PENDAHULUAN
bangsa. Amanat konstitusi ini mengisyaratkan bahwa hanya bangsa yang cerdas yang mampu
dan dapat bersaing dengan bangsa-bangsa di dunia. Oleh karena itu, peningkatan sumber daya
manusia Indonsia mutlak diperlukan dan harus senantiasa diupayakan agar tidak ketinggalan
jauh dengan bangsa-bangsa lain. Peningkatan mutu sumber daya manusia yang sangat strategis
adalah melalui pendidikan. Sebab pada hakikatnya pendidikan merupakan upaya dan proses
Pendidikan adalah salah satu pilar kehidupan bangsa. Masa depan suatu bangsa bisa
diketahui melalui sejauh mana komitmen masyarakat, bangsa atau pun negara dalam
menyelenggarakan Pendidikan Nasional. Oleh karena itu, pendidikan menjadi faktor utama atau
penentu bagi masa depan bangsa.1[1] Adapun tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa, mengembangkan prestasi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman,
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, memiliki pengetahuan dan
keterampilan , kreatif, mandiri, sehat jasmani dan rohani dan menjadi warga negara yang
Mutu pendidikan menyangkut berbagai komponen, karena pendidikan itu sendiri sebagai
suatu sistem yang melibatkan berbagai komponen yang merupakan satu keterkaitan. Oleh karena
1[1] Muarif, Wacana Pendidikan Kritis, (Jogjakarta: IRCiSoD, 2005), hlm. 89.
harus dilihat dari unsur input, proses dan out put pendidikan. Berdasarkan pengamatan dan
analisis Departemen Pendidikan Nasional rendahnya mutu pendidikan disebabkan oleh beberapa
faktor:
prodaction fuction/ input out put analysis yang tidak dilaksanakan secara konsekwen. Pendidikan
ini melihat bahwa lembaga pendidikan berfungsi sebagai pusat produksi yang apabila dipenuhi
semua input yang diperlukan dalam kegiatan produksi tersebut, maka lembaga ini akan
menghasilkan output yang diharapkan. Pendekatan ini menganggap apabila input pendidikan,
seperti pelatihan guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan saranan dan prasarana
pendidikan akan terpenuhi, maka mutu pendidikan secara otomatis akan terjadi. Dalam
kenyataan mutu pendidikan yang diharapkan tidak terjadi. Hal ini terjadi karena selama ini dalam
penerapan dan pendekatan educational prodaction fuction terlalu memusatkan pada input
pendidikan dan kurang memperlihatkan pada proses pendidikan, padahal proses pendidikan
keputusan birokrasi yang mempunyai jalur sangat panjang dan kadang-kadang kebijakan
yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi sekolah setempat. Dengan demikian
memajukan lembaganya termasuk peningkatan mutu pendidikan sebagai salah satu tujuan
pendidikan nasional.
3. Peran serta masyarakat, khusunya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan
selama ini sangat minim partisipasi masyarakat. Selama ini pada umumnya sangat lebih
banyak bersifat dukungan dana, bukan pada proses pendidikan, yaitu monitoring,
kepada masyarakat, khususnya orang tua siswa sebagai salah satu unsur utama dalam
sistem pendidikan, yakni semula lebih bersifat sentralistik bergeser kearah pengelolaan yang
bersifat desentralistik. Hal ini secara implisit dinyatakan dalam UU No 22 Tahun 1999 tentang
otonomi daerah. Untuk dapat, melaksanakan kewajiban ini secara bertanggungjawab dan dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi penduduk daerah yang bersangkutan, maka
diperlukan strategi pengelolaan pendidikan yang tepat. Pengelolaan dalam hal ini adalah
kerjasama yang erat antara sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Untuk itu sekolah harus dapat
memahami kondisi lingkungan (kelebihan dan kekurangan) untuk kemudian melalui proses
perencanaan dalam bentuk program-program prioritas yang harus dilaksanakan dan dievalusi
sesuai dengan visi dan misinya. Sekolah harus menentukan target mutu yang ingin dicapai untuk
menentukan target mutu untuk tahun berikutnya. Dengan demikian sekolah dapat mandiri tetapi
Peningkatan mutu pendidikan akan terwujud jika sekolah dengan segala potensi yang
dan pengembangan harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan peserta
didiknya. Pemikiran yang demikian yang melandasi upaya pemberian otonomi yang luas kepada
sekolah agar secara efektif dan dinamis dapat mengupayakan peningkatan mutu pendidikan
melalui pengelolaan sekolah. Mutu pendidikan sebagai salah satu sarana pengembangan sumber
daya manusia sangat penting maknanya bagi pembanguanan nasional. Bahkan dapat dikatakan
masa depan bangsa terletak pada keberadaan pendidikan yang berkulitas masa kini. Pendidikan
yang berkualiatas hanya akan muncul apabila terdapat sekolah yang berkualiatas, Karena itu
upaya peningkatan mutu sekolah merupakan titik strategis dalam upaya menciptakan pendidikan
yang berkualitas.
melibatkan semua unsur yang ada dilembaga pendidikan.3[3] Adanya penerapan sistem otonomi
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam kerangkan negara kesatuan Republik
Pengeloaan khusus dibidang pendidikan yang dikenal dengan otonomi pendidikan adalah
Dengan penerapan demokrasi pendidikan ini dalam kerangka manajemen berbasis sekolah,
perkembangan disegala bidang. Yaitu sekolah diberikan otonomi yang lebih besar dalam
yang seluas-luasnya, yang menuntut peran masyarakat secara optimal, dan menjamin kebijakan
3[3] Willem Mantja, Jurnal Ilmu Pendidikan (Filsafat, Teori, dan Praktek Pendidikan), Th 23, No.I,
Januari, 2000, hlm. 11.
nasional yang terabaikan. Selama ini masyarakat sebagai bagian tak terpisahkan dari pengelolaan
kebijakan sekolah. Karena itu peran masyarakat yang mestinya sejajar dengan sekolah, tidak
Akan tetapi dengan paradigma baru ini, sekolah sebagai lembaga pendidikan terdepan
memiliki wewenang yang besar dalam mengelola dan menentukan arah pertumbuhan dan
perkembagan lembaganya. Selain itu, dengan MPMBS peran serta masyarakat menduduki
tempat yang urgent karena disini sekolah dituntut untuk mandiri walaupun masih harus mengacu
pada kebijakan atau acuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah (tujuan pendidikan nasional).
Masyarakatlah yang tahu persis apa yang menjadi kebutuhannya dan apa yang diharapkannya
dari generasi muda di masa mendatang. Disamping itu, setiap masyarakat mempunyai budaya
dan adat istiadat yang beranekaragam, sehingga antara masyarakat yang satu dengan yang
Kepala sekolah merupakan faktor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah yang akan
menentukan bagaimana tujuan sekolah dan pendidikan pada umumnya yang direalisasikan
dengan MPMBS. Kepala sekolah dituntut senantiasa meningkatkan efektifitas kinerja. Dengan
begitu, MPMBS sebagai paradigma baru pendidikan yang dapat memberikan hasil yang
memuaskan. Kinerja kepala sekolah dalam kaitannya dengan MPMBS adalah segala upaya yang
dilakuakan dan hasil yang dapat dicapai oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan
MPMBS disekolahnya untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
4[4] Supriono S.-Achmad Sapari, Manajemen Berbasis Sekolah (Jabang Jatim: Anggota IKAPI, ,
2001), hlm. 66.
Melihat penting dan strategisnya posisi kepala sekolah dalam mewujudkan tujuan
sekolah, maka seharusnya kepala sekolah harus mempunyai nilai kemampuan relation yang baik
dengan segenap warga di sekolah, sehingga tujuan sekolah dan tujuan pendidikan berhasil
dengan optimal. Ibarat nahkoda yang menjalankan sebuah kapal mengarungi samudra, kepala
Dari uraian diatas peneliti ingin mencermati SMPN 13 Malang, di sini peneliti ingin
mengamati bagaimana sosok peran kepala sekolah sebagai tokoh sentral di lingkungan
pendidikan. Karena dengan adannya otonomi daerah kepala sekolah mempunyai kewenangan
keputusan pertisipatif dalam memandirikan dan memberdayakan sekolah. Oleh karena itu
Sehingga peneliti merumuskan penelitian ini dengan judul Peran Kepala Sekolah Dalam
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, karena itu maka fokus masalah skripsi ini
telah diarahkan kepada studi tentang peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan
yaitu diantaranya :
C. Tujuan Penelitian
2. Mendiskripsikan peran-peran apa yang dilakukan kepala sekolah dalam aktualisasi MPMBS
D. Manfaat Penelitian
Manfaat diadakan penulisan ini adalah:
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini menjadi sumbangan pemikiran dalam hazanah ilmu
2. Secara praktis, hasil penelitian ini menjadi masukan bagi penyelenggara pendidik di SMPN 13
Agar tidak terjadi kesalah fahaman dalam memhami hasil penelitian ini, maka penulis
Penelitian pertama, yaitu tentang persepsi dan pemahaman kepala sekolah dalam
aktualisasi MPMBS di SMPN 13 Malang, yang meliputi cara kepala sekolah mensosialisaiskan
MPMBS ke segenap warga sekolah, strategi apa yang dilakukan kepala sekolah dalam
Penelitian kedua, mengenai peran kepala sekolah dalam aktualisasi MPMBS di SMPN 13
Malang, yang meliputi: peran kepala sekolah sebagai manajer, pendidik, supervisior, dan
pemimpin.
F. Definisi Operasional
Penelitian adalah proses komunikasi dan memerlukan akuarasi bahasa agar tidak
menimbulkan perbedaan pengertian antara orang. Sedangkan definisi operasional sendiri adalah
definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi),
karena hal yang dapat diamati membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk
melakukan hal yang serupa, sehingga yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali
yang memberikan kontribusi otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong
sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan, orang tua siswa, dan masyarakat) untuk
yang lebih besar, sekolah memiliki kewenangan yang olebih besar dalam mengelola
sekolahnya, maka sekolah lebih mandiri5[5]. Dalam penelitian ini yang dimaksudkan
adalah bagaiman peran kepala sekolah dalam aktualisasi pengelolaan peningkatan mutu
pendidikan yang memberikan otonomi yang lebih besar kepada SMPN 13 Malang dan
Malang.
5[5] Dikdasmen, Depdiknas, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah; Buku 1 Konsep dan
Pelaksanaan, th. 2001, hlm. 1.
3. Aktualisasi adalah pengaktualan, perwujudan, perealisasian, pelaksanaan, penyadaran,
jadi yang dimaksud dalam aktualisasi dalam penelitian ini adalah proses pelaksanaan
4. Otonomi Daerah adalah kemandirian sekolah dalam mengurus diri sendiri dan
menetukan arah tindakan dan peningkatan mutu pendidikan menurut aspirasi warga
yang berlaku. Dalam penelitian ini yang dimaksudkan adalah kepala sekolah dalam
5. SMP adalah bentuk satuan pendidikan dasar yang menyelenggarakan program 3 tahun (PP. No
G. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menyeluruh dalam isi pembahasan desain ini,
maka secara global dapat dilihat pada sistimatika penulisan dibawah ini sebagi berikut:
BAB I. Merupakan pendahuluan yang didalamnaya memuat latar belakang masalah, rumusan masalah,
BAB II. Mendeskripsikan kajian pustaka : Konsep Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah,
Konsep Kepala Sekolah, Pengertian Kepala Sekolah, Fungsi dan Tugas Kepala Sekolah, Kepala
Sekolah yang Efektifif, Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer, Educator, Supervisior, Leader
6[6] Pius A Partanto, M. dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Poluler, (Surabaya: Arkola, 2001), hlm. 17.
BAB III. Metodologi penelitian. Pendekatan dan Jenis Penelitian, Lokasi Penelitian, Sumber Data,
BAB IV. Memaparkan tentang: Gambaran umum SMPN 13 Malang, Lokasi Penelitian, Visi dan Misi,
Kegiatan Belajar Mengajar, Keadaan Peserta Didik, Keadaan Guru Dan Tenaga Lainnya,
Keadaan Fasilitas (sarana prasarana), Hasil Penelitian, Persepsi dan Pemahaman Kepala Sekolah
Dalam Aktualisasi MPMBS, Peran-peran yang dilakukan kepala sekolah dalam aktualisasi
BAB V. Merupakan bab terakhir yang berisi penutup yang meliputi, kesimpulan dan saran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian MPMBS
Terminologi MBS atau pendidikan berbasis masyarakat (PBM) di muat dalam Undang-
Undang No 25 Tahun 2000 tentang Propenas. Menurut undang-undang ini MBS, dimaksudkan
sekolah dan dewan pendidikan Kabupaten/ kota. Dilingkungan depdiknas dan Dinas Diknas,
terminologi yang populer adalah MPMBS. MPMBS pada intinya adalah otonomi, akuntabilitas,
dan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan. Titik tekan MPMBS adalah
perbaikan mutu masukan, proses, keluaran pendidikan, serta sepanjang memungkinkan juga
menggamit layanan purnalulus. Dengan demikian , meski MBS dan MPMBS memiliki kaitan
yang sangat erat, namun MBS memiliki cakupan yang lebih luas. Jika MBS benar-benar
diterapkan, kewenagan kepala sekolah, sistem pembayaran tenaga guru, penetapan kalender
sekolah, penetapan biaya pendidikan sekolah, bahkan juga kurikulum, semuanya menjadi
kewenangan sekolah.7[7]
7[7]Sudarwan Danim, Visi baru Manajmen Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 28.
Otonomipengelolaan pendidikan
PendidikanBerbasis
masyarakat
jika
MPMBS
berhasil
MPMBS adalah model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah,
memberikan fleksibilitas atau keluwesan-keluwesan kepada sekolah, dan mendorong partisipasi
secara langsung warga sekolah (guru, peserta didik, kepala sekolah, karyawan) dan masyarakat
(orang tua, tokoh masyarakat, ilmuwan, pengusaha,dsb) untuk meningkatkan mutu sekolah
berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perundang-undangan yang
berlaku8[8].
pengelolaan pendidikan yang lebih menekankan kepada kemandirian dan kreatifitas sekolah.
Konsep ini diperkenalkan oleh teori effective school yang lebih memfokuskan diri pada
8[8]Ade Irawan dkk, Mendagangkan Sekolah Indonesia (Jakarta: Corruption Watch, 2004), hlm. 30.
