Anda di halaman 1dari 27

Penjelasan Otonomi Daerah

Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Secara harfiah, otonomi daerah berasal dari kata
otonomi dan daerah. Dalam bahasa Yunani, otonomi berasal dari kata autos dan namos.
Autos berarti sendiri dan namos berarti aturan atau undang-undang, sehingga dapat
diartikan sebagai kewenangan untuk mengatur sendiri atau kewenangan untuk membuat
aturan guna mengurus rumah tangga sendiri. Sedangkan daerah adalah kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah.

Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai
implementasi tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara memberikan
daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab, terutama dalam
mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber-sumber potensi yang ada di daerah
masing-masing.

Dasar hukum
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 18 Ayat 1 - 7,
Pasal 18A ayat 1 dan 2 , Pasal 18B ayat 1 dan 2.
Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah,
Pengaturan, pembagian, dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yg Berkeadilan,
serta perimbangan keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka NKRI.
Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/2000 tentang Rekomendasi Kebijakan dalam
Penyelenggaraan Otonomi Daerah.
UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah.
UU No. 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah (Revisi UU No.32 Tahun 2004)

Pelaksanaan
Pelaksanaan otonomi daerah merupakan titik fokus yang penting dalam rangka
memperbaiki kesejahteraan rakyat. Pengembangan suatu daerah dapat disesuaikan oleh
pemerintah daerah dengan potensi dan kekhasan daerah masing-masing.

Otonomi daerah diberlakukan di Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999


tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839). Pada tahun 2004, Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dianggap tidak sesuai lagi
dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan, dan tuntutan penyelenggaraan otonomi
daerah[2] sehingga digantikan dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437). Selanjutnya, Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah hingga saat ini telah
mengalami beberapa kali perubahan, terakhir kali dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844).

Ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi pemerintah daerah untuk membuktikan
kemampuannya dalam melaksanakan kewenangan yang menjadi hak daerah. Maju atau
tidaknya suatu daerah sangat ditentukan oleh kemampuan dan kemauan untuk
melaksanakan yaitu pemerintah daerah. Pemerintah daerah bebas berkreasi dan
berekspresi dalam rangka membangun daerahnya, tentu saja dengan tidak melanggar
ketentuan perundang-undangan.

Tujuan
Adapun tujuan pemberian otonomi daerah adalah sebagai berikut

Peningkatan pelayanan masyarakat yang semakin baik.


Pengembangan kehidupan demokrasi.
Keadilan nasional.
Pemerataan wilayah daerah.
Pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antar daerah
dalam rangka keutuhan NKRI.
Mendorong pemberdayaaan masyarakat.
Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat,
mengembangkan peran dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Secara konseptual, Indonesia dilandasi oleh tiga tujuan utama yang meliputi: tujuan politik,
tujuan administratif dan tujuan ekonomi. Hal yang ingin diwujudkan melalui tujuan politik
dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah upaya untuk mewujudkan demokratisasi politik
melalui partai politik dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Perwujudan tujuan
administratif yang ingin dicapai melalui pelaksanaan otonomi daerah adalah adanya
pembagian urusan pemerintahan antara pusat dan daerah, termasuk sumber keuangan,
serta pembaharuan manajemen birokrasi pemerintahan di daerah. Sedangkan tujuan
ekonomi yang ingin dicapai dalam pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia adalah
terwujudnya peningkatan indeks pembangunan manusia sebagai indikator peningkatan
kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Asas
Desentralisasi

Adalah pemberian wewenang oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk
mengurus urusan daerahnya sendiri
Dekonsentrasi

Adalah pelimpahan wewenang oleh pemerintah pusat kepada alat-alat kelengkapan


pemerintah pusat yang berada di daerah untuk menyelenggarakan urusan tertentu

Tugas pembantuan

Adalah Penugasan sebagian urusan pemerintah pusat atau pemerintah daerah provinsi
kepada daerah kabupaten / kota untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah provinsi

Ciri-ciri
Negara Kesatuan Negara Federal Otonomi daerah
Setiap daerah memiliki Setiap daerah mempunyai Setiap daerah memiliki
perda (dibawah UU) UUD daerah yang tidak perda (dibawah UU)
bertentangan dengan UUD
negara (hukum tersendiri)
Perda terikat dengan UU UUD daerah tidak terikat Perda terikat dengan UU
dengan UU negara
Hanya Presiden/Raja Presiden/Raja berwenang Hanya Presiden/Raja
berwenang mengatur mengatur hukum untuk berwenang mengatur
hukum negara sedangkan kepala hukum
daerah untuk daerah
DPRD (provinsi/negara DPRD (provinsi/negara DPRD (provinsi/negara
bagian/dst) tidak punya hak bagian/dst) punya hak veto bagian/dst) tidak punya hak
veto terhadap UU negara terhadap UU negara yang veto terhadap UU negara
yang disahkan DPR disahkan DPR yang disahkan DPR
Perda dicabut pemerintah Perda dicabut DPR dan DPD Perda dicabut pemerintah
pusat setiap daerah pusat
Sentralisasi Desentralisasi Semi sentralisasi
Bisa interversi dari kebijakan Tidak bisa interversi dari Bisa interversi dari kebijakan
pusat kebijakan pusat pusat
Perjanjian dengan pihak Perjanjian dengan pihak Perjanjian dengan pihak
asing/luar negeri harus asing/luar negeri harus asing/luar negeri harus
melalui pusat melalui pusat melalui pusat
APBN dan APBD tergabung APBD untuk setiap daerah APBN dan APBD tergabung
dan APBN hanya untuk
negara
Pengeluaran APBN dan Pengeluaran APBN dan APBD Pengeluaran APBN dan
APBD dihitung perbandingan dihitung pembagian APBD dihitung perbandingan
Setiap daerah tidak diakui Setiap daerah diakui sebagai Setiap daerah tidak diakui
sebagai negara berdaulat negara berdaulat dan sejajar sebagai negara berdaulat
Daerah diatur pemerintah Daerah harus mandiri Daerah harus mandiri
pusat
Keputusan pemda diatur Keputusan pemda tidak ada Keputusan pemda diatur
pemerintah pusat hubungan dengan pemerintah pusat
pemerintah pusat
Tidak ada perjanjian antar Ada perjanjian antar daerah Tidak ada perjanjian antar
daerah jika SDM/SDA jika SDM/SDA dilibatkan daerah jika SDM/SDA
dilibatkan dilibatkan
Masalah daerah merupakan Masalah daerah merupakan Masalah daerah merupakan
tanggung jawab bersama tanggung jawab pemda tanggung jawab bersama
3 kekuasaan daerah tidak 3 kekuasaan daerah diakui 3 kekuasaan daerah tidak
diakui diakui
Hanya hari libur nasional Hari libur nasional terdiri dari Hanya hari libur nasional
diakui pusat dan daerah diakui
Bendera nasional hanya Bendera nasional serta Bendera nasional hanya
diakui daerah diakui dan sejajar diakui
Hanya bahasa nasional Beberapa bahasa selain Hanya bahasa nasional
diakui nasional diakui setiap daerah diakui

