media pada umumnya digunakan untuk belajar mandiri dan belajar jarak
jauh. Media yang digunakan antara lain modul, kaset/CD, VCD dan internet.
Anderson mengembangkan enam langkah yang harus ditempuh jika ingin memilih media untuk tujuan
instruksional sebagaimana dikutip oleh Ishak Abdulhak (19954:41) sebagai berikut:
a. Menentukan karakteristik pesan yang ingin disampaikan. Apakah pesan tersebut berupa informasi
atau fakta-fakta yang bersifat instruksional ataukah hanya berupa informasi umum.
b. Menentukan metode penyampaian pesan sesuai dengan karakteristik pesn yang ingin disampaikan.
Seandainya pesan tersebut berupa bahan-bahan instruksional, maka jelas harus menggunakan media
instrkusional bukan media yang lain.
c. Menentukan ciri-ciri materi/isi pelajaran serta tujuan yang ingin dicapai. Apakah berskala kognitif,
efektif atau mengandung tujuan psikomotor yang memerlukan keterampilan fisik.
d. Menentukan media yang cocok sesuai dengan karakteristik peserta belajar, baik dari segi
jumlahnya, maupun karakteristik lainnya atau media yang sesuai dengan kemampuan produksi, fasilitas
dan kebutuhan biaya.
e. Mengevaluasi atau me-review kembali kelebihan dan kekurangan media yang sudah menjadi
pilihan.
f. Kalau dianggap cocok baru melanjutkan dengan langkah merencanakan pengembangan dan
produksi media pilihan. Akan tetapi seandainya dianggap cocok, maka harus kembali ke langkah 4 yaitu
menentukan kembali media yang dianggap cocok.
Selanjutnya menurut Gagne dan Briggs yang dikutip oleh Mohammad Ali (1984: 73) menyarankan
langkah-langkah dalam memilih media pengajaran yaitu: 1) merumuskan tujuan pembelajaran, 2)
mengklasifikasi tujuan berdasarkan domein atau tipe belajar, 3) memilih peristiwa-peristiwa pengajaran
yang akan berlangsung, 4) Menentukan tipe perangsang untuk tiap peristiwa, 5) mendaftar media yang
dapat digunakan pada setiap peristiwa dalam pengajaran, 6) Mempertimbangkan (berdasarkan nilai
kegunaan) media yang dipakai. 7) Menentukan media yang terpilih akan digunakan, 8) menulis rasional
(penalaran) memilih media tersebut, 9) Menuliskan tata cara pemakaiannya pada setiap peristiwa, dan
10) Menuliskan script pembicaraan dalam penggunaan.media. Selaras dengan hal tersebut, Anderson
(1976) menyarankan langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu:
Langkah pertama menentukan apakah penggunaan media untuk keperluan informasi atau pembelajaran.
Media untuk keperluan informasi, penerima informasi tidak ada kewajiban untuk dievaluasi
kemampuan/keterampilannya dalam menerima informasi, sedangkankan media untuk keperluan
pembelajaran penerima pembelajaran harus menunjukkan kemampuannya sebagai bukti bahwa mereka
telah belajar.
Dalam kegiatan ini kita sebenarnya dapat menentukan pilihan, apakah dalam proses pembelajaran akan
digunakan alat bantu pengajaran atau media pembelajaran. Alat bantu pengajaran alat yang didesain,
dikembangkan, dan diproduksi untuk memperjelas tenaga pendidik dalam mengajar. Sedangkan media
pembelajaran adalah media yang memungkinkan terjadinya interaksi antara produk pengembang media
dan peserta didik/pengguna. Atau dengan kata lain peran pendidik sebagai penyampai materi
pembelajaran digantikan oleh media.
Asumsi kita bahwa kita telah menyusun disain pembelajaran, dimana kita telah melakukan analisis
tentang mengajar, merumuskan tujuan pembelajaran, telah memilih materi dan metode. Selanjutnya
perlu dianalisis apakah tujuan pembelajaran yang telah ditentukan itu termasuk dalam ranah kognitif,
afektif atau psikomotor. Masing-masing ranah tujuan tersebut memerlukan media yang berbeda.
4) Langkah 4: Klasifikasi Media
Media dapat diklasifikasikan sesuai dengan ciri khusus masing-masing media. Berdasarkan persepsi dria
manusia normal media dapat diklasifikasikan menjadi media audio, media video, dan audio visual.
Berdasarkan ciri dan bentuk fisiknya media dapat dikelompokkan menjadi media proyeksi (diam dan
gerak) dan media non proyeksi (dua dimensi dan tiga dimensi). Sedangkan jika diklasifikasikan
berdasarkan keberadaannya, media dikelompokkan menjadi dua yaitu media yang berada di dalam
ruang kelas dan media-media yang berada di luar ruang kelas. Masing-masing media tersebut memiliki
kelebihan dan kekurangan bila dibandingkan dengan media lainnya.
Media pembelajaran yang banyak macamnya perlu dianalisis kelebihan dan kekurangannya dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pertimbangan pula dari aspek ekonomi dan
ketersediaannya. Dari berbagai alternatif kemudian dipilih media yang paling tepat.
Media pembelajaran yang telah dipilih agar dapat digunakan secara efektif dan efisien perlu menempuh
langkah-langkah secara sistematis. Ada tiga langkah yang pokok yang dapat dilakukan yaitu persiapan,
pelaksanaan/penyajian, dan tindak lanjut.
