Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN GANGGUAN ALAM DEPRESI

1. Pengertian
Alam perasaan adalah keadaan emosional yang berkepanjangan yang
mempengaruhi seluruh kepribadian dan fungsi kehidupan seseorang. Gangguan
alam perasaan ditandai oleh syndrom depresif sebagian atau penuh, selain itu
juga ditandai oleh kehilangan minat atau kesenangan dalam aktifitas sehari-hari
dan rekreasi.

2. Psikodinamika
Gangguan alam perasaan, depresi dapat terjadi karena ketidakseimbangan
elektrolit, yaitu perubahan natrium dan kalium dalam neuron (Gibbsons, 1960
dikutip dari Townsend, M. C. 1995). Perubahan biokimia (norepinefrin, dopamin
dan serotinin) juga mempengaruhi keadaan emosional individu. Rendahnya kadar
norepinefrin dan dopamin mengakibatkan individu berada dalam episode depresi
dan sebaliknya meningkatkan kadar norepinefrin dan dopamin di dalam otak
mengakibatkan perilaku maniak.

3. Rentang Respons Emosional


Rentang respons emosi individu dapat berfluktuasi dari repsons emosi
adaptif sampai respons maladaptif, seperti pada gambar di bawah :

Respons adaptif Respons maladaptif

Responsif Reaksi kehilangan Supresi Reaksi kehilangan


Mania Depresi yang wajar yang memanjang

Gambar 1. Rentang Respons Emosi


(Stuart dan Sundeen, 1995, hal. 414)
Responsif adalah respons emosional individu yang terbuka dan sadar
akan perasaannya. Pada rentang ini individu dapat berpartisipasi dengan dunia
eksternal dan internal.
Reaksi kehilangan yang wajar merupakan posisi rentang yang normal
dialami oleh individu yang mengalami kehilangan. Pada rentang ini individu
meghadapi realita dari kehilangan dan mengalami proses kehilangan, misalnya
bersedih, berfokus pada diri sendiri, berhenti melakukan kegiatan sehari-hari.
Reaksi kehilangan tersebut tidak berlangsung lama.
Supresi merupakan tahap awal respons emosional yang maladaptif,
individu menyangkal, menekan atau menginternalisasi semua aspek perasaannya
terhadap lingkungan.
Reaksi berdua yang memanjang merupakan penyangkalan yang
menetap dan memanjang, tetapi tidak tampak reaksi emosional terhadap
kehilangan. Reaksi berduka yang memanjang ini dapat terjadi beberapa tahun.
Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan
adalnya alam perasaan yang meningkat, meluas atau keadaan emosinya yang
mudah tersinggung dan terangsang. Kondisi ini dapat diiringi dengan perilaku
berupa peningkatan kegiatan, banyak bicara, ide-ide yang meloncat, senda gurau,
tertawa berlebihan, penyimpangan seksual.
Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan
perasaan sedih dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan. Depresi juga
dapat digunakan untuk menunjukkan berbagai fenomena, tanda, gejala, keadaan
emosi, reaksi penyakit atau kondisi klinis secara menyeluruh.

