jumlah cadangan hidrokarbon diperkirakan masih cukup besar, tetapi tekanan sudah sangat
menurun
1. Kedalaman
Kedalaman reservoir merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan suatu EOR dari segi
teknik maupun ekonomi. Dari sudut pandang teknik, jika reservoir cukup dangkal, tekanan injeksi
yang dapat dikenakan pada reservoir juga kecil karena dibatasi oleh tekanan rekah.
2. Kemiringan
Kemiringan memiliki arti yang penting jika perbedaan rapat massa yang didesak cukup besar. Jika
kecepatan pendesakan besar sekali, pengaruh kemiringan tidak terlalu besar. Jika fluida
pendesaknya air, maka cenderung untuk maju lebih cepat di bagian bawah.
4. Sifat Petrofisik
Besaran besaran petrofisik yang mempengaruhi keberhasilan metode EOR atau peningkatan
perolehan ialah :
Porositas
Permeabilitas
Permeabilitas efektif sebagai fungsi saturasi (krodan krw)
Tekanan kapiler
Kebasahan batuan
5. Mekanisme Pendorong
Peranan mekanisme pendorong sangat penting artinya dalam EOR. Misalnya, jika suatu reservoir
memiliki tenaga pendorong air (waterdrive mechanism) yang kuat, maka injeksi air atau kimiawi
tidak akan memberi dampak yang berarti.
Cadangan minyak tersisa reservoir mempunyai hubungan langsung dengan nilai ekonomi penerapan
suatu metode EOR. Makin besar cadangan tersisa, maka makin besar suatu proyek EOR
mendapatkan keuntungan.
8. Viskositas Minyak
Viskositas minyak penting dalam pemilihan metode EOR dan juga dalam penentuan keberhasilan
metode tersebut. Dalam pendesakan tak tercampur, besaran yang menentukan efektifitas
penyapuannya ialah perbandingan mobilitas fluida pendesak dengan minyak didesak.
1. Mobilitas Fluida
- Mobilitas merupakan suatu ukuran kemudahan suatu fluida untuk mengalir melalui media berpori
dengan suatu gradient tekanan tertentu.
- Mobilitas fluida merupakan perbandingan antara permeabilitas efektif fluida tersebut terhadap
viskositasnya pada kondisi reservoir.
= kf/f ..(1)
dengan :
kf = permeabilitas efektif, md
f = viskositas fluida, cp
M=(k/)pendesak/(k/)didesak ..(2)
dengan :
M = perbandingan mobilitas
k = permeabilitas efektif fluida, md
= viskositas fluida, cp
Bila proses pendesakannya merupakan pendesakan fluida yang bercampur (miscible), maka
permeabilitas efektif fluida pendesak dan fluida yang didesak sama, sehingga secara lebih sederhana
yang dibandingkan hanya viskositas kedua fluida tersebut saja.
- Efisiensi pendesakan merupakan perbandingan antara volume hidrokarbon (minyak atau gas) yang
dapat didesak dari sebuah atau banyak pori pori terhadap volume hidrokarbon total yang terdapat
di dalam pori pori tersebut.
Dalam prakteknya, efisiensi pendesakan didefinisikan lebih sederhana, yaitu fraksi hidrokarbon
(minyak atau gas) yang dapat didesak setelah dilalui oleh front dan zona transisinya.
Bila dianggap suatu kasus pendesakan linier pada suatu sampel media berpori yang berbentuk
silinder, kemudian semua pori pori yang terletak di belakang front dapat diisi oleh fluida
pendesaknya, maka sesuai dengan definisi, efisiensi volumetriknya akan mencapai 100% dan
hubungan yang menunjukkan efisiensi pendesakan adalah sebagai berikut :
dimana :
ED = efisiensi pendesakan, fraksi
Soi = saturasi minyak mula mula (pada saat awal
pendesakan)
Sor = saturasi minyak sisa
Dalam prakteknya, Sor dan ED akan tetap harganya sampai bidang front mencapai titik produksi.
