Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar adalah pekerjaan yang harus dikerjakan sendiri, di
usahakan sendiri dan tidak dapat menugaskan orang lain untuk
mengerjakannya. Belajar merupakan jenis pekerjaan yang harus
melibatkan diri secara langsung kedalam pekerjaan itu. Hal ini berarti
bahwa apabila seseorang mau belajar atau ingin mempelajari sesuatu,
maka dia sendirilah yang harus mempelajarinya. Dia tidak dapat
memerintah atau menyewa orang lain untuk kepentingannya, melainkan
harus terlibat langsung dalam proses belajar ini. 1
Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu usaha yang dilakukan
oleh sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara
sadar dari hasil interaksinya dengan lingkungan2. Secara psikologis
manusia yang sedang belajar akan dapat merasakan adanya perubahan
dalam dirinya untuk mengetahui banyak hal.3
Dalam proses belajar tiap individu mempunyai tipe-tipe belajar
yang berbeda-beda. Mulai dari pola, waktu atau durasi lamanya belajar
seseorang, suasana kebiasaan & tempat belajarnya hingga bagaimana cara
orang tersebut mengunakan strategi-strategi agar mudah memahami
sesuatu apa yang di pelajari orang tersebut.
Tipe belajar merupakan gaya belajar yang dimiliki oleh setiap
individu yang merupakan cara termudah dalam menyerap, mengatur dan
mengolah informasi4. Tipe belajar adalah karakteristik dan preferensi atau
pilihan individu untuk mengumpulkan informasi, menafsirkan,
mengorganisasi, merespon, dan memikirkan informasi yang diterima.5

1
Secara ilmiah diketahui bahwa dalam hal penyerapan informasi,
manusia dibagi menjadi 3 jenis yaitu, Manusia visual, dimana ia akan
secara optimal menyerap informasi yang dibacanya/dilihatnya. Manusia
auditori, dimana informasi yang masuk melalui apa yang didengarnya akan
diserap secara optimal. Manusia kinestetik, dimana ia akan sangat senang
dan cepat mengerti bila informasi yang harus diserapnya terlebih dahulu
dicontohkan atau ia membayangkan orang lain melakukan hal yang akan
dipelajarinya6.

Khususnya di mahasiswa kedokteran UMI sendiri tiap-tiap


individu mahasiswa mempunyai tipe-tipe belajar yang berbeda-beda.
untuk belajar sehingga mereka dapat melulusi Blok yang sedang di
tempuh. Di fakultas kedokteran UMI menggunakan kurikulum berbasis
kompeten (KBK) yang telah disusun sedemikian rupa untuk mencapai
kompetensi utama dan kompetensi yang lainnya. Suatu sistem
pembelajaran KBK yang di terapkan di Fakultas Kedokteran UMI sendiri
adalah dengan mengelompokkan setiap mata kuliah ke dalam beberapa
blok secara spesifik, dimana setiap blok mempelajari mulai dari disiplin &
dasar ilmu kedokteran, praktikum di laboratorium, Program Based
Learning (PBL) yang merupakan diskusi perkelompok mengenai suatu
kasus-kasus dalam suatu penyakit hingga Clinical Skill Lab (CSL) yang
merupakan pembelajaran skill-skill yang akan di terapkan di tahap klinik.
Maka dari itu semua mahasiswa khusunya di FK UMI itu sendiri
diharapkan untuk mampu menyelesaikan & melulusi yang di tuntut pada
tiap-tiap Blok yang sedang di tempuh pada setiap tingkatan semester yang
berjalan. Di sisi lain tuntutan pada tiap blok yang di tempuh itu tidaklah
semudah membalikkan telapak tangan, di sini dapat dilihat macam-macam
tipe belajar seorang mahasiswa untuk melulusi pada blok tersebut. Oleh
karna itu berdasarkan suatu permasalahan yang telah dipaparkan diatas,
penulis tertarik ingin meniliti Hubungan antara macam-macam tipe

2
belajar terhadap angka kelulusan suatu Blok pada mahasiswa Fakultas
Kedokteran UMI

