Anda di halaman 1dari 4

Radioterapi

Siapa yang tidak tahu tentang radioterapi? Tentu kita sabagai karyawan RS. Margono kalau
ditanya jawabannya pasti tahu. Karena sejak dibukanya pelayanan Radioterapi pada bulan
maret 2006 di RS. Margono, banyak diantara kita yang tercengang. Prediksi awal pelayanan
radioterapi tidak ada pasiennya, tetapi justru sejak dibuka sampai sekarang pasien yang
berobat ke Instalasi Radioterapi RSMS harus melalui daftar tunggu tertebih dahulu. Target
pendapatan pada tahun pertama pada kisaran 400 juta rupiah,tetapi hanya dalam jangka
waktu satu bulan target pendapatan sudah terpenuhi. Dan masih banyak lagi sisi-sisi lainnya
yang bisa membuat kita tercengang.

Tetapi tahukah kita, bagaimanakah pelayanan radioterapi itu? Apakah hanya sekedar
pelayanan sinar cobalt-60 atau ada jents-jenis pelayanan yang lainnya. Datam tulisan ini akan
saya jelaskan tentang seluk beluk radioterapi dari mulai pengertian radioterapi sampai jenis
pelayanan radioterapi yang kita punyai ini

A. Pengertian Radioterapi

Terapi Radiasi atau iebih dikenal istilah Radioterapi adatah pengobatan yang terutama
ditujukan untuk keganasan dengan menggunakan sinar pengion. Meskipun demikian, ada
beberapa bentuk penyakit yang bukan keganasan yang kadang diterapi dengan radioterapi ini,
contohnya pengobatan ketoid, Grave's disease, Radikastrasi, dll, demikian pula kadang-
kadang digunakan bukan sinar pengion, contohnya adalah gefombang panas (hyperthermia}
yang digunakan secara bersama-sama untuk mendapatkan respon radiasi yang lebih baik
untuk tumor-tumor tertentu.

B. Sejarah Perkembangan Radioterapi

Terapi radiasi ini lelah dilakukan tidak lama setelah Rontgen menemukan sinar X pada
Nopember 1895 iebih dari 1 abad yang lalu. Tidak lama kemudian Curie menemukan suatu
zat radioaktif vaitu Radium pada tahun 1898 yang kemudian dipergunakan sebagai bentuk
terapi radiasi dan menjadi petopor brachytherapy. Sejalan dengan penemuan-penemuan
tersebut, berkembang pula pengetahuan di bidang Radiofisika dan Radiobtologi, yang
menjadi dasar pengetahuan dan penerapan dalam bidang ilmu Radioterapi. Perkembangan
selanjutnya adalah berkembang pula cabang i!mu yang mempelajan keganasan yang disebut
Onkologi pada berbagai cabang ilmu yang lain antara lain, Onkologi Dasar, Histopatologi
Onkologi, Onkoiogi Medfk, Onkologi Bedah, Onkologi Ginekologi, Onkologi Radiasi, dtl;
yang mempelajan secara mendalam mengenai keganasan.
Perkembangan radioterapi juga ditentukan dengan diciptakannya aiat-alat canggih berupa
pesawat radiasi eksternaf, brakiterapi. Treatment Planning System, Simulator, CT Scan
Simulator, yang keseluruhannya telah terkomputerisasi. Sejalan dengan itu juga
dikembangkan teknik-teknik radiasi, sehingga radiasi dapat diberikan dengan akurat dan
aman, Oleh karena itu pendekatan penanganan keganasan saat ini, baik untuk Diagnostik
maupun untuk Terapi adalah pendekatan Multi Disiplin, sehingga pasien tidak ditangani
secara sendiri-sendiri di tiap disiplinilmu.
Onkologi Radiasi sendtri adalah cabang ilmu klinik yang mengobati kanker dan penyakit lain
dengan sinar pengion, baik radioterapi saja maupun kombinasi dengan bentuk pengobatan
lain, mengadakan penelitian di bidang fisika radiasi dan radiobiologidan pendidikan di bidang
profesi.
Radiation therapy adalah cabang ifmu yang hanya mengobati pasien dengan keganasan dan
bukan keganasan dengan sinar pengion.

C.Tujuan Terapi Radiasi/Radioterapi

Tujuan radiasi secara umum terbagi dua yaitu:

1. Radioterapi Definitif
2. Radioterapi Paliatif

Radioterapi Definitif adatah bentuk pengobatan yang ditujukan untuk kemungkinan survive
setelah pengobatan yang adekuat, bahkan juga bila kemungkinan survive itu rendah, contoh
pada tumor-tumor dengan T4 pada tumor kepala dan leher, pada pasien kanker paru dan
kanker serviks stadium F!GO Ml b atau bahkan IVa,
Radioterapi Paliatif adalah bentuk pengobatan dimana tidak ada lagi harapan untuk hidup
pasien untuk jangka panjang. Keluhan dan gejala yang dirasakan oleh pasien yang harus
dihitangkan merupakan bentuk pengobatanyangdiberikan. Tujuan pengobatan paliatif dengan
demikian untuk menjaga kualitas hidup pasien di sisa hidupnya dengan menghilangkan
keiuhan dan gejala, sehingga pasien hidup dengan lebih nyaman.
Kombinasi pemberian radioterapi juga dapat berbentuk:

1. Radioterapi saja
2. Radiasi preoperasi
3. Radiasi postoperasi
4. Kombinasi Kemoradiasi
5. Radiasi intra/perioperatif

Radioterapi saja adalah bentuk pengobatan dengan radiasi


saja sejak dari awal sampai akhir. Pada pelaksanaannya
teknik radiasi menggabuhgkan berfaagai teknik radiasi
dengan tujuan untuk menjaga jaringan sehat dari efek buruk
radiasi.
Radiasi preoperasi adalah bentuk pengobatan radiasi yang mendahului tindakan operasi,
tujuan utama adalah untuk meningkatkan resektabilitas dari tumor, oleh karena dengan
radiasi tumor akan mengecil, batas-batas menjadi jelas dan tegas sehingga operasi lebih
mudah dilakukan, tujuan kedua adalah untuk mengurangi kemungkinan metastase jauh akibat
tindakan operasi, oleh karena set-sel yang terkena radiasi sudah tidak mempunyai
kemampuan untuk htdup di tempat lain, bila sel ini terlepas dan masuk pembuluh darah pada
saat tindakan operasi.
Radiasi postoperasi adalah pengobatan adjuvant yang dilakukan setelah tindakan operasi.
Radiasi ditakukan dengan tujuan untuk mencegah timbulnya kekambuhan lokal yang
disebabkan oleh adanya resiko terjadinya kambuh iokal berupa:

1. Adanya residu tumor setelah operasi, baik gross residu. mikroskopik residu, tepi
sayatan tidak bebas tumor, kelenjar getah benlng regional yang positif mengandung
anak sebar tumor, secarta histologi berdiferensiasi buruk, atau bentuk histologi yang
angka kekambuhannya tinggi, contoh adenokarsinoma atau adenoskuamosa.
2. Tumor-tumor yang kemungkinankambuh sangat tinggi. Kemoradiasi adalah bentuk
pengobatan kombinasi antara radiasi dengan kemoterapi dengan tujuan untuk
meninggikan respon radiasi. Kemoterapi disini bersifat sebagai radiosensitiser.
Kemoradiasi dapat berbentuk neoadjuvant sebelum tindakan operasi, ataupun dapat
berdiri sendiri tanpa operasi.

Radiasi intra/peri operatif dilakukan pada saat operasi sebelum luka operasi
ditutup.Tekniknya dapat berupa:

1. Kontak radioterapi dengan menggunakan sinar elektron.


2. Brachyterapi.

Kegagalan radioterapi untuk mengeliminasi tumor dapat disebabkan beberapa hal:

1. Bila ukuran tumor terlalu besar


2. Bila volume radiasi tidakadekwat
3. Bila tumorada daiam keadaan hypoxic
4. Bila tumor dalam siklus sel yang tidak berespon terhadap radiasi 5. Dosis total yang
harus diberikan tidak sesuai oleh karena dibatasiolehjaringansehatsekitar tumor

D. Penatalaksanaan Radioterapi

Untuk menguraikan penatalaksanaan radioterapi harus dilihat kasus per kasus. Apakah
penatalaksanaan radioterapi dengan kasus kanker cerviks, payudara, nasofaring dll. Tetapi
untuk lebih singkatnya saya jelaskan penatalaksaan secara global.
Mungkin diantara kita ada yang pernah berinteraksi dengan radioterapi, apakah sekedar
mengantar pasien, keluarga atau hanya sekedar mendengar saja mengapa proses radioterapi
memerlukan waktu yang panjang. Bisa dua.tiga bahkan empat faulan baru selesai menjalani
radioterapi.
Pasien yang akan menjalani radioterapi harus melengkapi data-data pendukung. Data
pendukung tersebut berupa hasil pemeriksaan Patologi Anatomi(PA) untuk memastikan
bahwa si pasien benar-benar terkena penyakit kanker. Di samping itu hasil PA juga berfungsi
untuk menentukan stadium penyakit. Dengan mengetahui stadium, dokter akan mudah
menentukan dosis maupun treatment yang akan dijalani pasien. Data pendukung latnnya
adalah kadar Haemoglobin (HB) pasien. Kadar HB menunjukkan respon tidaknya sel kanker
terhadap radiasi. Pasien dengan kadar Hb dibawah 10, se! kankernya kurang respon terhadap
radiasi, sehingga apafaila radiasi diberikan kurang efektif. Agar se! kanker respon terhadap
radiasi kadar HB harus diatas 10. Foto Rontgen Thorax dan CT Scann juga dibutuhkan untuk
mengetahui ada tidaknya metastase. Kadang juga dibutuhkan Foto Rontgen Bone survey dan
USG.
Untuk melengkapi data-data pendukung tersebut biasanya pasien memerlukan tidak cukup
dijalani satu hart jadi, tetapi butuh beberapa hari. Setelah data-data pendukung lengkap pasien
diinstruksikan untuk menjali simulasi di ruang simulator, karena daya tampung peralatan kita
sangat terbatas, maka untuk menjalani simulasi pasien harus mengantri, sehingga diperlukan
penjadwalan. Biasanya selang antara instruksi simulasi dari dokter dengan pelaksaanaan
simulasi sekitar satu minggu. Hasil simulasi diverifikasi didalam Treatment Planning System
(TPS) kurang lebih memakan waktu dua sampai tiga hart. Apabila hasil olahan TPS sudah
cukup, maka pasien baru bisa menjalani penyinaran Cobalt-60, tetapi apabila belum cukup
karena adanya modivikasi-modivikasi, maka perlu dilakukan verifikasi dengan simulator
lag). Setelah diverifikasi baru pasien siap di sinar dengan cobalt-60. Waktu yang dibutuhkan
dalam penyinaran cobalt-60 bisanya antara 5-6 minggu ini terkandung dosis yang diberikan
dan teknik yang dipergunakan.

Anda mungkin juga menyukai