Nama: hilda nur amalia


Kelas: 9.4
No urut: 29
Pengertian Otonomi Daerah
Secara etimologi (harfiah), otonomi daerah berasal dari 2 kata yaitu "otonom" dan "daerah".
Kata otonom dalam bahasa Yunani berasal dari kata "autos" yang berarti sendiri dan
"namos" yang berarti aturan. Sehingga otonom dapat diartikan sebagai mengatur sendiri
atau memerintah sendiri. Sedangkan daerah yaitu kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah. Jadi, otonomi daerah dapat diartikan sebagai kewenangan
untuk mengatur sendiri kepentingan suatu masyarakat atau kewenangan untuk membuat
aturan guna mengurus daerahnya sendiri.

Otonomi Daerah (Lengkap Pengertian, Dasar Hukum, Pelaksanaan, Tujuan dan Manfaat)
Secara umum, pengertian otonomi daerah yang biasa digunakan yaitu pengertian otonomi
daerah menurut UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Dalam UU tersebut
berbunyi otonomi daerah merupakan hak, wewenang, serta kewajiban daerah otonom
guna mengurus dan mengatur sendiri urusan pemerintahan serta kepentingan
masyarakatnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Menurut Kamus Hukum dan Glosarium, otonomi daerah merupakan kewenangan untuk
mengatur serta mengurus kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi dari masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Menurut Encyclopedia of Social Scince, otonomi daerah merupakan hak sebuah organisasi
sosial untuk mencukupi diri sendiri dan kebebasan aktualnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, otonomi daerah adalah hak, wewenang dan
kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pengertian Otonomi Daerah Menurut Para


Ahli
1. Menurut F. Sugeng Istianto: Otonomi Daerah adalah sebuah hak dan wewenang
untuk mengatur serta mengurus rumah tangga daerah.
2. Menurut Syarif Saleh: Otonomi Daerah merupakan hak yang mengatur serta
memerintah daerahnya sendiri dimana hak tersebut merupakan hak yang diperoleh
dari pemerintah pusat.
3. Menurut Kansil: Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, serta kewajiban daerah
untuk mengatur serta mengurus daerahnya sendiri sesuai perundang-undangan yang
masih berlaku.
4. Menurut Widjaja: Otonomi Daerah merupakan salah satu bentuk desentralisasi
pemerintahan yang pada dasarnya ditujukan untuk memenuhi kepentingan bangsa
dan negara secara menyeluruh dengan upaya yang lebih baik dalam mendekatkan
berbagai tujuan penyelenggaraan pemerintahan agar terwujudnya cita-cita
masyarakat yang adil dan makmur.
5. Menurut Philip Mahwood: Otonomi Daerah merupakan hak dari masyarakat sipil
untuk mendapatkan kesempatan serta perlakuan yang sama, baik dalam hal
mengekspresikan, berusaha mempertahankan kepentingan mereka masing-masing
dan ikut serta dalam mengendalikan penyelenggaraan kinerja pemerintahan daerah.
6. Menurut Benyamin Hoesein: Otonomi Daerah merupakan pemerintahan oleh dan
untuk rakyat di bagian wilayah nasional Negara secara informal berada diluar
pemerintah pusat.
7. Menurut Mariun: Otonomi Daerah merupakan kewenangan atau kebebasan yang
dimiliki pemerintah daerah agar memungkinkan mereka dalam membuat inisiatif
sendiri untuk mengatur dan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki daerahnya.
8. Menurut Vincent Lemius: Otonomi Daerah adalah kebebasan/ kewenangan dalam
membuat keputusan politik serta administrasi yang sesuai dengan peraturan
perundang- undangan.

Dasar Hukum Pelaksanaan Otonomi Daerah


1. Undang Undang Dasar Tahun 1945 Amandemen ke-2 yang terdiri dari: Pasal 18 Ayat
1 - 7, Pasal 18A ayat 1 dan 2 dan Pasal 18B ayat 1 dan 2.
2. Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah.
3. Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/2000 mengenai Rekomendasi Kebijakan dalam
Penyelenggaraan Otonomi Daerah.
4. Undang Undang No. 32 Tahun 2004 mengenai Pemerintahan Daerah.
5. Undang Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Daerah dan Pusat.

