Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Merokok merupakan salah satu kekhawatiran terbesar yang dihadapi dunia
kesehatan karena menyebabkan hampir 6 juta orang meninggal dalam setahun. Lebih
dari 5 juta orang meninggal karena menghisap langsung rokok, sedangkan 600 ribu
orang lebih meninggal karena terpapar asap rokok (WHO, 2013). Indonesia
merupakan salah satu negara dengan prevalensi perokok yang terbesar di dunia.
Menurut data World Health Organization (WHO), pada tahun 2012 persentase
prevalensi perokok pria yaitu 67% jauh lebih besar daripada perokok wanita yaitu
2,7%. Diantara para perokok tersebut terdapat 56,7% pria dan 1,8% wanita merokok
setiap hari. Terdapat gap yang besar antara jumlah perokok dewasa pria dan perokok
wanita yang merokok setiap hari (OECD, 2013) . Diperkirakan sebanyak seperempat
perokok aktif akan meninggal pada usia 25 -69 tahun dan mereka kehilangan angka
harapan hidup sekitar 20 tahun (Gajalakshmi dkk., 2003).
Pada tahun 2005, WHO memulai program World Health Organization
Framework Convention on Tobacco Control (WHO FCTC) yang bertugas untuk
mengidentifikasi kerugian yang diakibatkan oleh aktivitas merokok dan hal yang
terkait dengan upaya pencegahan. Pada tahun 2008, WHO mengidentifikasi 6 elemen
pengendalian rokok yang dikenal dengan MPOWER yang merupakan singkatan dari
Monitoring, Protecting, Offering, Warning, Enforcing dan Raising. Hingga saat ini
Indonesia belum menandatangani WHO FCTC sehingga masalah pengendalian rokok
di Indonesia masih belum tertangani dengan baik karena tidak adanya program
pengendalian rokok.
Melihat semakin signifikannya peningkatan angka perokok di Indonesia dan
belum adanya program yang mampu mengendalaikan jumlah perokok , tentulah
diperlukan program yang mampu mengendalikan jumlah perokok dan program yang
dapat membantu perokok yang ingin berhenti merokok, olehnya itu dibuatlah Match
Model klinik advokasi berhenti merokok untuk mengatasi masalah jumlah perokok
yang terus bertambah setiap tahunya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam Program
ini adalah Sejauh mana pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat terhadap
bahaya rokok dan sejauh mana keinginan perokok aktif untuk berhenti merokok
untuk pencegahan penyakityang di sebabkan oleh rokok ?

1.3 TUJUAN
Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan pengetahun masyarakat
tentang bahaya rokok , dan mengubah perilaku masyarakat yang merokok menjadi
tidak merokok melalui program ini. Selain meningkatkan pengetahuan dan merubah
perilaku masyarakat program ini juga bertujuan untuk melatih kemampuan
mahasiswa kesehatan masyarakat untuk menjadi promotor yang profesional dan
terlatih untuk menjadi modal kelak ketika mengaddi kepada masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat menuju kearah yang lebih baik.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Phase I Steps : Goals Selection


Delay Onset : Mengurangi jumlah penyakit akibat rokok sampai 20%
dalam jangka waktu 12 bulan untuk masyarakat.
Reduce Prevalence : Mengurangi persentase masyarakat yang
mengonsumsi rokok sampai 10 % dalam jangka waktu1 tahun.
Increase Prevalence : Meningkatkan masyarakat yang tidak merokok
sampai 70 % dalam jangka waktu 1 tahun

Health
Behavioral Risk Factors Environmental Risk Factors
Problems
Diabetes Meningkatnya penyakit Meningkatnya jumlah
melitus yang di sebabkan oleh perokok setiap tahunya.
rokok dan menujukan Banyaknya rokok yang
peningkatan kematian tersedia dengan harga
setiap tahunya. yang terjangkau dan
Meningkatnya jumlah beredar bebasnya iklan
perokok setiap tahunya. rokok di masyarakat
baik melalui media
Meningkatnya jumlah televisi,poster dan
perokok baru di spanduk.
kalangan masyarakat. Berkembangnya
presepsi yang salah di
kalangan masyarakat
yang menyatakan bahwa
kalau tidak meroko
tidak keren (gaul)