4. Proses Keperawatan
a. Faktor prediposisi
1) Faktor genetik, mengemukakan transmisi gangguan alam perasaan
diteruskan melalui garis keturunan
2) Teori agresi berbalik pada diri sendiri, mengemukakan bahwa
depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang dialihkan pada diri
sendiri. Freud mengatakan bahwa kehilangan obyek/orang, ambivalen
antara perasaan benci dan cinta dapat berbalik menjadi perasaan
menyalahkan diri sendiri.
3) Teori kehilangan, berhubungan dengan faktor perkembangan,
misalnya kehilangan orang tua pada masa anak, perpisahan yang bersifat
traumatis dengan orang yang sangat dicintai. Individu tidak berdaya
mengatasi kehilangan.
4) Teori kognitif, mengemukakan bahwa depresi terjadi sebagai akibat
gangguan perkembangan terhadap penilaian diri, yaitu penilaian negatif
terhadap diri, sehingga terjadi gangguan proses pikir. Individu menjadi
pesimis dan memandang dirinya tidak adekuat dan tidak berharga serta
hidup sebagai tidak ada harapan.
5) Model belajar ketidakberdayaan, mengemukakan bahwa depresi
terjadi karena individu mempunyai pengalaman kegagalan-kegagalan,
lalu menjadi pasif dan tidak mampu menghadapi masalah. Akhirnya
timbul keyakinan individu akan ketidakmampuannya mengendalikan
kehidupan sehingga ia tidak berupaya mengembangkan respons yang
adaptif
6) Model perilaku, mengemukakan bahwa depresi terjadi karena
kurangnya penguatan (reinforcement) positif selama bereaksi dengan
lingkungan
7) Model biologis, mengemukakan bahwa pada keadaan depresi terjadi
perubahan kimiawi, yaitu defisiensi katekolamin, tidak berfungsinya
endokrin dan hipersekresi kortisol
b. Faktor presipitasi
Ada lima stressor yang dapat menyebabkan gangguan alam perasaan:
1) Kehilangan kasih sayang secara nyata atau bayangan, termasuk
kehilangan cinta seseorang, fungsi tubuh, status atau harga diri
2) Kejadian penting dalan kehidupan seringkali dilaporkan
sebagai keadaan yang mendahului episode depresi dan mempunyai
dampak pada masalah saat ini dan kemampuan individu untuk
menyelesaikan masalah
3) Banyaknya peran dan konflik peran, dilaporkan mempengaruhi
berkembangnya depresi, terutama pada wanita
4) Sumber koping termasuk status sosial ekonomi, keluarga,
hubungan interpersonal dan organisasi kemasyarakatan. Kurangnya
sumber pendukung sosial, menambah stres individu
5) Ketidakseimbangan metabolisme dapat menimbulkan
gangguan alam perasaan. Khususnya obat-obatan anti hipertensi dan
gangguan zat adiktif. Kebanyakan penyakit kronis yang melemahkan
sering disertai depresi. Depresi pada usia lanjut akan menjadi kompleks
jika disertai kerusakan organik dan gejala depresi secara klinis.
c. Mekanisme koping
Mekanisme koping yang digunakan pada reaksi kehilangan yang
memanjang adalah denial dan supresi, hal ini dilakukan untuk menghindari
tekanan yang hebat. Pada depresi mekanisme koping yang digunakan adalah
represi, supresi, mengingkari dan disosiasi. Tingkah laku manusia
merupakan mekanisme pertahanan terhadap depresi yang diakibatkan karena
kurang efektifnya koping dalam menghadapi kehilangan.
d. Perilaku
Perilaku yang berhubungan dengan mania dan depresi bervariasi. Gambaran
utama dari mania adalah perbedaan intensitas psikologikal yang tinggi (lihat
tabel 1). Pada keadaan depresi kesedihan dan kelambanan dapat menonjol
atau dapat terjadi agitasi (lihat tabel 2).
Tabel 1. Perilaku yang Berhubungan dengan Mania
(Stuart dan Sundeen, 1995, hal. 216)
Afektif Gembira berlebihan
Harga diri meningkat
Tidak tahan kritik

Kognitif Ambisi
Mudah terpengaruh
Mudah beralih perhatian
Ilusi
Flight of ideas
Gangguan penilaian

Fisik Dehidrasi
Nutrisi tidak adekuat
Berkurangnya kebutuhan tidur/istirahat
Berat badan menurun

Tingkah laku Agresif


Hiperaktif
Aktifitas motorik meningkat
Kurang bertanggung jawab
Royal
Irritable atau suka berdebat
Perawatan diri kurang
Tingkah laku seksual berlebihan
Bicara bertele-tele
Tabel 2. Perilaku yang Berhubungan dengan Depresi
(Stuart dan Sundeen, 1995, hal. 215)
Afektif Sedih, cemas, apatis, murung
Kebencian, kekesalan, marah
Perasaan ditolak, perasaan bersalah
Merasa tidak berdaya, putus asa
Merasa sendirian
Merasa rendah diri
Merasa tak berharga

Kognitif Ambivalen, bingung, ragu-ragu


Tidak mampu berkonsentrasi
Hilan perhatian dan motivasi
Menyalahkan diri sendiri
Pikiran merusak diri
Rasa tidak menentu
Pesimis