Penerapan Otonomi Daerah


Penerapan (Pelaksanaan) otonomi daerah di Indonesia menjadi titik fokus penting dalam
memperbaiki kesejahteraan rakyat. Pengembangan suatu daerah bisa disesuaikan oleh
pemerintah daerah dengan potensi dan ciri khas daerah masing-masing. Otonomi daerah
mulai diberlakukan di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah. Pada tahun 2004, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999
telah dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan, serta
tuntutan penyelenggaraan otonomi daerah. Oleh karena itu maka Undang-Undang Nomor
22 Tahun 1999 digantikan dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah. Sampai sekarang Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah telah mengalami banyak perubahan. Salah satunya yaitu Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Pelaksanaan Otonomi Daerah

Hal ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi pemerintah daerah untuk
membuktikan bahwa kemampuannya dalam mengatur serta melaksanakan kewenangan
yang menjadi hak daerah masing-masing. Berkembang atau tidaknya suatu daerah
tergantung dari kemampuan dan kemauan untuk dapat melaksanakannya. Pemerintah
daerah bisa bebas berekspresi dan berkreasi dalam rangka membangun daerahnya sendiri,
tentu saja harus sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Tujuan Otonomi Daerah
1. Untuk meningkatkan pelayanan masyarakat yang semakin baik.
2. Keadilan Nasional.
3. Pemerataan wilayah daerah.
4. Mendorong pemberdayaan masyarakat.
5. Menjaga hubungan baik antara pusat dengan daerah, antar pusat, serta antar daerah
dalam rangka keutuhan NKRI.
6. Untuk mengembangkan kehidupan yang demokrasi.
7. Untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam menumbuhkan prakarsa dan
kreativitas.
8. Untuk mengembangkan peran dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Secara konseptual, tujuan otonomi daerah di Indonesia dilandasi oleh tiga tujuan utama
yaitu tujuan politik, tujuan administratif dan tujuan ekonomi.

1. Tujuan politik dalam pelaksanaan otonomi daerah yaitu upaya untuk mewujudkan
demokratisasi politik melalui partai politik dan DPRD.
2. Tujuan administratif dalam pelaksanaan otonomi daerah yaitu adanya pembagian
urusan pemerintahan antara pusat dengan daerah, termasuk pembaharuan
manajemen birokrasi pemerintahan di daerah, serta sumber keuangan.
3. Tujuan ekonomi dalam pelaksanaan otonomi daerah yaitu terwujudnya peningkatan
indeks pembangunan manusia sebagai sarana peningkatan kesejahteraan
masyarakat Indonesia.

Adapun tujuan otonomi daerah menurut Undang-Undang No.32 Tahun 2004 yaitu:

1. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah kekuasaannya.


2. Untuk meningkatkan Pelayanan umum di daerah kekuasaaannya.
3. Untuk meningkatkan daya saing daerah.

Manfaat Otonomi Daerah


Otonomi daerah memberikan manfaat yang cukup efektif bagi pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Otonomi daerah memberikan hak dan wewenang kepada suatu daerah
dalam mengatur urusannya sendiri. Sehingga dapat memberikan dampak positif bagi
masyarakat maupun pemerintah itu sendiri. Selain itu, pemerintah juga bisa melaksanakan
tugasnya dengan lebih leluasa dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Prinsip Otonomi Daerah


1. Prinsip otonomi seluas-luasnya merupakan prinsip otonomi daerah dimana daerah
diberikan kewenangan dalam mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan
yang meliputi kewenangan semua bidang pemerintahan, kecuali kewenangan
terhadap bidang politik luar negeri, moneter, keamanan, agama, peradilan,
keamanan, serta fiskal nasional.
2. Prinsip otonomi nyata merupakan prinsip otonomi daerah dimana daerah diberikan
kewenangan dalam menangani urusan pemerintahan yang berdasarkan tugas,
wewenang, dan kewajiban yang secara nyata sudah ada dan dapat berpotensi untuk
tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan potensi dan ciri khas daerah.
3. Prinsip otonomi yang bertanggung jawab merupakan prinsip otonomi yang dalam
sistem penyelenggaraannya harus sesuai dengan tujuan dan maksud dari pemberian
otonomi, yang bertujuan untuk memberdayakan daerahnya masing-masing dalam
meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Asas Otonomi Daerah


Penyelenggaraan pemerintahan berpedoman pada asas umum penyelenggaraan negara
yang meliputi:

1. Asas kepastian hukum yaitu asas yang mementingkan landasan peraturan


perundang-undangan dan keadilan dalam penyelenggaraan suatu negara.
2. Asas tertip penyelenggara yaitu asas yang menjadi landasan keteraturan, keserasian
serta keseimbangan dalam pengendalian penyelenggara negara.
3. Asas kepentingan umum yaitu asas yang mengutamakan kesejahteraan umum
dengan cara aspiratif, akomodatif, dan selektif.
4. Asas keterbukaan yaitu asas yang membuka diri atas hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, serta tidak diskriminatif mengenai
penyelenggara negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi
pribadi, golongan, dan rahasia negara.
5. Asas proporsinalitas yaitu asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan
kewajiban.
6. Asas profesionalitas yaitu asas yang mengutamakan keadilan yang berlandaskan
kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. Asas akuntabilitas yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil
akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus bisa dipertanggungjawabkan kepada
rakyat atau masyarakat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi suatu negara sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8. Asas efisiensi dan efektifitas yaitu asas yang menjamin terselenggaranya kepada
masyarakat dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal dan
bertanggung jawab.

Adapun tiga asas otonomi daerah yang meliputi:

1. Asas desentralisasi yaitu penyerahan wewenang pemerintahan dari pemerintah


kepada daerah otonom berdasarkan struktur NKRI.
2. Asas dekosentrasi yaitu pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada gubernur
sebagai wakil pemerintah dan atau perangkat pusat daerah.
3. Asas tugas pembantuan yaitu penugasan oleh pemerintah kepada daerah dan oleh
daerah kepada desa dalam melaksanakan tugas tertentu dengan disertai
pembiayaan, sarana, dan prasarana serta sumber daya manusia dengan kewajiban
melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggungjawabkan kepada yang
berwenang.

