IDENTITAS
Nama : Frisilia Makaromase
NIM : 15505027
Kelompok : 4(Empat)
Semester/Kelas : V/B
Jurusan : Pendidikan Fisika
Judul Percobaan : Efek Fotolistrik
Tempat Percobaan : Laboratorium Fisika
b. Menentukan fungsi kerja/ work function sel foto (photo cell), nilai tetapan
Planck dan tenaga kinetik maksimum foto elektron.
b. Sumber cahaya.
d. Multimeter.
e. Lampu senter.
g. Lup
1
yang semacam itu yang kemudian dikenal sebagai foton, yang memiliki sifat-sifat
sebagai berikut :
1) Pada saat foton meninggalkan permukaan dinding rongga tidak menyebar dalam
ruang seperti gelombang tetapi tetap terkonsentrasi dalam ruang yang terbatas
yang sangat kecil
4) Dalam proses efek fotolistrik energi foton diserap seluruhnya oleh elektron yang
berada di permukaan logam.
Pada tahun 1921 Albert Einstein memperoleh hadian Nobel untuk Fisika,
karena secara teoritis berhasil menerangkan gejala efek fotolistrik. Kesahihan
penafsiran Einstein mengenal fotolistrik diperkuat dengan telaah tentang emisi
termionik. Telah diketahui bahwa dengan adanya panas akan dapat meningkatkan
konduktivitas udara yang ada di sekelilingnya. Menjelang abad ke-19 ditemukan
emisi elektron dari benda panas. Emisi termionik memungkinkan bekerjanya piranti
seperti tabung televisi yang di dalamnya terdapat filamen logam atau katoda
berlapisan khusus yang pada temperatur tinggi mampu menyajikan arus elektron
yang rapat.
2
energi yang diperlukan oleh elektron untuk lepas, sedang dalam emisi termionik
kalorlah yang menyediakannya.
Sel Surya
3
Gambar Simulasi Lab Virtual Percobaan Efek Fotolistrik
Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan suatu zat
(logam), bila permukaan logam tersebut disinari cahaya (foton) yang memiliki
energi lebih besar dari energi ambang (fungsi kerja) logam. Atau dapat di artikan
sebagai munculnya arus listrik atau lepasnya elektron yang bermuatan negatif dari
permukaan sebuah logam akibat permukaan logam tersebut disinari dengan berkas
cahaya yang mempunyai panjang gelombang atau frekuensi tertentu. Istilah lama
untuk efek fotolistrik adalah efek Hertz (yang saat ini tidak digunakan lagi).
Keunikan efek fotolistrik adalah ia hanya muncul ketika cahaya yang menerpa
memiliki frekuensi di atas nilai ambang tertentu. Di bawah nilai ambang tersebut,
tidak ada elektron yang terpancar keluar, tidak peduli seberapa banyak cahaya yang
4
menerpa benda. Frekuensi minimum yang kemunculan efek fotolistrik tergantung
pada jenis bahan yang disinari.
Efek fotolistrik ini ditemukan oleh Albert Einstein, yang menganggap bahwa
cahaya (foton) yang mengenai logam bersifat sebagai partikel.
Untuk melepaskan elektron dari suatu logam diperlukan sejumlah tenaga
minimal yang besarnya tergantung pada jenis / sifat logam tersebut.
Tenaga minimal ini disebut work function atau fungsi kerja dari logam, dan
dilambangkan oleh . Keperluan tenaga tersebut disebabkan elektron terikat oleh
logamnya.
Tenaga gelombang elektromagnetik/ foton yang terkuantisasi, besarnya adalah
Ef = h . . . . . . . . . . . . . . . (1)
Sehingga dapat dikatakan bila frekuensi foton lebih kecil daripada frekuensi
ambang logam, maka tidak akan terjadi pelepasan elektron dan jika lebih besar
frekuensi foton terhadap frekuensi ambang logamnya maka akan terjadi pelepasan
elektron, yang biasa disebut efek foto listrik atau gejala foto listrik.
Elektron yang lepas dari logam karena dikenai foton, akibat efek foto listrik ini,
disebut foto elektron, yang mempunyai tenaga kinetik sebesar
Ek = h - . . . . . . . . . . . . . . . (3)
Sistem peralatan untuk mempelajari efek foto listrik ditujukan pada gambar 1.
