PENDAHULUAN
1
2
warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen
kromoforiknya bermuatan positif). Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu
fiksasi, peluntur warna, substrat, identifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup.
Suatu preparat yang sudah meresap suatu zat warna, kemudian dicuci dengan asam encer
maka semua zat warna terhapus. Oleh karena beragamnya bentuk, struktur, dan sifat-sifat dari
mikroorganisme tersebutlah yang mendasari dilakukannya percobaan morfologi sel ini.
Dimana dengan melalui percobaan ini, dapat mengetahui dan memahami berbagai macam
bentuk, struktur, dan sifat-sifat dari mikroorganisme.
2.1 Mikroskop
Mikroskop adalah alat optik yang dirancang untuk mengamati benda berukuran mikro
yang tidak dapat diamati secara langsung oleh mata. Pengembangan mikroskop dimulai abad
18 di Inggris. Ilmuwan memanfaatkan sifat lensa cembung yang dapat digunakan untuk
membesarkan objek. Sebuah lensa cembung dapat menghasilkan bayangan nyata ataupun
bayangan maya bergantung letak benda terhadap pusat lensa. Lensa cembung pertama
diletakkan didekat objek untuk menghasilkan bayangan nyata dan diperbesar. Lensa cembung
kedua diletakkan di dekat mata sebagai lup yang mampu membuat bayangan yang dihasilkan
lensa pertama lebih besar dan bersifat maya, sehingga dapat terlihat oleh mata. Bohlam bekas
yang dikeluarkan isinya dan diisi dengan air dapat digunakan sebagai lensa. Fokus lensa dari
bohlam dapat ditentukan dengan eksperimen penentuan titik api di bawah sinar matahari.
Dengan kreatifitas, susunan lensa cembung dari bohlam bekas berisi air dapat digunakan
sebagai mikroskop sederhana dengan perbesaran tertentu (Dimyanti, 2015).
Alat yang dipergunakan untuk melihat bentuk dan struktur sel dari sutu benda ialah
mikroskop. Mikroskop digunakan untuk memperoleh bayangan yang sangat halus dari suatu
benda dengan demikian kita dapat melihat susunan yang halus dari benda tersebut atau bagian
dari benda yang tak dapat dilihat dengan mata biasa. Mikroskop merupakan salah satu alat
yang penting pada kegiatan laboratorium sains, khususnya biologi. Mikroskop merupakan alat
bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati objek yang berukuran sangat kecil
(mikroskopis). Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang
berukuran kecil. Untuk mengetahui mikroskop maka perlu diketahui komponen mikroskop,
macam mikroskop, penggunaan dan pemeliharaannya (Tim Mikrobiologi Industri, 2016).
2.1.1 Jenis-Jenis Mikroskop
Mikroskop secara umum memiliki lensa okuler dan lensa objektif sebagai komponen
utama, yang biasanya memiliki perbesaran dapat diatur sesuai keinginan, seperti 10, 40, 60, 80
sampai 100 kali. Mikroskop tersebut Berguna untuk mengamati benda-benda yang
mikroskopik, kecil dan transparan. Mikroskop ini disebut mikroskop biasa. Selain mikroskop
biasa tersebut, masih terdapat beberapa jenis mikroskop, yaitu :
3
4
1. Mikroskop binokuler
Merupakan mikroskop yang mempunyai lensa okuler yang ganda. Gunanya untuk
mengamati sel-sel yang hidup.
2. Mikroskop kontras phase
Merupakan mikroskop biasa yang pada permukaan bawah meja objek dan lensa objektifnya
dipasang sebuah perlengkapan kontras phase. Gunanya untuk mengamati sel-sel hidup
tanpa menggunakan bahan pewarna.
