Klasifikasi syok menurut (Smeltzer, Bare, Hinkle, dan Cheever, 2010), ialah syok
hipovolemik, syok kardiogenik, dan syok sirkulasi. Pada syok sirkulasi terbagi menjadi tiga
yaitu syok septik, syok anafilaktik, dan syok neurogenik. Penjelasan pertama terkait syok
hipovolemik menurut (Smeltzer, Bare, Hinkle, dan Cheever, 2010), syok hipovolemik
ditandai dengan penurunan volume intravaskular. Cairan tubuh terdiri atas cairan intraseluler
dan cairan ekstraseluler. Jumlah cairan intraseluler sekitar dua pertiga dari total cairan tubuh.
Pada cairan ekstaseluler jumlahnya satu pertiga yang terdiri atas cairan di dalam
pembuluh darah dan cairan interstisial. Jumlah cairan interstisial sekitar 3 sampai 4 kali lipat
dari jumlah cairan intravaskular. Syok hipovolemik terjadi ketika cairan intravaskular
mengalami penurunan sekitar 15% - 30% (750-1500 mL) darah (American Collage of
Surgeons dalam Smeltzer, Bare, Hinkle, dan Cheever, 2010). Penjelasan kedua terkait syok
kardiogenik.
Syok kardiogenik terjadi terjadi ketika kemampuan jantung dalam berkontraksi dan
memompa darah terganggu. Hal ini menyebabkan pasokan oksigen untuk jantung dan
jaringan tidak memadai. Penyebab terjadinya syok kardiogenik dikenal dengan koroner dan
nonkoroner. Syok kardiogenik koroner lebih umum dibanding syok kardiogenik nonkoroner.
Syok kardigenik koroner dapat dilihat pada pasien dengan infark miokardium yang
mengakibatkan kerusakan sebagian pada miokardium ventrikel kiri. Penyebab syok
kardiogenik nonkoroner ialah asidosis, hipoglikemia, hipokalsemia, kardiomiopati, kerusakan
katup, disritmia, dan temponade jantung.
Penjelasan ketiga terkait syok sirkulasi. Syok sirkulasi terjadi karena perpindahan
volume darah yang ada di dalam pembuluh darah perifer tidak normal. ketidaknormalan
perpindahan volume darah relatif akan menyebabkan hipovolemia. Hal ini karena darah yang
kembali ke jantung tidak tercukupi sehingga akan menimbulkan perfusi jaringan yang tidak
adekuat. Kemampuan pembuluh darah dalam melakukan kontraksi akan membantu darah
kembali ke dalam jantung. Tonus pembuluh darah ditentukan oleh mekanisme pengaturan
pusat seperti pengaturan pembuluh darah dan mekanisme pengaturan lokal seperti pasokan
oksigen serta nutrisi. Syok sirkulasi dapat disebabkan karena kehilangan tonus simpatis dan
karena pelepasan mediator biokimia dari dalam sel.
Penjelasan keempat terkait syok septik, syok anafilaktik, dan syok neurogenik.
Pemahaman ketiga jenis syok menurut Smeltzer, Bare, Hinkle, dan Cheever (2010), Timby
dan Smith (2010), dan menurut Porth dan Matfin (2010). Penjelasan dalam bentuk tabel,
yaitu:
Jenis Syok Smeltzer, Bare, Hinkle, Timby dan Smith (2010) Porth dan Matfin (2009)
dan Cheever (2010)
Syok Syok septik disebabkan Syok septik terjadi pada klien Syok septik dikaitkan
Septik oleh infeksi yang meluas. dengan infeksi bakteri gram dengan kondisi infeksi
negatif (bakteri terdapat di berat dan respon sistemik
Infeksi meliputi infeksi dalam darah). terhadap infeksi tersebut.
intraabdominal dan infeksi
luka. Beberapa bakteri penyebab Syok septik didefinisikan
syok septik diantaranya sebagai sepsis berat.
Faktor risiko yang Escherichia coli, jenis
menyebabkan syok septik Pseudomonas, Sepsis itu sendiri
ini diantaranya Staphylococcus aureus, dan dipahami sebagai adanya
peningkatan dalam Streptococcus spesies gram infeksi serta adanya
menggunakan prosedur positif. respon inflamasi
invasif, alat medis yang sistemik, seperti demam,
tertinggal di dalam tubuh, Penyebab utama syok septik takikardia, takipnea, dan
peningkatan jumlah ialah endotoksin yang peningkatan sel darah
mikroorganisme resistensi dikeluarkan oleh sel-sel putih.
pada antibiotik, serta faktor bakteri kemudian akan
usia. memicu respon imun, lalu
Faktor usia disebabkan membuat pembuluh darah
karena penurunan berdilatasi sehingga
fisiologis dan sistem meningkatkan permeabilitas
kekebalan tubuh, faktor kapiler pembuluh darah,
dilakukannya prosedur cairan vaskular keluar ke
pembedahan, individu ruang interstisium.
dengan kekurangan gizi,
imunosupresi, individu
dengan penyakit diabetes
melitus, hepatitis, gagal
ginjal kronis, serta
gangguan imunodefisensi.
Porth, C. M., Martfin, G. (2009). Pathophysiology concepts of altered health states. China:
Lippincott Company.
Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. L., Cheever, K. H. (2010). Brunner & suddarths:
Textbook of medical-surgical nursing, 12th edition. China: Wolters Kluwer Health,
Lippincott Williams & Wilkins
Timby, B. K., Smith, N. E. (2010). Introductory medica-surgical nursing, 10th edition. China:
Lippincott Williams & Wilkins