Anda di halaman 1dari 8

KONSERVASI TANAH

1. Pertanaman Surjan
1. Pengertian Pertanaman Surjan
Sistem surjan merupakan suatu cara pengelolaan tanah dan air yang disesuaikan dengan
kondisi alam setempat. Sistem ini, tidak saja dilakukan di lahan pasang surut tetapi juga
dapat dilakukan pada lahan gambut dangkal yang marginal. Namun yang perlu
diperhatikan dalam menggunakan sistem ini adalah penerapan pola tanam tumpang sari
(multicroping) yang berkelanjutan dan produktif dalam waktu lama. Dengan penerapan
sistem surjan, maka lahan akan menjadi lebih produktif, karena pada lahan tersebut akan
tersedia dua tatanan lahan, yaitu: (1) Lahan tabukan yang tergenang (digunakan untuk
menanam padi atau digabungkan dengan budidaya ikan/minapadi); dan (2) Lahan
guludan/tembokan/baluran sebagai lahan kering (digunakan untuk budidaya palawija,
buah-buahan, tanaman tahunan/perkebunan) (Anonim, 2015).

2. Tujuan dan Manfaat pertanaman surjan

Tujuan pokok dari sistem surjan di lahan pasang surut ini adalah untuk membagi resiko
kegagalan usaha tani sehingga dapat bertambah apabila tanaman padinya gagal. Selain itu
sistem surjan dapat meningkatkan diversifikasi tanaman, menjaga agar tanah tidak
menjadi asam, mengurangi bahaya kekeringan, mengurangi keracunan akibat genangan,
memperkecil resiko kegagalan, mendistribusikan tenaga kerja agar lebih merata dan
memanfaatkan tenaga kerja keluarga lebih optimal.dan yang paling penting system surjan
dapat meningkatkan pendapatan petani karena cropping intensity bertambah.
3. Cara melakukan pertanaman surjan
Sistem budi daya surjan (atau sistem surjan saja) adalah salah satu sistem pertanaman
campuran yang dicirikan oleh perbedaan tinggi permukaan bidang tanam pada suatu
luasan lahan. Perbedaan ketinggian ini minimal 50 cm. Dalam bahasa Inggris, sistem ini
disamakan dengan alternating bed system. Bidang tanam ini dibuat memanjang sehingga
dari atas akan tampak seperti garis-garis (strip) berselang-seling, karena masing-masing
bidang tanam yang berbeda tingginya ditanami oleh komoditi tanam yang berbeda. Dari
bentuk garis-garis inilah nama "surjan" dipakai, karena mirip dengan pola strip pada
pakaian tradisional berbahan lurik dari Yogya, surjan.
Dalam sistem surjan, bidang yang rendah disebut "lembah" dan yang tinggi disebut
"bukit". Lembah biasanya ditanami padi pada musim hujan. Pada musim kemarau, lembah
ditanami palawija untuk memanfaatkan sisa kelembaban air yang tersisa. Bagian bukit
dapat ditanami bermacam-macam komoditi, biasanya palawija atau rumput pakan ternak.
Di beberapa tempat di Jawa yang memiliki lahan sawah, bagian bukit ditanami pohon
buah-buahan, seperti mangga atau jeruk. Pada tempat-tempat yang sering mengalami
surplus air pada musim penghujan, bagian lembah digunakan sebagai pengontrol
kelebihan air, menjadi penampung kelebihan air. Tanaman yang tumbuh di bagian bukit
akan selamat dari genangan air yang tinggi.

4. Keuntungan sistem surjan:


Dapat menanam aneka ragam jenis tanaman dengan umur panen yang berbeda-beda
sehingga pendapatan petani dapat berlanjut
Pengolahan tanah dan pemeliharaan tanaman lebih mudah
Memperkecil resiko kegagalan panen karena jenis tanaman yang ditanam bermacam-
macam
Dapat ditanami padi sawah sebanyak 2 kali musim tanam

5. Kerugian sistem surjan:


- Biaya pembuatan surjan mahal dan membutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga kerja
- Diperlukan pengaturan/ pengawasan air yang lebih baik
2. Tumpang Sari

1. Pengertian tumpang sari


Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran (polyculture) berupa pelibatan
dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu yang bersamaan
atau agak bersamaan. Tumpang sari yang umum dilakukan adalah penanaman dalam
waktu yang hampir bersamaan untuk dua jenis tanaman budidaya yang sama, seperti
jagung dan kedelai, atau jagung dan kacang tanah. Dalam kepustakaan, hal ini dikenal
sebagai double-cropping. Penanaman yang dilakukan segera setelah tanaman pertama
dipanen (seperti jagung dan kedelai atau jagung dan kacang panjang) dikenal sebagai
tumpang gilir (relay cropping).

2. Tujuan dan Manfaat tumpang sari


a) Lebih efektif dan efisien dalam permanfaatan lahan air,hara dan cahaya matahari.
b) Mengurangi adanya erosi, karena tanah selalu tertutup tanaman.
c) Hasil produks lebih besar persatuan luas dan tenaga.
d) Mengurangi tingkat keagalan tanaman karena mampu menekan perkembangan hama,
penyakit dan gulma.
e) Dapat menambah unsur hara atau meningkatkan kesuburan tanah.

