Anda di halaman 1dari 28

I.

IDENTITAS
Nama : Frisilia Makaromase
NIM : 15505027
Kelompok : 4(Empat)
Semester/Kelas : V/B
Jurusan : Pendidikan Fisika
Judul Percobaan : Efek Fotolistrik
Tempat Percobaan : Laboratorium Fisika

II. TUJUAN PERCOBAAN


a. Mempelajari efek/ gejala fotolistrik secara eksperimen.

b. Menentukan fungsi kerja/ work function sel foto (photo cell), nilai tetapan
Planck dan tenaga kinetik maksimum foto elektron.

III. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


a. Sel photo (photo cell).

b. Sumber cahaya.

c. Filter cahaya ( Kuning, Hijau dan Ungu).

d. Multimeter.

e. Lampu senter.

f. Absorber (20%, 40%, 60%, 80%, 100%)

g. Lup

IV. TEORI DASAR


1. Pengantar Efek Fotolistrik

Dalam postulatnya Planck mengkuantisasikan energi yang dapat dimiliki


osilator, tetapi tetap memandang radiasi thermal dalam rongga sebagai gejala
gelombang. Einstein dapat menerangkan efek fotolistrik dengan meluaskan konsep
kuantisasi Planck. Einstein menggambarkan bahwa apabila suatu osilator dengan
energi pindah ke suatu keadaan, maka osilator tersebut memancarkan suatu
gumpalan energi elektromagnetik , Einstein menganggap bahwa gumpalan energi

1
yang semacam itu yang kemudian dikenal sebagai foton, yang memiliki sifat-sifat
sebagai berikut :

1) Pada saat foton meninggalkan permukaan dinding rongga tidak menyebar dalam
ruang seperti gelombang tetapi tetap terkonsentrasi dalam ruang yang terbatas
yang sangat kecil

2) Dalam perambatannya, foton bergerak dengan kecepatan cahaya c.

3) Energi foton terkait dengan frekuensinya yang memenuhi E = h .

4) Dalam proses efek fotolistrik energi foton diserap seluruhnya oleh elektron yang
berada di permukaan logam.

Lima tahun sesudah Planck mengajukan makalah ilmiahnya tentang teori


radiasi thermal oleh benda hitam sempurna, yaitu pada tahun 1905, Albert Einstein
mengemukakan teori kuantum untuk menerangkan gejala fotolistrik. Secara
eksperimental sebenarnya teori kuantum itu dibuktikan oleh Millikan pada tahun
1914. Millikan secara eksperimental membuktikan hubungan linear antara tegangan
pemberhentian elektron dan frekuensi cahaya yang mendesak elektron pada bahan
katoda tertentu.

Pada tahun 1921 Albert Einstein memperoleh hadian Nobel untuk Fisika,
karena secara teoritis berhasil menerangkan gejala efek fotolistrik. Kesahihan
penafsiran Einstein mengenal fotolistrik diperkuat dengan telaah tentang emisi
termionik. Telah diketahui bahwa dengan adanya panas akan dapat meningkatkan
konduktivitas udara yang ada di sekelilingnya. Menjelang abad ke-19 ditemukan
emisi elektron dari benda panas. Emisi termionik memungkinkan bekerjanya piranti
seperti tabung televisi yang di dalamnya terdapat filamen logam atau katoda
berlapisan khusus yang pada temperatur tinggi mampu menyajikan arus elektron
yang rapat.

Jelaslah bahwa elektron yang terpancar memperoleh energi dari agitasi


thermal partikel pada logam, dan dapat diharapkan bahwa elektron harus mendapat
energi minimum tertentu supaya dapat lepas. Energi minimum ini dapat ditentukan
untuk berbagai permukaan dan selalu berdekatan dengan fungsi kerja fotolistrik
untuk permukaan yang sama. Dalam emisi fotolistrik, foton cahaya menyediakan

2
energi yang diperlukan oleh elektron untuk lepas, sedang dalam emisi termionik
kalorlah yang menyediakannya.

