MENTER! PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR : PM. 48 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMUM ANGKUTAN ORANG DENGAN Menimbang Mengingat : KERETA API DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan ketentuan Pasal 135 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Standar pelayanan minimum Untuk Angkutan Orang Dengan Kereta Api. 1, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821). 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722) 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038). 4, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5048); 5.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 176, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5086)6.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5357) 7.Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014, 8. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon 1 Kementerian Negara sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014 9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 41 Tahun 2010 tentang Standar Spesifikasi Teknis Kereta yang Ditarik Lokomotif; 10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan sebagaimana diubah terakhir dengan PM 68 Tahun 2013; 11.Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 33 Tahun 2011 tentang Jenis, Kelas dan Kegiatan di Stasiun Kereta Api. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMUM ANGKUTAN ORANG DENGAN KERETA API BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1, Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undengan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. 2. Perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan sumber daya manusia, seria norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta api.3. 10. il. 12, 13. Kereta api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rel yang terkait dengan perjalanan kereta api. Prasarana perkeretaapian adalah jalur Kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas operasi Kereta api agar kereta api dapat dioperasikan. Angkutan kereta api adalah kegiatan pemindahan orang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kereta api. Stasiun kereta api adalah tempat pemberangkatan dan pemberhentian kereta api. Penyelenggara prasarana perkeretaapian adalah pihak yang menyclenggarakan prasarana perkeretaapian, Penyelenggara sarana perkeretaapian adalah badan usaha yang mengusahakan sarana perkeretaapian umum. Pengguna jasa adalah setiap orang yang menggunakan jasa angkutan kereta api. Standar pelayanan minimum yang selanjutnya disebut dengan SPM adalah ukuran minimum pelayanan yang harus dipenuhi oleh penyedia layanan dalam memberikan pelayanan kepada pengguna jasa, yang harus dilengkapi dengan tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyedia layanan kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur. Maklumat pelayanan adalah pernyataan tertulis yang berisi keseluruhan rincian kewajiban dan janji yang terdapat dalam standar pelayanan. Menteri adalah Menteri yang membidangi urusan perkeretaapian. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perkeretapian yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang perkeretaapian. BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 Pengoperasian kereta api harus memenuhi stander pelayanan minimum,(2) Standar pelayanan minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan acuan bagi Penyelenggara Prasarana perkeretaapian yang mengoperasikan stasiun kereta api dalam memberikan pelayanan kepada pengguna jasa stasiun kereta api dan Penyelenggaraan Sarana perkeretaapian yang melaksanakan ‘kegiatan angkutan orang dengan kereta api. (3) Standar pelayanan minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (@) meliputi: a. Standar pelayanan minimum di stasiun kereta api; dan b. Stander pelayanan minimum dalam perjalanan. Pasal 3 (1) Standar pelayanan minimum penumpang di stasiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 3 huruf a paling sedikit mencakup: a. keselamatan; keamanan; kehandalan; kenyamanan; kemudahan; dan kesetaraan See eter ee (2) Standar pelayanan minimum di stasiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 4 (1) Standar pelayanan minimum dalam perjalanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 3 huruf b paling sedikit mencakup: keselamatan; keamanan; kehandalan; kenyamanan; kemudahan; dan kesetaraan. Pepe gp (2) Standar pelayanan minimum dalam perjalanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri iniQ) 2) (3) (4) 6) ie) BAB It KEWAJIBAN PENYELENGGARA SARANA PERKERETAAPIAN Pasal 5 Apabila terjadi keterlambatan keberangkatan _perjalanan terjadwal dari kereta api perkotaan, pada stasiun kereta api keberangkatan, dalam 30 (tiga puluh) menit atau lebih setiap penumpang berhak meminta formulir informasi keterlambatan dari penyelenggara sarana perkeretaapian pada stasiun tujuan bagi penumpang yang membutuhkan; Dalam hal terjadi keterlambatan keberangkatan perjalanan terjadwal akibat kekusutan perjalanan dan/atau keadaan kahar kereta api perkotaan, pada stasiun kereta api keberangkatan lebih dari 2 (dua) jam setiap penumpang mendapatkan kompensasi berhak melakukan pembatalan transaksi perjalanan. Kompensasi sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) tidal berlaku. apabila penyelenggara.sarana_—perkeretaapian _telah memberitahukan terjadi keterlambatan dan penumpang tetap memilih menggunakan jasa kereta api perkotaan. Dalam hal terjadi keterlambatan keberangkatan perjalanan terjadwal dari kereta api antarkota, pada stasiun kereta api keberangkatan setiap penumpang mendapatkan kompensasi berikut: a. lebih dari 3 (tiga) jam wajib diberikan minuman dan makanan ringan; dan b. selanjutnya lebih dari 5 (lima) jam diberikan kompensasi berupa makanan berat dan minumans Kompensasi sebagaimana dimaksud ayat (4) tidak berlaku apabila penyelenggara sarana perkeretaapian menyediakan kereta api atau moda angkutan darat lainnya sebagai pengganti dengan kelas pelayanan yang sama menuyju stasiun tujuan. Pasal 6 Apabila dalam perjalanan kereta api terdapat hambatan atau gangguan yang mengakibatkan keterlambatan datang di stasiun kereta api tujuan pada perjalanan kereta api antarkota, maka setiap penumpang mendapatkan kompensasi berikut: a. lebih dari 3 (tiga) jam wajib diberikan minuman dan makanan ringan; dan b. selanjutnya lebih dari 5 (lima) jam diberikan kompensasi berupa makanan berat dan minuman-(2) Apabila dalam perjalanan kereta api antarkota terdapat hambatan atau gangguan operasional yang mengakibatkan kereta api tidal dapat melanjutkan