Anda di halaman 1dari 3

Lapangan Usaha 2012 2013 Laju

Pertumbuhan
(2) (%)
(1) (3)

01. Pertanian 1.430.876.000 1.461.683.680 2,15

01.1. Tanaman Bahan Makanan 899.855.000 910.297.300 1,16


01.2. Tanaman Perkebunan
Rakyat 60.431.000 62.872.370 4,04

01.3. Peternakan 405.672.000 423.071.780 4,29

01.4. Kehutanan 19.413.000 19.512.030 0,51

01.5. Perikanan 45.506.000 45.930.210 0,93

02. Pertambangan dan Penggalian 50.447.000 52.953.090 4,97

03. Industri Pengolahan 777.201.000 836.400.310 7,62

04. Listrik dan Air Besar 63.399.000 67.934.910 7,15

05. Bangunan / Konstruksi 144.967.000 154.001.870 6,23

06. Perdagangan 1.203.141.000 1.287.650.140 7,02


07. Pengangkutan dan
Komunikasi 139.555.000 147.589.750 5,76
08. Keuangan, Persewaan dan
Jasa Perusahaan 306.488.000 334.566.390 9,16

09. Jasa Jasa 609.484.000 639.285.430 4,89

Jumlah 4.725.559.000 4.982.065.570 5,43


Lapangan Usaha 2011 2012 Laju
(1) (2) (3) Pertumbuhan (%)

01. Pertanian 1.414.160.210 1.430.876.000 1,18


01.1. Tanaman Bahan
Makanan 879.303.000 899.855.000 2,34
01.2. Tanaman
Perkebunan Rakyat 58.842.000 60.431.000 2,70

01.3. Peternakan 393.087.000 405.672.000 3,20

01.4. Kehutanan 18.825.000 19.413.000 3,12

01.5. Perikanan 43.400.000 45.506.000 4,85


02. Pertambangan dan
Penggalian 40.119.990 50.447.000 25,74

03. Industri Pengolahan 728.156.888 777.201.000 6,74

04. Listrik dan Air Besar 63.695.887 63.399.000 -0,47


05. Bangunan /
Konstruksi 116.378.446 144.967.000 24,57

06. Perdagangan 1.079.655.954 1.203.141.000 11,44


07. Pengangkutan dan
Komunikasi 118.914.705 139.555.000 17,36
08. Keuangan, Persewaan
dan Jasa
303.219.297 306.488.000
Perusahaan 1,08

09. Jasa Jasa 575.967.904 609.484.000 5,82

Jumlah 4.440.269.279 4.725.559.000 6,43


Sumber : BPS Kabupten Boyolali
Temuan/Analisis:
1. Berdasarkan data pertumbuhan ekonomi Boyolali Tahun 2012 2013, terlihat bahwa
terdapat penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi dari 5,6% di tahun 2012, turun menjadi
5,2% di Tahun 2013. Hal ini patut menjadi perhatian tersendiri karena cukup jauh di bawah
Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah Tahun 2013 yang mencapai 5,9%.
2. Persoalan tingkat pertumbuhan sektoral, terutama rendahnya pertumbuhan sektor
pertanian Tahun 2013 yang hanya mencapai 1,6%, dimana tentu belum menunjukkan indikasi
efektifitas kebijakan-kebijakan yang bermuara pada perwujudan misi ke 1 RPJMD 2010-
2015: Meningkatkan perekonomian rakyat yang bertumpu pada sektor unggulan daerah dan
mempertahankan prestasi sebagai lumbung padi.
3. Terdapat tiga sektor ekonomi Boyolali yang tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi
yaitu Bangunan/Konstruksi (8%), Perdagangan/Hotel/Rumah makan (9,3%) dan Perbankan
dan lembaga keuangan (6,9%). Di satu sisi pertumbuhan ketiga sektor ini memang patut
diapresiasi karena menandakan dinamika ekonomi Boyolali yang mengarah pada sektor
tersier, dari padat karya menuju padat modal. Namun perlu diingat pula, bahwa kondisi ini
juga menandakan pertumbuhan ekonomi Boyolali belum inklusif, mampu mengintegrasikan
secara seimbang antara sektor primer, sekunder dan tersier.
4. Adalah menjadi cukup berbahaya bagi fondasi ekonomi lokal bila pertumbuhan sektor
pertanian ditinggalkan. Dalam formasi ekonomi lokal semacam ini, ketika terjadi krisis
ekonomi akan sangat mudah terjadi lonjakan angka kemiskinan. Tesis ini tentu sangat
mungkin ketika melihat kontribusi sektor pertanian (ADHK) mencapai 32,6% total PDRB.
5. Pertumbuhan sektor-sektor Bangunan/konstruksi, Perdagangan Hotel Restoran dan
Perbankan/lembaga keuangan, sangat mendongkrak capaian pertumbuhan ekonomi Boyolali
2013. Namun kita mengetahui bahwa pertumbuhan yang tinggi pada ketiga sektor tersebut
tidak bisa diklaim begitu saja menjadi hasil langsung peran kebijakan pemerintah daerah.
Artinya, jika pertumbuhan tiga sektor ini bagus, tidak lantas bisa disimpulkan peranan
pemerintah kabupaten telah optimal. Progresifitas pertumbuhan ketiga sektor tersebut
diyakini lebih banyak berbasis inisiatif kalangan swasta, kondisi ekonomi/pasar, dan
dukungan perbankan.

Rekomendasi:
Pemkab. Boyolali hendaknya terus berupaya mengurangi tingkat kesenjangan ekonomi, baik
kesenjangan sektoral (sektor primer, sekunder dan tersier) maupun kawasan (pedesaan
perkotaan) melalui penumbuhan pusat-pusat pertumbuhan sektor pertaniandengan sinergi
segmen ekonomi kerakyatan, antara kelompok usaha mikro dan kecil (pertanian), dengan
usaha menengah dan besar yang berbasis produk unggulan pertanian.
Pemkab Boyolali juga sudah waktunyamelakukan percepatan pembanguan infrastruktur,
terutama infrastruktur transportasi perdesaan dan sarana prasarana usaha pertanian.

Anda mungkin juga menyukai