1. Health Goals
Melindungi masyarakat dari mengonsumsi rokok
Melindungi masyarakat dari penyakit akibat rokok
Melindungi masyarakat dari komplikasi penyakit lain akibat rokok
Melindungi masyarakat dari cacat fisik akibat rokok
Melindungi masyarakat dari keadaan yang tidak produktif akibat dari
rokok.
2. Target Population
Masyarakat yang merokok dan masyarakat yang ingin berhenti
merokok.
3. Personal Health Behaviour dan Interpersonal Factors
1. Personal Health Behaviours
1) Meningkatkan niat untuk berhenti merokok
2) Menjauhi tempat-tempat dimana banya perokok.
3) Kurangi jumlah batang rokok yang di hisap perharinya.
4) Menganti kebiasaan merokok dengan kebiasan lain seperti
menghisap gula-gula atau berolah raga.
2. Interpersonal Factors
1) Konselor factors
- Berpartisipasi aktif dalam memberikan bimbingan tentang
cara-cara berhenti merokok yang tepat dan benar.
- Menambah pengetahuan tentang bahaya merokok bagi
pasien maupun lingkungan sekitar pasein pada saat pasein
merokok.
- Memberikan pengetahuan tentang kerugian yang di
timbulkan pasien pada saat pasien merokok baik kerugian
secar ekonomi, sosisl maupun kesehatan itu sendiri melalui
penyuluhan secara langsung kepada pasien maupun melalui
media-media promosi kesehatan seperti video, leaflet, brosur
dll.
- Memberikan motifasi kepada pasien agar meningkatkan niat
pasien untuk berhenti merokok.
4. Environmental Factors
Dukungan fasilitas pembangunan untuk beraktivitas fisik seperti
taman kota, tempat renang, lari, lapangan bola dan tempat-tempat
olahraga lainnya
Membangun tempat-tempat yang memiliki aturan dilarang merokok
baik itu di taman, kampus, sekolah maupun tempat-tempat umum.
Mempromosikan bahaya rokok terhadap si perokok maupun
lingkungan sekitar perokok.
Meningkatkan pajak rokok sehingga berimbas kepada harga rokok
yang beredar di di masyarakat sehingga masyarakat tidak mampu
membeli rokok.
Mengadakan program hari tanpa asap rokok sedunia, senasional dan
seperofinsi.
Memperkenalkan kepada masyarakat tentang penyakit-penyakit yang
bisa timbul akibat konsumsi rokok.
Pengadaan fasilitas pelayanan kesehatan untuk berhenti merokok
(klinik berhenti merokok) di lingkungan masyarakat.
Menjadikan para stakeholder, tokoh masyarakat dan tokoh agama
sebagai figur pada kegiatan-kegiatan anti rokok agar masyarakat
lebih termotivasi untuk berhenti merokok.
Membuat aturan yang tegas tentang larangan merokok di tempat-
tempat umum.
2.2 Phase II Step : Intervention Planning
Step 1 Step 2 Step 3 Step 4
TARGET OBJECTIVE MEDIATORS APROACH
Individual Penurunan Pengetahuan Pendidikan
Masyarakat jumlah perokok bahaya rokok (kognitif,
yang di masyarakat. dan cara afektif,
merokok Perubahan berhenti behaviour)
dan yang perepsepsi merokok. berkaitan
ingin masyarakat sikap untuk bahaya rokok
berhenti tentang rokok. terhindar dari dan kerugian
merokok. Diagnosis dini bahaya rokok yang di
penyakit yang di skill dalam timbulkan
sebabkan oleh menjalankan akibat rokok.
rokok. tips-tips atau Counseling
cara-cara b(rhenti
berhenti merokok one
merokok yang to one, one to
telah di many) antara
peroleh. masyarakat
selalu yang merokok
beraktivitas dan ingin
fisik untuk berhenti
mengurangi merokok
ketagihan dengan
rokok. petugas
konselor
advokasi
berhenti
merokok. Atau
antara
komunitas
remaja dengan
petugas
promosi
kesehatan.
Training cara
berhenti
merokok bagi
para perokok
yang ingin
berhenti
merokok .
Interpersonal Pengontrolan Pengetahuan Training cara
Keluarga pasien klinik mengenai cara atau
Tenaga advokasi oleh pentingnya tips-tips untuk
konselor keluarga guna dukungan berhenti
Tenaga meningkatkan keluarga merokok yang
promosi keberhasilan terhadap pasien efektif dan
kesehatan. pasien klinik untuk efesien.
advokasi untuk membantu Membangun
berhenti pasien berhenti kekuatan kerja
merokok. merokok. sama antara
Mendukung Sikap untuk pasien,
keluaraga untuk memelayani keluarga
hidup sehat pasien klinik ,konselor dan
tanpa asap advokasi dan tenaga
rokok membimbing promosi
Berupaya aktif pasien klinik kesehatan
untuk untuk advokasi dalm upaya
melayani dengan baik menekan
pasien yang sampai tujun jumlah
ingin berhenti yang telah di perokok
merokok tentukan berasil. t
dengan Keahlian
memeberikan komunikasi
pendidikan, tenaga promosi
penyuluhan kesehatan untuk
,motivasi serta mengajak
tips-tips untuk masyarakat
berhenti berhenti
merokok. merokok agar
Berupaya aktif terhindar dari
dalam masalah-
mepromosikan masalah
tentang bahaya kesehatan yang
rokok serta di sebabkan
kerugian yang oleh rokok.
di timbulkan Senantiasa
akibat rokok berupaya aktif
kepada dalam
masyarakat mendukung
sekitar. kegiatan
keluarga sehata
tampa asap
rokok.

