Anda di halaman 1dari 52

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang dan Masalah

Masalah kesehatan ibu dan bayi tidak hanya masalah nasional tetapi

menjadi masalah global yang perlu mendapat prioritas utama, karena sangat

menentukan kualitas sumber daya manusia pada generasi mendatang.

Perhatian terhadap ibu dalam sebuah keluarga perlu mendapat perhatian

khusus karena Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi

bahkan tertinggi di antara negara-negara Association South East Asian Nation

(ASEAN) dimana AKI saat melahirkan tahun 2005 tercatat 228 per 100.000

kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) 34 per 1.000 kelahiran hidup

(SKDI, 2007). Menurut Survei Penduduk (SP) dan Survei Sosial Tingkat

Nasional (Susenas) tahun 2010 dalam profil dinas kesehatan (Dinkes) Propinsi

Jawa Barat 2011, AKI di Propinsi Jawa Barat sebesar lebih dari 700 kasus per

600.000 kelahiran hidup.

Upaya menurunkan AKI pada dasarnya mengacu kepada intervensi

strategis Empat Pilar Safe Motherhood, dimana salah satunya yaitu akses

terhadap pelayanan pemeriksaan kehamilan yang mutunya masih perlu

ditingkatkan terus. Pemeriksaan kehamilan yang baik dan tersedianya fasilitas

rujukan bagi kasus risiko tinggi dapat menurunkan angka kematian ibu.
2

Petugas kesehatan seyogyanya dapat mengidentifikasi faktor-faktor risiko

yang berhubungan dengan usia, paritas, riwayat kehamilan yang buruk, dan

perdarahan selama kehamilan. Kematian ibu juga diwarnai oleh hal-hal

nonteknis yang masuk kategori penyebab mendasar, seperti taraf pengetahuan,

sikap, dan perilaku ibu hamil yang masih rendah, serta melewati pentingnya

pemeriksaan kehamilan dengan melihat angka kunjungan pemeriksaan

kehamilan (K4) yang masih kurang dari standar acuan nasional

(Prawirohardjo, 2002).

Berdasarkan uraian di atas peneliti bermaksud untuk meneliti tentang

hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap perilaku

kunjungan pemeriksaan kehamilan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, permasalahan yang

timbul dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah hubungan antara tingkat

pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap perilaku kunjungan pemeriksaan

kehamilan di Puskesmas Majasem ?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan

pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap perilaku kunjungan

pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Majasem.


3

1.3.2. Tujuan khusus

1. Menganalisis tingkat pengetahuan ibu tentang pemeriksaan kehamilan.

2. Menganalisis sikap ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan.

3. Menganalisis hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap

perilaku kunjungan pemeriksaan kehamilan.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1.4.1. Bagi peneliti

Untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan peneliti tentang

hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap perilaku

kunjungan pemeriksaan kehamilan.

1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat menambah bahan bacaan dan bisa sebagai data

untuk penelitian selanjutnya.

1.4.3. Bagi Puskesmas Majasem

Memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan khususnya di

Puskesmas Majasem bagian Poli KIA/KB dalam rangka mendukung upaya

peningkatan kunjungan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya.


4

1.5. Orisinalitas

Tabel 1. Orisinalitas

Peneliti Judul Desain Penelitian, Hasil


Tahun
Wiwin Gambaran keteraturan Non Hasil penelitian tentang
Fidiawati pemeriksaan kehamilan ditinjau probability sampling keteraturan pemeriksaan
Rahayu dari tingkat pengetahuan dan dengan kehamilan menunjukkan bahwa
pekerjaan ibu hamil di RSIA Nyai teknik consecutive dari 48 responden, sebagian besar
Ageng Pinatih Gresik sampling, 2011 (58,33%) melakukan
pemeriksaan secara tidak teratur.
Hampir setengahnya (47,92%)
mempunyai pengetahuan cukup,
sebagian besar (58,33%) bekerja
dibidang swasta. Responden yang
memeriksakan kehamilannya
secara tidak teratur sebagian
besar (53,6%) mempunyai
pengetahuan cukup dan sebagian
besar (64,3%) bekerja.
Nur Islami Hubungan tingkat pengetahuan Cross sectional Hasil penelitian didapatkan
Dewi dan sikap tentang antenatal care dengan teknik cluster bahwa paling banyak responden
dengan keteraturan kunjungan sampling, 2008 memiliki
antenatal care pada ibu tingkat pengetahuan cukup
postpartum di posyandu wilayah (50,7%), sikap positif (89,6%)
kerja Puskesmas Arjowinangun serta kunjungan ANC
Kota Malang yang teratur (53,7%). Dari uji
analisa menunjukkan ada
hubungan tingkat
pengetahuan tentang ANC
dengan keteraturan ANC dengan
nilai p value 0,000
dan rho=0,444. Dan juga
didapatkan hubungan antara sikap
tentang ANC
dengan keteraturan ANC dengan
nilai p value 0,002 dan
rho=0,368..
5

Husaimah Hubungan pengetahuan ibu hamil Cross Sectional Hasil penelitian menunjukkan
tentang antenatal care dengan dengan teknik simple pengetahuan responden dalam
keteraturan antenatal care di random sampling, kategori
Polindes Banjar Timur 2012 berpengetahuan cukup sebagian
Kecamatan Gapura Kabupaten besar responden (56%) teratur
Sumenep ANC dan sebagian
besar responden (61,1%) teratur
ANC. Hasil Uji Mann Whitney
didapat hasil =
0,002 < ( = 0,05)

Dari tabel di atas dapat di simpulkan bahwa perbedaan antara penelitian terdahulu

dengan penelitian sekarang adalah :

1. Waktu
Penelitian terdahulu dengan penelitian kali ini ada perbedaan waktu.
2. Lokasi penelitian.
Lokasi penelitian terdahulu di lakukan di luar Kota Cirebon sedangkan

penelitian kali ini di Kota Cirebon.