3. Cara melakukan pertanian tumpang sari


Langkah cara tumpang sari jagung dan tanaman kedelai
1) langkah awal yaitu adalah persiaapan lahan tanam. Caranya pertama buat terlebih
dahulu bedengan pada lahan yang akan di tanam jagung dan tanaman kedelai.bedengan
yang di buat berupa gundukan atau membuat parit kecil menggunakan cangkul dengan
jarak parit sekitar 1-2 meter dengan parit lainnya.
2) persiapkan benih tanaman kedelai untuk ditanam di hari pertama. Lakukan langkah
pembenihan tanaman kedelai dengan inokulan bakteri rhizobium sp. Perbandingan
yang di gunakan adalah 5 kg benih kedelai : 10 gram rhizobium. Cara penggunaan
inokulan ini yaitu dengan membasahi benih dengan air, setelah itu taburi inokulan
hingga benar-benar merata, dan upayakan jangan sampai terkena sinar matahari.

Kemudian benih bisa mulai di tanam dengan pola jajar lego tanaman kedelai dan
jagung. Gunakan jarak tanam 40 x 20 cm (terdapat 2 tanaman kedelai pada setiap baris
jajar legowo jagung). Cara penanaman benih tanaman kedelai dengan memasukan
benih ke lubang tanam, kemudian segera anda tutup dengan tanah atau pupuk kandang.

3) Pada hari kedua benih jagung yang berkualitas di tanam di antara benih-benih kedelai,
dilakukan sama dengan cara penanaman kedelai, setelah bibit jagung dimasukkan ke
luabng tanam yang terisi benih di tutup mengguanak pupuk kandang atau sekam bekas
pembakaran.
4) Adanya perbedaan hari tanam di antara 2 komuniti tanaman disebabkan tanaman
kedelai membutuhkan air yang banyak setelah benih di tanam, sedangkan tanaman
jagung tidak terlalu membutuhkan air yang banyak.
5) Pemilihan benih menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan panen, penggunaan
benih yang berlebihan juga dapat menimbulkan dampak kerugian di awal , untuk itu
haru bisa menghitung kebutuhan benih dan kapasitas tanam yang di sesuaikan dengan
luas lahan yang anda miliki
6) Setelah tanaman menginjak usia tanam 10 hari, biasanya jagung membutuhkan air.
Akan tetapi permasalahannya tanaman kedelai tidak membutuhkan (membutuhkan
pada umur 21 hari)
7) Sedangkan pada usia tanaman 21 hari maka 2 komuditi tersebut membutuhkan air
secara bersamaan untuk itu kita dapat pemberian suplay air melalui parit.
8) Tahapan pemeliharaan tanaman secara umum dapat kita lakukan dengan cara
penyiangan/pembersihan bulma dan pembubuhan. Cukup dengan kita cangkul lahan
sekitar tanaman.
9) Pemberian unsur atau nutrisi harus anda lakukan dengan lebih intensif, sekitar 3 sampai
4 kali
10) Untuk menjaga kondisi tanaman kedelai tetap sehat, kita juga perlu melakukan
penyemprotan pestisida dan dilakukan yaitu 7-10 hari sekali.
11) Proses panen tanaman kedelai dapat kita lakukan lebih dulu, umumnya 75 hari setelah
tanam kedelai sudah bisa kita panen. Sedangkan masa panen jagung sekitar 100-120.
Artinya panen jagung dilakukan 1 bulan setelah panen tanaman kedelai.

4. Keuntungan tumpang sari


- Resiko kerugian akan berkurang karena dalam penanaman akan saling menutupi
pengeluaran dalam pendapatan anda.
- Dapat memaksimalkan lahan yang kecil menjadi lebih berpotensi.
- Unsur hara yang di tanam akan jauh berguna karena dalam satu areal dapat terserap
oleh tanaman secara baik dan tidak terbuang.

5. Kekurangan tumpang sari


unsur hara banyak diserap oleh tanaman
Tanah yang di garap intensif akan memperbesar bahaya erosi
Di daerah padat penduduk akan sagat lapar lahan, ada kemungkinan usaha untuk
menggagalkan tanaman hutan ini dengan harapan lahan akan di buka kembali.