1) Persiapan
Persiapan maksudnya kegiatan dari seorang tenaga pengajar yang akan mengajar dengan menggunakan
media pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan tenaga pengajar pada langkah persiapan
diantaranya: a) membuat rencana pelaksanaan pembelajaran/perkuliahan sebagaimana bila akan
mengajar seperti biasanya. Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran/perkuliahan cantumkan media
yang akan digunakan. b) mempelajari buku petunjuk atau bahan penyerta yang telah disediakan, c)
menyiapkan dan mengatur peralatan yang akan digunakan agar dalam pelaksanaannya nanti tidak
terburu-buru dan mencari-cari lagi serta peserta didik dapat melihat dan mendengar dengan baik.
2) Pelaksanaan/Penyajian
Tenaga Pengajar pada saat melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran
perlu mempertimbangkan seperti: a) yakinkan bahwa semua media dan peralatan telah lengkap dan siap
untuk digunakan. b) jelaskan tujuan yang akan dicapai, c) jelaskan lebih dahulu apa yang harus dilakukan
oleh peserta didik selama proses pembelajaran, d) hindari kejadian-kejadian yang sekiranya dapat
mengganggu perhatian/konsentrasi, dan ketenangan peserta didik.
3) Tindak lanjut
Kegiatan ini perlu dilakukan untuk memantapkan pemahaman peserta didik tentang materi yang dibahas
dengan menggunakan media. Disamping itu kegiatan ini dimaksudkan untuk mengukur efektivitas
pembelajaran yang telah dilakukannya. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan diantaranya diskusi,
eksperimen, observasi, latihan dan tes.
Secara umum penggunaan media pembelajaran di BDK Bandung sudah sesuai dengan kriteria materi
pembelajaran, yang aka dijadikan contoh disini adalah penggunaan lingkungan sebagai media
pembelajaran dalam pelatihan, dan pelatihan yang menggunakan lingkungan sebagai media
pembelaaran adalah Diklat Di Alam Terbuka Mata Pelajaran IPA.
Dalam Diklat Di Alam Terbuka tersebut, seluruh peserta melakukan field trip ke suatu tempat yang
sangat mendukung dengan materi pembelajaran, dan yang sudah dilaksanakan adalah di daerah Cianjur,
pertimbanganya karena di lokasi tersebut sangat mendukung dalam proses pembelajaran IPA khususnya
mata pelajaran Biologi. Peserta diharuskan menginap/kemping di lokasi pembelajaran, karena yang akan
dijadika penelitian dalam proses pembelajaran tersebut adalah kondisi binatang atau tumbuhan yang
ada di sekitar lokasi.
Pelaksanaan diklat tersebut sengaja menggunakan lingkungan sebagai media, karena peserta akan
merasakan dan melihat langsung serta memperhatikan kondisi bindatang atau tumbuhan yag di lihat,
baik pada siang hari maupun malam hari, sehingga dapat langsung membedakan beberapa mahluk
hidup dalam kondisi alam yang berbeda.
Dengan dilaksanakannya Diklat Di Alam Terbuka tersebut, kesan peserta sangat berbeda dengan
pelaksanaan diklat di dalam ruangan, karena dengan Diklat Di Alam Terbuka, peserta dapat langsung
melihat dan mengamati serta menarik kesimpulan dengan jelas sesuai dengan kondisi ril di lapangan.
Selain itu juga proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan karena tidak terkungkung di dalam
ruang kelas, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media
alam sekitar atau lingkungan sebagai media menjadi efektif dala proses pembelajaran Diklat Di Alam
Terbuka yang pernah dilaksanakan di BDK Bandung.
D. SIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar sangatlah penting untuk lebih meningkatkan pemahaman peserta belajar, selain itu juga akan
membuat peserta belajar lebih berkesan dan cepat memahami apa yang disampaikan.
Namun demikian, penggunaan media pembelajaran haruslah disesuaikan dengan konten pembelajaran,
jagan dipaksakan satu media untuk berbagai materi pembelajaran, dengan kata lain harus lebih spesifik
yang menunjang materi, selain itu juga penggunaan media pembelajaran harus memudahkan peserta
belajar dalam memahami materi.
Selain itu yang lebih utama adalah kemampuan atau skill Widyaiswara/instruktur dalam memahami dan
menggunakan media, dari mulai merencanakan hingga penggunaanya, karena terkadang penggunaan
media tidak tepat danna terkesan asal-asalan, selain itu kurang terampilnya Widyaiswara/instruktur
dalam menggunakannya juga perlu diperhatikan.
Tidak ada media pembelajaran yang sempurna, semua tergantung kesesuaian dengan materi yang akan
disampaikan, walaupun medianya bertenknologi canggih belum tentu tepat sesuai kriteria dalam
pemilihan media, jadi Widyaiswara/instrukrur hasru bijaksana dalam memilih media.
E. BAHAN BACAAN
Abdulhak, Ishak. 1995. Media Pendidikan (Suatu Pengantar), Pusat Pelayanan dan Pengembangan Media
Pendidikan IKIP Bandung
Parosi, Mico. 2000. Belajar Sendiri Internet. Indah. Surabaya
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2001. Media Pengajaran. SInar Baru Algensindo. Bandung
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2001. Teknologi Pengajaran. SInar Baru Algensindo. Bandung