3. Mikroskop electron
Merupakan mikroskop yang daya pembessaran yang sangat kuat. Gunanya untuk
mengamati sel-sel yang sangat kecil seperti virus (Tim Mikrobiologi Industri, 2016).
pembesarannya yang beruap huruf, angka rum atau angka biasa. Biasanya oculair itu
mempunyai pembesaran 2x, 5x, an 12x. Sifat sifat bayangan yang dihasilkan adalah : maya,
terbalik, dan diperkecil.
b. Objektive, yang dipasang pada sebelah bawah dari tubus kyker dan biasanya bebrapa
objektive (satu sampai empat) dipasang bersama dan merupakan suatu alat yang dapat
digerakkan (berputar) terhadap tubus kyker dan dinamakan revolver, dengan alat ini tak perlu
tiap-tiap kali memasang objektif baru jika pembesaran yang lain, tinggal memutar revolver
saja dan menempatkan objektif yang dikehendaki pembesarannya pada tempatnya. Objektif
juga diberi tanda menunjukkan kekuatan pembesaran seperti pada oculair dan biasanya
mempunyai kekuatan pembesarannya : 10, 40, 60, 90 sampai 100x. Pembesaran dengan
mikroskop yang diperoleh secara kasar dapat ditentukan dengan mengalikan kekuatan
pembesaran objektif dan oculair yang dipakai. Sifat sifat yang dihasikan oleh lensa objektif
ialah : nyata, tegak dan diperbesar. Contohnya: objektif 20x, oculair 5x, pembesaran yang
diperoleh 100x,. Perhitungan semcam ini sebenarnya tidak tepat, sebab pembesaran dari
mikroskop masih dipengaruhi oleh: panjangnya tubus kyker, ialah jarak antara oculair sampai
pada bagian dari revolver yang dapat berputar bagian atas objektif. Untuk panjang tubus kyker
biasanya ditentukan menurut macam mikroskop, biasanya mikroskop keluaran pabrik leitz 170
mm, untuk zeiss 160 mm. Pada oculair biasanya terdapat suatu garis tanda yang menunjukkan
panjang tubus kyker yang tepat.
3. Alat Utama
Mikroskop memiliki 3 alat utama, yaitu :
a. Cermin
Berbentuk datar dan cekung untuk menangkap cahaya diteruskan melalui benda ke mata
kita. Cermin ini dapat berputar kesehala arah. Bagian cermin cekung dapat dilengkapi lebih
banyak dari pada cermin datar.
b. Diafragma
Untuk mengatur banyak sedikit cahaya yang dibutuhkan.
c. Condensor
Sebuah lensa untuk memusatkan cahaya yang dipergunakan untuk menaikturunkan dan
dengan cara input dapat diatur masuknya cahaya.
6
b. Bila menggunakan preparat basah, tabung mikroskop selalu dalam keadaan tegak, berarti
meja dalam keadaan datar. Ini berlaku bagi mikroskop dengan tabung tegak, tidak berlaku
untuk mikroskop dengan tabung miring
c. Preparat basah harus selalu ditutup dengan gelas penutup saat dilihat di bawah mikroskop
d. Selalu menjaga kebersihan lensa-lensa mikroskop termasuk cermin.
e. Bila ada bagian mikroskop yang bekerja kurang baik/hilang segera laporkan kepada laboran.
f. Tidak dibenarkan melepas lensa-lensa mikroskop dari tempatnya.
g. Setelah selesai menggunakan mikroskop, pasang lensa objektif dengan perbesaran paling
rendah pada kedudukan lurus ke bawah (Dimyanti, 2015).
2.1.6 Pemeliharaan Mikroskop
Agar mikroskop yang digunakan dapat tahan lama, maka terdapat beberapa langkah
yang harus diketahui, yaitu :
a. Mikroskop harus disimpan ditempat sejuk, kering, bebas debu, bebas dari uap asam-basa.
