NIM : 1102415095
Rombel : 3
A. PENGUKURAN
1. Menurut Lien Pengukuran adalah sejumlah data yang dikumpul dengan menggunakan
alat ukur yang objektif untuk keperluan analisis.
2. Menurut Budi Hatoro Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau
kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih
bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian.
3. Menurut Arikunto Suharsimi Pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan suatu
ukuran.
4. Menurut Mardapi 2004: 14 Pengukuran pada dasarnya adalah kegiatan penentuan angka
terhadap suatu obyek secara sistematis.
5. Menurut Akmad Sudrajat Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka
atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta
didik telah mencapai karakteristik tertentu.
B. PENILAIAN
1. Menurut Asmawi Zainul dan Noehi Nasution mengartikan penilaian adalah suatu proses
untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui
pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes.
2. Menurut Suharsimi Arikunto penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap
sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.
3. Menurut Djemari Mardapi (1999:8) penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau
mendeskripsikan hasil pengukuran.
4. Menurut Cangelosi (1995: 21) penilaian adalah keputusan tentang nilai.
5. Menurut Akhmat Susrajat penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan
penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana
hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta
didik.
C. EVALUASI
1. Menurut Suchman sebagaimana yang dikutip oleh Arikunto bahwa memandang evaluasi
sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai bebarapa kagiatan yang
direncanakan untuk mendukung tercapainaya tujuan.
2. Menurut Abdul Basir evaluasi adalah proses pengumpulan data yang deskriptif,
informative, prediktif, dilaksanakan secara sistematik dan bertahap untuk menentukan
kebijaksanaan dalam usaha memperbaiki pendidikan.
3. Menurut Mehrens dan Lehman yang dikutip oleh Ngalim Purwanto, evaluasi dalam arti
luas adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang
sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.
4. Menurut Oemar Hamalik, evaluasi adalah proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan
penafsiran informasi untuk menilai (assess) keputusan-keputusan yang dibuat dalam
merancang suatu system pengajaran.
5. Menurut Calongesi (1995) evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan
hasil pengukuran.
D. TES
1. Menurut Riduwan (2006: 37) tes adalah serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
individu / kelompok.
2. Menurut Rusli Lutan (2000:21) tes adalah instrument yang dipakai untuk memperoleh
informasi tentang seseorang atau obyek.
3. Menurut Allen Philips (1979:1-2) test diartikan sebagai alat digunakan untuk
memperoleh data tentang suatu karakteristik dari individu atau kelompok.
4. Menurut Overton, Terry (2008) tes adalah suatu metode untuk menentukan kemampuan
siswa menyelesaikan sejumlah tugas tertentu atau mendemonstrasikan penguasaan suatu
keterampilan atau pengetahuan pada suatu materi pelajaran.
5. Menurut Wayan Nurkencana (1993) tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian
yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan anak atau sekelompok anak sehingga
menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut yang kemudian
dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau standar yang
telah ditetapkan.
E. ASSESSMENT
1. Menurut Rusli Lutan (2000:9) assessment termasuk pelaksanaan tes dan evaluasi.
Asessment bertujuan untuk menyediakan informasi yang selanjutkan digunakan untuk
keperluan informasi.
2. Menurut Suharsimi yang dikutip oleh Sridadi(2007) assessment adalah suatu usaha yang
dilakukan dalam pengambilan keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik-buruk
bersifat kualitatif.
3. Menurut Depag yang dikutip Sridadi (2007) assessment adalah suatu usaha untuk
mengumpulkan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang
proses dan hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa melalui kegiatan belajar mengajar
yang ditetapkan sehingga dapat dijadikan dasar untuk menentukan langkah selanjutnya.
4. Menurut Angelo (1991: 17) assessment adalah suatu metode yang sederhana dapat
menggunakan fakultas (sekolah) untuk mengumpulkan umpan balik, awal dan
setelahnya, pada seberapa baik para siswa mereka belajar apa yang mereka ajarkan.
5. Menurut Buana penilaian atau assessment adalah kegiatan menentukan nilai suatu objek,
seperti baik-buruk, efektif-tidak efektif, berhasil-tidak berhasil, dan semacamnya sesuai
dengan kriteria atau tolak ukur yang telah ditetapkan sebelumnya.
F. VALIDITAS
Ebel (dalam Nazirz 1988) membagi validitas menjadi :
Concurrent Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor
dengan kinerja.
Construct Validity adalah validitas yang berkenaan dengan kualitas aspek psikologis
apa yang diukur oleh suatu pengukuran serta terdapat evaluasi bahwa suatu konstruk
tertentu dapat menyebabkan kinerja yang baik dalam pengukuran.
Face Validity adalah validitas yang berhuubungan apa yang nampak dalam mengukur
sesuatu dan bukan terhadap apa yang seharusnya hendak diukur.
Factorial Validity dari sebuah alat ukur adalah korelasi antara alat ukur dengan faktor-
faktor yang bersamaan dalam suatu kelompok atau ukuran-ukuran perilaku lainnya, di
mana validitas ini diperoleh dengan menggunakan teknik analisis faktor.
Empirical Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor
dengan suatu kriteria. Kriteria tersebut adalah ukuran yang bebas dan langsung
dengan apa yang ingin diramalkan oleh pengukuran.
Intrinsic Validity adalah validitas yang berkenaan dengan penggunaan teknik uji coba
untuk memperoleh bukti kuantitatif dan objektif untuk mendukung bhwa suatu alat
ukur benar-benar mengukur apa yang seharusny diukur.
Predictive Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor
suatu alat ukur dengan kinerja seorang di msa mendatang.
Content Validity adalah validitas yang berkenaan dengan baik buruknya sampling dari
suatu populasi.
Curricular Validity adalah validitas yang ditentukan dengan cara menilik isi dari
pengukuran dan menilai seberapa jauh pungukuran tersebut merupakan alat ukur yang
benar-benar mengukur aspek-aspek sesuai dengan tujuan instruksional.
G. SOAL
C1
1. Dalam dunia fisika kita mengetahui banyak sekali ilmuwan, salah satu ilmuwan yang
mengemukakan mengenai gaya apung adalah ...
A. Issac Newton b. Bernoulli c. Archimedes d. Pascal
2. Penemu rumus Phytagoras adalah adalah..
a. W.R Supratman b. Sayuti Melik c. Phytagoras d. Bernadeschi
C2
1. Perbedaan prosa, puisi, dan drama dalam kesusastraan Indonesia didasarkan atas.
a. bahasa yang digunakan c. perwujudan lahiriah sebuah karya sastra
b. pengembangan plot dan struktur cerita d. banyaknya tokoh dalam cerita