09E01721
09E01721
TESIS
Oleh
SYAWALUDDIN NASUTION
067022011/TK
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
PEMBUATAN SENYAWA EPOKSI DARI METIL ESTER ASAM
LEMAK SAWIT DESTILAT MENGGUNAKAN
KATALIS AMBERLITE
TESIS
Oleh
SYAWALUDDIN NASUTION
067022011/TK
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
Judul Tesis : PEMBUATAN SENYAWA EPOKSI DARI
METIL ESTER ASAM LEMAK SAWIT
DESTILAT MENGGUNAKAN KATALIS
AMBERLITE
Nama Mahasiswa : Syawaluddin Nasution
Nomor Pokok : 067022011
Program Studi : Teknik Kimia
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Ir. Setiaty Pandia) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc)
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
Telah diuji pada
Tanggal : 10 Maret 2009
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
RIWAYAT HIDUP
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
ABSTRAK
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
ABSTRACT
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
KATA PENGANTAR
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
8. Istri penulis Rifdah, S.Pd dan Kedua Anak penulis Maulana Dzamar
Shiddiq Nst dan Alya Dzikra Syarif Nst, yang memberikan semangat
sehingga Tesis ini dapat diselesaikan.
9. Seluruh Kakanda dan Adinda serta kemanakan.
10. Rekan penelitian Azhar Ramadhani Tarigan, serta Seluruh rekan Magister
Teknik Kimia, Universitas Sumatera Utara
Akhirul Salam penulis memohon saran serta nasehat mengenai tulisan ini,
tulisan ini masih banyak membutuhkan perbaikan untuk perkembangannya. Mudah-
mudahan Allah membukakan hati penulis untuk mau menerima nasehat dan mampu
melaksanakannya, Jazakumullah Khairon Katsiro, Amiin Ya Rabbal Alamin.
Penulis
Syawaluddin Nasution
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK................................................................................................................. i
ABSTRACT.............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................. xii
I. PENDAHULUAN............................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ................................................................................ 4
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................. 4
1.5. Lingkup Penelitian .................................................................................. 5
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009 vii
USU Repository 2008
4.4. Analisa Bilangan Iod, Bilangan Hidroksi dan Bilangan Asam .............. 57
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 61
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009 viii
USU Repository 2008
DAFTAR TABEL
8. Hasil Percobaan...............................................................................................38
x
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
15. Respon Permukaan dari Waktu Reaksi dan Konsentrasi Katalis
Terhadap Konversi Oksigen Oksiren ............................................................... 44
16. Kontur dari Plot Waktu Reaksi Terhadap Konsentrasi Katalis ...................... 45
1. Prosedur Analisis.............................................................................................. 65
4. Tabel Statistika...................................................................................................75
7. Perhitungan Konversi........................................................................................ 80
Industri oleokimia merupakan salah satu industri hilir kelapa sawit yang
mempunyai peranan penting pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Hal ini
pada resin polimer, serta merupakan antioksidan pada pengolahan karet alam.
Senyawa epoksi juga dapat digunakan sebagai surfaktan dan agen anti korosif
(Yamamura dkk, 1989), aditif pada minyak pelumas (Sadi dkk, 1995), dan bahan
Senyawa epoksi dapat disintesa dari minyak nabati, seperti minyak kedelai,
minyak biji bunga matahari, minyak jarak dan minyak sawit. Minyak sawit
merupakan minyak nabati yang mengandung asam lemak jenuh (saturated fatty acid)
dan asam lemak tidak jenuh (unsaturated fatty acid). Kandungan asam lemak jenuh
minyak sawit terutama asam palmitat sekitar 32-47%, sedangkan kandungan asam
lemak tidak jenuh terutama asam oleat berkisar 40-52% (Corley dan Hardon, 1976).
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
Tingginya kandungan asam lemak tidak jenuh ini, memungkinkan terjadinya reaksi
epoksidasi pada suhu dan waktu tertentu dengan bantuan katalis yang menghasilkan
minyak sawit epoksi. Bahan baku senyawa epoksi ini merupakan minyak nabati
mentah ataupun minyak nabati yang sudah mengalami pengolahan lebih lanjut.
untuk memperoleh senyawa epoksi dengan kandungan oksiran oksigen yang lebih
tinggi. Optimasi proses dilakukan dengan berbagai cara seperti, diversifikasi bahan
baku, penggunaan katalis, penggunaan suhu selama reaksi dan waktu operasi.
Penggunaan minyak sawit mentah (CPO) sebagai bahan baku reaksi epoksidasi
oksiran oksigen sebesar 3,4% pada suhu reaksi 100 5OC dan pelarut n-heksan 10%.
Haryati dan S. Oerip juga melakukan epoksidasi dari minyak sawit mentah (CPO) dan
pada suhu 70OC dan pelarut n-heksan pada kisaran 10-30% (Haryati dan Oerip 1991).
Kandungan oksiran oksigen teoritis epoksi minyak sawit adalah 3,90% (Sadi, 1992).
Methyl ester fatty acid destilate (Me-PFAD) atau Metil Ester Asam Lemak
H2SO4 pada reaksi epoksidasi metil oleat asam lemak sawit untuk menghasilkan
olein, stearat dan lain-lain dalam penggunaannya untuk aplikasi produk oleokimia.
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
Oleh karena itu Me.ALSD diepoksidasikan dengan menggunakan katalis Amberlite
Temperatur reaksi yang tinggi dan waktu reaksi yang lama tidak memberikan
konversi oksigen oksiren optimum pada respon katalis (Sinaga, Mersi S., 2005).
H2SO4 pekat memerlukan waktu selama 14 jam untuk memperoleh oksigen oksiren
H2SO4 pekat memerlukan waktu yang lebih cepat sekitar 8-14 jam untuk memperoleh
oksigen oksiren tertinggi (Gall dan Greenspan, 1995). Degradasi gugus oksigen
oksiren yang terjadi selama reaksi epoksidasi juga disebabkan oleh adanya asam
asetat yang berasal dari hasil reaksi pembentukan asam peroksi asetat yang bersifat
stabil.