Sel Surya

Untuk membangkitkan tenaga listrik dari cahaya matahari kita mengenal


istilah sel surya. Sel surya ini sebenarnya memanfaatkan konsep efek fotolistrik.
Efek ini akan muncul ketika cahaya tampak atau radiasi UV jatuh ke permukaan
benda tertentu. Cahaya tersebut mendorong elektron keluar dari benda tersebut
yang jumlahnya dapat diukur dengan meteran listrik. Konsep yang sederhana ini
tidak ditemukan kemudian dimanfaatkan begitu saja, namun terdapat serangkain
proses yang diwarnai dengan perdebatan para ilmuan hingga ditemukanlah
definisi cahaya yang mewakili pemikiran para ilmuan tersebut, yakni cahaya
dapat berprilaku sebagai gelombang dapat pula sebagai partikel. Sifat mendua dari
cahaya ini disebut dualisme gelombang cahaya.

Meskipun sifat gelombang cahaya telah berhasil diaplikasikan sekitar akhir


abad ke-19, ada beberapa percobaan dengan cahaya dan listrik yang sukar dapat
diterangkan dengan sifat gelombang cahaya itu. Pada tahun 1888 Hallwachs
mengamati bahwa suatu keping itu mula-mula positif, maka tidak terjadi
kehilangan muatan. Diamatinya pula bahwa suatu keping yang netral akan
memperoleh muatan positif apabila disinari. Kesimpulan yang dapat ditarik dari
pengamatan-pengamatan di atas adalah bahwa cahaya ultraviolet mendesak
keluar muatan listrik negatif dari permukaan keping logam yang netral. Gejala ini
dikenal sebagai efek fotolistrik.

2.Perumusan Matematis Efek Fotolistrik

Plank mengemukakan bahwa osilator hanya dapat menyerap dan


memancarkan energi gelombang dengan nilai yang terkuantisasi. Namun, Planck
masih tetap menganggap bahwa gelombang tetaplah suatu wujud yang kontinu. Ia
belum sampai pada pemikiran bahwa energi gelombang itu sendirilah yang
terkuantisasi. Konsep tersebut dikemukakan oleh Albert Einstein ketika
menjelaskan efek fotolistrik.

3
Gambar Simulasi Lab Virtual Percobaan Efek Fotolistrik

Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan suatu zat
(logam), bila permukaan logam tersebut disinari cahaya (foton) yang memiliki
energi lebih besar dari energi ambang (fungsi kerja) logam. Atau dapat di artikan
sebagai munculnya arus listrik atau lepasnya elektron yang bermuatan negatif dari
permukaan sebuah logam akibat permukaan logam tersebut disinari dengan berkas
cahaya yang mempunyai panjang gelombang atau frekuensi tertentu. Istilah lama
untuk efek fotolistrik adalah efek Hertz (yang saat ini tidak digunakan lagi).

Prinsip pengukuran efekfotolistrik.

Keunikan efek fotolistrik adalah ia hanya muncul ketika cahaya yang menerpa
memiliki frekuensi di atas nilai ambang tertentu. Di bawah nilai ambang tersebut,
tidak ada elektron yang terpancar keluar, tidak peduli seberapa banyak cahaya yang
4
menerpa benda. Frekuensi minimum yang kemunculan efek fotolistrik tergantung
pada jenis bahan yang disinari.
Efek fotolistrik ini ditemukan oleh Albert Einstein, yang menganggap bahwa
cahaya (foton) yang mengenai logam bersifat sebagai partikel.
Untuk melepaskan elektron dari suatu logam diperlukan sejumlah tenaga
minimal yang besarnya tergantung pada jenis / sifat logam tersebut.
Tenaga minimal ini disebut work function atau fungsi kerja dari logam, dan
dilambangkan oleh . Keperluan tenaga tersebut disebabkan elektron terikat oleh
logamnya.
Tenaga gelombang elektromagnetik/ foton yang terkuantisasi, besarnya adalah

Ef = h . . . . . . . . . . . . . . . (1)

dimana adalah frekuensi gelombang elektromagnetik dan h adalah tetapan


Planck, bila dikenakan pada suatu logam dengan fungsi kerja , dimana h > ,
maka elektron dapat terlepas dari logam. Bila tenaga foton tepat sama dengan fungsi
kerja logam yang dikenainya, frekuensi sebesar frekuensi foton tersebut disebut
frekuensi ambang dari logam, yaitu

