BAB I
STRUKTUR ORGANISASI
Dengan berpedoman pada hal-hal tersebut maka dipilih bentuk organisasi, yaitu
bentuk sistem lini and staff. Dewan komisaris dipegang oleh para pemegang saham
utama, dimana pemegang saham tertinggi bertindak sebagai Presiden Komisaris
(PresKom), sedangkan yang lain bertindak sebagai komisaris. Pelaksanaan tugas
harian dalam menjalankan seluruh kegiatan operasional perusahaan dilakukan Dewan
Direksi yang terdiri dari seorang Direktur Utama yang dibantu oleh Direktur Teknik dan
Produksi serta Direktur Umum dan Keuangan.
Beberapa Direktur ini membawahi beberapa Kepala Bagian, sementara Kepala
Bagian membawahi beberapa Kepala Seksi (Kasi) dimana masing-masing Kasi akan
membawahi dan mengawasi para karyawan perusahaan. Karyawan Perusahaan akan
dibagi dalam beberapa kelompok regu yang masing-masing kelompok dipimpin oleh
4. Staf
Tugas : Memberikan bantuan, pemikiran saran-saran, data, informasi dan
pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan
keputusan dan kebijaksanaannya. Garis wewenang tetap berada pada
pimpinan, sedangkan staf hanya memiliki wewenang staf saja; dipakai atau
tidaknya saran-saran, data dan informasi para staf, sepenuhnya tergantung
pada pimpinan sendiri.
Dewan Komisaris
Direktur Utama
STAF Sekretaris
Direktur Direktur
Teknik dan Produksi Umum dan Keuangan
Sekretaris Sekretaris
Kabag.
Kabag. Kabag. Kabag. Kabag. Kabag.
Teknik &
Operasi Litbang Pemasaran Umum Keuangan
Maintenance
Administrasi
Kasi
Transportasi
Kasi
Kasi Maintenance
Kepegawaian
Perencanaan
Administrasi
Keamanan
Kasi
Kesehatan
Kasi
&
Kasi Gudang
Penjualan &
Keuangan
Kasi
an
Perlengkap
Teknik
Kasi
Utilitas
Kasi
Proses
Kasi
Produk &
Pemasar
Training
Bengk
Umu
Lab.
Kasi
Kasi
Kasi
Kasi
an
el
m
&
&
K A R Y A W A N
Wewenang lini = (
Wewenang staf =(
Tabel 1.2 Jadwal Kerja Karyawan Shift Pengamanan Pabrik dan Kebersihan Kantor
Shift Jam Kerja (WIB)
I 07.00 19.00
II 19.00 07.00
Untuk karyawan shift yang terlibat langsung dalam kegiatan produksi dibagi
dalam 4 regu dimana 3 regu bekerja dan 1 regu istirahat dan dikenakan secara bergantian.
Tiap regu akan mendapat giliran kerja 3 hari dan 1 hari libur tiap-tiap shift dan masuk lagi
untuk shift berikutnya. Untuk karyawan shift pengamanan pabrik dan kebersihan kantor
dibagi menjadi 3 regu yang terdiri dari 2 regu kerja dan 1 regu istirahat. Jadwal kerja
kelompok dapat dilihat pada Tabel 1.3 dan Tabel 1.4.
Kelancaran produksi dari suatu pabrik sangat dipengaruhi oleh faktor
kedisiplinan karyawannya. Untuk itu kepada seluruh karyawan diberlakukan absensi
dan masalah absensi ini akan digunakan pimpinan perusahaan sebagai dasar dalam
pengembangan karir para karyawan dalam perusahaan.