Dua elektroda dalam tabung hampa, dimana salah satunya adalah logam yang
disinari (sebuat sel foto). Antara kedua elektroda diberi beda potensial sebesar V
dengan baterai E1 dan E2, yang nilainya dapat divariasi dari V = - E1 sampai dengan
V = + E2 dengan suatu potensiometer. Arus foto elektron (Ie) dapat diukur dengan
mikro meter atau Gavanometer. Untuk suatu nilai >o dengan intensitas tertentu,
5
dapat diamati Ie sebagai V. Ie akan mencapai nilai nol bila V diturunkan mencapai
nilai tertentu, V = Vg (tegangan penghenti/ stopping voltage), yang memenuhi
persamaan
Tetapan Planck apabila sudah di ketahui potensial penghentinya maka dapat di uji
dengan persamaan :
Dengan
6
V. JALANNYA PERCOBAAN
2. Mengatur lensa sehingga Nampak spectrum warna (lampu yang di gunakan adalah
lampu gas Mercury), kemudian mengatur sel foto sehingga spectrum warna jatuh
pada sel foto (pengukuran di lakukan hanya pada orde 1)
3. Mengukur tegangan dengan menggunakan multimeter untuk setiap warna yang jatuh
pada sel foto.
4. Mengulangi Langkah 3 Hanya saja pada sel foto di beri filter kemudian mengukur
tegangan setiap warna untuk absorbsi yang berbeda.
Dengan Absorber
7
Filter Absorber Tegangan (V)
I II III
20 % 0.002 V 0.002 V 0.002 V
Kuning 40% 0.003 V 0.0035 V 0.003 V
60% 0.0035 V 0.003 V 0.003 V
80% 0.003 V 0.003 V 0.003 V
100% 0.01 V 0.01 V 0.01 V
= 5789,7 1010
= 5460,6 1010
= 4046,6 1010
8
= 6,626 1034
= 3 108 /
= 1,6 1019
Penyelesaian :
a. =
= 1,6 1019 0,012
= 0,0000192 1016
b. = =
c. =
=
9
= 3.4108 1019
d. 0 =
3,4108 1019
0 = = 0,5147 1015
6,626 1034
3,624 1019
0 = = 0,546 1015
6,626 1034
4,878 1019
0 = 34
= 0,734 1015
6,626 10
e. = =
+
=
( ) +
=
Dengan,
=
=
10
0,00343 1016
= = 0,518 1015
6,626 1034
0,00364 1016
= = 0,5491015
6,626 1034
0,00491 1016
= = 0,7411015
6,626 1034
2. Menggunakan absorber
= 5789,7 1010
= 5460,6 1010
= 4046,6 1010
= 6,625 1034
= 3 108 /
= 1,6 1019
Penyelesaian :
Untuk Absorber 20%
a. =
0,002 +0,002 +0,002 0,006
= = = = 0,002
3 3
11
0,002 +0,002 +0,002 0,006
= = = = 0,002
3 3
12
= 1,6 1019 0,005
= 0,0000081016
= 1,6 1019 0,003
= 0,00000481016
= 1,6 1019 0,005
= 0,0000081016
13
b. = =
c. =
=
14
= 0,00343 1016 0,000004961016
= 0,00342504 1016
= 3,42504 1019
15
= 0,0036352 1016
= 3,6352 1019
d. 0 =
3,6368 1019
0 = 34
= 0,5488 1015
6,626 10
4,90664 1019
0 = = 0,74051 1015
6,626 1034
16
Untuk absorber 40%
3,42504 1019
0 = = 0,5169091015
6,626 1034
3,63424 1019
0 = = 0,548481015
6,626 1034
4,903292 1019
0 = = 0,7401021015
6,626 1034
3,63264 1019
0 = = 0,548241015
6,626 1034
4,90424 1019
0 = = 0,740151015
6,626 1034
3,6352 1019
0 = = 0,5486 1015
6,626 1034
4,90424 1019
0 = = 0,74015 1015
6,626 1034
17
3,624 1019
0 = = 0,546 1015
6,626 1034
4,894 1019
0 = = 0,738 1015
6,626 1034
e. =
=
+
=
( ) +
=
Dengan,
=
=
0,00343 1016
= = 0,5176 1015
6,626 1034
0,00364 1016
= = 0,54931015
6,626 1034
0,00491 1016
= = 0,7411015
6,626 1034
18
(1,6 1019 0,002) + 3,6368 1019
=
0,5488 1015
= ,
19
Untuk absorber 80%
20
VIII. TEORI KESALAHAN
Persentase kesalahan = [ ] 100%
1. Tanpa Absorber
Filter Kuning
Persentase kesalahan = [ ] 100%
= 0.28 %
Filter Hijau
Persentase kesalahan = [ ] 100%
= 0.24 %
Filter Ungu
Persentase kesalahan = [ ] 100%
= 0.64 %
2. Dengan Absorber
a. Untuk absorber 20%
Filter Kuning
Persentase kesalahan = [ ] 100%
= 0.06 %
Filter Hijau
Persentase kesalahan = [ ] 100%
