PENDAHULUAN
I.3Prinsip Percobaan
Prinsip dari percobaan ini adalah berdasarkan konversi atau
perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan (eksoterm) atau dari
lingkungan ke sistem (endoterm) yang diamati dari percobaan panas
pelarutan dan panas reaksi, dimana pada panas pelarutan terjadi
perpindahan kalor akibat adanya penambahan larutan dengan konsentrasi
yang bervariasi. Dan pada panas reaksi terjadi perpindahan kalor akibat
adanya penambahan pereaksi dengan konsentrasi yang sama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1Teori Umum
II.1.1Definisi Termodinamika
Definisi kalor ialah : berpindahnya sesuatu dari benda bersuhu
lebih tinggi ke bendabersuhu lebih rendah, dan sesuatu ini disebut kalor
(M.W. Zemansky and R.H. Dittman, 1982).
Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = panas and dynamic =
perubahan) adalah fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan
proses. Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistik di
mana banyak hubungan termodinamika berasal.Pada sistem di mana
terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran energi, termodinamika
klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu proses
reaksi berlangsung). Karena alasan ini, penggunaan istilah
termodinamika biasanya merujuk pada termodinamika setimbang.
Dengan hubungan ini, konsep utama dalam termodinamika adalah proses
kuasistatik, yang diidealkan, proses super pelan. Proses termodinamika
bergantungwaktu dipelajari dalam termodinamika taksetimbang. Karena
termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan
bahwa termodinamika setimbang seharusnya dinamakan termostatik
(Widoyo, T., 2010).
Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik
membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti
telah diketahui bahwa energi didalam alam dapat terwujud dalam berbagai
bentuk, selain energi panas dan kerja, yaitu energi kimia, energi listrik,
energi nuklir, energi gelombang elektromagnit, energi akibat gaya magnit,
dan lain-lain . Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuklain, baik
secara alami maupun hasil rekayasa tehnologi. Selain itu energi di alam
semesta bersifat kekal, tidak dapat dibangkitkan atau dihilangkan, yang
terjadi adalah perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain
tanpa ada pengurangan atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai
prinsip konservasi atau kekekalan energi (Sudjito, dkk., 2016).
II.1.2SejarahTermodinamika
Tahun 1824 Sadi Carnot, berupaya menemukan hubungan antara
panas yang digunakan dan kerja mekanik yang dihasilkan. Hasil
pemikirannya merupakan titik awal perkembangan ilmu termodinamika
klasik dan beliau dianggap sebagai Bapak Termodinamika,
mempublikasikan Refleksi pada Kekuatan Motif Api, wacana pada
efisiensi panas, kekuatan, energi dan mesin. Makalah ini diuraikan
hubungan energik dasar antara mesin Carnot, siklus Carnot, dan kekuatan
motif.Ini menandai dimulainya termodinamika sebagai ilmu pengetahuan
modern.
Tahun 1845, James P. Joule menyimpulkan bahwa panas dan kerja
adalah dua bentuk energi yang satu sama lain dapat dikonversi.
Kesimpulan ini didukung pula oleh Rudolf Clausius, Lord Kelvin (William
Thomson), Helmhozt, dan Robert Mayer.Selanjutnya, para ilmuwan ini
merumuskan hukum pertama termodinamika (1850).
Tahun 1858 Lord Kelvin telah memperkenalkan istilah
termodinamika melalui makalahnya: An Account of Carnots Theory of the
Motive Power of Heat.
Tahun 1859, William Rankine, menulis buku teks termodinamika
pertama. Dalam buku ini dituliskan tentang perubahan energi dalam dari
suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi
panas yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap
sistem
U = Q + W
Setelah mempelajari mesin Carnot, Lord Kelvin, Planck, dan
menyimpulkan bahwa pada suatu mesin siklik tidak mungkin kalor yang
diterima mesin diubah semuanya menjadi kerja, selalu ada kalor yang
dibuang oleh mesin(Widoyo, T., 2010).
II.1.3 Prinsip Termodinamika
Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara specific
membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti
telah diketahui bahwa energi didalam alam dapat terwujud dalam berbagai
bentuk, selain energi panas dan kerja, yaitu energi kimia, energy listrik,
energi nuklir, energi gelombang elektromagnit, energi akibat gaya magnet,
dan lain-lain . Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik
secara alami maupun hasil rekayasa tehnologi. Selain itu energy di alam
semesta bersifat kekal, tidak dapat dibangkitkan atau dihilangkan, yang
terjadi adalah perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain
tanpa ada pengurangan atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai
prinsip konservasi atau kekekalan energy (Sudjito, dkk., 2016).