Demikian uraian artikel tentang Otonomi Daerah Lengkap dengan Pengertian, Dasar
Hukum, Pelaksanaan, Tujuan dan Manfaat nya, semoga artikel diatas dapat bermanfaat
bagi anda maupun untuk sekedar menambah wawasan dan pengetahuan anda mengenai
Pengertian Otonomi Daerah, Dasar Hukum Otonomi daerah, Pelaksanaan Otonomi Daerah,
Tujuan Otonomi daerah, Manfaat Otonomi daerah,Prinsip Otonomi daerah dan Asas
Otonomi daerah. Terimakasih atas kunjungannya.

Nama: puan mahrani


Kelas: 9.4
No urut: 20
Penjelasan otonomi daerah
Pengertian Otonomi Daerah, Tujuan, Prinsip, Asas & Definisi Para Ahli| Secara umum,
Pengertian otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus diri sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Istilah otonomi daerah bukan hal
yang baru bagi bangsa dan negara RI sebab sejak Indonesia merdeka sudah dikenal dengan
Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID), yaitu lembaga yang menjalankan pemerintahan
daerah dan melaksanakan tugas mengatur rumah tangga daerahnya.

1. Pengertian Otonomi Daerah Secara Etimologi - Istilah otonomi berasal dari bahasa Yunani
yang berarti auto, dan nomous. Auto berarti sendiri, dan nomous berarti hukum atau
peraturan. jadi, pengertian otonomi daerah adalah aturan yang mengatur daerahnya sendiri.

2. Pengertian Otonomi Daerah Menurut Definisi Para Ahli - Ada beberapa pendapat para
ahli mengenai pengertian otonomi daerah. Macam-macam pendapat para ahli tersebut
adalah sebagai berikut...

Menurut UU No. 32 Tahun 2004 : Pengertian otonomi daerah menurut UU No. 32


Tahun 2004 adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonomi untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Menurut Kamus Hukum dan Glosarium Otonomi Daerah : Pengertian otonomi daerah
menurut kamus hukum dan glosarium otonomi daerah adalah kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Menurut Encyclopedia of Social Scince : Pengertian otonomi daerah menurut
Encyclopedia of social scince adalah hak sebuah organisasi sosial untuk mencukupi diri
sendiri dan kebebasan aktualnya.
Menurut Pendapat Para Ahli : Pengertian otonomi daerah menurut pendapat para
ahli adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu
berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan NKRI.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia : Pengertian otonomi daerah menurut
kamus besar bahasa indonesia adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah untuk
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
3. Hakikat Otonomi Daerah - Berdasarkan pengertian-pengertian otonomi daerah
tersebut dapat disimpulkan bahwa hakikat otonomi daerah adalah sebagai berikut...

Daerah memiliki hak untuk mengatur dan mengurus rumah tangga pemerintahan
sendiri, baik, jumlah, macam, maupun bentuk pelayanan masyarakat yang sesuai
kebutuhan daerah masing-masing.
Daerah memiliki wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri,
baik kewenangan mengatur maupun mengurus rumah tangga pemerintahan sendiri
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku

4. Tujuan Otonomi Daerah

Maksud dan tujuan otonomi daerah adalah sebagai berikut...

Advertisement

agar tidak terjadi pemusatan dalam kekuasaan pemerintahan pada tingkat pusat
sehingga jalannya pemerintahan dan pembangunan berjalan lancar
agar pemerintah tidak hanya dijalankan oleh pemerintah pusat, tetapi daerah pun
dapat diberi hak untuk mengurus sendiri kebutuhannya
agar kepentingan umum suatu daerah dapat diurus lebih baik dengan memperhatikan
sifat dan keadaan daerah yang mempunya kekhususan sendiri.

5. Prinsip Otonomi Daerah - Prinsip ototnomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-
luasnya, prinsip otonomi yang nyata, dan berprinsip otonomi yang bertanggung jawab. Jadi,
kewenangan otonomi yang diberikan terhadap daerah adalah kewenangan otonomi luas,
nyata dan bertanggung jawab. Berikut prinsip-prinsip otonomi daerah...

Prinsip otonomi seluas-luasnya, artinya daerah diberikan kewenangan mengurus dan


mengatur semua urusan pemerintahan yang mencakup kewenangan semua bidang
pemerintahan, kecuali kewenangan terhadap bidang politik luar negeri, keamanan,
moneter, agamar, peradilan, dan keamanan. serta fiskal nasional.
Prinsip otonomi nyata, artinya daerah diberikan kewenangan untuk menangani urusan
pemerintahan berdasarkan tugas, wewenang, dan kewajiban yang senyatanya telah
ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan potensi dan
kekhasan daerah.
Prinsip otonomi yang bertanggung jawab adalah otonomi yang dalam
penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud
pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk memberdayakan daerah termasuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama dari tujuan
nasional.

6. Asas Otonomi Daerah - Pedoman pemerintahan diatur dalam Pasal 20 UU No. 32 Tahun
2004. Penyelenggaraan pemerintahan berpedoman pada asas umum penyelenggaraan
negara yang terdiri atas sebagai berikut..

Asas kepastian hukum adalah asas yang mengutamakan landasan peraturan


perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggara
negara.
Asas tertip penyelenggara adalah asas menjadi landasan keteraturan, keserasian, dan
keseimbangan dalam pengendalian penyelenggara negara.
Asas kepentingan umum adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan umum
dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif.
Asas keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informas yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggara negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi
pribadi, golongan, dan rahasia negara.
Asas proporsinalitas adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan
kewajiban
Asas profesionalitas adalah asas yang mengutamakan keadilan yang berlandaskan
kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil
akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Asas efisiensi dan efektifitas adalah asas yang menjamin terselenggaranya kepada
masyarakat dengan menggunakan sumber daya tersedia secara optimal dan
bertanggung jawab (efisiensi = ketepatgunaan, kedaygunaan, efektivitas = berhasil
guna).