Tempat penyimpanan yang sesuai adalah kotak mikroskop yang dilengkapi silica gel, yang
bersifat higroskopis sehingga lingkungan mikroskop tidak lembab. Selain itu dapat pula dalam
almari yang diberi lampu.
b. Bagian mikroskop non-optik dapat dibersihkan dengan kain flanel. Untuk membersihkan
debu yang terselip dapat dengan kuas kecil atau kuas lensa kamera, serta alat semprot atau
kuas lembut.
c. Bersihkan kotoran, berkas jari, minyak dan lain-lain pada lensa dengan menggunakan kain
lensa, tissue atau kain lembut yang dibasahi sedikit alkohol-ether atau isopropil alkohol.
Jangan sekali-kali membersihkan lensa dengan saputangan atau kain.
d. Bersihkan badan mikroskop dan lengan dengan kain lembut dengan sedikit deterjen.
e. Sisa minyak emersi pada lensa objektif dapat dibersihkan dengan xilol (xylene). Hati-hati
xilol dapat merusak bahan plastic (Dimyanti, 2015).
2.2 Sel
Menurut Minza (2016), sel adalah unit dasar kehidupan. Apakah komposisi sel ?
Komponen utama kebanyakan sel adalah air yaitu sekitar 80%. Dari berat sisanya terdapat
lipid sekitar 10%, karbohidrat 15%, protein 50% dan asam nukleat 15%. Sel bervariasi ukuran
dan bentuknya. Berdasarkan ada tidaknya membran yang melingkupi material genetik genom
sel, sel dapat dikelompokkan dua, yaitu sel eukaryotes (bahasa Yunani: eu artinya baik atau
8
benar, karyon artinya inti) yang mempunyai organel inti yaitu bermembran tertutup
melingkupi DNA; dan prokariot (bahasa Yunani: pro artinya sebelum) yang tidak mempunyai
organel ini. Prokariot terdiri dari dua domain yaitu Eubacteria dan Archaea. Sel prokariot dan
eukariot berbeda dengan virus. Virus tidak dikelompokkan sebagai makhluk hidup. Virus
merupakan kumpulan molekul besar yang sederhana dibandingkan sel.
Secara sederhana sel dapat digambarkan sebagai setetes air yang dikelilingi oleh
membran plasma. Tetesan air tersebut mengandung material yang terlarut seperti glukosa,
asam amino, ion positif, ion negatif, protein globular, dan biomaterial tersuspensi seperti
organel sel. Organel sel mengandung beberapa tipe kompleks supramolekul. Kandungan lipid
yang tinggi pada membran membuat sel fleksibel. Membran tersebut hadir sebagai penghalang
impermiable untuk molekul besar dan molekul kecil yang bermuatan. Oleh sebab itu, sifat ini
memungkinkan konsentrasi biomolekul di dalam sel lebih tinggi dari pada medium di
sekeliling sel. Pada bab ini dibahas struktur utama sel, sel prokariot, sel eukariot, empat
tingkatan penyusun sel, struktur dan fungsi organel sel.
2.2.2 Struktur Sel
Menurut Minza (2016), semua sel mengandung komponen dasar yang sama. Semua sel
mempunyai membran permiabel yang dinamakan membran sitoplasma. Membran ini
memisahkan isi sel dari bagian luar sel. Isi sel atau kandungan sel dinamakan sitoplasma.
Sitoplasma bukan merupakan campuran homogen (larutan) karena mengandung material yang
terlarut dan tersuspensi. Bagian berair dari sitoplasma dinamakan sitosol (cytosol). Sitoplasma
(cytoplasm) adalah campuran berair dari makromolekul, seperti protein, lipid, asam nukleat,
dan polisakarida, molekul organik kecil terutama prekursor makro-molekul, bermacam
senyawa inorganik dan ribosom. Ribosom yang berinteraksi dengan protein sitoplasma,
mRNA dan tRNA merupakan proses kunci dari sintesa protein (translasi).
