Yulia Hairina
Fakultas Ushuluddin dan Humaniora IAIN Antasari
Parent Management Training sebagai salah satu intervensi dalam penyelesaian masalah
bagi orangtua, terutama yang memiliki anak-anak dengan gangguan perilaku
menentang. Metode pelatihan ini yang banyak menggunakan teknik modifikasi perilaku
dan juga penerapan prinsip-prinsip yang berupa proses belajar individu dalam merubah
perilaku, khususnya yang dimaksud dalam tulisan ini ialah perilaku menentang anak.
Pada program Parent Management Training ini orangtua akan dilatih sebagai terapis
atau trainer dimana asumsinya mereka memiliki potensi paling besar untuk merubah
perilaku anak, karena mereka mempunyai kontrol yang paling besar terhadap aspek
penting dari lingkungan alamiah anak-anak. Selain itu, juga akan mempermudah bagi
anak-anak untuk mengaktualisasikan perilaku baru yang mereka pelajari, karena
mereka tidak harus menjalani proses yang diterima oleh terapis ke dalam rumah mereka.
Menyelesaikan permasalahan melalui pendekatan Parent Management Training ini
penekanannya pada hubungan dyadic dan melalui simptom perilaku untuk menjadi
dasar dalam melakukan intervensi. Dalam intervensi ini orangtua dan terapis saling
bekerjasama, yang mana pihak orangtua tentunya bersedia melakukan program yang
telah disusun untuk merubah perilaku yang menjadi target.
Muadalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 1, JanuariJuni 2013, 81-89 81
Yulia Intervensi
tidak terkecuali masalah psikologi pada orang dewasa (guru), selalu gelisah dan
anak. Bahkan menurut Kazdin (1988) tidak tenang saat pembelajaran, agresif,
terdapat 230 metode yang berbeda dan merusak (Walker, et. al. 2002).
dalam menangani permasalahan atau Perilaku-perilaku yang ditunjukkan
masalah perilaku anak. oleh anak yang mengalami gangguan
Suatu perilaku akan didefinisikan perilaku kemudian berdampak pada sisi
sebagai perilaku yang menyimpang akademis karena anak yang mengalami
(deviant) yaitu ketika terjadi suatu gangguan perilaku akan kesulitan di
disfungsi tentang norma-norma yang ajar di dalam kelas tradisional, sehingga
terkandung dan peran-peran yang akibatnya prestasi akademik menjadi
diharapkan suatu masyarakat. rendah bahkan kemudian anak atau
Perbedaan antara problem perilaku siswa didiagnosa mengalami learning
wajar dengan gangguan perilaku disabilities (Hunter 1997, 92-97).
terletak pada kemunculan perilaku Namun ternyata gangguan perilaku
bermasalah dalam keseharian dan pada pada anak tidak hanya memiliki
tingkat keparahan perilaku tersebut1. dampak pada sisi akademis saja,
Perilaku bermasalah pada gangguan namun juga akan berdampak pada saat
perilaku muncul lebih sering, lebih anak berinteraksi dengan lingkungan
kuat, lebih lama, terjadi pada berbagai sosialnya baik dengan oranglain
situasi berbeda, dan memiliki pola ataupun dengan teman sebayanya.
perilaku yang khas dibanding dengan Anak yang mengalami gangguan
perilaku seusia. Gangguan perilaku perilaku menunjukkan perilaku antara
pada anak biasanya akan dapat lain; permusuhan, menyalahkan orang
diidentifikasi dan tampak jelas pada lain, mengganggu dan perilaku agresif
usia sekolah. Bagi anak-anak usia baik verbal maupun nonverbal (Walker,
sekolah peran mereka diharapkan Colvin, Ramsey 1995, 2000)2.
menjadi murid yang memiliki perilaku Gejala-gejala gangguan perilaku ini
yang memadai (be adequately performing pada umumnya lebih banyak muncul
students). Di sekolah anak dihadapkan pada anak laki-laki daripada
pada situasi sosial dan tugas perempuan sekolah. Secara spesifik di
pembelajaran di sekolah, dan di sanalah antara anak-anak berusia 12 tahun
akan muncul gejala awal dari gangguan atau yang lebih muda, kemunculan
perilaku. Manifestasinya antara lain gangguan perilaku ini terjadi lebih
adalah perilaku menentang terhadap banyak bahkan dua kali lipatnya lebih
banyak daripada anak perempuan,
namun di antara usia remaja, jumlah
1 Dalam bukunya Child Psychoteraphy: yang lebih tinggi di alami oleh anak
Development and Identifying Effective Treatments.