Adapun penyelenggaraan otonomi daerah menggunakan tiga asas antara lain sebagai
berikut...

Asas desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah


kepada daerah otonom dalam kerangka NKRI
Asas dekosentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada gubernur
sebagai wakil pemerintah dan atau perangkat pusat daerah
Asas tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan desa,
dan dari daerah ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai
pembiayaan, sarana, dan prasarana serta sumber daya manusia dengan kewajiban
melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggungjawabkan kepada yang
menugaskan.

Nama: firda dwi cahyani


Kelas: 9.4
No urut: 11
Pengertian Otonomi Daerah

Otonomi daerah merupakan hak, wewenang, serta kewajiban daerah otonom guna untuk
mengatur serta mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat daerah
tersebut yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Secara harfiah, kata otonomi
daerah berasal dari otonomi dan daerah. Dalam bahasa Yunani, kata otonomi berasal dari
autos dan namos. Autos yang memiliki arti "sendiri" serta namos yang berarti "aturan" atau
"undang-undang". Sehingga otonomi daerah dapat diartikan sebagai kewenangan untuk
mengatur sendiri atau kewenangan guna untuk membuat aturan untuk mengurus
daerahnya sendiri. Sedangkan daerah merupakan kesatuan masyarakat hukum dan
mempunyai batas-batas wilayah.

Pelaksanaan otonomi daerah selain memiliki landasan pada acuan hukum, juga sebagai
suatu implementasi tuntutan globalisasi yang diberdayakan dengan cara memberikan
daerah tersebut kewenangan yang luas, nyata dan memiliki tanggung jawab, terutam dalam
hal mengatur, memanfaatkan, serta menggali berbagai sumber-sumber potensi yang
terdapat di daerahnya masing-masing.

Pengertian Otonomi Daerah Menurut Para Ahli

1. F. Sugeng Istianto

Otonomi daerah merupakan sebuah Hhk dan wewenang guna untuk mengatur serta
mengurus rumah tangga daerah.
2. Ateng Syarifuddin

Otonomi memiliki makna kebebasan atau kemandirian namun bukan kemerdekaan


melainkan hanya sebuah kebebasan yang terbatas atau kemandirian itu terwujud
sebagai suatu pemberian kesempatan yang harus mampu dipertanggungjawabkan.

3. Syarif Saleh

Otonomi daerah merupakan hak mengatur serta memerintah daerah sendiri dimana
hak tersebut adalah hak yang diperoleh dari pemerintah pusat.

4. Kansil

Otonomi daerah adalah hak, wewenang, serta kewajiban daerah guna untuk
mengatur serta mengurus rumah tangganya atau daerahnya sendiri sesuai
perundang-undangan yang masih berlaku.

5. Widjaja

Otonomi daerah merupakan salah satu bentuk dari desentralisasi pemerintahan


yang dasarnya ditujukan guna untuk memenuhi kepentingan bangsa secara
menyeluruh, merupakan suatu upaya yang lebih mendekatkan berbagai tujuan
penyelenggaraan pemerintahan sehingga dapat mewujudkan cita-cita masyarakat
yang adil dan makmur.

6. Mahwood

Otonomi daerah adalah hak dari masyarakat sipil guna untuk mendapatkan
kesempatan serta perlakuan yang sama, baik dalam hal mengekspresikan serta
memperjuangkan kepentingan mereka masing-masing, dan ikut mengontrol
penyelenggaraan kinerja pemerintahan daerah.

7. Benyamin Hoesein

Menurut Benyamin Hoesein, otonomi daerah adalah pemerintahan oleh serta untuk
rakyat di bagian wilayah nasional Negara secara informal berada diluar pemerintah
pusat.

8. Mariun

Otonomi daerah adalah suatu kebebasan atau kewenangan yang dimiliki pemerintah
daerah sehingga memungkinkan mereka dalam membuat inisiatif sendiri untuk
mengelola serta mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki daerahnya. Otonomi
daerah adalah kebebasan atau kewenangan untuk dapat bertindak sesuai dengan
kebutuhan masyarakat pada daerah setempat.
9. Vincent Lemius

Otonomi daerah merupakan kebebasan atau kewenangan dalam membuat


keputusan politik maupun administasi yang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Di dalam otonomi daerah terdapat kewenangan yang dimiliki oleh
pemerintah daerah dalam menentukan apa yang menjadi kebutuhan daerahnya
namun kebutuhan daerah setempat masih senantiasa harus disesuaikan dengan
kepentingan nasional sebagaimana diatur peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi.

Dasar Hukum Otonomi Daerah

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.


2. Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 mengenai Penyelenggaraan Otonomi
Daerah, Pengaturan, pembagian, serta Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yangg
Berkeadilan, dan perimbangan keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
3. Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/2000 mengenai Rekomendasi Kebijakan dalam
Penyelenggaraan Otonomi Daerah.
4. UU No. 31 Tahun 2004 mengenai Pemerintahan Daerah.
5. UU No. 33 Tahun 2004 mengenai Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah.

Pelaksanaan Otonomi Daerah


Pelaksanaan otonomi daerah adalah titik fokus penting guna
memperbaiki kesejahteraan rakyat. Pengembangan suatu daerah disesuaikan oleh
pemerintah daerah itu sendiri dengan potensi yang ada serta ciri khas dari daerahnya
masing-masing.

Otonomi daerah sudah diberlakukan di Indonesia dengan melalui Undang-Undang Nomor


22 Tahun 1999 mengenai Pemerintahan Daerah. Pada tahun 2004, Undang-Undang Nomor
22 Tahun 1999 mengenai Pemerintahan Daerah sudah dianggap tidak sesuai dengan adanya
perkembangan keadaan dan tuntutan penyelenggaraan otonomi daerah, sehingga sudah
digantikan oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengenai Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sampai saat ini sudah banyak mengalami perubahan,
terakhir kali adalah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 mengenai Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengenai Pemerintahan Daerah.