0 = .................................. (2)

Sehingga dapat dikatakan bila frekuensi foton lebih kecil daripada frekuensi
ambang logam, maka tidak akan terjadi pelepasan elektron dan jika lebih besar
frekuensi foton terhadap frekuensi ambang logamnya maka akan terjadi pelepasan
elektron, yang biasa disebut efek foto listrik atau gejala foto listrik.
Elektron yang lepas dari logam karena dikenai foton, akibat efek foto listrik ini,
disebut foto elektron, yang mempunyai tenaga kinetik sebesar
Ek = h - . . . . . . . . . . . . . . . (3)

Sistem peralatan untuk mempelajari efek foto listrik ditujukan pada gambar 1.
Dua elektroda dalam tabung hampa, dimana salah satunya adalah logam yang
disinari (sebuat sel foto). Antara kedua elektroda diberi beda potensial sebesar V
dengan baterai E1 dan E2, yang nilainya dapat divariasi dari V = - E1 sampai dengan
V = + E2 dengan suatu potensiometer. Arus foto elektron (Ie) dapat diukur dengan
mikro meter atau Gavanometer. Untuk suatu nilai >o dengan intensitas tertentu,
5
dapat diamati Ie sebagai V. Ie akan mencapai nilai nol bila V diturunkan mencapai
nilai tertentu, V = Vg (tegangan penghenti/ stopping voltage), yang memenuhi
persamaan

Dari persamaan menunjukkan bahwa Vg merupakan fungsi , sehingga

pengukuran Vg untuk berbagai nilai memungkinkan untuk menentukan nilai dan

Tetapan Planck apabila sudah di ketahui potensial penghentinya maka dapat di uji

dengan persamaan :

Dengan

6
V. JALANNYA PERCOBAAN

1. Mengatur alat seperti pada Gambar di bawah

Susunan alat percobaan Efek Fotolistrik

2. Mengatur lensa sehingga Nampak spectrum warna (lampu yang di gunakan adalah
lampu gas Mercury), kemudian mengatur sel foto sehingga spectrum warna jatuh
pada sel foto (pengukuran di lakukan hanya pada orde 1)

3. Mengukur tegangan dengan menggunakan multimeter untuk setiap warna yang jatuh
pada sel foto.

4. Mengulangi Langkah 3 Hanya saja pada sel foto di beri filter kemudian mengukur
tegangan setiap warna untuk absorbsi yang berbeda.

5. Mengulangi pengukuran minimal 3 kali pengukuran.

VI. DATA HASIL PENGAMATAN


Tanpa menggunakan abosorber
Sel Foto Tegangan (V)
Kuning 0,012 V 0,012 V 0,014 V
Hijau 0,01 V 0,01 V 0,01 V
Ungu 0,05 V 0,016 V 0,016 V

Dengan Absorber

7
Filter Absorber Tegangan (V)
I II III
20 % 0.002 V 0.002 V 0.002 V
Kuning 40% 0.003 V 0.0035 V 0.003 V
60% 0.0035 V 0.003 V 0.003 V
80% 0.003 V 0.003 V 0.003 V
100% 0.01 V 0.01 V 0.01 V

Filter Absorber Tegangan (V)


I II III
20 % 0.002 V 0.002 V 0.002 V
Hijau 40% 0.0035 V 0.0035 V 0.004 V
60% 0.0045 V 0.005 V 0.0045 V
80% 0.003 V 0.003 V 0.003 V
100% 0.01 V 0.01 V 0.01 V

Filter Absorber Tegangan (V)


I II III
20 % 0.002 V 0.002 V 0.0025 V
Ungu 40% 0.004 V 0.0035 V 0.004 V
60% 0.0035 V 0.004 V 0.0035 V
80% 0.0035 V 0.004 V 0.0035 V
100% 0.01 V 0.01 V 0.01 V

VII. PENGOLAHAN DATA


1. Tanpa menggunakan absorber

0.012 + 0.012 + 0.014 0,038


= = = = 0,012
3 3
0.01 + 0.01 + 0.01 0,03
= = = = 0,01
3 3
0.05 + 0.016 +0.016 0.082
= = = 0,027
3 3