Haya (1991) menggunakan katalis H2SO4 (50%) sebanyak 4,28 gram dan
menghasilkan nilai oksigen oksiren 0,95 1,15% dari minyak sawit mentah pada
interval suhu reaksi 60 650C dengan katalis. Konsentrasi pelarut dan viskositas
respon reaksi epoksidasi yang dihasilkan semakin besar, hal ini disebabkan selama
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
reaksi epoksidasi berlangsung asam peroksida mengoksidasi ikatan rangkap dalam
senyawa tidak jenuh Me.ALSD, sehingga terjadi pemutusan ikatan rangkap dan
waktu reaksi dan jumlah katalis amberlite pada reaksi epoksidasi Metil Ester Asam
optimum.
rentang penelitian yaitu suhu, waktu reaksi dan jumlah katalis amberlite, pada reaksi
epoksidasi Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat (Me.ALSD) untuk menghasilkan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dari turunan
minyak sawit sebagai stabilizer, plastisizer pada PVC, surfaktan, pencegah korosi,
bahan tambahan pada minyak pelumas dan bahan baku pestisida. Sebagai informasi
dalam memilih katalis yang tepat untuk menghasilkan senyawa epoksi dengan
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
1.5. Lingkup Penelitian
Bahan baku yang digunakan dalam penelitian pembuatan epoksi adalah Metil
hasil dari Percobaan Pendahuluan yang telah dilakukan dan hasilnya dapat dilihat
Parameter uji yang digunakan pada penelitian ini adalah kandungan bilangan
bilangan asam (Porim Test Methode, 1995), dan bilangan iod (AOCS Cd 1-25, 1989),
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
II. TINJAUAN PUSTAKA
reaksi epoksidasi antara asam peroksi (perasam) dengan olefinat atau senyawa
aromatik tidak jenuh. Senyawa epoksi adalah senyawa yang dihasilkan dari reaksi
epoksidasi minyak nabati atau minyak alam yang memiliki ikatan tidak jenuh.
Penggunaan minyak alam sebagai bahan baku sudah jarang dilakukan dengan
keterbatasan sumber bahan baku minyak alam. Minyak nabati dan derivatnya
merupakan bahan baku yang kini banyak digunakan untuk sintesa senyawa epoksi.
Reaksi epoksidasi adalah reaksi asam peroksi organik dengan ikatan rangkap
untuk membentuk senyawa oksiren (Wood dan Termini, 1958), atau reaksi dimana
senyawa hidrokarbon tidak jenuh diubah menjadi siklik ester (Kirk dan Othmer,
1965). Epoksi atau senyawa oksiren merupakan produk dari proses autooksidasi asam
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
Minyak nabati yang baik digunakan dalam pembuatan epoksi adalah yang
mengandung asam lemak tidak jenuh dengan kadar relatif tinggi misalnya kedelai.
Senyawa epoksi dapat dibuat dari minyak nabati (minyak terepoksidasi), epoksi ester
campuran dan epoksi ester spesifik. Senyawa epoksi sering digunakan sebagai
plasticizer dan stabilizer pada resin polivinil klorida (Carlson dan Chang, 1985).
jenuh dan asam lemak jenuh direaksikan dengan asam peroksi alifatik. Asam peroksi
asetat bebas air diperoleh dari reaksi antara asam karboksilat dan hidrogen peroksida.
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
1. Asam peroksi asetat yang dibentuk terlebih dahulu.
Reaksi kimia epoksidasi secara in situ dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.4. Reaksi Kimia Proses Epoksidasi secara in situ (Upidi, 1979).
terlihat pada Gambar 5. pertama sekali ditemukan pada tahun 1995 oleh Bartlett
bilangan Iod yang rendah menunjukkan mutu yang baik. Reaksi epoksidasi
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
C H O C H O
+ O O
O C C O C
C
R R
Senyawa tidak
Asam peroksida Produk intermediet
jenuh
C HO
O + C R
C O
Senyawa epoksi Asam karboksilat
Katalis yang dapat digunakan pada reaksi epoksidasi adalah asam sulfat pekat
dan resin penukar ion. Produksi optimal senyawa epoksi diperoleh dengan
menggunakan pelarut inert seperti benzen dan heksan, katalis asam sulfat atau resin
amberlite dan lama reaksi sekitar 8-14 jam. Reaksi ini dapat dipersingkat dengan
Penggunaan rasio molar antara asam asetat dan hidrogen peroksida yang
tinggi menyebabkan terbukanya cincin epoksi sehingga rendemen epoksi ester yang
Tabel 1. Pengaruh Rasio Molar (Asam Asetat dan Hidrogen Peroksida) terhadap
Hasil Epoksidasi Tidak Jenuh
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
15 : 11 3 0.0 0.0 4 95
1.7 : 1 8 0.2 4.4 8 89
0.5 : 1 13 3.6 80.0 5 93
penelitian Haya (1991) menunjukkan bahwa epoksidasi juga dapat dilakukan pada
suhu 1005OC.
ALSD (Asam Lemak Sawit Destilat) merupakan hasil samping pada tahap
refining dalam industri minyak goreng. ALSD yang dihasilkan berkisar 2,5%-3,5%
dari minyak sawit yang diolah (Haryati dan Buana, 1992). Kandungan asam lemak
pada minyak kelapa sawit dan ALSD terlihat pada pada Tabel 2.
Tabel 2. Kandungan Asam Lemak Pada Minyak Kelapa Sawit dan ALSD
Komposisi Minyak Kelapa Sawit (%)* ALSD (%)**
Asam Laurat (C12) - 0,45
Asam Miristat (C14) 0,96 2,38
Asam Palmitat (C16) 41,62 60,50
Asam Stearat (C18) 4,23 2,57
Asam Oleat (C18-1) 42,12 27,08
Asam Linoleat (C18-2) 10,41 6,82
Asam Linolenat (C18-3) 0,22 0,19
Sumber : * Haryati dkk, (1999),
**Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS).
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
Perkembangan industri minyak goreng sawit pada dasawarsa terakhir
minyak goreng kelapa ke minyak goreng kelapa sawit. Konsumsi per kapita minyak
goreng Indonesia mencapai 16,5 kg per tahun dimana konsumsi per kapita khusus
untuk minyak goreng sawit sebesar 12,7 kg per tahun (Rephis, 2007). Kondisi ini
perolehan asam lemak sawit distilat turut meningkat. Hingga saat ini, pemanfaatan
asam lemak sawit distilat masih terbatas pada pembuatan sabun kualitas rendah.
Berikut adalah bagan proses refining dalam industri pengolahan minyak kelapa sawit.
Deacidification &Deodorisation
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009 Fraksinasi
USU Repository 2008
Filtrasi
(Sumber :http//www.Rephis Weblong, 2007)
Gambar 6. Bagan Proses Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi Minyak Goreng
Senyawa metil ester asam lemak dapat diperoleh dengan cara esterifikasi asam
lemak bebas dengan gugus metil, yang disebut dengan metilasi. Pada proses ini asam
suasana asam. Pereaksi yang biasa digunakan pada proses ini adalah asam klorida
Selanjutnya Paquot dan Hantfene (1987) menyatakan, pembuatan metil ester dapat
menggunakan metanol berlebih, dan katalis asam. Pereaksi lain yang dapat digunakan
ester yang diperoleh dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut inert seperti,
heksan dan petroleum eter (Anonim, 1966). Pada Gambar 8. menunjukkan reaksi
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
Gambar 8. Reaksi Pembentukan Senyawa Metil Ester dari Trigliserida
2.4. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu
tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu
katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis
memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu
menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis
senyawa yang memperlambat laju reaksi kimia tanpa mengalami perubahan adalah
(http://id.wikipedia.org/wiki/Katalis, 2007).
1. Katalis homogen
Katalis yang berada dalam fase yang sama dengan pereaksi dalam reaksi
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
yang dikatalisinya. Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih
membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu proses yang memulihkan katalisnya.
