Anda di halaman 1dari 5

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

PRE EKLAMSIA BERAT


No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP TanggalTerbit :
Halaman :

Puskesmas dr. Rosalia Retno Gayatri


Rogotrunan NIP. 196405041989112001

1. Pengertian Pre eklamsia berat adalah suatu posedur penanganan terhadap


meningkatnya tekanan darah pada ibu hamil yang ditandai dengan
meningkatnya tekanan diastolik 110 mm sebagai dasar diagnosis dan
tekanan, dilakukan dengan pengukuran selama 4 jam dan hasilnya tetap
Adanya proteinuria 2 atau lebih dan adanya oedema dengan
memperhatikan kenyamanan dan keamanan pasien
Adanya gejala inpending (mata kabur, nyeri kepala hebat, nyeri uluh
hati, kejang dan hilang kesadaran)
Jika hipertensi terjadi pada kehamilan lebih dari 20 minggu.

2. Tujuan Memberikan penanganan yang tepat sehingga dapat mengurangi resiko dan
komplikasi yang ditimbulkan serta memberikan rasa nyaman dan aman bagi
pasien.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesma Rogotrunan tentang Protap Medis Pre Eklamsia Berat

4. Referensi 1. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Edisi
Pertama, 2002.
2. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan.
5. Prosedur 1) Alat :
a) Partus set
b) Termometer
c) Dopler
d) Tensimeter
e) 2 Spuit 10 cc
2) Bahan :
a) Infus set
b) Kasa
c) Handschoon
d) Plester
e) Alkohol
f) MGSO4 20% atau 40%
g) Polichateter set
h) Aquabides
i) Jelly
j) O2
6. Langkah- 1. Petugas membuat kerangka acuan kegiatan
langkah 2. Petugas mengajukan kerangka acuan kepada Kepala Puskesmas untuk
disetujui
3. Jika kerangka acuan disetujui kepala puskesmas mendisposisikan kepala
TU membuat surat tugas
4. Jika kerangka acuan tidak disetujui, Kepala Puskesmas memerintahkan
kepaka pengelolah program untuk merevisi dan mengajukan lagi.
5. Petugas melakukan anamese
6. Petugas memeriksa TTV (Tanda-Tanda Vital)
7. Petugas melakukan informchonsen dan informchois
8. Petugas menentukan diagnosa
9. Petugas membuat rencana asuhan
10. Petugas melaukan pelayan tindakan meliputi :
Pemasangan infus dengan jarum besar no 16,18,20 dengan tetesan 20
tetes/menit
Pemasangan dower chateter
11. Petugas melakukan mencatatan pengeluaran dan pemasukan cairan. Ukur
keseimbangan cairan jangan sampai overload (kelebihan) cairan
12. Petugas melakukan observasi TTV tiap 30 menit.
a. Bila hasil TTV nafas lebih dari 16 x/menit dan jumlah urin lebih dari
30 cc/jam maka berikan magnesium sulfat 4gr (cc MGSO4 20%)
sebagai larutan 20% IV selama 15-20 menit.
b. Bila nafas kurang dari 16x/menit dan urin kurang dari 30 cc/gram
maka tidak diberikan MGSO4 tetapi diberikan cairan IV (NACL
0,9% atau RL) pada kecepatan 1 liter/jam (20 tetes/mnt dalam 8 jam).
13. Petugas membuat surat rujuan yang ditandantangani oleh keluarga pasien
dan bidan yang bertanggung jawab
14. Petugas mendampingi merujuk pasien.
6. Diagam
Petugas memebuat
alir
kerangka acuan

Petugas program Kepala pengelolah


mengajuhkan Tidak program merevisi
kerangka acuan dan mengajukan lagi

Ya

Kepala Puskesmas mendisposisikan


kepalaTU membuat surat tugas

Melakukan anamese

Memeriksa TTV

Menentukan diagnosa

Membuat rencana asuhan

Melakukan informchois dan informchonsen

Melakukan pelayanan tindakan

Melakukan pencatatan pengeluaran dan pemsukan cairan

Melakukan observasi TTV tiap 30 mnt

Bila nafas kurang dari 16x/menit


Pemberian dan urin kurang dari 30 cc/gram
Tidak tetapi diberi cairan Iv (RL dan
MGSO4
NACL)

Bila nafas kurang dari 16x/menit dan


Rujuk pasien
urin kurang dari 30 cc/gram tetapi diberi
cairan Iv (RL dan NACL)

Membuat surat Rujuk pasien


rujukan
8. Hal-hal 1) Rujukan tepat waktu
yang perlu 2) Observasi kemajuan persalinan ketat
diperhatikan 3) Observasi DJJ untuk mencegah komplikasi ibu dan bayi
9. Unit Terkait 1) Poli KIA
2) Poli Umum
3) Laboratorium

10.Dokumen 1. Kartu ibu


Terkait 2. Kartu persalinan

No. Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan


11.Rekaman
Historis
perubahan

Anda mungkin juga menyukai