Anda di halaman 1dari 5

Gangguan Hiperkinetik

Reaksi hiperkinetik ditandai oleh aktivitas yang berlebihan, kegelisahan, perhatian yang mudah
dialihkan dan daya konsentrasi yang kurang. Seorang anak yang normal mungkin saja
meunjukan aktivitas yang tinggi, tetapi anak hiperkinetik hamper tidak ada henti-hentinya
bergerak kesana dan kesini, melakukan ini dan itu atau hal-hal yang mengkhawatirkan
orangtuanya karena berbahaya. Anak itu dapa bereaksi terhadap rangsangan dengan emosi yang
berlebihan ia sering labil dan mudah mengalami kecelakaan.

Gangguan hiperkinetik ini diduga merupakan suatu keadaan yang primer fisiologis, tetapi dapat
menimbulkan gangguan emosi pada anak itu, yang disebabkan oleh perlakuan orang tuanya
terhadapnya (tidak sabaran, tekanan, hukuma, celaan, dan sebagainya) karena mereka tidak
mengerti perilaku anak tersebut.

Diagnosis dibuat menurut riwayat anak. Kadang ditemukan gangguan neurologis yang sepintas
lalu, perubahan pada elekroensefalogram atau nilai ambang konvulsi yang rendah.

Pengobatan ialah dengan amfeamin, neuroleptika atau anti depressant trisiklik (amitriptilin,
imipramin).gangguan fisiologik ini biasanya menghilang antara umur 12-18 tahun, medikasi lalu
dihentikan, bila terdapat gangguan emosional akobat hiperkinesia diterangkan kepada orang ua
dan kepada anak itu sendiri,diterangkan bahwa keadaan ini akan sembuh dan dapat dibantu
dengan obat-obatan.mereka diberi kesempatan mencurahkan isis hatiku. Suatu lingkungan yang
teratur dan tenang dapat membantu.

Menurut PPDGJ F90.Pedoman Diagnostik dari gangguan hiperkinetik

- ciri-ciri utama ialah berkurangnya perhatian dan aktivitas yang berlebihan. Kedua cirri ini
menjadi syarat mutlak untuk diagnosis dan haruslah nyata ada pada lebih dari satu situasi
(misalnya di rumah, di kelas, di klinik)

- Berkurangnya perhatian tampak jelas dari terlalu dini dihentikannya tugas dan ditinggalkannya
suatu kegiatan sebelum tntas selesai. Anak-anak ini seringkali beralih dari datu kegiatan ke
kegiatan lain, rupanya kehilangan minatnya terhadap tugas yang satu, karena perhatiannya
tertarik pada kegiatan lainnya (sekalipun kajian laboratorium pada umumnya tidak menunjukkan
adanya derajat gangguan sensorik atau perceptual yang tidak biasa ). Berkurangnya dalam
ketekunan dan perhatian ini seharusnya hanya didiagnoss bila sifatnya berlebihan bagi anak
dengan usia atau IQ yang sama.

- Hiperaktivitas dinyatakam dalam kegelisahan yang berlebihan, khususnya dalam situasi yang
menuntut keadaan relative tenang. Hal ini tergantung dari situasinya mencakup anak itu berlari
lari atau berlompat-lompat sekeliling ruangan ataupun bangun dari duduk.kutsi dalam situasi
yang menghendaki anak itu tetap duduk. Terlalu banyak bicara dan rebut, atau
kegugupan/kegelisahan dan berputar-putar. Tolok ukur untuk penilainnya adalah bahwa suatu
aktivitas disebut berlebuhan dalam konteks apa uang diharapkan pada suatu situasi dan
dibandingkan dengan anak-anak lain yang sama umur dan IQ nya. Ciri lhas perilaku ini paling
nyata di dalam suatu situasi yang berstruktut dan diatur yang menuntut suatu tingkat sikap
pengendalian diri yang tinggi.

- Gambaran penyerta tidaklah cukuo bahkan tidak diperdulika bagi suatu diagnosis namun
deikian ia dapat mendukung.kecerobohan dalam hubungan-hubungan social kesembronoan
dalam situasi berbahaya dan sikap yang secara impulsive melanggar tata tertib social (yang
diperlihatkan dengan mencampuri urusan atau mengganggu kegiatan orang lain terlampau cepat
menjawab pertanyaan yang belum lengkap diucapkan orang atau tidak sabar menggu gilirannya),
kesemuanya merupakan cirri khasdari anak-anak dengan gangguan ini.

-Gangguan belajar serta kekakuan motoriksangat seringterjadi dan haruslah di caatt secara
terpisah bila ada,namun demikian tidak boleh dijadikan bagian dari diagnosis actual mengenai
gangguan hiperkinetik yang sesungguhnya

- Gejala-gejala dari gangguan tingkah laku bukan merupakan criteria eksklusi ataupun criteria
inklusi untuk diagnosis utamanya, tetapi ada tidaknya gejala-gejala itu dijadikan dasar untuk
subdivisi utama dari gangguan tersebut.
ADHD adalah singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder, yaitu sebuah gangguan
pada perkembangan otak yang menyebabkan penderitanya menjadi hiperaktif, impulsif, serta
susah memusatkan perhatian sebelum usia 7 tahun dan minimal ada dua setting yang berbeda
seperti dirumah atau di sekolah. Kondisi ini dulunya dikenal dengan ADD atau Attention Deficit
Disorder.