= 5789,7 1010
= 5460,6 1010
= 4046,6 1010
8
= 6,626 1034
= 3 108 /
= 1,6 1019
Penyelesaian :
a. =
= 1,6 1019 0,012
= 0,0000192 1016

= 1,6 1019 0,01


= 0,000016 1016

= 1,6 1019 0,027


= 0,00004321016


b. = =

6,626 1034 3 108 /


=
5789,7 1010
= 0,00343 1016

6,626 1034 3 108 /


=
5460,6 1010
= 0,00364 1016

6,626 1034 3 108 /


=
4046,6 1010
= 0,00491 1016

c. =
=

= 0,00343 1016 0,0000192 1016


= 0,0034108 1016

9
= 3.4108 1019

= 0,00364 1016 0,000016 1016


= 0,003624 1016
= 3,624 1019

= 0,00491 1016 0,0000432 1016


= 0,004866 1016
= 4,866 1019


d. 0 =

3,4108 1019
0 = = 0,5147 1015
6,626 1034

3,624 1019
0 = = 0,546 1015
6,626 1034

4,878 1019
0 = 34
= 0,734 1015
6,626 10


e. = =


+
=

( ) +
=

Dengan,
=

=

10
0,00343 1016
= = 0,518 1015
6,626 1034

0,00364 1016
= = 0,5491015
6,626 1034

0,00491 1016
= = 0,7411015
6,626 1034

(1,6 1019 0,021) + 3,4108 1019


=
0,5147 1015
= ,

(1,6 1019 0,013) + 3,624 1019


=
0,546 1015
= ,

(1,6 1019 0,02) + 4,866 1019


=
0,734 1015
= ,

2. Menggunakan absorber

= 5789,7 1010
= 5460,6 1010
= 4046,6 1010
= 6,625 1034
= 3 108 /
= 1,6 1019
Penyelesaian :
Untuk Absorber 20%
a. =
0,002 +0,002 +0,002 0,006
= = = = 0,002
3 3

11
0,002 +0,002 +0,002 0,006
= = = = 0,002
3 3

0,002 +0,002 +0,0025 0,0065


= = = = 0,0021
3 3

= 1,6 1019 0,02


= 0,0000032 1016
= 1,6 1019 0,009
= 0,0000032 1016
= 1,6 1019 0,009
= 0,00000336 1016
Untuk Absorber 40%

0.003 +0.0035+0.003 0,0095


= = = = 0,0031
3 3
0,0035 +0,0035 +0,004 0,011
= = = = 0,0036
3 3
0,004 +0,0035 +0,004 0,0115
= = = = 0,0038
3 3

= 1,6 1019 0,0031


= 0,000004961016
= 1,6 1019 0,0036
= 0,00000576 1016
= 1,6 1019 0,0038
= 0,000006081016

Untuk Absorber 60%

0,0035 +0,003 +0,003 0,0095


= = =
3 3
= 0,0031

0,0045 +0,005 +0,0045 0,014


= = = = 0,0046
3 3
0,0035 +0,004 +0,0035 0,011
= = = = 0,0036
3 3

12
= 1,6 1019 0,005
= 0,0000081016
= 1,6 1019 0,003
= 0,00000481016
= 1,6 1019 0,005
= 0,0000081016

Untuk Absorber 80%

0,003 +0,003 +0,003 0,009


= = = = 0,003
3 3
0,003 +0,003 +0,003 0,009
= = = = 0,003
3 3
0,0035 +0,004 +0,0035 0,011
= = = = 0,0036
3 3

= 1,6 1019 0,009


= 0,00000481016
= 1,6 1019 0,006
= 0,00000481016
= 1,6 1019 0,009
= 0,000005761016

Untuk Absorber 100%

0,01 +0,01 +0,01 0,03


= = = = 0,01
3 3
0,01 +0,01 +0,01 0,03
= = = = 0,01
3 3
0,01 +0,01 +0,01 0,03
= = = = 0,01
3 3