Prinsip termodinamika tersebut sebenarnya telah terjadi secara
alami dalam kehidupan sehari-hari. Bumi setiap hari menerima energy
gelombang elektromagnetik dari matahari, dan dibumi energi tersebut
berubah menjadi energi panas, energi angin, gelombang laut, proses
pertumbuhan berbagai tumbuh-tumbuhan dan banyak proses alam
lainnya. Proses didalam diri manusia juga merupakan proses konversi
energi yang kompleks, dari input energi kimia dalam maka nan menjadi
energi gerak berupa segala kegiatan fisik manusia, dan energi yang
sangat bernilai yaitu energi pikiran kita. Dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka prinsip alamiah dalam berbagai proses
thermodinamika direkayasa menjadi berbagai bentuk mekanisme untuk
membantu manusia dalam menjalankan kegiatannya. Mesin-mesin
transportasi darat, laut, maupun udara merupakan contoh yang sangat
kita kenal dari mesin konversi energi, yang merubah energi kimia dalam
bahan bakar atau sumber energi lain menjadi energi mekanis dalam
bentuk gerak atauperpindahan diatas permukaan bumi, bahkan sampai di
luar angkasa. Pabrik-pabrik dapat memproduksi berbagai jenis barang,
digerakkan oleh mesin pembangkit energi listrik yang menggunakan
prinsip konversi energy panas dan kerja. Untuk kenyamanan hidup, kita
memanfaatkan mesin airconditioning, mesin pemanas, dan refrigerators
yang menggunakan prinsip dasar thermodinamila (Sudjito, dkk., 2016).
II.1.4Hukum Termodinamika
a. Hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa:
Jumlah kalor yang dipertukarkan antara sistem dan
lingkungan sama dengan usaha yang terjadi ditambah dengan
perubahan energi dalam sistem . Persamaan Hukum Pertama
Termodinamika :
Q = U +W
atau untuk mendapatkan sejumlah kerja (W) dari suatu siklus, maka
kalor (Q) yang harus diberikan kepada sistem selalu lebih besar.
Q diserap> W sehingga, siklus < 100 %
II.1.6Manfaat Termodinamika
Ada dua pendapat mengenai pemanfaatan Termodinamika.Versi
pertama datang dari Fisikawan dan Kimiawan.Mereka lebih condong
menggunakan Termodinamika untuk meramalkan dan menghubungkan
pelbagai sifat zat di bawah pengaruh kalor dan mengembangkan data
termodinamis.Versi kedua berasal dari para Insinyur (Engineer).Mereka
lebih condong menggunakan data termodinamis dan gagasan dasar
ketetapan energi serta produksi entropi untuk menganalisis perilaku
sistem yang kompleks (Hamid, A.A., 2007).
Secara umum Termodinamika dapat dimanfaatkan untuk:
a. Menjelaskan kerja beberapa sistem termodinamis.
b. Menjelaskan mengapa suatu sistem termodinamis tidak bekerja sesuai
dengan yang diharapkan.
c. Menjelaskan mengapa suatu sistem termodinamis sama sekali tidak
mungkin dapat bekerja.
d. Landasan teoritis para Insinyur perencana dalam mendisain suatu
sistem termodinamis; misalnya: motor bakar, pompa termal, motor
roket, pusat pembangkit tenaga listrik, turbin gas, mesin pendingin,
kabel transmisi superkonduktor, LASER daya tinggi, dan mesin
pemanas surya (Hamid, A.A., 2007).
II.1.7Aplikasi Termodinamika
Aplikasi termodinamika yang begitu luas dimungkinkan karena
perkembangan ilmu termodinamika sejak abad 17 yang dipelopori dengan
penemuan mesin uap di Inggris, dan diikuti oleh para ilmuwan
termodinamika seperti Willian Rankine, Rudolph Clausius, dan Lord Kelvin
pada abad ke 19. Pengembangan ilmu termodinamika dimulai dengan
pendekatan makroskopik, yaitu sifat termodinamis didekati dari perilaku
umum partikel-partikel zat yang menjadi media pembawa energi, yang
disebut pendekatan termodinamika klasik.Pendekatan tentang sifat
termodinamis suatu zat berdasarkan perilaku kumpulan partikel-partikel
disebut pendekatan mikroskopis yang merupakan perkembangan ilmu
thermodinamika modern, atau disebut termodinamika statistik.Pendekatan
termodinamika statistik dimungkinkan karena perkembangan teknologi
komputer, yang sangat membantu dalam menganalisis data dalam jumlah
yang sangat besar (Sudjito, dkk., 2016).
Metode termodinamika digunakan oleh para insinyur untuk
merancang mesin-mesin pembakaran internal, pembangkit energy nuklir
dan konvensional, sistem pengondisi udara, sistem penggerak, propulsi
roket; misil; pesawat terbang; kapal; dan kendaraan darat, sistem magnet
dan listrik, dan sistem termolistrik (Khuriati, Ainie, 2007).