Pada saat dan sebelum waterbreakthrough terjadi, efisiensi pendesakan ditunjukkan oleh
persamaan :
Harga Soi akan berkurang dan ED akan bertambah dengan terus berlalunya zona transisi melewati
sumur produksi. Setelah zona transisi berlalu, maka akan diperoleh harga Sorminimum yang
merupakan saturasi minyak irreducible dan efisiensi pendesakan akan mencapai suatu harga
maksimum, sesuai dengan persamaan :
6. Efisiensi Invasi
Efisiensi invasi didefinisikan sebagai besarnya perbandingan antara volume hidrokarbon dalam pori
pori yang telah didesak oleh fluida terhadap volume hidrokarbon yang tertinggal di belakang front.
Dalam pembicaraan mengenai efisiensi penyapuan, seolah olah proses pendesakan memiliki sifat
sifat yang merata secara vertikal. Tetapi pada kenyataannya hal tersebut jarang sekali terjadi di
dalam reservoir. Agar pengaruh aliran ke arah vertikal turut diperhitungkan, maka perlu ditentukan
terlebih dahulu efisiensi invasinya. Besar kecilnya efisiensi invasi dipengaruhi oleh adanya pelapisan
serta pengaruh gravitasi.
E=EsxEDxEi (6)
SURFAKTAN untuk EOR (Enhanced Oil Recovery)
Sun, Jan 12, 2014
Surfactant flooding
merupakan salah
satu metode dalam
proses Enhanced Oil
Recovery (EOR).
Salah satu metode EOR yang sedang berkembang adalah injeksi kimia. Bahan kimia yang digunakan
adalah alkali, surfaktan, dan polimer. Debons (1990) menyatakan bahwa salah satu cara EOR dilakukan
dengan cara menginjeksikan surfaktan ke dalam reservoir. Surfaktan yang digunakan adalah surfaktan
yang larut dalam minyak (oil soluble). Menurut Ayirala (2002), ketika surfaktan diinjeksikan maka
surfaktan menyebar ke dalam minyak dan air kemudian menurunkan tegangan antarmuka yang rendah
meningkatkan capillary number. Hasilnya, lebih banyak minyak yang tadinya dalam
kondisi immobile berubah menjadi mobile. Menyebabkan perbaikan rasio mobilitas yang efektif.
Surfaktan dapat menurunkan tegangan antar muka antara fluida dengan fluida, fluida dengan batuan,
dan fluida dengan hidrokarbon. Disamping itu, surfaktan dapat memecah tegangan antar muka dari
minyak yang terikat dengan batuan, mengurangi terjadinya
water blocking dan mengubah sifat kebasahan (wettability) batuan menjadi suka air (water wet). Dalam
kondisi batuan yang bersifat water wet, minyak menjadi fasa yang mudah mengalir dan dengan
demikian water cut dapat diturunkan, memperbaiki permeabilitas, dan diharapkan terjadinya
peningkatan produktifitas sumur. (Allen and Robert, 1993; Mulyadi, 2000).
Subjek penting lainnya pada surfaktan untuk EOR adalah adsorpsi surfaktan dimana surfaktan akan
kontak dengan permukaan batuan padat. Banyak surfaktan teradsorpsi pada sela batuan hingga terjadi
interaksi elektrostatik antara lokasi aplikasi pada permukaan padat dan surfaktan. Faktor yang
mempengaruhi adsorpsi surfaktan dalam sebuah reservoir meliputi temperatur, pH, salinitas, tipe
surfaktan, dan tipe batuan. Satu-satunya faktor yang dapat dimanipulasi untuk tujuan enhanced oil
recovery adalah tipe surfaktan, yang disesuaikan dengan kondisi reservoir (Ayirala 2002).
Dalam pemodelan EOR diperlukan batuan yang disesuaikan dengan batuan reservoir. Batuan reservoir
merupakan batuan berpori dimana dalam pori-pori batuan tersebut terdapat akumulasi fluida reservoir
seperti minyak, air dan gas. Sekitar 60 % dari reservoir terdiri atas batu pasir dan 30 % terdiri atas
batu gamping dan sisanya batuan lain. Secara umum sifat yang dimiliki batuan reservoir berhubungan
dengan sifat statik (porositas dan saturasi) dan dinamik (permeabilitas).