= 1,6 1019 0,01


= 0,0000161016
= 1,6 1019 0,01
= 0,0000161016
= 1,6 1019 0,01
= 0,0000161016

13

b. = =

6,626 1034 3 108 /


=
5789,7 1010
= 0,00343 1016
6,626 1034 3 108 /
=
5460,6 1010
= 0,00364 1016
6,626 1034 3 108 /
=
4046,6 1010
= 0,00491 1016

c. =
=

Untuk Absorber 20%

= 0,00343 1016 0,0000032 1016


= 0,0034268 1016
= 3,4268 1019

= 0,00364 1016 0,0000032 1016


= 0,0036368 1016
= 3,6368 1019

= 0,00491 1016 0,00000336 1016


= 0,00490664 1016
= 4,90664 1019

Untuk Absorber 40%

14
= 0,00343 1016 0,000004961016
= 0,00342504 1016
= 3,42504 1019

= 0,00364 1016 0,00000576 1016


= 0,00363424 1016
= 3,63424 1019

= 0,00491 1016 0,000006081016


= 0,00490392 1016
= 4,90392 1019

Untuk Absorber 60%

= 0,00343 1016 0,000004961016


= 0,00342504 1016
= 3,42504 1019

= 0,00364 1016 0,000007361016


= 0,00363264 1016
= 3,63264 1019

= 0,00491 1016 0,000005761016


= 0,00490424 1016
= 4,90424 1019

Untuk Absorber 80%

= 0,00343 1016 0,00000481016


= 0,0034252 1016
= 3,4252 1019

= 0,00364 1016 0,00000481016

15
= 0,0036352 1016
= 3,6352 1019

= 0,00491 1016 0,000005761016


= 0,00490424 1016
= 4,90424 1019

Untuk Absorber 100%

= 0,00343 1016 0,0000161016


= 0,003414 1016
= 3,414 1019

= 0,00364 1016 0,0000161016


= 0,003624 1016
= 3,624 1019

= 0,00491 1016 0,0000161016


= 0,004894 1016
= 4,894 1019


d. 0 =

Untuk absorber 20%


3,4268 1019
0 = = 0,5171 1015
6,626 1034

3,6368 1019
0 = 34
= 0,5488 1015
6,626 10

4,90664 1019
0 = = 0,74051 1015
6,626 1034

16
Untuk absorber 40%
3,42504 1019
0 = = 0,5169091015
6,626 1034

3,63424 1019
0 = = 0,548481015
6,626 1034

4,903292 1019
0 = = 0,7401021015
6,626 1034

Untuk absorber 60%


3,42504 1019
0 = = 0,516909 1015
6,626 1034

3,63264 1019
0 = = 0,548241015
6,626 1034

4,90424 1019
0 = = 0,740151015
6,626 1034

Untuk absorber 80%


3,4252 1019
0 = = 0,5169 1015
6,626 1034

3,6352 1019
0 = = 0,5486 1015
6,626 1034

4,90424 1019
0 = = 0,74015 1015
6,626 1034

Untuk absorber 100%


3,414 1019
0 = = 0,5151015
6,626 1034

17
3,624 1019
0 = = 0,546 1015
6,626 1034

4,894 1019
0 = = 0,738 1015
6,626 1034


e. =
=


+
=

( ) +
=

Dengan,
=

=

0,00343 1016
= = 0,5176 1015
6,626 1034

0,00364 1016
= = 0,54931015
6,626 1034

0,00491 1016
= = 0,7411015
6,626 1034

Untuk absorber 20%


( ) +
=

(1,6 1019 0,002) + 3,4268 1019


=
0,5171 1015
= ,

18
(1,6 1019 0,002) + 3,6368 1019
=
0,5488 1015
= ,

(1,6 1019 0,0021 ) + 4,90664 1019


=
0,74051 1015
= ,

Untuk absorber 40%

(1,6 1019 0,0031) + 3,42504 1019


=
0,5169091015
= ,

(1,6 1019 0,0036) + 3,63424 1019


=
0,54848 1015
= ,

(1,6 1019 0,0038) + 4,90392 1019


=
0,7401021015
= ,

Untuk absorber 60%

(1,6 1019 0,0031 ) + 3,42504 1019


=
0,516909 1015
= ,

(1,6 1019 0,0046) + 3,63264 1019


=
0,54824 1015
= ,

(1,6 1019 0,0036) + 4,90424 1019


=
0,74015 1015
= ,

19
Untuk absorber 80%

(1,6 1019 0,003 ) + 3,4252 1019


=
0,51691015
= ,