perjaianan sampai stasiun kereta api tujuan, penyelenggara sarana wajib menyediakan angiutan dengan kereta api lain atau moda transportasi lain sampai stasiun kereta api tujuan. Pasal 7 (1) Pada setiap stasiun kereta api keberangkatan apabila terjadi keterlambatan perjalanan kereta api antarkota, penyelenggara sarana wajib mengumumkan alasan keterlambatan kepada calon penumpang secara langsung atau melalui media pengumuman selambat-Iambatnya 45 (empat puluh lima) menit sebelum jadwal keberangkatan atau sejak pertama kali diketahui adanya keterlambatan. (2) Penundaan terhadap perjalanan kereta api antarkota dengan waktu yang dianggap cukup bagi calon penumpang untuk menunda kedatangannya di stasiun kereta api keberangkatan, pengumuman dapat dilakukan secara langsung atau melalui telepon, atau pesan layanan singkat dan/atau wereyeqel urepenrad gore » | urepeutod yeTe © sey rare wep uerpurpjesoy, sesey | yepnur — wereure|osa3 wep yseunioyuy | senses wep IseuLsosUT isppuoy, (rere eueousq rere “ueE FIO suerexeqey) eaeyeg urepep yemsep weyeuryjasuad eee ueyepesed wep Sense weerposinay yeuroyyy | wep seuLOyU] “e weyeuejosoy | “T wedues030% sy unSseIg uepes unyseas qesog unpsEag nin FOTOS, soe qTPUY wenesvpod wees, ower NAISVLS IG 12¥ VIEUSH NVONZE ONVAO NVLOWONY TVHININ NVNVAVIGd MVaNVES Id¥ VGN NVONC ONVAO NVLONONY WAWINIA NVNVAVTdd AVCNVLS DNVINGL S10Z NOHVLL 8¢ ‘Wd ? NOWON VISHNOGNI SITENday NVONNENHAG RIGLNAW NVENLVAGd NVA T@ ewe weer wEISqUIONT sia umyseas eAeyeo |p Beye roquins weBrexouad xn] SZ - 00% xn 087 ~ 008 SI OS@ ~ 00% seysuayyy |refeqas —_ysSomyFOg adurey-P Jeu yupnur wep siarens Bucs yeduy eped yeduexp — wenpeSuod SWS Rere/wep wodsy— somou {S1i9q aS edrioq —— ueueUTeay wend3ue3 yedepuou: vonqia sepat wygede ese! emssuod wreweureay, ep yeu] yeprut vpedoy — ueypedurestp ‘wens Baek sens eposz0, viposioy, | wevmposioiay | Sted ‘SeUTIOGCY somos] 9 = alae uRISeys 1p Bel a vunsaued — BeINEIS yeuyay yepri ‘eypey yopnut geqy ay yepnert wereOUeI wep cep weeros1oq| wep ureBeiasi0q | wep ‘ureBRI9SI9q aeqniney —eilefuout woueureay, sedmed —wipoeza,| sesryod ——_wapassoy, | sented wrpasiay, | weerposioyay | seras0q Suet BavIO seBmed Teoram sfepun wouroUrea% A190 wIpesiaL Aloo eipeszoy, | weerpasiyey | qeBaoued —ueIEpEIEE sensed ~ : wewemeox | -o Teor ueyepun yousjod ‘yeSoouour yRqUN [asm eheqeo [1p eSeqwo requis uesueroued unin yooom seriou, xn] 98% - 00% seysuauy | reBeqss —sBaTyI0g ndurey “9 | PUR « napus = TpuE; « ‘epor js » epor san © “epor ism « S 7 [Rey wnseIg Buepeg unpsers qesog UNISTIg wesuEr9303 soveNrpUy wepern, ieee! “on SOQ AOTOL& unis unisee uae are weep ep por upp yup por ump wep feseioq ued neqioq fesereq ues meqiaq feseieq Buek neqieq pn wep jeaeiy hep wep yemeioy ffepn —uep yesBIO goot wissaq vary =focoot wisieq woay a fosoor uSIEq POY © Bp srapnp vedi; gapnp yeduoy ajapnp yediu9y seinuopy weuap yonsas wdexuonp wep gm |idexsuop wep cur |xdeMBuomp wep gut equa wERUTEU 6% wnumun Fue: |o'g uma Suexo joi wmunmur Fue rerpuoy | Suere mau uETEIpISTP fraes) Tau ef ieyes) Emu e|(mres) TTA sony «| Suek yeduray/Suemy | Sugpsog Buena iox Faye de moray amusers aun snstey | unises uases feanasay | do wiosoy unseme | ware ueep Hop | vore ureep ep anyseis ueduent —neye/twp | weundueq sen] | jeswiog ued neqiog | yoseIG Bus meqieq fore weep wep