BAB II
6

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PENGETAHUAN

Notoatmodjo ( 2003 ) mendefinisikan pengetahuan merupakan hasil dari

tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu

objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan, dan perabaan. Dan sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui penglihatan dan pendengaran.

Hanya sedikit yang diperoleh melalui penciuman, perasaan, dan perabaan.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam bentuk

tindakan seseorang (overt behavior).

Tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif terdapat 6 tingkatan yaitu :

1. Tahu (Know)

Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Contoh : dapat menyebutkan tanda-tanda

kehamilan.

2. Memahami (Comprehension)
7

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat mengintepretasikan materi

tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus

dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan

sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan

mengapa ibu hamil harus memeriksakan kehamilannya ke petugas kesehatan

sejak dini.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi real ( sebenarnya ). Aplikasi di sini

dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaaan hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya

dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah di dalam

pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur

organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan

analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat

menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan, dan sebagainya.

5. Sintetis (Synthetis)
8

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat

merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya

terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-

kriteria yang telah ada. Misalnya, dapat menafsirkan sebab-sebab ibu hamil

tidak mau memeriksakan kehamilannya (Notoatmodjo, 2003).

Tabel 2. Tingkatan Pengetahuan

Tingkatan

Tahu Memahami Aplikasi Analisis Sintetis Evaluasi

Pengetahuan
Kurang + +
Cukup + + + +
Baik + + + + + +

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa seseorang yang dikatakan memiliki

pengetahuan kurang apabila seseorang tersebut baru sekedar tahu dan

memahami saja, sedangkan seseorang yang memiliki pengetahuan cukup

cenderung memiliki bukan hanya sekedar tahu dan memahami tetapi juga sudah
9

bisa mengaplikasi dan menganalisis, dan seseorang dikatakan memiliki

pengetahuan yang baik apabila sudah mencapai tingkatan/tahapan sintetis dan

evaluasi.

Oleh karena itu pengetahuan / kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Karena dari pengalaman

dan penelitian ternyata perilaku didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 1997 ).

2.2. SIKAP

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat langsung

tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap

secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus

tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat

emosional terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo, 2003).

Sikap juga merupakan evaluasi atau reaksi perasaan mendukung atau

memihak (favorable) maupun perasaan tidak memihak (unfavorable) pada objek

tertentu (Azwar, 2003).

Komponen Pokok Sikap (Notoatmodjo, 2003)

Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3

komponen pokok yaitu :

1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).


10

Ketiga componen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total

attitude). Dalam Penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan,

dan emosi memegang peranan penting.

Berbagai Tingkatan Sikap yakni : (Notoatmodjo, 2003)

1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek). Misalnya : sikap ibu hamil terhadap

pemeriksaan kehamilan dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu

terhadap penyuluhan tentang pentingya memeriksakan kehamilan sejak dini.

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan meyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu

usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan,

terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang

menerima ide tersebut.

3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya : seorang ibu hamil

yang mengajak ibu hamil yang lain ( tetangganya, saudaranya, dan sebagainya )

untuk pergi memeriksakan kehamilan ke puskesmas adalah bukti bahwa si ibu

tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap pemeriksaan kehamilan.

4. Bertanggung jawab (responsible)


11

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya, seorang ibu mau

menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tantangan dari mertua atau orang

tuanya sendiri.

Tabel 3, Tingkatan Sikap

Tingkatan Menerima Merespon Menghargai Bertanggung jawab

Sikap
Tidak Setuju + +

Setuju + + + +
.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa seseorang yang memiliki sikap tidak

setuju cenderung memiliki tingkatan hanya sebatas menerima dan merespon

saja, sedangkan seseorang dikatakan telah memiliki sikap yang setuju yaitu

bukan hanya memiliki tingkatan menerima dan merespon tetapi sudah mencapai

tingkatan menghargai atau bertanggung jawab.

Sikap yang ditujukan seseorang merupakan bentuk respon batin dari

stimulus yang berupa materi atau obyek di luar subyek yang menimbulkan

pengetahuan berupa subyek yang selanjutnya menimbulkan respon batin dalam

bentuk sikap si subyek terhadap yang diketahuinya itu. (Notoatmodjo, 1997)

Pengetahuan dan faktor lain seperti berfikir, keyakinan dan emosi memegang

peranan penting dalam penentuan sikap yang utuh.

2.3. PEMERIKSAAN KEHAMILAN

2.3.1. Pengertian Pemeriksaan Kehamilan


12

Menurut Prawiroharjo (2002) Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan

terhadap ibu hamil dengan mempersiapkan sebaik-baiknya fisik dan mental ibu

dalam kehamilan, persalinan dan post partum sehingga selalu dalam keadaan

sehat dan normal.

Kriteria kehamilan normal yaitu ibu sehat, tidak ada riwayat obstetri

buruk, ukuran uterus sama/sesuai usia kehamilan, pemeriksaan fisik dan

laboratorium normal. Sedangkan kehamilan dengan masalah kesehatan seperti

hipertensi, anemia berat, preeklampsi, pertumbuhan janin terhambat, infeksi

saluran kemih, penyakit kelamin, dan kondisi lain yang dapat memburuk selama

kehamilan.

Oleh karena itu pelayanan / asuhan pemeriksaan kehamilan merupakan

cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan

mendeteksi sedini mungkin bila ada kelainan pada ibu hamil (Saifudin, et.al,

2002).

Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini

mungkin semenjak ibu merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan atau

asuhan pemeriksaan kehamilan (Saifudin, et.al, 2002).

2.3.2. Tujuan Asuhan Pemeriksaan Kehamilan


13

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang janin.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial

bayi.

3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara

umum, kebidanan dan pembedahan.

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu

maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

eksklusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi

agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal (Saifudin, et.al, 2002).

Sedangkan tujuan utama pelayanan pemeriksaan kehamilan di indonesia

adalah untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.