MPMBS dapat didefinisikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar
kepada sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif untuk memenuhi
kebutuhan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan mutu sekolah dalam kerangka pendidikan
pendidikan nasional. Karena itu, esensi MPMBS = otonomi sekolah + pengambilan keputusan
partisipatif untuk mencapai sasaran mutu sekolah.
melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan demokratik, dimana warga sekolah (guru,
peserta didik, karyawan, orang tua siswa, tokoh masyarakat) didorong untuk terlibat secara
langsung dalam proses pengambilan keputusan yang dapat berkontribusi terhadap pencapaian
tujuan sekolah. Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang dilibatkan (berpartisipasi)
dalam pengambilan keputusan, maka yang bersangkutan akan mempunyai rasa memiliki
terhadap keputusan tersebut, sehingga yang bersangkutan juga akan bertanggungjawab dan
besar dalam mengelola sekolahnya (menetapkan sasaran peningkatan mutu, menyusun rencana
berkepentingan dengan sekolah merupakan ciri khas MPMBS. Jadi sekolah merupakan unit
Kabupaten/Kota, Dinas Pendidikan Propinsi) merupakan unit pendukung dan pelayanan sekolah,
merupakan isinya. Oleh karena itu, karakteristik MPMBS berikut memuat secara insklusif
elemen-elemen sekolah yang efektif, yang dikategorikan menjadi input, proses, dan output.
digunakan untuk memandunya. Hal ini didasari oleh pengertian bahwa sekolah merupakan
sebuah sistem, sehingga menguraikan karakteristik MPMBS yang juga karakteristik sekolah
Sekolah harus memiliki output yang diharapkan. Output sekolah adalah prestasi sekolah
yang dihasilkan oleh proses pembelajaran dan manajemen di sekolah. Pada umumnya, output
dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu output berupa prestasi akademik (academic
achievement) dan output berupa prestasi non akademik (non-academic achievement). Output
prestasi akademik misalnya, NEM, lomba karya ilmiah remaja, lomba bahasa Inggris,
matematika, fisika, cara-cara berpikir (kritis, kreatif/divergen, nalar, rasional, induktif, deduktif
dan ilmiah). Output non akademik misalnya, prestasi dibidang olahraga dan kesenian. Jadi
sekolah yang menerapkan MPMBS harus memiliki output pendidikan yang diharapkan sekolah.
b. Proses
Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses sebagai berikut;
Pada dasarnya MPMBS bertujuan untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui
pemberian kewenangan (otonomi) kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan
pengambilan keputusan secara partisipatif. Lebih rincinya, manajemen peningkatan mutu
berbasis sekolah (MPMBS) bertujuan untuk:
a) Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan
memberdayakan sumberdaya yang tersedia.
b) Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
melalui pengambilan keputusan bersama (partisipatif).
c) Meningkatkan tanggungjawab sekolah kepada orangtua, masyarakat, dan pemerintah tentang
mutu sekolahnya.
d) Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan
dicapai13[13].
Pada dasarnya esensi konsep manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS) adalah
otonomi sekolah plus pengambilan keputusan secara partisipatif. Konsep ini membawa
konsekuensi bahwa pelaksanaan MPMBS sudah sepantasnya menerapkan pendekatan
idiograpik (membolehkan adanya keberbagaian cara melaksanakan MPMBS) dan bukan lagi
mengunakan pendekatan monotetik (cara melaksanakan MPMBS yang cenderung
seragam/konformitas untuk semua sekolah). Oleh karena itu, dalam arti yang sebenarnya tidak
ada satu resep pelaksanaan MPMBS yang sama untuk diberlakukan ke semua sekolah. Tetapi
satu hal yang perlu diperhatikan bahwa mengubah pendekatan manajemen peningkatan mutu
berbasis pusat menjadi manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah. Bukanlah merupakan
proses sekali jadi dan bagus hasilnya (oneshot and quick-fix), akan tetapi merupakan proses
yang berlangsung secara terus-menerus dan melibatkan semua pihak yang bertanggung jawab
dalam penyelenggaraan pendidikan.
Adapun tahap-tahap pelaksanaan manajemen peningkatan mutu berbasis
sekolah(MPMBS) adalah sebagai berikut;
a. Mensosialisasikan Konsep MPMBS
Sekolah merupakan sistem yang terdiri dari unsur-unsur dan karenanya hasil kegiatan di sekolah
merupakan hasil kolektif dari semua unsur sekolah. Langkah pertama yang harus dilakukan oleh
sekolah adalah mensosialisasikan konsep MPMBS kepada setiap unsur sekolah (guru, siswa,
wakil kepala sekolah, guru BK, karyawan, orangtua siswa, pengawas, pejabat Dinas Pendidikan
1) Visi
Visi adalah wawasan yang menjadi sumber arahan bagi sekolah dan digunakan untuk
memandu perumusan misi sekolah. Dengan kata lain, visi adalah pandangan jauh ke depan
kemana sekolah akan dibawa. Visi adalah gambaran masa depan yang diinginkan oleh sekolah,
agar sekolah yang bersangkutan dapat menjamin kelangsungan hidup dan perkembangannya.
2) Misi
Misi adalah tindakan untuk mewujudkan/merealisasikan visi tersebut. Dalam
merumuskan misi, harus mempertimbangkan tugas pokok sekolah dan kelompok-kelompok
kepentingan yang tekait dengan sekolah. Dengan kata lain, misi adalah bentuk layanan untuk
memenuhi tuntutan yang dituangkan dalam visi dengan berbagai indikatornya.
3) Tujuan
Bertolak dari visi dan misi, selanjutnya sekolah merumuskan tujuan. Jika visi dan misi
terkait dengan jangka waktu yang panjang, maka tujuan dikaitkan dengan jangka waktu 3-5
tahun. Dengan demikian pada dasarnya merupakan tahapan wujud sekolah menuju visi yang
telah dicanangkan.
4) Sasaran
Sasaran adalah penjabaran tujuan, yaitu sesuatu yang akan dihasilkan/dicapai oleh
sekolah dalam jangka waktu lebih singkat dibandingkan tujuan sekolah. Rumusan sasaran harus
selalu mengandung peningkatan, baik peningkatan kualitas, efektivitas, produktivitas, maupun
efesiensi (bisa salah satu atau kombinasi). Agar sasaran dapat dicapai dengan efektif, maka
sasaran harus dibuat spesifik, terukur, jelas kriterianya, dan disertai indikator-indikator yang
rinci. Penentuan sasaran yang mana dan berapa besar kecilnya sasaran, tetap harus didasarkan
atas tantangan nyata yang dihadapi oleh /sekolah.
d. Mengidentifikasi Fungsi-Fungsi yang Diperlukan untuk Mencapai Sasaran
Fungsi-fungsi yang dimaksud, misalnya, fungsi proses belajar mengajar berserta
fungsi-fungsi pendukungnya yaitu fungsi pengembangan kurikulum, fungsi perencanaan dan
evaluasi, fungsi ketenagaan, fungsi keuangan, fungsi pelayanan kesiswaan, fungsi
pengembangan iklim akademik sekolah, fungsi hubungan sekolah-masyarakat, dan fungsi
pengembangan fasilitas.
e. Melakukan Analisis SWOT
Analisis SWOT dilakukan dengan maksud untuk mengenali tingkat kesiapan setiap
fungsi dari keseluruhan fungsi sekolah yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan. Analisis SWOT dilakukan terhadap keseluruhan faktor dalam setiap fungsi, baik
faktor yang tergolong internal maupun eksternal. Tingkat kesiapan harus memadai, artinya,
minimal memenuhi ukuran kesiapan yang diperlukan untuk mencapai sasaran, yang dinyatakan
sebagai; kekuatan bagi faktor yang tergolong internal; peluang, bagi faktor yang tergholong
eksternal. Sedang tingkat kesiapan yang kurang memadai, artinya tidak memenuhi ukuran
kesiapan, dinyatakan bermakana; kelemahan, bagi faktor yang tergolong internal; dan ancaman,
bagi faktor yang tergolong eksternal. Baik kelemahan maupun ancaman, sebagai factor yang
memiliki tingkat kesiapan kurang memadai; disebut persoalan.
f. Alternatif Langkah Pemecahan Persoalan
Dari hasil analisis SWOT, maka langkah berikutnya adalah memiliki langkah-langkah
pemecahan persoalan (peniadaan persoalan), yakni tindakan yang diperlukan untuk mengubah
fungsi yang tidak siap menjadi fungsi yang siap. Selama masih ada persoalan, yang sama artinya
dengan ada ketidaksiapan fungsi, maka sasaran yang telah ditetapkan tidak akan tercapai. Oleh
karena itu, agar sasaran tercapai, perlu dilakukan tindakantindakan yang mengubah
ketidaksiapan menjadi kesiapan fungsi. Tindakan yang dimaksud lazimnya disebut langkah-
langkah pemecahan persoalan, yang hakekatnya merupakan tindakan mengatasi kelemahan dan
atau ancaman, agar menjadi kekuatan dan atau peluang, yakni dengan memanfaatkan adanya satu
atau lebih faktor yang bermakna kekuatan dan atau peluang.
dilaksanakan.
sekolah.
sekolah. Karena dia sebagai pemimpin dilembaganya, maka dia harus mampu membawa
lembaganya kearah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, dia harus mampu melihat adanya
berubahan serta mampu melihat masa depan dalam kehidupan globalisasi yang lebih baik.
Kepala sekolah harus bertanggung jawab atas kelancaran dan keberhasilan semua urusan
pengaturan dan pengelolaan sekolah secara formal kepada atasannya atau secara informal
Kepala sekolah adalah tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu
sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat diamana terjadi interaksi
antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.14[14]
Dilembaga persekolahan, kepala sekolah atau yang lebih populer sekarang disebut
sebagai guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah, bukanlah mereka yang
kebetulan mempunyai nasib baik senioritas, apalagi secara kebetulan direkrut untuk menduduki
posisi itu, dengan kinerja yang serba kaku dan mandul. Mereka diharapkan dapat menjadi sosok
pribadi yang tangguh, andal dalam rangka pencapaian tujuan organisasi sekolah.
Kepala sekolah adalah sebagai padanan dari shcool principal , yang tugas kesehariannya
makna sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi sebagai kepala
sekolah. Penjelasan ini dipandang penting, karena terdapat beberapa istilah untuk menyebut
jabatan kepala sekolah, seperti administrasi sekolah (shcool administrator), pimpinan sekolah
15[15] Sudarwan. Menjadi Komunitas Pembelajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 56.
Dari penjelasan diatas maka, bisa disimpulkan bahwasanya posisi kepala sekolah akan
menetukan arah suatu suatu lembaga. Kepala sekolah merupakan pengatur dari program yang
ada di sekolah. Karena nantinya diharapkan kepala sekolah akn membawa spirit kerja guru serta
Kyte (1972) mengatakan bahwa seorang kepala sekolah mempunyai lima fugsi utama.
yang ada di lingkungan sekolah. Kedua, bertanggungjawab atas keberhasilan dan kesejahteraan
profesi guru. Ketiga, berkewajiban memberikan layanan sepenuhnya yang berharga bagi murid-
murid dan guru-guru yang mungkin dilakukan melalui pengawasan resmi yang lain. Keempat,
Ayat tersebut mengisyaratkan bahwasnya seorang kepala sekolah merupakan amanah, yang harus
dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT dan kepada manusia (warga sekolah) atas rakyat yang
memberi amanah.
Aswarni Sudjud, Moh. Saleh dan Tatang M Amirin dalam bukunya Administasi
Tugas pokok dan fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan adalah:
1. Perencanaan sekolah dalam arti menetapkan arah sekolah sebagai lembaga pendidikan dengan
cara merumuskan visi, misi, tujuan, dan strategi pencapaian.
2. Mengorganisasikan sekolah dalam arti mebuat membuat struktur organiasasi (stucturing),
menetapkan staff (staffing) dan menetapkan tugas dan fungsi masing-masing staff
(functionalizinng)
3. Menggerakkan staf dalam arti memotivasi staf melalui internal marketing dan memberi contoh
external marketing.
4. Mangawasi dalam arti melakukan supervisi, mengendalikan, dan membimbing semua staf dan
warga sekolah.
5. Mengevaluasi proses dan hasil pendidikan untuk dijadikan dasar peningkatan dan pertumbuhan
kualitas, serta melakukan problem solving baik secara analitis sistematis maupun pemecahan
masalah secara kreatif, dan menghindarkan serta menanggulangi konflik17[17].
dengan tugas pokok dan fungsi di bidang administrasian, pimpinan sekolah mengandung makna
sebagai kepala sekolah yang menjalankan tugas pokok dan fungsi menggerakkan dan
mempengaruhi guru-guru dan staf sekolah untuk bekerja. Manajer sekolah mengandung makna
sebagai kepala sekolah dengan tugas pokok dan fungsi proses dan operatif dari keseluruhan
aktivitas instituisinya, sedangkan school principal bermakna menjalankan tugas pokok dan
Pada dasarnya tugas kepala sekolah itu sangat luas dan kompleks. Rutinitas kepala
guru dan orang tua, atasan dan pihak-pihak terkait lainnya. Bllimberg (1987) membagi tugas
16[16] Daryanto, Administarsi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm. 81.
17[17] Hari Suderadjat, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, ( Bandung: Cipta Cekas
Grafika, 2004), hlm. 112.
mungkin (as peaceful as possible); (2) Menangani konflik atau menghindarinya; (3) Memulihkan
kerjasama; (4) Membina para staf dan murid; (5) Mengembangkan organisasi; (6)
Untuk memenuhi tugas-tugas di atas, dalam segala hal hendaknya kepala sekolah
berpegangan kepada teori sebagai pembimbing tindakannya. Teori ini didasarkan pada
pengalamannya, karakteristik normatif masyarakat dan sekolah, serta iklim instruksional dan
organisasi sekolah.
Kualitas dan kompetensi kepala sekolah secara umum setidaknya mengacu kepada empat
hal pokok, yaitu; (a) sifat dan ketrampilan kepemimpinan, (b) kemampuan pemecahan masalah,
Dalam kaitannya peningkatan kinerja tenaga kependidikan, dan kualitas sekolah, kepala
1. Mempunyai visi atau daya pandang yang mendalam tentang mutu yang terpadu bagi lembaganya
maupun bagi tenaga kependidikan dan peserta didik yang ada di sekolah.
2. Mempunyai komitmen yang jelas pada program peningkatan kualiatas.
3. Mengkomunikasi pesan yang berkaitan dengan kualitas.
4. Menjaminkan kebutuhan peserta didik sebagai perhatian kegiatan dan kebijakan sekolah.
5. Menyakinakn terhadap para pelanggan (peserta didik, oranng tua, mayarakat,) behwa terdapat
channel cocok untuk meyampaiakan harapan dan keinginan
6. Pemimpin mendukung pengembangan tenaga kependidikan.
7. Tidak menyalahkan pihak lain jika ada masalah yang muncul tanpa dilandasi bukti yang kuat.
8. Pemimpin melakukan inovasi.
9. Menjamin stuktur organisasi yang menggambarkan tanggungjawab yang jelas.
10. Mengembangkan komitmen untuk mencoba menghilangkan setiap penghalang, baik bersifar
oragnisasional maupun budaya.