SOCIENTAL Mengadakan Pengetahuan Social


- tokoh masyarakat program sosial akan pentingnya marketing
- tokoh agama masyarakat anti membentuk - Melakukan
- kepala pukesmas rokok komunitas anti fungsi-fungsi
- kepala sekolah Mensosialisasik rokok untuk pemasaran
- dekan an serta menekan jumlah sosial dalam
- rektor mendukung perokok aktif di menciptakan
kegitan klinik kalangan atau membuat
advokasi masyarakat. program klinik
berhenti Sikap yang advokasi
merokok. mendukung berhenti
Menciptakan setiap merokok.
komunitas anti pergerakan anti - mengadakan
rokok di rokok di pelatihan-
lingkungan kalangan pelatihan cara-
masyarakat. masyarakat oleh cara menekan
tokoh agama jumlah
dan tokoh perokok di
masyarakat lingkungan
keahlian kepala masyarakat.
pukesmas dalam - selalu
melaksanakan membuat
program klinik kegiatan sosial
advokasi yang rutin
berhenti untuk
merokok yang menangani
telah berjalan, dan menekan
serta keahlian jumlah
dalam perokok di
berkomunikasi mesyarakat.
di lingkungan
sosialnya
senantiasa aktif
dan inovatif
untuk selalu
membuat dan
mengembangka
n program
klinik advoksi
berhenti
merokok
ORGANIZ Kebijakan dan Pengetahuan mengonsultasi
ATIO kegiatan yang akan pentingnya kan setiap
- Pukesmas mendukung peran aktif program
- PUSTU klinik advokasi dari,ORGANIZ kepada
- LSM berhenti ATION masyarakat
- SMA ,SMP, merokok. ,PUKESMAS, dan konsultan
UNIVESIT Menyediakan PUSTU, LSM profesional
AS dan sumber daya DAN tentang cara
FAKULTA yang memadai SMP,SMA dan berhenti
S untuk Universitas , merokok.
masyarakat FAKULTAS membuat
yang ingin dalam jaringan yang
berhenti mengurangi luas dengan
merokok. jumlah perokok PUKESMAS
Mendukung aktif dan lain juga
dan berperan membantu dengan
aktif dalam masyarakat intstansi-
kegiatan dan yang ingin instansi
usaha untu berhenti pemerintahan
mengurangi merokok. dalam hal
jumlah Sikap yang nekan jumlah
perokok. sepenuhnya masyarakat
Mendukung mendukung yang merokok.
kegiatan program klinik mengembangk
pemberian advokasi an organisasi
informasi berhenti klinik
tentang bahaya merokok dari advokasi
rokok dan cara PUKESMAS, berhenti
cara berhenti PUSTU, LSM merokok
merokok bagi Dan SMP,SMA dengan
masyarakat dan Universitas melibatkan
yang merokok skill dalam dengan
dan masyarakat manajemen dukungan dari
yangin berhenti sumberdaya masyarakat
merokok. untuk serta
penanganan pemerintah
pasien klinik setempat
advokasi
berhenti
merokok secara
benar dan tepat.
Skill dalam
komunikasi
dengan anggota
organisasi serta
masyarakat
dalam hal
mengajak
menyukseskan
program klinik
advokasi
berhenti
merokok.
Senantiasa
mengontrol
program klinik
advokasi
berhenti
merokok yang
telah berjalan.
PEMERINTAH Kebijakan yang pengetahuan mendekati
Pemerintah kota mendukung akan pentingnya pemerintah
kendari kegiatan klinik kebijakan yang dan seluruh
dinas kesehatan advokasi mendukung jajarannya
gubenur sultra berhenti program untuk percaya
merokok kesehatan, bahwa
berjalan dengan terutama program atau
baik. penekanan kebijakan
Menyediakan jumlah perokok yang dibuat
sumber daya di masyarakat. harus
yang memadai sikap yang mendukung
dalam menekan sangat kesehatan
jumlah perokok mendukung masyarakat
aktif di terciptanya terutama
masyarakat. lingkungan pengendalian
mengalokasika hidup anti rokok terhadap
n anggaran dari kebijakan- jumlah
yang memadai kebijakan yang perokok
untuk dikeluarkan kebijakan
membuka keahlian untuk advokasi di
klinik-klinik membuat setiap sektor
advokasi program pemerintahan
berhenti pembangunan yang
merokok di anti rokok, serta mendukung
lingkungan keahlian penekanan
masyarakat. komunikasi jumlah
dengan perokok
masyarakat dengan
untuk mengajak membangun
hidup anti rokok tempat-tempat
senantiasa yang memiliki
membuat aturan di
program yang larang
pro kesehatan merokok.
masyarakat menekankan
pentingnya
kebijakan anti
rokok