Hal ini dapat dijadikan kesempatan yang baik bagi pemerintah daerah guna membuktikan
kemampuannya untuk melaksanakan kewenangan yang menjadi hak daerah masing-masing.
Maju dan tidaknya suatu daerah ditentukan oleh kemampuan serta kemauan dalam
melaksanakannya. Pemerintah daerah dapat bebas berkreasi dalam rangka membangun
daerahnya masing-masing, tentu saja masih tidak melanggar dengan perundang-undangan
yang berlaku.

Tujuan Otonomi Daerah

Berikut ini tujuan otonomi daerah :

1. Peningkatan terhadap pelayanan masyarakat yang semakin lebih baik.


2. Pengembangan kehidupan yang lebih demokrasi.
3. Keadilan nasional.
4. Pemerataan wilayah daerah.
5. Pemeliharaan hubungan antara pusat dengan daerah serta antar daerah dalam
rangka keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Mendorong pemberdayaaan masyarakat.
7. Menumbuhkan prakarsa serta kreativitas, meningkatkan peran serta keterlibatan
masyarakat, mengembangkan peran serta fungsi dari DPRD.

Secara konseptual, negara Indonesia dilandasi oleh 3 tujuan utama antara lain : tujuan
politik, tujuan administratif, serta tujuan ekonomi.

Hal yang ingin dicapai melalui tujuan politik adalah upaya dalam mewujudkan demokratisasi
politik dengan cara melalui partai politik dan DPRD.

Hal yang ingin dicapai melalui tujuan administratif adalah


adanya pembagian antara urusan pemerintahan pusat dengan pemerintah daerah,
termasuk sumber keuangan, pembaharuan manajemen birokrasi pemerintahan daerah.

Sedangkan tujuan ekonomi adalah terwujudnya peningkatan indeks pembangunan manusia


yang digunakan sebagai indikator peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Prinsip Otonomi Daerah

Prinsip otonomi daerah yaitu menggunakan prinsip otonomi yang nyata, prinsip otonomi
yang seluas-luasnya, serta berprinsip otonomi yang dapat bertanggung jawab. Kebebasan
otonomi yang diberikan terhadap pemerintah daerah merupakan kewenangan otonomi
yang luas, nyata, dan dapat bertanggung jawab. Berikut prinsip otonomi daerah :

1. Prinsip otonomi seluas-luasnya

Daerah diberikan kebebasan dalam mengurus serta mengatur berbagai urusan


pemerintahan yang mencakup kewenangan pada semua bidang pemerintahan,
kecuali kebebasan terhadap bidang politik luar negeri, agama, keamanan, moneter,
peradilan, keamanan, serta fiskal nasional.

2. Prinsip otonomi nyata

Daerah diberikan kebebasan dalam menangani berbagai urusan pemerintahan


dengan berdasarkan tugas, wewenang, serta kewajiban yang senyatanya telah ada
dan berpotensi dapat tumbuh, hidup, berkembang dan sesuai dengan potensi yang
ada dan ciri khas daerah.
3. Prinsip otonomi yang bertanggung jawab

Prinsip otonomi yang dalam sistem penyelenggaraannya harus sejalan dengan tujuan
yang ada dan maksud dari pemberian otonomi, yang pada dasarnya guna untuk
memberdayakan daerahnya masing-masing termasuk dalam meningkatkan
kesejahteraan rakyat.

Asas Otonomi Daerah

Pedoman pemerintahan diatur Pasal 20 UU No. 32 Tahun 2004. Penyelenggaraan


pemerintahan yang berpedoman pada asas umum dalam penyelenggaraan negara yang
terdiri sebagai berikut :

1. Asas kepastian hukum

Asas yang lebih mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan dan


keadilan dalam kebijakan penyelenggara negara.

2. Asas tertib penyelenggara

Asas yang menjadi landasan keteraturan, keseimbangan, serta keserasian dalam


pengendalian penyelenggara negara.

3. Asas kepentingan umum

Asas yang lebih mengutamakan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif,
akomodatif, serta selektif.

4. Asas keterbukaan

Asas yang membuka diri terhadap hak-hak masyarakat guna memperoleh berbagai
informasi yang benar, nyata, jujur, serta tidak diskriminatif mengenai penyelenggara
negara dan masih tetap memperhatikan perlindungan hak asasi pribadi, golongan,
serta rahasia negara.

5. Asas proporsinalitas

Asas yang lebih mementingkan keseimbangan hak dan kewajiban


6. Asas profesionalitas

Asas yang lebih mengutamakan keadilan berlandaskan kode etik serta berbagai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang masih berlaku.

7. Asas akuntabilitas

Asas yang menentukan setiap kegiatan serta hasil akhir dari suatu kegiatan
penyelenggara negara harus dapat untuk dipertanggungjawabkan kepada rakyat
sebagai pemegang kedaulatan yang tertinggi negara sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.

8. Asas efisiensi dan efektifitas

Asas yang dapat menjamin terselenggaranya kepada masyarakat menggunakan


sumber daya yang tersedia secara optimal serta bertanggung jawab.
Penyelenggaraan otonomi daerah menggunakan 3 asas sebagai berikut :

1. Asas desentralisasi

Penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah dan kepada daerah otonom


dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Asas dekosentrasi

Pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada gubernur yang dijadikan sebagai


wakil pemerintah atau perangkat pusat daerah.

3. Asas tugas pembantuan

Penugasan dari pemerintah kepada daerah serta desa dan dari daerah ke desa guna
melaksanakan berbagai tugas tertentu yang disertai dengan pembiayaan, sarana,
serta prasarana dan sumber daya manusia dengan kewajiban dalam melaporkan
pelaksanaannya dan dapat mempertanggungjawabkannya kepada yang menugaskan
tugas tersebut.