New York:Guliford. 1988. Tingkat Keparahan
perempuan daripada anak laki-laki
Perilaku Anak terbagi menjadi Mild: ada 4 gejala (Yanti 2005, 2).
yang diperlukan untuk membuat diagnosa hadir
dan melakukan kejahatan penyebab
permasalahan relatif kecil kepada orang lain.
Misal membolos, meninggalkan rumah pada 2 Dalam teori perilaku kognitif, perilaku
malam hari tanpa ijin. Moderate: jumlah masalah sosial yang tidak tepat pada anak yang
perilaku dan pengaruh atas orang lain ada di mengalami gangguan perilaku menentang
posisi menengah, antara ringan dan berat. Misal: merupakan hasil rendahnya keterampilan sosial
mencuri, suka merusak. Severe: banyak yaitu kemampuan anak dalam mengikuti aturan-
permasalahan perilaku lebih dari yang aturan, mengatur emosi dan perilakunya untuk
diperlukan untuk membuat diagnosa hadir atau menjalin interaksi yang efektif dengan oranglain
melakukan kejahatan kepada orang lain. Misal: atau lingkungan seperti dikutip dalam buku
pemaksaan seks, kekejaman secara fisik, Terapi Kognitif Perilaku Anak. Walker, Colvin &
penggunaan senjata, merampok. Ramsey. 1995.2000.
82 Muadalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 1, JanuariJuni 2013, 81-89
Intervensi Yulia
hanya bagi anak-anak dan remaja yang penelitian tentang psikopatologi anak
menggunakan definisi masalah yang terlalu
mengalami tetapi juga masyarakat. umum, tanpa memberikan definisi yang tepat
Meskipun anak dengan masalah dari gangguannya. Kelemahan dalam ketepatan
perilaku tidak selalu menjadi dewasa dan definisi yang sfesifik akan menghambat
yang anti sosial, namun sebagian besar penerapan intervensi yang paling cocok untuk
masalahnya. (2) Kesulitan dalam mengontrol
dari mereka setelah dewasa cenderung
perbedaan usia. Banyak hasil penelitian anak
terlibat tindakan kriminal dan yang memakai jarak populasi yang luas seperti
mengembangkan perilaku antisosial, usia anak antara 4 sampai 14 tahun, secara
serta bermasalah dengan obat-obatan kuantitatif berbeda.(3) Kesulitan dalam
(Yanti 2005). Mereka juga cenderung mengontrol perbedaan jenis kelamin. Nevid. J. S.,
Rathus, S. A., Greene, B. (2005) Psikologi
memiliki masalah psikologis, sulit Abnormal. Edisi. Kelima. Jilid 2. Jakarta:
menyesuaikan diri dengan pendidikan Peberbit Airlangga.