2.3 Phase III Step : Program Development


1. Target Population : Masyarakat yang merokok dan masyarakat yang ingin
berhenti merokok
2. Level Intervensi :
Meberikan penyuluhan untuk meningkatan pengetahuan tentang
bahaya rokok untuk kesehantan diri sendiri ataupun kesehatan
lingkungan sekitar kita.
Mengkampanyekan pentingnya aktivitas fisik untuk memngurangi
ketergantungan terhadap rokok.
Memanfaatkan mahasiswa-mahasiswa kesehatan masyarakat untuk
memberikan tips-tips atau cara-cara berenhanti merokok kepada
Masyarakat yang merokok dan masyarakat yang ingin berhenti
merokok.
Memanfaatkan mahasiswa-mahasiswa kesehatan masyarakat untuk
mempromosikan tentang bahaya rokok dan kerugian yang timbulkan
akibat rokok kepada masyarakat.
Memberikan bentuan secara medis no medis kepada masyarakat yang
ingin berhenti merokok secara cepat dan tepat
3. Intervention objective :
Menurunkan prevalensi peroko di sulawesi tenggara setiap tahunnya,
paling minimal prevalesinya menetap atau tidak bertambah
Mengetahui perubahan yang terjadi pada pasien klinik advokasi
berhenti merokok setiap minggunya untuk menjadi acuan tidakan
lebih lanjut terhadap pasien klinik advokasi berhrnti merokok.
Mengetahui jumlah pasien klinik advokasi berhenti merokok setiap
bulanya serta tempat persebarannya agar lebih mudah dilakukan
intervensi
4. Structure Unit :
Yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan program Klinik Advokasi
Berhenti Merokok FKM UHO ini adalah :

Dekan FKM UHO

Dosen FKM Ketua KMB


UHO

Koordinator Administrasi Koordinator Ketua konselor


Konseling
& Sosialisasi KMB

Mahasiswa
FKM UHO
Unit Kerja Unit Kerja Unit Kerja

5. Channel : dalam melaksanakan program ini petugas KMB harus


melibatkan dosen, mahasiswa kesehatan masyarakat, pemerintah, orang
tua serta melibatkan masyarakat setempat secara aktif (Tokoh masyarakat
dan Tokoh agama).