2. Katalis heterogen.
Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi
dalam reaksi yang dikatalisinya. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen
sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. ikatan antara produk dan
katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas. Berikut ini merupakan skema umum
A + C AC .........................................(1)
B + AC AB + C .........................................(2)
Meskipun katalis (C) terabaikan oleh reaksi (1), namun selanjutnya dihasilkan
A + B + C AB + C
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
Amberlite merupakan nama jual dari senyawa kimia Styrena - divinylbenzena
katalis yang tinggi mengkatalisis antar reaksi senyawa senyawa lain, mempunyai
titik didih diatas 1000C dan daya larut yang kecil terhadap air sebesar 0,24 g/lt.
Senyawa ini berwarna coklat mengkilat dan berbentuk butiran dengan ukuran 16 50
produk lain, yang dapat diproses dengan jalan alkoholisis atau hidrolisis
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
menggunakan katalis. Pada umumnya reaksi hidrolisis minyak nabati bertujuan untuk
hidrolisis minyak biji karet dengan katalisator reagentwitchell. Kumoro (1995), telah
meneliti hidrolisis minyak biji kluwak dengan katalisator asam sulfat, dalam autoklaf.
orde reaksi sama dengan satu terhadap minyak, dan orde nol untuk air, dengan kata
lain berorde satu semu terhadap minyak. Mengingat pentingnya data kinetik dalam
perancangan alat alat pabrik, terutama untuk perancangan reaktor, maka pada
Minyak sawit merupakan minyak nabati yang mengandung asam lemak jenuh
(saturated fatty acid), dan asam lemak tidak jenuh (unsaturated fatty acid) yang
sebagai bahan baku pembuatan senyawa epoksi, sebagai salah satu alternatif
penambahan katalis, pada proses epoksidasi metil ester asam lemak dari fraksi olein
minyak sawit, sehingga dapat menghasilkan senyawa epoksi metil ester asam lemak
dengan rendemen dan mutu yang tinggi. Hasil penelitian Koto (1992) menunjukkan
metil ester asam lemak yang dihasilkan. Kedua perlakuan tersebut dan kombinasinya
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
tidak mempengaruhi Kandungan Oksigen Oksiren, Bilangan Iod, Bilangan
Penyabunan, dan Bilangan Ester senyawa epoksi metil ester asam lemak yang
dihasilkan.
Sofiah (1989), telah meneliti hidrolisis minyak biji karet dengan katalisator
damar penukar kation (Amberlite 15) dalam reaktor autoklaf secara batch. Hasil
Asam Lemak Bebas (ALB). Hal ini disebabkan karena dengan naiknya suhu reaksi,
maka suplai energi untuk mengaktifkan pereaksi dan tumbukan antar pereaksi untuk
menghasilkan reaksi juga akan bertambah, sehingga produk yang dihasilkan menjadi
lebih banyak.
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
III. METODOLOGI PENELITIAN
Sawit (PPKS)/Indonesian Oil Palm Research Institute (IOPRI), Jl. Brigjend Katamso
Bahan baku yang digunakan dalam percobaan ini adalah Metil Ester Asam
Lemak Sawit Destilat (Me.ALSD) yang diperoleh dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit
dalam pembuatan senyawa epoksi ini dengan memodifikasi cara kerja Gall dan
Butil oleat diganti dengan Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat
(Me.ALSD)
2. Bahan Penolong
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
c. Hidrogen peroksida dengan kemurnian 30%.
pelarut.
hidroksi dan bilangan asam karakteristik produk antara lain : buret, pipet
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
Metode Response Surface Methodology (RSM) digunakan untuk merancang
percobaan dalam menentukan kondisi optimum epoksidasi Metil Ester Asam Lemak
Sawit Destilat (Me.ALSD) menggunakan katalis Amberlite dengan tiga faktor sebagai
1. Konsentrasi katalis
2. Temperatur reaksi
3. Waktu reaksi
(Cochran & Cox, 1976). Level terkode untuk penelitian disajikan pada Tabel 3.
penelitian untuk memperoleh kondisi optimum dari variabel operasi (Cohran and
Berikut ini adalah rancangan percobaan untuk tiga variabel yang disusun
dalam kombinasi perlakuan dengan mengikuti pola yang ada pada Tabel 4. sebagai
berikut :
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
Tabel 4. Central Composite Design (CCD) untuk 3 variabel
Konsentrasi Katalis
Temperatur Reaksi (C) Waktu Reaksi (Jam)
No (% w/w)
(X2) (X3)
(X1)
1 -1 -1 -1
2 1 -1 -1
3 -1 1 -1
4 1 1 -1
5 -1 -1 1
6 1 -1 1
7 -1 1 1
8 1 1 1
9 -1,682 0 0
10 1,682 0 0
11 0 -1,682 0
12 0 1,682 0
13 0 0 -1,682
14 0 0 1.682
15 0 0 0
16 0 0 0
17 0 0 0
18 0 0 0
19 0 0 0
20 0 0 0
Response Surface Methodology (RSM) adalah suatu metode rancangan
kondisi optimum dari variabel operasi. (Cohran and Cox, 1976). Nilai optimum yang
diperoleh dapat berupa titik maupun daerah/zona tertentu. Hal ini memberi bantuan
perlakuan/run percobaan yang lebih sedikit dapat memberikan hasil yang sama
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
3.4. Pengolahan Data
3.4.1. Optimasi Epoksidasi Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat (Me.ALSD)
konsentasi katalis, waktu reaksi dan temperatur reaksi pada epoksidasi Metil Ester
Asam Lemak Sawit Destilat (Me.ALSD) untuk untuk mengetahui kondisi optimum
Keterangan :
koefisien, model dan persamaan statistiknya. Untuk menentukan faktor yang paling
Cox, 1976).
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
3.5. Tahapan Penelitian
2. Reaksi Epoksidasi
Analisa senyawa kandungan asam lemak metil ester ALSD Sebagai bahan
dengan detektor FID, jenis kolom DB- 1 HT : 15 m x 0,25 mm ID, tebal film 0,1 m,
carrier gas : Helium, flushing gas : Nitrogen, suhu oven 500C, suhu injektor 4000C
Reaksi epoksidasi dimulai dengan menimbang Metil Ester Asam Lemak Sawit
yang dilengkapi dengan pendingin tegak, thermometer, magnetik stirrer dan pemanas
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
Selanjutnya ditambahkan pelarut n-Hexana, lalu ditambahkan asam asetat
peroksida (H2O2) 30% sebanyak 9,78 gr dengan perbandingan mol 5,5:1 (H2O2 30% :
pada suhu dan waktu yang telah ditentukan berdasarkan perlakuan percobaan.
hidrogen peroksida (H2O2) sisa, kemudian produk epoksi yang bercampur dengan n-
penggunaan katalis amberlite, waktu reaksi dan suhu. Pemilihan kondisi proses yang
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
MetilEster
AsamLemakSawitDestilat
50 gr
Penambahan
Heksanpa
(40%dariMe.PFAD)
Pengadukan
PenambahanAsam
AsetatGlasial100%
8,04gr(0,27mol)
Penambahan
katalis
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
A
Refluks
PenambahanH2O2 30%
Perbandinganmol5,5:1
(H2O230%:Me.PFAD)
Sebanyak9,78gr.