2.3.3. Pelaksana Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan

Sebagai pelaksanaan pelayanan pemeriksaan kehamilan terdiri atas :

1. Tenaga medis meliputi dokter umum dan dokter spesialis obstetri dan

ginekologi

2. Tenaga perawatan meliputi : Bidan, Perawat, Perawat mahir bidan (Depkes

RI, 1997).

2.3.4. Lokasi Pelayanan Pemeriksaan kehamilan


14

Tempat pemberian pelayanan pemeriksaan kehamilan dapat bersifat statis

dan aktif meliputi :

1. Puskesmas

2. Puskesmas pembantu

3. Pondok bersalin desa

4. Posyandu

5. Rumah penduduk ( pada kunjungan rumah kegiatan puskesmas )

6. Rumah sakit pemerintah atau swasta

7. Rumah sakit bersalin

8. Tempat praktik swasta (bidan, dokter) (Depkes RI, 1997).

2.3.5. Pelaksanaan Pelayanan Pemeriksaan kehamilan

Terdapat enam standar dalam standar pelayan pemeriksaan kehamilan

seperti berikut ini :

1. Standar 3 : Identifikasi ibu hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan

masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan

memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu

untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.

2. Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal


15

Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan

meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama

untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal.

3. Standar 5 : Palpasi Abdominal

Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan

melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan; serta bila

umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin

dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari

kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

4. Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegah, penemuan, penanganan, dan atau

rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

5. Standar 7 : Pengelolaan dini Hipertensi pada kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada

kehamilan dan mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

6. Standar 8 : Persiapan Persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta

keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan

persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan

akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan persalinan yang

bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan


16

dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk

merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat (Depkes RI, 2001).

2.3.6 Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan

Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dan petugas

kesehatan yang memberi pelayanan antenatal untuk mendapatkan

pemeriksaan kehamilan. Istilah kunjungan tidak mengandung arti bahwa

selalu ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan, tetapi dapat juga

sebaliknya yaitu ibu hamil yang dikunjungi petugas kesehatan dirumahnya

atau di posyandu. Ibu hamil tersebut harus sering dikunjungi jika terdapat

masalah, dan ia hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan

bilamana ia merasakan tanda-tanda bahaya atau jika ia khawatir (Saifudin

et.al, 2002).

Setiap ibu hamil menghadapi risiko komplikasi yang bisa mengancam

jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat

kali kunjungan selama periode antenatal.

1. Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu)

2. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28)

3. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 minggu

dan sesudah minggu ke 36).

Pada setiap kali kunjungan antenatal tersebut, perlu didapatkan informasi

yang sangat penting yaitu :


17

1. Kunjungan trimester pertama

1) Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan

dan ibu hamil.

2) Mendeteksi masalah dan menanganinya

3) Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum,

anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktik tradisional yang

merugikan. Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk

menghadapi komplikasi. Mendorong perilaku yang sehat (gizi,

latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya).

2. Kunjungan trimester kedua

Informasi yang penting pada trimester kedua sama dengan trimester

pertama hanya ditambah kewaspadaan khusus mengenai pre-eklamsia

( tanya ibu tentang gejala-gejala preeklamsia, pantau tekanan darah,

evaluasi edema, periksa untuk mengetahui proteinuria).

3. Kunjungan trimester ketiga antara 28-36 minggu

Sama seperti pada trimester kedua hanya ditambah dengan palpasi

abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda.

4. Trimester ketiga setelah 36 minggu

Sama seperti pada trimester pertama, kedua, ketiga dan ditambah dengan

deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan

kelahiran di rumah sakit (Saifudin, et.al, 2006).


18

Untuk mendapatkan semua informasi yang diperlukan, sehubungan

dengan hal-hal di atas petugas kesehatan akan memberikan asuhan antenatal

yang baik dengan langkah-langkah seperti berikut :

1. Sapa ibu ( dan juga keluarganya ) dan membuatnya merasa nyaman.

2. Mendapatkan riwayat kehamilan ibu dan mnedengarkan dengan teliti apa

yang diceritakan oleh ibu.

3. Melakukan pemeriksaan fisik, seperlunya saja.

4. Melakukan pemeriksaan laboratorium

5. Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan laboratorium untuk menilai

apakah kehamilannya normal : tekanan darah di bawah 140/90mmHg,

edema hanya pada ekstremitas, tinggi fundus dalam cm atau menggunakan

jari-jari tangan sesuai dengan usia kehamilan, denyut jantung janin 120

sampai 160 denyut per menit, gerakan jantung janin setelah 18 20

minggu hingga melahirkan.

6. Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan

kemungkinan keadaan darurat : bekerja sama dengan ibu, keluarganya,

serta masyarakat untuk mempersiapkan rencana kelahiran, termasuk:

mengidentifikasi penolong dan tempat bersalin, serta perencanaan

tabungan untuk mempersiapkan biaya persalinan. Bekerja sama dengan

ibu, keluarganya dan masyarakat untuk mempersiapkan rencana jika

terjadi komplikasi, termasuk: mengidentifikasi kemana harus pergi dan

transportasi untuk mencapai tempat tersebut, mempersiapkan donor darah,


19

mengadakan persiapan finansial, mengidentifikasi pembuat keputusan

kedua jika pembuat keputusan pertama tidak ada di tempat

7. Memberikan konseling :

1) Gizi: peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori per hari,

mengonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi, minum

cukup cairan (menu seimbang).

2) Latihan: normal tidak berlebihan, istirahat jika lelah.

3) Perubahan fisiologi: tambah berat badan, perubahan pada

payudara, tingkat tenaga yang bisa menurun, mual selama triwulan

pertama, rasa panas, atau varises, hubungan suami istri boleh

dilanjutkan selama kehamilan (dianjurkan memakai kondom).

4) Menasihati ibu untuk mencari pertolongan segera jika ia

mendapatkan tanda-tanda bahaya berikut; perdarahan vaginam,

sakit kepala lebih dari biasa, gangguan penglihatan, pembengkakan

pada wajah/tangan, nyeri abdomen/epigastrik, janin tidak bergerak

sebanyak biasanya.

5) Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang bersih dan

aman di rumah: sabun dan air, handuk dan selimut bersih untuk

bayi, makanan dan minuman untuk ibu selama persalinan,

mendiskusikan praktik-praktik tradisional posisi melahirkan,

mengidentifikasi siapa yang dapat membantu bidan selama

kehamilan.
20

6) Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah

payudara, daerah genitalia,) dengan cara dibersihkan dan

dikeringkan. Menjelaskan cara merawat payudara terutama pada

ibu yang mempunyai puting susu rata atau masuk ke dalam.

Dilakukan 2 kali sehari selama 5 menit.

8. Memberikan zat besi 90 hari mulai minggu ke 20

9. Memberikan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) 0,5 cc, jika sebelumnya telah

mendapatkan.

10. Menjadwalkan kunjungan berikutnya.

11. Mendokumenkan kunjungan tersebut (Saifudin, et.al, 2006).

Kebiasaan yang tidak perlu dilakukan

Tabel 4, Kebiasaan Ibu Hamil

Kebiasaan Keterangan
Mengurangi garam untuk mencegah Hipertensi bukan karena retensi garam

preeklampsia
Membatasi hubungan seksual untuk Dianjurkan untuk memakai kondom agar

mencegah abortus dan kelahiran semen (mengandung prostaglandin) tidak

prematur merangsang kontraksi uterus


Pemberian kalsium untuk mencegah Kram pada kaki bukan semata-mata

kram pada kaki disebabkan oleh kekurangan kalsium


Membatasi makan dan minum untuk Bayi besar disebabkan oleh gangguan

mencegah bayi besar metabolisme pada ibu seperti diabetes

melitus
Sumber : Saifudin, et.al, 2006

BAB III

KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS


21

3.1. KERANGKA TEORI

Pengetahuan ibu hamil


yang baik

Ketersediaan tenaga
Angka kesehatan, fasilitas atau Menurunkan
Perilaku
kematian sarana-sarana kesehatan angka
kunjungan
ibu dan seperti puskesmas, pemeriksaan kematian
bayi yang obat-obatan, peralatan kehamilan ibu dan bayi
tinggi kesehatan yang baik. yang tinggi

Sikap Ibu Hamil


yang setuju

Dari kerangka teori diturunkan kerangka konsep berupa hubungan pengetahuan

dan sikap ibu hamil terhadap perilaku kunjungan pemeriksaan kehamilan.

3.2. KERANGKA KONSEP

Variabel independent Variabel dependent

1. Pengetahuan Perilaku Kunjungan


2. Sikap Pemeriksaan
Kehamilan.
22

3.3. HIPOTESIS PENELITIAN

1. Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil terhadap perilaku kunjungan

pemeriksaan kehamilan.

2. Ada hubungan antara sikap ibu hamil terhadap perilaku kunjungan

pemeriksaan kehamilan.

3. Ada hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap perilaku

kunjungan pemeriksaan kehamilan.

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN
23

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan

cross sectional dimana pengukuran pengambilan variabel dilakukan pada satu saat

yang bersamaan (Notoadmodjo, 2002).

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2012 20

April 2012. Tempat penelitian yaitu di Puskesmas Majasem.

4.3. Subyek Penelitian

4.3.1. Populasi

1. Populasi target
Populasi target dalam penelitian ini adalah ibu hamil di Kelurahan

Karyamulya.
2. Populasi terjangkau
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang berkunjung

ke Puskesmas Majasem.

4.3.2. Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Consecutive Sampling, yaitu

pemilihan sample dari semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria

pemilihan sampai jumlah subyek terpenuhi. (Saryono, 2008). Subyek (ibu hamil)

dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang memenuhi kriteria inklusi.
24

4.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Adapun kriteria inklusi subyek dalam penelitian ini ditetapkan sebagai berikut:

1. Ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas Majasem dan bersedia

menjadi responden

2. Ibu hamil dengan kehamilan normal

3. Ibu hamil trimester ketiga

Sedangkan Kriteria Eksklusinya adalah :

1. Ibu hamil yang berada di luar wilayah kerja Puskesmas Majasem.

2. Ibu hamil dengan hipertensi

3. Ibu hamil dengan anemia berat

4. Ibu hamil dengan preeklampsia

5. Ibu hamil dengan pertumbuhan janin terhambat

6. Ibu hamil dengan infeksi saluran kemih

7. Ibu hamil dengan penyakit kelamin, dan

8. Ibu hamil dengan kondisi lain yang dapat memburuk selama kehamilan.

Hal ini dapat merancukan data penelitian dikarenakan kemungkinan

responden ibu hamil hanya datang ke puskesmas bukan untuk kunjungan

pemeriksaan kehamilan melainkan untuk berobat.

4.5. Variabel Penelitian

4.5.1. Variabel Bebas (Independent variable)

1. Tingkat pengetahuan tentang pemeriksaan kehamilan.


25

2. Sikap tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan.

4.5.2. Variabel Terikat (Dependent variable)

1. Perilaku kunjungan pemeriksaan kehamilan.

4.6. Definisi Operasional

Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian dan agar penelitian tidak

menjadi terlalu luas maka dibuat definisi operasional sebagai berikut :

Tabel 5, Definisi Operasional

Variabel Definsi Cara ukur Alat ukur Hasil Skala


Pengetahuan Sebagai suatu hasil Wawancara Kuesioner Baik (76 %-100 %) Ordinal
ibu hamil dari tahu yang terjadi
setelah seseorang Cukup (56 % - 75 %)
melakukan
penginderaan Kurang (40 % - 55
terhadap suatu objek %).
tertentu, melalui ( Arikunto, 1998 )
indera pnglihatan,
pendengaran,
penciuman, perasaan,
dan perabaan.
( Arikunto, 1998 )