angrazo—_ueBtrena) eyerpesip redeq | sepa wep yemerm | >epn wep reawimy foowroq Sues neqiog far 3ooyo ueyTeyeyout eyupyBunurou | OO Yq wary »| ‘eG00T wESIIq vary «fen wep ease umpaqes Suedumuad oye dupfuedss zu gun [9st uisieg Pay « fuojeo wep Suvdunued ueqrensoep | ofp umuun Suazo | of9 umumurm Buex0 ger ofo wsnunurar wrpdox ¢| anu uoIpoSIp weeposiarey «| (ores) 1 mau «| (eres) 7 MUA » [Sumo (aves) 1 SEEN « sony «|Suek yedusy/ieduemy | n38umy Sem “e : a weweuiekuoy wm va soja granyes gm | se; gramps RUT Queso xed Mereer gmpap) wed |ammpnp’ qed va sep mes raya wep Buvdumnuiad jmpnp [espe epn/epe | esuepe sepa /epe [ymaun smpnp reduia uoje vueBuap yeduisy ehwqepn ope | SPUUOIUY wIpasTe 6 | WeULOUT wpe, «|exTUPE —>YepA/UPE uexrensoetp ysezador0g weuuony ad auedumuad Sueduned (SPUHORUY —UIPTOIOL « Buck yoxor enn) de | Teen “aenoed | eweu rod mop | eueu sed yop | Suedumusd ware xed | WPPIPSY +) posoy yoy wereyntiod vr] | oa ran | og? SMUHSKEHE «| OB _—_URMENSTEW «NEP O8T BMINSTEN » cae o| wep uypenfuog | wepenfued weuesey | | = : ae eee ‘eof wundiuod Bea oy ungsesg | Buupog unIseaS seco UnIEERg Sea eae ie | sosexrput were a mE TOIL,o G Ny Ss OeLg TeunTSsTour OoLd TeUNSsTEU Ay) Ov wejeanBRTSET yedep Brepn eS | ueuens weep nung | we8uenr urerep nung nung | yraun SENSE { zs wet ‘puniaued eq eared vser —Weequiout araun unyseas véeyeo [1p eaeyes raqums wefkrerotiad 1 0S¢ ~ 008 XnI 0S% - 008 RI Ost ~ 008 seysusquy | FeSeqes ——_issunyog ndurey “2 unIseys ore weep Hep sraq BuBA nWeqI0q pA wep yeaveroy umiseys umyseys [OT WESIeq BOTY ame weep ep | Pre weep rep (emavsip yepegs wexturepoes Fe8z0q FUL neqioq | ser0G Sues TGIEG Buepuekuod z aroun semmges PEP wep yeawry | TPR YEP TALI bop peuow 6) wIUEA « upnas yeduroy Suepuedued [%00T WS1q vazy «| "WOOL HFS wary « (eemmaeerp wefuap npedio Suef eq apap {aendarazod ‘Sueso g EHUeA © Suepuedusd ISIPUCH ° | Yepeqr ‘ueyrayeyour | yoda, weyepasiq, hee preT HAE) SuEIO E « Bues0 1 eug «| ¢ wep TeuuOU TT) ed © weramp » | anren sensed erousny“? | =-yreq tsSumoq exept ojteq isBuyzaq, opeq sstimyzeq, | eins wep wep | wmepn wets wep | wrepn ses ep | yewesay ‘azsraq wary «| enero; SLaq wary ©| TABI “YISIO wary & aiqemp Buedumusd | ajqenp Suedumuod aap sgun aan pera ‘uesemsjfuy soxpuoy | PHP) 7 (rues) etpesr2y, « wep weyuppumurur jereyeea wey, Buefedas | TF“ s[t ‘Om +) eHUEM © wexrensosip streyeaseas 1 aleeon ueerpasioy | 1 ‘OM =| fous ¢ ‘nourm z) end °| ‘ werunp © yerfor eAurerpassoy, WHOL 2 oy UnEse: Buepeg unys suseg unIsEIg, weduex030y ieee elnune f soqeq}PUT wepexp, Crean ON ANs{Q FOIOY,we Baek uesusiqey, pep e894 Waar ap og wrens seysuajur = uesusp resuopD sept snowy orpne arated | weep yset0yny « wowqias sepa wep req yepnur sues snseur mud 32x01 JeVap Ip uel wIETTE sores yedursy P WeSpEIE ‘epe Buck fxreBuyerqox| trep 1esoq keaat ap og exens eysusur — ueSuap beauapioi sept freq orpne xrqu2q farerep TSeULIOGU « veowguos svjal wep yeaa; yepnur Sued umm nissan Sueur 1p wep ynsem maui 40x01 yeqep Ip wre] Bree sayens — yedurey @ {weaEIOEP pe uch uedunsiqax Hep e899 wget ap OZ eens seysuoy] —weuap “reBuopiay seat Srey ompne 394 uoep | woMoyu vouquot sypsf ump Te epou Suck uum naam, Suenx yp wep ynsew nyu yaxoy yeyp iP uy Bree s@orens edu P wep sipuoy » | 3n uerenfued pmeseqour Suef umses aT joy re} BH aAPAP yoda —sewsoyt