Match Model Dan Kurikulum Klinik Advokasi Berhenti Merokok
Match Model Dan Kurikulum Klinik Advokasi Berhenti Merokok
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan pengetahun masyarakat
tentang bahaya rokok , dan mengubah perilaku masyarakat yang merokok menjadi
tidak merokok melalui program ini. Selain meningkatkan pengetahuan dan merubah
perilaku masyarakat program ini juga bertujuan untuk melatih kemampuan
mahasiswa kesehatan masyarakat untuk menjadi promotor yang profesional dan
terlatih untuk menjadi modal kelak ketika mengaddi kepada masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat menuju kearah yang lebih baik.
BAB II
PEMBAHASAN
Health
Behavioral Risk Factors Environmental Risk Factors
Problems
Diabetes Meningkatnya penyakit Meningkatnya jumlah
melitus yang di sebabkan oleh perokok setiap tahunya.
rokok dan menujukan Banyaknya rokok yang
peningkatan kematian tersedia dengan harga
setiap tahunya. yang terjangkau dan
Meningkatnya jumlah beredar bebasnya iklan
perokok setiap tahunya. rokok di masyarakat
baik melalui media
Meningkatnya jumlah televisi,poster dan
perokok baru di spanduk.
kalangan masyarakat. Berkembangnya
presepsi yang salah di
kalangan masyarakat
yang menyatakan bahwa
kalau tidak meroko
tidak keren (gaul)
1. Health Goals
Melindungi masyarakat dari mengonsumsi rokok
Melindungi masyarakat dari penyakit akibat rokok
Melindungi masyarakat dari komplikasi penyakit lain akibat rokok
Melindungi masyarakat dari cacat fisik akibat rokok
Melindungi masyarakat dari keadaan yang tidak produktif akibat dari
rokok.
2. Target Population
Masyarakat yang merokok dan masyarakat yang ingin berhenti
merokok.
3. Personal Health Behaviour dan Interpersonal Factors
1. Personal Health Behaviours
1) Meningkatkan niat untuk berhenti merokok
2) Menjauhi tempat-tempat dimana banya perokok.
3) Kurangi jumlah batang rokok yang di hisap perharinya.
4) Menganti kebiasaan merokok dengan kebiasan lain seperti
menghisap gula-gula atau berolah raga.
2. Interpersonal Factors
1) Konselor factors
- Berpartisipasi aktif dalam memberikan bimbingan tentang
cara-cara berhenti merokok yang tepat dan benar.
- Menambah pengetahuan tentang bahaya merokok bagi
pasien maupun lingkungan sekitar pasein pada saat pasein
merokok.
- Memberikan pengetahuan tentang kerugian yang di
timbulkan pasien pada saat pasien merokok baik kerugian
secar ekonomi, sosisl maupun kesehatan itu sendiri melalui
penyuluhan secara langsung kepada pasien maupun melalui
media-media promosi kesehatan seperti video, leaflet, brosur
dll.
- Memberikan motifasi kepada pasien agar meningkatkan niat
pasien untuk berhenti merokok.
4. Environmental Factors
Dukungan fasilitas pembangunan untuk beraktivitas fisik seperti
taman kota, tempat renang, lari, lapangan bola dan tempat-tempat
olahraga lainnya
Membangun tempat-tempat yang memiliki aturan dilarang merokok
baik itu di taman, kampus, sekolah maupun tempat-tempat umum.
Mempromosikan bahaya rokok terhadap si perokok maupun
lingkungan sekitar perokok.
Meningkatkan pajak rokok sehingga berimbas kepada harga rokok
yang beredar di di masyarakat sehingga masyarakat tidak mampu
membeli rokok.
Mengadakan program hari tanpa asap rokok sedunia, senasional dan
seperofinsi.
Memperkenalkan kepada masyarakat tentang penyakit-penyakit yang
bisa timbul akibat konsumsi rokok.
Pengadaan fasilitas pelayanan kesehatan untuk berhenti merokok
(klinik berhenti merokok) di lingkungan masyarakat.
Menjadikan para stakeholder, tokoh masyarakat dan tokoh agama
sebagai figur pada kegiatan-kegiatan anti rokok agar masyarakat
lebih termotivasi untuk berhenti merokok.
Membuat aturan yang tegas tentang larangan merokok di tempat-
tempat umum.