B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka peniliti
ingin bermaksud untuk mengetahui Bagaimanakah Hubungan antara
macam-macam tipe Belajar terhadap angka kelulusan blok pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran UMI.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk Mengetahui bagaimanakah hubungan antara macam-macam tipe
belajar terhadap angka keberhasilan blok pada mahasiswa Fakultas
Kedokteran UMI.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui macam-macam tipe belajar mahasiswa Fakultas
Kedokteran UMI
b. Untuk mengetahui Hubugan antara macam-macam tipe belajar
terhadapa angka keberhasilan Blok pada mahasiswa Fakultas
Kedokteran UMI
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis : dapat mengetahui dan menambah wawasan apakah
ada suatu hubungan antara macam-macam tipe dalam belajar
dengan keberhasilan pada blok serta apakah faktor yang
mempengaruhinya.
2. Bagi Seluruh mahasiswa : Untuk memberikan pengetahuan
tambahan serta pola pikir tentang bagaimana cara belajar yang
efisien agar bisa berhasil dalam suatu blok.

3
3. Sebagai tambahan pengetahuan umum dan bisa di jadikan suatu
referensi bagi peneltian-penelitian yang sama.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi belajar
Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian
manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan
kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan
lain-lain kemampuan.7
Belajar adalah upaya untuk menguasai sesuatu yang baru. Konsep
ini mengandung dua hal pokok yaitu: (a). Usaha untuk menguasai, dan (b).
Sesuatu yang baru. Usaha menguasai merupakan aktifitas belajar yang
sesungguhnya dan sesuatu yang baru merupakan hasil yang diperoleh dari
aktifitas belajar itu. Kegiatan atau peristiwa belajar yang sebenar-benarnya
dapat disebut belajar, mestilah merupakan kegiatan yang benar-benar aktif
dan terfokus untuk menghasilkan sesuatu, dan hasilnya adalah sesuatu
yang belum ada pada atau belum dimiliki oleh orang yang belajar itu.
Sesuatu yang sebelumnya belum ada atau belum dimiliki itu, tentulah
sesuatu yang baru8.
Menurut Bigs (1991), ia mendefenisikan belajar dalam tiga macam
rumusan, yaitu : Rumusan kuantitatif, institusional, dan kualitatif.
Rumusan kuantitatif mengartikan belajar sebagai kegiatan pengisian atau
pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya.
Secara institusional maksudnya, belajar dipandang sebagai proses validasi
terhadap penguasaan siswa atas materi yang telah ia pelajari. Dalam
rumusan kualitatif, difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan
yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dihadapi
siswa9.

5
B. Prinsip Belajar

1. Perhatian dan Motivasi


Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari
kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya
perhatian tak mungkin terjadi belajar.10 Perhatian terhadap belajar akan
timbul pada pesertadidik apabila bahan pelajaran sesuai dengan
kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang
dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih Ianjut ataudiperlukan dalam
kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk
mempelajarinya. Apabila perhatian alami ini tidak ada maka peserta didik
perludibangkitkan perhatiannya. Di samping perhatian, motivasi
mempunyai peranan yangsangat penting dalam kegiatan belajar. Motivasi
adalah tenaga yang menggerakkan danmengarahkan aktivitas seseorang.
Motivasi dapat dibandingkan dengan mesin dan kemudi pada mobil.10
Motivasi dapat merupakantujuan dan alat dalam pembelajaran. Sebagai
tujuan, motivasi merupakan salah satu tujuandalam mengajar. Guru
berharap bahwa peserta didik tertarik dalam kegiatan intelektual dan
estetik sampai kegiatan belajar berakhir.11
2. Keaktifan Belajar
Kecendrungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak adalah
makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu,
mempunyai kemampuandan aspirasi sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan
oleh orang lain dan juga tidak bisadilimpahkan kepada orang lain. Belajar
hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendri. Mon Dewey
mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus
dikerjakan peserta didik untuk dirmya sendiri. maka inisiatif harus datang
dari peserta didik sendiri. Guru sekedar pembimbing dan pengarah.8
3. Keterlibatan Langsung Dalam Belajar
Di muka telah dibkarakan bahwa belajar haruslah dilakukan sendiri oleh
pesertadidik yang, belajar adalah mengalami, belajar tidak bisa

6
dilimpahkan kepada orang lain.Edgar Dale dalam penggolongan
pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerueut pengalamannya
mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui
pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung
peserta didik tidak sekadar mengamati secara langsung tetapi ia harus
menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab
tehadap hasilnya.
4. Pengulangan Belajar
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan yang
dikemukakan olehteori Psikologi Dava. Menurut teori ini belajar adalah
melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya
mengamat, menanggap, mengingat. mengkhayal,merasakan. berpikir. dan
sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka dasya-daya tersebut
akan berkembang. Seperti hainya pisau yang selalu diasah akan
menjaditajam, maka daya-daya yang dilatih dengan pengadaan
pengulangan-pengulangan akan menjadi sempurna.