2.3.1 Program components of Diabetes Mellitus


1. Interpersonal Factors
Parent program
Memberikan penyuluhan kepada para orang tua tentang bahaya rokok
serta tokoh-tokoh mayarakat untuk menambah pengetahuan, sikap
dan perilaku mereka agar aktif dalam mengalakan selogan anti rokok
untuk menekan jumlah perokok pemula di kalangan masyarakat.
Mengadakan kegiatan rehabilitasi kepada peroko yang ingin berhenti
merokok melalui wadah klinik advokasi berhenti merokok.
Menyuarakan gerakan anti rokok di kalangan masyarakat.
Memberikan tips-tips atau cara-cara kepada masyarakat yang ingin
berhenti merokok baik melalui kelink advokasi berhenti merokok
maupun melalui media-media promosi kesehatan yang di sebar
kepada masyarakat.
2. Environmental program
Menyebarkan informasi bahaya merokok di kalangan masyarakat.
Menciptakan tempat-tempat yang memiliki aturan di larang merokok.
Melakukan kegiatan rehabilitasi kepada perokok yang ingin berhenti
merokok
Memberikan fasilitas pendukung aktivitas fisik
Memberikan dukungan larangan merokok di tempat umum.
Memberikan dukungan kepada instansi tertentu yang mengalangkan
kegiatan anti rokok
Membuat aturan penyabaran rokok yang tegk.as.
Meningkatkan pajak rokok.
Membangun tempat-tempat klinik advokasi berhenti merokok di
kalangan masyarakat.
3. Mengciptakan unit program Klinik Advokasi Berhenti Merokok

Individual interpersonal societal Organizational Governmental

Penurunan Pengontrolan Mengada Kebijakan Kebijakan


jumlah pasien klinik kan dan yang
perokok di advokasi oleh program kegiatan mendukung
masyarakat. keluarga guna sosial yang kegiatan
Perubahan meningkatkan masyarak mendukung klinik
perepsepsi keberhasilan at anti klinik advokasi
masyarakat pasien klinik rokok advokasi berhenti
tentang advokasi untuk Mensosial berhenti merokok
rokok. berhenti isasikan merokok. berjalan
Diagnosis merokok. serta Menyediak dengan
dini penyakit Mendukung menduku an sumber baik.
yang di keluaraga ng daya yang Menyediak
sebabkan untuk hidup kegitan memadai an sumber
oleh rokok. sehat tanpa klinik untuk daya yang
asap rokok advokasi masyarakat memadai
Berupaya aktif berhenti yang ingin dalam
untuk untuk merokok. berhenti menekan
melayani Mencipta merokok. jumlah
pasien yang kan Mendukung perokok
ingin berhenti komunita dan aktif di
merokok s anti berperan masyarakat.
dengan rokok di aktif dalam mengalokas
Tujuan memeberikan lingkunga kegiatan ikan
pendidikan, n dan usaha anggaran
penyuluhan masyarak untu yang
,motivasi serta at. mengurangi memadai
tips-tips untuk jumlah untuk
berhenti perokok. membuka
merokok. Mendukung klinik-
Berupaya aktif kegiatan klinik
dalam pemberian advokasi
mepromosikan informasi berhenti
tentang bahaya tentang merokok di
rokok serta bahaya lingkungan
kerugian yang rokok dan masyarakat.
di timbulkan cara cara
akibat rokok berhenti
kepada merokok
masyarakat bagi
sekitar. masyarakat
yang
merokok
dan
masyarakat
yangin
berhenti
merokok .

Masyarakat Keluarga , tokoh - Pukesmas pemerintah


perokok aktif petugas konselor masyarakat
dan klinik advokasi - tokoh - LSM kota kendari,
agama
masyarakat berhenti merokok,
- kepala - PUSTU dinas
yang ingin petugas promosi pukesmas
berhenti kesehatan - kepala - SMP, kesehatan
merokok (mahasiswa sekolah
kesehatan - rektor SMA gubunur sultra
Target - dekan
masyarakat )
FAKULT