dan pekerjaan, memiliki perkawinan 5 Berdasarkan penelitian Sanders, Gooley
Muadalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 1, JanuariJuni 2013, 81-89 83
Yulia Intervensi
dengan hal tersebut penelitian lain selama 6 bulan dan di ikuti dengan 4
(Yanti 2005) juga menyimpulkan bahwa gejala perilaku lainnya, yaitu sering
perilaku menentang adalah sebuah kehilangan control, melawan tokoh
masalah kesehatan masyarakat yang otoritas, yang ditunjukkan dengan
sangat besar berkisar antara 5 sampai kecenderungan untuk berargumentasi
10% di alami anak-anak yang berusia dengan orangtua dan guru serta
antara 8 sampai 16 tahun. Masalah menolak mengikuti permintaan atau
yang sama, ternyata juga di temukan di perintah aturan orang dewasa. Selain
Australia (Yanti 2005) yang melaporkan itu, mereka seringkali dengan sengaja
bahwa dari tahun 1999-2003 anak- mengganggu oranglain, mudah marah,
anak yang berusia 1 sampai 14 tahun sensitive atau mudah tersinggung,
dilaporkan mengalami gangguan menyalahkan oranglain sebagai
perilaku menentang, namun untuk di penyebab kesalahan atau perilaku
Indonesia masih belum ada data buruk mereka, benci kepada oranglain
spesifik mengenai berapa banyak atau dengki dan dendam pada
persentase ataupun jumlah dari oranglain. Gangguan ini biasanya
gangguan perilaku menentang dimulai sebelum usia 8 tahun dan
khususnya yang di alami anak-anak. berkembang secara bertahap selama
Dari BPS (Badan Pusat Statistik) hanya beberapa bulan atau tahun, biasanya
diketahui tentang jumlah kenakalan bermula di lingkungan rumah tetapi
anak dengan permasalahan- dapat meluas ke lingkungan lain seperti
permasalahan sosial yang terjadi di di sekolah. Selain itu, hambatan pada
masyakarat bukan jumlah gangguan perspective-taking-nya menyebabkan
perilaku menentang secara khusus. mereka yang memiliki gangguan
Gangguan perilaku menentang perilaku ini mudah sekali menyalahkan
adalah jenis gangguan yang oranglain, mereka kesulitan memahami
ditunjukkan dengan perilaku dan sikap maksud dan perasaan oranglain.
yang tidak mau patuh pada perintah Penanganan gangguan perilaku
orang dewasa atau figur otoritas (Boesky menentang tentu saja perlu dilakukan
D, Hersen M 2002).Gangguan perilaku secara konsisten agar tidak semakin
adalah gangguan psikiatri yang memiliki parah tingkat gangguan perilakunya
dua karakteristik utama dalam wujud tentunya dengan melibatkan berbagai
perilakunya yaitu agresvitas dan pihak yang signifikan terhadap
(kecenderungan) mengganggu oranglain perkembangan anak. Beberapa faktor
atau mengacau (disruptive behavior). yang saling berinteraksi (Cartledge &
Hal ini juga di ikuti dengan pola-pola Milburn, J.F. 1995) yang merupakan
sikap, yaitu: tidak kooperatif, penyebab dari munculnya gangguan
menentang atau membangkang, perilaku pada anak, faktor-faktor itu
berprasangka atau menunjukkan sikap antara lain faktor individu seperti
permusuhan kepada oranglain atau temperamen dan pengaruh hormonal,
orang dewasa, tapi perilaku tidak faktor keluarga seperti pola asuh dan
termasuk dalam perilaku anti sosial. stabilitas keluarga dan faktor
Menurut DSM-IV adapun ciri-ciri lingkungan seperti kualitas hubungan
dari gangguan perilaku menentang dengan sebaya.
adalah sebagai berikut: cenderung Model Parent Management Training
bersikap atau berperilaku negative, dapat digunakan sebagai salah satu
sikap menentang dan menunjukkan bentuk intervensi untuk mengatasi
ketidakpatuhan pada figur otoritas. Pola gangguan perilaku menentang pada
ini akan berlangsung kurang lebih anak. Pendekatan ini menarik karena
84 Muadalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 1, JanuariJuni 2013, 81-89
Intervensi Yulia
Muadalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 1, JanuariJuni 2013, 81-89 85
Yulia Intervensi
86 Muadalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 1, JanuariJuni 2013, 81-89
Intervensi Yulia
Muadalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 1, JanuariJuni 2013, 81-89 87
Yulia Intervensi
88 Muadalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 1, JanuariJuni 2013, 81-89
Intervensi Yulia
Muadalah Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 1 No. 1, JanuariJuni 2013, 81-89 89