11. Membangun tim kerja yang efektif.
12. Mengembangkan mekanisme yanng cocok untuk melakukan monitoring dan evaluasi.19[19]
aplikasi MPMBS. Bekal kemampuan, keahlian, dan keterampilan menjadi keniscayaan bagi
kepala sekolah untuk mampu menjalankan roda lembaganya secara bebasis MPMBS. Esensi
mengenai kemampuan kepala sekolah di dalam mengelola pendidikan telah banyak dibahas
dalam literatur akademik yanng relevan. Pendidikan yang bermutu, baik proses maupun
kemanusiaan yang ada di Indonesia, terutama dalam rangka menghadapi era globalisasi dan
perdagangan bebas20[20].
Untuk mewujudkan MPMBS, membutuhkan figur kepala sekolah yang profesional dalam
Dalam melakukan fungsinya sebagai edukator, kepala sekolah harus memiliki strategi
iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasehat kepada warga sekolah, memberikan dorongan
kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik,
seperti team teaching, moving class, dan mengadakan program akselerasi (acceleration) bagi
Dalam memahami arti pendidik tidak cukup berpegang pada konotasi yang terkandung
dalam definisi pendidik, melainkan harus dipelajari keterkaitannya dengan makna pendidikan itu
fisik, aristik22[22].
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Dalam hal ini faktor pengalaman akan sangat
guru, wakil kepala sekolah atau menjadi anggota organisasi kemasyarakatan sangat
penilaian kinerja kepala sekolah. Kepala sekolah sebagai educator harus kemampuan
Kepala sekolah adalah manajer pendidikan, demikian dikemukankan oleh Hersey dan
Blancahard (1977) kepala sekolah didalam suatu organisasi ditempatkan pada suatu kedudukan
tempat dia berada bersama para guru yang melaksanakan tindakan dan pekerjaan mengajar dan
mendidik. Seorang manajer tidak saja menuntun dan membimbing orang-orang dibawahnya,
melainkan menerima laporan dari tindakan-tindakan yang berkaitan dengan proses pencapain
tujuan organisasi. Kedudukan kepala sekolah sebagai seorang manajer harus memiliki bobot
pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang harus memiliki perspektif dan onjektivitas.
Ada beberapa sikap manajer intrapreneur yang dapat dijadikan pedoman keberhasilan
1. Manajer intrapreneur akan berbuat lebih strategi (strategis planning), dengan keberanian
mengambil resiko.
2. Manajer intrapreneur akan dikendalikan oleh kesempatan dan peluang, dengan bertanya pada
dirinya, bagaimana mengontrol sumber daya untuk dapat memperoleh keberhasilan dari
Sesuai dengan yang ditetapkan dalam penilaian kinerja kepala sekolah harus memiliki
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah memiliki
strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau
profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan
dan pelaporan. Kepala harus berusaha menggerakkan dan memberdayakan potensi warga
sekolah serta meningkatkan peran serta masyarakat yang di arahkan untuk peningkatakan mutu
kegiatan sekolah mengacu pada tujuan pembentukan manusia pribadi dan individu.
akan menjamin tercapainya tujuan pendidikan.26[26] Sedangkan dalam kurikulum 1984 dalam
buku Pedomana Administasi dan Supervisi Pendidikan, Supervisi adalah pembinaan yang
diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk
Dengan pengertian tersebut, supervisi mempunyai posisi yang cukup urgen dalam
meningkatkan kerja profesionalitas para stafnya agar kegiatan di sekolah bisa terealisasi dengan
baik.
Maka dari itu tugas kepala sekolah sebagai supervsisor, harus memiliki, mencari dan
menentukan syarat-syarat mana saja yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya. Dan meneliti
25[25] Ahmad Ghozali dan Fuaduddin TM, Kepemimpinan KepalaSekolah Yang Efektif (Modul
Diklat Peningkatan Kualiatas Kepemimpian Kepala Sekolah), (Jakarta: DEPAG RI, 2004), hlm. 86.
26[26] M. Daryanto, Administarsi Pendidiakan (Jakarta Rineka Cipta, 1998), hlm. 84.
27[27]. Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi, (Jakarta: Grafindo Persada,1993), hlm. 154.
syarat-syarat mana yang telah ada dan tercukupi, dan mana yang belum ada atau kurang
Bahwa supervisi pendidikan pada hakikatnya merupakan segenap bantuan yang ditujukan pada
perbaikan-perbaikan dan pembinaan aspek pengajaran. Melalui kegiatan supervisi, segala faktor
yang berpengaruh terhadap proses pengajaran dianalisis, dinilai dan ditentukan jalan
pemecahannya28[28].
Supervisi dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang berperan sebagai supervisor,
supervisi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah harus mampu melakukan berbagai pengawasan
pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan kependidikan disekolah terarah pada tujuan
yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk
mencegah agar para tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati
Kepala sekolah sebagai supervior harus diwujudkan dalam kemamapuan menyusun, dan
kolegial dan bukan hirarkhis, 2. Dilaksanakan secara demokratis, 3. Berpusat kepada tenaga
memantau, dan memperbaiki proses pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Tanggungjawab ini di kenal dan dikategorikan sebagai tanggung jawab supervisi. Supervisi
sebagai proses membantu guru guna memperbaiki dan meingkatkan pembelajaran kurikulum.
Hal ini terkandung bahwa kepala sekolah adalah supervisor dalam membantu guru secara
individual maupun kelompok untuk memperbaiki pengajaran dan kurikulum serta aspek
lainnya.30[30]
program pengajaran. Program pengajaran dalam kerangka aktualisasi MPMBS adalah model
Keberhasilan kepala sekolah sebagai supervisor antara lain dapat ditunjukkan oleh (1)
meningkatnya kesadaran tenaga kependidikan (guru) untuk meningkatkan kinerjanya, dan (2)
Peran kepala sekolah dalam penerapan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah
1. Membimbing guru agar mereka dapat memahami secara jelas tujuan pendidikan yang hendak
dicapai dan aktivitas pengajaran dalam mencapai tujuan tersebut,
2. Membimbing guru agar mereka dapat memahami lebih jelas tentang persoalan dan kebutuhan
murid, serta upaya yang ditempuh dalam mengatasi persoalan tersebut,
3. Membantu guru agar dapat memahami lebih jelas masalah kesulitan belajar murid dan upaya
mengatasinya,
4. Membantu agar memperoleh kecakapan mengajar yang lebih baik dengan menggunakan multi
metode dalam pengajaran,
5. Menyeleksi dan memberikan tugas kepada guru sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya,
6. Membantu guru untuk memahami sumber pengalaman belajar,
7. Membantu guru untuk memahami dan menggunakan alat peraga,
30[30] Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm.
112
Kepala sekolah pada esensinya laksana sebuah lokomotif yang akan membawa
dan eksistensi kepemimpinan kepala sekolah, dan mempunyai kewenangan dalam pembuat
keputusan sekolah. Maka, kepala sekolah harus mampu bekerjasama dengan stafnya untuk
membuat keputusan yang inovatif dalam kerangka mencapai tujuan yang efektif, efisien, dan
akuntabel. Sebagimana firman Allah, bahwasnya dalam pelaksnaan keputusan harus menjamin
terwujudnya keadilan,
lingkungan melalui kepemimpinan yang dinamis. Para kepala sekolah dilihat oleh masyarakat
sebagai orang kunci dalam pemeliharaan dan pengembangan pengajaran, dan mereka sendiri
pada umumnya memang ingin mementingkan peranan dalam perbaikan pengajaran. Akan tetapi,
kurangnya waktu, keterlibatannya dalam berbagai macam kewajiban lain yang tak terbilang
jumlahnya, dan perasaan ketakmampuan dirinya telah mengahambat pencapain tersebut. Namun
kebanyakan kepala sekolah berusaha untuk menegakkan ajaran pengembangan kesanggupan
profesional meraka selaku pemimpin instruksional yang dinamis, kreatif, dan efektif32[32].
Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang lain atau kelompok agar
mereka berbuat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Berbagai cara dan usaha dapat
persuasif, mempengaruhi, atau dengan kekerasan atau dengan mengunakan wewenang yang
dimilkinya. Cara-cara ini sering digunakan oleh seorang pemimpin dalam usahanya mendorong
motivasi bawahannya agar mereka berbuat atau bertindak kearah tujuan yang diharapkan. Cara-
cara demikian sering digunakan oleh kepala sekolah didalam melaksanakan kepemimpinannya
Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan,
mendelegaikan tugas. Wahjosumidjo Mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai leader harus
memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan
Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader dapat dianalisis dari
pendidikan, sebagai direktur yang harus mampu menetapkan visi, misi, dan tujuan sekolah serta
strategi pencapaiannya yang berorientasi ke masa depan sesuai dengan sabda Rasullah SAW:
diri, (3) tanggung jawab, (4) berani mengambil resiko dan keputusan, (5) berjiwa besar, (6)
Peran yang harus ditampilakan oleh pimpinan kepala sekolah yang menerapkan konsep
METODE PENELITIAN
adalah peran kepala sekolah dalam aktualisasi MPMBS. Pendekatan ini merupakan suatu proses
pengumpulan data secar sistematis dan intensif untuk memperoleh pengetahuan tentang persepsi
dan pemahaman kepala sekolah dalam aktualisasi MPMBS serta peran kepala sekolah dalam
penelitian yang menghadirkan data deskriptif beberap kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang atau pelaku yang dapat diamati36[36]. Pendekatan kualitatif digunakan untuk
36[36] Moleong, L.J. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000),
hlm: 3.
mengungkapkan daya deskriptif dari informasi tentang apa yang mereka lakukan, rasakan, dan
Penelitian kualitatif memiliki karakteristik antara lain: alamiah, manusia sebagai instrument,
menggunakan metode kkualitatif, analisis data secara induktif, diskriptif, lebih mementingkan
proses dari pada hasil, adanya fokus, adanya kriteria untuk keabsahan data, desain penelitian
bersifat sementara, dan hasil penelitian dirundingkan dan disepkati bersama.37[37]
Berdasarkan paparan diatas, maka penelitian ini diarahkan pada peran kepala sekolah di
B. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Adapun
sumber data yang digali dalam penelitian ini terdiri dari sumber data utama yang berupa kata-
kata dan tindakan, serta sumber data tambahan yang berupa dokumen-dokumen. Sumber dan
jenis data terdiri dari data dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan data statistic.38[38]
Sehingga beberapa sumber data yang dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi:
1. Sumber data utama (primer), yaitu sumber data yang diambil peneliti melalui wawancara dan
2. sumber data tambahan (sekunder), yaitu sumber data diluar kata-kata dan tindakan yakni sumber
data tertulis. Sumber tertulis dapat dibagi tas sumber dari buku dan majalah ilmiah, sumber data
yang digunakan penulis dalam penelitian ini, terdiri atas dokumen-dokumen yang meliputi:
13 Malang
la SMPN 13 Malang
Adapun teknik pengambilan sumber data dalam penelitian ini adalah menggunkana teknik bola
Peneliti memilih responden/ sample secara berantai, jika pengumpulan dari dat responden/
sample ke-1 sudah selesai, peneliti minta agar responden kelurahan-2, lalu yang ke-2 juga
memberikan rekomendasi untuk responden ke-3, dan selanjutnya. Proses bola salju ini
berlangsung terus sampai peneliti memperoleh data yang cukup sesuai kebutuhan.40[40]
Dari keterangan diatas, maka sumber data utama yang menjadi sumber informasi dalam
penelitian ini adalah: kepala sekolah, kepala sekolah yang nantinya akan memberikan
pengarahan kepada peneliti dalam pengambilan sumber data, dan memberikan rekomendasi
kepada informan lainnya seperti: wakil kepala sekolah, koordinator TU, komite sekolah, juga
memberikan kepada informan lainnya seperti: , waka kurikulum, dan guru agama. Sehingga
semua data-data yang diperlukan peneliti terkumpul, sesuai dengan kebutuhan penelitian.
40[40] Arikunto, Prosedur Pendidikan Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),
hlm.: 115.
Untuk lebih lebih mudah mengenai sumber data, bisa dilihat ditabel.
komite sekolah,
koordinator TU.
Data penelitian ini akan dikumpulakan dengan tiga teknik (1). Teknik wawancara, (2).
1. Teknik Wawancara
kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan motivasi, tuntutan, kepedulian, dan kebutuhan lain-
lain41[41]. Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara, tetapi disaat lain bisa juga tidak,
wawancara berlangsung. Tujuannya adalah mengkaji lebih dalam atau lebih fokus
Tentang hal-hal yang dibicarakan dalam tahapan teknik wawancara adalah sebagai berikut: 1.
wawancara berlangsung peneliti berusaha memelihara hubungan yang wajar sehingga informasi
yang diperoleh akan objektif, 5. mengakhiri wawancara dengan segera menyalin dalam transkrip
wawancara.
Teknik wawancara ini untuk memperoleh data-data tentang: a. Bagaimana persepsi dan
pemahaman kepala sekolah tentang MPMBS, b. Peran-peran apa yang dilakukan kepala sekolah
Responden yang akan menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah:
a. Kepala sekolah, b. wakil kepala sekolah, c. waka kurikulum, d. coordinator TU, e. guru agama
Observasi yaitu pengamatan melalui pemusatan terhadap suatu objek dengan menggunakan
Observasi digunakan untuk memperoleh data dilapangan dengan alasan untuk mengetahui
observasi dalam penelitian kualitatif, yaitu: Ada beberapa alasan mengapa penelitian kualitatif
menggunakan pengamatan:
partisipan secara langsung dan sistematis terhadap obyek yang diteliti, dengan cara mendatangi
langsung lokasi penelitian yaitu SMPN 13 Malang untuk memperhatikan peran kepala sekolah
dalam aktualisasi MPMBS. Selain itu, metode observasi juga bisa digunakan untuk mengamati
3. Teknik Dokumentasi
Berbagai jenis informasi dapat juga diperoleh melalui dokumentasi, seperti surat-surat resmi,
catatan rapat, laporan-laporan, artikel, media, kliping, proposal, agenda, memorandum, laporan
perkembangan yang dipandang relevan dengan penelitian yang dikerjakan. Sebagian di bidang
pendidikan dokumen ini dapat berupa buku induk, rapot, studi kasus, model satuan pelajaran
guru, dsb44[44].
Adapun dokumen yang dikumpulkan dan dianalisis peneliti dalam penelitian ini
adalah dokumen yang berkaitan dengan kondisi sekolah sebagai lokasi penelitian dan dokumen
yang berkaitan dengan fokus dan masalah penelitian. Dokumen yang dianalisi yaitu: daftar
pegawai tetap dan struktur organisasi, program tahunan peningkatan mutu, data-data yang
dihasilkan peneliti tersebut diharapkan mampu menjawab pertanyaan bagaimana peran kepala
D. Analisis Data
deskriptif, artinya peneliti berupaya menggambarkan kembali data-data yang telah terkumpul
mengenai persepsi dan pemahaman kepala sekolah dalam aktualisasi MPMBS serta peran kepala
mengorganisasikan dan mengurutkan data karena dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar
sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesisi kerja spirit yang disarankan
oleh data.