AS DAN

UNIVERS

ITAS

Action Pendidikan Training cara Social mengons mendekati


(kognitif, cara atau marketing ultasikan pemerintah
afektif, tips-tips untuk - Melakuka setiap dan seluruh
behaviour) berhenti n fungsi- program jajarannya
berkaitan merokok yang fungsi untuk
kepada
bahaya efektif dan pemasaran percaya
rokok dan efesien. sosial masyarak bahwa
kerugian Membangun dalam at dan program
yang di kekuatan menciptak konsultan atau
timbulkan kerja sama an atau profesion kebijakan
akibat antara pasien, membuat al tentang yang dibuat
rokok. keluarga program cara harus
Counselin ,konselor dan klinik berhenti mendukung
g b(rhenti tenaga advokasi merokok. kesehatan
merokok promosi berhenti membuat masyarakat
one to kesehatan merokok. jaringan terutama
one, one dalm upaya - mengadak yang luas pengendalia
to many) menekan an dengan n terhadap
antara jumlah pelatihan- PUKESMA jumlah
masyaraka perokok pelatihan S lain juga perokok
t yang cara-cara dengan kebijakan
merokok menekan intstansi- advokasi di
dan ingin jumlah instansi setiap sektor
berhenti perokok di pemerintaha pemerintaha
merokok lingkunga n yang
dengan n n dalam hal mendukung
petugas masyaraka nekan penekanan
konselor t. jumlah jumlah
advokasi - selalu masyarakat perokok
berhenti membuat yang dengan
merokok. kegiatan merokok. membangun
Atau sosial mengemban tempat-
antara yang rutin gkan tempat yang
komunitas untuk organisasi memiliki
remaja menangani klinik aturan di
dengan dan advokasi larang
petugas menekan berhenti merokok.
promosi jumlah merokok menekankan
kesehatan. perokok di dengan pentingnya
Training mesyaraka melibatkan kebijakan
cara t. dengan anti rokok
berhenti - dukungan
merokok dari
bagi para masyarakat
perokok serta
yang ingin pemerintah
berhenti setempat
merokok .

3.3.2 Panduan Kurikulum Intervensi Klinik Advokasi Berhenti Merokok


1. Individual (perokok): Topic
Kurangi jumlah batang rokok yang dihisap perhari secara bertahap.
Misalnya mengurangi 2 batang rokok yang di hisap perminggunya 10
sesi dimana setiap sesi dilakukan selama satu minggu.
Jauhi tempat dimana banyak perokok 10 sesi dimana setiap sesi
dilakukan selama 1 minggu.
Jauhkan diri dari atribut rokok dari rumah dan lingkungan sekitar
seperti asbak, korek api, bukus rokok dan rokok 10 sesi setiap sesi
dilakukan selama 1 minggu.
Mengurangi ketergantungan rokok dengan melakukan aktifitas fisik
yang teratur 10 sesi setiap sesi dilakukan selama 1 minggu
Kenali keadaan yang berkaitan dengan kebiasaan merokok misalnya
setelah makan, waktu stress, sibuk berkerja dan saat santai 10 sesi
setiap sesi dilakukan selama 1 minggu.
Kuatkan niat untuk berhenti merokok 10 sesi setiap sesi 1 minggu.
2. Interpersonal (petugas konselor) : Topic
Memberikan informasi kepada pasien terkait bahaya rokok baik
melalui penyuluhan,maupun melalui media komunikasi seperti video,
leaflet, poster dll 20 sesi dimana setiap sesinya dilakukan selama 2
jam.
Memberikan motifasi kepada pasien untuk meningkatkan niat pasien
untuk berhenti merokok 10 sesi setiap sesi dilakukan 1 jam.
Memberikan informasi kepada pesien tentang keuntungan berhenti
merokok 10 sesi setiap sesi 1 jam.
Memberikan informasi kepada pasien terkait kerugian yang
ditimbulkan akibat mengonsumsi rokok baik kerugian secara
ekonomi,social dan kesehatan 20 sesi setiap sesinya dilakukan
selama 1 jam.
Memberikan tips-tips atau cara-cara untuk berhenti merokok 20 sesi
setiap sesinya dilakukan selama 1 jam
Membeitahukan kepada pasien hal-hal yang dapat mempercepat
proses untuk berhenti merokok 10 sesi setiap sesi dilakukan selama 1
jam.
Memberikan terapi perilaku kognitif terhadap pasien yang dapat
merubah perilaku pasien kearah yang di ingikan konselor 10 sesi
setiap sesi dilakukan 1 jam.
3. Societal (toko masyarakat, toko agama, Dekan Fakultas, Rector
Universitas kepala sekolah dan kepala pukesmas ): topic
Pemandu cara-cara untuk berhenti merokok 10 sesi setiap sesi 1 jam
Panduan bahaya rokok bagi kesehatan 10 sesi setiap sesi 1 jam.
Pemandu Aktifitas fisik yang tepat untuk Mengurangi
ketergantungan rokok 10 sesi setiap sesi 2 jam.
4. Organization (pukesmas, pustu dan LSM, smp,sma ) topic :
Aksi social sesinya sepanjang pelaksanaan program
Pemberdayaan organisasi sesinya sepanjang pelaksanaan program.
5. Govemmental (pemerintah kota kendari, kepala DINKES, )
Surat menyurat ke seluruh puskesmas , gubenur dan dinas kesehatan
provinsi yang ada di Kota Kendari dalam rangka membangun
dukungan dan hubungan kerja sama, sesi sepanjang pelaksaan
program
Pengajuan proposal perencanaan anggaran biaya dan proses
pelaksaan program, sesi sepanjang pelaksaan program.