(1,6 1019 0,003 ) + 3,6352 1019


=
0,54861015
= ,

(1,6 1019 0,0036 ) + 4,90424 1019


=
0,740151015
= ,

Untuk absorber 100%

(1,6 1019 0,01) + 3,414 1019


=
0,5151015
= ,

(1,6 1019 0,01 ) + 3,624 1019


=
0,5461015
= ,

(1,6 1019 0,01) + 4,894 1019


=
0,7381015
= ,

20
VIII. TEORI KESALAHAN

Persentase kesalahan = [ ] 100%

1. Tanpa Absorber
Filter Kuning

Persentase kesalahan = [ ] 100%

6,645 1034 6,626 1034


=[ ] 100%
6,626 1034

= 0.28 %
Filter Hijau

Persentase kesalahan = [ ] 100%

6,642 1034 6,626 1034


=[ ] 100%
6,626 1034

= 0.24 %
Filter Ungu

Persentase kesalahan = [ ] 100%

6,669 1034 6,626 1034


=[ ] 100%
6,626 1034

= 0.64 %
2. Dengan Absorber
a. Untuk absorber 20%
Filter Kuning

Persentase kesalahan = [ ] 100%

6,6301 1034 6,626 1034


=[ ] 100%
6,626 1034

= 0.06 %
Filter Hijau

Persentase kesalahan = [ ] 100%

6,63002 1034 6,626 1034


=[ ] 100%
6,626 1034

= 0.06 %
Filter Ungu

21

Persentase kesalahan = [ ] 100%

6,62938 1034 6,626 1034


=[ ] 100%
6,626 1034

= 0.05 %
b. Untuk Absorber 40%
Filter Kuning

Persentase kesalahan = [ ] 100%

6,63096 1034 6,626 1034


=[ ] 100%
6,626 1034

= 0.07 %
Filter Hijau

Persentase kesalahan = [ ] 100%

6,63178 1034 6,626 1034


=[ ] 100%
6,626 1034

= 0.08 %
Filter Ungu

Persentase kesalahan = [ ] 100%

6,63208 1034 6,626 1034


=[ ] 100%
6,626 1034

= 0.09 %
c. Untuk Absorber 60%
Filter Kuning

Persentase kesalahan = [ ] 100%

6,63096 1034 6,626 1034


=[ ] 100%
6,626 1034

= 0.07 %
Filter Hijau

Persentase kesalahan = [ ] 100%

6,6336 1034 6,626 1034


=[ ] 100%
6,626 1034

= 0.11 %
Filter Ungu

22

Persentase kesalahan = [ ] 100%

6,63176 1034 6,626 1034


=[ ] 100%
6,626 1034

= 0.08 %

d. Untuk absorber 80%

Filter Kuning

Persentase kesalahan = [ ] 100%

6,6312 1034 6,626 1034


=[ ] 100%
6,626 1034

= 0.07 %
Filter Hijau

Persentase kesalahan = [ ] 100%

6,6311 1034 6,626 1034


=[ ] 100%
6,626 1034

= 0.07 %
Filter Ungu

Persentase kesalahan = [ ] 100%

6,63176 1034 6,626 1034


=[ ] 100%
6,626 1034

= 0.08 %

e. Untuk absorber 100%


Filter Kuning

Persentase kesalahan = [ ] 100%

6,6307 1034 6,626 1034


=[ ] 100%
6,626 1034

= 0.07 %
Filter Hijau

Persentase kesalahan = [ ] 100%

6,638 1034 6,626 1034


=[ ] 100%
6,626 1034

23
= 0.18 %
Filter Ungu

Persentase kesalahan = [ ] 100%

6,633 1034 6,626 1034


=[ ] 100%
6,626 1034

= 0.10 %

24
IX. PEMBAHASAN
Praktikum efek fotolistrik merupakan praktikum yang bertujuan untuk
mempelajari efek/ gejala fotolistrik secara eksperimen ,menentukan fungsi kerja
(work function) sel foto, nilai tetapan plank dan tenaga kinetic maksimum foto
elektron.Percobaan efek fotolistrik dibagi menjadi dua tahap percobaan, yaitu
percobaan efek foto listrik yang tidak menggunakan absorber dan percobaan efek
foto listrik yang menggunakan absorber. Didalam melakukan praktikum tersebut
hendaknya harus menggunakan multimeter yang mempunyai skaia dibawah 1