Membran sitoplasma sel dilapisi oleh dinding sel yang kokoh. Dinding sel relatif
permiabel dan merupakan lapisan yang lebih kuat dibandingkan membran sitoplasma. Sel
tumbuhan dan kebanyakan mikroorganisme mempunyai dinding sel, sedangkan sel binatang
merupakan pengecualian. Gabungan beberapa makromolekul membentuk supramolekul
kompleks. Organel sel mengandung beberapa tipe supramolekul kompleks. Organel sel tidak
larut di dalam sel. Organel sel ada yang mempunyai membran (bermembran tertutup) dan ada
9
yang tidak mempunyai membran. Organel sel bermembran tertutup, misalnya mitokondria dan
kloroplast, sedangkan organel sel yang tidak mempunyai membran adalah ribosom.
Ukuran sel prokariot jauh lebih kecil dibandingkan sel eukariot. DNA sel eukariot
dilingkupi membran inti, sedangkan DNA prokariot tidak dilingkupi membran. Sel prokariot
sangat sederhana dibandingkan sel eukariot. Sel eukariot jauh lebih besar dan lebih kompleks
dibandingkan sel prokariot. Pada sel eukariot terdapat organel sel yang mempunyai struktur
bermembran tertutup (membrane-enclosed), seperti mitokondria dan kloroplast. Mitokondria
adalah tempat respirasi sel, sedangkan kloroplast tempat fotosintesis. Organel sel bermembran
tertutup hanya dimiliki oleh sel eukariot. Eukariot dan prokariot mempunyai ribosom yang
merupakan organel sel yang tidak memiliki membran. Inti dari genom sel eukariot adalah
tempat sintesa RNA. RNA yang telah disintesa ke luar inti sel, kemudian ditranslasi di luar inti
sel. Pada prokariot mRNA ditranslasi selagi mRNA ditranskripsi (sintesa RNA dari DNA).
Perbedaan lain yang menarik adalah sel prokariot mempunyai DNA sirkular berukuran kecil
yang dinamakan DNA plasmid. Pada sel eukariot, plasmid ditemukan pada eukariot yang
paling sederhana, seperti pada sel Saccharomyces cerevisiae. Ukuran DNA plasmid jauh lebih
kecil dibandingkan DNA genomnya. Dengan demikian, struktur internal sel prokariot sangat
sederhana dibandingkan sel eukariot.
Morfologi bakteri dapat berupa batang, bulat, pseudosarcina, spiral dan kelompok multiseluler
motile atau non motile.
Pengamatan mikroorganisme di laboratorium dilakukan antara lain untuk mengetahui
identitas yang pasti masing masing mikroorganisme yang berbeda, atau mengetahui adanya
proses biologi dasar yang dilakukan oleh mikroorganisme tersebut. Pencirian morfologi
termasuk usaha mengidentifikasi mikroorganisme, dimana ada pencirian morfologi akan
didapatkan karakteristik morfologi antara lain: bentuk sel, ukuran sel, susunan sel meliputi
setrahedron, rangkaian, rantai status gram positif atau negatif (Razif, 2005).
2.3.1 Bakteri Dalam Air
Menurut Tim Mikrobiologi Industri (2016), air merupakan bahan yang sangat vital bagi
kehidupan semua mahluk hidup. Air juga mempunyai sifat yang unik, antara lain :
1. Setiap zat jika dibekukan akan menyusut, tetapi air jika dibekukan justru memuai.
2. Air mempunyia titik didih dan titik beku yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
senyawa yang massa molekunya relatifnya tidak jauh berbeda dengannya.
3. Selain itu, air juga merupakan pelarut yang efektif untuk senyawa ion dan kovalen.
Didalam kehidupan sehari hari air dipergunakan untuk berbagai macam pemakainan. Karena
itu diperlukan air yang sehat, yang mempunyai ciri ciri :
a. Air bersifat netral
b. Kesadahan ditekan sekecil mungkin
c. Oksigen yang terkandung harus sesuai dengan yang dibutuhkan makhluk hidup itu sendiri.
d. Tidak mengandung bakteri yang membahayakan
e. Mengandung berbagai mineral yang diperlukan oleh tubuh mahluk hidup secara wajar dan
tidak berlebihan.