2.4 PHASE IV STEPS : IMPLEMENTATION PREPARATIONS


Adopsi fasilitas, implementasi dan Pemeliharaan

1. Mengembangkan proposal dan advokasi untuk adopsi perubahan


Penyusunan proposal, perencanaan anggaran biaya.
Mengembangkan media advokasi.
Melakukan pendekatan kepada pimpinan atau pengambil keputusan
agar dapat mendukung dan memudahkan jalannya program.
Pemberian penyuluhan kepada toga dan toma tentang bahaya rokok
bagi kesehatan , kerugian yang di timbulkan akibat merokok dan tips-
tips atau cara-cara berhanti merokok.

2. Mengembangkan kebutuhan, kesiapan, dan daya dukung lingkungan


Pembuatan media penyuluhan bahya merokok dan cara-cara untuk
berhenti merokok berupa spanduk, brosur dan lain yang dipasang di
Puskesmas , sekolah, balai desa, posiandu dan kampus dan di sebar
kepada masyarakat maupun remaja.
Melakukan Sosialisasi program Klinik Advokasi Berhenti Merokok
dengan pemerintahan setempat dan petugas kesehatan setempat.
Menggalang kerja sama dengan kelompok-kelompok yang memiliki
potensi dapat membantu mengembangkan dan mendukung kesiapan
program seperti, DINKES kota/provinsi, pukesmas, pustu, Organisasi
masyarakat( LSM), sekolah, kampus, media massa dan lain-lain.

3. Menyediakan bukti keberhasilan


Adanya pasien klinik advokasi berhenti merokok yang berasil
berhenti merokok.
Adanya masyarakat yang ingin berhenti merokok yang datang di
klinik advokasi berhenti merokok mendapatkan rehabilitasi.
Meningkatnya jumlah pasien advokasi berhenti merokok setiap
bulanya.
Mengadakan penyuluhan mengenai bahaya merokok dan cara-cara
berhenti merokok di, pustu, SMP, SMA, dan Universitas
Adanya Spanduk dan brosur mengenai bahaya bahaya merokok dan
cara-cara berhenti merokok di Puskesmas, pustu, SMP, SMA dan
universitas, juga ada penyebaran panflet.
Banyaknya masyarakat yang antusias ikut dalam kegiatan ini.
Banyaknya dukungan yang datang baik dari pemerintah, dinas
kesehatan, pukesmas , dosen, dekan, toma,toga serta masyarakat
untuk mensukseskan kegiatan ini .
4. Memilih agen perubah, juga opini para pemimpin
Dibutuhkan tenaga-tenaga kensoler berkompeten dalam
mensukseskan program ini.
Membangun kerjasama dengan pemerintah, dinas kesehatan, kepala
pukesmas, kepala sekolah , rektor, tokoh masyarakat,dan guru, Para
tenaga-tenaga trampil mempunyai kemampuan yang dapat membantu
program ini dapat terjaga dengan baik.
5. Membangun dukungan dan hubungan kerja yang konstruktif
Penyebaran undangan ke seluruh puskesmas, gubenur dan dinas
kesehatan provins, dekan, dosen-dosen pembimbing dalam rangka
membangun dukungan dan hubungan kerja.
Menciptakan lingkungan konsultasi yang menyenangkan pasien.
Pembuatan proposal kepada pemerintah kota kendari dalam rangka
membangun dukungan dan kerja sama.

