Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I. PENDAHULUAN

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan alkohol lemak adalah CPO
(Crude Palm Oil). Komponen-komponen penyusun CPO dapat dilihat dalam
tabel 1.1.

No CPO Sumber

1 FA 94,47% Che man,1999

2 Asam Miristat 0,93% Che man,1999

3 Asam Palmitat 45,49% Che man,1999

4 Asam Stearat 3,49% Che man,1999

5 Asam Oleat 40,17% Che man,1999

6 Asam Linoleat 9,92% Che man,1999

7 FFA 5,00% Sinaranplan

8 Impuritis 0,02% SDS, 2014

Keroten dalam impuritis 41% dari 0,02% Guistone, 1987

Aldehid dalam impuritis 20% dari 0,02% Guistone, 1987

Phospatida dalam impuritis 39% dari 0,02% Guistone, 1987

9 H2O 0,5% Sinaranplan

10 Pospatida 0,013% Njoku, 2010

Proses pembuatan alkohol lemak dari CPO terdiri dari dua tahapan
yaitu tahap penyiapan umpan dan tahap hidrogenasi dengan fixed bed process.
Tahap penyiapan umpan terdiri dari beberapa proses yaitu tahap esterifikasi,
transesterifikasi, pemisahan metil ester.

1.1 Tahap Penyiapan umpan


1.1.1 Tahap pretreatment (esterifikasi)
Tahap persiapan atau tahap pretreatment adalah tahap dimana
pemurnian CPO sebelum masuk kedalam proses selanjutnya. Tahap ini
dilakukan karena kandungan ALB dalam CPO melebihi 0.5% yaitu sebesar 3%

Kelompok 4 TRP Semester Ganjil/2016-2017


By Checked Approved
2

maka perlu dilakukan pretreatment untuk mengurangi kadar asam lemak bebas
yang terdapat didalam CPO. Kondisi operasi pada proses ini yaitu pada
tekanan 1 atm, temperatur 600C dan dilakukan selama 1 jam. Kondisi operasi
ini dipilih karena reaksi esterifikasi berlangsung optimal untuk menghasilkan
konversi tinggi pada kondisi tersebut. Jenis reaksi pada proses ini yaitu
endoterm sehingga diperlukan pemanasan untuk mempercepat reaksi. Bahan
baku pada proses esterifikasi berupa CPO (Trigliserida) dengan kandungan
95% yang akan direaksikan dengan metanol 98%v/v. Perbandingan molar
umpan CPO: metanol yaitu 1:4. Metanol digunakan sebagai reaktan pada
proses ini karena memiliki harga yang murah dan reaktifitasnya paling tinggi
dibandingkan alkohol monohidrik lainnya. katalis yang digunakan berupa asam
kuat yaitu asam sulfat (H2SO4) yang memiliki sifat korosif. CPO (Trigliserida)
dengan kandungan 95% dari unit tangki penyimpanan dipompakan ke unit
reaktor esterifikasi. Terlebih dahulu Metanol 98%v/v direaksikan dengan asam
sulfat (H2SO4). Selanjutnya campuran diumpankan menuju unit reaktor
esterifikasi. Konversi yang diinginkan pada proses ini sebesar 95%.
reaksi umum esterifikasi yaitu:
H2SO4
RCOOH + CH3OH RCOOCH3 +
H2O
Asam Lemak Methanol Metil Ester
Air

1.1.2 Tahap Pemisahan Fatty Acid Metil Ester


Produk hasil keluaran unit reaktor esterifikasi diumpankan menuju unit
separator pada temperatur 60oC dan tekanan 1 atm yang berfungsi untuk
memisahkan fatty acid yang tidak ikut bereaksi dan metil ester dari metano.
Pada unit separator akan terbentuk dua lapisan produk. Lapisan produk atas
yaitu larutan fatty acid metil ester, dan lapisan produk bawah yaitu metanol.
prinsip pemisahan berdasarkan perbedaan densitas fluida. Dimana densitas
metil ester yaitu sebesar 0,860 g/cm
1.1.3 Tahap Transesterifikasi
Produk hasil keluaran unit separator diumpankan menuju unit reaktor
transesterifikasi. Proses ini dilakukan didalam CSTR (continuous stirrer tank
reactor). Sisa trigliserida yang tidak ikut bereaksi pada unit reaktor esterifikasi
direaksikan dengan metanol 98%v/v. Dimana terlebih dahulu metanol 98%v/v
direaksikan dengan NaOH 98% menjadi natrium metoksid. Natrium metoksid
berperan sebagai katalis. Selanjutnya dilakukan pencampuran antara CPO dan
natrium metoksid kedalam unit reaktor transesterifikasi. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut:

Kelompok 4 TRP Semester Ganjil/2016-2017


By Checked Approved
3

C52H94O6 + 3CH2OH C12H8OH + C15H31COOCH3


Trigliserida Methanol NaOH Gliserol Metil Ester

Kondisi operasi pada proses ini yaitu kecepatan pengadukan sebesar 2


rps, Lamanya pengadukan adalah 2 jam pada temperatur 60 oC dan tekanan 1
atm. Kondisi operasi ini dipilih karena reaksi transesterifikasi berlangsung
optimal untuk menghasilkan konversi tinggi pada kondisi tersebut. Konversi
yang diinginkan yaitu sebesar 97%.Jenis reaksi pada proses ini yaitu eksoterm.
Tahap ini menghasilkan campuran metil ester, gliserol, metanol, katalis dan
air.