Fisik Sakit perut, anoreksia, mual, muntah


Gangguan pencernaan, konstipasi
Lemah, lesu, nyeri kepala, pusing
Insomnia, nyeri dada, over acting
Perubahan berat badan, gangguan selera makan
Gangguan menstruasi, impoten
Tidak berespon terhadap seksual

Tingkah laku Agresif, agitasi, tidak toleran


Gangguan tingkat aktifitas
Kemunduran psikomotor
Menarik diri, isolasi sosial
Irritable (mudah marah, menangis, tersinggung)
Berkesan menyedihkan
Kurang spontan
Gangguan kebersihan

e. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan yang berhubungan dengan respons emosional
adalah :
1) Ketidakberdayaan
2) Berduka disfungsional
3) Keputusasaan
4) Resiko tinggi terhadap cedera
5) Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
6) Defisit perawatan diri
7) Gangguan pola tidur
8) Resiko mencederai diri
f. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin terjadi pada klien mania
adalah:
1) Resiko terjadi cedera berhubungan dengan hiperaktif dan
penilaian yang kurang
2) Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
meningkatnya aktifitas, kurang tidur/istirahat, kurangnya makanan yang
masuk
Diagnosa yang mungkin terjadi pada klien depresi adalah :
1) Resiko tinggi mencederai diri berhubungan dengan
keputusasaan
2) Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan gangguan selera makan

g. Perencanaan
1) Tujuan umum : Mengajarkan klien untuk berespons
emosional yang adaptif dan meningkatkan rasa puas serta senang yang
dapat diterima oleh lingkungan

2) Tindakan keperawatan
Pada dasarnya intervensi difokuskan pada (1) lingkungan, (2)
hubungan perawat-klien, (3) afektif, (4) kognitif, (5) perilaku, (6) sosial,
(7) fisiologis (contoh intervensi keperawatan untuk klien mania dan
depresi, lihat tabel 3)

(1) Lingkungan
Prioritas utama dalam merawat klien mania dan depresi adalah
mencegah terjadinya kecelakaan. Klien mania memiliki daya nilai
yang rendah, hiperaktif, senang tindakan yang beresiko tinggi; oleh
karena itu klien harus ditempatkan di lingkungan yang dapat
membantu menyalurkan energi dan aman, yaitu di lantai dasar
dengan perabotan dasar, suasana yang tenang dan kurang
rangsangan, mungkin dibutuhkan kamar sendiri untuk mengurangi
rangsang internal. Sedangkan dalam merawat klien depresi lebih
ditujukan kepada masalah resiko mencederai diri (membunuh diri).

(2) Hubungan perawat-klien


Hubungan yang percaya yang teraupitik perlu dibina dan
dipertahankan. Bekerja dengan klien depresi, perawat harus bersifat
hangat, menerima, diam, aktif, jujur dan empati. Bicara lambat,
sederhana dan beri waktu pada klien untuk berpikir dan menjawab.
Berbeda bekerja dengan klien mania, perawat harus membuat
batasan yang konstruktif, hal ini diperlukan untuk mengontrol
perilaku klien. Kontrol dari lingkungan (dokter, perawat, klien)
yang konsisten akan mempercepat kesadaran klien untuk
mengontrol perilakunya. Selain itu kontak sering dan singkat serta
hindari argumentasi, komunikasi singkat, jelas dan sederhana harus
diperhatikan dalam merawat klien mania.

(3) Afektif
Kesadaran kontrol diri perawat merupakan syarat utama. Dalam
merawat klien depresi, perawat harus mempunyai harapan bahwa
klien dapat menjadi lebih baik. Sikap perawat yang menerima klien,
hangat, sederhana akan mengekspresikan pengharapan pada klien.
Prinsip intervensi afektif adalah menerima dan menenangkan klien
bukan menggembirakannya dan mengatakan klien tidak perlu
khawatir. Klien dimotivasi untuk mengekspresikan secara verbal
pengalaman yang menyakitkan dan menyedihkan sekaligus
mengidentifikasi cara klien mengekspresikan perasaannya. Hal ini
akan mengurangi intensitas masalah yang dihadapi.