Nama: nadya pusita alling


Kelas: 9.4
No urut : 19
Pengertian Otonomi Daerah, Dasar Hukum dan
Asas Otonomi Daerah, Regional autonomy

Pengertian Otonomi Daerah.


Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Secara harfiah, otonomi daerah berasal dari kata
otonomi dan daerah. Dalam bahasa Yunani, otonomi berasal dari kata autos dan namos.
Autos berarti sendiri dan namos berarti aturan atau undang-undang, sehingga dapat
diartikan sebagai kewenangan untuk mengatur sendiri atau kewenangan untuk membuat
aturan guna mengurus rumah tangga sendiri. Sedangkan daerah adalah kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah. Sementara, pakar ekonomi
Matius Suparmoko mendefinisikan otonomi daerah sebagai kewenangan daerah otonom
untuk mengatur kepentingan masyarakatnya sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat.

Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai
implementasi tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara memberikan
daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab, terutama dalam
mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber-sumber potensi yang ada di daerah
masing-masing.

Dasar Hukum Otonomi Daerah.

Dasar hukum otonomi daerah tertuang dalam UU No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah daerah.
UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang merupakan revisi dari UU
sebelumnya (Revisi UU No.32 Tahun 2004). Pemberian wewenang otonomi daerah
terhadap kabupaten atau kota didasari oleh desentralisasi yang bersifat nyata, luas,
dan bertanggung jawab.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 18 Ayat 1 - 7,
Pasal 18A ayat 1 dan 2 , Pasal 18B ayat 1 dan 2.
Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah,
Pengaturan, pembagian, dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yg Berkeadilan,
serta perimbangan keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka NKRI.
Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/2000 tentang Rekomendasi Kebijakan dalam
Penyelenggaraan Otonomi Daerah.

Pengertian Otonomi Daerah Menurut Para Ahli.

Pengertian Otonomi DaerahSelain definisi yang tertuang dalam dasar hukum


pelaksanaan otonomi daerah, para ahli juga turut memberikan pandangannya
mengenai pengertian otonomi daerah.
Ateng Syarifudin
Otonomi daerah dapat diartikan sebagai kebebasan yang bersifat terbatas dan
berbeda dari kemerdekaan yang terwujud dalam pemberian otoritas yang harus
dipertanggungjawabkan.
Benyamin Hosein
Otonomi daerah merupakan pemerintahan yang dilaksanakan oleh rakyat dan untuk
rakyat yang berada di luar kewenangan pemerintah pusat.
Vincent Lemius
Otonomi daerah adalah suatu kewenangan untuk membuat keputusan politik yang
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di suatu daerah.
Syarif Saleh
Otonomi daerah merupakan hak yang diperoleh dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan sendiri.

Ciri - Ciri Otonomi Daerah.

Setiap daerah memiliki perda (dibawah UU)


Perda terikat dengan UU
Hanya Presiden atau Raja berwenang mengatur hukum
DPRD (provinsi/negara bagian/dst) tidak punya hak veto terhadap UU negara yang
disahkan DPR
Perda dicabut pemerintah pusat
Semi sentralisasi
Bisa interversi dari kebijakan pusat
Perjanjian dengan pihak asing atau luar negeri harus melalui pusat
APBN dan APBD tergabung
Pengeluaran APBN dan APBD dihitung perbandingan
Setiap daerah tidak diakui sebagai negara berdaulat
Daerah harus mandiri
Keputusan pemda diatur pemerintah pusat
Tidak ada perjanjian antar daerah jika SDM/SDA dilibatkan
Masalah daerah merupakan tanggung jawab bersama
3 kekuasaan daerah tidak diakui
Hanya hari libur nasional diakui
Bendera nasional hanya diakui
Hanya bahasa nasional diakui

Hakikat Otonomi Daerah.


Hakikat Otonomi Daerah pada dasarnya, hakikat otonomi daerah merupakan upaya yang
dibentuk guna memperbaiki kesejahteraan masyarakat yang diwujudkan dengan melakukan
kegiatan atau membuat pembaharuan yang sesuai dengan kehendak dan kepentingan
masyarakat.

Karena hakikatnya yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah,


maka data keuangan memegang peranan penting dalam hal pengelolaan sumber
pembiayaan serta alokasi pendapatan dan belanja daerah agar sesuai dengan kebutuhan
dan kepentingan daerah yang bersangkutan.

Data keuangan daerah dapat memberikan deskripsi secara statistik mengenai


perkembangan anggaran dan bagaimana anggaran tersebut dialokasikan. Data statistik
tersebut memiliki kegunaan untuk menentukan kebijakan daerah dan dapat pula
memberikan gambaran mengenai kemampuan serta kemandirian suatu daerah dalam
melaksanakan otonomi daerah.

Tujuan Otonomi Daerah.


Adapun tujuan pemberian otonomi daerah adalah sebagai berikut :

Peningkatan pelayanan masyarakat yang semakin baik.


Pengembangan kehidupan demokrasi.
Keadilan nasional.
Pemerataan wilayah daerah.
Pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antar daerah
dalam rangka keutuhan NKRI.
Mendorong pemberdayaaan masyarakat.
Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat,
mengembangkan peran dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Secara konseptual, Indonesia dilandasi oleh tiga tujuan utama yang meliputi: tujuan
politik, tujuan administratif dan tujuan ekonomi. Hal yang ingin diwujudkan melalui
tujuan politik dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah upaya untuk mewujudkan
demokratisasi politik melalui partai politik dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Perwujudan tujuan administratif yang ingin dicapai melalui pelaksanaan otonomi
daerah adalah adanya pembagian urusan pemerintahan antara pusat dan daerah,
termasuk sumber keuangan, serta pembaharuan manajemen birokrasi pemerintahan
di daerah. Sedangkan tujuan ekonomi yang ingin dicapai dalam pelaksanaan otonomi
daerah di Indonesia adalah terwujudnya peningkatan indeks pembangunan manusia
sebagai indikator peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Tujuan otonomi daerah ini tidak lain adalah untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat daerah yang dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas pelayanan,
pemberdayaan masyarakat, dan terbentuknya sarana dan prasarana di daerah yang
layak.
Di samping itu, pelaksanaan otonomi daerah juga dimaksudkan untuk mewujudkan
pengelolaan sumber daya alam secara efektif serta memberikan kesempatan bagi
warga daerah untuk berpartisipasi di dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Dengan diterapkannya otonomi daerah, diharapkan kualitas dan daya saing daerah
otonom semakin meningkat dan juga dapat berdampak pada kemajuan dan
kesejahteraan masyarakatnya.