1.1.4 Tahap Pemisahan Metil Ester


Produk hasil keluaran unit reaktor transesterfikasi diumpankan menuju
unit separator. Kondisi operasi yaitu pada tekanan 1 atm dan suhu 60oC.
Prinsip pemisahan berdasarkan perbedaan densitas fluida , Dimana densitas
metil ester yaitu sebesar 0,860 g/cm3, densitas metanol 0,791 g/cm3, Di dalam
separator terbentuk 3 fase, yaitu fase metil ester, fase gliserol, dan fase uap
metanol dan air. Larutan metil ester yang masih mengandung campuran metil
ester, gliserol, katalis, dan air kemudian dipompakan dengan heater untuk
menaikkan temperatur larutan sebelum masuk ke unit proses hidrogenasi.
Metanol hasil pemisahan kemudian ditampung dalam tangki penampungan
metanol untuk direcovery kembali menuju unit reaktor transesterfikasi. Fase
metil ester setelah dari unit separator dipompakan menuju tangki penyimpanan
dimana konversi yang diinginkan sebesar 97% Sedangkan fase gliserol
dialirkan ke tangki penyimpanan gliserol.
1.2 Hidrogenasi dengan Fixed Bed Process
Produk metil ester yang telah dipisahkan dari unit separator 2
diumpankan menuju unit reaktor fixed bed untuk proses hidrogenasi.Metil ester
sebelum dimasukkan dalam reaktor fix bed terlebih dahulu dipanaskan. Reaksi
tejadi dalam fasa uap, umpan organik diuapkan dalam gas hidrogen berlebih
sebanyak 20 mol melalui pemanas sebelum melewati fixed catalyst bed.
kondisi operasi proses hidrogenasi berlangsung pada tekanan 20,000 kpa dan
suhu 200 .
Reaksi yang terjadi :
CuCr
RCOOCH3 + 2 H2 RCH2OH +
CH3OH
Metil Ester hidrogen alkohol lemak
Methanol

Kelompok 4 TRP Semester Ganjil/2016-2017


By Checked Approved
4

1.2.2 Tahap Pemisahan dan pemurnian alkohol lemak


Hasil produk dari unit reaktor fixed bed proses hidrogenasi diumpankan
menuju unit gas boot untuk proses pemisahan hidrogen. Kondisi operasi yang
digunakan pada proses ini yaitu pada temperatur 60oC dan tekanan 1 atm. Di
dalam gas boot terbentuk 2 lapisan, yaitu lapisan atas dan bawah. Produk atas
yaitu hidrogen. Produk bawah yaitu alkohol lemak dan metanol. Hasil produk
keluaran dari unit gas boot diumpankan ke decanter untuk proses pemisahan.
prinsip pemisahan berdasarkan densitas. Hasil produk keluaran unit decanter
diumpankan menuju evaporator. Evaporator untuk proses pemurnian alkohol
lemak dengan kondisi operasi yang sama pada unit gas boot. Proses pemurnian
alkohol lemak pada unit evaporator bertujuan untuk menguapkan metanol agar
produk yang dihasilkan lebih murni sehingga menghasilkan konversi yang
diinginkan sebesar 99% . Hasil produk alkohol lemak yang sudah dimurnikan
dipompa menuju separator untuk proses pemisahan. Prinsip pemisahan
berdasarkan densitas. tujuannya untuk mendapatkan produk alkohol lemak
yang diinginkan, kemudian disimpan dalam tangki penyimpanan.
Peralatan yang dibutuhkan antara lain :
a. Preheater : Menaikkan Suhu Umpan Sebelum Masuk Ke Reaktor
B. Pompa : Memompakan Umpan Kedalam Reaktor
C. Reaktor : Sebagai Tempat Terjadinya Reaksi Dalam Proses
D. Cooler : Mendinginkan Campuran Reaksi Yang Keluar Dari Reaktor
E. Separator : Memisahkan Campuran Reaksi Menjadi Fasa Gas Dan Cair
F. Flash Tank : Sebagai Wadah Untuk Menampung Fasa Cair
G. Gasometer : Mengatur Tekanan Gas
H. Pipa : Sebagai Saluran Lewatnya Umpan

Kelompok 4 TRP Semester Ganjil/2016-2017


By Checked Approved

Anda mungkin juga menyukai