2.2 Phase II Step : Intervention Planning
Step 1 Step 2 Step 3 Step 4
TARGET OBJECTIVE MEDIATORS APROACH
Individual Penurunan Pengetahuan Pendidikan
Masyarakat jumlah perokok bahaya rokok (kognitif,
yang di masyarakat. dan cara afektif,
merokok Perubahan berhenti behaviour)
dan yang perepsepsi merokok. berkaitan
ingin masyarakat sikap untuk bahaya rokok
berhenti tentang rokok. terhindar dari dan kerugian
merokok. Diagnosis dini bahaya rokok yang di
penyakit yang di skill dalam timbulkan
sebabkan oleh menjalankan akibat rokok.
rokok. tips-tips atau Counseling
cara-cara b(rhenti
berhenti merokok one
merokok yang to one, one to
telah di many) antara
peroleh. masyarakat
selalu yang merokok
beraktivitas dan ingin
fisik untuk berhenti
mengurangi merokok
ketagihan dengan
rokok. petugas
konselor
advokasi
berhenti
merokok. Atau
antara
komunitas
remaja dengan
petugas
promosi
kesehatan.
Training cara
berhenti
merokok bagi
para perokok
yang ingin
berhenti
merokok .
Interpersonal Pengontrolan Pengetahuan Training cara
Keluarga pasien klinik mengenai cara atau
Tenaga advokasi oleh pentingnya tips-tips untuk
konselor keluarga guna dukungan berhenti
Tenaga meningkatkan keluarga merokok yang
promosi keberhasilan terhadap pasien efektif dan
kesehatan. pasien klinik untuk efesien.
advokasi untuk membantu Membangun
berhenti pasien berhenti kekuatan kerja
merokok. merokok. sama antara
Mendukung Sikap untuk pasien,
keluaraga untuk memelayani keluarga
hidup sehat pasien klinik ,konselor dan
tanpa asap advokasi dan tenaga
rokok membimbing promosi
Berupaya aktif pasien klinik kesehatan
untuk untuk advokasi dalm upaya
melayani dengan baik menekan
pasien yang sampai tujun jumlah
ingin berhenti yang telah di perokok
merokok tentukan berasil. t
dengan Keahlian
memeberikan komunikasi
pendidikan, tenaga promosi
penyuluhan kesehatan untuk
,motivasi serta mengajak
tips-tips untuk masyarakat
berhenti berhenti
merokok. merokok agar
Berupaya aktif terhindar dari
dalam masalah-
mepromosikan masalah
tentang bahaya kesehatan yang
rokok serta di sebabkan
kerugian yang oleh rokok.
di timbulkan Senantiasa
akibat rokok berupaya aktif
kepada dalam
masyarakat mendukung
sekitar. kegiatan
keluarga sehata
tampa asap
rokok.
Mahasiswa
FKM UHO
Unit Kerja Unit Kerja Unit Kerja
AS DAN
UNIVERS
ITAS
3.1 Kesimpulan
Merokok merupakan salah satu kekhawatiran terbesar yang dihadapi dunia
kesehatan karena menyebabkan hampir 6 juta orang meninggal dalam setahun. Lebih
dari 5 juta orang meninggal karena menghisap langsung rokok, sedangkan 600 ribu
orang lebih meninggal karena terpapar asap rokok (WHO, 2013). Indonesia
merupakan salah satu negara dengan prevalensi perokok yang terbesar di dunia.
Menurut data World Health Organization (WHO), pada tahun 2012 persentase
prevalensi perokok pria yaitu 67% jauh lebih besar daripada perokok wanita yaitu
2,7%. Diantara para perokok tersebut terdapat 56,7% pria dan 1,8% wanita merokok
setiap hari. Terdapat gap yang besar antara jumlah perokok dewasa pria dan perokok
wanita yang merokok setiap hari (OECD, 2013) . Diperkirakan sebanyak seperempat
perokok aktif akan meninggal pada usia 25 -69 tahun dan mereka kehilangan angka
harapan hidup sekitar 20 tahun (Gajalakshmi dkk., 2003).
Perencanaan Program ini di buat untuk mengurangi jumlah pesrokok dan
membantu masyarakat yang ingin berhenti merokok dengan cara memberikan
pemahaman tentang bahaya rokok, kerugian akibat rokok baik kerugian secara
material, kesehatan maupun social, memberikan tips-tips atau cara-cara untuk
berhenti merokok kepada masyarakat dengan cara kunsultasi secara mendalam.
Program ini memiliki sasaran yaitu masyarakat yang merokok aktif dan masyarakat
yang ingin berhenti merokok..
3.2 Saran
Semoga perencanaan program yang kami lakukan dapat di jalankan dengan
baik kedepanya. Di harapkan saran untuk kesempurnaan perencanaan ini agar tidak
terjadi kesalahan saat pelaksaan program kedepanya.