Proses analisis data dilakukan peneliti adalah melalui tahap-tahap sebagai berikut: (1).
Pengumpulan data, dimulai dari berbagai sumber yaitu dari beberapa informan dan pengamatan
langsung yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, transkrip wawancara dan dokumentasi.
Setelah dibaca dan dipelajari dan ditelaah maka langkah berikutnya mengadakan reduksi data
yang dilakukan dengan jalan membuat abstaksi. Abstraksi yang akan membuat rangkuman inti.
tahap (2). Proses pemilihan, yang selanjujtnya menyusun dalam satuan-satuan yang kemudian
diintegrasikan pada langkah berikutnya, dengan membuat koding. Koding merupakan symbol
atau singkatan yang diterapkan pada sekelomok kata-kata yang bisa merupa kalimat atau
paragraf dari catatan di lapangan.45[45] (3). tahap terakhir adalah pemeriksaan keabsahan data.
Setelah selesai tahap ini, mulailah pada tahap pembahasan hasil penelitian. Sehinggga dapat
45[45] Miles, Matthew B. dan Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif . Terjemahan: Tjejep
R.R. (Jakarta, UI Press, 1992), hlm: 87.
Hlm 20 Miles, Matthew B. dan Michael Huberman
Pengambilan data-data melalui tiga tahapan, diantaranya yaitu tahap pendahuluan, tahap
penyaringan dan tahap melengkapi data yang masih kurang. Dari ketiga tahap itu, untuk
pengecekan keabsahan data banyak terjadi pada tahap penyaringan data. Oleh sebab itu, jika
terdapat data yang tidak relevan dan kurang memadai maka akan dilakukan penyaringan data
sekali lagi di lapangan, sehingga data tersebut memiliki kadar validitas yang tinggi.
menerus terhadap objek penelitian guna memahami gejala lebih mendalam terhadap berbagai
aktivitas yang sedang berlangsung dilokasi penelitian. Dalam hal ini yang berkaitan dengan
2) Triangulasi yaitu tehnik pemeriksaan keabsaahan data yang memanfaatkan sesuatu yang
lain dini luar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data.
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperloreh
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.. Sehingga perbandingan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan tentang peran kepala sekolah adalam
aktualisasi MPMBS di SMP Negeri 13 Malang. (pada hasil observasi) dengan wawancara oleh
pemeriksaan sejawat melalui diskusi yaitu teknik yang dilakukan dengan cara mengekspos hasil
sementara atau hasil ahir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan
sejawat.
Proposal penelitian ini digunakan untuk minta ijin kepada lembaga yang terkait sesuai
a. Pengumpulan data
Pada tahap ini yang dilakukan peneliti dalam mengumpulkan data adalah:
b. Mengidentifikasi data
Data yng sudah terkumpul dari hasil wawancara dan observasi diidentifikasikan
agar memudahkan peneliti dalam menganalisa sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
sosial yang ada diwilayah Malang, SMPN 13 Malang berdiri pada tahun 1983/1984, akan tetapi
permulaannya menempati lokasi SDN Sumbersari VII selama satu tahun. Kemudian pada tahun
ajaran 11984/1985 pindah kelokasi SMPS jalan Veteran juga selama 1 tahun. Dan terakhir pada
tahun 1985/1986 pindah kelokasi gedung baru jalan Sunan Ampel II Malang sampai saat ini.
Selama dua tahun ajaran yakni pada tahun 1984/1985 dan 1985/1986 SMPN 13 Malang masih
dibawah pengelolaan SMPN 1 Malang dan mulai tahun 1986/1987 sudah mampu berdiri sendiri
lepas dari SMPN 1 Malang. SMPN 13 Malang bertempat di Jl Sunan Ampel II Dinoyo Malang
Berkembangnya SMPN 13, tidak lepas dari profesionalisme kepala sekolah, meskipun
baru diangkat menjadi kepala sekolah di SMPN 13 namun, sebelumnya sudah pernah menjadi
kepala sekolah di SMPN 7 Malang, sehingga tidak diaragukan lagi kemampuannya dalam
mengelola sekolah. Pada program tahun pelajaran 2005/2006 kepala sekolah memberikan ide
tentang program IMTAQ, dan Conversation BHS. Inggris. Kedisiplinan dan keuletan telah
kita sebagai warganya telah menemukan figur yang mampu untuk meningkatkan
profesionalisme para guru disini, hasil wawancara dengan guru Agama yang juga meranngkap
Waka. Humas. Memang pada ajaran ini kita mendapatkan kepala sekolah yang baru, namun juga
tidak kalah saing, kita bisa melihatnya itu dengan kepiawaiannya dalam merumuskan program
sekolah, juga dalam akuntabilas sekolah yang trasparan sehingga dalam penggunaan dana BOS
kepala sekolah telah memanagenya dibantu oleh Bendahara sekolah. Hasil wawancara dengan
komite sekolah.
Berikut hasil observasi, tentang curriculum vitae kepala sekolah: Drs. H. Muhammad Nur
Faqih, M.Ag, Tempat, tgl lahir: Malang, 3 Maret 1954, Alamat: Jl. Kramat 34 Singosari Telp
0341-451527, Pendidikan Formal: SD (1968) MI (1969), SMP (1971), SMA (1974), PGSLP IPA
(1979), Sarmud PAI Unisma (1086), Sarjana PAI IAIN (1988), Pasca Sarjana (PAI) Unisma
(2000). Prestasi: Instruktur Fisika SMP JATIM (1997-1999), Badan Pengawas KPRI SMP 8
Malang (1997-1999) Kepala SMP 7 Malang (2003-2005), Guru Teladan II Tk I Prop. Jawa
Timur, Juara Umum lomba keberhasilan guru tingkat nasional (2001), Prestasi dalam penulisan
buku, yaitu Buku Fisika Kelas 1,2,3(1989 dan 1992). Pengabdian masyarakat: Pengasuh mahad
Kegiatan proses belajar mengajar SMPN 13 Malang di mulai pukul 07.00 WIB sampai
pukul 13.45 untuk hari senin, selasa, rabu, kamis, hari jumat pukul 10.45 WIB dan hari sabtu
11.00 karena ada program wajib bagi kelas 1 untuk mengikuti pramuka. Namun ada juga jam
tambahan ekstrakulikuler mulai pendukung materi kesenian seni tari, tata boga, tata busana,
teknik jilid keliping, lokomotif, tapak suci, basket ball, PMR, KKI (karate), dan tambahan
khusus yang semua siswa wajib mengikuti adalah IMTAQ, conversation dan tak lupa andalan
ekstrakulikernya yaitu Marching Band. Semua kegiatan ekstra tersebut siswa diperkenankan
Sebagai aplikasi dari manajemen peningkatan mutu sekolah SMPN 13 Malang memberi
tambahan prestasi siswa baik dilihat dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Untuk kelas 1
wajib mengikuti pramuka dengan tujuan membentuk siswa yang mantap dan handal yang siap
menjadi juara setiap event lomba akan dapat memberikan wadah penyaluran hobby siswa
dibidang disiplin dan kepemimpinan yang membentuk generasi muda menjadi: Mandiri,
Disiplin, Cerdas dan trampil, Berbudi pekerti tinggi, Bersosial, Siap menjadi pemimpin.
Untuk kelas 2 pengembangan bakat yang lebih mendalam. Dan kegiatan tambahan yang
wajib diikuti oleh semua siswa baik kelas 1 dan 2 adalah Marching Band yang merupakan
kegiatan yang banyak diminati oleh para siswa dan satu-satunya ektrakulikuler yang telah
membri nama harum SMP 13. Karena dengan kegiatan ini SMP 13 bisa menemukan jati dirinyna
bahwa meskipun berada di pinggiran kota tetapi para peminat juga banyak. Bahkan TIM
Marching Band berlatih dengan giat karena akan di undang dalam acara Kontestan dini Bali.
Pada tahun 2005/2006 ini ada program baru, yaitu pendalaman keimanan yang disebut dengan
IMTAQ, kegiatan ini terfokus pada keterbiasannya para siswa melakukan ibadah, yaitu
pembiasaan sholat berjamaah dan membiasakan pula untuk melakukan sholat dhuha, dan pada
sumber dayanya dalam peningkatan mutu sekolah. Karena melalui prestasi didik sekolah bisa
Proses penerimaan siswa baru, SMPN 13 Malang mempunyai 2 jalur yang pertama
penyeleksian melalui NEM dan jalur ujian reguler beserta tes psikologi. Hal ini dilaksanakan
agar sekolah nantinya mengetahui perkembangan siswa mulai dari input proses sampai out put.
Sehingga ada peningkatan yang semuanya telah kita sepakati bersama, hasil wawancara dengan
kepala sekolah.
Dalam dekade 4 tahun SMPN 13 Malang peminat siswa selalu bertambah. hal
Berdasarkan dokumen yang didapat oleh peneliti, bahwasanya jumlah peserta didik SMPN 13
Tabel 1
Data siswa Tamatan (4 tahun terakhir)
Jumlah (Kls
Kelas 1 Kelas II Kelas III
Jml I + II + III)
Tahun Pendaftar Jml Jml Jml Jml
ajaran Cln Jml Jml Jml Sis
Romb. Romb. Romb. Romb.
Siswa Siswa Siswa Siswa wa
Bel Bel Bel Bel
Baru)
2002/2003 372 305 7 346 8 346 8 997 23
2003/2004 385 307 7 304 7 344 8 945 22
2004/2005 388 329 7 301 7 291 7 921 21
2005/2006 398 337 8 323 7 299 7 959 22
Rekapitulasi hasil observasi dan wawancara dengan TU.
Berdasarkan table diatas menjelaskan bahwa dalam setiap tahunnya jumlah calon siswa
semakin bartambah, yaitu mulai tahun ajaran 2002/2003 samapai 2005/2006. Pada tahun ajaran
2002-2005 jumlah sisiwa kelas hanya 7 kelompok, namun pada tahun 2005/2006 jumlah kelas I
bertambah menjadi 8 kelompok, . Sehingga pada tahun ajaran 2005/2006 jumlah siswa secara
keseluruhan 959.
Penjelasan tersebut diperoleh peneliti berdasarkan hasil wawancara dengan coordinator
TU dan berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan oleh petugas TU. Peningkatan tersebut
tidak hanya dari jumlah siswa, akan tetapi dari segi kualitas juga meningkat dari tahun ke tahun
baik dari akademis maupun non akademis, dari kegiatan luar sekolah maupun intern sekolah,
prestasi-prestasi yang diraih oleh SMPN 13 Malang ini, diantaranya dapat dilihat hasil UAN
terbukti bahwa siswa SMPN 13 Malang 100% lulus mulai tahun 2002/2003 sampai 2004/2005,
begitu pula dengan nilai rata-rata yang cukup memuaskan, sedangkan dilihat dari dari prestasi-
prestasi mata pelajaran EBTANAS juga meningkat.
Jumlah lulusan siswa dan hasil UAN dapat digambarkan sebagaimana table berikut:
Tabel 2
Tamatan (3 tahun terakhir)
Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa dari tahun 2002-2005 selalu ada peningkatan
mulai dari lulusan, rata-rata NUN, dan siswa yang melanjutkan ke SLTA. semua siswa lulus
sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh sekolah. Mengenai rata-rata NUN setiap
tahunnya kita selalu ada kenaikan meskipun hal ini tidak sesuai dengan target yang diinginkan
sekolah, namun hasil NUN cukup memuaskan. Dan untuk siswa yang melanjutkan ke SLTA
tidak sesuai dengan jumlah siswa yang keluar dari SMPN 13 Malang, hal ini disebabkan karena
rata-rata orang tua siswa di sekolah ini adalah menengah ke bawah, ini menunjukkan karena
factor ekonomi serta pendidikan orang tua yang yang rendah. Pernyataan tersebut peneliti
SMPN 13 Malang mempunyai prestasi yang cukup memuaskan, baik prestasi akademik
maupun prestasi non akademik, sekolah ini menunjukkan bahwasanya telah melakukan
pendidikan yang inovatif serta telah melaksanakan amanah bangsa yaitu mencerdaskan
peningkatan kreativitas bakat dan minat siswa. Berikut prestasi yang pernah diraih oleh segenap
siswa-siwi SMPN 13 Malang baik tingkat daerah mauun tingkat propinsi. Juara I Tropy Tetap
Rektor UIN Malang Prestasi Olahraga, Seni, dan Kepramukaan, 2004. Juara I Komite 45 kg
Kadet Putra Karate Piala Bupati Jombang se Jatim, 2004. Tim Favorit Pataga I Kwarran
Blimbing Malang, 2004. Juara III Open Tournament Karate, 2004. Juara UMUM Jumpa
Gembira PMR VI Piala Gubenur Jatim, 2005. Juara II Kata Beregu Putri Bupati Kota Malang
CUP, 2005. Telada II PI PBTD Pataga II Prasbhara Blimbing Malang, 2005. Juara UMUM
Piala Gubenur Jatim Jumpa Bakti Gembira PMR, 2005. Telada I gaktur Lantas pataga II, 2005.
Juara III Lari 800 m Atletik Pelajar se Kota Malang, 2005. Harapan I PBB Tingkat SMP se
Dari penjelasan tersebut, berdasarkan hasil observasi menunjukkan banyak prestasi yang
cukup membanggakan yang diraih. Hal ini menunjukkan bahwasnya potensi kemampuan yang
dimiliki siswa SMPN 13 Malang cukup memuaskan, kita bisa melihat hasil prestasi olahraga,
pramuka, dan drum band. Yang semua kegiatan tersebut ada di kegiatan ekstarkulikuler.
Prestasi akademik yang pernah di raih The Third Golden Winner Junior High School
(First Year) English Olympic, 2006. The Second Golden Winner Junio High School (Third
Dalam keberlangsungan proses belajar mengjaar, guru mempunyai posisi yang penting.
Guru dan para staf sekolah merupakan unsur pokok yang dalam organisasi pendidikan, karena
mendelegasikan para guru untuk mengikuti pelatihan baik yang diadakan di DIKNAS dan juga
mengadakan Work Shop untuk kompetensi guru dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di
sekolah
Adapun workshop ataupun pelatihan yangn sudap pernah dilakukan dan mendelegasikan
para gurunya sebagaimana dalam tabel berikut;
Tabel 3
Latihan yang pernah diikuti guru SMPN 13 Malang
Berdasarkan tebel diatas ada usaha yang dilakuakan oleh sekolah untuk meningkatkan
dan wawasan yang mana hal tersebut sangat membantu guru untuk meningkatkan potensinya.