Sikap ibu Respon penilaian Wawancara Kuesioner Pernyataan positif Likert


hamil pribadi tentang diberi nilai sebagai
perasaan, pemikiran, berikut:
dan kecenderungan 1. Setuju: nilai 3
untuk bertindak 2. Tidak setuju: nilai
terhadap pemeriksaan 2
kehamilan, yang Pernyataan negatif
diwujudkan dalam diberi nilai sebagai
bentuk persetujuan. berikut:
(Azwar, 2003) 1. Setuju: nilai 2
2. Tidak setuju: nilai
3
(Azwar, 2003)
26

Perilaku Banyaknya kontak Wawancara Kuesioner Tinggi: Kunjungan Nominal


kunjungan ibu hamil dengan lebih dari 4 kali
kehamilan petugas dalam
kehamilannya saat Rendah: Kunjungan
ini. kurang dari 4 kali.
( Prawirohardjo, 2002 ( Prawirohardjo,
) 2002 )

4.7. Cara Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1. Pengumpulan data dilakukan pada saat penelitian tanggal 22 Maret 2012 -

20 April 2012 selama kurang lebih satu bulan tiap hari pelayanan

antenatal care yaitu hari senin - kamis pukul 8.00 12.00 WIB

2. Data yang diperoleh yaitu dari Data Primer yaitu data yang didapatkan

dengan menggunakan kuisioner pada ibu hamil. Sebelum pengisian

kuisioner peneliti memberikan petunjuk dalam pengisian kuisioner serta

mengadakan pengawasan dan penjelasan kembali bila responden

mengalami kesulitan dan hal hal yang kurang jelas.

4.8. Pengolahan dan Analisis Data

Data diolah dengan alat bantu perangkat komputer software SPSS for

windows versi 20. Untuk analisis data digunakan analisis data univariat dan

analisis data bivariat. Untuk mengetahui keeratan suatu hubungan antara

variabel dependen satu dengan variabel dependen yang lain terhadap variabel
27

independen maka dipakai rumus Koefisien Kontingensi (Contingency

Coefficient)

4.9. Etika Penelitian

1. Informed Consent

Sebelum melakukan penelitian maka akan diedarkan lembar persetujuan

untuk menjadi responden, dengan tujuan agar subyek mengerti maksud

dan tujuan penelitian, serta mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia,

maka responden harus menanda tangani lembar persetujuan dan jika

responden bersedia maka peneliti harus menghormati hak pasien.

2. Anonymity (tanpa nama)

Menjelaskan bentuk alat ukur dengan tidak perlu mencantumkan nama

pada lembar pengumpulan data, hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data.

3. Confidentiality

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil

riset.

4.10. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti adalah:

1. Keterbatasan waktu.

2. Sulitnya mendapatkan subyeknya selama penelitian berlangsung.


28

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil
29

Penelitian tentang Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil terhadap

Perilaku Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan di Puskesmas Majasem Kota

Cirebon yang telah dilakukankan pada tanggal 22 Maret 2012 20 April

2012. Dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu Consecutive

Sampling, yaitu pemilihan sample dengan menetapkan subyek yang

memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun

waktu tertentu, sehingga jumlah responden dapat terpenuhi. Sehingga

diperoleh jumlah sampel penelitian yaitu sebanyak 43 responden.

5.1.1 Karakteristik Responden

Tabel 6. Distribusi Responden Menurut Usia Kehamilan.

Tabel 6, di atas menunjukkan bahwa kelompok usia kehamilan

>32 minggu sebanyak 26 (60,4%) dan kelompok usia kehamilan <32

minggu sebanyak 17 (39,65).

Tabel 7. Distribusi Responden Menurut Usia Ibu


30

Tabel 7, di atas menunjukkan bahwa proporsi umur responden

yang paling banyak pada kelompok usia 20 35 tahun yaitu 38

orang (88,3%). Pada ibu hamil yang memiliki faktor resiko

kehamilan, usia responden yang paling banyak adalah <20 tahun,

yaitu 4 orang (9,3%).

5.1.2. Demografi Wilayah Penelitian

Puskesmas Majasem sebagai Unit Pelaksana Teknis dibawah Dinas

Kesehatan Kota Cirebon yang menempati area tanah seluas 650.M2

dengan luas bangunan gedung 350. M2 dan berlokasi sangat Strategis di

Jl Perjuangan no. 49-50, Karya Mulya Kota Cirebon mempermudah

masyarakat untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah

Kecamatan Karyamulya Kota Cirebon. Jumlah penduduk diwilayah

kerja Puskesmas Majasem sebanyak 23.502 jiwa yang terbagi di 18

RW, dimana RW 08 dan 09 yang menempati posisi penduduk

terbanyak.

Lokasi Puskesmas mudah dijangkau dengan kendaraan umum

dengan batas wilayah :

a. Sebelah Utara : Desa Kalikoa Kabupaten Cirebon

b. Sebelah Selatan : Kelurahan Harjamuki

c. Sebelah Timur : Kelurahan Harjamukti

d. Sebelah Barat : Desa Kepompongan Kabupaten Cirebon


31

Terutama di bidang Kesehatan Ibu dan Anak, Puskesmas Majasem

memberikan pelayanan berupa pemeriksaan anak, imunisasi,

pemeriksaan kehamilan, pemasangan KB. Pada bidang Kesehatan Ibu

dan Anak, Puskesmas Majasem memiliki 7 orang bidan dan dibantu

oleh 3 ahli medis lain (Profil Puskesmas Majasem, 2011).

Tabel 8. Data Kunjungan Kehamilan di Poli KIA Puskesmas Majasem

Kunjungan Tahun
2009 2010 2011
Kunjungan Baru 49 74 54
Kunjungan Lama 132 161 151
Total Kunjungan 181 235 205

5.1.3 Analisis Variabel


Diskripsi variabel penelitian ditunjukkan dari hasil distribusi

frekuensi dari masing-masing variabel penelitian. Pengelompokan ini

bertujuan untuk mengetahui hubungan dari masing-masing variabel

yang akan diteliti dengan kejadian tuberkulosis paru pada Balita yang

dianalisis dengan menggunakan 2 tahap yaitu tahap pertama

menggunakan analisis univariat, kemudian tahap kedua dicari

hubungannya dengan Perilaku kunjungan pemeriksaan kehamilan

dengan menggunakan analisis bivariat.