weeps + voi mesure wrod vu ‘ekanfeat rempef eyasaq, wening vy UMISES wep wenuoysoquiod vi unyse3s » | Sqemuep war = aie Teunurar wemsyn westp wiozey| Jod yvay (nes) T seHySe] WLP SeULIOSU super ereque ‘nexsueltoy wep eur} Yepnur WeyeUTEyEsa> i sipuoy (urepe eueoureg nee wewxepoay, “Terexeqax) véeqeq —wreyep jeep werurepsuad = uereered ep ueuIpesinoy FeeULIO;UT reyeUre|aso senses wep jseutsoju] meyeurejesen | -T wesuer090% wevjomsog VE wey Tey VE Hoi], ACTOL SOV CIPUY uepesg, ueuvdepeg syuop “On RVMVIVOSSd WVIVE IdV VIGEEM NVONAC ONVAO NYLONONY TWHINDN NYNVAVTEd HVGNVLS &~impesord T He yensos — Suredumuad epedan, ueEEGEP reyequreysa123, sesuatamoy (ewee900% Jrewoyserodo siya} uvp wero) weuypefied val weiuerepo | ‘puree ‘uensiues uejrempelip Sek weqrempeltp wep upyeyBures0gay | yeanye Srsomm | weuepetied ‘npyes eo; | Sued umuepefiad nppem 120} regen ‘mepseday | ye yepH «= UeyeqUTEEAIEY | HEP %OT UEVEquUeLeIOy | WEP %OT _TevequrElio}9y oprem | /meredaax ueyLequiog] | Byer Empel weyeds}oy wemperoiey/aepepueqey | “e es ERT OT — 09 a a :00°¥0-00" : sexunuToRZq ‘00°v0-00'@e TmInd et ere ran aseqme | XnI O0€ ~ 00% vfoyvo | roqums reBeqes s8unyieq ny 008 - 00% 100°¢e-00'LT nd | — sesuUT | worOy ip UBIUeIOUed nda] | ueRuBIUSd néweT“P fe az ae JeUTTp TUpHUE wep siBopeNs Sues yeduin vped jedwoup uenpesued siys nere/uep uodgj} — rowom = stI0G wex0ds] yoygs ednoq = weueureas, pnfey-yepurieut wowqion Sei9h oeqiat ‘wenssue3 yedepuom wepemmoueu | wep yeuqzer yepnms Suvd| suf wep yey: yepnur vnqede ese eunsduod rocromre33 suek soyerdg | sayns fenp) z remruyy | Swed rons (enp) ¢ TemIU, yerune | ueyedues(p Suef yseurropy | uenBBue3 — seuo;Uy-o : ae ~anises iz va uereySurer vy wepesures wp wsef eunsiued sepopis (nges) | wrepep seBrgod | nqes) urepep sefimad Wereouyey wep _weqHIO1O% Buex0 fenp) z jeumuyy | Buexo fenp) Zz Tew, yejump | eBefuonr seBnyz0q Buek Sueig | weuBuTeay sured “a Beto a Be | weeqomted VE Boy TEIN VE | wefuersjoy =. at Be 2078 PUT weresn uewedereg smuop | -on IN3N TOOL,eparoy dunes eped ueduenx nyns smmnduod yep weBuap doxsuon Doss TeunSEU wary weep nuns Dodd TouSHeUE wry weep nang yng Weypaas Wee ae Tua) WUE sed ‘Youompuog ay) OV ueyeuniiuou yedep wzepn | | | prepn isenysis ses AMUN sseySeA | NywBued —SwITISeL “DP weqnangay weSuap sty OT ~ 09 +00°P0-00'%E MIN Xn] OOE ~ 00% weaeyeo ide vioioy wens woe! | vunSued eq ueueureduay ueyEDquoM 3MyUN wyDIaH urpep 1p véeqeo roqums peSeqes sBunyseq —woLey ueypensosqp ndurey APH, nT 90 - 002 sooree-oo'zt mand «| seysusiuy | weep yp weRueroued ndurey | ueSuexoued ndurey 0 ce dapy | aac uesanysaty ssdany yep0} urezep Lrep uereysojed ereursouoKt Teserog Bue nreqseq EPA weuvpeliod 3ePH TOL UqUIF| ep % OT ISIeq EaTy = weep ip wureps dayne soysein rerado BueA aye Ueepasiozay weBuap moynangot ueyeperod wep pyeisea wep equa) sropuTIS gre Bueng yrqun jedum |renses ae wesusp weuap — deuand ueBuop Tenses ssfunyed « ssrpuoy | peeqos sBuryroq oqo, | dexBuoep = oO, “a —“Baeoo | QEgUn {wr | amunsseur mpeg = Suedumuad qnySueSuou amu Sueny = ‘wyaray spuyjay tseatseds pep 0% euHTURUE soysedey, umunexeur ueuvpefied urepep wareles wary weep HP ANPP yaqum ide wyoroy weynysue voof punssued ynjum seynsey Buet uerepures rexemdurour dey isynysuoy — ueduap 3npnp yeduioy, « | yeduioy sowow weump | ueqednieur xnpnp redurer | ampnp