WEC Desa Petungsewu-Kabupaten Malang yang dipandu oleh Pengawas Dinas Pendidikan Kota
Malang. yang mana kegiatan ini mempunyai tujuan: Mengupayakan guru agar dapat
memanfaatkan alam sebagai sumber ajar, dan diikuti segenap guru SMPN 13 Malang dan Work
shop penggunaan alat IPA yang tujuannya untuk terpenuhinya peningkatan SDM guru IPA
khususnya dalam penggunaan alat-alat IPA, serta mendaftarkan semua guru IPA dalam setiap
Manyoritas guru dan tenaga lainnya di SMPN 13 Malang merupakan lulusan S1 dan yang
paling rendah pendidikannya adalah lulusan SMP. Adapun perinciannya sebagaiman berikut.
Tabel 4
Tingkat Pendidikan Personalia SMP 13
Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah guru lulusan S1jumlahnya 39 orang, S2
jumlahnya 1 orang yaitu kepala sekolah, D3 jumlahnya 2 orang guru dan koor Tata Usaha,
D1jumlahnya 3 orang yang semuanya menjadi staf tata usaha, SMU jumlahnya14 orang, 2 orang
satpam dan 12 orang menajdi staf sedangkan dari SLTP berjumlah 3 orang yang semua menjadi
tukang kebun.
Dari hasil observasi, SMPN 13 juga telah membuat pembagian tugas guru dalam proses
pembelajaran. Yang juga diperjelas dengan jumlah jam pelajaran, jenis guru dan jabatan guru,
yang urgen. Latar belakang orang tua peserta didik SMPN 13 Malang yang notabene ekonomi
menengah ke bawah merupakan faktor yang mempengaruhi laju perkembangan dan peningkatan
Adapun latar belakang pendidikan orang tua peserta didik, penghasilan perbulan serta
tingkat pendidikan.
Tabel 5
Pekerjaan dan penghasilan Orang Tua
Dari table diatas dapat dijelaskan bahwasanya orang tua siswa yang menjadi pegawai
negri: 15,58, TNI/Polri: 5,75, karyawan swasta: 18,72, pengusaha: 8,60, dan lain-lain 51,35. Hal
ini menunjukkan mayoritas pekerjaan orang tua SMPN 13 Malang tidak diketahui apa
Fasilitas merupakan salah satu aspek keberhasilan peningkatan mutu sekolah. Karena
fasilitas yang akan menunjang keberhasilan proses belajar mengajar, yang akan memberi
kemudahan proses belajar mengajar dan dapat mengembangkan potensi akademik maupun non
akademik.
Tercapainya prestasi yang diraih oleh SMPN 13 Malang, tidak lepas dari sarana dan
prasarana yang mendukung terhadap peningkatan mutu sekolah. Karena sarana dan prasarana
merupakan aspek yang akan mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar mengajar dan
memudahkan guru sebagi fasilitator dan meringankan siswa dalam menangkap mata pelajaran.
terhadap keberhasilan peningkatan mutu sekolah yang telah ditetapkan., yang hal ini lebih
spesifik pada peningkatan prestasi siswa. Sarana dan prasarana yang menunjang terhadap proses
belajar mengajar, yaitu: gedung perpustakaan, ruang labolatorium computer, IPA, keterampilan
prasarana yang mendukung terhadap keberhasilan dalam proses belajar mengajar tetap
berlangsung setiap saat, maka perlu dana operasional dan perawatan untuk tetap menjaga
Tabel 7
Sumber Dana Operasional dan Perawatan.
membutuhkan dana untuk perawatannya. Dari tahun ketahun dana operasional dan perawatan
tersebut selalu bertambah, hal ini ada indikasi bahwasanya penunjang sarana prasarana di SMPN
13 pihak pemerintah dan masyarakat setiap tahunnya membantu dalam perawatan sarana dan
prasarana ini, sehingga masih bisa berfungsi dan dapat digunkan dengan baik, Karena mendapat
B. HASIL PENELITIAN
Penyajian dan analisis data dimaksudkan untuk memaparkan atau menjadikan data yang
1. Persepsi dan Pemahaman Kepala Sekolah SMPN 13 Malang Dalam Aktualisasi MPMBS
peningkatan mutu, yang kemudian dikenal dengan MPMBS. Dalam pelaksanaan MPMBS
guru, peserta didik, dan orangtua mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap proses
MPMBS adalah sebuah pilihan tepat dalam strategi menajemen sekolah pada era globalisasi
pendidikan. Dengan MPMBS, sekolah akan menjadi unit yang relatif otonom untuk menentukan
sekolah yang dikendakinya pada masa datang. MPMBS akan mampu menjamin lahirnnya
keputusan berkualitas tinggi karena hal itu dibuat dan disepakati oleh kelompok bukan oleh
pribadi atau orang seorang.
Dengan adanya MPMBS, akan muncul kondusivitas komunikasi antar pengguna yang meliputi
annggota komite sekolah, pengawas, guru-guru, orang tua siswa, tokoh masyarakat, kalangan
profesional, kelompok peduli sekolah, siswa.
Jadi dari penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa persepsi dan pemahaman kepala
sekolah tentang MPMBS adalah pemberian kewenangan dan keputusan, yang tujuannya agar
sekolah lebih mandiri dan lebih berani terhadap apa yang sudah dilakukan oleh suatu lembaga itu
sendiri, sehingga sekolah harus mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan dalam
MPMBS tepat sekali diterapkan di era otonom ini, karena sekolah punya wewenang dalam
meningkatkan lembaga sendiri, meskipun dalam hal ini Diknas tidak lepas tangan begitu saja.
MBS merupakan MPMBS yang telah diterapkan di sekolah-sekolah. Jika sekolah menerapkan
MPMBS maka dengan konsekwensi ia harus mengikuti alur atau prinsip-prinsip yang ada dalam
MPMBS. Kewenangan otonomi sekolah memang telah saya rasakan bahwasanya sekolah harus
mampu mendesain atau meningkatkan mutunya. Misalnya saja standar prestasi, program
unggulan, muatan lokal, kalender belajar, program khusus.
Sedangkan informan dari guru olahraga
.di era sekarang sekolah harus berani menunjukkan keunggulan sekolahnya, hal itu tidak lain
hanya untuk meningkatkan mutu sekolah. Apalagi dari pusat sudah memberi kewenangan untuk
mengelola lembaga sendiri, itu merupakan perwujudan pemerintah agar kepala sekolah dan para
stafnya lebih bertanggungjawab. SMPN 13 sudah menunjukkan jati dirinya terhadap peningkatan
mutu sekolah, yaitu kegiatan ekstrakulikuler olahraga banyak diadakan di sekolah ini yang tidak
lain adalah untuk penyaluran bakat minat siswa.
Otonomi sekolah sudah dirasakan oleh SMPN 13 Malang, karena sekolah lebih berani
yang ada dalam kerangkan MPMBS. Dan dengan diberlakukannya MPMBS warga sekolah lebih
Dari uraian tersebut MPMBS merupakan salah satu alternative untuk memperbaiki mutu
menampilkan keunggulannya sesuai dengan ciri masing-maisng sekolah. Hal ini akan berdampak
positif bagi pendidikan di masyarakat kita. Agar semua komponen sekolah ikut
Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara dengan Komite sekolah, bahwa:
Kepala sekolah di era otonomi sekolah ini, harus menjadi fasilitator dan pembimbing yang
handal sehingga apa yang diingginkan sekolah benar-benar tercapai, sekolah ini dengan kepala
sekolah yang baru telah menunjukkan jari dirinya. Yaitu dengan program unggulannya pada
tahun ajaran 2005-2006: kegiatan IMTAQ, Marching bandnya, conversation bahasa.
Kepala sekolah dalam paradigma baru ini, membutuhkan tenaga dan pikiran warga
peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS) yang merupakan program pemerintah pusat.
Karena hal ini akan mendukung terlaksananya MPMBS dengan baik. Sebagaimana yang telah
dan pertanggujawaban yang penuh atas sekolah. Maka tugas kepala sekolah selaku komando
sebelum melangkah lebih jauh, tugas saya dengan diberlakukannya otonomi sekolah, pertama
kali menyampaikan kesegenap warga sekolah tentang konsep MPMBS, yaitu kepada guru,
karyawan, wali murid, staf dan para peserta didik saya. Penyampaian ini saya samapaikan di
rapat khusus, dan memfungsikan tempat informasi sebagai pemberitahuan atau informasi terbaru
mengenai program peningktan mutu sekolah.
...untuk bidang-bidang tertentu saya adakan rapat khusus, misalnya saja bidang administrasi
karena ada sistem pengelolaan manajemen terbaru tentang pengelolaan sekolah, bidang
peningkatan mutu unggulan, bidang peningkatan mutu selama tahun, dan bidang tambahan mulai
dari fisik sampai kultur sekolah.
Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut, menggambarkan bahwa kepala
sekolah sudah melaksankan tugasnya sebagai direktur sekolah. Yaitu menyampaikan tentang
konsep MPMBS ke segenap warga sekolah, mulai dari segenap guru, koordinator administrasi
sekolah, karyawan, peserta didik. Dan mengenai program khusus kepala sekolah langsung
mengajak koordinator pelaksana, agar mereka lebih memahami sehingga nantinya mudah
Peningkatan mutu sekolah perlu perbaikan yang terus menerus sehingga nantinya akan
terbiasa melakukannya. Tiada hari tanpa perbaikan. Karena dalam meningkatkan mutu sekolah
perlu adanya stategi agar kita lebih mudah melaksanakannya. Kepala sekolah SMPN 13 Malang
sudah melakukan hal itu yang mempunyai tujuan agar apa dicanangkan sesuai dengan yang
ditetapkan.
Dalam menerapkan MPMBS, kepala sekolah harus mempunyai strategi terjitu agar
Adapun hasil wawancaranya peneliti dengan waka kurikulum adalah sebagai berikut;
sebenarnya dalam meningkatkan prestasi siswa, misalnya UAN kita sudah jauh hari
mengadakan try out, menambah jam pelajaran, bekerjasama dengan BIMBEL dalam
memudahkan pengetesan siswa. Dan dalam meningkatkan profesionalisme guru, kita adakan
work shop, mengikuti pelatihan, mengikuti MGMP sebulan sekali di DIKNAS, dan kita bisa
mengadakan rapat khusus mengenai peningkatan hasil belajar siswa, dalam hal ini guru bisa
sharing antar guru.
Dalam program tahunan SMPN 13 Malang, mempunyai strategi agar para peserta
didiknya lulus sesuai dengan target yang telah ditentukan. Maka dari itu perlu jam tambahan,
mengadakan try out. Semua hal itu dilakukan agar target sekolah tercapai yang salah satunya
MPMBS, yaitu:
menggugah peran orang tua, agar banyak terlibat dalam peningkatan mutu sekolah, sehingga
orang tua lebih banyak mengetahui dan lebih dekat dengan sekolah hal ini biasanya saya
sampaikan dalam rapat semester,...karena bisa juga terjadi ketidakmajuan sekolah karena akibat
orang tua tidak mau dengan sekolah, orang tua hanya menitipkan anaknya, tanpa mau membantu
meningkatkan prestasi anak.
....karena kita lihat posisi peran serta masyarakat dalam bidang pendidikan memiliki posisi yang
sangat strategis dan penting, maka dari itu untuk menggalang peran serta masyarakat bagi
terlaksanya program di sekolah saya usahakan terus menerus.
Dari uaraian tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi kepala sekolah dalam aktualsasi
MPMBS, yaitu meningkatkan profesionalisme guru melalui work shop mengikuti pelatihan,
lulusan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zamannya,
dengan menambah jam pelajaran (bimbingan) khusus untuk persiapan UAN dan pelaksanaan try
out, menggugah wali murid agar lebih bertanggungjawab terhadap perkembangan dan
peningkatan pendidikan. Sehingga orang tua juga memiliki tanggungjawab yang sama terhadap
mutu sekolah. Karena dengan keterlibatan orang tua pihak sekolah lebih mudah dalam
Dari paparan diatas kepala sekolah sudah berusaha melaksanakan MPMBS di SMPN 13
Malang dengan optimal, dengan strategi yang telah dilakukan diharapkan pelaksanaan MPMBS
dapat terlaksana sesuai dengan tujuan dan cita-cita sekolah yang telah disepakati bersama.
Kepala sekolah adalah orang yang bertanggungjawab dalam penyusuan rencana program
peningkatan mutu di sekolah. Oleh karena baik tidaknya penyusunan rencana progarm, banyak
melibatkan semua unsur personalia sekolah dan dewan sekolah. Unsur personalia terdiri dari
kepala sekolah, wakil kepala sekolah, urs. Kurikulum, urs kesisiwaan, urs. Humas, urs. sarana
dan prasarana, guru Agama, IPA, Olahraga, Kesenian, Bhs. Inggris, Tata Usaha, Dewan Sekolah.
Rencana yang diajukan harus menjelaskan kegiatan secara detail dan lugas tentang aspek-
aspek mutu yang ingin dicapai, kegiatan yang harus dilakukan, siapa penanggungjawabnya,
kapan dan dimana, biaya yanng diperlukan untuk melakukan acara tersebut.
Hal pokok yang perlu diperhatikan oleh kepala sekolah dalam penysunan rancangan
peningkatan mutu adalah keterbukaan kepada semua pihak yang menjadi pihak stakeholder
Seperti yang diungkapkan oleh kepala sekolah, mengenai rencana program peningkatan
mutu sekolah,
dalam penyusunan rencana program peningkatan mutu sekolah di SMPN 13 ini, saya
melibatkan semua orang yang mempunyai kepentingan kepada sekolah ini, mulai dari komite
sekolah, wakil kepala sekolah, guru Agama, guru IPA, guru bhs. Inggris, guru Kesenian, guru
Olahraga, beserta para waka kurikulum, dan tata usaha.
mereka saya libatkan agar mempunyai keputusan dan tanggunggjawab yang sama terhadap
peningkatan mutu sekolah ini, karena saya hanya sebagi fasilator dan pembimbing.
Dari penjelasan diatas kepala sekolah sebagai manajer pendidikan, dalam membuat
perencanaan peningkatan mutu sekolah melibatkan semua elemen sekolah mulai dari guru, staf,
komite sekolah. Yang tujuannya agar segenap warga sekolah ikut terlibat dalam pengambil
keputusan serta bertanggungjawab terhadap hasil keputusan yang sudah ditetapkan bersama.
langkah-langkah penyusunan program peningkatan mutu sekolah: 1). Penyusunan visi misi
tujuan, 2).Identitas kebutuhan, 3).Perumusan profil,4).Identitas faktor kekuatan,5).Identitas
faktor peluang,6).Identitas faktor hambatan,7).Identitas faktor tantangan.