Tabel 1.3 Jadwal Pergantian Shift Karyawan yang Terlibat Langsung dalam Kegiatan
Produksi
Hari Ke-
Regu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 P P P L M M M L S S S L
2 S S L P P P L M M M L S
3 M L S S S L P P P L M M
4 L M M M L S S S L P P P
Tabel 1.4 Jadwal Pergantian Shift Karyawan Pengamanan Pabrik dan Kebersihan
Kantor
Hari Ke-
Regu
1 2 3 4 5 6
1 P P M M L L
2 M L P L P M
3 L M L P M P
Keterangan : P : Pagi (Shift I)
M : Malam (Shift II)
L : Libur (Shift III)
Pra-Rancangan Pabrik RBD Palm Olein dari CPO Kelompok 6/S. Ganjil/2014-2015
7
Sarjana/ Diploma
8 Perawat 9
Keperawatan
Diploma Manajemen/
9 Karyawan Pembelian/Pemasaran 15
Ekonomi
Diploma Manajemen/
10 Karyawan Administrasi/Kas 30
Ekonomi
Sarjana/ Diploma
11 Karyawan Personalia 10
Komunikasi
Sarjana/ Diploma
12 Karyawan Humas 10 Komunikasi/ Hubungan
Internasional
13 Kepala Keamanan 1 D3/SMU/Sederajat
14 Sekretaris 3 Sekretaris (D3)
15 Supir 10 SMU/SLTP
16 Office boy 10 SLTP/Sederajat
Jumlah Karyawan 149
3. Fasiitas transportasi
Perusahaan memberikan fasilitas transportasi berupa mobil beserta supir untuk
kegiatan operasional bagi beberapa karyawan sesuai dengan jabatannya.
4. Fasilitas koperasi
Koperasi karyawan didirikan sebagai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
karyawan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari karyawan.
5. Fasilitas kantin
Kantin disediakan untuk memenuhi kebutuhan makan bagi para karyawan.
6. Fasilitas peribadatan dan ruang serbaguna
Perusahaan menyediakan tempat peribadatan dan ruang serbaguna di sekitar area
pabrik.
7. Fasilitas penunjang lain
Perusahaan memeberikan tunjangan-tunjangan lain berupa:
Tunjangan hari raya (THR) bagi semua karyawan
Bonus bagi produksi yang melebihi target yang ditetapkan
Tunjangan kematian, yang diberikan kepada karyawan yang meninggal dunia baik
karena kecelakaan waktu bekerja maupun di luar pekerjaan yang berhubungan dengan
pabrik
Tunjangan hari tua yang dibayar sekaligus
Tunjangan perjalanan dinas
8. Peralatan safety
Untuk menjaga keselamatan kerja karyawan di pabrik, diberikan peralatan safety
shoes, safety helmet, masker dan alat-alat safety yang lain.
9. Fasilitas cuti
Perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk beristirahat sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan, oleh karena itu perusahaan memberikan waktu cuti
untuk karyawannya berupa:
Cuti tahunan diberikan kepada setiap karyawan selama 14 hari kerja dalam 1 tahun
Cuti sakit diberikan kepada karyawan yang menderita sakit berdasarkan keterangan
dokter.
HAZARD
ANALYSIS
HIRA
(Hazard HAZID (Hazard HAZOP (Hazard
Identification and Indentification) Operability Study)
Risk Assesment)
Kerusakan yang
Kerusakan besar pada Kerusakan kecil, tidak
menyebabkan
Aset peralatan produksi mempengaruhi produksi
menurunnya
terhenti
tingkat produksi
Alat proteksi tidak ada Alat proteksi tersedia
berada dalam lingkungan Alat proteksi dengan cukup,
Alat Proteksi
dengan keberadaan zat minim instalaasi terisolasi
mudah terbakar dengan baik
Pengadaan
Tempat Tekanan
unit
tinggal dan suhu Ledakan
pemadam
Perumahan karyawan terlalu besar,
Severe kebakaran,
karyawan
Likely pengadaa
yang terletak tinggi pada kebakar- n alat
di luar area proses detektor
an pabrik operasi kebakaran
Tekana Pengecek
Unit n dan Ledakan an secara
pembuatan terlalu
suhu besar, Pengadaa
rutin
Unit Proses Severe Likely
RBDPO tinggi kebaka n indikator
dari CPO pada r- an tekanan
proses dan suhu
operasi
Unit
Tekanan Pengecekan
pemenuhan
dan suhu Ledakan secara rutin
Unit gas kebutuhan
terlalu besar, Pengadaan
turbine tenaga listrik Severe
tinggi pada kebakar- indikator
generato untuk pabrik, Likely
proses an tekanan dan
r kantor dan
operasi suhu
perumahan
Unit penghasil
Tekanan Pengecekan