Memilih dan melatih orang yang akan melakukan implementasi


1. Melatih, memberikan kesempatan untuk observasi dan praktek pada
petugas konsoler dan pihak-pihak yang berperan penting seperti : dosen
mahasiswa keshatan masyarakatdan lain-nya
2. Monitor dan support
Mengunjungi masyarakat sasaran .
Melaksanakan Fokus grouf discussions.
Mengobservasi apa yang akan dilakukan oleh sasaran.

2.5 PHASE V STEPS : EVALUATION


1 Mengevaluasi Proses
Mengevaluasi jalanya konselor apakah materi yang di bawakan oleh
konselor sesuai panduan kurikulum yang di buat sebelumnya atau
belum, evaluasi ini di lakukan dengan pengamatan secara langsung
jalanya penyuluhan.
Selain itu dalam proses berjalannya program klinik advokasi berhenti
merokok, akan dibagikan angket atau kuesioner kepada pasien
konselor berisi penilaian tentang jalanya program klinik advokasi
berhenti merokok. Sehingga dari hasil kuesioner tersebut dapat
diketahui keefektifan dari program yang dijalankan. Sehingga dengan
begitu akan menjadi rekomendasi dalam perbaikan jalannya program
klinik advokasi kedepanya.
2 Mengukur dampak
Mengukur bagaimana pengetahuan dan sika pasen tentang bahaya
rokok dan cara-cara berhenti merokok sebelum dan sesudah di
lakukan konsultasi dengan membagikan kuesoner pra teks dan post
teks.
Mengukur bagaimana perilaku dan skill remaja sebelum dan sesudah
di lakukan konsultasi dengan melakukan orservasi secara mendalam
di psien.
3 Monitor outcomes
Berkuranya jumlah perokok sampai 20% dalam jangka waktu 12
bulan untuk masyarakat.
Berkurangnya persentase masyarakat yang mengonsumsi rokok
sampai 10 % dalam jangka waktu1 tahun.
Meningkatkan masyarakat yang tidak merokok sampai 70 % dalam
jangka waktu 1 tahun.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Merokok merupakan salah satu kekhawatiran terbesar yang dihadapi dunia
kesehatan karena menyebabkan hampir 6 juta orang meninggal dalam setahun. Lebih
dari 5 juta orang meninggal karena menghisap langsung rokok, sedangkan 600 ribu
orang lebih meninggal karena terpapar asap rokok (WHO, 2013). Indonesia
merupakan salah satu negara dengan prevalensi perokok yang terbesar di dunia.
Menurut data World Health Organization (WHO), pada tahun 2012 persentase
prevalensi perokok pria yaitu 67% jauh lebih besar daripada perokok wanita yaitu
2,7%. Diantara para perokok tersebut terdapat 56,7% pria dan 1,8% wanita merokok
setiap hari. Terdapat gap yang besar antara jumlah perokok dewasa pria dan perokok
wanita yang merokok setiap hari (OECD, 2013) . Diperkirakan sebanyak seperempat
perokok aktif akan meninggal pada usia 25 -69 tahun dan mereka kehilangan angka
harapan hidup sekitar 20 tahun (Gajalakshmi dkk., 2003).
Perencanaan Program ini di buat untuk mengurangi jumlah pesrokok dan
membantu masyarakat yang ingin berhenti merokok dengan cara memberikan
pemahaman tentang bahaya rokok, kerugian akibat rokok baik kerugian secara
material, kesehatan maupun social, memberikan tips-tips atau cara-cara untuk
berhenti merokok kepada masyarakat dengan cara kunsultasi secara mendalam.
Program ini memiliki sasaran yaitu masyarakat yang merokok aktif dan masyarakat
yang ingin berhenti merokok..

3.2 Saran
Semoga perencanaan program yang kami lakukan dapat di jalankan dengan
baik kedepanya. Di harapkan saran untuk kesempurnaan perencanaan ini agar tidak
terjadi kesalahan saat pelaksaan program kedepanya.

Anda mungkin juga menyukai