Refluks
Pencuciandengan Air&
airpanas1:1 Katalisamberlite
(4045)oC
SenyawaEpoksidan
Heksan
Penguapan Heksan
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
B
SenyawaEpoksi
MetilEster
AsamLemakSawit
Destilat(Me.ALSD)
Pengujian
(AOCS Cd 13-60, 1989), bilangan asam (Porim Test Methode, 1995), dan bilangan
iod (AOCS Cd 1-25, 1989) (Lampiran 1). Karakterisasi dilakukan berdasarkan gas
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
kromatogram dan gugus fungsionalnya berdasarkan spektofotometer (FT IR)
(Lampiran 6).
menganalisa kandungan Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat (Me.ALSD) dengan
pengulangan dua kali (duplo) untuk setiap kali pengambilan sampel. Prosedur untuk
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. PenelitianPendahuluan
Metil ester Asam Lemak Sawit Destilat (Me.ALSD) terdiri dari senyawa ester
jenuh dan tidak jenuh. Karakteristik bahan baku Me.ALSD meliputi bilangan oksigen
oksiren, bilangan hidroksi, bilangan asam dan bilangan iod seperti disajikan pada
Tabel 5.
Parameter Hasil
Bilangan Oksigen Oksiren (%) 0,0114
Bilangan Hidroksi (mg KOH/g) 0,6592
Bilangan Iodin (mg/g) 50,651
Bilangan Asam (mg KOH/g) 5,8899
Untuk mengetahui komposisi asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh,
maka bahan baku Me.ALSD dianalisis secara kromatografi gas. Melalui analisa GC
pada Lampiran 5. dan data spektrum GC tersebut dapat diketahui komposisi asam
asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Kadar asam lemak jenuh yaitu asam
palmitat lebih besar dibanding dengan kadar asam lemak tidak jenuh yaitu asam oleat
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
dan asam linoleat. Kedua asam lemak tidak jenuh inilah yang memberikan bilangan
Katalis yang digunakan adalah amberlite yang mampu bekerja pada substrat
asam lemak dan minyak. Konsentrasi katalis dilakukan pada 6 level yaitu 5%, 11%,
22%, 25%, 36% dan 42% (b/b) sebagai kontrol reaksi. Ini mengacu dari hasil-hasil
penelitian yang dilakukan oleh Rusch gen Klass dkk (1996) dengan konsentrasi
(b/b) dari penelitian T. Vlcek dan Z. S. Petrovic (2006) untuk menghasilkan produk
epoksi. Reaksi epoksidasi dilakukan selama 24 jam dan pada temperatur ruang
(30OC). Setelah waktu reaksi mencapai 24 jam dilakukan pengambilan sampel guna
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
dianalisa bilangan oksigen oksirennya. Hasil percobaan dapat dilihat pada Gambar 10.
sebesar 30% - 40%, sedangkan pada konsentrasi 0% - 15% dan di atas 25% hasil
bilangan oksigen oksirennya dianggap kecil. Hal ini berhubungan dengan adanya
hambatan substrat pada reaksi epoksidasi pada konsentrasi 0 - 15% (b/b) aktifitas
katalis yang lemah terhadap substrat, sedangkan di atas 25% (b/b) hambatan produk
berasal dari telah penuhnya ruang aktif katalis yang berikatan dengan substrat. Berarti
dalam keadaan ini reaksi tidak melakukan reaksi epoksidasi. Berdasarkan hasil di atas
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
ditetapkan jumlah konsentrasi katalis amberlite pada level terkode sebagai center
point sebesar 25% dalam desain response surface methodology (RSM) yang akan
digunakan.
pada temperatur antara 25 75C. Untuk menentukan nilai atau harga temperatur
pada level terkode mengacu pada penelitian Rusch gen Klass (1996) yang melakukan
penelitian epoksidasi asam lemak tidak jenuh pada minyak kedelai untuk merubah
ikatan rangkap karbon (C=C) pada temperatur 40C. Sementara itu, T. Vlcek dan Z.
enzimatik pada suhu 25C dan 50C. Sofiah (1989) melakukan penelitian hidrolisis
minyak biji karet dengan katalis amberlite pada suhu 50C - 75C. Maka dilakukan
menggunakan temperatur reaksi sebesar 46C, 52C, 60C, 65C, 70C dan 80C.
Reaksi dilakukan dengan besar konsentrasi katalis sebesar 25% (b/b). Setelah waktu
oksigen oksirennya. Hasil percobaan dapat dilihat pada Gambar 11. berikut ini.
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
2.5
% B ilang anOks iranOks ig en
1.5
0.5
0
46 51 56 61 66 71 76 81 86
T e m pe ra tur(oC )
Dari Gambar 4.2. dapat diketahui bahwa untuk reaksi dengan bilangan
oksigen oksiren yang semakin meningkat terdapat pada suhu 66OC - 71OC .
Perolehan produk epoksi yang terbaik terdapat pada suhu 70OC, tetapi pada saat
temperatur yang lebih tinggi di atas 75OC dan pada suhu di bawah 60OC , aktifitas
katalis menurun sehingga perolehan epoksi juga mengalami penurunan. Hal ini terjadi
karena pada suhu di bawah 60OC katalis amberlite kurang aktif bekerja, sedangkan
pada suhu di atas 75OC mengakibatkan katalis amberlite mengalami proses denaturasi
70OC sebagai nilai center point dalam desain response surface methodology (RSM)
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
4.1.2.3 Penentuan Waktu Reaksi
dalam waktu reaksi yang cukup lama, hal ini berkaitan dengan kemampuan katalis
untuk mensintesa suatu substrat pada reaksi epoksidasi asam lemak tidak jenuh
dengan katalis heterogen pada umumnya menggunakan waktu lebih singkat (Sinaga,
Mersi S., 2005). Hal ini berkaitan dengan kemampuan katalisator untuk merombak
atau mensintesa suatu substrat pada kondisi tertentu. Tujuan penentuan waktu reaksi
adalah untuk mengetahui waktu terbaik yang dibutuhkan dalam reaksi epoksidasi.
Reaksi dilakukan pada suhu 70C dan konsentrasi katalis 25% (b/b). Reaksi
Mersi (2005) yang melakukan penelitian epoksidasi metil ester asam lemak destilat
selama 100 160 menit. Selama waktu reaksi yang telah ditentukan dilakukan analisa
bilangan oksigen oksiren. Hasil percobaan dapat dilihat pada Gambar 12.