(4) Kognitif
Intervensi kognitif bertujuan untuk meningkatkan kontrol diri klien
pada tujuan dan perilaku, meningkatkan harga diri dan membantu
klien memodifikasi harapan yang negatif.
Cara mengubah pikiran yang negatif :
a) Identifikasi semua ide, pikiran yang negatif
b) Identifikasi aspek positif yang dimiliki klien
(kemampuan, keberhasilan)
c) Dorong klien menilai kembali persepsi, logika rasional
d) Bantu klien mengubah persepsi yang salah/negatif ke
persepsi positif, dari yang tidak realistis ke realistis
e) Sertakan klien pada aktifitas yang memperlihatkan
hasil. Beri penguatan dan pujian akan keberhasilan
(5) Perilaku
Intervensi perilaku bertujuan untuk mengaktifkan klien pada tujuan
yang realistis, yaitu dengan memberi tanggung jawab secara
bertahap dalam kegiatan di ruangan. Klien depresi berat dengan
penurunan motivasi perlu dibuat kegiatan yang terstruktur dan beri
penguatan serta pujian pada kegiatan klien yang berhasil. Pada klien
mania bantu klien mengontrol perilaku dengan cara mendiskusikan
masalahnya dan identifikasi bersama klien perilaku yang terganggu,
tidak rasional, tidak logis.
(6) Fisiologis
Intervensi fisiologis bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan
klien. Kebutuhan dasar seperti makan, istirahat, kebersihan dan
penampilan diri perlu mendapat perhatian perawat.

Ringkasan Tindakan Keperawatan untuk Klien Depresi dan (atau) Mania

Tujuan : Mengajarkan klien mengenai respons emosional yang adaptif dan


meningkatkan kepuasan serta kesenangan klien terhadap apa yang
didapatkannya
Prinsip Rasionalisasi Tindakan Keperawatan
Modifikasi lingkungan Klien dengan gangguan Rawat klien di rumah sakit bila
jika lingkungan ter-sebut alam perasaan berat ada resiko bunuh diri yang
berbahaya, tidak disukai berada dalam resiko tinggi
atau kurang sumber tinggi untuk melakukan
bunuh diri

Pengembangan diri Perubahan lingkungan Secara terus menerus evaluasi


dapat melindungi klien, klien terhadap kemungkinan
mengurangi stres dan melakukan bunuh diri
memberikan sumber Bantu klien untuk dapat
pengembangan baru beradaptasi dengan lingkungan
barunya