A. Analisis Univariat
1. Gambaran pengetahuan ibu hamil menunjukkan bahwa

pengetahuan baik paling banyak yaitu 22 responden (51,2%).


2. Gambaran untuk sikap ibu hamil menunjukkan bahwa sikap yang

setuju sebanyak 18 responden (41,9%)


32

3. Gambaran Perilaku Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan dari

seluruh sampel dapat diketahui bahwa, dari 43 sampel, hanya 11

responden (25,5 %) perilaku kunjungan pemeriksaan kehamilan

yang rendah. Sedangkan 33 responden (74,5 %) perilaku kunjungan

pemeriksaan kehamilan yang tinggi.

B. Bivariat

1. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil terhadap Perilaku

Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan

Dari hasil analisis bivariat diperoleh bahwa hasil perhitungan dan

uji statistik chi squere menggunakan SPSS 20 diperoleh nilai 2hitung

sebesar 11711 dan p-value 0,001 Dengan a = 5%, maka p-value <

a sehingga H0 ditolak dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat

hubungan yang bermakna secara statistik antara Pengetahuan Ibu

Hamil dengan Perilaku Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan..

2. Hubungan Sikap Ibu Hamil terhadap Perilaku Kunjungan

Pemeriksaan Kehamilan

Dari hasil analisis bivariat diperoleh bahwa hasil perhitungan dan

uji statistik chi squere menggunakan SPSS 20 diperoleh nilai 2hitung

sebesar 7382 dan p-value 0,007 Dengan a = 5%, maka p-value < a

sehingga H0 ditolak dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat


33

hubungan yang bermakna secara statistik antara Sikap Ibu Hamil

dengan Perilaku Kunjungan Kehamilan.

3. Uji Korelasi Variabel Independen terhadap Variabel Dependen

Dari hasil analisa bivariat analitik dengan menggunakan uji

korelasi Contingency Coefficient pada hubungan variabel-variabel

independen terhadap variabel dependen diperoleh hasil bahwa

sikap ibu hamil (variabel independen) memiliki korelasi kuat

terhadap perilaku kunjungan pemeriksaan kehamilan (variabel

dependen), dengan nilai c = 0,414.

Kedua yaitu pengetahuan ibu hamil (variabel independen)

memiliki korelasi cukup kuat terhadap perilaku kunjungan

pemeriksaan kehamilan (variabel dependen), dengan nilai c =

0,367

5.2. Pembahasan

Analisis statistik bivariat menunjukkan bahwa kedua variabel bebas

berhubungan bermakna (p < 0,05) dengan Perilaku Kunjungan Pemeriksaan

Kehamilan.

Dari hasil data penelitian bahwa Tingkat Pengetahuan merupakan faktor

yang berhubungan dengan Perilaku Kunjungan Kehamilan. Analisis bivariat


34

menunjukan bahwa p=0,001 sehingga bermakna, karena P<0,05 dengan

demikian tingkat pengetahuan yang kurang merupakan salah satu penyebab

kurangnya kesadaran ibu hamil terhadap pemeriksaan kehamilan, sama seperti

penelitian yang dilakukan oleh Nur Islami Dewi (2008) dengan hasil penelitian

ada hubungan tingkat pengetahuan tentang ANC dengan keteraturan ANC

dengan nilai p value 0,000 dan rho=0,444. Menurut Notoatmodjo (1997) bahwa

seseorang yang dikatakan memiliki pengetahuan kurang apabila seseorang

tersebut baru sekedar tahu dan memahami saja, sedangkan seseorang yang

memiliki pengetahuan cukup cenderung memiliki bukan hanya sekedar tahu

dan memahami tetapi juga sudah bisa mengaplikasi dan menganalisis, dan

seseorang dikatakan memiliki pengetahuan yang baik apabila sudah mencapai

tingkatan/tahapan sintetis dan evaluasi.

Penelitian mengenai Sikap Ibu Hamil terhadap Perilaku Kujungan

Kehamilan memiliki hubungan yg cukup erat dengan nilai c = 0,414, hasil

analisis bivariat sikap ibu hamil menunjukan bahwa p=0,007 sehingga

bermakna, karena p<0,05. Nur Islami Dewi (2008) melakukan peneltian dengan

hasil didapatkan hubungan antara sikap tentang ANC dengan keteraturan ANC

dengan nilai p value 0,002 dan rho=0,368. Menurut Notoatmodjo (1997) bahwa

seseorang yang memiliki sikap tidak setuju cenderung memiliki tingkatan

hanya sebatas menerima dan merespon saja, sedangkan seseorang dikatakan

telah memiliki sikap yang setuju yaitu bukan hanya memiliki tingkatan

menerima dan merespon tetapi sudah mencapai tingkatan menghargai atau

bertanggung jawab.
35

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dibuat beberapa kesimpulan antara lain

sebagai berikut :
36

1. Pengetahuan ibu hamil tentang perilaku kunjungan pemeriksaan

kehamilan sebagian besar (55,8%) responden mempunyai pengetahuan

yang baik.

2. Sikap ibu hamil tentang perilaku kunjungan pemeriksaan kehamilan

sebagian besar (51,9%) responden mempunyai sikap yang tidak setuju.

3. Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil, sikap ibu hamil terhadap

perilaku kunjungan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Majasem.

4. Hubungan yang paling erat adalah sikap ibu hamil terhadap perilaku

kunjungan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Majasem.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka penulis ingin memberikan saran antara lain:

1. Bagi Puskesmas, pemberian informasi agar tidak hanya ditujukan pada ibu

hamil saja, akan tetapi ditujukan mulai dari kepada remaja-remaja tentang

pendidikan seks (sex education), keluarga, masyarakat, kader-kader

kesehatan.

2. Bagi ibu hamil, perlu pemeriksaan kehamilan secara rutin agar kondisi ibu

dan janin yang dikandung berada pada kondisi yang sehat.

3. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan, perlu diadakan penelitian selanjutnya

agar dapat meneliti faktor-faktor lain yang berhubungan dengan perilaku

kunjungan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Majasem serta

menambah jumlah responden penelitian sehingga didapatkan hasil yang

lebih akurat.
37

DAFTAR PUSTAKA
38

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta.

Jakarta.

Arikunto, S. 2002. Manajemen Penelitian. Jakarta.

Azwar, S. 2003. Sikap manusia teori dan pengukurannya. Pustaka pelajar.

Yogyakarta.

Depkes RI. 1997. Pedoman Teknis Terpadu Audit Maternal Perinatal di Tingkat

Dati II . Jakarta

Depkes RI. 1997. Pedoman Pelayanan Antenatal di Tingkat Pelayanan Dasar.

Jakarta

Depkes RI. 1998. Upaya Akselerasi Penurunan AKI. Jakarta.

Depkes RI. 2002. Standar Acuan Pemeriksaan Kehamilan. Jakarta.

Depkes RI. 2004. Data Standar Pelayanan Minimal Provinsi menurut Kabupaten.

Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo., Sarwono, Solita. 1985. Pengantar Ilmu Perilaku

Kesehatan. BPKM FKM UI. Jakarta .

Notoatmodjo, Soekidjo.1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo.2002. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.

Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo.2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.

Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo.2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Rineka

Cipta. Jakarta.
39

Prawirohardjo, S. 2002. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta. 991

halaman

Prawirohardjo, S. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta..

Prawirohardjo, S. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka.

Saryono. 2009. Metodologi Penelitian Kesehatan. Mitra Cendikia. Yogyakarta

Sastroasmoro, S. 1995. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Binarupa

Aksara. Jakarta.

LAMPIRAN

Lampiran 1

Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan


(Informed Consent)
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN
40

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Usia :
Dengan sesungguhnya menyatakan bahwa :

Setelah memperoleh penjelasan mengenai pemeriksaan kehamilan serta


memahami tujuan, kegunaan dan risiko yang mungkin timbul dalam penelitian
yang berjudul :

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL


TERHADAP PERILAKU KUNJUNGAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN
DI PUSKESMAS MAJASEM

Maka saya setuju untuk ikut serta menjadi subjek dalam penelitian dan bersedia
berperan serta dengan mematuhi semua ketentuan yang berlaku dalam penelitian
tersebut di atas.

Mengetahui, Cirebon, 2012


Pelaksana penelitian Yang menyatakan,

( Stefanus Trissanto ) (.)


Lampiran II

LEMBAR KUESIONER
A. IDENTIFIKASI RESPONDEN
1. Nama Responden :

2. Umur Responden :

3. Alamat Responden :
41

4. Umur Kehamilan :

B. PERTANYAAN PENGETAHUAN IBU HAMIL


1. Berapa umur wanita yang memiliki risiko tinggi untuk hamil ?
a. <20 tahun dan >35 tahun
b. 20 35 tahun
2. Keluhan yang sering terjadi pada ibu hamil muda adalah ?
a. Mual muntah
b. Sakit kepala
3. Sedangkan keluhan yang sering terjadi pada ibu hamil tua adalah ?
a. Lebih sering kencing
b. Bengkak pada kaki
4. Apakah minum pil penambah darah berbahaya dikonsumsi selama kehamilan ?
a. Tidak berbahaya
b. Ya berbahaya
5. Pernyataan dibawah ini yang merupakan tanda tanda kehamilan adalah ?
a. Berhenti Haid
b. Pusing
6. Menurut ibu kapan harusnya seseorang ibu memeriksakan kehamilannya ?
a. Saat tidak mendapat haid
b. Setelah umur kehamilannya besar
7. Apakah dengan mengkonsumsi garam berlebihan dapat menyebabkan darah tinggi ?
a. Tidak berbahaya
b. Ya berbahaya
8. Menurut ibu selama kehamilan berapa kali memeriksakan kehamilannya ?
a. 4 kali
b. < 4 kali
9. Manfaat yang utama dari makanan yang bergizi pada ibu hamil adalah ?
a. Untuk pertumbuhan janin dalam kandungan
b. Mempercepat penyembuhan luka setelah melahirkan
10. Selama kehamilan seorang ibu hamil lebih menjaga kesehatan diri dengan ?
a. Istirahat secukupnya
b. Istirahat sebanyak-banyaknya
11. Menurut ibu pada bulan keberapa perawatan payudara mulai dilakukan ?
a. > 6 Bulan
b. < 6 Bulan
12. Sudah berapa kali ibu memeriksakan kehamilannya sampai dengan saat ini ?
42

a. 4 kali
b. < 4 kali
13. Setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi TT berapa kali
a. 2 kali
b. < 2 kali
14. Bila selama kehamilan ada keluhan yang dirasakan, kemana seharusnya ibu hamil
memeriksakan kehamilannya ?
a. Ke Petugas Medis
b. Ke Petugas Non Medis
15. Pada bulan keberapa sebaiknya ibu hamil mulai berolahraga ringan atau jalan jalan ?
a. < 5 Bulan
b. > 5 Bulan