Jika air tersebut dilihat dari fisiknya keruh, maka air tersebut kemungkinan mengandung
unsur unsur mineral yang bisa mengganggu kesehatan manusia. Dari segi kimia, misalnya air
itu tercemar gas gas akan menyebabkan air tersebut mengandung asam asam yang sangat
berbahaya. Air sungai pada umumnya mengandung mikroorganisme, karena banyak
mengandung zat zat organik yang terlarut dalam air yang menjadi sumber makanan bagi
mikrorganisme tersebut. Hal ini juga dipengaruhi oleh pengguna sungai oleh masyarakat untuk
kebutuhan sehari hari. Untuk lingkungan yang berbeda, biasanya terdapat mikrorganisme yang
berbeda pula. Untuk lingkungan air di alam cukup banyak mengandung makanan untuk
12
pertumbuhan populasi jasad renik kelompok kelompok tertentu. Beberapa diantaranya dapat
menimbulkan penyakit pada air menandakan adanya kontaminasi pada air tanah.
Menurut Razif (2005), pada air yang kotor atau tercemar, misalnya air selokan, air
sungai, air buangan akan didapati kelompok bakteri seperti pada air yang masih jernih
ditambah dengan kelompok lainny, antara lain :
1. Kelompok patogen (penyebab penyakit) misalnya penyeab penyakit tifus, paratifus, kolera
dan disentri.
2. Kelompok penghasil racun, misal yang sering terjadi pada kasus keracunan bahan makanan
(daging, ikan, sayuran).
3. Kelompok bakteri pencemar, misalnya bakteri golongan coli, yang kehadirannya didalam
badan air dikatagorikan bahwa air tersebut tercemar kotoran manusia.
4. Kelompok bakteri pengguna, yaitu kelompok lain dari bakteri yang mampu untuk
menguraikan senyawa-senyawa tertentu didalam air. Dikenal kemudian adanya keompok
bakteri pengguna residu pesrisida, pengguna residu minyak bumi, dan sebagainya.
2.3.2 Pewarnaan Bakteri
Pengamatan morfologi koloni dilakukan dengan melihat bentuk, tepi, elevasi dan warna
dan untuk pengamatan morfologi sel dilakukan teknik pewarnaan gram dengan tujuan
mengetahui warna dan jenis gram sel bakteri tersebut. Jika dilihat di bawah mikroskop, bakteri
gram positif akan berwarna ungu, karena dapat menahan kompleks pewarna primer yaitu gram
A (kristal violet) sampai akhir prosedur pewarnaan. Sedangkan bakteri gram negatif akan
berwarna merah ketika diamati menggunakan mikroskop, karena tidak dapat mempertahankan
kompleks warna kristal violet dengan pembilasan gram C (alkohol aseton), lalu terwarnai oleh
pewarna tandingan berupa gram D (safranin) yang akan terserap pada dinding selnya
(Sardiani, 2015).
Pewarnaan gram pada bakteri dapat digolongkan sebagai gram positif dan negatif,
perbedaan keduanya disebabkan masing masing mempunyai komposisi dinding sel yang
berbeda selalin itu bebrapa spesies bakteri sering kali menunjukkan karakter yang tidak
konsisten sehingga diantara selnya dapat menunjukkan kedua sifat gram dan bakteri tersebut
digolongkan sebagai bakteri gram variabel. Dengan mikroskop dapat diambil sel sel bakteri
yang menunjukkan fenomena, yaitu Muncul dalam dua sifat ungu dan merah jambu yang
dapat berarti gram variabel (umumnya jika sel yang dipreparasi dari kultur tua atau yang
13
berumur >48 jam) atau memang bakteri memiliki sifat gram variabel seperti beberapa spesies
Bacillus, Acinetobacter dan Arthrobacter. Kemungkinan lain yaitu karena kultur tidak murni
(Widodo, 2007).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut.