Ciptakan dan pertahan- Klien depresi dan mania Lakukan pendekatan yang
kan hubungan terapeutik biasanya enggan terlibat hangat, menerima klien apa
antara perawat - klien dalam hubungan adanya, dan bersifat empati
terapeutik. Diperlukan Mawas diri dan dapat
cara agar klien dapat mengendalikan perasaan dan
menerima dan bertahan reaksi diri perawat sendiri
dalam hubungan (misalnya: rasa marah, frustasi
terapeutik dan empati)
Bantu klien untuk dapat Klien depresi dan mania Tunjukkan respons emosional
mengenali dan meng- mempunyai kesulitan dan menerima klien
ekspresikan emosinya dalam mengidentifikasi Gunakan kemampuan
dan mengekpresikan berkomunikasi
perasaannya Berikan respons empati
dengan berfokus pada perasaan
bukan pada kenyataan yang
terjadi
Mengakui kesedihan klien dan
berikan harapan
Bantu klien untuk
mengekspresikan perasaannya
Bantu klien untuk
mengekspresikan perasaan
marahnya dengan tepat
Bantu klien menurutkan
tingkat kecemasan
Untuk klien depresi :
1. Sediakan waktu untuk
berdiskusi dan bina
hubungan yang sifatnya
supportif
2. Beri waktu untuk klien
berespons
3. Beri perawatan individu
sebagai manusia layaknya
Untuk klien mania :
1. Berikan respons hangat
2. Waspada terhadap
kemungkinan manipulasi
3. Tetapkan batasan yang
konstruktif terhadap tingkah
laku yang negatif
4. Lakukan pendekatan yang
konsisten oleh seluruh
anggota tim kesehatan
5. Pertahankan komunikasi
terbuka dan membagi
persepsi diantara anggota
tim kesehatan
6. Kuatkan perilaku dan
pengendalian diri dan
Bantu klien dalam Memodifikasi pola perilaku positif klien
memodifikasi pola kognitif yang negatif Diskusikan tentang masalah
kognitif yang negatif akan membantu yang dihadapi klien tanpa
meningkatkan memintanya untuk
pengendalian diri dan menyimpulkannya
tingkah laku, perubahan Identifikasi pemikiran yang
harga diri negatif dan bantu untuk
menurunkannya melalui
interupsi atau substitusi
Bantu klien untuk
meningkatkan pemikiran yang
positif
Evaluasi ketepatan persepsi
klien, logika dan kesimpulan
yang dibuat klien
Identifikasi persepsi klien yang
tidak tepat, penyimpangan dan
pendapatnya yang tidak
rasional
Bantu klien untuk dapat
merubah tujuan yang tidak
realistik ke tujuan yang
realistis
Kurangi tujuan-tujuan yang
tidak mungkin dicapai
Kurangi penilaian klien yang
negatif terhadap dirinya
Bantu klien untuk menyadari
nilai yang dimilikinya atau
perilakunya dan perubahan
Motivasi klien untuk Penampilan perilaku yang terjadi
aktif mencapai tujuan yang baik akan
yang realistik mengurangi / Beri tanggung jawab untuk
menghilangkan rasa tak melakukan terapi tindakan
berdaya dan putus asa yang berorientasi
Beri dorongan kepada klien
untuk melakukan kegiatan
secara teratur, atau beri
kebebasan melakukan kegiatan
sehingga energi klien dapat
tersalurkan
Persiapkan program yang
dapat dilakukan dengan baik
Tetapkan tujuan yang realistik,
relevan dengan kebutuhan
klien dan minatnya serta
difokuskan kegiatan yang
positif
Fokuskan kegiatan pada saat
ini, bukan kegiatan pada masa
lalu atau masa datang
Beri pujian jika klien berhasil
melakukan kegiatan atau
penampilannya bagus
Pertahankan penampilan atau
kegiatan jika mungkin
Buat jadwal excercise fisik
dalam rencana keperawatan
Tingkatkan kemampuan Sosialisasi akan
klien untuk melakukan mengurangi kesempatan
Kaji kemampuan klien untuk
hubungan interpersonal untuk menarik diri dan
bersosialisasi dan dukungan
akan meningkatkan harga
yang diperlukan serta minat
diri, melalui pemanfaatan
klien
dari dukungan
Diskusikan sumber sosial yang
lingkungan yang tepat
ada dan dapat digunakan
dan menerima
Tunjukkan kemampuan
bersosialisasi yang efektif
Gunakan Role play (latihan
peran) dalam melakukan
interaksi sosial
Beri umpan balik dan pujian
terhadap kemampuan klien
dalam melakukan hubungan
interpersonal yang efektif
Beri dorongan kepada klien
untuk meningkatkan hubungan
sosialnya dalam lingkungan
yang lebih luas
Beri dorongan dengan penuh
kekeluargan terhadap respons
emosional klien yang adaptive
Beri dukungan dan libatkan
dalam terapi keluarga dan
terapi kelompok jika
Tingkatkan kesehatan Perawatan fisik dan diperlukan
fisik dan kesejahteraan terapi somatik diperlukan Lengkapi pengkajian tentang
klien untuk mengatasi kesehatan fisiologi klien
perubahan fisik yang Bantu klien untuk memenuhi
terjadi karena gangguan memenuhi kebutuhan
alam perasaan perawatan diri terutama
kebutuhan nutrisi, tidur dan
kebersihan klien
Anjurkan klien untuk dapat
melakukan pemenuhan
kebutuhan perawatan mandiri
jika memungkinkan
Berikan terapi pengobatan

h. Evaluasi
1) Semua sumber pencetus stres dan persepsi klien dapat digali
2) Masalah klien mengenai konsep diri, rasa marah dan hubungan
interpersonal dapat digali
3) Perubahan pola tingkah laku dan respons klien tersebut tampak
4) Riwayat individu klien dan keluarganya sebelum fase depresi atau
mania dapat dievaluasi sepenuhnya
5) Tindakan untuk mencegah kemungkinan terjadinya bunuh diri telah
dilakukan
6) Tindakan keperawatan telah mencakup semua aspek dunia klien
7) Reaksi perubahan klien dapat diidentifikasi dan dilalui dengan baik
oleh klien.

Anda mungkin juga menyukai