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
2.5
% B ilang anOks iranOks ig en
1.5
0.5
0
3 8 13 18 23 28 33 38 43 48 53
Wa ktuR e a ksi(J a m )
pada reaksi epoksidasi pada berbagai variasi waktu reaksi pada masing-masing
jumlah katalis 25% (b/b) dengan temperatur reaksi 70C. Gambar 4.3. menunjukkan
persen bilangan oksigen oksiren cenderung meningkat pada waktu reaksi selama 24
jam, sedangkan pada waktu di bawah 18 jam dan di atas 25 jam menunjukkan nilai
bilangan oksigen oksiren yang sangat rendah. Hal ini terjadi karena pada waktu di
bawah 18 jam dimungkinkan reaksi antara katalis dan Me.ALSD yang diiringi
reaksi epoksidasi, sedangkan pada waktu di atas 25 jam atau saat pencapaian titik
waktu optimum, ikatan rangkap mulai menurun yang berarti senyawa sudah
kandungan senyawa epoksi yang dihasilkan menurun. Mengarah pada konsep dan
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
kondisi tersebut maka center point ditetapkan waktu reaksi selama 24 jam dalam
desain response surface methodology (RSM) yang akan digunakan untuk optimasi
variabel konsentrasi katalis (b/b), temperatur reaksi dan waktu reaksi dengan desain
Perlakuan Terkode
Perlakuan
-1,682 -1 0 1 1,682
Katalis (% b/b) 15 19 25 31 35
Temperatur (C) 60 64 70 76 80
Waktu reaksi (Jam) 14 18 24 30 34
Level-level pada variabel di atas diperoleh dengan mempertimbangkan batas-
Respon yang diamati untuk diukur adalah konversi oksigen oksiren yang terbentuk
setelah reaksi berlangsung. Konversi oksigen oksiren yang diperoleh pada setiap run
pada berbagai variasi jumlah katalis, temperatur reaksi dan waktu reaksi. Penelitian
ini memilih CCD sebagai bentuk desain eksperimen disebabkan oleh CCD
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
Dari rancangan CCD ini akan diperoleh interaksi dari ketiga variabel yaitu
konsentrasi katalis (X1), temperatur reaksi (X2) dan waktu reaksi (X3). Rumus untuk
mencari harga oksigen oksiren ( O O ) teori dan Persen konversi oksigen oksiren
dilakukan.
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
Matrik eksperimental (Tabel 4.4.) untuk rancangan tiga faktor dengan dua
level (23) yang terdiri dari 8 run pertama (run 1-8) dengan level terkode (1) untuk
masing faktor. Selanjutnya 6 run yang disebut star point dengan level terkode ()
sebagai significant curvature effect (run 9-14), sedangkan 6 run tambahan (run 15-
20) memuat titik pusat (center point) sebagai perkiraan daerah pusat.
hasil pengolahan data percobaan. Analisa statistika untuk signifikansi pengaruh dari
ketiga variabel yaitu konsentrasi katalis (X1), temperatur reaksi (X2) dan waktu reaksi
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
Berdasarkan hasil analisa statistika di atas, dapat diketahui bahwa konsentrasi
katalis amberlite memberikan pengaruh yang positif sebesar 16,05 dan signifikan
memberikan efek negatif yaitu sebesar -0,02, begitu pula interaksi konsentrasi katalis
amberlite dengan waktu reaksi yang memberikan efek negatif -0,00 dengan nilai p
0,974. Hal ini menunjukkan adanya batasan dalam penggunaan katalis amberlite,
temperatur dan waktu reaksi yang dilibatkan pada reaksi. Temperatur reaksi turut
memberikan pengaruh yang signifikan dan positif yang cukup besar dibandingkan
variabel lainnya sebesar 28,77. Tetapi interaksinya dengan waktu reaksi (X2.X3)
Variabel waktu reaksi, turut memberikan efek yang singnifikan dan positif
sebesar 9,83. Interaksi temperatur dengan variabel reaksi lainnya juga tidak
signifikan. Ini menunjukkan bahwa laju reaksi katalis amberlite antara Me.ALSD
dengan hidrogen peroksida banyak dipengaruhi oleh besarnya temperatur reaksi dan
waktu reaksi terhadap metil ester asam lemak sawit distilat, sedangkan peningkatan
laju pembentukan produk epoksi. Namun penggunaan variabel temperatur reaksi dan
waktu reaksi juga memiliki batasan tertentu, sebab dalam reaksi katalis amberlite
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
Selanjutnya, model persamaan yang dapat menunjukkan hubungan variabel
reaksi dan interaksinya terhadap % konversi oksigen oksiren dengan nilai toleransi
(Pers. 4.1.)
Model orde dua yang diperoleh akan diplot sebagai respon permukaan dan
percobaan.
Interaksi dari tiga variabel percobaan dalam desain central composite design
(CCD) dianalisa melalui respon permukaan (surface response) dan countur. Respon
permukaan dan grafik kontur tiga dimensi untuk pengaruh konsentrasi katalis
amberlite terhadap temperatur dapat diplot dimana respon konversi sebagai sumbu y,
temperatur sebagai sumbu x dan konsentrasi katalis pada sumbu z dengan waktu
reaksi tetap. Dari respon tersebut akan diketahui level variabel yang dapat digunakan
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
50
Konversi (%)
0
40
-50 30
50 20 Konsentrasi k atalis (% b/b)
60 70 80 10
T emperatur (oC)
Gambar 13. Respon Permukaan dari Temperatur dan Konsentrasi Katalis Terhadap
Konversi Oksigen Oksiren
oksigen oksiren pada temperatur terhadap metil ester asam lemak sawit distilat tetap.
kurva menunjukkan bahwa kondisi optimum reaksi terhadap temperatur terdapat pada
moderat yaitu 64oC 70oC pada reaksi untuk perolehan produk optimum yang
diwujudkan oleh pengaruh terbesar dan positif sebesar 28,77. Untuk penggunaan
konsentrasi katalis yang tinggi pada temperatur yang moderat tidak dapat
dari variabel konsentrasi katalis amberlite dan temperatur (X1.X3). Tetapi pengaruh
yang diberikan oleh temperatur lebih besar dari pada konsentrasi katalis. Hal ini
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
menunjukkan katalis amberlite kurang aktif bekerja untuk mensintesa substrat pada
kondisi tertentu.
20
35 -20
0
0
30
Konsentrasi katalis (%)
60
25
20
15
40
-20 0
0
10
55 60 65 70 75 80 85
Temperatur (oC)
Gambar 14. Kontur dari Plot Temperatur reaksi Terhadap Konsentrasi Katalis
temperatur pada 64oC - 67oC serta konsentrasi katalis amberlite pada 25% b/b dapat
level tetap pada awalnya akan meningkatkan perolehan produk. Tetapi pada akhirnya,
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
bahwa pada temperatur >67oC katalis kurang aktif bekerja. Kondisi ini
katalis mengalami proses denaturasi. Apabila proses denaturasi terjadi, maka bagian
aktif katalis akan berkurang dan kecepatan reaksinya akan mengalami penurunan.