3.1.1 Alat
a. Mikroskop
b. Api Bunsen
c. Pipet Tetes
d. Pinset
e. Pisau Cutter Tajam
3.1.2 Bahan
a. Aquadest
b. Metthilen Blue
c. Minyak Emersi
d. Roti (Segar dan Rusak)
e. Air Comberan
f. Tempe (Segar dan Rusak)
g. Bawang Merah
h. Kentang (Segar dan Rusak)
3.2 Skema Kerja
Persiapan Peralatan
- Kaca objek dicuci dengan alkohol 95%
Persiapan Bahan
- Air comberan diteteskan ke kaca objek
- Disebarkan dengan pinset
- Dikeringkan dengan bunsen
Pemberian Warna
- Ditambahkan methilen blue dan aquadest lalu ditutup dengan kaca
preparat
Pengamatan
- Digunakan mikroskop dengan perbesaran 4x, 10x, 40x, dan 100x
15
Persiapan Peralatan
- Kaca objek dicuci dengan alkohol 95%
Persiapan Bahan
- Air comberan diteteskan ke kaca objek
- Disebarkan dengan pinset
- Dikeringkan dengan bunsen
Pemberian Warna
- Ditambahkan minyak emersi dan aquadest lalu ditutup dengan
kaca preparat
Pengamatan
- Digunakan mikroskop dengan perbesaran 4x, 10x, 40x, dan 100x
Data Hasil Pengamatan
Gambar 3.2 Skema kerja pengamatan air comberan dengan minyak emersi
Persiapan Peralatan
- Kaca objek dicuci dengan alkohol 95%
Persiapan Bahan
- Bawang merah diiris tipis, lalu diletakan pada kaca objek
- Ditambahkan aquadest, lalu ditutup dengan kaca preparat
Pengamatan
- Digunakan mikroskop dengan perbesaran 4x, 10x, 40x, dan 100x
Data Hasil Pengamatan
Gambar 3.3 Skema kerja pengamatan sel bawang merah
Persiapan Peralatan
- Kaca objek dicuci dengan alkohol 95%
Persiapan Bahan
- Roti segar diiris tipis, lalu diletakan pada kaca objek
16
Persiapan Peralatan
- Kaca objek dicuci dengan alkohol 95%
Persiapan Bahan
- Roti busuk diiris tipis, lalu diletakan pada kaca objek
- Ditambahkan aquadest, lalu ditutup dengan kaca preparat
Pengamatan
- Digunakan mikroskop dengan perbesaran 4x, 10x, 40x, dan 100x
Data Hasil Pengamatan
Gambar 3.5 Skema kerja pengamatan roti busuk
Persiapan Peralatan
- Kaca objek dicuci dengan alkohol 95%
Persiapan Bahan
- Tempe segar diiris tipis, lalu diletakan pada kaca objek
- Ditambahkan aquadest, lalu ditutup dengan kaca preparat
Pengamatan
- Digunakan mikroskop dengan perbesaran 4x, 10x, 40x, dan 100x
Data Hasil Pengamatan
Gambar 3.6 Skema kerja pengamatan tempe segar
Persiapan Peralatan
- Kaca objek dicuci dengan alkohol 95%
Persiapan Bahan
- Tempe busuk diiris tipis, lalu diletakan pada kaca objek
- Ditambahkan aquadest, lalu ditutup dengan kaca preparat
17
Pengamatan
- Digunakan mikroskop dengan perbesaran 4x, 10x, 40x, dan 100x
Data Hasil Pengamatan
Gambar 3.7 Skema kerja pengamatan tempe busuk
Persiapan Peralatan
- Kaca objek dicuci dengan alkohol 95%
Persiapan Bahan
- Kentang segar diiris tipis, lalu diletakan pada kaca objek
- Ditambahkan aquadest, lalu ditutup dengan kaca preparat
Pengamatan
- Digunakan mikroskop dengan perbesaran 4x, 10x, 40x, dan 100x
Data Hasil Pengamatan
Gambar 3.8 Skema kerja pengamatan kentang segar