II.2 Uraian bahan
II.2.1 Aquadest (Dirjen POM, 1979 : hal 96)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air suling
RM / BM : H2O / 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak mempunyai rasa
Kegunaan : Pelarut
Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup baik
II.2.2 Kalsium Karbonat (Dirjen POM, 1979 :120, Rowe et al, 2009 : 86)
Nama resmi : CALCII CARBONAS
Nama Lain : Kalsium karbonat
RM / BM : CaCO3 / 68,09
Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, tidak
berasa
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan etanol 95%,
kelarutan dalam air ditingkatkan dengan
pengaruh dari garam-garam ammonium atau
karbon dioksida. Pengaruh dari alkali
hidroxida dapat mengurangi kelarutan
Kegunaan : Sampel panas reaksi
Khasiat : Antasidum
Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup baik
II.2.3 HCl (Dirjen POM, 1979 : hal.53)
Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama Lain : Asam Klorida
RM / BM : HCl / 36,46
Pemerian : Cairan, tidak berwarna, berasap, bau
merangsang
Kegunaan : Pelarut
Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup baik
II.2.4 Kalium Bromida ( Dirjen POM, 1979 : 328 ; Sweetman S.C, 2009)
Nama resmi : KALII BROMIDUM
Nama Lain : Kalium Bromida
RM / BM : KBr / 119,01
Pemerian : Putih atau hampir putih, serbuk kristal atau
kristal tak berwarna
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam gliserol,
praktis tidak larut dalam alkohol
Kegunaan : Sampel panas pelarutan
Khasiat : Sedativum
Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup baik
BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat dan Bahan yang digunakan
3.1.1 Alat
a. Batang pengaduk
b. Gelas kimia 500ml
c. Gelas ukur 25 ml
d. Pipet tetes
e. Termometer
f. Timbangan analitik
3.1.2 Bahan
a. CaCO3 1 & 2 gram
b. HCl p
c. H2O
d. Isolasi hitam
e. kBr 100mg
f. kertas perkamen
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Panas Pelarutan
a. kalium bromide (kBr) yang setara dengan 0,1 mol ditimbang
kemudian masukkan kedalam gelas kimia . tambahkan air yang
setara dengan 1 mol H2O. Aduk dan ukur suhu larutan (catat).
b. Kemudian ditambahkan lagi H2O 2,8,14 dan 20 ml .
c. Buat tabel dan grafik
3.2.2 Panas Reaksi
3.2.2.1 Panas rekasi 1 mol CaCO3
a. Ditimbang 1 mol CaCO3 masukkan kedalam gelas kimia yang
telah dibungkus isolasi hitam.
b. Dimasukkan 1 mol HCL p kedalam gelas kimia tersebut,
biarkan bereaksi aduk dan ukur suhu larutan tersebut.
c. Catat dan hitung panas reaksinya
3.2.2.2 Panas rekasi 1 mol CaCO3 dengan H2O
a. Ditimbang 1 mol CaCO3 masukkan kedalam gelas kimia yang
telah dibungkus isolasi hitam.
b. Dimasukkan 1 mol HCL p kedalam gelas kimia tersebut
c. Setelah itu tambahkan 2 mol H2O, aduk dan ukur suhu
d. Catat dan hitung panas reaksinya
3.2.2.3 Panas rekasi 2 mol CaCO3
a. Ditimbang 2 mol CaCO3 masukkan kedalam gelas kimia yang
telah dibungkus isolasi hitam.
b. Dimasukkan 1 mol HCL p kedalam gelas kimia tersebut,
biarkan bereaksi aduk dan ukur suhu larutan tersebut.
c. Catat dan hitung panas reaksinya
3.2.2.4 Panas rekasi 2 mol CaCO3 dengan H2O
a. Ditimbang 2 mol CaCO3 masukkan kedalam gelas kimia yang
telah dibungkus isolasi hitam.
b. Dimasukkan 1 mol HCL p kedalam gelas kimia tersebut
c. Setelah itu tambahkan 2 mol H2O , aduk dan ukur suhu
d. Catat dan hitung panas reaksinya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Tabel Hasil Pengamatan
IV.1.1 Panas pelarutan
Sampel Pelarut Suhu
H2O 2 ml 29 C
H2O 8 ml 31 C
100 mg KBr
H2O 14 ml 34 C
H2O 20 ml 30 C
IV.2 Reaksi
IV.3 Perhitungan
0,001 mol KBr
W
mol =
BM
W = mol x BM
= 0,001 x 119,01
= 0,11901 gram
0,01 mol CaCO3
W
mol =
BM
W = mol x BM
= 0,01 x 100,09
= 1,0009 gram
Aip Sripudin, Dede Rustiawan K., Adit Suganda. 2009. Praktis Belajar
Fisika 2 Kelas XI. Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan
Nasional. Jakarta
M.W. Zemansky and R.H. Dittman. 1982. Heat and thermodynamics 6th
edition. McGraw Hill Inc. USA