5. Sifat Merangsang Dan Menantang Dari Materi Yang Dipelajari


Bahwa dalam,situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan
psikologis. Dalam situasi belajar peserta didik menghadapi suatu tujuan
yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatanyang mempelajari
bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan ituyaitu
dengan mempelajari bahasa belajar tersebut. Apabila hambatan itu telah
diatasi,artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan masuk dalam
medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya. Agar pada anak timbul
motif yang Kuat untuk mengatasihambatan dengan baik maka bahan
belajar haruslah menantang. Tantangan yang dihadapidalam bahan belajar
haruslah menantang.tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar
membuat peserta didik bergairah untuk mengatasinya12.

7
6. Pemberian Balikan Atau Umpan Balik Dan Penguatan Belajar
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama
ditekankanoleh teori belajar operant Conditioning dari B.F. Skinner. Kalau
pada teori conditioningyang diberi kondisin adalah stimulusnya, maka
pada operant conditioning yang diperkuatadalah responsnya. Kunci dari
teori belajar im adalah law of effect-nya Thomdike.Peserta didik akan
belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasilyang
haik. Hasil, apalagi hasil yang baik, akan merupakan balikan yang
menyenangkandan berpengarub baik bagi usaha belajar selanjutnya.

C. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Belajar


Menurut Thursan Hakim faktor-faktor yang mempengaruhi dalam belajar
menjadi 2 macam yaitu :
1. Faktor Internal
Faktor ini merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu itu
sendiri. Faktor internal terdiri dari faktor biologis dan faktor psikologis.
a. Faktor Biologis (Jasmaniah)
Faktor biologis meliputi segala hal yang berhubungan dengan keadaan
fisik atau jasmani individu yang bersangkutan. Keadaan jasmani yang
perlu diperhatikan sehubungan dengan faktor biologis ini di antaranya
sebagai berikut.
Pertama, kondisi fisik yang normal. Kondisi fisik yang normal atau
tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir
sudah tentu merupakan hal yang sangat menentukan keberhasilan
belajar seseorang. Kondisi fisik yang normal ini terutama harus
meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh seperti tangan dan
kaki, dan organ-organ tubuh bagian dalam yang akan menentukan
kondisi kesehatan seseorang.
Di sekolah-sekolah umum biasanya keadaan fisik yang tidak
normal jarang sekali menjadi masalah atau hambatan utama dalam
belajar. Hal ini karena penerimaan murid di sekolah umum itu telah

8
diseleksi sedemikian rupa, sehingga murid yang diterima umunya
adalah mereka yang memiliki kondisi mental dan fisik yang normal.
Kedua kondisi kesehatan fisik bagaimana kondisi kesehatan fisik
yang sehat dan segar (fit) sangat mempengaruhi keberhasilan belajar
seseorang, tentunya telah kita ketahui dengan mudah dan tidak perlu
lagi kita bicarakan secara panjang lebar. Namun demikian, di dalam
menjaga kesehatan fisik, ada beberapa hal yang sangat diperlukan.
Hal-hal tersebut diantaranya adalah makan dan minum harus teratur
serta memenuhi persyaratan kesehatan, olahraga secukupnya, dan
istrahat yang cukup. Selain itu, jika terjadi gangguan kesehatan,
segeralah berobat dan jangan membiasakan diri untuk membiarkan
terjadinya gangguan kesehatan secara berlarut-larut.
b. Faktor Psikologis (Rohaniah)
Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini
meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang.
Kondisi mental yang dapat menunjang keberhaslan belajar adalah
kondisi mental yang mantap dan stabl ini tampak dalam bentuk sikap
mental yang positif dalam menghadapi segala hal, terutama hal-hal
yang berkaitan dalam proses belajar.
Sikap mental yang positif dalam proses belajar itu misalnya saja
adalah kerajinan dan ketekunan dalam belajar, tidak mudah putus asa
atau frustasi dalam menghadapi kesulitan dan kegagalan, tidak mudah
terpengaruh untuk lebih mementingkan kesenangan daripada belajar,
mempunyai inisiatif sendiri dalam belajar, berani bertanya, dan selalu
percaya pada diri sendiri. Selain berkaitan erat dengan sikap mental
yang positif, faktor psikologis ini meliput pula hal-hal berikut.
Pertama, inteligensi. Inteligensi atau tingkat kecerdasan dasar
seseorang memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar
seseorang. Seseorang yang mempunyai inteligensi jauh di bawah
norma akan sulit diharapkan untuk mencapai prestasi yang tinggi
dalam proses belajar. Sangat perlu dipahami bahwa inteligensi itu