Asas Otonomi Daerah.

Pedoman pemerintahan diatur dalam Pasal 20 UU No. 32 Tahun 2004.


Penyelenggaraan pemerintahan berpedoman pada asas umum penyelenggaraan
negara yang terdiri atas sebagai berikut.
Asas kepastian hukum adalah asas yang mengutamakan landasan peraturan
perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan
penyelenggara negara.
Asas tertip penyelenggara adalah asas menjadi landasan keteraturan, keserasian,
dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggara negara.
Asas kepentingan umum adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan umum
dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif.
Asas keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informas yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggara negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi
pribadi, golongan, dan rahasia negara.
Asas proporsinalitas adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan
kewajiban
Asas profesionalitas adalah asas yang mengutamakan keadilan yang berlandaskan
kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil
akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Asas efisiensi dan efektifitas adalah asas yang menjamin terselenggaranya kepada
masyarakat dengan menggunakan sumber daya tersedia secara optimal dan
bertanggung jawab (efisiensi = ketepatgunaan, kedaygunaan, efektivitas = berhasil
guna).
Asas Otonomi Daerah Dalam perwujudan otonomi daerah, terdapat tiga asas
utama yang menjadi pedoman pelakasanaan otonomi daerah. Asas-asas
tersebut di antaranya :

AsasDesentralisasi.
Desentralisasi memiliki arti penyerahan wewenang dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah otonom untuk melaksanakan pemerintahan secara mandiri dan
bertanggung jawab sesuai perundang-undangan yang berlaku di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

AsasDekonsentrasi
Asas dekonsentrasi berarti penyerahan wewenang yang dilakukan oleh pemerintah pusat
kepada gubernur atau alat-alat kelengkapan pemerintah pusat di daerah lainnya yang
bertindak sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat.

AsasTugasPembantuan.
Asas tugas pembantuan memiliki makna pemberian tugas dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah atau dari pemerintah kabupaten / kota kepada desa yang diberi amanat
untuk melaksanakan sebagian tugas tertentu.

Nama : suci ramadhaniy

Kelas : 9.4

No urut : 26
Pengertian Otonomi Daerah dan Daerah Otonom
OTONOMI DAERAH DAN DAERAH OTONOM

a. Otonomi Daerah

Otonomi Daerah artinya adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan masyarakat setempat, sesuai dengan
peraturan perundang undangan.

Hal ini mengandung suatu makna bahwa dalam urusan pemerintahan pusat yang menjadi
kewenangan pusat tidaklah mungkin bisa di lakukan dengang sebaik-baiknya oleh
pemerintah pusat guna kepentingan pelayanan umum pemerintahan dan kesejahteraan
rakyat di semua daerah.

b. Daerah Otonom

Daerah Otonom artinya adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas
wilayah, yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri, bedasarkan aspirasi masyarakat dalam
sistem NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

Bedasarkan rumusan di atas terdapat unsur-unsur yang terkandung dalam daerah otonom

Unsur Daerah Otonom:

1. Unsur Batas Wilayah

Artinya adalah bahwa suatu daerah harus mempunyai wilayah dengan batas-batas yang
jelas sehingga dapat dibedakan antara satu daerah dengan daerah yang lainnya.

Sebagai suatu kesatuan masyarakat hukum, batas suatu wilayah adalah sangat penting dan
menentukan untuk menjamin kepastian hukum bagi pemerintah dan masyarakat dalam
melakukan interaksi hukum, misalnya dalam penetapan kewajiban tertentu sebagai warga
masyarakat serta pemenuhan hak-hak masyarakat sebagai warga masyarakat serta
pemenuhan masyarakat terhadap fungsi pelayanan umum pemerintahan dan peningkatan
kesejahteraan secara luas kepada masyarakat setempat.
2. Unsur Pemerintahan

Dalam unsur pemerintahan ini, elemen pemerintah daerah adalah meliputi pemerintahan
daerah dan lembaga DPRD segbagai penyelenggara pemerintahan daerah.

Eksistensi pemerintahan di daerah, berlandaskan atas legitimasi (seberapa jauh


masyarakat mau menerima dan mengakui kewenangan, keputusan atau kebijakan yang
diambil oleh seorang pemimpin), Undang-undang yang memberikan kewenangan kepada
pemerintah daerah, untuk menjalankan urusan pemerintahan yang berwenang mengatur
bedasarkan kreativitasnya sendiri.

3. Unsur Masyarakat

Dalam unsur masyarakat ini, masyarakat sebagai elemen pemerintahan yang dalam artian
merupakan kesatuan masyarakat hukum, baik gemeinschaft (biasanya terdapat pada
masyarakat desa) maupun gesselschaft (kehidupat masyarakat yang ditandai dengan
perhitungan untung rugi/kota), jelas mempunyai tradisi, kebiasaan, dan istiadat yang turut
mewarnai sistem pemerintahan daerah, mulai dari bentuk cara berpikir, bertindak, dan
kebiasaan tertentu dalam masyarakat.

Nama : st hardianti rukmana

Kelas : 9.4

No urut : 25

Anda mungkin juga menyukai