Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
Obat-obatan stimulan sistem saraf pusat adalah obat-obatan yang dapat bereaksi
secara langsung ataupun secara tidak langsung pada SSP. Salah satu obat yang
merupakan dua simpatomimetik amin yang memiliki hubungan yang erat dan
shabu berbentuk kristal bening seperti butiran gula, tetapi ukurannya sedikit lebih
lebih mudah dibakar dan dihirup. Efek yang dihasilkan dengan cara menghirup shabu-
shabu lebih besar dibandingkan efek yang dihasilkan dengan cara mengonsumsi
secara oral. Hal ini mungkin dikarenakan oleh cepatnya peningkatan kadar dopamin
di dalam otak. Amfetamin dikonsumsi melalui oral, dihisap, supositoria dan dapat
melalui injeksi. Pengaruh amfetamin tergantung pada jenis, jumlah dan cara
dikonsumsi oral.
Dosis tinggi obat adalah lebih dari 100 mg biasanya intra vena. Stimulan yang
perasaan senang secara umum dan meningkatkan perhatian. Efek lain yang
frontalis dan ganglia basalis. Pada makalah ini akan dibahas tentang penyalah gunaan
PEMBAHASAN
zat-zat tertentu yang dapat mengakibatkan bahaya pada diri sendiri maupun orang
lain. Menurut DSM, peyalahgunaan zat melibatkan pola penggunaan berulang yang
pelajar, sebagai pekerja, atau sebagai orang tua), menempatkan diri dalam situasi di
mana penggunaan zat secara fisik berbahaya (contoh mencampur minuman dan
penggunaan obat), berhadapan dengan masalah hukum berulang kali yang meningkat
karena penggunaan obat. Memiliki masalah spasienial atau interpersonal yang kerap
manifestasi fisik dan psikologis dari penyakit akibat penggunaan obat-obatan yang
masalah perilaku. Dengan kata lain, masalahnya bukan terletak pada obat-obatan
aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini menbuat pemakaiannya merasa tenang, pendiam
dan bahkan membuatnya tertidur dan tidak sadarkan diri. Golongan ini termasuk
tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini membuat pemakainya menjadi
aktif, segar dan bersemangat. Zat yang termasuk golongan ini adalah : Amfetamin
halusinasi yang bersifat merubah perasaan dan pikiran dan seringkali menciptakan
daya pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu. Golongan ini
tidak digunakan dalam terapi medis. Golongan ini termasuk : Kanabis (ganja), LSD,
Mescalin.3
tujuannya ingin mencoba,untuk memenuhi rasa ingin tahu. Sebagian pemakai berhenti
pada tahap ini, dan sebagian lain berlanjut pada tahap lebih berat.
pemakai tetap bertahan pada tahap ini,namun sebagian lagi meningkat pada tahap
akan menimbulkan gangguan fungsional atau okupasional yang ditandai oleh : tugas
dan relasi dalam keluarga tak terpenuhi dengan baik,perilaku agresif dan tak wajar,
hubungan dengan kawan terganggu, sering bolpasien sekolah atau kerja, melanggar
menghasilkan sejumlah efek yang sangat menarik. Ahli kimia dalam bidang obat-
obatan telah berusaha mencari tahu cara kerja dari obat ini, dengan mengutamakan
efek obat dan mengabaikan yang lain dengan cara modifikasi struktur molekul
penting pada efek farmakologi antara lain pada cincin aromatik yang tidak dapat
diubah, dua rantai karbon, grup - metal, dan grup amino. Modifikasi dari salah satu
ciri-ciri diatas akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada cara kerja molekul
tersebut. Perubahan pada cincin aromatik mengubah efek obat yang bekerja pada
sistem saraf pusat; grup - hidroksil menurunkan efek anoretik dan efek pada sistem
saraf pusat; grup - metil yang kedua menurunkan stumulasi pada sistem saraf
pusat; substitusi alkil pada grup amino meningkatkan efek anoretik (Costa, 1970).
(Cadwell, 1980)
dipakai untuk kepentingan terapeutik, namun metode ini juga banyak digunakan
administrasi oral muncul dalam jangka waktu sekitar 15-60 menit, mencapai puncak
dalam waktu 2-3 jam, dan mulai menurun setelahnya (Angrist, 1987).
hingga menjadi bubuk halus kemudian dihirup. Cara ini tidak digunakan untuk
hidung, dimana terjadi absorpsi yang cepat melalui selaput lendir. Efek Amfetamin
muncul dalam hitungan menit dan memiliki durasi efek yang singkat (Uitermark,
2006).
tetapi untuk kepentingan rekreasional atau dalam keadaan tertentu seperti percobaan
pada hewan coba. Injeksi Amfetamin biasanya dilakukan secara intravena atau
subkutan, dan disirkulasi secara cepat melalui aliran darah. Injeksi Amfetamin
memiliki bioavailability tertinggi dan menghasilkan efek yang cepat dan hebat. Ketika
diinjeksi, efek Amfetamin akan muncul dengan segera namun memiliki durasi efek
karena itu, Amfetamin dikatakan sebagai obat simpatomimetik yang bekerja secara
daripada bekerja secara aktif pada reseptor - maupun - adrenergik (Katzung, 2009).