....serta kita telah membuat prioritas pengembangan sekolah, yang tujuannya untuk
mengembangkan mutu sekolah ini ke depan.
Untuk lebih jelasnya tentang prioritas pengembangan SMPN 13 Malang dapat di lihat pada
lampiran.
Hasil observasi yang diperoleh peneliti, yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 9
Materi Peningkatan Mutu Sekolah
Dari table diatas dapat disimpulakan, bahwasanya kepala sekolah sebagai seorang
manajer telah melaksanakan tugas dengan baik, yaitu bisa dilihat dari pembagian job terhadap
masing-masing guru sesuai dengan komitmen dan kompetensi guru. Pembagian tugas ini mulai
dari mata pelajaran akademik sampai non akademik, akademik yaitu mata pelajaran IPA, bahasa
Inggris, Matematika, dan Agama. Sedangkan mata peljaran non akademik yaitu: kesenian dan
olahraga.
bahwa:
ada materi tambahan program peningkatan mutu sekolah fisik sekolah:tersedianya semua
fasilitas yang memadai, KBM/ kurikulum:terwujudnya pembelajaran model PAKEM,
kelembagaan:tercapainya status akreditasi, ketenagaan: Personalia yang profesional,peserta
didik:tercapainya prestasi akademik dan non akademik,peran serta masyarkat:partisipasi
masyarakat yang tinggi,kultur sekolah:terwujudnya sekolah yang asri, yang semua itu untuk
peningkatan mutu sekolah
Mengenai program peningkatan mutu SMPN 13 Malang tahun ajaran 2005/2005 peneliti
Untuk melaksanakan program peningkatan mutu sekolah telah disusun, dan dalam
pelaksanaannya perlu diorginisir agar dapat bekerja secara profesioanl, efektif dan efisien. Jadi
mengorganisasikan berarti melengkapi program yang telah disusun dengan susunan oragnisasi
pelaksanaanya.
Dalam mengorganisasikan kegiatan sekolah, kepala sekolah harus mengetahui
karakteristik dan kemampuan guru dan staf lainnya sehingga dapat menempatkan meraka pada
posisi yang sesuai. Sebagai contoh kepala sekolah SMPN 13 Malang dalam memilih dan
menempatkan para pembantu kepala sekolah, terdiri dari wakil kepala sekolah, yang nantinya
dibagi menjadi wakil kurikulum, sarana dan prasarana, kesiswaan, dan humas. Dalam pemilihan
tersebut butuh kecermatan dan ketelitian kepala sekolah serta memang orang-orang yang
profesional dalam bidang yang akan ditanggungnya dan bisa membantu kepala sekolah untuk
merealisasikan program peningkatan mutu sekolah.
Mengenai stuktur organisasi SMPN 13 Malang tahun pelajaran 2005/2006.
KEPALA SEKOLAH
Struktur Organisasi SMP secara Operasional
Berdasarkan dokementasi dilapangan, untuk lebih jelas struktur organisasi serta bahwa
setiap personil yang ada dalam struktur organisasi tersebut di atas mempunyai tugas dan fungsi
sesuai dengan bidangnya masing-masing. Untuk mengetahui alur kegiatan dan mekanisme kerja
SMPN 13 Malang juga telah menetapkan tenaga administarsi beserta tugasnya, yang
tujuannya agar setiap personal mengetahui apa saja pekerjaanya selama berada di sekolah
sehingga jelas arah dan tujuaanya, hal ini peneliti mendapatkan dari koordinator TU saat
wawancara. Hal ini bisa dilihat pada lampiran.
Mengenai program peningkatan mutu SMPN 13 telah membuat program tambahan tugas
guru, hal itu semua untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi program disekolah sebagaimana
....agar pelaksanaan program di sekolah berjalan sesuai dengan rencana kita telah membuat tugas
tambahan dari personel di sekolah...agar pengkoordinasiannya serta pengevaluasiannya lebih
mudah
Berkaitan dengan tugas tambahan guru dapat dilihat pada lampiran.
Dalam melaksanakan program peningkatan mutu sekolah, kepala sekolah harus mampu
menggerakkan team work yang sudah disusun. Sehingga dalam proses pelaksanaannya berjalan
dengan baik. Kepala sekolah harus menjaga keadaan yang harmonis di sekolah juga dengan
komite sekolah. Agar pelaksaan program peningkatan mutu dapat terealisasi dengan optimal.
Maka perlu teamwork yang kompak dalam melaksanakan program-program yang disepakati
bersama.
Berhubung dengan hal tersebut, peneliti melakuakan wawancara dengan kepala sekolah;
untuk merealisasikan MPMBS di sekolah ini, kami tak bisa lepas dari peran komite sekolah
yang sering memberi masukan yang cukup signifikan dalam peningkatan mutu sekolah. Karena
dengan keterlibatan komite sekolah maka dari pihak eksternal sekolah juga ikut terlibat dalam
pertanggungjawaban peningkatan mutu sekolah di SMPN 13, hal ini akan mendukung
keberhasilan tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan ketetapan yang telah disepakati.
sekolah) karena di era otonomi sekarang masyarakat merupakan partner sekolah yang harus
dilibatkan dalam peningkatan mutu sekolah, agar mereka juga ikut terlibat dalam
Posisi kepala sekolah merupakan kedudukan yang tertinggi yang ada dalam sekolah
sehingga ia harus mampu menggerakkan segenap warga sekolah dalam melaksanakan tujuan
sekolah yang telah disepakati bersama. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh guru agama,
bahwa:
tahun ajaran 2005/2006 ada program IMTAQ, karena program ini baru kepala sekolah sering
mengingatkan saya dalam melaksanakan amanah ini. Dan juga terlilbat dalam pelaksanaan
program ini, yaitu mengenai kultum pad sholat jamaah, mengingatkan kepad siswa untuk
melaksanakn sholat sunnah dhuha.
Adapun hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah, sebagai berikut;
...Cara yang dilakukan kepala sekolah adalah menggerakkan guru dan staff dalam organisasi
sekolah untuk bekerja secara optimal. Salah satu arahan dalam menggerakkan guru dan staff
adalah dengan menerapkan motivasi Artinya kepala sekolah harus dapat mendorong agar para
guru dan staff untuk mengerjakan tugasnya. Cara yang dilakukan kepala sekolah adalah
menggerakkan guru dan staff dalam organisasi sekolah untuk bekerja secara optimal.
Dari penjelasan dapat diambil kesimpulan, bahwa kepala sekolah SMPN 13 Malang telah
melaksankan tugas sebagai manajer sekolah dengan baik, yaitu dapat menggerakkan para guru
yanng telah melaksanakan tugas, agar sesuai dengan cita-cita sekolah. Dan menggerakkan pihak
eksternal sekolah yaitu komite sekolah yang sebagai partner sekolah dalam melaksnakan
Dalam mewujudkan rencana progaram peningkatan mutu sekolah, kepala sekolah harus
mengontrol apakah segenap warga sekolah sudah melaksankan tugas yang diamanahkan dengan
baik, sehingga hasil atau target yang di ingin dicapai sekolah sesuai dengan yang di tetapkan.
Tujuan dari pemantau atau pengawasan ini untuk menjaga agar program tetap terarah dan
menuju kepada pencapain yangn tujuan yang direncanakan serta mengadakan berbagai kreasi
atau strategi yang lebih jitu terhadap kegiatan kurang tepat sasaran.
dalam melaksanakan pengawasan atau evaluasi program, selain mengadakan rapat bulanan
untuk seluruh guru dan para staf. Saya adakan rapat yang sifatnya insidental. Hal ini biasanya
saya lakukan setelah sekolah mengadakan program peningkatan mutu sekolah. Misalnya dalam
meningkatkan NUN, seminggu sekali kita rapat, mengevaluasi bersama, mulai waktu pelaksaan,
materi yang disampaikan dan pemateri yang menyampaikan, dari sini biasanya saya langsung
memonitoring, apakan guru yang telah diberi tanggungjawab sudahan melaksankan dengan baik
dan benar.
Maka dari penjelasan diatas, kepala sekolah perlu kecakapan bertindak, sehingga
rencana awal yang kita inginkan bisa tercapai. Dalam pelaksanaan pengawasan kepala sekolah
bisa bekerjasama dengan koordinator pelaksana, sehingga dengan mudah saya mengetahuinya,
titik mana saja yang memang ada celah yang tidak bisa kita laksanakan dengan baik.
Sehubungan dengan pengawasan yang dilakuakn kepala sekolah, peneliti juga melakukan
untuk kelancaran dalam proses pelaksnaan peningkatan mutu di sekolah, sosok kepala sekolah
sangat menentukan. Dalam rapat sebulan sekali kepala sekolah, wakil kepala sekolah, para wali
kelas dan staf mengadakan rapat bulanan. Dan evaluasi menganai program peningkatan mutu
sifatnya 3 bulan sekali. Dan pada waktu tertentu yang memang membutuhkan kehadiran dewan
sekolah kita bisa mendatangkan, karena kami lihat peran dewan sekolah dalam peningkatan mutu
sekolah ini sangat urgen.
Kepala sekolah beserta dewan sekolah biasanya mengadakan musyawarah terlebih dahulu topik
yang disamapaikan adalah mengenai permasalah misalnya saja Program IMTAQ siswa. Karena
dalam program ini komite sekolah sangat mendukunng, sehingga kalau ada permasalahan maka
kita minta solusi yang terjitu.
Dari penjelasan dapat diambil kesimpulan, bahwa kepala sekolah SMPN 13 Malang telah
melaksanakan evaluasi peningkatan mutu sekolah, dalam hal ini kepala sekolah langsung
berkoordinasi dengan pelaksana peningkatan mutu sekolah. Evaluasi ini diadakan sebulan sekali,
dan ketika hal yang bersifat insidental mendatangkan komite sekolah, yang sebelumnya kepala
sekolah dan dewan sekolah mengadakan musyawarah terlebih dahulu, sehingga mengetahui
pokok permasalahannya.
kepala sekolah memang selalu di sekolah dan jika tidak ada kesibukan selalu menyempatkan diri
untuk mengontrol atau keliling kelas untuk mengantisipasi adanya kelas kosong, dan waktu
istirahat mengimami dan menemani guru, dan siswa untuk melaksanakan sholat dhuha.
Sekolah sebagai suatu komunitas pendidikan membutuhkan figur pendidik yang dapat
mendayagunakan semua potensi yanng ada dalam sekolah untuk suatu visi misi sekolah. Pada
level ini kepala sekolah harus mampu meningkatkan profesionalisme guru dalam proses belajar
mengajar serta meningkatkan prestasi siswa. Karena indikator keberhasilan kepala sekolah
sebagai pendidik adalah kepuasan kerja guru, sebagai internal customer dan kepuasan siswa
sebagai external customer. Indikator keberhasilan ini merupakan konsep dasar yang harus
dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Dalam hal ini, peningkatan
produktivitas dan pretasi kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan prilakuk tenaga
kependidikan di sekolah.
mempunyai tingkat keuletan, kepekaan sosial yang tinggi, dan rasa ingin tahu yang mendalam.
Maka kepala sekolah sebagai pendidik di sekolah, harus mampu meningkatkan keahlian dalam
Sehubungan dengan kemampuan guru, berikut hasil wawancara dengan kepala sekolah;
dalam MPMBS ini-saya juga ikut terlibat dalam proses belajar mengajar beda dengan dulu,
sehingga dalam hal ini saya lebih memahami dan mengetahui bagaiman kondisi siswa sekarang.
Dan untuk merealisasikan peningktan mutu sekolah kita bukan memperbarui kurikulum saja,
tetapi bagaiman kompetensi guru sebagai mid set menjadikan profesional dengan memberi
motivasi kepada peserta didik. Karena peran guru bukan hanya bisa mengajar dengan baik
melainkan bagaimana sebagi promotor pembelajaran yang harus mampu memotivasi siswa
belajar dan mengubah sikap siswa yang kurang termotivasi atau tidak mau belajar menjadi
belajar.
kemarin kita adakan pelatihan di Wetang sewu selama 3 hari yang tujuannya guru lebih
mengusai strtegi pembelajaran yang efektif dan menyenangkan (joufulllearning) dan dalam
tingkat sekolah sendiri ada tim MGMP yaitu wadah bagi guru-guru untuk mendiskusikan
permasalahan proses belajar mengajar guru, dan setiap sebulan sekali ada delegasi ke DIKNAS,
untuk meningkatkan profesi.
permasalahan guru dalam proses belajar mengajar itu mesti ada, maka dari itu kita telah
membentuk MGMP untuk membantu kami semua dalam memecahkan permasalahan.
kepala sekolah dan penasehat guru dijadikan biro konsultasi oleh kita semua, Karena setiap
matapelajaran mempunyai pmbimbing tersendiri.
diberlakukannya KBK, setia guru harus mampu membuat metode pembelajaran yang cukup
dinamis. Dan hal ini kepala sekolah berusaha agar segenap guru mampu melakukan hal itu.
Dari observasi peneliti, waktu itu kepala sekolah kebetulan mengajar di kelas 3D.
Sebagai guru bimbingan konseling dan hal ini cukup efektif karena kepala sekolah nantinya juga
mengetahui permasalahan-permasalahn guru yang dihadapi dikelas. Dari penjelasan dapat
diambil kesimpulan, bahwa kepala sekolah SMPN 13 Malang, telah melaksanakan perannya
sebagai pendidik, yaitu ikut terlibat dalam pemberian materi, sebagai guru konseling. Kepala
mengadakan pelatihan di Wetang sewu selama 3 hari yang tujuannya guru lebih mengusai strtegi
pemebelajaran yang efektif dan menyenangkan (joufulllearning), serta telah membentuk tim
MGMP di sekolah.
Hasil akhir MPMBS adalah banyaknya prestasi akademik dan non akademik. Segenap
warga sekolah menyusun dan melaksanakan program untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan. Dari pernyataan kepala sekolah hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah adalah
.semua prestasi yang diperoleh sekolah ini tidak lepas dari visi misi sekolah. Kegiatan ekstra
di yang merupakan wadah siswa untuk mengmbangkan bakatnya telah membuhkan hasil.
...pada pelajaran yang akan datang kita akan membuka ekstra elektaronik.
Kepala sekolah sebagai pengambil langkah, mewujudkan sasaran yang telah ditetapkan. Karena
penerapan MPMBS tujuannya agar mengarah lebih terfokus pada peningkatan mutu yang
merupakan agenda utama pendidikan. Sebagai mana yang diungkapkan hasil wawancara dengan
waka. Kurikulum,
marching band merupakan keunggulan sekolah ini, jadi kita senantiasa berusaha meningkatkan.