9
bukan merupakan satu-satunya faktro penentu keberhasila belajar
seseorang. Inteligensi itu hanya merupakan salah satu faktor dari
sekian banyak faktor.
Di sekolah-sekolah umum, masalah kegagalan belajar yang
disebabkan inteligensi yang rendah, tidak banyak terjadi kecuali jika
seleksi penerimaan siswa di sekolah tersebut tidak dilakukan dengan
baik. Masalah belajar yang lebih sering terjadi di sekolah-sekolah
umum justru sebaliknya, yaitu tidak sedikit siswa atau mahasiswa
yang inteligensinya normal atau bahkan diatas rata-rata tetapi prestasi
belajarnya rendah. Jelas hal ini membuktikan bahwa seseorang yang
inteligensinya tinggi tidak akan bisa mencapai prestasi belajar yang
baik jika tidak ditunjang faktor-faktor lain yang juga menetukan
keberhasilan belajar seperti kemauan, kerajinan, waktu atau
kesempatan, dan fasilitas belajar.
Sebaliknya, seseorang yang inteligensinya tidak seberapa tinggi
atau sedang, mungkin saja mencapai prestasi belajar yang tinggi jika
proses belajarnya di tunjang dengan berbagai faktor lain yang
memungkinkanya untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal.
Kedua, kemauan. Kemauan dapat dikatakan sebagai faktor utama
penentu keberhasilan belajar seseorang. Lebih dari itu, dapat
dikatakan kemauan merupakan motor penggerak utama yang
menentukan keberhasilan seseorang dalam seetiap segi kehidupanya.
Bagaimanapun baiknya proses belajar yang dilakukan seseorang,
hasilnya akan kurang memuaskan jika orang tersebut tidak
mempunyai kemauan yang keras. Hal ini disebabkan kemauan itu
berpengaruh langsung terhadap berbagai faktor lain, seperti daya
konsentrasi, perhatian, kerajinan, penemuan suatu metode belajar yang
tepat, dan ketabahan dalam mengadapi kesulitan belajar.
Ketiga, bakat. Bakat memang merupakan salah satu faktor yang
dapat menunjang keberhasilan belajar seseorang dalam suatu bidang
tertentu. Perlu diketahui bahwa biasanya bakat itu bukat menetukan

10
mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan labih
banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam
suatu bidang.
Kegagalan dalam belajar yang sering terjadi sehubungan degan
bakat justru disebabkan seseorang terlalu cepat merasa dirinya tidak
berbakat dalam suatu bidang.
Keempat, daya ingat. Bagaimana daya ingat sangat mempengaruhi
keberhasilan belajar seseorang, kiranya sangat mudah dimengerti.
Sesuai dengan tahap-tahapnya, daya ingat mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut :
Sifat cepat atau lambat. Sifat ini dimiliki oleh daya mencamkan
kesan. Sifat ini menunjukkan lamanya waktu untuk
memasukkan kesan ke dalam pikiran. Hal ini tergantung pada
situasi dan kondisi lingkungan serta kondisi mental dan fisik
kita.
Sifat setia. Sifat ini dimiliki oleh daya menyimpan, yang berarti
kesan-kesan yang masuk dapat disimpan sama persis dengan
objek yang sebenarnya. Misalnya, apa yang dibaca oleh
seseorang dapat disimpan didalam pikiranya sama persis
dengan apa yang tertulis di dalam buku.
Sifat tahan lama. Sifat ini juga dimiliki oleh daya menyimpan
yang berarti kesan yang telah masuk didalam pikiran dapat
disimpaan dalam waktu yang lama, atau tidak mudah lupa.
Sifat luas. Saat ini pun dimiliki oleh daya menyimpan, yang
berarti dapat menyimpan kesan dalam jumlah yang banyak.
Sifat siap. Sifat ini dimilik oleh daya reproduksi, yang berarti
dapat mengeluarkan kembali kesan-kesan yang telah tersimpan
di dalam pikiran, baik secara lisan maupun secara tertulis.
Kelima, daya konsentrasi. Daya konsentrasi merupakan suatu
kemampuan untuk memfokuskan pikiran, perasaan, kemauan, dan
segenap panca-indera ke satu objek di dalam satu aktivitas tertentu,