= 0.06 %
Filter Ungu
21
Persentase kesalahan = [ ] 100%
= 0.05 %
b. Untuk Absorber 40%
Filter Kuning
Persentase kesalahan = [ ] 100%
= 0.07 %
Filter Hijau
Persentase kesalahan = [ ] 100%
= 0.08 %
Filter Ungu
Persentase kesalahan = [ ] 100%
= 0.09 %
c. Untuk Absorber 60%
Filter Kuning
Persentase kesalahan = [ ] 100%
= 0.07 %
Filter Hijau
Persentase kesalahan = [ ] 100%
= 0.11 %
Filter Ungu
22
Persentase kesalahan = [ ] 100%
= 0.08 %
Filter Kuning
Persentase kesalahan = [ ] 100%
= 0.07 %
Filter Hijau
Persentase kesalahan = [ ] 100%
= 0.07 %
Filter Ungu
Persentase kesalahan = [ ] 100%
= 0.08 %
= 0.07 %
Filter Hijau
Persentase kesalahan = [ ] 100%
23
= 0.18 %
Filter Ungu
Persentase kesalahan = [ ] 100%
= 0.10 %
24
IX. PEMBAHASAN
Praktikum efek fotolistrik merupakan praktikum yang bertujuan untuk
mempelajari efek/ gejala fotolistrik secara eksperimen ,menentukan fungsi kerja
(work function) sel foto, nilai tetapan plank dan tenaga kinetic maksimum foto
elektron.Percobaan efek fotolistrik dibagi menjadi dua tahap percobaan, yaitu
percobaan efek foto listrik yang tidak menggunakan absorber dan percobaan efek
foto listrik yang menggunakan absorber. Didalam melakukan praktikum tersebut
hendaknya harus menggunakan multimeter yang mempunyai skaia dibawah 1
DCV karena jika multi meter yang digunakan mempunya skala yang dimulai dari
10 DCV maka jarum penunjuk multimeter tidak akan bergerak, hal ini disebabkan
karena jika skala DCV yang kita gunakan semakin di perbesar maka jarum
penunjuk multimeter akan semakin turun ke titik nol.
Pernyataan diatas sesuai dengan teori efek foto listrik yang terdapat dalam buku
Kenneth Krane (Fisika Modern Hlm.97) yaitu Secara eksperimen, tegangan
perlambat terus diperbesar hingga pembacaan arus pada ammeter menurun ke
nol.Tegangan yang bersangkutan ini disebut potensial henti (stoping potensial).
Dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar tegangan penghambat
yang kita berikan pada ammeter maka jarum penunjuk pada ammeter akan
semakin menurun ke titik nol.
Berdasarkan teori diatas maka untuk skala multimeter kami menggunakan skala
0,5 DCV.
Dari pengolahan data praktikum efek foto listrik maka diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tidak menggunakan absorber
Filter Tetapan Plank (h) Pesentase kesalahan
Menggunakan Absorber
25
Kesalahan
Dilihat dari tabel persentase kesalahan, dapat disimpulkan bahwa hasil yang
kami peroleh dapat dikatakan akurat karena persentase kesalahannya hanya
berkisar dari 0.05 % - 0,64 %. Untuk persentase kesalahan yang dimulai 0,001 %
- 0,64 %, ini disebabkan karena rendahnya ketelitian multimeter analog dalam
pembacaan skala yang brada diantara nilai skala misalnya nilai skala diantara 1
dan 2 Sehingga untuk pembacaan skalanya kami hanya bisa menebak nilai yang
berada diantara 1 dan 2.
26
X. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat di tari kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pada saat suatu sel foto menerima cahaya maka ada arus listrik akan
mengalir.
2. Ketika plat logam disinari cahaya, maka akan terjadi loncatan
elektron dari katoda ke anoda.
3. Tegangan yang muncul pada multimeter saat melakukan percobaan
efek foto listrik, merupakan tegangan penghenti yang dapat
menghentikan proses efek foto listrik.
27
XI. DAFTAR PUSTAKA
28