C. PERNYATAAN SIKAP IBU HAMIL

1. Seorang ibu hamil bila mendapatkan suatu kelainan atau risiko harus segera
memeriksakan dirinya ke Puskesmas terdekat atau ke petugas kesehatan
a. Setuju
b. Tidak setuju
2. Seorang ibu bila mengetahui dirinya tidak mendapatkan haid pada waktunya, maka harus
segera memeriksakan diri ke Puskesmas/petugas kesehatan
a. Setuju
b. Tidak setuju
3. Ketika ibu mulai merasa hamil maka ibu perlu memeriksakan kehamilannya ke
Puskesmas / bidan / tenaga kesehatan :
a. Setuju
b. Tidak setuju
4. Kunjungan pertama kali yang dilakukan oleh ibu ke tenaga kesehatan untuk
memeriksakan kehamilannya dilakukan apabila ibu merasa terlambat haid :
a. Setuju
b. Tidak setuju
5. Kunjungan ibu hamil yang pertama kali dilakukan oleh ibu ke tenaga kesehatan untuk
memeriksakan kehamilannya dilakukan apabila ibu merasa umur kehamilannya sudah 7
bulan ke atas :
a. Setuju
b. Tidak setuju
6. Selama hamil (umur kehamilan dari 1 bulan sampai 9 bulan) sebaiknya ibu
memeriksakan kehamilannya sedikitnya 4 kali :
a. Setuju
b. Tidak setuju
7. Ibu hanya boleh memeriksakan kehamilannya pada usia kehamilan diatas 6 bulan :
43

a. Setuju
b. Tidak setuju
8. Imunisasi TT tidak perlu didapatkan oleh seorang ibu hamil :
a. Setuju
b. Tidak setuju
9. Ibu hamil sebaiknya meminum tablet tambah darah setiap hari :
a. Setuju
b. Tidak setuju
10. Ibu hamil sebaiknya mengonsumsi makanan bergizi dan berserat tinggi :
a. Setuju
b. Tidak setuju
11. Ibu hamil memeriksakan kehamilannya hanya saat kehamilan pertama, untuk kehamilan
berikutnya tidak perlu :
a. Setuju
b. Tidak setuju
12. Ibu hamil tidak perlu mendapatkan informasi tentang kehamilan dari bidan
a. Setuju
b. Tidak setuju
13. Ibu hamil dibolehkan melakukan akivitas seperti biasanya
a. Setuju
b. Tidak setuju
14. Usia <20 dan >35 tahun merupakan resiko tinggi ibu hamil
a. Setuju
b. Tidak setuju
15. Ibu hamil harus banyak meluangkan waktu untuk istirahat
a. Setuju
b. Tidak setuju
16. Ibu hamil harus menjaga kebersihan diri dan lingkungan
a. Setuju
b. Tidak setuju
17. Memiliki banyak anak bukan suatu resiko kehamilan
a. Setuju
b. Tidak setuju
18. Ibu hamil harus mengurangi konsumsi garam
a. Setuju
b. Tidak setuju
19. Bayi besar dikarenakan banyak makan dan minum
a. Setuju
b. Tidak setuju
20. Ibu hamil diperbolehkan hubungan seksual tanpa menggunakan kondom
a. Setuju
44

b. Tidak setuju

LAMPIRAN III

REKAPITULASI DATA

A. PENGETAHUAN IBU HAMIL


45

B. SIKAP IBU HAMIL


46

C. PERILAKU KUNJUNGAN KEHAMILAN


47

LAMPIRAN IV
48

DATA ANALISIS UNIVARIAT SPSS 20

Pengetahuan Ibu Hamil

Between-Subjects Factors

Cukup 18
Pengetahuan
Baik 25

Sikap Ibu Hamil


Between-Subjects Factors

Setuju 19
Sikap Tidak
24
Setuju

Perilaku Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan


Between-Subjects Factors

Rendah 11
Perilaku
Tinggi 32

DATA ANALISIS BIVARIAT SPSS 20


49

Crosstabs
Pengetahuan Ibu Hamil * Perilaku Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan

Crosstab
Count

Kunjungan Total

Rendah Tinggi

Baik 1 22 23
Pengetahuan
Cukup 10 10 20

Total 11 32 43
Case Processing Summary
Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pengetahuan * Kunjungan 43 100.0% 0 0.0% 43 100.0%

Pengetahuan * Kunjungan Crosstabulation

Kunjungan Total

Rendah Tinggi

Count 1 22 23

% within Pengetahuan 4.3% 95.7% 100.0%


Baik
% within Kunjungan 9.1% 68.8% 53.5%

% of Total 2.3% 51.2% 53.5%


Pengetahuan
Count 10 10 20

Cukup % within Pengetahuan 50.0% 50.0% 100.0%

% within Kunjungan 90.9% 31.2% 46.5%

% of Total 23.3% 23.3% 46.5%

Count 11 32 43

Total % within Pengetahuan 25.6% 74.4% 100.0%

% within Kunjungan 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 25.6% 74.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 11.711 1 .001
50

Continuity Correctionb 9.436 1 .002


Likelihood Ratio 12.950 1 .000
Fisher's Exact Test .001 .001
N of Valid Cases 43

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.12.
b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measuresc

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .463 .001


N of Valid Cases 43

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Correlation statistics are available for numeric data only.

Sikap Ibu Hamil * Perilaku Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan

Crosstab
51

Count

Perilaku Total

Rendah Tinggi

Setuju 1 18 19
Sikap
Tidak Setuju 10 14 24
Total 11 32 43

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Sikap * Kunjungan 43 100.0% 0 0.0% 43 100.0%

Sikap * Kunjungan Crosstabulation

Kunjungan Total

Rendah Tinggi

Count 10 14 24

Tidak % within Sikap 41.7% 58.3% 100.0%


Setuju % within Kunjungan 90.9% 43.8% 55.8%

% of Total 23.3% 32.6% 55.8%


Sikap
1 18 19
Count

Setuju % within Sikap 5.3% 94.7% 100.0%

% within Kunjungan 9.1% 56.2% 44.2%

% of Total 2.3% 41.9% 44.2%

11 32 43
Count

Total % within Sikap 25.6% 74.4% 100.0%

% within Kunjungan 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 25.6% 74.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


(2-sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 7.382a 1 .007


b
Continuity Correction 5.594 1 .018
52

Likelihood Ratio 8.466 1 .004


Fisher's Exact Test .012 .007
Linear-by-Linear Association 7.210 1 .007
N of Valid Cases 43

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.86.
b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Asymp. Std. Approx. Tb Approx.


a
Error Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .383 .007


Interval by Interval Pearson's R .414 .112 2.915 .006c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .414 .112 2.915 .006c
N of Valid Cases 43

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.

Anda mungkin juga menyukai