yeduoy, e : wenwureduog | ~b wenica ungseys wep ereaue unjseis 1p wexredurestp ‘mepeqUTE|AIOH, “_Jseuuzoput | Z weTzOyIed VE BON Fey VE | uesuezs39y s03eAIDUT weresg weuedelag susp “on THQ ZOIOL, &sof wep wensiued peti ueuephiod urepep wares | teres wean og reunesreur | SESUT © | yeequreq-ueyequey ueduap | ye wyoxoy meuepetiod uequmemep —— YSeULIOFUT remem, o | spose Sues [somo sy | weNsFUe — yseULOG “Gg pe Sued uvthaysiqay Ean Hep resoqHIGoL ap 0g wrens seusuarur ‘wpe Sieh weBUISIQ9>4 uesiuap xeSuapia rep zesequge]_@P sep! stuey —ompae sinqueq UeTep FseUOFU » voequay {penonp /messursD sepf wep —yeutjin | wowqzer svjaf wep yeu} ee ee wemnmag qepnur ‘siaens Saek | yepnm ‘sons Buck | geycuaruy «| 142 wie12% UTISEIs nyEns wp | PHS REMORP yeduay yp ueeduoyp | qedury yp wepedurexp a unm woe Suek Suedunusd /qes8us—p snreq ‘ens | sno, ‘spensta yeduey © | qepnumodurout simgun | wee suck smmqueq urerep fewunoyuy a | ate urvpep ieuosuy »| MU © | uexTedus Buek wemuOR | uNseIs jv; “e weqepnurog | “s a ~ Buredumusd a nsguessuew yepp wep were uefuap wep wom ueEP 1p uwemeg Srereq uepedmauett yedep mun ide wom anpnp yedury sere aanpnp edu | ysSunyraq | uemnySue vee! vmadued weg wp eeieq yer wipossay, | swe 1p iseBeq es eIposioy | Sued younp | uePMIUNIEd yu SETH weedeq ea “3 ae “yaiey denos eped HEE uemoqied va | eed ag emo: epee wemme °| oped yypsaq Buedumuad eq | —qpsoq Suedumuod upp yen ‘Tedep YepIIL erpucy o| uexrgunuodip rr seypsey | we8uesed = semmser 3 TmnUTar ep Wesfeu spepuIy ayney] seureurad vdn0q Sues poet vundiaued ueyrangar, jeseuraur = sunmised erposia) suey | ueepasimay | Saefimusm mun seupseL pesos “0 SeeaaeeeaaE| ef erepn a 7 weezosIed VE 0H TRUY VE undues01031 — s0;eqTP UT weresn ueuehered srmop | con NB ASTOL,woequay supet wep yeu yepnur ueifeq —iaroy — Sumfn depos vped Buesedip jaan sourow weng (ni Suedumued unm) /3reu mud Suxdues depos eped Buvsedip e1oz0% gaan sowou ypenq (ees)T « “uvurey| Ep 1D [S16 |p TENE weiieq vped ide war denas yp ide ejoray iseor yeduray, epeyeBueut ‘Byaroy yun sowrou p ide wyory ssujor/eureu Suedumued bepnunadwour smu “ejo10 [nin sowou ep ide “joxq jeyoray yun Jowou wep feuex yenq (enp) z =| weume > fsvjar/eweu —ueerpessajay fede wiry ysepos/eureN “9 iz wee wenaueD « Teuoreezodo weyosanza3, yeqpre SunsBuet xepA wenssuep o uepdeejaroyrod eueresexd aoa casaaeen Teuosexodo uenssuep « pp seeoq Wider ap oz | Upe Sues wesinorqen 10 uvjdeejaroq sod vueres wrens seysujut ueBuap | .resaq yidet aP OZ ese Teuoyseiodo wenssuey reSuopioy pf ep | seystoyy uesuiap zeBuopx yeusfuom | werjoyIeg YH Woy seI8Y VE ueduerezox a so.eMEp UT weezy, wemedyjeg sruop any. HOIOL &NVNOFP SNISVNDI pa VISANOGNI MITENdaa NVONNENHYAd HALNGW 100 & €0686T 0Z90Z96T “dIN (@/AD 1 1 eurquied TAWA TaVISaT aS NISH UI ao 4 qo edurjse weBuap rensog weulpes Buedumuod ‘yepnunaduiaar amgun weunojur edepia — wep vay Sania eped uemeduup B20 nyes werep ynpnp yedursy vy19y nes wejep APMP we wary UeBue WexeUNsTUD gmun eisue] wep apres Auraxo “qurey enrent ‘SeHTGESID ‘Suepuekucd ‘pndyaur Buck ‘quip Suedumued ered ‘yeprumzaduraut a1gnfip Suedumusd sepoud semmsey | (seioq emp) gr reumuny | yedaray Gedure) 4 reUnUT yetump | yun sSunproq run sermses | eq SeUTISeL weerejesey | “9 weujomzed WH WOH TIEY VA weduex03931 . s0,e5PUT wees, meuefejea sruop | -on MEN FOOL,