Untuk kegiatan ektrakulikuler lainnya kita telah membentuk koordinatornya, prestasi yang diraih
anak didik kita cukup memuaskan.
dalam meningkatakan prestasi akademik, kita mengadakan jam tambahan untuk mata pelajaran
yang akan di UAN kan, dan mengadakan try out untuk persiapan UAN
Bidang non edukatif seperti ekstra kurikuler karate, seni tari, komputer, KIR, dan tata
boga, marching band terlaksana penuh dengan prestasi yang baik, keberhasilan kepala sekolah
mewujudkan program ini terbukti dengan diraihnya kejuaraan. Tercapainya predikat A diposisi
nomor I dalam penilaian akreditasi menunjukkan kinerja kepala sekolah dalam mewujudkan
peningkatan mutu sekolah sangat tinggi. Hampir seluruh komponen mendapatkan nilai yang
Tabel 10
Penetapan Hasil Akreditasi Sekolah
Dari penjelasan di atas kepala sekolah berusaha meningkatkan potensi peserta didiknya
dengan seoptimal mungkin. Kegiatan ekstra yang dilaksanakan SMPN 13 Malang merupakan
penyaluran bakat dan minat siswa, yang tujuannya peseta didik tetap eksis dengan perubahan
zaman.
Peran kepala sekolah dalam pelaksanaan MPMBS cukup tinggi. Dengan menerapkan
kepemimpinan Tut Wuri Handayani memberi semangat kerja menyediakan fasilitas yang
dibutuhkan dengan inovatif khusus bagi guru, pembelajaran model PAKEM yang diterapkan
guru dengan mewujudkan guru bisa menentukan model pembelajaran dengan menggunakan
strategi.
Kurikulum.
untuk meningkatkan profesionalisme guru di SMP ini, setiap tahunnya kita mengadakan
pelatihan, dan saya sebagai coor, selalu mengingatkan para guru yang mendapat undangan dari
DIKNAS, untuk mengikuti pelatihan.
Sebagai supervisor pendidikan di SMPN 13, kepala sekolah memiliki pemikiran yang kreatif,
dan ini dibuktikan khususnya dari perkembangan sumber daya yang ada di SMP, misalnya dapat
dibuktikan dengan keterangan, kepala sekolah membuat program perencanaan pembelajaran dan
program supervisi kegiatan problem solving, dengan koordinator guru pembimbing.
Dari pernyataan diatas, kepala sekolah sebagai supervisor dalam aktualisasi MPMBS
membuat perencanaan pembelajaran dan program supervisi kegiatan problem solving dengan
diindikasikan, problem guru bisa diminimalisir karena sudah mengurangi permasalah guru dalam
Sekolah yang menerapkan MPMBS, kepala sekolah memiliki peran yang penting dalam
mensupervisi semua warga sekolah. Kepala sekolah sebagai supervisor merupakan salah satu
faktor yang dapat mendorong peningkatan peroses belajar mengajar. Untuk dapat mewujudkan
visi misi tujuan sasaran sekolah melalui program yang dilaksanakan secara terencana dan
bertahap.Oleh karena itu kepala sekolah dituntut mempunyai kemampuan mensupervisi para
guru dan staff yang ada agar mampu mengambil inisiatif intuk meningkatkan mutu sekolah.
Apalagi program ajaran sekarang ini, kita lagi mempersiapan pementasan Marching Band ke
Bali. Sehingga mulai sekarang kita mempersiapakan, agar hasilnya nanti tidak mengecewakan.
Dari pernyataan diatas, kepala sekolah sebagai supervisor merupakan salah satu faktor
yang dapat mendorong peningkatan guru dalam peroses belajar mengajar, dalam program
peningkatan mutu sekolah kepala sekolah telah melaksanakan tugasnya dengan baik, yaitu bisa
meningkatkan kualitas gurunya agar dalam pelaksanaan program yang sudah disepakati bersama
bisa terlaksana dengan baik. Program unggulan SMPN 13 Malang dalam Marching Band telah
memuaskan.
untuk meningkatkan etos kerja para pendidik maka perlu ada pengawasan dan dalam
melaksanakan supervisi ini bisanya saya lakukan dengan individual maupun kelompok, dalam
bentuk individul,
...misalnya dalam mengatasi problema yang dialami siswa, salah satu guru biasanya langsung
datang keruangan saya, yang kebetulan saya juga menjadi guru BK di sekolah ini.
Dan hasil observasi, kepala sekolah dalam rencana tindakan (action plan) melaksanakan
supervisi 3x, yaitu pada tanggal 30/9/05, 2/10/05, 3/12/05, yang semua dikoordinir langsunng
oleh waka kurikulum. Dalam pelaksanaan supervise tersebut kepala sekolah membahas
...mengenai pengembangan mata pelajaran, yang diadakan satu bulan sekali, dievent seperi ini
saya bisa menyampaikan hal-hal yang memang cukup urgent, misalnya saja berkaitan dengan
materi matematika-pemberian rumus yang mudah bagi siswa memfungsikan labolatorium dan
audiovisual untuk memudahkan siiswa dalam menangkap materi. Karena dari awal kita sudah
mengatur jadwalnya.
profesinya, sehingga kepala sekolah sebagai supervisor telah melaksanakan tugasnnya dalam
kepala sekolah dengan sistem individual dan bisa pula dengan kelompok. Pelaksanaan yang
bersifat individual penanganannya di ruang kepala sekolah. Yaitu berkaitan dengan problema
siswa baik berkaitan dengan prestai siswa di sekolah maupun tentang kondisi keluarga.
Mengenai kelompok kepala sekolah memberi bimbingan kepada guru bidang studi tentang
strategi pembelajaran yang efektif dan efisien. Berikut hasil wawancara dengan Tata Usaha
...dan dalam penerapan MPMBS dini SMPN 13 ini kepala sekolah telah membuat program
khusus mengenai tugas fungsi dan wewenang tata usaha, sehingga kita dapat mengetahui apa
saja tugas kita selama ada di sekolah. Dan setiap minggu sekali kita setorkan kepada kepala
sekolah, dan hal ini biasnaya diperiksa atau dirapatkan setiap sebulan sekali, dan setiap semester
bisa di koreksi bersama mengenai tugas yang sudah dilaksanakan dan biasanya kita melibatkan
para koordinator waka sekolah.
Dari pernyataan diatas, dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah perlu sosok
yang kompeten di bidangnya. Kepala sekolah berusaha meningkatkan mutu SMPN 13 Malang
dengan memberi program khusus untuk bidang administrasi dan karyawan, sehingga dalam
melaksanakan tugasnya ia tidak sembarangan karena sudah ada acuan kerjanya. Dan untuk
pengontrolannya kepala sekolah meminta untuk menyetorkan setiap minggunya hasil kerja yang
sudah dilaksanakan serta daftar absensi pula. Mengenai tugas dan fungsi bidang administrasi
Kemampuan kepala sekolah dalam memimpin sekolah secara baik dan benar
MPMBS kepala sekolah mempunyai patner kerja yaitu dewan sekolah, yang merupakan kunci
utama roda penggerak bagi pelibatan orang tua secara lanngsung atau tidak langsung dalam
mempunyai posisi yang cukup penting di sekolah, ia nantinya akan membawa arah sekolah
SMPN 13 ini, apalagi kita telah melaksanakan program unggulan yaitu mulai dari yang bersifat
keterampilan sampai pengetahuan, hal ini merupakan musyawarah kita bersama, pada waktu
awal program tahunan. Kepala sekolah beserta segenap dewan guru dan dewan kepala sekolah
merundingkan.
kepala sekolah mempunyai kewenangan dan tanggungjawab dalam mengambil keputusan dan
menjamin pelaksanaannya. Apalagi setelah sekolah di beri kewenagan dalam pengelolaannya,
maka kami butuh pemimpin sekolah yang tegas, cepat taggap, dan bijaksana.
.......karena dalam melaksanakan program peningkatan mutu sekolah membutuhkan kerjasama
baik kompetensi guru sebagai pelaksana pembelajaran di kelas, dan para staf untuk menata
administarsi sekolah, maka dibutuhkan figur yang mampu dalam memutuskan suatu program
yang belum teralisasi, dan meningkatkan program yang sudah terlaksana dengan baik. Maka
konsekwensinya kepala sekolah harus memahami benar bagaimana proses pengambilan
keputusan.
Dari pernyataan di atas, figur kepala sekolah yang tegas dibutuhkan dalam era
peningkatan mutu sekolah. Apalagi dengan diberlakukannya otonomi sekolah maka kepala
sekolah sebagai nahkoda di sekolahnya harus mampu mengambil keputusan yang cerdas tidak
merugikan dan menguntungkan sebelah pihak semata. Sehingga kepala sekolah harus
bertanggungjawab.
untuk merealisasikan program peningkatan mutu sekolah yang sudah ditetapkan, saya bersama
para guru, staf, dan dewan sekolah bermusyawarah, bagaiamana program peningkatan mutu
teralisasi dengan baik, maka saya pribadi selalau memberi waktu kepercayaan kepada peserta
rapat untuk mendiagnosa dan mencari solusi terhadap masalah yag terjadi, sehingga tidak ada
ketimpangan dan program peningkatan mutu sekolah tetap berjalan dengan baik.
Dari pernyataan di atas, kepala sekolah dalam mengambil keputusan tidak serta merta
memutuskan, namun melakukan musyawarah untuk menghasilkan kata mufakat. Dan sennatiasa
memberi kepercayaan kepada peserta rapat karena setiap invidu dirasa mampu melasanakn
change, melalui kecakapan memotivasi prestasi dan kepuasan kerja stafserta kreativitasnya.
Kemampuan kepala sekolah memegang peran penting dalam mencapai tujuan sekolah. Motivasi
staf dan guru merupakan kekuatan yang mendorong evektifitas dan efisiensi pencapain tujuan
Keberhasilan terlaksanannya progaram peningkatan mutu sekolah tidak bisa lepas dari
peran kepala sekolah sebagai pemimpin, keberhasilan sekolah SMPN 13 di pengaruhi oleh
berbagai faktor, baik faktor yang datang dari dalam maupun dari lingkungan. Untuk memotivasi
warga sekolah dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan yang
telah di tetapkan serta di sepakati bersama. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mempunyai
tekad serta Sabta tekad untuk meraih sukses. Penanganan ini dilakukan kepala sekolah melalui
sebuah acara, dengan tujuan memacu semangat orang tua dalam meningkatkan mutu pendidikan
sekolah.
Sehubungan dengan pemberian motivasi, berikut hasil wawancara peneliti dengan kepala
sekolah;
motivasi itu merupakan bagian salah satu faktor yang menentukan keefektifan kerja seseorang,
dalam mengelola sekolah ini, kunci saya hanya satu yaitu memberi kepercayaan penuh kepada
guru dan staf dalam melaksanakan program yang telah disepakati bersama. Dalam program
peningkatan mutu sekolah, tugas saya menggerakkan bagaimana segenap warga sekolah merasa
enjoy dan mempunyai kepuasan tersendiri, sehingga dalam pelaksanaanya para guru dan staf
tidak merasa terbebani. Dan saya tidak akan segan-segan mengatakan guru A ini hebat atau
profesional, biasanya saya samapaikan dalam forum atau ivent seperti upacara, jika memang ada
guru yang telah berhasil melaksanakan tugasnyan dengan baik dan benar
Dari penjelasan kepala sekolah sebagai seorang pemimpin sekolah senantiasa memberi
motivasi ke segenap guru yang mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan profesioanal.
Karena dengan motivasi kepala sekolah guru akan lebih semangat dalam melaksnakan tugasnya.
Kepala sekolah juga memberi semangat kerja yang tinggi dan bisa menikmati kerjanya sehingga
guru merasa tidak terbebani dalam melaksanakan tugasnya. Kepala sekolah juga sering memberi
dukungan, jika ada seorang guru yang berhasil dalam melaksanakan tugasnya, dan
menyampaikan kepada guru lainnya agar bisa meniru dan mengikutinya. Serta kepala sekolah
Pernyataan kepala sekolah ini perkuat oleh Ibu Mufidah guru Agama di SMPN 13
kita melaksanakan amanah (menjadi guru) ini berat, jika tak ada yang menggerakkan atau
memotivasi maka perlahan-lahan para guru akan demo, apalagi barang-barang sudah naik.
Namun, untungnya kita mendapatkan kepala sekolah sekaligus penyiram jiwa kita. Kepala
sekolah selalau mengatakan bahwasanya pekerjaan guru adalah hal yang mulia. Kepala sekolah,
sering mengacungkan jempol dan memberi semangat kepada guru yang telah melaksanakan
tugasnya dengan baik. Saya bisa membri contoh, progarm 2005 ini ada IMTAQ yang memang
dirilis tahun ajaran sekarang, kepala sekolah senantiasa memberi semangat kepada Bpk.
Baidhowi dengan menyakinkan dan memberi ide agar progaram yang batu ini bisa terealisasi
dengan maksimal.
Malang, telah melaksankan tugasnya sebagai pimpinan sekolah dengan baik, yang dapat
dibuktikan membri motivasi kepada segenap fewan guru dalam melaksanakan bimbingan belajar
mutu sekolah. Kepala sekolah juga memberi ide, dan solusi pemecahan jika dalam pelaksanaan
program sekolah ada permasalahan. Sehingga guru sebagai pelaksana tidak merasa keberatan
dalam melaksanakn tugasanya. Maka ketika terjadi keharmonisan dengan semngat kerja yang
tinggi, apa yang diinginkan sekolah bisa terlaksana dengan tujuan yang diharapkan.
Setelah ditemukan beberapa data yang peneliti inginkan baik hasil interview,
observasi dan dokumentasi. Pada uraian ini akan saya sajikan uraian bahasan sesuai dengan
rumusan penelitian dan tujuan penelitian. Pada pembahasan ini peneliti akan akan
Sebagian ditegaskan dalam teknik analisis dalam penelitian, saya menggunakan analisis
kualitatif diskriptif (pemaparan) dari data yang kami dapatkan baik melalui observasi,
dokumentasi dan interview dari pihak-pihak yang mengetahui tentang data yang dibutuhkan.
Pembahasan dimaksudkan untuk memaparkan atau menjadikan data yang diperoleh dari
hasil penelitian di korelasikan dengan teori yang ada, yaitu sebagai berikut :
1. Persepsi dan Pemahaman Kepala Sekolah Dalam Aktualisasi MPMBS
Kepala sekolah SMPN 13 Malang telah mengetahui dan memahami bagaimana konsep
dasar yang ada dalam MPMBS. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan MPMBS di SMP 13 sudah
berjalan dengan baik, yaitu kepala sekolah sebagai direktur sekolah telah mensosialisaikan ke
segenap warga sekolah, mulai dari guru, staf, karyawan, siswa sera wali murid.