11
dengan disertai usaha untuk tidak memedulikan objek-objek lain yang
tidak hubungannya dengan aktivitas itu.
Sangat perlu diketahui bahwa kemampuan untuk melakukan
konsentrasi itu memerlukan kemampuan dalam menguasai diri (daya
penguasa diri). Dengan daya penguasaan diri inilah seseorang akan
dapat menguasai pikiran, perasaan, kemauan, dan segenap panca-
inderanya untuk dikonsentrasikan (difokuskan) kepada satu objek
yang dikehendakinya. Seseorang yang tidak mempunyai pendirian,
mudah terpengaruh, tidak mempunyai kestabilan mental, dan
mempunyai daya penguasaan diri yang lemah, biasanya akan
mengalami kesulitan dalam mengonsentrasikan pikirannya.

2. Faktor eksternal
Faktor ekternal merupakan fator yang bersumber dari luar individu itu
sendiri. Faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga, faktor lingkungan
sekolah, faktor lingkungan masyarakat, dan faktor waktu.
Faktor lingkungan keluarga
Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan
pertama dan utama dalam menentukan perkembangan pendidikan
seseorang, dan tentu saja merupakan faktor pertama dan utama pula
dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Kondisi
lingkungan keluarga yang sangat menetukan keberhasilan belajar
seseorang diantaranya ialah adanya hubungan yang harmonis diantara
sesama anggota keluarga, tersedianya tempat dan peralatan belajar
yang cukup memadai, keadaan ekonomi keluarga yang cukup, suasana
lingkunga rumah yang cukup tenang, adanya perhatian yang besar dari
orang tua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-
anaknya.

12
Faktor lingkungan sekolah
Suatu hal yang mutlak harus ada di sekolah untuk menunjang
keberhasilan belajar adalah adanya tata tertib dan disiplin yang
diteggakan secara konsekuan dan konsisten. Disiplin yang diteggakan
secara konsekuen dan konsisten. Disiplin tersebut harus diteggakan
secara menyeluruh, dari pimpinan sekolah yang bersangkutan, para
guru, para siswa, sampai karyawan sekolah lainnya. Dengan cara
seperti inilah proses belajar akan dapat berjalan dengan baik.
Kondisi lingkungan sekolah yang juga dapat mempengaruhi
kondisi belajar antara lain adalah adanya guru yang baik dalam jumlah
yang cukup memadai sesuai dengan jumlah bidang studi yng
ditentukan , peralatan belajar yang cukup lengkap, gedung sekolah
yang memenuhi persyaratanbagi berlangsungya proses belajar yang
baik, adanya keharmonisan hubungan di anatar semua personil
sekolah.
Siswa yang belajar di sekolah dengan fasilitas kurang memadai
tapi mempunyai disiplin yang baik seringkali lebih berprestasi
daripada siswa yang belajar di sekolah dengan fasilitas serba lengkap
tapi mempunyai disiplin yang rendah. Hal ini membuktikan bahwa
sebenarnya yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar para
siswa di sekolah adlah adanya tata tertib atau disiplin yang diteggakan
secara konsekuen dan konsisten.
Faktor lingkungan masyarakat
Lingkungan atau tempat tertentu yang dapat menunjang keberhasilan
belajar diantaranya adalh lembaga-lembaga pendidian nonformal yang
melaksanakan kursus-kursus tertentu, seperti kursu bahsa asing,
keterampilan tertentu, bimbingan tes, kursus pelajaran tambahan yang
menunjang keberhasilan belajar disekolah, sanggar majalis taklim,
sanggar organisasi keagamaan seperti remaja masjid, gereja, sanggar
karang taruna.