ADHD adalah kondisi yang bisa terdapat pada anak-anak, remaja bahkan pada orang dewasa.
Namun gejalanya biasanya mulai berkembang pada masa kanak-kanak dan berlanjut hingga
dewasa. Diperkirakan terdapat 3-5 persen anak-anak atau anak usia sekolah yang mengalami
kondisi ini. Tanpa penanganan yang tepat, ADHD dapat menimbulkan konsekuensi yang serius
seperti mal-prestasi (under-achievement), kegagalan di sekolah atau pekerjaan, susah menjalin
hubungan atau interaksi sosial, rasa tidak percaya diri yang parah, dan juga depresi kronis.

Gejala ADHD

Gejala atau pertanda ADHD bisa berbeda bagi setiap orang. Gejalanya biasanya mulai tampak
saat masa anak-anak. Berikut ini adalah tiga gejala utama ADHD yang umum pada anak-anak:

Hiperaktif
Tampak seperti kelebihan energi, selalu aktif dan tidak bisa diam. Tanda-tandanya yang
biasanya tampak adalah:

Tidak bisa bermain dengan tenang


Susah berdiam diri, menggeliat, gelisah, dan sering berdiri kembali ketika duduk
Selalu bergerak, seperti berlari atau memanjat pada sesuatu
Tidak bisa duduk dengan tenang

Inattention atau bermasalah pada perhatian


Berupa gangguan atau kesulitan untuk memperhatikan sesuatu. Gejala yang biasanya tampak
antara lain:

Sangat susah untuk memusatkan perhatian


Tampak tidak mendengarkan ketika orang lain berbicara kepadanya
Perhatiannya sangat mudah teralihkan
Sering membuat kesalahan akibat kurang berhati-hati atau karena kurang memperhatikan
Susah mengikuti arahan atau menyelesaikan tugas
Sering melupakan atau menghilangkan sesuatu
Memiliki kecenderungan untuk mengingau saat tidur

Impulsif
Penderita ADHD biasanya memiliki sifat impulsif atau bertindak tanpa berpikir (spontan).
Gejala yang dapat dikenali misalnya:

Kesulitan untuk menunggu giliran


Menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan selesai atau sebelum diberi kesempatan
Sering menginterupsi orang lain
Bertindak impulsif tanpa memikirkan konsekuensinya, seperti berlari di tengah acara
formal, mengejar sesuatu yang berbahaya, dsb.

Selain ketiga gejala di atas, terdapat juga beberapa gejala lain yang bisa terjadi pada penderita
ADHD, antara lain:

Menunjukkan sikap menentang atau melanggar peraturan


Susah untuk bersosialisasi dengan orang lain
Kurangnya rasa percaya diri
Kemampuan mengorganisasi yang buruk
Cepat bosan
Gelisah
Sering terburu-buru dalam mengambil keputusan

Penyebab ADHD

Penyebab pasti ADHD belum diketahui secara pasti, namun para peneliti memusatkan objek
penelitiannya pada kinerja dan perkembangan otak. Selain itu, terdapat tiga faktor yang dianggap
mempengaruhi kondisi ADHD, yaitu:
Faktor genetik/keturunan
Sebagian besar penderita ADHD mendapatkan kondisi ini dari orang tuanya. ADHD
memiliki kecenderungan besar terjadi pada keluarga/keturunan.
Ketidakseimbangan kimia
Para ahli meyakini bahwa ketidakseimbangan kimiawi pada otak (neurotransmitter)
merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan gejala ADHD.
Kinerja otak
Pada anak yang menderita ADHD, didapati bahwa area otak yang mengontrol perhatian
tampak tidak terlalu aktif, dibandingkan dengan anak-anak lainnya yang tidak menderita
ADHD.

Pengobatan dan Penanganan ADHD

Walaupun kondisi ini tidak bisa disembuhkan, terdapat beberapa tindakan atau penanganan bagi
penderita ADHD. Pengobatan di sini berarti tindakan atau strategi untuk membantu mengontrol
gejala-gejala ADHD. Tujuannya adalah membantu penderitanya meningkatkan kemampuan
sosial, meningkatkan kemampuan dalam belajar/bekerja, meningkatkan rasa percaya diri anak,
dan menjaga penderitanya dari tingkah laku yang dapat membahayakan diri sendiri.

Pengobatan bagi penderita ADHD bisa berupa obat-obatan ataupun terapi. Obat-obatan yang
sering diberikan oleh dokter biasanya berupa stimulan, yang digunakan untuk membantu
mengontrol sikap hiperaktif dan impulsif pada anak, serta membantu meningkatkan fokus atau
perhatian.

Penanganan berupa terapi (psikoterapi) juga umum diberikan pada penderita ADHD. Terapi
yang diberikan bisa berupa pelatihan kemampuan sosial, modifikasi tingkah laku (behavior), dan
juga terapi kognitif. Orang tua dan keluarga juga biasanya akan diberikan pelatihan berupa
pengenalan terhadap ADHD, cara menghadapi gejala ADHD pada anak, pendekatan-pendekatan
yang digunakan, ataupun berupa support bagi orang tua yang memiliki anak penderita ADHD.

Anda mungkin juga menyukai