50
Konversi (%)
0
40
-50 30
10 20 Konsentrasi k atalis (% b/b)
20 30 10
40
Wak tu reak si (Jam)
Gambar 15. Respon Permukaan dari Waktu Reaksi dan Konsentrasi Katalis
Terhadap Konversi Oksigen Oksiren
18% (b/b), perolehan % konversi oksigen oksiren meningkat seiring dengan lamanya
waktu pada reaksi. Hal ini diwujudkan oleh analisa statistik yang memberikan nilai
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
positif pada variabel waktu reaksi dan temperatur. Tetapi pengaruh yang signifikan
dan tajam lebih diberikan oleh variabel temperatur dibandingkan dengan waktu
hasil pembentukan senyawa epoksi. Hal ini juga ditunjukkan oleh interaksi antara dua
variabel tersebut (X2.X3) yang memberikan respon negatif dan tidak signifikan.
Grafik tiga dimensi untuk pengaruh waktu reaksi terhadap konsentrasi katalis
20 -20
35
0 0
30
konsentrasi katalis (%)
60
25
20
15
40
0 -20
-20 0
10
10 15 20 25 30 35 40
waktu reaksi (jam)
Gambar 16. Kontur dari Plot Waktu Reaksi Terhadap Konsentrasi Katalis
produk oksigen oksiren yang maksimum, variabel waktu reaksi dapat didesain pada
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
waktu 24 jam dan konsentrasi katalis pada 25% b/b. Pada kondisi tersebut, perolehan
konversi dapat mencapai 71%. Hal ini diikuti dengan tinjauan bahwa untuk
penggunaan waktu reaksi yang lebih besar dari 24 jam baik pada konsentrasi katalis
Kondisi ini merupakan hasil interaksi antara katalis amberlite dengan waktu
reaksi yang bernilai negatif yang signifikan. Hal ini dimungkinkan oleh reaksi antara
sehingga terjadi pembatasan terhadap reaksi epoksidasi ini. Sehingga tidak ada lagi
ruang aktif (active site) dalam katalis untuk dapat berikatan atau mengadakan kontak
dengan substrat. Setelah membentuk reaksi epoksidasi yang aktif dan bersifat
sementara, maka akan terurai kembali apabila reaksi yang diinginkan untuk
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
4.2.1.3 Pengaruh Waktu dan Temperatur Reaksi Terhadap Konversi Oksigen
Oksiren
50
Konversi (%)
0
-50 80
70
60 Temperatur (oC)
10 20 30 40 50
Wak tu reak si (Jam)
Gambar 17. Respon Permukaan dari Waktu dan Temperatur Reaksi Terhadap
Konversi Oksigen Oksiren
seiring dengan peningkatan temperatur dan waktu reaksi hingga batasan tertentu yaitu
o
pada temperatur 75 C dan 24 jam. Jika melebihi dari batasan tersebut akan
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
Pada konsentrasi substrat yang tinggi peluang terjadinya tumbukan antar partikel
Hal ini bersesuaian dengan hasil analisis statistika, bahwa variabel yang
memberikan signifikansi terbesar kedua dan positif adalah waktu reaksi sebesar 9,83.
o
Hal ini ditunjukkan pada kondisi reaksi dengan temperatur yang rendah 64 C,
memberikan kisaran konversi sebesar 66% bila waktu reaksi terhadap asam lemak
85 25 -25
0
80 0
Temperatur (oC)
75
70
65
60 50
0
55 0
10 15 20 25 30 35 40
Waktu reaksi (Jam)
oksigen oksiren dapat diperoleh apabila Waktu Reaksi berada pada Waktu Reaksi 24
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
o o
jam, sedangkan pada temperatur 67 C - 70 C. Pada kondisi reaksi ini, dapat
Temperatur memberikan pengaruh yang lebih besar dari pada waktu reaksi
o
lemah pada temperatur lebih dari 45 C (Yadav, dkk, 2001). Pada kondisi waktu reaksi
yang moderat (24 jam), penambahan waktu reaksi pada awalnya mampu
penurunan konversi yang cukup besar, begitu juga dengan peningkatan temperatur.
Kondisi ini terlihat dari analisa statistik, bahwa temperatur memberikan pengaruh
sebesar 28,77 sedangkan waktu reaksi memberikan pengaruh sebesar 9,83 terhadap
produk.
Hal ini berhubungan dengan adanya hambatan oleh produk pada reaksi katalis
amberlite. Dalam hambatan produk, aktifitas katalis secara langsung dipengaruhi oleh
konsentrasi dan produk didalam lingkungan reaksi epoksidasi. Pada kondisi ini,
hambatan produk dapat terjadi karena telah penuhnya ruang aktif katalis yang
berikatan dengan asam peroksida , sehingga katalis tidak mampu lagi bereaksi dengan
substrat.
Dari hasil olah data Response Surface Methodology kondisi optimum reaksi
diperoleh pada konsentrasi katalis sebesar 25% (b/b), temperatur 70oC dan waktu
reaksi selama 24 jam dengan konversi oksigen oksiren sebesar 70,802 %. Besar
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
konversi tersebut lebih baik dibandingkan dengan hasil konversi epoksidasi secara
kimia menggunakan katalis homogen H2SO4 yaitu sebesar 63,78% (Sinaga, Mersi S.,
2005).
Bilangan Gelombang) menunjukkan tidak terdapatnya pita hidroksi (ikatan O-H) dan
pita oksigen oksiren (ikatan C-O-C), Sementara ikatan alkil (ikatan C-H) sebesar
2854,25 cm-1 dan pita ester (ikatan C=O) sebesar 1743,93 cm-1 (Lampiran 6).
temperatur 70OC dan waktu reaksi 24 jam menunjukkan adanya pembentukan epoksi
pengaruh yang signifikan terhadap reaksi epoksidasi. Analisa FT-IR pada temperatur
70OC dan waktu reaksi 24 jam menunjukkan pita hidroksi pada 3463,83 cm-1 (ikatan
O-H), ikatan alkil (ikatan C-H) 2925,52 cm-1 serta pita ester (C=O) pada 1742,76
cm-1, sedangkan puncak pita oksiran (ikatan C-O-C) pada 1247,36 cm-1 dan 843,09
Hasil analisa bahan baku dan senyawa epoksi memberikan respon yang baik
terutama pada pita hidroksi (ikatan O-H) dan pita oksigen oksiren menunjukkan
kenaikan yang signifikan sebesar 3463,83 cm-1 dan 1247,36 cm-1. Pada ikatan alkil
(ikatan C-H) terjadi kenaikan dari bahan baku dan senyawa epoksi sebesar 2925,02
cm-1 menjadi 2925,52 cm-1, untuk pita ester (ikatan rangkap 2 antara C dan O) ikatan
C=O terjadi penurunan dari bahan baku dan senyawa epoksi sebesar 1743,93 cm-1
menjadi 1742,76 cm-1, hal ini memberikan bukti terjadinya pemutusan ikatan rangkap
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
pada senyawa hasil epoksidasi. Pemutusan ikatan rangkap yang digambarkan dari
hasil FT-IR bahan sebesar Bilangan gelombang analisa FT-IR pada gugus epoksida
(pita oksigen oksiren) sama dengan hasil yang diperoleh Ayorinde, dkk (1990) dan
Siddiqi, dkk (1984) untuk senyawa epoksi alami dari Vernonia galamensis, yaitu pada
bilangan gelombang sekitar 1250 cm-1 dan 846 820 cm-1. Pada penelitian Vlcek,
dkk (2006) untuk senyawa epoksi dari minyak kedelai secara enzimatik juga
menghasilkan bilangan gelombang pada gugus epoksida sekitar 822 cm-1 dan 833
cm-1.
dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi R2. Sebab nilai koefisien determinasi R2
dkk, 2006). Semakin besar nilai R2 suatu model, maka model semakin baik. Variabel
bebas yang digunakan akan menunjukkan pengaruh dan interaksi yang akan tercermin
dari persamaan regresi. Berikut adalah hasil analisa ANAVA untuk analisa regresi
data eksperimental.
Tabel 10. ANAVA Model Persamaan Regresi Pada Epoksidasi Asam Lemak Sawit
Distilat Menjadi Epoksi Menggunakan Minitab 14
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
FAKTOR SS DK MS F P
Hasil analisa pada Tabel 4.6. menunjukkan koefisien determinasi (R2) sebesar
99,2%. Nilai R2 (Adj) sebesar 98,5% dengan nilai S sebesar 3,381. Semakin besar
nilai R2 suatu model, maka model semakin baik, karena sebanyak 99,2% perolehan
epoksi ditunjukkan oleh tiga variabel penelitian, yaitu konsentrasi katalis amberlite,
temperatur dan waktu reaksi. Berdasarkan analisa variansi (ANAVA) model regresi
yang tepat untuk epoksi asam lemak sawit distilat dengan menggunakan 3 variabel
bebas adalah regresi linier. Untuk regresi linier ditunjukkan dengan F sebesar 186,42
dengan nilai P = 0,00 (faktor signifikansi Kolmogorov Smirnov = 0,05), hal ini
Untuk regresi kuadratik ditunjukkan dengan F sebesar 413,26 dengan nilai P = 0,00.
Untuk model regresi kuadratik dan interaksi menunjukkan model yang tidak
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
Selain melalui analisa variansi, uji kenormalan model juga dapat dilihat
melalui lack of fit. Hasil analisis pada Tabel 10. menunjukkan hasil uji lack of fit
(LOF) yang juga dapat digunakan untuk menguji kecukupan model. Bila digunakan
sebuah hipotesis
Hipotesisnya adalah :
Hipotesis awal yang mengatakan tidak ada lack of fit berarti model yang
dibuat telah sesuai dengan data, sedangkan hipotesis alternatif berarti model yang
Daerah Penolakan
Hipotesis awal (H0) akan ditolak bila nilai p kurang dari nilai , sebaliknya,
hipotesis awal akan gagal tolak apabila nilai p melebihi . Dari hasil analisis
statistika, diperoleh harga lack of fit bernilai 0. Apabila digunakan nilai sebesar 5%,
maka hal ini menunjukkan bahwa model yang dibuat telah dapat mewakili data.
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
4
1
Residual
-1
-2
-3
-4
0 10 20 30 40 50 60 70
Fit t e d V a lue
1
Residual
-1
-2
-3
-4
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Obse rv a t ion Order
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
Untuk memeriksa kecukupan model, tidak hanya melihat data lack of fit
(LOF) saja, tetapi juga harus dilakukan analisa residual. Ada tiga hal yang harus
Gambar 19. menunjukkan titik-titik telah membentuk sebuah pola yang acak,
hal ini dapat menyimpulkan bahwa model regresi yang dibuat telah cukup tepat
dengan data. Gambar 20. digunakan untuk memeriksa residual dengan order model.
Dalam analisa statistika Minitab 14, dapat dilakukan analisa terhadap unusual
epoksidasi Me.ALSD dengan menggunakan tiga variabel bebas ini, diketahui unusual
(oksiran) yang diperoleh untuk run 4, 8 dan 18 secara berturut-turut adalah 13,368%,
6,742% dan 70,802%. Tahap selanjutnya untuk verifikasi model persamaan adalah
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov (KS), sehingga besarnya nilai yang
diperoleh 0,294 (uji dua arah). Nilai ini akan dijadikan pedoman dalam pengambilan
99
95
90
80
70
Percent
60
50
40
30
20
10
1
-5.0 -2.5 0.0 2.5 5.0
Residual
Gambar 21. di atas menunjukkan bahwa titik residual yang dihasilkan telah
sesuai atau mendekati garis lurus yang ditentukan berdasarkan data (residual), maka
mengikuti garis lurus atau banyak penyimpangan, maka ada indikasi bahwa residual
tidak mengikuti distribusi normal. Keputusan bahwa suatu data telah mengikuti
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
distribusi normal diperkuat oleh informasi rata-rata dan standar deviasi residual
sebesar 76,06 dan 5,852. Rata-rata residual sangat kecil karena mendekati 0. Nilai
statistik Kolmogorov Smirnov pengamatan adalah 0,166 dan nilai p uji normal
residual grafik melebihi 15%. Nilai statistik Kolmogorov Smirnov yang diperoleh dari
pengamatan kurang dari nilai statistik Kolmogorov Smirnov pada Lampiran 4, yaitu
0,294. Oleh karena itu, kesimpulan hasil uji kenormalan residual adalah residual
model regresi linier yang dibuat telah mengikuti distribusi normal. Sehingga, asumsi
kenormalan residual pada suatu model regresi telah dipenuhi oleh model regresi linier
sehingga model regresi yang dibuat telah sesuai dan dapat digunakan.
Hasil analisa bilangan iod, bilangan hidroksi dan bilangan asam bahan baku
Me.ALSD dapat dilihat pada Tabel 5. Dari hasil tersebut bilangan iod mengalami
penurunan dari 50,651 mg/g menjadi 2,150 mg/g setelah epoksidasi dapat dilihat pada
Tabel 11.
dalam minyak dan lemak. Bilangan iod juga sebagai indikator tingkat epoksidasi
dimana bilangan iod akan mengalami penurunan seiring dengan semakin tingginya
tingkat epoksi. Penurunan bilangan iod disebabkan degradasi ikatan rangkap oleh
senyawa asam peroksi menghasilkan senyawa epoksi. Dari hasil penelitian Sinaga,
Mersi S., (2005) yang melakukan epoksidasi menggunakan katalis asam sulfat
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
Bilangan hidroksi bahan baku Me.ALSD sebesar 0,6592 mg KOH/g
mengalami peningkatan pada senyawa epoksi menjadi 2,624 mg KOH/g. Hal ini
bilangan hidroksi pada larutan senyawa epoksi ini disebabkan oleh pembentukan hasil
reaksi samping yaitu hidrolisis terhadap metil ester. Ini dikarenakan katalis amberlite
merupakan katalisator dengan efisiensi yang tinggi dan dirancang untuk mengkatalisis
antar reaksi-reaksi lain (Merck KgaA, Darmstadt Catalog Chemical Reagent, 2002).