13
Lingkungan atau tempat tertentu yang dapat menghambat
keberhasilan belajar antara lain adalah tempat hiburan tertentu yang
banyak dikunjungi orang seperti diskotik, bioskop, pusat-pusat
perbelanjaan yang merangsang kecendrungan konsumerisme, dan
tempat-tempat hiburan lainnya yang memungkinkan orang dapat
melakukan perbuatan maksiat seperti judi, mabuk-mabukan,
penyalahgunaan zat atau obat. Meskipun begitu, tidak semua hiburan
selalu menghambat keberhasilan belajar. Hiburan itu sebenarnya juga
diperlukan untuk menyegarkan pikiran atau menghilangkan kelelahan
pikiran. Selain itu, ada jenis hiburan yang bersifat positif yaitu dapat
melatih ketangkasan dan daya pkir. Jelaslah jenis hiburan seperti ini
secara langsung atau tidak langsung justru dapat menunjang
keberhasilan belajar.
Faktor waktu
Bahwa waktu (kesempatan) memang berpengaruh terhadapn
kerberhasilan belajar seseorang. Sebenarnya yang sering menjadi
maslahbagi siswa atau mahasiswa bukan ada atau tidak adanya waktu,
melainkan bisa atau tidaknya mengatur waktu yang tersedia untuk
belajar. Selain itu maslah yang perlu diperhatikan adalah bagaimana
mencari dan menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya agar di satu
sisi siswa atau mahasiswa dapat megunakan waktunya untuk belajar
dengan baik dan di sisi lain mereka juga dapat melakukan kegiatan-
kegiatan yang bersifat hiburan atau rekreasi yang sangat bermamafaat
pula untuk menyegarkan pikiran (refreshing). Adanya keseimbangan
anatara kegiatan belajar dan kegiatan yang bersifat hiburan atau
rekreasi itu sangat perlu. Tujuannya agar selain dapat meraih prestasi
belajar yang maksimal, siswa dan mahasiswa pun tidak dihinggapi
kejenuhan dan kelelahan pikiran yang berlebihan secara merugikan13.

14
D. Macam-macam tipe belajar
Tipe belajar merupakan gaya belajar yang dimiliki oleh setiap individu
yang merupakan cara termudah dalam menyerap, mengatur dan mengolah
informasi. Tipe belajar adalah karakteristik dan preferensi atau pilihan
individu untuk mengumpulkan informasi, menafsirkan, mengorganisasi,
merespon, dan memikirkan informasi yang diterima4,5.. Secara ilmiah
diketahui bahwa dalam hal penyerapan informasi, manusia dibagi menjadi
3 jenis, yaitu :
1. Visual
Manusia visual, dimana ia akan secara optimal menyerap informasi
yang dibacanya/dilihatnya6. Orang visual belajar melalui apa yang
mereka lihat. Warna, hubungan ruang, potret mental dan gambar
menonjol dalam modalitas ini. Adapun beberapa ciri orang dengan tipe
belajar visual, yaitu :
Rapi, teratur, memperhatikan segala sesuatu dan menjaga
penampilan Berbicara dengan cepat
Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik
Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya
dalam pikiran mereka
Lebih mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar
Mengingat dengan asosiasi visual Universitas Sumatera Utara
Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali
jika ditulis dan sering meminta orang lain untuk mengulangi
ucapannya.
Lebih suka membaca daripada dibacakan dan pembaca yang
cepat
Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon atau
dalam rapat
Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato
Lebih menyukai seni daripada musik

15
Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban yang singkat ya
atau tidak
Mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai
memilih kata-kata yang tepat
Biasanya tidak terganggu dengan keributan
2. Auditori
Manusia auditori, dimana informasi yang masuk melalui apa yang
didengarnya akan diserap secara optimal.
Tipe auditori belajar melalui apa yang mereka dengar.6 Modalitas ini
mengakses segala jenis bunyi dan kata. Musik, irama, dialog internal
dan suara menonjol pada tipe auditori. Seseorang yang sangat auditori
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Suka berbicara kepada diri sendiri saat bekerja
Perhatiannya mudah terpecah dan mudah terganggu oleh
keributan
Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku
ketika membaca
Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, perubahan
dan warna suara
Merasa kesulitan untuk menulis dan lebih suka mengucapkan
secara lisan
Berbicara dalam irama yang terpola
Lebih suka musik daripada seni
Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang
didiskusikan daripada yang dilihat
Suka berbicara, suka berdiskusi dan menjelaskan sesuatu
dengan panjang lebar
Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik

16
Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang
melibatkan visualisasi, seperti memotong bagian-bagian
hingga sesuai satu sama lain
Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
Biasanya pembicara yang fasih
3. Kinestetik
Manusia kinestetik, dimana ia akan sangat senang dan cepat mengerti
bila informasi yang harus diserapnya terlebih dahulu dicontohkan
atau ia membayangkan orang lain melakukan hal yang akan
dipelajarinya.6 Orang dengan tipe kinestetik belajar malalui gerak,
emosi dan sentuhan. Modalitas ini mengakses pada gerakan,
koordinasi, irama, tanggapan emosional, dan kenyamanan fisik. Ciri-
ciri orang dengan tipe belajar kinestetik yaitu :
Berbicara dengan perlahan
Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka saat
berbicara
Berdiri berdekatan saat berbicara dengan orang
Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
Belajar melalui memanipulasi dan praktik
Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
Banyak menggunakan isyarat tubuh
Tidak dapat diam untuk waktu yang lama
Tidak dapat mengingat geografis, kecuali jika mereka memang
telah pernah berada di tempat itu.
Menyukai permainan yang menyibukkan
Mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca, suka
mengetuk-ngetuk pena, jari, atau kaki saat mendengarkan
Ingin melakukan segala sesuatu
Kemungkinan tulisannya jelek.4

17
E. Keberhasilan Belajar
a. Pengertian Keberhasilan Belajar
Dari pengertian keberhasilan dan belajar kita dapat mengetahui
bahwa keberhasilan belajar adalah Keberhasilan belajar bias diketahui
dengan evaluasi karena evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat
keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah
program. Padanan kata evaluasi adalah assessment yang menurut Tardif
dkk., (1989), berarti proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang
dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Selain
kata evaluasi dan assessment ada pula kata lain yang searti dan relative
lebih dikenal dalam dunia pendidikan kita yakni tes, ujian, dan ulangan14.

b. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar


ada dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, yaitu faktor
intern dan faktor ekstern.
1. Faktor intern terdiri dari :
Faktor Jasmaniah antara lain, faktor kesehatan, dan cacat
tubuh.
Faktor Psikologi yaitu, intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan dan kesiapan.
Faktor Kelelahan, faktor kelelahan sangat mempengaruhi
hasil belajar, agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah
menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam
belajarnya. Sehingga perlu diusahakan kondisi yang ebbas
dari kelelahan.
2. Faktor Ekstern terdiri dari :
Faktor Keluarga, seperti cara orang tua mendidik, relasi
antar anggota, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
Faktor Sekolah, seperti metode mengajar, kurikulum, relasi
guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin

18
sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di
atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas
rumah.
Faktor Masyarakat, seperti kegiatan siswa dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk
kehidupan masyarakat15.

Hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor
utama, yaitu :

1. Faktor dalam yaitu faktor fisiologi yang terdiri dari kondisi


fisik dan kondisi panca indera, dan faktor psikiologi yang
terdiri dari bakat, minat, kecerdasan, motivasi, dan
kemampuan kognitif.
2. Faktor luar yaitu dari lingkungan baik alam maupun sosial, dan
instrumental yang terdiri atas kurikulum/ bahan ajar, guru,
sarana dan fasilitas, serta administrasi/ manajemen16.

Jadi dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ada dua
faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik, yaitu faktor
dari dalam diri peserta didik dan faktor dari luar peserta didik. Faktor dari
dalam diri peserta didik berupa kondisi fisik, kondisi panca indera, dan
faktor psikiologi yang terdiri dari motivasi belajar, minat dan perhatian,
sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi dan kemampuan
kognitif. Faktor dari luar peserta didik yaitu dari lingkungan baik alam,
sosial maupun instrumental yang terdiri atas kurikulum/ bahan ajar, guru,
sarana dan fasilitas, serta administrasi/ manajemen

19
F. Kerangka Teori

Macam-macam tipe
belajar :

Auditori
Visual
Kinestetik

Keberhasilan Belajar

Faktor-Faktor yang
mempengaruhi keberhasilan
belajar :

Faktor Intern
Faktor Ekstern

20
BAB III

METODE PENELITIAN

1. Kerangka konsep

Auditori

Tipe Tipe Belajar Visual Nilai pada


Blok

Kinestetik

Variabel independent :

Variabel dependent :