Persiapan Peralatan
- Kaca objek dicuci dengan alkohol 95%
Persiapan Bahan
- Kentang busuk diiris tipis, lalu diletakan pada kaca objek
- Ditambahkan aquadest, lalu ditutup dengan kaca preparat
Pengamatan
- Digunakan mikroskop dengan perbesaran 4x, 10x, 40x, dan 100x
Data Hasil Pengamatan
Gambar 3.9 Skema kerja pengamatan kentang busuk
3.3 Prosedur Percobaan
1. Simple staining (pewarnaan sederhana)
a. Bersihkan kaca objek dengan alkohol 95%
b. Siapkan setetes air comberan aau lendir makanan basi yang akan diwarnai
c. Ambil 1 atau 2 ose biakan dan letakkan ditengah-tengah gelas objek
d. Dengan menggunakan ujung jarum ose, sebarkan biakan hingga melebar dan diperoleh
apusan tipis berdiameter 1-2 cm
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembesaran : 4x
Pembesaran : 10x
Pembesaran : 40x
20
Pembesaran : 100x
Pembesaran : 4x
Pembesaran : 10x
Pembesaran : 40x
21
Pembesaran : 100x
Pembesaran : 4x
Sumber : Dasar-Dasar
Mikrobiologi, 1984
Pembesaran : 10x
Pembesaran : 40x
22
Pembesaran : 100x
Pembesaran : 4x
Sumber : Dasar-Dasar
Pembesaran : 10x
Mikrobiologi, 1984
23
Pembesaran : 40x
Pembesaran : 100x
Pembesaran : 4x
Pembesaran : 40x
Pembesaran : 100x
Pembesaran : 4x
Pembesaran : 10x
25
Pembesaran : 40x
Pembesaran : 100x
Pembesaran : 4x
Pembesaran : 40x
Pembesaran : 100x
Pembesaran : 4x
Sumber : Dasar-Dasar
Mikrobiologi, 1984
27
Pembesaran : 10x
Pembesaran : 40x
Pembesaran : 100x
Pembesaran : 4x
28
Sumber : Dasar-Dasar
Mikrobiologi, 1984
Pembesaran : 10x
Pembesaran : 40x
Pembesaran : 100x
4.2 Pembahasan
Pada percobaan Morfologi Sel, digunakan roti, kentang, dan tempe sebagai
perbandingan sel pada keadaan segar dan busuk. Pada sel bawang merah, dilakukan
29
pengamatan pada strukturnya, sedangkan pada air comberan dilakukan pengamatan dengan
menggunakan methilen blue dan minyak emersi sebagai zat perbandingan untuk melihat
morfologi sel dengan jelas. Pada percobaan ini, dilakukan pengamatan pada mikroskop
dengan variasi pembesaran, yaitu 4x, 10x, 40x, dan 100x. Dilakukannya variasi pada
pembesaran ini adalah agar dapat dilihat morfologi sel pada setiap bahan dengan perbandingan
yang jelas. Sehingga, jika semakin besar perbesaran pada mikroskop maka akan semakin besar
sel yang dilihat (Harr, 2002).
4.2.1 Roti
Pada percobaan ini dilakukan pengamatan morfologi dari roti segar dan roti busuk
dengan menggunakan variasi pembesaran pada mikroskop, untuk roti yang masih segar tidak
ditemukan bakteri maupun jamur sedangkan pada roti yang busuk terlihat bahwa jamur-jamur
tumbuh di bagian tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa jamur tersebut berkembang biak
dengan memanfaatkan roti sebagai substratnya atau sumber makanan, karena roti mengandung
unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba, seperti
karbohidrat dan protein. Roti ermsuk kedalam sel prokariotik, yang tidak memiliki inti sel.