Keberadaan katalis amberlite asam peroksida sebagai oksidanya dapat dengan mudah
menyerang ester lemah secara relatif dari ikatan rangkap minyak nabati (Vlcek, dkk,
2006).
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
Tabel 11. Hasil analisa Bilangan Iod, Bilangan Hidroksi dan Bilangan Asam
Senyawa Epoksi
Parameter Hasil
Hubungan Bilangan Iod, Bilangan Hidroksi dan Bilangan Asam dengan Konversi
Gambar 22. Hubungan Bilangan Iod, Bilangan Hidroksi dan Bilangan Asam dengan
Konversi Oksigen Oksiren
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
yaitu :
1. Kondisi optimum reaksi diperoleh pada konsentrasi katalis amberlite sebesar 25%
(b/b), temperatur reaksi 70oC dan waktu reaksi selama 24 jam dengan konversi
5.2. Saran
Untuk penelitian mengenai epoksidasi dari metil ester asam lemak sawit
distilat (Me.ALSD) menggunakan katalis amberlite, beberapa hal berikut ini dapat
konsentrasi dan suhu reaksi dan dipilih sebagai variabel tetap. Dengan demikian
penetapan waktu reaksi, konsentrasi dan suhu reaksi dapat dilakukan untuk
2. Pengaruh jenis dan konsentrasi pelarut pada reaksi epoksidasi dengan katalis
amberlite bisa terjadi pada perbandingan mol hidrogen peroksida terhadap bahan
baku metil ester asam lemak sawit destilat (Me.ALSD) dan dapat digunakan
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, S., F. Ahmad, and S.M. Osman, 1984, Derivatization of Keto Fatty Acids: V.
Syinthesis and Characterization of 1,3 Dioxolane, JAOCS 61 (9): 1464-1465.
Anonim, 1966, Gas Chromatografic Analysis of The Fatty Acid, Kent Hammarstrand
Applications Chemist, Varian Aerograph, California.
Anonim, 1977, Lipids Analysis, Pergamon International Library, Oxford, New York.
Cochran,W.G., Cox, G.M., 1976, Experiment Designs. 2nd ed John Wiley and Sons
Inc., New York.
Corley, R.V.H., and J.J Hardon, 1976, Oil Palm Research Elsevier Scientific Pub.
Co., New York.
Gall, R.J., and F.P. Greenspan, 1995, Epoxy Compound From Unsaturated Fatty Acid
Ester, Industrial and Engineering Chemistry 47(1):147-148.
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
Haya, Marlina Daniel, 1991, Mempelajari Pembuatan Senyawa Epoksi dari Minyak
Kelapa Sawit Kasar, Tesis. IPB, Bogor.
Haryati, T., dan Buana. L, 1992, Pengaruh Suhu dan Lama Waktu Kristalisasi
Terhadap Pemisahan Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit, Menara
Perkebunan, 60(3), 94-98.
Haryati, T., dan Oerip,S, 1991, Epoksidasi Metil Ester Asam Lemak dari Fraksi
Olein, Menara Perkebunan, 60(3), 90-94.
Hendrawati, T.Y., 1992, Hidrolisis Minyak Biji Karet dengan Katalisator Reagen
Twitchell, Laporan Penelitian, Yogyakarta, Lab. Proses Kimia Jurusan Teknik
Kimia FT. UGM.
Koto, Zulham S., 1992, Pembuatan Senyawa Epoksi Metil Ester Asam Lemak dari
Fraksi Olein Minyak Sawit, Tesis, IPB, Bogor.
Kumoro, A.C, 1995, Hidrolisis Minyak Biji Kluwak pada suhu diatas 1000C.,
Laporan Penelitian, Yogyakarta, Lab. Proses Kimia Jurusan Teknik Kimia FT.
UGM.
Kirk, R.E., and D.F. Othmer, 1965, Encyclopedia of Chemical Technology, Vol. 2nd
ed., John Wiley and Hall., London.
Kwart, H., and D. M. Hoffman, 1996, Journal Organic Chemistry Chemical Society
Northampton Streets Easton, Perrisylvania, 31:419-425.
Lemoult, S.C., P.F. Richardson and S.M. Roberts, 1995, Lipase-Catalyzed Baeyer-
Villiger Reactions, J. Chem. Soc., Perkin Trans. I:89.
Paquot, C dan A. Hantfene, 1987, Standart Methods for The Analysis of Oils, Fats,
and Derivates of The IUPAC, Blackwell Scientific Pub, London.
Sadi,S., K. Pamin, and Darnoko, 1995, Preparation of Butyl Epoxystearate From
Palm Oil and Palm Fatty Acid, Paper is presented at 21st World Congres and
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
Exhibition of The International Socienty for Fat Research 1 6 Oct, The
Hagua, Netherland.
Sadi, S., 1992, Proses In- Situ Epoksidasi Minyak Sawit, Buletin Perkebunan, 23 (2),
115 1234.
Sinaga, Mersi S., 2005, Optimasi Proses Pembuatan Senyawa Epoksi dari Metil Ester
Palm Fatty Acid Distillate, Tesis, USU, Medan.
Sofiah, 1989, Hidrolisis Minyak Biji Karet dengan Katalisator Damar Penukar Ion.
Laporan Penelitian, Yogyakarta, Lab. Proses Kimia Jurusan Teknik Kimia FT.
UGM.
Swern, D., 1982, Baileys Industrial Oil and Fat Producs, Vol 1 dan 2, 4th ed., John
Wiley & Sons, New York.
Upidi , K., 1979, Styrene Butadien, Epoxidation of a Block Polymer, JAPS, 23:3301-
3309.
Warwel, S., M. Ruch gen. Klaas, and M. Sojka, 1991, Formation of Vicinal Diols by
Re2O7-Catalyzed Hydroxylation of Alkenes with Hydrogen Peroxide, J.
Chem. Socs., Chem Commun.:1578-1579.
Wood, W., and J. Termini, 1958, Ion Exchange Resin Catalyst Stability in In Situ
Epoxidation, JAOCS 35(7):331-335.
Yadav, G.D. and K. Manjula Devi, 2001. A. Kinetic Model for Enzyme Catalyzed
Self Epoxidation of Oleic Acid. JAOCS 78 (4) : 347 351.
Yuliasari, R dan Herawan T., 1999, Peranan H2SO4 Pada Reaksi Epoksidasi Metil
Oleat Asam Lemak Sawit, Warta PPKS 7(2): 81 86.
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008
http ://www.Rephis Weblong, 2007.
http : // id.Wikipedia.org/wiki/katalis.
Syawaluddin Nasution : Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak Sawit Destilat Menggunakan
Katalis Amberlite, 2009
USU Repository 2008