1. Metamfetamin
hubungan yang erat dan keduanya juga banyak disalahgunakan. Metamfetamin yang
dikenal sebagai shabu-shabu berbentuk kristal bening seperti butiran gula, tetapi
ukurannya sedikit lebih besar sehingga ada yang menyebutnya crystal meth.
Metamfetamin lebih banyak dipilih oleh para penyalahguna karena norepinefrin yang
mudah dibakar dan dihirup. Efek yang dihasilkan dengan cara menghirup shabu-
shabu lebih besar dibandingkan efek yang dihasilkan dengan cara mengonsumsi
secara oral. Hal ini mungkin dikarenakan oleh cepatnya peningkatan kadar dopamin
MDMA merupakan obat sintetik, psikoaktif yang struktur kimiawinya sama seperti
Metamfetamin. MDMA atau yang lebih dikenal dengan nama ekstasi, menghasilkan
efek psikostimulan dan psikomimetik dengan cara meningkatkan kadar dopamin dan
serotonin di dalam otak. MDMA dikonsumsi secara oral, biasanya dalam bentuk
tablet. MDMA bersifat neurotoksik pada neuron serotonergik, terlihat degenerasi jalur
serotonergik dengan jelas pada hewan percobaan. Penggunaan MDMA pada manusia
beberapa komplikasi psikiatri seperti reaksi panik, psikosis, depresi dan bunuh diri
(Ricaurte, 2001).
Gambar 2.3 Ekstasi ( Kabar Banten,2012)
Amfetamin dan Metamfetamin dilegalkan untuk beberapa kondisi medis antara lain :
ADHD adalah suatu kelainan neurobehaviour yang terjadi sekitar 5% pada anak-anak.
Tiga bentuk dasar ADHD menurut Diagnostic and Statistical Manual IV (DSM-IV) of
3. Kombinasi dari (1) dan (2), yang dimana paling banyak ditemukan. Pengobatan
yang paling umum untuk mengobati ADHD adalah dengan menggunakan obat
stimulan. Meskipun penggunaan obat stimulan untuk mengobati ADHD terlihat tidak
biasa, tetapi sebenarnya obat stimulan juga memiliki efek penenang pada anak yang
Beberapa opsi pengobatan pada ADHD antara lain adalah campuran Amfetamin,
2. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gangguan pola tidur yang ditandai dengan kebanyakan tidur pada
siang hari (excessive daytime sleepiness) bahkan setelah tidur malam yang cukup.
Katapleksi, kebanyakan tidur pada siang hari, serangan tidur, halusinasi, paralisis otot
sementara dan automatic behavior merupakan gejala dari narkolepsi. Pada saat ini,
masih belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan narkolepsi, namun ada
beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengurangi defek dari narkolepsi yaitu
dengan melatih kebiasaan tidur, mengubah gaya hidup, dan menggunakan obat
stimulan yang bekerja dengan cara merangsang sistem saraf pusat sehingga menjaga
3. Obesitas
skeletal dan fisik sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh (Dorland,
2002). Obesitas merupakan masalah kesehatan yang penting pada negara yang sedang
sebagai penekan nafsu makan. Obat-obat tersebut juga bekerja dengan cara
sedikit rangsangan pada sistem saraf pusat dan potensi terjadinya ketergantungan zat
Pada manusia, dengan dosis kecil atau sedang akan mempengaruhi susunan saraf
- Meningkatkan kewaspadaan
- Meningkatkan mood
- Menimbulkan euforia
Pada penggunaan dosis tinggi secara tunggal atau pemakaian yang terus menerus
dengan dosis kecil selama beberapa hari, Amfetamin dapat menginduksi gangguan
- Pemikiran delusional
- Halusinasi auditorik
a. Gangguan kardiovaskular
- Hipertensi
- Sinus takikardi
- Iskemik miokard
b. Kerusakan ginjal
intravena. Keadaan ini jarang terjadi dan timbul bila terjadi overdosis. Metamfetamin
d. Fungsi seksual
Amfetamin mempengaruhi fungsi seksual dengan beberapa cara yang berbeda. Pada
menjadi tergangu. Meskipun tidak ada bukti konkrit yang menyatakan bahwa
energinya meningkat dan dapat aktif secara seksual. Pada akhirnya, terjadi disfungsi.
Laki-laki biasanya akan menjalani dua tahap yaitu dimulai dengan ereksi lama tanpa
e. Hipertermia
berkisar 39 -40. Biasanya suhu kembali normal dalam 48-72 jam setelah
pemakaian obat dihentikan, tetapi dapat menetap beberapa hari sampai minggu bila
intoksikasi. Hipertermi merupakan gejala yang paling sering ditemukan dan keadaan
ini dapat
reversibel.
2.7.2 Efek Psikiatris
a. Gangguan mood
Menurut DSM IV TR, permulaan dari terjadinya gangguan mood yang diinduksi oleh
Amfetamin, dapat muncul pada saat penggunaan maupun penghentian zat. Pada
b. Gangguan ansietas
Amfetamin dapat menginduksi gejala yang sama seperti pada gangguan obsesif-
kompulsif, gangguan panik, dan gangguan phobia. Menurut DSM IV TR, gangguan
ansietas yang diinduksi oleh Amfetamin juga muncul pada saat penggunaan dan
c. Gangguan tidur
a. Gangguan kesadaran
Amfetamin biasanya terjadi setelah kejang. Koma yang terjadi pada pengguna
3. Hipoglikemi
4. Postanoksik enselofati
5. Trauma
6. Kejang
7. Sepsis
1. Pireksia
2. Hipertensi
3. Takikardi
4. Aritmia
5. Dilatasi pupil
6. Tremor
7. Kejang
b. Gangguan pergerakkan
Chorea merupakan gangguan yang sering ditemukan. Hal ini dianggap sebagai reaksi
toksik setelah pemakaian kronis. Pada dosis kecil, Amfetamin dapat menimbulkan
chorea pada tungkai dan orofasial yang bersifat reversibel. Pada pengguna kronis,
c. Gangguan pertumbuhan
terjadi pada pemakaian kronis. Anak-anak hanya dapat tumbuh sampai 60-75% dari
normal, tetapi bila obat dihentikan makan tampak pertumbuhan anak kembali normal.
d. Stroke
Vaskulitis sistemik ditemukan setelah pemakaian kronis intravena dan oral dari
Amfetamin. Pada usia muda, proses vaskulitis terbatas pada sirkulasi serebri sehingga
dapat menimbulkan sindroma stroke akut. Mekanisme terjadinya vaskulitis ini tidak
jelas.
e. Stroke perdarahan
vaskulopati ataupun hipertensi akut. Perdarahan otak dapat terjadi setelah pemakaian
f. Kejang
Pada pengguna Amfetamin, kejang dapat timbul baik pada pemakaian pertama kali
ataupun pada pemakaian kronis, biasanya akibat intoksikasi akut. Kejang dapat
berupa kejang fokal, umum, tonik klonik ataupun status epilepsi. Seluruh kasus
Gejala intoksikasi Amfetamin dan Kokain adalah sama. Kriteria diagnosa keracunan
Amfetamin dan Kokain menurut DSM IV TR juga hampir sama. Namun, pada kriteria
(Sadock, 2007).
membutuhkan dosis yang semakin tinggi untuk mendapatkan efek lebih dan tanda-
tanda fisik pada penyalahgunaan Amfetamin (seperti penurunan berat badan dan
(Sadock, 2007).
Gejala seperti ansietas, tremor, disforik, letargi, kelelahan, mimpi buruk, kepala
pusing, keringat berlebihan, tegang otot, tegang otot perut, dan rasa lapar yang tidak
puas, muncul setelah penghentian obat Amfetamin. Gejala putus obat Amfetamin pada
umumnya mencapai puncak dalam dua sampai empat hari dan sembuh dalam satu
minggu. Gejala putus obat yang paling serius adalah depresi, yang dapat menjadi
berat setelah penggunaan Amfetamin dengan dosis tinggi yang berkelanjutan dan
dapat dihubungkan dengan ide bunuh diri. Kriteria diagnosa putus obat Amfetamin
menurut DSM IV TR (tabel 2.4.) menekankan bahwa keadaan disforik dan perubahan
takikardi, hipertermi, psikosis, halusinasi, stroke dan yang paling fatal adalah
BAB III
PENUTUP
butiran gula, tetapi ukurannya sedikit lebih besar sehingga ada yang menyebutnya
crystal meth. Cara penggunaan anfetamin bisa secara oral, dihirup dan injeksi.
takikardi, hipertermi, psikosis, halusinasi, stroke dan yang paling fatal adalah
kematian.