Jamur yang terdapat pada roti busuk yaitu Zygomycota, jamur ini dinamakan Zygomycota
karena membentuk spora berdinding tebal yang disebut Zigospora. Zygomycota berhabitat di
darat, di tanah, atau pada sisa organisme mati. Zygomicota merupakan kelompok utama yang
penting untuk membentuk mikoriza (simbiosis jamur dengan akar tanaman). Salah satu contoh
Zygomycota yang penting adalah Rhizopus stolonifer. Jamur ini biasanya tumbuh pada roti
dan makanan lain (Oetari, 2014)
4.2.2 Kentang
Pada percobaan selanjutnya dilakukan pengamatan morfologi dari kentang segar dan
kentang busuk dengan menggunakan variasi pembesaran pada mikroskop. Pada Kentang yang
masih segar, tidak terlihat adanya bakteri dan hanya terlihat struktur dari sel kentang. Pada
pembesaran 4x, 10x, 40x dan 100x hanya terlihat butir- butir amilum yang berbentuk bulat
tidak beraturan. Sedangkan pada kentang busuk terlihat bahwa bakteri tumbuh di bagian
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri tersebut berkembang biak dengan memanfaatkan
kentang sebagai subtratnya atau sumber makanan, karena kentang merupakan media alami
atau media yang disusun oleh bahan-bahan alami yang mengandung unsur hara yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba, seperti air dan karbohidrat.
30
Hal ini juga menunjukan bahwa sel kentang segar adalah eukariotik, sedangkan sel kentang
busuk termasuk sel prokariotik karena tidak ditemukan inti sel pada bakteri yang ada
(Dwidjoseputro, 1984).
4.2.3 Tempe
Tempe merupakan produk fermentasi dengan jamur Rhizopus sp. Pada pengamatan
tempe segar ditemukan jamur yang sama dengan tempe yang busuk walaupun pada tempe
segar hanya terdapat sedikit jamur. Jamur yang terdapat pada tempe busuk yaitu Zygomycota,
sama seperti jamur yang terdapat pada roti busuk, jamur ini dinamakan Zygomycota karena
membentuk spora istirahat berdinding tebal yang disebut Zigospora. Zygomycota berhabitat di
darat, di tanah, atau pada sisa organisme mati. Zygomicota merupakan kelompok utama yang
penting untuk membentuk mikoriza (simbiosis jamur dengan akar tanaman). Anggota
Zygomycota terutama adalah jamur yang hidup sebagai saprofit. Zygomycota memiliki
miselium yang bercabang banyak dan tidak bersekat-sekat. Hifanya bersifat senositik. Serta
ditemukan hanya pada saat sel bereproduksi. Salah satu contoh Zygomycota yang penting
adalah Rhizopus stolonifer. Jamur ini biasanya tumbuh pada roti dan makanan lain. Oleh
karena pada tempe busuk dan segar memiliki jamur, maka termsuk ke dalam jenis sel
prokariotik yaitu tidak memiliki inti sel (Oetari, 2014).
4.2.4 Bawang Merah
Pada percobaan ini dilihat struktur sel dari bawang merah dengan menggunakan
mikroskop. Sel bawang merah merupakan sel aeukariotik, karena dapat terlihat jelas inti
selnya. Terlihat pada mikroskop struktur dari bawang merah yaitu dinding sel, inti sel,
membran sel dan sitoplasma. Bahan utama penyusun dinding sel berupa zat kayu yaitu
selulosa yang tersusun dari glukosa. Selain selulosa, dinding sel juga mengandung zat lain,
misalnya pektin, hemiselulosa, dan glikoprotein. Pada membran sel , terdiri atas dua lapis,
yaitu membran luar (membran sitosolik) dan membran dalam (membran nukleo-plasmik). Di
antara kedua membran tersebut terdapat ruangan antar membran (perinuklear space) selebar
10 - 15 nm. Pada membran inti terbentuk pori-pori sebagai akibat pertautan antara membran
luar dan membran dalam inti. Pori membran inti dikelilingi oleh bentukan semacam cincin
(anulus) yang bersama-sama dengan pori membentuk kompleks pori. Bagian dalam cincin
membentuk tonjolan-tonjolan ke arah lumen pori. Pada bagian tengah pori terdapat sumbat
tengah (Harr, 2002).
31