3. Penghijauan
A. Pengertian Penghijauan
Penghijauan sebenarnya hampir mirip dengan reboisasi hanya saja sistem dalam
penghijauan berbeda dengan reboisasi. Jadi penghijauan adalah usaha untuk menanam
pohon dan tumbuhan di tempat yang dianggap bisa menjadi tumbuh kembang si
tumbuhan tersebut. Gerakan penghijauan bisa dimulai dari rumah kita sendiri.
B. Manfaat Penghijauan
Ada banyak manfaat penghijauan yang kita peroleh diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Manfaat secara hidrologis
Manfaat penghijauan yang pertama adalah mampu menjaga keseimbangan sistem air
dialam, dengan adanya banyak pohon yang ditanam itu berarti kita sedang mencegah
terjadinya banjir dan tanah longsor. Akar pohon sangat bermanfaat dalam menjaga
kestabilan air dalam tanah.
2. Manfaat secara orologis
Penghijauan sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya erosi dan pengikisan tanah
yang dapat menimbulkan bencana alam tanah longsor.
3. Manfaat secara ekologis
Dan penghijauan mampu menjaga lingkungan menjadi lebih asri, nyaman serta
menjadi tempat tinggal yang layak bagi tanaman dan hewan didalamnya. Dengan
begitu alam pun akan selaras dan menghasilkan apa yang dibutuhkan oleh manusia.
4. Manfaat secara klimatologis
Yang terakhir adalah manfaat klimatologis dimana penghijauan bisa berguna untuk
mencegah polusi dan pemanasan global yang sudah terjadi di dunia ini. Tingakat
karbondioksida yang cukup tinggi dalam dunia ini mengurangi jumlah oksigen.
Sedangkan pohon atau tumbuhan menghasilkan oksigen yang berguna untuk
kehidupan dibumi.
C. Langkah-Langkah Penghijauan
Selain di hutan, tumbuhan hijau juga mempunyai peran yang sangat penting di luar
kawasan hutan. Tumbuhan hijau sebagai produsen utama oksigen dibutuhkan di
lingkungan sekitar kita. Tumbuhan hijau selain berperan dalam kehidupan dan
kesehatan lingkungan secara fisik, juga berperan dalam estetika dan kesehatan jiwa.
Untuk menangani krisis lingkungan terutama di perkotaan, maka diperlukan
perencanaan dan penanaman tumbuhan hijau untuk penghijauan secara konseptual.
Penghijauan dilakukan untuk memulihkan, memelihara dan meningkatkan kondisi lahan
agar dapat berproduksi dan berfungsi secara optimal, baik sebagai pengatur tata air atau
pelindung lingkungan.
Berikut ini adalah beberapa langkah dalam mewujudkan upaya penghijauan.
1. Upaya penghijauan dapat dimulai dari lingkungan sekitar kita seperti halaman
rumah. Kita dapat memanfaatkan lahan yang ada untuk ditanami dengan tumbuhan
hijau, misalnya tanaman hias, tanaman obat dan tanaman berkulit keras. Lahan di
sekitar tempat tinggal kita seperti kompleks perumahan juga dapat kita manfaatkan
untuk penghijauan dengan menanam tanaman yang serupa.
2. Penanaman tumbuhan hijau yang bermanfaat di halaman rumah dapat kita
dikembangkan menjadi kebun mini yang terdiri dari tanaman sayur dan buah
(warung hidup) serta tanaman obat (apotek hidup). Dengan mengembangkan kebun
mini di halaman rumah, kita dapat menghemat pengeluaran anggaran rumah tangga
sehingga menjauhkan kita dari sifat konsumtif.
3. Teknik penanaman hidroponik dapat menjadi solusi penghijauan selanjutnya apabila
lahan yang kita punya tidak cukup memadai untuk ditanami tumbuhan hijau. Teknik
penanaman hidroponik adalah teknik menanam tanpa menggunakan tanah,
melainkan menggunakan benda lain seperti sabut kelapa yang diberi unsur hara
yang dibutuhkan oleh tumbuhan hijau.
4. Penghijauan di lingkungan sekolah juga sangat dibutuhkan. Kondisi udara yang
sejuk, nyaman dan segar di lingkungan sekolah dapat mengoptimalkan proses
belajar mengajar siswa. Penerapan penghijauan lingkungan sekitar harus diterapkan
kepada siswa sejak dini demi terwujudnya generasi yang peduli terhadap
lingkungan. Sekolah adalah tempat yang tepat untuk menerapkan pentingnya
penghijauan kepada siswa selain di rumah.
5. Pembuatan taman kota serta hutan kota dapat mengoptimalkan upaya penghijauan,
tentunya dengan partisipasi masyarakat. Keberadaan taman kota serta hutan kota
juga dapat mengurangi tingkat polusi udara serta dapat menjadi sarana rekreasi bagi
masyarakat.
6. Disiplin membuang sampah pada tempatnya dapat mendukung upaya penghijauan.
Lingkungan yang telah kita tanami oleh tumbuh-tumbuhan hijau tentunya tidak
boleh tercemari oleh limbah maupun sampah, karena dapat menimbulkan
pemandangan yang tidak sedap. Kepedulian masyarakat sangat dibutuhkan dalam
masalah ini. Apabila masyarakat dengan sadar tidak membuang sampah
sembarangan, tentu dampak positifnya juga dirasakan oleh masyarakat itu sendiri.
7. Upaya penghijauan harus mendapatkan dukungan dari pemerintah serta kerja sama
masyarakat dengan pemerintah demi terciptanya lingkungan hidup yang diidamkan
dan menyejahterakan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai