SKRIPSI
Disusun Oleh :
NIM : 1110101000092
JAKARTA
2015 M / 1436 H
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN
Skripsi, Juni 2015
Aplikasi Media Edukasi untuk Peningkatan Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang
dan Gizi Baik di Puskesmas Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Tahun 2014
ABSTRAK
Kurang gizi pada balita dapat dikarenakan kurangnya pengetahuan terkait gizi
pada ibu, keluarga, masyarakat, bahkan pada petugas kesehatan. Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Selatan membuat berbagai program perbaikan gizi serta media untuk
menyebarluaskan informasi yang berkaitan tentang perbaikan gizi. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan ibu balita gizi
kurang dan gizi baik dengan aplikasi media edukasi. Penelitian ini dilakukan pada bulan
November sampai Desember 2014 di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian
eksperimen semu tidak equivalen kontrol grup. Instrumen yang digunakan adalah
kuesioner pre-test, post-test, dan media. Sampel penelitian ini terdiri dari 9 ibu balita
gizi kurang dan 27 ibu balita gizi baik yang belum mendapatkan intervensi.
Hasil penelitian menunjukan karakteristik ibu dengan median umur 30 tahun,
tingkat pendidikan yang ada yang tidak tamat SMP, dan ibu yang tidak bekerja lebih
banyak dari pada ibu yang bekerja. Sedangkan median umur balita berada pada usia 2
tahun. Hasil penelitian terkait perbedaan pengetahuan diketahui terdapat perbedaan
pengetahuan yang signifikan pada ibu balita gizi kurang (Pvalue = 0,007) sedangkan ibu
balita gizi baik (Pvalue = 0,000) sebelum dan setelah diberikan edukasi kesehatan
dengan media lembar balik dan video dengan menggunakan uji Wilcoxon.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada responden untuk
memanfaatkan pengetahuan yang didapat dalam kehidupan. Bagi Puskesmas Ciputat
Timur disarankan untuk membuat kegiatan penyuluhan secara menyeluruh dan
melakukan pengukurannya. Sedangkan bagi peneliti lain disarankan untuk menghitung
keefektifitasan penyuluhan dan media penyuluhan secara kuantitatif.
i
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
SPECIALIZATION HEALTH PROMOTION
Skripsi, June 2015
ABSTRACT
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Telah diperiksa dan disetuji oleh Pembimbing Skripsi Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh:
WAHYUNITA GANI WINTARTI
1110101000092
Pembimbing I Pembimbing II
iii
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI
Penguji I,
Penguji II,
Penguji III,
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
wahyunita.gani92@mhs.uinjkt.ac.id
Telepon : 085716228669
Riwayat Pendidikan
v
KATA PENGANTAR
vi
8. Seluruh teman-teman kelas Promkes 2010 (Saryati, Furi, Zahrita, Siva, Yuli,
Ayu, Ilmi, Supriadi, Fadlur, Prima, Richo, Hervina, Dita, dan Randika) yang
selalu siap mendengarkan keluh kesah peneliti selama mengerjakan skripsi.
9. Dan tak lupa kepada orang-orang yang telah membantu peneliti dalam proses
penyetakan skripsi ini.
Skripsi yang telah dibuat oleh peneliti ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran demi kemajuan di masa yang
akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
Abstrak....................................................................................................................i
Lembar Pernyataan Persetujuan Pembimbing........................................................iii
Lembar Pernyataan Persetujuan Penguji ................................................................iv
Daftar Riwayat Hidup.............................................................................................v
Kata Pengantar........................................................................................................vi
Daftar Isi .................................................................................................................viii
Daftar Tabel ............................................................................................................xi
Daftar Bagan dan Gambar ......................................................................................xii
Daftar Lampiran .....................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG ...................................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH ..............................................................................5
1.3. TUJUAN PENELITIAN ...............................................................................6
1.3.1. Tujuan Umum..........................................................................................6
1.3.2. Tujuan Khusus.........................................................................................7
1.4. MANFAAT PENELITIAN ...........................................................................7
1.5. RUANG LINGKUP ......................................................................................8
viii
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. KERANGKA KONSEP ................................................................................28
3.2. DEFINISI OPERASIONAL..........................................................................30
BAB V HASIL
5.1. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ..........................................39
5.2. GAMBARAN EFEKTIFITAS APLIKASI MEDIA EDUKASI PADA
IBU BALITA GIZI KURANG DAN GIZI BAIK ........................................41
5.3. GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK IBU BALITA GIZI
KURANG DAN GIZI BAIK.........................................................................43
5.4. GAMBARAN UMUR BALITA GIZI KURANG DAN GIZI BAIK...........45
5.5. GAMBARAN HASIL NILAI PENGETAHUAN IBU BALITA
GIZI KURANG DAN GIZI BAIK SEBELUM DAN SETELAH
DIBERIKAN PENYULUHAN DENGAN MEDIA EDUKASI ..................46
5.6. PERBEDAAN PENGETAHUAN IBU BALITA GIZI KURANG
DAN GIZI BAIK SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKAN
PENYULUHAN DENGAN MEDIA EDUKASI .........................................49
BAB VI PEMBAHASAN
6.1. KETERBATASAN PENELITIAN ...............................................................50
6.2. GAMBARAN EFEKTIFITAS APLIKASI MEDIA EDUKASI PADA
IBU BALITA GIZI KURANG DAN GIZI BAIK ........................................50
6.3. GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK IBU BALITA GIZI
KURANG DAN GIZI BAIK.........................................................................55
6.4. GAMBARAN UMUR BALITA GIZI KURANG DAN GIZI BAIK...........59
ix
6.5. GAMBARAN HASIL NILAI PENGETAHUAN IBU BALITA
GIZI KURANG SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKAN
PENYULUHAN DENGAN MEDIA EDUKASI .........................................61
6.6. GAMBARAN HASIL NILAI PENGETAHUAN IBU BALITA
GIZI BAIK SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKAN
PENYULUHAN DENGAN MEDIA EDUKASI .........................................66
6.7. PERBEDAAN PENGETAHUAN IBU BALITA GIZI KURANG
DAN GIZI BAIK SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKAN
PENYULUHAN DENGAN MEDIA EDUKASI .........................................70
x
DAFTAR TABEL
Gizi Baik
xi
DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 Surat Perizinan Pengambilan Data dan Turun Lapangan dari Fakultas
Lampiran 8 Hasil (Output) Penghitungan Statistik Ibu Balita Gizi Kurang dan Ibu
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
kembangnya. Salah satu dampak nyata dari kurang gizi adalah stunting. Selain
itu, balita kurang gizi dapat mengalami berbagai macam penyakit, seperti
kekurangnya asam folat. Dampak panjang dari balita yang mengalami kurang
gizi yaitu dapat mengalami gangguan kecerdasan dan terlihat kurang aktif
penyebab dari kurang gizi pada balita bukan hanya pada kemiskinan dan
makanan yang kurang bergizi. Akan tetapi, dikarenakan balita sering terkena
kesehatan (UNICEF, 2013). Selain itu juga, kurang gizi pada balita dapat
terkait edukasi atau penyuluhan gizi dengan media leaflet keluarga sadar gizi
diketahui bahwa terdapat perbedaan antara hasil pre-test dan post-test yang
diberikan kepada kelompok intervensi dengan media dengan uji statistik lebih
1
2
kecil dari 0,05. Sedangkan pada kelompok yang diberikan intervensi tanpa
menggunakan media, skor pre-test dan post-test yang didapatkan tidak terdapat
Nilai statistik kelompok audiovisual lebih kecil dari 0,05 dan juga lebih kecil
konseling gizi. Pendidikan gizi yang diberikan tidak hanya kepada petugas
kesehatan tetapi juga disebarluaskan kepada masyarakat luas. Salah satu bentuk
tersebut yaitu pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita yang berada di
3
bawah garis merah saat penimbangan, pemberian PMT pemulihan bagi balita
gizi kurang dan gizi buruk, penyuluhan di meja keempat saat kegiatan
penimbangan oleh tenaga gizi atau bidan desa, serta penyuluhan ke rumah ibu
balita yang tidak datang ke Posyandu saat penimbangan (Seksi Perbaikan Gizi
Masyarakat, 2012).
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan juga membuat berbagai media untuk
digunakan berupa lembar balik, leaflet dengan berbagai judul, dan juga poster.
informasi terkait upaya perbaikan gizi kepada pihak Puskesmas, Posyandu, serta
kader. Materi yang ada di dalam media tersebut ada beragam. Contohnya seperti
pengetahuan tentang gizi, perilaku yang benar dalam upaya peningkatan gizi,
serta akibat kurang gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Namun,
informasi yang berkaitan dengan masalah gizi kurang tidak dimasukan, yang ada
di dalamnya hanya informasi terkait gizi buruk pada balita. Informasi gizi buruk
pada balita yang ada adalah klasifikasi gizi buruk dan cara penanggulangannya
adalah leaflet dengan judul Gizi Buruk. Informasi yang ada di dalamnya
4
adalah pengertian gizi buruk, tanda dan gejala klinis gizi buruk, dan cara
Gizi Masyarakat, 2012). Berdasarkan informasi dari salah satu kader dari
Puskesmas Ciputat Timur menyatakan bahwa konten isi dari media leaflet ini
kurang informasi, terutama yang berkaitan tentang penyebab gizi buruk dan
dampaknya. Selain itu juga, kader lain juga menambahkan kalau diberikan
leaflet banyak yang tidak membacanya dan digunakan untuk hal yang lain,
pengetahuan ibu atau pengasuh balita terkait status gizi balita melalui media
pengetahuan yang diberikan terkait status gizi anak secara umum, kali ini
pengetahuan terkait status balita gizi buruk. Hasil dari penelitian sebelumnya
diberikan pendidikan gizi yang berupa penyuluhan kepada ibu atau pengasuh
anak melalui media lembar balik. Media lembar balik yang digunakan berisikan
informasi terkait pengertian status gizi, jenis status gizi, cara pemantauan status
gizi, dampak jika anak kurus dan gemuk, manfaat menjaga status gizi, porsi
makan anak, dan cara menangani anak yang mengalami susah makan (Al-Kaff
penyuluhan yang akan dilakukan. Media tersebut berupa media lembar balik dan
video. Lembar balik dan video tersebut berisikan materi terkait status balita gizi
buruk. Media lembar balik yang digunakan merupakan media yang baru dibuat
media-media yang ada belum sesuai untuk meningkatkan pengetahuan ibu balita
terutama yang berkaitan dengan status balita gizi buruk. Di Dinas Kesehatan
terkait status gizi buruk masih dijadikan satu bagian dengan media yang memuat
informasi masalah gizi secara umum, yaitu yang berkaitan dengan perilaku yang
benar dalam upaya penanganan gizi. Menurut informasi dari salah satu kader di
terkait status gizi buruk seharusnya ada informasi penyebab serta dampaknya.
status gizi balita secara umum dan menggunakan media lembar balik kepada ibu
atau pengasuh balita. Sedangkan, peneliti kali ini akan membuat media lembar
balik yang berisikan informasi terkait status balita gizi buruk. Informasi yang
pengertian gizi buruk, ciri-ciri gizi buruk, penyebab gizi buruk, dampaknya, cara
6
variasi jenis makanan yang baik. Sehingga peneliti tidak menggunakan media
yang digunakan oleh peneliti sebelumnya. Hal ini dikarenakan informasi yang
berkaitan tentang gizi buruk di dalam media lembar balik tersebut kurang cukup
memadai. Selain itu, peneliti juga akan menggunakan media video untuk
kepada ibu balita gizi kurang dan ibu balita gizi baik. Media yang akan dipakai
adalah media lembar balik dan video. Media yang dipakai belum pernah
pengetahuan ibu balita gizi kurang dan gizi baik dengan menggunakan media
memiliki balita yang mengalami masalah gizi dengan jumlah yang terbanyak di
pengetahuan ibu balita gizi kurang dan gizi baik dengan aplikasi media edukasi
b. Diketahuinya gambaran karakteristik ibu balita gizi kurang dan gizi baik
dan gizi baik sebelum dan setelah dilakukan aplikasi media edukasi.
d. Diketahuinya perbedaan pengetahuan ibu balita gizi kurang dan gizi baik
sebelum dan setelah aplikasi media edukasi terkait status gizi buruk pada
balita.
pengetahuan terkait masalah gizi balita, sehingga di masa yang akan datang
balita gizi kurang dan gizi baik sebelum dan setelah diberikan intervensi berupa
c. Peneliti lainnya dapat dijadikan salah satu sumber informasi, terutama yang
berkaitan dengan pengetahuan ibu balita terkait masalah gizi sebelum dan
balita gizi kurang dan gizi baik sebelum dan setelah diberikan aplikasi media
edukasi terkait masalah gizi. Penelitian ini dilakukan pada bulan November
sampai dengan Desember 2014 dengan menggunakan metode pre-test dan post-
test. Variabel yang akan diteliti adalah perbedaan pengetahuan ibu balita gizi
kurang dan gizi baik sebelum dan setelah penyuluhan dengan media diberikan.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Pengetahuan
untuk menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian
terbagi dalam dua kelompok, yaitu cara tradisional atau non ilmiah dan cara
modern atau cara ilmiah. Cara tradisional terbagi menjadi empat cara, yaitu:
1. Trial dan error (coba-salah), cara ini digunakan dengan cara percobaan
sampai berhasil, jika belum berhasil maka akan terus diulang kembali.
pengetahuan.
9
10
Sedangkan cara yang modern atau cara ilmiah menggunakan cara yang
lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode ilmiah atau yang
(Notoatmodjo, 2003).
yang dibuat oleh pelayanan kesehatan (Hartono, 2010 dalam Kanta, 2013).
1. Pendidikan
dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang
seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas
seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek
positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan
sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari
massa seperti televisi, radio, surat kabar, dan majalah yang mempunyai
baru mengenai sesuatu hal dapat memberikan landasan kognitif baru bagi
informasi dari sumber media sebagai sarana komunikasi yang dibaca atau
dilihat, baik dari media cetak maupun elektronik seperti televisi, radio, surat
yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini
4. Lingkungan
lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik
ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu
(Notoatmodjo, 2007).
5. Pengalaman
ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya
(Notoatmodjo, 2007).
6. Usia
daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan
individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial
menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih
tidak ada penurunan pada usia ini. Dua sikap tradisional mengenai jalannya
pengetahuannya.
14
- Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua
sehingga tidak menimbulkan penyakit dan cara mengolah makanan yang baik
agar zat gizi dalam makanan tidak hilang serta bagaimana hidup sehat
dan konsumsi sehari-hari dengan baik dan memberikan semua zat gizi yang
kebiasaan makan yang baik, serta pengertian yang kurang tentang kontribusi gizi
pendidikan gizi yang dilakukan oleh pemerintah. Program pendidikan gizi dapat
mempunyai peran besar dalam kegiatan pemilihan dan penyiapan makanan. Saat
kedua orang tua memegang peranan penting dalam pemilihan pangan untuk
jenis pangan dan dan mutu gizi makanan yang dikonsumsi anggota keluarga.
pangan bagi keluarganya, terutama ibu yang memiliki balita. Jika balita tidak
diberikan asupan makanan yang bergizi maka dapat berdampak kepada tumbuh
pemilihan asupan makanan juga mempengaruhi status gizi balita. Jika ibu salah
status gizi dari balita tersebut bisa menjadi gizi kurang bahkan gizi buruk.
yang berkaitan dengan status gizi balita, sering dilakukan dan hasilnya beragam.
atau penyuluhan gizi dengan media leaflet keluarga sadar gizi (KADARZI) di
terdapat perbedaan antara hasil pre-test dan post-test yang diberikan kepada
hasil pre-test dan post-test yang dilakukan. Hal ini membuktikan bahwa terdapat
suluh atau obor, yang artinya kegiatan penerangan atau memberikan terang
penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan perilaku, yang
yang dapat diamati oleh orang lain, baik secara langsung ataupun tidak
atau inovasi dan memberikan penerangan saja tetapi juga merupakan proses
yang dilakukan secara terus menerus, sekuat tenaga dan pikiran, memakan
waktu dan melelahkan, sampai terjadi perubahan perilaku yang ditunjukan oleh
sasaran.
penyuluhan yang optimal. Berikut adalah metode yang dapat digunakan, yaitu:
Metode ini digunakan untuk membina perilaku yang baru atau seseorang
yang mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Alasan
langsung yang intensif, setiap masalah klien dapat langsung digali dan
b. Wawancara (interview)
penyebab atau alasan klien yang tidak atau belum mau menerima
perilaku yang diadopsi atau akan diadopsi. Jika belum maka penyuluhan
besar metode yang digunakan akan berbeda dengan kelompok kecil. Disebut
i. Diskusi kelompok
sedemikian rupa agar para peserta dapat saling melihat satu sama
kelompok.
(Notoatmodjo, 2007).
kesehatan yang bisa digunakan dalam bentuk Audio Visual Aids (AVA). Disebut
1. Media cetak
gambar.
d. Flip chart (lembar balik): media kesehatan yang berbentuk lembar balik.
e. Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah, yang berisi
dengan kesehatan.
2. Media elektronik
kesehatan, pidato (ceramah), TV, sport, kuis atau cerdas cermat, dan
sebagainya.
e. Film strip: penyampaian pesan atau informasi kesehatan dalam film strip.
21
Papan (Bill board) yang dipasang di tempat umum dapat dipakai dan
diisi dengan pesan atau informasi kesehatan. Media papan yang dimaksud
juga mencakup pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada
Dalam penelitian ini, media yang digunakan berupa flip chart atau
lembar balik dan video. Kedua media ini digunakan untuk memudahkan peneliti
yang digunakan.
balik. Biasanya berbentuk seperti buku gambar, yang tiap lembarnya diisi oleh
gambar dan dibaliknya berisi kalimat pesan atau informasi yang terkait dengan
karena tidak perlu menulis di papan tulis. Bahan media lembar balik biasanya
berukuran seperti kertas plano yang mudah dibolak-balik, mudah diisi, dan
adalah media penyampaian pesan atau informasi kesehatan yang berupa video.
Keunggulan dari media ini adalah dapat memberikan realita yang mungkin sulit
direkam kembali oleh mata dan pikiran sasaran. Selain itu, media ini juga dapat
memicu diskusi mengenai sikap dan perilaku serta efektif untuk sasaran yang
jumlahnya tidak terlalu banyak dan dapat diputar atau diulang kembali (Lucie,
2005).
22
yang digunakan kurang dimengerti sasaran, suara terlalu kecil dan tidak
menjadi bosan.
rendah dan tidak memperhatikan materi karena memikirkan hal lain yang
mendesak, kepercayaan dan adat istiadat yang sulit diubah, serta kondisi
keramaian, jumlah sasaran terlalu banyak, alat peraga yang kurang, metode
sumber pangan.
2003).
24
- Seluruh petugas kesehatan atau gizi, baik dari institusi formal ataupun
(Snetselaar, 2009).
oleh Marshall Krueter. Berikut adalah modifikasi yang dibuat oleh peneliti
PRECEDE
Pengalaman,
pengetahuan,
pendidikan
Pola asuh dan
Edukasi
asupan
Kesehatan Edukasi makanan
lanjutan dan Keadaan
pencarian Status Gizi
fisik
informasi
Kebijakan, Lingkungan
peraturan, dan sekitar
Pelayanan
organisasi kesehatan dan
aksesibilitas
* Modifikasi dari Teori Model Precede-Proceed dari Lawrence W. Green dan Marshall Krueter terhadap status gizi.
25
26
yang didalamnya terdapat edukasi kesehatan pada fase kelima yang merupakan
luas terkait suatu masalah dalam upaya perbaikan masalah tersebut. Kebijakan
seseorang, terutama ibu dari balita. Edukasi kesehatan tersebut dapat membantu
ibu dalam mengasuh anak-anaknya dan dalam memilih asupan makanan yang
pola asuh dan pemberian makanan, diharapkan edukasi kesehatan juga akan
berpengaruh terhadap kesehatan fisik dan berakhir pada status gizi yang baik.
lanjutan karena penelitian yang dilakukan berupa point time atau dilakukan pada
satu waktu.
27
penyampaikan informasi yang berupa pengetahuan gizi. Oleh karena itu, peneliti
(1948) yang mengatakan bahwa siapa yang mengatakan apa kepada siapa
kerangka teori yang akan digunakan dalam penelitian ini. Berikut adalah
gambaran kerangka teori gabungan dari teori komunikasi dari Laswell dan teori
membuat kerangka konsep agar penelitian yang akan dilakukan jelas dan tidak
keluar dari tema penelitian. Variabel yang menjadi pembahasan dalam penelitian
ini adalah perbedaan sebelum dan setelah diberikan penyuluhan gizi terhadap
Karakteristik yang
mempengaruhi
pengetahuan gizi.
1. Umur ibu
2. Tingkat pendidikan Edukasi kesehatan
ibu menggunakan
3. Status pekerjaan ibu lembar balik dan
4. Umur balita video
Sebelum: Setelah:
Pengetahuan kelompok Pengetahuan kelompok
ibu balita gizi kurang ibu balita gizi kurang
28
29
Karakteristik yang
mempengaruhi
pengetahuan gizi.
1. Umur ibu
2. Tingkat pendidikan
ibu Edukasi kesehatan
3. Status pekerjaan ibu menggunakan
4. Umur balita lembar balik
Sebelum: Setelah:
Pengetahuan kelompok Pengetahuan kelompok
ibu balita gizi baik ibu balita gizi baik
30
METODE PENELITIAN
equivalent control group. Design penelitian ini digunakan untuk dua kelompok
kelompok ibu balita gizi kurang dan kelompok ibu balita gizi baik.
4.3.1. Populasi
Populasi penelitian yang diteliti adalah seluruh ibu yang memiliki balita
merupakan hasil informasi terbaru dari kader di seluruh Posyandu yang ada di
31
32
ibu tersebut, yaitu 9 orang ibu balita, yang diberikan intervensi berupa
4.3.2. Sampel
populasi ibu balita gizi kurang yang disebut juga dengan metode pengambilan
total sampling yaitu sebanyak 9 orang. Syarat pemilihan sampel yang diteliti
sampel merupakan data terbaru yang berasal dari kader di Posyandu, dan sampel
bukanlah ibu dari balita yang memiliki penyakit penyerta. Sedangkan yang tidak
yang memiliki balita dengan berat badan ditimbang normal atau pada KMS
(Kartu Menuju Sehat) posisi titik (tanda) timbangan balita berada pada area
hijau. Perbandingan sampel ibu balita yang gizi baik ini adalah 1 : 3 dengan
sampel ibu balita gizi kurang yaitu 27 orang, dengan ketentuan ibu balita yang
langsung kepada responden dengan dibantu oleh Petugas Gizi. Terakhir, peneliti
Instrumen penelitian yang digunakan terdapat tiga jenis, yaitu lembar data
Selain itu juga, peneliti menggunakan media sebagai alat bantu dalam
melakukan penyuluhan. Media tersebut berupa media lembar balik dan cuplikan
video terkait gizi buruk yang digunakan pada penyuluhan kepada ibu yang
balitanya gizi kurang. Sedangkan untuk ibu yang balita gizi baik hanya
beberapa kuesioner penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain. Pertanyaan
dilakukan oleh Munawaroh (2006) dengan nilai hasil uji validitas lebih kecil dari
0,05 dan uji reliabilitas sebesar 0,737. Untuk pertanyaan nomor 7, 8, dan 9
diambil dari penelitian Palupi (2014) dengan nilai hasil uji validitas lebih kecil
dari 0,05 dan uji reliabilitas sebesar 0,669. Terakhir pertanyaan nomor 10
diambil dari penelitian Purwanti (2010) dengan nilai hasil uji validitas yang
Isi materi dari lembar balik yang akan digunakan dalam penyuluhan
berkaitan dengan status balita gizi buruk. Lembar pertama diisi dengan
pengertian gizi buruk. Lembar kedua diisi dengan faktor risiko gizi buruk.
Lambar ketiga diisi dengan ciri-ciri gizi buruk. Lembar keempat diisi dengan
pencegahan gizi buruk. Lembar kelima diisi dengan penanganan gizi buruk.
Lembar keenam diisi dengan dampak gizi buruk. Lembar terakhir diisi dengan
Sedangkan isi materi dari video yang akan diberikan kepada ibu balita
gizi kurang berisi informasi terkait kasus gizi buruk di Indonesia, pengertian gizi
buruk, serta penyebab terjadinya gizi buruk. Selain itu ditambahkan informasi
terkait keterampilan yang sebaiknya dimiliki oleh pengasuh balita agar ibu balita
4. Melakukan uji coba media terhadap 2-3 ibu balita yang bukan merupakan
responden. Uji coba media tidak hanya pada lembar balik tetapi juga media
video. Uji coba media lembar balik berkaitan dengan konten isi materi,
bahasa dan gambar yang dipakai, serta ukuran dan warna media. Sedangkan
untuk media video yang dilihat adalah isi materi, kejernihan gambar dan
seluruhnya.
pengolahan data.
Analisis media yang dilakukan dengan penjabaran isi materi dari media
yang telah dibuat secara kualitatif kemudian dikaitkan dengan hasil penelitian
yang didapat. Analisis ini mendeskripsikan warna, bentuk dan ukuran huruf,
bahasa yang digunakan, serta urutan penempatan materi. Penjabaran isi materi
secara kualitatif diperkuat dengan teori yang terkait. Penjabaran isi materi yang
ada di dalam media lembar balik diurutkan berdasarkan urutan materi sesuai
a. Analisis univariat
b. Analisis bivariat
ststistik yang digunakan adalah uji nonparametrik karena hasil uji normalitas
atau ada perbedaan, begitu juga sebaliknya. Analisis ini dilakukan dengan
HASIL
dengan:
terdiri dari dua kelurahan, yaitu Kelurahan Rempoa dan Kelurahan Cempaka
Putih. Luas wilayah Kelurahan Rempoa sekitar 219,5 Ha dan Luas wilayah
dan 11 RW.
dan di Kelurahan Cempaka Putih ada sebanyak 20 unit. Dari 23 unit Posyandu
yang ada di Kelurahan Rempoa, masih terdapat 6 Posyandu yang memiliki balita
39
40
ibu yang telah menamatkan pendidikan SMA/sederajat. Untuk ibu yang hanya
Cempaka Putih adalah sebagai karyawan swasta dan disusul dengan pembantu
rumah tangga serta pegawai negeri sipil (PNS). Sedangkan untuk data pekerjaan
Isi materi yang ada di dalam lembar balik yang digunakan berupa hal-hal
yang berkaitan dengan status balita gizi buruk. Lembar pertama media berupa
Kesehatan tahun 2011 dan menurut Almatsier tahun 2009. Lembar berikutnya
berupa gambar balita yang mengalami gizi buruk dan dibaliknya berisi informasi
selanjutnya berisi gambar dari faktor-faktor risiko gizi buruk dan dibaliknya
berisi informasi terkait ciri-ciri gizi buruk. Lembar berikutnya berisi gambar
ciri-ciri balita gizi buruk dan dibaliknya berisi informasi tentang cara-cara
cara pencegahan gizi buruk dan dibaliknya ada informasi terkait penanganan gizi
buruk. Lembar berikutnya berisi gambar penanganan gizi buruk dan dibaliknya
terdapat informasi terkait dampak gizi buruk. Lembar selanjutnya berisi gambar
42
dampak gizi buruk dan dibaliknya terdapat informasi manfaat asupan makanan
bergizi. Pada lembar terakhir berisi gambar manfaat asupan makanan bergizi
bagi balita dan dibaliknya ditulis seluruh sumber informasi yang dipakai oleh
peneliti dalam membuat lembar balik. Gambaran media lembar balik tertera di
dalam lampiran 6.
diunggah oleh Sae Nun pada tanggal 25 Juli 2013 dengan judul Awas Gizi
tersebut berisikan tentang fakta-fakta gambaran kasus gizi buruk dan gizi kurang
yang dialami balita di Indonesia. Selain itu juga terdapat informasi pengertian
dari gizi buruk, penyebab terjadinya gizi buruk, pengasuh balita di rumah, serta
tersebut diakhir dengan beberapa pesan yang ditulis oleh pengunggah. Capture
delta () nilai pengetahuan ibu balita, baik gizi kurang maupun gizi baik, yang
sudah mencapai nilai 70 ke atas sebelum dan setelah diberikan penyuluhan. Pada
ibu balita gizi kurang penghitungan delta nilai pengetahuannya yaitu 66,7 % 0
% hasilnya 66,7 %. Sedangkan ibu balita gizi baik penghitungan delta nilai
Berikut ini adalah karakteristik ibu balita gizi kurang dan gizi baik,
seperti umur ibu, tingkat pendidikan, dan status pekerjaan, yang dapat dilihat
Tabel 5.1 Gambaran Karakteristik Ibu Balita Gizi Kurang dan Gizi Baik
Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa umur ibu balita gizi kurang yang
berusia di atas sama dengan 30 tahun ada 7 orang dan ibu balita gizi kurang
tahun berdasarkan nilai median atau nilai tengah dari 9 orang ibu yang menjadi
responden penelitian.
Sedangkan umur ibu balita gizi baik yang berusia di bawah 30 tahun ada
13 orang dan 14 orang lainnya berusia di atas sama dengan 30 tahun. Pembagian
di atas dan dibawah 30 tahun berdasarkan nilai median dari 27 orang ibu yang
Selain itu, berdasarkan tabel 5.1 juga dapat diketahui bahwa tingkat
pendidikan ibu balita gizi kurang yang sudah tamat SMP ada 8 orang dan 1
orang lainnya tidak tamat SMP. Pembagian tamat dan tidak tamat SMP
Sedangkan tingkat pendidikan ibu balita gizi baik diketahui ada 26 orang
yang tamat SMP dan 1 orang lainnya tidak tamat SMP. Pembagian tamat dan
balita gizi kurang adalah tidak bekerja. Status pekerjaan ibu balita dilihat dari
jenis pekerjaan yang paling banyak menghabiskan waktu ibu dalam sehari.
45
Sedangkan status pekerjaan ibu balita gizi baik diketahui ada 22 orang
ibu yang tidak bekerja dan 5 orang lainnya bekerja. Status pekerjaan ibu dilihat
dari jenis pekerjaan yang paling banyak meghabiskan waktu ibu dalam sehari.
Berikut ini adalah gambaran umur balita gizi kurang dan gizi baik yang
Tabel 5.2 Gambaran Umur Balita Gizi Kurang dan Gizi Baik
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa umur balita yang mengalami gizi
kurang ada 3 balita yang usianya di bawah 2 tahun dan 6 balita lainnya berusia
tahun ada 8 balita dan 19 balita lainnya berusia di atas sama dengan 2 tahun.
Pembagian di atas dan di bawah 2 tahun juga berdasarkan dari nilai median dari
Berikut ini adalah gambaran skor nilai pengetahuan ibu balita gizi kurang
Tabel 5.3 Gambaran Hasil Nilai Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang dan Gizi
balita gizi kurang sebelum diberikan penyuluhan terkait status balita gizi buruk
adalah di bawah sama dengan nilai 70. Pengetahuan ibu sebelum diberikan
gizi buruk. Setiap jawaban benar berikan skor nilai mulai dari 1 sampai 10, yang
diberikan penyuluhan ada 6 orang ibu yang nilainya berada di atas 70 dan 3
Berdasarkan tabel 5.3 di atas, juga diketahui bahwa nilai pengetahuan ibu
balita gizi baik sebelum diberikan penyuluhan ada 14 orang yang nilainya
berada di bawah sama dengan 70 dan 13 orang lainnya sudah di atas nilai 70.
Sedangkan untuk nilai pengetahuan ibu balita gizi baik setelah diberikan
penyuluhan terkait status balita gizi buruk diketahui ada 23 orang ibu yang nilai
merupakan total nilai skor 1 sampai 10 dari 10 pertanyaan yang diajukan kepada
responden terpilih.
Berikut ini adalah penjabaran jawaban benar ibu balita gizi kurang dan
gizi baik sebelum dan setelah diberikan penyuluhan berdasarkan jawaban yang
tertera di kuesioner.
Tabel 5.4 Gambaran Jawaban Benar Ibu Balita Gizi Kurang dan Gizi Baik
Jawaban Benar
Ibu Balita Gizi Kurang Ibu Balita Gizi Baik
No Pertanyaan Kuesioner
Pre-Test Post-Test Pre-Test Post-Test
n % n % n % n %
1. Pengertian gizi buruk 0 0 7 77,8 3 11,1 18 66,7
2. Ciri-ciri gizi buruk 2 22,2 5 55,6 4 14,8 20 74,1
3. a. Faktor risiko atau penyebab gizi 4 44,4 7 77,8 16 59,2 23 85,1
buruk
b. Faktor risiko atau penyebab gizi
buruk yang dominan
48
Jawaban Benar
Ibu Balita Gizi Kurang Ibu Balita Gizi Baik
No Pertanyaan Kuesioner
Pre-Test Post-Test Pre-Test Post-Test
n % n % n % n %
4. Jenis penyakit yang dapat 2 22,2 7 77,8 13 48,1 24 88,9
menyebabkan gizi buruk
5. Cara pencegahan gizi buruk 5 55,6 7 77,8 17 62,9 23 85,1
6. Cara penanganan gizi buruk 4 44,4 8 88,9 20 74,1 26 96,3
7. Pengaruh gizi buruk bagi tumbuh 9 100 9 100 22 81,4 27 100
kembang balita atau anak
8. Dampak gizi buruk bagi tumbuh 5 55,6 7 77,8 18 66,7 25 92,5
kembang balita atau anak
9. Manfaat makanan bergizi bagi 9 100 9 100 23 85,1 27 100
tumbuh kembang
10. Variasi pangan yang baik bagi balita 9 100 9 100 27 100 27 100
atau anak
Berdasarkan tabel 5.4 dapat terlihat bahwa jawaban dari ibu balita gizi
tentang gizi buruk, yaitu sebesar 77,8 %. Sedangkan pada pertanyaan nomor 7,
Sedangkan perubahan jawaban benar ibu balita gizi baik pada pertanyaan
Perbedaan pengetahuan ibu balita gizi kurang dan gizi baik sebelum dan
setelah diberikan penyuluhan terkait status balita gizi buruk dapat dilihat pada
Tabel 5.5 Perbedaan Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang dan Gizi Baik Sebelum
dan Setelah Diberikan Penyuluhan dengan Media Edukasi dengan Uji Wilcoxon
yang bermakna antara pengetahuan ibu balita gizi kurang sebelum dan setelah
diberikan penyuluhan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai P value yang lebih
kecil dari 0,05. Selain itu juga, nilai median atau nilai tengah pengetahuan ibu
penyuluhan pada ibu yang memiliki balita gizi baik diketahui bahwa ada
perbedaan yang bermakna. Selain itu juga, nilai median pengetahuan ibu balita
PEMBAHASAN
Waktu penelitian bersinggungan dengan perubahan status gizi pada balita, yang
dilakukan jumlah balita yang mengalami gizi kurang hanya ada 9 orang.
dan post-test dilakukan pada hari yang sama. Alasan peneliti langsung mengukur
ataupun ahli gizi Puskesmas. Hal tersebut dapat membuat bias saat pengukuran
post-test dilakukan.
Jumlah responden dalam penelitian ini ada 9 orang ibu balita gizi kurang
dan 27 orang ibu balita gizi baik. Kesembilan ibu balita gizi kurang didapat
didapatkan jumlah 27 orang ibu. Karena jumlah ibu balita gizi kurang yang
50
51
digunakan karena ada 2 variabel hasil data yang didapatkan tidak berdistribusi
normal.
Selain ibu balita gizi kurang, ibu balita gizi baik juga menggunakan
penghitungan ini. Hal tersebut dikarenakan jumlah ibu balita gizi baik yang
kurang dari 30 orang responden serta 3 variabel hasil data yang didapatkan tidak
Sedangkan metode yang kedua adalah dengan mendatangi langsung ibu balita
gizi kurang.
ruangan kemudian diberikan penyuluhan. Seluruh ibu balita gizi kurang yang
pre-test untuk melihat pengetahuan ibu terkait status balita gizi buruk. Setelah
kuesioner pre-test diisi dan dikembalikan kepada peneliti, selanjutnya ibu balita
menggunakan alat bantu atau media yang berupa lembar balik dan video. Setelah
penyuluhan selesai berikan, ibu balita gizi kurang kemudian diberikan lagi
kuesioner yang berisi pertanyaan yang sama (post-test) untuk mengukur nilai
frame dari ibu balita gizi baik, jika harus menggunakan metode simple random
sampling. Selain itu juga, peneliti tidak dapat menggunakan metode systematic
sampling merupakan metode yang dinilai paling cocok, namun metode ini
memiliki beberapa kekurangan. Salah satu kekurangan dalam metode ini adalah
tidak semua ibu balita gizi baik atau seluruh populasi yang ada mendapatkan
hanya memilih ibu balita gizi baik yang bersedia menjadi responden bukan
berdasarkan dari sampling frame ataupun systematic random yang dibuat. Jadi
bisa saja ada ibu balita gizi baik yang lebih berpotensi menjadi responden,
Peneliti secara langsung menemui ibu yang memiliki balita gizi baik.
Peneliti juga meminta persetujuan terlebih dulu kepada ibu balita terkait
kesediannnya sebagai responden penelitian. Jika ibu balita gizi baik setuju
barulah peneliti melakukan prosedur yang sama seperti yang dilakukan kepada
ibu balita gizi kurang. Perbedaan penyuluhan ibu balita gizi kurang dengan ibu
balita gizi baik terletak pada media yang digunakan. Media penyuluhan yang
digunakan kepada ibu balita gizi baik hanya lembar balik saja.
53
gambaran hasil nilai pengetahuan ibu balita gizi kurang maupun gizi baik.
Dalam gambaran hasil nilai pengetahuan terlihat bahwa persentase jumlah ibu
yang mendapatkan nilai di atas 70 bertambah. Untuk ibu balita gizi kurang
Peningkatan nilai pengetahuan ibu balita gizi kurang didapat dari hasil
adalah sebesar 48,1 %. Sehingga peningkatan persentase ibu balita gizi baik
ibu balita baik gizi kurang maupun ibu balita gizi baik meningkatkan jumlah ibu
dalam menaikan jumlah ibu kemungkinan juga dipengaruhi oleh media yang
54
digunakan saat penyuluhan. Media lembar balik dinilai dapat lebih membantu
dalam penyuluhan. Selain itu, video yang digunakan saat penyuluhan kepada ibu
hasil nilai pengetahuan ibu balita gizi kurang dengan ibu balita gizi baik menjadi
Selain itu, keberhasilan dalam meningkatkan nilai pengetahuan ibu balita baik
gizi kurang maupun gizi baik dikarenakan perbandingan jumlah ibu balita. Ibu
balita gizi baik berjumlah 3 kali lebih banyak dibandingkan ibu balita gizi
Ibu balita gizi kurang dikumpulkan dalam satu ruangan dan waktu yang
bersamaan, sedangkan ibu balita gizi baik ditemui secara terpisah dan pada hari
yang berbeda-beda. Ibu balita gizi kurang juga mendapatkan tambahan informasi
dari video yang diberikan serta adanya konsultasi sejenak dengan para ibu balita
gizi kurang terkait masalah dan kasus serta hal-hal lain yang berhubungan
dengan status balita gizi buruk. Sedangkan pada ibu balita gizi baik, peneliti
baik ibu balita gizi kurang maupun ibu yang memiliki balita gizi baik.
Karakteristik yang diteliti berupa umur, tingkat pendidikan, dan status pekerjaan
pengetahuan yang dimiliki ibu, terutama yang berkaitan dengan gizi balita.
Dalam penelitian ini diketahui bahwa jumlah umur ibu yang memiliki
balita gizi kurang berusia 30 tahun ke atas ada 7 orang. Kisaran umur ibu yang
diteliti oleh peneliti antara 27 42 tahun. Dalam hal ini kisaran usia ibu tersebut
masih termasuk ke dalam wanita usia subur menurut pembagian yang dilakukan
oleh Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), yaitu antara 15 49 tahun. Selain itu,
usia para ibu tersebut masuk ke dalam usia yang sudah cukup memiliki banyak
Sedangkan untuk ibu yang memiliki balita gizi baik ada sebanyak 14
orang yang berusia 30 ke atas. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat oleh
peneliti rentang usia ibu antara 22 37 tahun. Rentang usia tersebut juga masih
Dari hasil di atas dapat dikatakan bahwa rentang usia ibu balita gizi kurang
dengan rentang usia ibu balita gizi baik sudah setara dengan nilai median sama.
56
status balita dengan umur ibu. Seperti penelitian yang dilakukan oleh
Kalimantan Tengah. Hasil uji yang mereka lakukan membuktikan bahwa umur
ketiga kelompok ibu, yaitu kelompok kontrol, modul, dan audiovisual, tidak
memiliki hubungan dengan status balita mereka. Selain itu, dalam penelitian
memiliki pengaruh atau hubungan dengan status gizi balita. Meskipun tidak
memiliki pengaruh secara langsung, ada kemungkinan umur ibu dapat menjadi
salah satu faktor kurangnya pengetahuan ibu, terutama terkait status balita gizi
buruk. Notoatmodjo (2007) menulis dalam bukunya bahwa salah satu faktor
sekarang tidak jarang juga usia muda memiliki pengetahuan yang lebih banyak
dibandingkan dengan usia yang lebih tua. Hal tersebut dikarenakan banyak
faktor lain yang juga dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang selain faktor
balita gizi kurang di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur masih ada 1 orang
Sedangkan 8 orang ibu balita lainnya sudah memiliki ijazah SMP. Tingkat
Sedangkan untuk tingkat pendidikan ibu balita gizi baik yang diteliti juga
masih ada 1 orang ibu yang tidak dapat menamatkan SMP dan 26 orang ibu
ada 1 orang ibu yang tidak menamatkan pendidikan SMP, tetapi ibu tersebut
beberapa faktor seperti ibu tersebut memiliki pengalaman dan pengetahuan yang
antara pendidikan ibu dengan status gizi balita. Hal itu juga sama dengan
tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan status balita. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ibu yang tamat SD, SMP, SMA, ataupun lulusan
Berdasarkan hasil yang didapat peneliti, status pekerjaan ibu balita gizi
kurang seluruhnya tidak bekerja. Itu artinya, selama seharian penuh ibu dapat
selalu berada di dekat balita-nya. Akan tetapi, kenyataannya balita mereka masih
58
mengalami gizi kurang. Ada kemungkinan hal tersebut dipengaruhi oleh jenis
makanan yang dikonsumsi balita atau karena salahnya pola asuh ibu.
Sedangkan hasil penelitian status pekerjaan ibu balita gizi baik ada 22
orang ibu yang tidak bekerja dan 5 orang lainnya bekerja. Meskipun bekerja,
kelima ibu balita tersebut masih mampu mencukupi kebutuhan asupan gizi balita
rumah, saat ibunya pergi bekerja, yang mampu memberikan asupan makanan
yang cukup bagi balita. Sehingga meskipun ibunya pergi, asupan makanan yang
diperlukan oleh balita dapat tetap terpenuhi. Selain karena faktor kemampuan
dari pengasuh balita di rumah, ada kemungkinan juga ibu yang bekerja tersebut
antara status pekerjaan ibu dengan status gizi balita. Hal tersebut juga sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Amir (2008) di Puskesmas Sudiang Raya
dan Puskesmas Bira, Sulawesi Selatan, yang menyatakan bahwa tidak ada
terkait karakteristik ibu dengan nilai pengetahuan ibu sebelum dan setelah
hubungan dengan nilai pengetahuan ibu. Ibu balita gizi kurang dan juga ibu
balita gizi baik, keduanya menunjukan hasil yang sama. Itu artinya, seluruh
yang dimiliki oleh ibu balita, baik yang gizi kurang maupun gizi baik, tidak
memiliki hubungan secara langsung terhadap status gizi balita mereka. Selain itu
yang mengalami gizi kurang dan gizi baik. Umur balita secara langsung
mempengaruhi status gizi balita. Hal tersebut dapat dilihat dari pengukuran yang
digunakan dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Kartu Ibu dan Anak (KIA)
status gizi balita. Selain itu, umur balita juga digunakan sebagai acuan pemilihan
Jumlah balita gizi kurang yang memiliki usia di bawah 2 tahun ada 3
orang dan 6 orang lainnya berusia 2 tahun ke atas. Balita yang usianya di bawah
2 tahun harus tetap diberikan Air Susu Ibu (ASI) sampai balita genap 2 tahun.
Selain itu juga, balita harus diberikan asupan makanan yang variatif sesuai
dengan usianya. Sedangkan untuk balita yang usianya sudah di atas 2 tahun,
Sedangkan untuk umur balita gizi baik diketahui bahwa ada 8 balita yang
usianya masih di bawah 2 tahun dan ada 19 balita yang usianya sudah lebih dari
2 tahun. Jika dibandingkan dengan umur balita yang mengalami gizi kurang,
60
umur balita gizi baik relatif sama. Kemungkinan para balita gizi baik diberikan
asupan yang sesuai dengan kebutuhan usia mereka oleh orang tuanya, sehingga
dibuat oleh Direktorat Bina Gizi tahun 2011, diketahui bahwa penanggulangan
balita yang menderita masalah gizi, terutama gizi buruk, harus diberikan
tambahan asupan gizi sesuai dengan usianya. Jika balita kurang dari 2 tahun,
harus tetap diberikan ASI dan ditambah dengan makanan sesuai porsinya.
Sedangkan untuk balita di atas 2 tahun, asupan serta porsi makannya harus
ditambah dari asupan serta porsi sebelumnya. Hal tersebut harus tetap dilakukan
antara umur balita dengan status gizi balita. Hal itu juga sesuai dengan penelitian
Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (Lombok),
dan Sulawesi Selatan, bahwa tidak ada hubungan antara sebaran kelompok umur
balita dengan status gizinya. Dari kedua hasil penelitian tersebut dapat diketahui
bahwa berapapun usia balita tidak akan mempengaruhi langsung status gizi
tidak mempengaruhi status gizi balita. Hal yang mungkin dapat mempengaruhi
status gizi balita adalah asupan makanan serta pola asuh yang dilakukan ibu.
61
Asupan makanan yang kurang bergizi dan tidak tercukupi dapat berpengaruh
Tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah untuk melihat gambaran hasil
pengetahuan ibu balita gizi kurang sebelum dan setelah penyuluhan diberikan.
Selain itu juga, bertujuan sebagai bagian dari pengukuran pre-test dan post-test.
diberikan penyuluhan (nilai pre-test) diketahui bahwa seluruh ibu yang diteliti
memiliki nilai di bawah 70. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa seluruh
ibu yang memiliki balita gizi kurang rata-rata tidak dapat menjawab 3 dari 10
pertanyaan yang diajukan. Pengetahuan awal ibu terkait status balita gizi buruk
penyuluhan yaitu 6 orang ibu balita sudah memiliki nilai di atas 70 dan 3 orang
ibu lainnya masih memiliki nilai di bawah 70. Ibu yang masih memiliki nilai di
sehingga setelah diberikan penyuluhan nilainya masih tetap berada di bawah 70.
62
Dari hasil tersebut diketahui bahwa sudah ada 6 orang ibu yang memiliki nilai
pengetahuan di atas 70. Berarti ada 6 orang ibu yang nilai pengetahuannya
Dalam tabel penjabaran jawaban benar ibu balita gizi kurang dapat
Selain itu juga, ada 3 pertanyaan yang dapat dijawab benar oleh seluruh
responden. Bahkan ada pertanyaan yang awalnya tidak satu orangpun responden
buruk, awalnya tidak ada satupun responden yang menjawab benar. Hal ini
kemungkinan dikarenakan para ibu balita gizi kurang selama ini hanya
mendengar istilah gizi buruk, tapi kurang memperhatikan pengertian dari gizi
dimiliki ibu balita dengan yang dimaksud oleh peneliti. Sehingga menyebabkan
menjawab dengan benar, meskipun masih juga ada yang salah. Akhirnya, pada
hasil kuesioner post-post diketahui bahwa ada 7 orang ibu yang dapat menjawab
dengan benar. Penjelasan pengertian gizi buruk terdapat pada lembar pertama
media lembar balik dan capture konten video yang keempat dalam lampiran.
63
Pertanyaan kedua terkait ciri-ciri gizi buruk hanya ada 2 orang ibu yang
menjawab dengan benar, sedangkan sisanya masih salah. Hal ini kemungkinan
ciri-ciri gizi buruk terdapat dalam media lembar balik pada lembar ketiga di
faktor-faktor risiko gizi buruk dan faktor yang paling dominan. Pertanyaan
dibagi 2. Jika skor jawaban di bawah 5 maka jawaban dianggap salah. Pada
pertanyaan ini ibu balita gizi kurang yang dapat menjawab dengan benar pada
pre-test ada 4 orang. Hal ini kemungkinan karena pada saat sebelum diberikan
penyuluhan, para ibu tidak mengetahui kalau faktor risiko gizi buruk ada
lembar balik pada lembar kedua dan capture video kelima pada lampiran.
buruk dapat dijawab dengan benar oleh 2 orang ibu sebelum diberikan
penyuluhan. Kemungkinan ibu balita gizi kurang salah dalam menjawab karena
pilihan yang diberikan cukup banyak, sedangkan pilihan yang mereka inginkan
tidak terdapat dalam pilihan. Sehingga jawaban ibu balita gizi kurang banyak
64
menjadi 7 orang ibu. Penjelasan terkait jenis penyakit yang dapat mengakibatkan
gizi buruk tertera dalam lembar balik pada lembar kedua dan capture video
Pertanyaan kelima tentang cara pencegahan gizi buruk ada 5 orang ibu
ibu sudah mengetahui cara pencegahan gizi buruk dengan benar. Namun, balita
yang mereka miliki masih mengalami kurang gizi. Sedangkan setelah diberikan
pencegahan gizi buruk terdapat pada media lembar balik pada lembar keempat
dalam lampiran.
diberikan penyuluhan ada 4 orang ibu yang menjawab dengan benar. Jumlah ibu
yang menjawab benar bertambah 4 orang, kemungkinan karena ibu balita saat
prosedur penanganan gizi buruk yang tepat, sebagai tambahan informasi. Dan
cara penanganan gizi buruk terdapat dalam lembar balik pada lembar kelima
terhadap tumbuh kembang balita seluruh ibu balita gizi kurang menjawab
dengan benar, baik saat pre-test maupun post-test. Pilihan jawaban dari
65
pertanyaan nomor 7 adalah ya dan tidak, sehingga para ibu dapat menjawab
dengan benar.
balita ada 5 orang ibu yang sudah menjawab benar saat pre-test dilakukan. Hal
ini kemungkinan karena pilihan yang diberikan cukup beragam, sehingga ibu
jumlahnya bertambah menjadi 7 orang ibu. Penjelasan dampak gizi buruk bagi
tumbuh kembang terdapat pada lembar keenam di lampiran media lembar balik.
bagi tumbuh kembang balita kesembilan ibu balita gizi kurang menjawab
pertanyaan nomor 9 hanya ya dan tidak, namun peneliti meminta ibu balita
untuk menjabarkan jawaban mereka. Ada yang menuliskan agar anak menjadi
sehat, badannya lebih berisi, supaya pintar, supaya anak lebih lincah, dan
Pertanyaan kesepuluh terkait variasi pangan yang baik bagi balita seluruh
ibu balita gizi kurang menjawab benar. Hal ini kemungkinan dikarenakan
seluruh ibu sudah mengetahui dengan baik variasi pangan yang baik bagi
balitanya.
66
MEDIA EDUKASI
pengetahuan ibu balita gizi baik sebelum dan setelah diberikan penyuluhan serta
penyuluhan diketahui ada 14 orang ibu yang nilainya di bawah 70 dan 13 orang
lainnya sudah di atas 70. Sebagian besar nilai pengetahuan awal ibu balita gizi
baik masih kurang dari 70. Artinya sebagian besar pengetahuan ibu terkait status
balita gizi buruk masih rendah. Meskipun sebagian besar nilai pengetahuan awal
ibu balita rendah, namun mereka dapat mempertahankan status gizi balita
bahwa masih ada 4 orang ibu balita yang nilainya masih di bawah 70. Namun,
23 orang ibu lainnya sudah memiliki nilai pengetahuan lebih dari 70. Artinya,
nilai pengetahuan ibu balita gizi baik juga bertambah setelah diberikan
penyuluhan.
Dalam tabel jawaban benar ibu balita gizi baik terlihat lebih bervariasi.
dengan jumlah ibu balita gizi kurang. Meskipun tidak ada pertanyaan yang
dijawab salah oleh seluruh responden. Berbeda dengan ibu balita gizi kurang,
ibu balita gizi baik yang seluruh ibu menjawab benar hanya 1 pertanyaan saja.
mengetahui pengertian gizi buruk yang benar. Namun pada hasil kuesioner post-
post diketahui bahwa ada 18 orang ibu yang dapat menjawab dengan benar.
Penjelasan terkait pengertian gizi buruk terdapat pada lembar pertama media
lembar balik.
Pertanyaan kedua terkait ciri-ciri gizi buruk ada 4 orang ibu yang
menjawab dengan benar, sedangkan sisanya masih salah. Hal ini kemungkinan
buruk terdapat dalam media lembar balik pada lembar ketiga di dalam lampiran
faktor-faktor risiko gizi buruk dan faktor yang paling dominan. Pertanyaan
dibagi 2. Jika skor jawaban di bawah 5 maka jawaban dianggap salah. Pada
pertanyaan ini ibu balita gizi baik yang dapat menjawab dengan benar pada pre-
68
test ada 16 orang. Hal ini kemungkinan karena pada saat sebelum diberikan
penyuluhan, para ibu tidak mengetahui kalau faktor risiko gizi buruk ada
buruk dapat dijawab dengan benar oleh 13 orang ibu sebelum diberikan
penyuluhan. Kemungkinan ibu balita gizi baik salah dalam menjawab karena
pilihan yang diberikan cukup banyak, sedangkan pilihan yang mereka inginkan
tidak terdapat dalam pilihan. Sehingga jawaban ibu balita gizi baik banyak yang
orang ibu. Penjelasan tentang jenis penyakit yang dapat mengakibatkan gizi
buruk tertera dalam lampiran media lembar balik pada lembar kedua.
Pertanyaan kelima tentang cara pencegahan gizi buruk ada 17 orang ibu
besar ibu balita gizi baik sudah mengetahui cara pencegahan gizi buruk.
orang ibu. Cara pencegahan gizi buruk terdapat pada media lembar balik pada
ibu yang menjawab benar sebelum diberikan penyuluhan. Sebagian besar dari
mereka sudah mengetahui cara penanganan gizi buruk. Beberapa dari responden
69
yang menjawab benar. Penjelasan cara penanganan gizi buruk terdapat dalam
ibu yang menjawab dengan benar. Setelah diberikan penyuluhan seluruh ibu
balita gizi baik dapat menjawab pertanyaan nomor 7 dengan benar. Pada saat
karena merasa takut salah dalam memilih jawaban. Sedangkan jumlah ibu yang
balita ada 18 orang ibu yang menjawab benar sebelum diberikan penyuluhan.
Beberapa ibu balita gizi baik menjawab pertanyaan ini dengan kurang tepat.
mengetahui dampak gizi buruk. Setelah diberikan penyuluhan jumlah ibu yang
bagi tumbuh kembang ada pada lembar keenam di lampiran media lembar balik.
bagi tumbuh kembang balita terdapat 23 ibu yang menjawab dengan benar pada
pertanyaan jenis semi terbuka, sehingga pada awalnya ibu balita gizi baik tidak
Pertanyaan kesepuluh terkait variasi pangan yang baik bagi balita seluruh
ibu balita gizi baik menjawabnya dengan benar baik sebelum maupun setelah
diberikan penyuluhan. Hal ini kemungkinan karena ibu balita gizi baik memang
pengetahuan ibu balita sebelum dan setelah diberikan penyuluhan dilihat dari
hasil uji statistik yang dilakukan oleh peneliti. Jika hasil uji statistik yang
dilakukan menampilkan hasil kurang dari 0,05, maka dikatakan ada perbedaan
Sedangkan jika hasil uji statistik menampilkan hasil lebih dari 0,05, maka
dikatakan tidak ada perbedaan pengetahuan ibu, baik ibu balita gizi kurang
perbedaan yang signifikan antara nilai pengetahuan ibu balita gizi kurang
sebelum dan setelah diberikan penyuluhan. Hal itu terlihat dari hasil uji statistik
71
yang memperlihatkan nilai 0,007. Dari hasil uji statistik juga diketahui
Sedangkan untuk nilai pengetahuan ibu balita gizi baik juga menunjukan
setelah diberikan penyuluhan. Hasil uji statistik dengan nilai 0,000 lebih kecil
dari pada 0,05 sebagai buktinya. Perbedaan nilai standar deviasi pengetahuan
Perbedaan nilai standar deviasi pengetahuan ibu balita gizi baik lebih
rendah dibandingkan dengan nilai standar deviasi pengetahuan ibu balita gizi
balita gizi kurang sebelum diberikan penyuluhan keseluruh ibu tersebut nilainya
berada di bawah nilai 70. Sedangkan pada ibu balita gizi baik sudah ada 13
balita gizi buruk. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sudiang Raya dan Puskesmas Bira, Sulawesi Selatan, juga membuktikan bahwa
yang terjadi setelah dilakukan 1 bulan intervensi. Hal tersebut ditandai dengan
pengetahuan tetapi tidak dibarengi dengan peningkatan nilai hasil uji. Hal itulah
penelitian yang didapat peneliti adalah adanya perbedaan antara hasil nilai
tersebut juga didukung oleh 2 penelitian lainnya. Meskipun, hasil penelitian dari
7.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan dalam bab hasil dan
jumlah ibu balita yang mendapatkan nilai di atas 70, baik itu ibu balita gizi
kurang maupun ibu balita gizi baik. Untuk ibu balita gizi kurang
sebesar 37,1 %.
2. Karakteristik umur ibu balita gizi kurang dan gizi baik memiliki nilai median
diketahui masih ada 1 orang ibu balita gizi kurang dan gizi baik yang tidak
tamat SMP. Terakhir karaktertistik status pekerjaan ibu diketahui ibu balita
gizi kurang seluruhnya tidak bekerja sedangkan ibu balita gizi baik ada 5
3. Karakteristik umur balita gizi kurang dan gizi baik memiliki nilai median
yang sama.
4. Seluruh ibu balita gizi kurang sebelum diberikan penyuluhan memiliki nilai
kurang dari 70. Namun setelah penyuluhan diberikan jumlah ibu yang
73
74
5. Jumlah ibu balita gizi kurang sebelum diberikan penyuluhan ada 14 orang
6. Adanya perbedaan pengetahuan ibu balita gizi kurang dan gizi baik antara
sebelum dengan setelah diberikan penyuluhan terkait status balita gizi buruk
7.2. SARAN
masalah gizi terutama yang dialami oleh kelompok responden ibu balita gizi
kurang. Sedangkan untuk kelompok responden ibu balita gizi baik dapat
Sehingga ibu balita gizi baik, gizi kurang, dan gizi buruk mendapatkan
informasi yang lebih banyak lagi. Selain itu, peneliti menyarankan untuk
puskesmas.
75
yang berkaitan dengan status gizi buruk balita. Selain itu, diharapkan juga
lebih memiliki informasi status gizi yang diperlukan oleh ibu balita,
keefektifitasannya.
76
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Bina Gizi. 2013. Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Direktorat Bina Gizi. 2013. Rencana Kerja Binaan Gizi Masyarakat Tahun 2013.
Diakses pada tanggal 19 Maret 2014 dari
http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman%20Gizi/bk%20rencana%20kerja%2
0gizi%20FINAL.pdf.
Effendy, Nasrul. 2003. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
EGC.
Ernawati, Halida dan Djewarut, Herman. 2012. Jurnal. Pengaruh Penyuluhan
Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Tentang Status Gizi Balita
di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antang Perumnas Makassar. Volume 2,
Nomor 2, Tahun 2013, ISSN : 2302-1721. Diakses pada tanggal 26 Juni 2014
dari http://library.stikesnh.ac.id/files/disk1/4/e-
library%20stikes%20nani%20hasanuddin--ernawatiha-195-1-artikel2.pdf.
Gibson, Rosalind S. 2005. Principles of Nutritional Assessment, Second Edition. New
York: Oxford University Press.
Hadi, Setiawan; Sulistyowati, Enik; dan Mifbakhudin. 2005. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Indonesia. Hubungan Pendapatan Perkapita, Pengetahuan Gizi Ibu,
dan Aktivitas Fisik dengan Obesitas Anak Kelas 4 dan 5 di SD Hj. Isriati
Baiturrahman, Kota Semarang. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2005. Diakses pada
tanggal 6 Mei 2014 dari
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jkmi/article/view/383/433.
Hasan Rusepno dan Alatas Husein. 2007. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Staf
Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. Jakarta: Infomedika.
Hidayat, A. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika.
Kanta, Desly Ahdi. 2013. Skripsi. Pengaruh Media Pop-Up Book terhadap
Peningkatan Pengetahuan dan Intensi ASI Eksklusif Ibu Hamil di Puskesmas
Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan Tahun 2013 . Jakarta: Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
78
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak.
Jakarta: Direktorat Bina Gizi.
Kliegman, R. Nelson. 2007. Textbook of Pediatrics. USA: Saunders Elsevier.
Kosim, Sholeh M. 2008. Buku Ajar Neonatologi Edisi I. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
Kumar, S. 2007. Global Database on Child Growth and Malnutrition.
Kusumaningtyas, Dyah Ambarini. 2011. Pengaruh Penyuluhan Gizi Terhadap Tingkat
Pengetahuan Ibu Mengenai Pemberian Makanan Tambahan yang Baik untuk
Balita. Surakarta: Universitas Sebelas Maret (UNS).
Litbangkes Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Diakses
pada tanggal 20 April 2014 dari
http://depkes.go.id/downloads/riskesdas2013/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf.
Lucie, Setiana. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta:
Pustaka Pelajar.
Maulana, Heri D. J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.
Meikawati, Wulandari dan Hersoelistyorini, Wikanastri. 2007. Jurnal. Correlation
Between Mother Characteristic and Family Social Economic Status with
Undernutrition on Under Five Year Children at Kelurahan Tandang, Kecamatan
Tembalang. Diakses pada tanggal 6 Mei 2015 dari
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/120/101.
Menteri Kesehatan RI. 2008. Kepmenkes Nomor 347/Menkes/IV/2008 Perihal
Penanggulangan Gizi Buruk. Departemen Kesehatan RI.
Mulyana, Deviani Widya. 2011. Pengaruh Tingkat Pengetahuan, Pendidikan,
Pendapatan, dan Perilaku Ibu Terhadap Status Balita Gizi Buruk di Kecamatan
Tegalsari dan di Kecamatan Tandes, Kota Surabaya. Jurnal UNESA
(Universitas Negeri Surabaya). Diakses pada tanggal 24 Juni 2014 dari
http://id.scribd.com/doc/143123886/PENGARUH-TINGKAT-
PENGETAHUAN-PENDIDIKAN-PENDAPATAN-DAN-PERILAKU-IBU-
TERHADAP-STATUS-BALITA-GIZI-BURUK-DI-KECAMATAN-
TEGALSARI-DAN-DI-KECAMATAN-TANDE.
Munawaroh, Laitatul. 2006. Skripsi. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Gizi Ibu,
Pola Makan Balita dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
79
Saya Wahyunita Gani Wintarti salah satu mahasiswa Kesehatan Masyarakat Peminatan
Promosi Kesehatan di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta. Saya sedang melakukan sebuah
penelitian untuk memenuhi penelitian skripsi saya. Penelitian ini tidak akan menimbulkan
kerugian bagi Ibu sekalian karena semua informasi yang Ibu berikan akan dijaga dan hanya
digunakan untuk penelitian ini saja. Saya berharap Ibu mau berpartisipasi sebagai responden
karena jawaban Ibu sangatlah penting bagi penelitian saya.
Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan data diri Ibu. Atas kesediaan
Ibu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, saya ucapkan terima kasih.
[IR11] Jika Ya, tolong jelaskan seperti apa penyuluhannya? (tema, waktu pelaksanaan, dll)
[IR12] Apakah pada Posyandu tempat Ibu tinggal terdapat media (seperti poster/leaflet/brosur)
yang berisikan informasi terkait masalah gizi buruk?
a. Ya b. Tidak
[IR13] Apakah pada Posyandu tempat Ibu tinggal bidan atau kader pernah memberikan
penyuluhan terkait masalah gizi buruk?
a. Ya b. Tidak
[IR14] Apakah di lingkungan sekitar tempat Ibu tinggal terdapat media informasi yang berkaitan
dengan masalah gizi buruk?
a. Ya b. Tidak
[IR15] Apakah di lingkungan sekitar tempat Ibu tinggal pernah dilakukan penyuluhan oleh Tokoh
Masyarakat atau Tokoh Agama yang berkaitan dengan masalah gizi buruk?
a. Ya b. Tidak
[IR16] Menurut Ibu, fasilitas yang ada di Puskesmas Ciputat Timur apakah sudah memadai untuk
menangani kasus gizi buruk? Jelaskan
[IR17] Menurut Ibu, apakah pelayanan kesehatan yang ada di sekitar tempat tinggal Ibu dapat
diakses dengan mudah? Bagaimanakah pelayanannya?
PRE-TEST
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan melingkari (O) atau menyilang (X)
jawaban sesuai dengan apa yang diketahui Ibu.
5. Menurut Ibu bagaimana cara pencegahan gizi buruk? (Jawaban boleh lebih dari 1)
a. Berikan ASI eksklusif
b. Berikan makanan bergizi
c. Berikan imunisasi yang lengkap
d. Rutin mengikuti penimbangan setiap bulan di Posyandu
e. Lainnya, sebutkan ___________________________________________
6. Menurut Ibu bagaimana cara penanganan gizi buruk? (Jawaban boleh lebih dari 1)
a. Segera dibawa ke rumah sakit
b. Minta surat pengantar dari Posyandu
c. Laporkan ke ketua RT
d. Laporkan ke bidan desa
e. Berikan ASI eksklusif, jika balita masih 0-6 bulan
f. Berikan PMT-Pemulihan untuk balita 6-59 bulan
g. Berikan makanan yang bergizi
h. Berikan susu formula
i. Lainnya, sebutkan ___________________________________________
7. Menurut Ibu apakah gizi buruk berpengaruh kepada tumbuh kembang anak?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak Tahu
8. Apa dampak gizi buruk bagi tumbuh kembang anak? (Jawaban boleh lebih dari 1)
a. Gangguan IQ
b. Ukuran tubuh tidak optimal
c. Emosi tidak terkontrol
d. Keadaan fisik yang tidak sesuai dengan usianya
e. Daya tahan tubuh lemah
f. Lainnya, sebutkan ___________________________________________
9. Apakah Ibu mengetahui manfaat asupan makanan bergizi bagi anak?
a. Ya, jelaskan _________________________________________________________________
b. Tidak
c. Tidak Tahu
10. Variasi pangan mana menurut Ibu yang paling baik bagi balita? (Jawaban boleh lebih dari 1)
Nasi Jagung Coklat Kacang Hijau
Bubur Instan Gorengan Mie Instan Nugget
Ikan Tahu Makanan Ringan Ayam
Teh Manis Es Krim Madu Susu
Air Putih Kacang Merah Bayam Wortel
Sawi Bihun Pisang Jeruk
Permen Cilok Roti Otak-Otak
Lainnya, sebutkan ___________________________________________
POST-TEST
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan melingkari (O) atau menyilang (X)
jawaban sesuai dengan apa yang diketahui Ibu.
5. Menurut Ibu bagaimana cara pencegahan gizi buruk? (Jawaban boleh lebih dari 1)
a. Berikan ASI eksklusif
b. Berikan makanan bergizi
c. Berikan imunisasi yang lengkap
d. Rutin mengikuti penimbangan setiap bulan di Posyandu
e. Lainnya, sebutkan ___________________________________________
6. Menurut Ibu bagaimana cara penanganan gizi buruk? (Jawaban boleh lebih dari 1)
a. Segera dibawa ke rumah sakit
b. Minta surat pengantar dari Posyandu
c. Laporkan ke ketua RT
d. Laporkan ke bidan desa
e. Berikan ASI eksklusif, jika balita masih 0-6 bulan
f. Berikan PMT-Pemulihan untuk balita 6-59 bulan
g. Berikan makanan yang bergizi
h. Berikan susu formula
i. Lainnya, sebutkan ___________________________________________
7. Menurut Ibu apakah gizi buruk berpengaruh kepada tumbuh kembang anak?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak Tahu
8. Apa dampak gizi buruk bagi tumbuh kembang anak? (Jawaban boleh lebih dari 1)
a. Gangguan IQ
b. Ukuran tubuh tidak optimal
c. Emosi tidak terkontrol
d. Keadaan fisik yang tidak sesuai dengan usianya
e. Daya tahan tubuh lemah
f. Lainnya, sebutkan ___________________________________________
9. Apakah Ibu mengetahui manfaat asupan makanan bergizi bagi anak?
a. Ya, jelaskan _________________________________________________________________
b. Tidak
c. Tidak Tahu
10. Variasi pangan mana menurut Ibu yang paling baik bagi balita? (Jawaban boleh lebih dari 1)
Nasi Jagung Coklat Kacang Hijau
Bubur Instan Gorengan Mie Instan Nugget
Ikan Tahu Makanan Ringan Ayam
Teh Manis Es Krim Madu Susu
Air Putih Kacang Merah Bayam Wortel
Sawi Bihun Pisang Jeruk
Permen Cilok Roti Otak-Otak
Lainnya, sebutkan ___________________________________________
Media Lembar Balik
Media Lembar Balik
Media Lembar Balik
Capture Konten Video
HASIL OUTPUT IBU BALITA GIZI KURANG DAN GIZI BAIK
pendidikan ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < Tamat SMP 1 11.1 11.1 11.1
>= tamat SMP 8 88.9 88.9 100.0
Total 9 100.0 100.0
KERJA IBU
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK
9 100.0 100.0 100.0
KERJA
skor pretes 70
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <= 70 9 100.0 100.0 100.0
skor postes 70
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <= 70 3 33.3 33.3 33.3
> 70 6 66.7 66.7 100.0
Total 9 100.0 100.0
Ranks
b
Test Statistics
NILAI
PENGETAHUAN
IBU SETELAH -
NILAI
PENGETAHUAN
IBU SEBELUM
a
Z -2.677
KERJA IBU
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK
22 81.5 81.5 81.5
KERJA
KERJA 5 18.5 18.5 100.0
Total 27 100.0 100.0
Ranks
b
Test Statistics
NILAI
PENGETAHUAN
IBU SETELAH -
NILAI
PENGETAHUAN
IBU SEBELUM
a
Z -3.846