DCV karena jika multi meter yang digunakan mempunya skala yang dimulai dari
10 DCV maka jarum penunjuk multimeter tidak akan bergerak, hal ini disebabkan
karena jika skala DCV yang kita gunakan semakin di perbesar maka jarum
penunjuk multimeter akan semakin turun ke titik nol.
Pernyataan diatas sesuai dengan teori efek foto listrik yang terdapat dalam buku
Kenneth Krane (Fisika Modern Hlm.97) yaitu Secara eksperimen, tegangan
perlambat terus diperbesar hingga pembacaan arus pada ammeter menurun ke
nol.Tegangan yang bersangkutan ini disebut potensial henti (stoping potensial).
Dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar tegangan penghambat
yang kita berikan pada ammeter maka jarum penunjuk pada ammeter akan
semakin menurun ke titik nol.
Berdasarkan teori diatas maka untuk skala multimeter kami menggunakan skala
0,5 DCV.
Dari pengolahan data praktikum efek foto listrik maka diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tidak menggunakan absorber
Filter Tetapan Plank (h) Pesentase kesalahan

Warna Kuning 6,6451034 0.28

Warna hijau 6,6421034 0.24

Warna Ungu 6,6691034 0.64

Menggunakan Absorber

Intensitas Filter Tetapan Planck (h) Persentase

25
Kesalahan

20 % Kuning 6,6301 1034 0.06

Hijau 6,63002 1034 0.06

Ungu 6,62938 1034 0.05

40 % Kuning 6,63096 1034 0.07

Hijau 6,63178 1034 0.08

Ungu 6,63208 1034 0.09

60 % Kuning 6,63096 1034 0.07

Hijau 6,6336 1034 0.11

Ungu 6,63176 1034 0.08

80 % Kuning 6,6312 1034 0.07

Hijau 6,6311 1034 0.07

Ungu 6,63176 1034 0.08

100 % Kuning 6,6307 1034 0.07

Hijau 6,638 1034 0.18

Ungu 6,633 1034 0.10

Dilihat dari tabel persentase kesalahan, dapat disimpulkan bahwa hasil yang
kami peroleh dapat dikatakan akurat karena persentase kesalahannya hanya
berkisar dari 0.05 % - 0,64 %. Untuk persentase kesalahan yang dimulai 0,001 %
- 0,64 %, ini disebabkan karena rendahnya ketelitian multimeter analog dalam
pembacaan skala yang brada diantara nilai skala misalnya nilai skala diantara 1
dan 2 Sehingga untuk pembacaan skalanya kami hanya bisa menebak nilai yang
berada diantara 1 dan 2.

26
X. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat di tari kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pada saat suatu sel foto menerima cahaya maka ada arus listrik akan
mengalir.
2. Ketika plat logam disinari cahaya, maka akan terjadi loncatan
elektron dari katoda ke anoda.
3. Tegangan yang muncul pada multimeter saat melakukan percobaan
efek foto listrik, merupakan tegangan penghenti yang dapat
menghentikan proses efek foto listrik.

27
XI. DAFTAR PUSTAKA

Tumangkeng. Jeane, 2014, Penuntun Praktikum Laboratorium Fisika I, Jurusan


Fisika: FMIPA UNIMA
Prisilia Meifi Mondigir, 2013, Laporan efek fotolistrik. Jurusan fisika: FMIPA
UNIMA

Sumual Stelly. 2016, Laporan efek fotolistrik. Jurusan fisika: FMIPA


UNIMA

Krane Kenneth. 2006, Fisika Modern. Jakarta: Universitas Indonesia

28

Anda mungkin juga menyukai