steam utama
dan suhu Ledakan secara rutin
Unit untuk
terlalu besar, Pengadaan
pembangkit berbagai Severe
tinggi pada kebakar- indikator
steam proses, dan Likely
proses an tekanan dan
sistem utilitas
operasi suhu
Unit tempat
pengolahan
Pencem-
Unit limbah cair Kebocoran
aran Pengecekan
pengolahan hasil proses proses
lingkun- secara rutin
limbah produksi operasi Severe
gan Likely
2. Analisa risiko
Setelah melakukan identifikasi risiko, maka tahap berikutnya adalah pengukuran risiko
dengan cara melihat potensial terjadinya seberapa besar severity (kerusakan) dan
probabilitas terjadinya risiko tersebut. Penentuan probabilitas terjadinya suatu event
sangatlah subyektif dan lebih berdasarkan nalar dan pengalaman. Beberapa risiko
memang mudah untuk diukur, namun sangatlah sulit untuk memastikan probabilitas suatu
kejadian yang sangat jarang terjadi. Sehingga, pada tahap ini sangtalah penting untuk
menentukan dugaan yang terbaik supaya nantinya kita dapat memprioritaskan dengan
baik dalam implementasi perencanaan manajemen risiko. Kesulitan dalam pengukuran
risiko adalah menentukan kemungkinan terjadi suatu risiko karena informasi statistik
tidak selalu tersedia untuk beberapa risiko tertentu. Selain itu, mengevaluasi dampak
severity (kerusakan) seringkali cukup sulit untuk asset immateriil. Dampak adalah efek
biaya, waktu dan kualitas yang dihasilkan suatu risiko.
3. Pengelolaan risiko
Jenis-jenis cara mengelola risiko :
i. Risk
avoidance
Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko sama
sekali. Dalam memutuskan untuk melakukannya, maka harus dipertimbangkan potensial
keuntungan dan potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.
ii. Risk
reduction
Risk reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu merupakan metode yang
mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi dampak kerusakan
yang dihasilkan oleh suatu risiko.
iii. Risk transfer
Yaitu memindahkan risiko pada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak
(asuransi) maupun hedging.
4. Penanganan risiko:
a. High probability, high impact: risiko jenis ini umumnya dihindari ataupun ditransfer. b.
Low probability, high impact: respon paling tepat untuk tipe risiko ini adalah
dihindari. Dan jika masih terjadi, maka lakukan mitigasi risiko serta kembangkan
contingency
plan.
c. High probability, low impact: mitigasi risiko dan kembangkan contingency
plan.
d. Low probability, low impact: efek dari risiko ini dapat dikurangi, namun biayanya
dapat saja melebihi dampak yang dihasilkan. Dalam kasus ini mungkin lebih baik
untuk menerima efek dari risiko tersebut.
6. Monitoring risiko
Mengidentifikasi, menganalisa dan merencanakan suatu risiko merupakan bagian
penting dalam perencanaan suatu proyek. Namun, manajemen risiko tidaklah berhenti
sampai disana saja. Praktek, pengalaman dan terjadinya kerugian akan membutuhkan
suatu perubahan dalam rencana dan keputusan mengenai penanganan suatu risiko.
Sangatlah penting untuk selalu memonitor proses dari awal mulai dari identifikasi risiko
dan pengukuran risiko untuk mengetahui keefektifitas respon yang telah dipilih dan untuk
mengidentifikasi adanya risiko yang baru maupun berubah. Sehingga, ketika suatu risiko
terjadi maka respon yang dipilih akan sesuai dan diimplementasikan secara efektif.
Untuk memenuhi manajemen risiko yang baik maka diperlukan alat-alat serta
sarana pendukung yang baik untuk mencegah bahaya ataupun menanggulangi bahaya
yang terjadi pada pabrik. Alat-alat serta sarana yang diperlukan antara lain pelindung
tubuh bagi karyawan, alat pemadam kebakaran, MSDS (Material Safetty Data Sheet),
serta Head Account Point (daerah berkumpul) bagi seluruh karyawan jika bahaya
kebakaran terjadi.
Very Extra
375oF/191oC 204-246oC Green Black
High