MPMBS memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah, memberikan fleksibilitas atau
keluwesan-keluwesan kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung warga sekolah
(guru, peserta didik, kepala sekolah, karyawan) dan masyarakat (orang tua, tokoh masyarakat,
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam
meningnkatkan mutu sekolah. Maka dalam aktualisasi MPMBS kepala sekolah harus mampu
membuat strategi dengan baik terhadap warga sekolah, agar tujuan yang telah disepakati bersama
tercapai.
kemandirian untuk melakukan yang terbaik dalam meningkatkan mutu pendidikan. Kepala
sekolah telah melakukan program khusus untuk meningkatkan potensi siswa dengan dengan
mengadakan program IMTAQ dan handalan SMPN 13 yaitu Marching Band. Mengadakan
tambahan belajar (bimbingan) untuk persiapan UAN serta try out yang wajib diikuti oleh seluruh
kelas 3 yang tujuannya agar tamatan periode 2005/2006 ini sesuai dengan target yang inginkan.
Kepala sekolah juga meningkatkan kualitas guru, karena merupakan salah satu komponen
47[47]Ade Irawan dkk, Mendagangkan Sekolah, Indonesia (Jakarta: Corruption Watch, 2004), hlm.
30.
delegasi workshop, serta pelatihan. Yang semua itu untuk meningkatkan profesionalisme guru
Kepala sekolah juga melibatkan orang tua dalam aktualisasi MPMBS. Karena dalam
rangka mewujudkan MPMBS maka partisipasi orang tua sangat diperlukan, karena sekolah
merupakan partner orang tua dalam mengantarkan cita-cita dan membentuk pribadi peserta didik.
Kepala sekolah juga membuat iklilm sekolah dengan hidup disiplin. Karena dengan hidup
disiplin, maka ada rasa hormat terhadap kewenangan, hormat terhadap orang lain serta upaya
Kegagalan dan keberhasilan sekolah banyak ditentukan oleh kepala sekolah, karena
kepala sekolah merupkan pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh oleh sekolah
menuju tujuannya.48[48]
dalam peningkatan mutu sekolah. Adapun peran-peran yang telah dilakukan oleh kepala sekolah
Kepala sekolah adalah manejer pendidikan tingkat sekolah dan ujung tombak utama dalam
mengelola pendidikan di level sekolah. Kepala sekolah memegang peran poros yang paling
penting (privotal role) untuk keberhasilan aktualisasi MPMBS , dan oleh karena itu, kepala
48[48].E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional,(Bandung: Remaja Rosdakarya 2005), hlm.
158.
sekoah harus mempunyai kemampuan manajerial yang professional dalam mengelola
sekolahnya.49[49]
peningkatan mutu sekolah, yang dalam pelaksanaan melibatatkan semua elemen sekolah mulai
dari wakil kepala sekolah, guru, pawa wakil kepala sekolah, koordinator TU, serta komite
sekolah. Hal ini sesuia dengnan konsep dari MPMBS yang menuntut dukungan semua pihak,
partisipasi masyarakat dan orang tua yang merupakan salah satu aspek peningkatan mutu
sekolah.
Kepala sekolah juga sudah menetapkan para truktur organisasi sekolah beserta struktur
administarsi sekolah beserta tugasnya pula. Hal ini untuk mempermudah pengevaluasian
sekolah.
Salah satu arahan dalam menggerakkan guru dan staff adalah dengan menerapkan motivasi
Artinya kepala sekolah harus dapat mendorong agar para guru dan staff termotivasi untuk
mengerjakan tugasnya. Cara yang dilakukan kepala sekolah adalah menggerakkan guru dan staff
dalam organisasi sekolah untuk bekerja secara optimal. Dan menggerakkan pihak eksternal
sekolah yaitu komite sekolah yang sebagai partner sekolah dalam melaksnakan peningkatan
mutu sekolah.
Dan evaluasi menganai program peningkatan mutu sifatnya 3 bulan sekali. Dan pada waktu
tertentu yang memang membutuhkan kehadiran dewan sekolah kita bisa mendatangkan, karena
kami lihat peran dewan sekolah dalam peningkatan mutu sekolah ini sangat urgen. Kepala
sekolah beserta dewan sekolah biasanya mengadakan musyawarah terlebih dahulu topik yang
program ini dewan sekolah sangat mendukunng, sehingga kalau ada permasalahan maka kita
Salah satu faktor yang paling menentukan berhasilnya proses belajar mengajar dalam kelas
adalah guru. Karena itu guru tidak saja mendidik melainkan juga berfungsi sebagai orang dewasa
penyalur ilmu pengetahuan (transmitter of knowledge) yang dikuasai kepada anak didik. Guru
menjadi pemimpin, atau menjadi pendidik, dan pembimbing di kalangan anak didiknya.50[50]
Kepala sekolah SMPN 13 telah melakukan usaha peningkatan kualitas guru yang
merupakan keharusan dalam proses belajar mengajar agar dapat mencapai tujuan pengjarannya.
Usaha kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas guru antara lain: mengadakan pelatihan,
mengikuti seminar, diadakannya MGMP di sekolah, dan menghadiri MGMP yang diadakan
unggulan Marching Bandnya. Karena sekolah yang telah melaksanakan MPMBS harus mampu
mengatarkan peserta didik mempunyai skill atau keterapilan yang akan membantu untuk
memadai untuk pengembangan bakat dan minat siswa, mulai dari yang bersifat ilmu
pengetahuan misalnya karya ilmiah remaja (KIR), conversation program dari pengembangan
mata pelajaran bahasa inggris, IMTAQ yaitu dengn tujuan peningkatan keimanan siswa serta
diharapkan dapat berahlak muli. Biding non edukatif seperti ekstra kurikuler karate, seni tari,
50[50] Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta Bumi Aksara, 2003), hlm. 118.
komputer, KIR, dan tata boga, marching band terlaksana penuh dengan prestasi yang baik,
keberhasilan kepala sekolah mewujudkan program ini terbukti dengan diraihnya kejuaraan.
Supervisi ialah aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan
Adapun yang sudah dilakukan kepala sekolah di SMPN 13 Malang sebagai supervisor
dalam aktualisasi MPMBS membuat perencanaan pembelajaran dan program supervisi kegiatan
problem solving dengan koordinator guru pembimbing. Dalam pelaksanaan supervisior kepala
sekolah, berusaha mengurangi permasalah guru dalam meningkatkan proses belajar mengajar.
Perlu dipahami bahwa setiap kepala sekolah bertanggungjawab mengarahkan apa yang
baik bagi tenaga kependidikan, dan dia sendiri harus berbuat baik. Kepala sekolah juga harus
menjadi contoh, sabar dan penuh pengertian. Seperti motto Ki Hajar Dewantara: Ing ngarsa sung
tulada, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayaniKemampuan melakukan pengawasan dan
Kepala sekolah sebagai supervisor merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong
peningkatan guru dalam peroses belajar mengajar, dalam program peningkatan mutu sekolah
kepala sekolah telah melaksanakan tugasnya dengan baik, yaitu bisa meningkatkan kualitas
gurunya agar dalam pelaksanaan program yang sudah disepakati bersama bisa terlaksana dengan
baik. Program unggulan SMPN 13 Malang dalam Marching Band telah dipersiapkan
pelaksanaannya dalam pementasan di Bali nanti, sehingga bisa menghasilkan yang memuaskan.
Karena fungsi utama supervisi adalah perbaikan proses pembelajaran agar peserta didik dapat
51[51] E. Mulyasa,op.cit.,hlm:112.
Teknik yang digunakan kepala sekolah SMPN 13 Malang dalam pelaksanaan supervise,
yaitu dengan individual dan kelompok. Yaitu membimbing guru dalam mengatasi probema siswa
Secara praktek kepala sekolah telah melaksanakan tugasnya sebagai supervisor yang
matang, sesuai dengan teknik-teknik supevisi, yaitu perseorangan dan kelompok. Teknik
kunjungan observasi, c. membimbing guru tentang mempelajari siswa dan atau menngatasi
problema yang dialami siswa, membimbing guru dalam pelaksanaan kurikulum, sedangkan
Figur kepala sekolah di era peningkatan mutu sekolah dibutuhkan pemimpin yang mampu
meningkatkan mutu sekolah. Apalagi dengan diberlakukannya otonomi sekolah maka kepala
sekolah sebagai nahkoda di sekolahnya harus mampu mengambil keputusan yang cerdas tidak
merugikan dan menguntungkan sebelah pihak semata. Karena konsep manajemen ini
menggariskan bahwa manajemen sekolah sangat ditentukan oleh kemampuan pemimpin dalam
sistematis.53[53]
Hal itu sudah dilaksanakan oleh kepala sekolah SMPN 13 Malang sebagai sosok pemimpin
yang arif dan bijaksana karena dalam memutuskan perkara yang ada dalam sekolah SMPN 13
52[52]. Ngalim Purwanto, Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990) hlm. 122.
53[53] Sudarwan Danim, Visi baru Manajmen Sekolah, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm;229
senantiasa melalui musyawarah yang diikuti oleh para dewan guru dan juga melibatkan komite
Selain itu kepala sekolah juga telah melaksanakan tugas sebagai pemimpin sekolah dengan
mengikuti dan mendukung dan memotivasi terhadap program yang kita laksanakan, misalnya
pada waktu pelaksanaan sholat berjamaah kepala sekolah memberi siaraman rohani kepada
segenap dewan guru dan para. Kepala sekolah selalu mengatakan bahwasanya pekerjaan guru
adalah hal yang mulia. Kepala sekolah, sering mengacungkan jempol dan memberi semangat
kepada guru yang telah melaksanakan tugasnya dengan baik. Saya bisa memberi contoh,
progarm 2005 ini ada IMTAQ yang memang dirilis tahun ajaran sekarang, kepala sekolah
senantiasa memberi semangat kepada Bpk. Baidhowi dengan menyakinkan dan memberi ide
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan serta hasil penelitian yang sudah dilakukan serta rumusan
masalah maka dapat diambil kesimpulan:
1. Persepsi dan Pemahaman Kepala Sekolah Dalam Aktualisasi MPMBS
SMPN 13 Malang sudah melaksanakan MPMBS dengan optimal yaitu bisa dilihat
pemahaman kepala sekolah dalam aktualisasi MPMBS. Kepala sekolah sebagai direktur sekolah
telah mensosialisaikan ke segenap warga sekolah, mulai dari guru, staf, karyawan, siswa sera
wali murid. Kepala sekolah telah melakukan program unggulan/khusus untuk meningkatkan
potensi siswa dengan dengan mengadakan program IMTAQ dan handalan SMPN 13 yaitu
Marching Band. Kepala sekolah juga melibatkan orang tua dalam aktualisasi MPMBS, karena
sekolah merupakan partner orang tua dalam mengantarkan cita-cita dan membentuk pribadi
peserta didik. Kepala sekolah juga membuat iklim sekolah dengan hidup disiplin. Karena dengan
hidup disiplin, maka ada rasa hormat terhadap kewenangan, hormat terhadap orang lain serta
Kepala sekolah SMPN 13 Malang dalam aktualisasi MPMBS telah memainkan peran-
supervisior, pemimpin. Dalam mengatur sekolah, kepala sekolah telah membuat perencanaan
peningkatan mutu sekolah sesuai dengan visi misi sekolah, mengorganisasikan penetapan
penanggungjawab, dan menggerakkan warga (guru dan karyawan) sekolah dalam peningkatan
mutu sekolah, serta mengawasi pelaksanaan peningkatan mutu sekolah. Dan di SMPN 13
Malang juga mengadakan evaluasi 3 bulan sekali. Sebagai pendidik, yang sudah dilakukan oleh
kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas guru antara lain: mengadakan pelatihan, mengikuti
seminar, diadakannya MGMP di sekolah, dan menghadiri MGMP yang diadakan DIKNAS. Dan
dalam meningkatkan prestasi pserta didik, manambah jam pelajaran, mengadakan try out, serta
membuka program ekstrakulikuler yang memadai untuk pengembangan bakat dan minat siswa,
mulai dari yang bersifat ilmu pengetahuan misalnya karya ilmiah remaja (KIR), conversation
program dari pengembangan mata pelajaran bahasa inggris, IMTAQ. Bidang non edukatif seperti
ekstrakurikuler karate, seni tari, komputer, dan tata boga, marching band. Sebagai supervisior
kepala sekolah telah melakukan pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja
tenaga kependidikan dalam melaksanakan program yang telah disepakti bersama. Kepala sekolah
juga berusaha mengatasi permasalahan guru dengan baik, baik hal menggunakan teknik
individual maupun kelompok. Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin dalam mengambil
keputusan kegiatan-kegiatan sekolah, melibatkan segenap dewan guru dan komite sekolah.
Dalam pelaksanaan kegiatan sekolah kepala sekolah juga memberi motivasi ke segenap
koordinator pelaksana kegiatan, hal ini menunjukkan bahwasanya adanya dukungan dari kepala
sekolah.
B. Saran-saran
1. Untuk meningkatkan mutu sekolah di SMPN 13 Malang, kepala sekolah agar secara terus
sekolah terutama dalam meningkatkan prestasi akademik guru, yaitu mengadakan studi
banding ke sekolah yang bermutu dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yangn lebih
2. Di samping itu juga perlu adanya sebuah upaya penyadaran kepada seluruh warga
sekolah, termasuk para orangtua siswa dan masyarakat, bahwa keberhasilan pendidikan
kontribusi yang nyata terhadap berbagai program yang dilakukan oleh sekolah.
3. kepada peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian tentang MPMBS dari
tinjauan lain, sehingga dapat memberi tambahan refernsi menganai peran kepala sekolah
PEDOMAN INTERVIEW
Komite Sekolah
PEDOMAN OBSERVASI
PEDOMAN DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
A Partanto, Pius, M. Dahlan Al-Barry. 1994, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola.
Arifin, Muzayyin. 2003, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.
Dikdasmen, Depdiknas.2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Jakarta Buku 1 Konsep dan
Pelaksanaan.
Hadiyanto.2004. Mencari Sosok Desentralisasi Manajemen Pendidikan Dini Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta.
Hamalik, Oemar. 1992. Administrasi dan Supervisi Pengambangan Kurikulum, Jakarta: Mandar Maju.
Irawan Ade dkk. 2004. Mendagangkan Sekolah, Indonesia. Jakarta: Corruption Watch.
Miles, Matthew B. dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif . Terjemahan: Tjejep R.R.
Jakarta: UI Press.
Mulyasa, E. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan Implementasi, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Suderadjat, Hari. 2004. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasisi Sekolah, Bandung: Cipta Cekas Grafika.
Sutisna. 1983. Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional, Bandung: Angkasa.
Subakir, Supriono dan Sapari, Achmad . 2001. Manajemen Berbasis Sekolah Penerbit Jakarta; Kerjasama
Pemerintah RI dan UNICEF-UNESCO.
Umaedi. 1999. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Depdikbud, Direktorat Jendral Pendidikan
Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum
Wahdosumidjo. 2003. Kepimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: Raja Grafindo Persada: cetakan