21
2. Defenisi Oprasional
A. Tipe Belajar
Tipe belajar Auditori
Tipe belajar Audotiri adalah tipe orang-orang yang lebih sering
mengandalkan pendengarannya dalam belajar.
Tipe Belajar Visual
Tipe belajar Visual adalah tipe individu yang cendrung belajar
dan memahami informasi sesuatu dengan menggunakan
penglihatannya.
Tipe Belajar kinestetik
Tipe belajar kinestetik adalah tipe belajar yang lebih cendrung
untuk memahami suatu informasi berupa gerakan-gerakan.
B. Keberhasilan belajar
Merupakan hasil pencapaian atau yang diperoleh dari belajar
mahasiswa berupa nilai A, dan B.

3. Metode Penelitian
A. Jenis penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode cross sectional.
B. Waktu dan lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di fakultas kedokteran UMI kelas 103 .
C. Sampel
Sampel penelitian ini adalah mahasiswa fakultas kedokteran UMI
angkatan 2014
D. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini digunakan teknik yang digunakan untuk
pengambilan sampel adalah total sampling.

22
E. Metode Pengambilan data
Metode pengumpulan data dengan menggunakan Quisioner.
Quisioner terdiri dari 10 pertanyaan. Yaitu 3 pertanyaan yang
mengarah ke tipe belajar Auditori, 3 pertanyaan yang mengarah ke
tipe belajar Visual, 3 pertanyaan yang mengarah ke tipe belajar
kinestetik, dan 1 pertanyaan mengenai Nilai akhir blok.
4. Analisa data
Data hasil yang di dapat dari Questioner setelah hasil yang di
dapatkan peneliti melakukan pengolahan data dengan maksud untuk
mengatahui tipe belajar mana yang lebih dominan pada sampel.
Kemudian dilakukan analisa sampel data antara lain :
1. Editting, dengan maksud dan tujuan untuk memeriksa tiap
questioner apakah questioner di isi sesuai dengan petunjuk
yang ada.
2. Coding, yang dimaksud disini adalah memberikan kode
pada questioner untuk mempermudah pada saat tabulasi dan
analisi data
3. Tabulating, untuk mempermudah analisa dan pengambilan
kesimpulan.
4. Dilakukan pengolahan data menggunakan komputer dengan
menggunakan program SPSS.

23
Daftar Pustaka

1. Muhamad. 1999, Bimbingan Belajar di Perguruan Tinggi, Jakarta;


Depdikbud.
2. Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta
: Rineka Cipta
3. Yasin,Salehudin. 2012. Metode Belajar dan Pembelajaranyang efektif.
Jurnal Adabiyah, ISSN: 1421-6141 Vol. XII No. I/2012
4. Deporter, B & Hernacki, M. 2003. Quantum Learning:Membiasakn
Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa dikutip dari
Hubungan tipe belajar dengan tipe prestasi belajar mahasiswa program
eksistensi fakultas keperawatan universitas sumatra utara
5. Hisyam, Zaini. 2002. Strategi Pembelajaran Aktif di PT. Yogyakarta:
CTDS.
6. Susanto, H. 2006. Meningkatkan konsentrasi Siswa Melalui
Optimalisasi Modalitas Belajar Siswa. Dukutip dari :
http://www.bpkpenabur-bdg.sch.id/files/Hal.46-
51%20Meningkatkan%20Konsentrasi.pdf.
7. Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, hlm. 21
8. Prayitno, 2009. Dasar Teori dan Praksis Pendidikan. Padang; Grasindo
9. Burville Biggs, John. 1991. Teaching for learning: the view from
cognitive psychology
10. Gage, N.L. & Berliner, D.C. (1984), Educational Psychology (3th ed).
Boston :Houghton Mifflin Company.
11. Yatim Riyanto, ,2010, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group), hal 72

24
12. Kurt Lewin, Field theory in social science; selected theoretical papers.
D. Cartwright (ed.). (New York: Harper & Row), 1951.
13. Hakim, Thursan, 2000. Belajar secara efektif : panduan menemukan
teknik belajar, memilih jurusan, dan menentukan cita-cita. Jakarta :
Puspa Swara
14. Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta:PT. Raja GrafindoPersada,
2005) hlm 175
15. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta:
PT.Rineka Cipta
16. Purwanto, M. Ngalim. 1996. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya

25

Anda mungkin juga menyukai