Anda di halaman 1dari 31

ANALISIS SPESIFIKASI PENELITIAN DESKRIPTIF DALAM PENDIDIKAN

BIOLOGI DENGAN METODE SURVEI

MAKALAH

OLEH :

Ika Wardani (17725251002)

Jelita Alviolina Nurtian (17725251017)

Luluk Hamidah (17725251051)

PROGRAM PASCASARJANA

PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2017

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kemajuan ilmu dan pengetahuan yang sedemikian pesat tidak tentunya
terlepas dari kegiatan penelitian. Penelitian memiliki peran penting dalam
berkembangnya suatu bidang keilmuwan, dengan penelitian maka dapat dipecahkan
suatu permasalahan serta ditemukan berbagai temuan-temuan baru yang kemudian
dapat menjadi langkah awal dari suatu perubahan maupun perkembangan ilmu
pengetahuan itu sendiri. Seseorang melakukan penelitian tentunya menyesuaikan
dengan permasalahan dan cakupan data yang ingin diteliti penelitian erat kaitannya
dengan metode ilmiah, sehingga seorang peneliti harus dapat menyesuaikan metode
penelitian apa yang akan digunakan sesuai dengan bidang keahlian dan pemecahan
masalah yang diinginkan.
Penelitian deskriptif seacara umum digunakan untuk menggambarkan
fenomena-fenomena apa adanya tanpa manipulasi, sehingga variabel-variabel yang
berkaitan akan apa adanya seperti pada keadaan biasa diluar kegiatan penelitian.
Dalam bidang pendidikan penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan
fenomena-fenomena yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan, pembelajaran, dan
segala implementasi kebijakan di bidang pendidikan. Salah satu metode dalam
penelitian deskriptive adalah metode survei. Penelitian survei dilakukan dengan cara
menghimpun data secara luas dari suatu populasi atau sampel. Metode survei telah
banyak digunakan diseluruh bidang keilmuwan, terutama pada bidang sosial. Data
penelitian survei dihimpun menggunakan angket, quisioner maupun dengan
wawancara yang dilakukan langsung maupun tidak langsung. Hasil dari penelitian
survei dapat diuji menggunakan uji korelasi antar variabel dan kemudian peneliti
dapat melakukan penilaian dan interpretasi data dan mengkaji dengan teori.
Dalam makalah ini, penulis akan membahas lebih jauh mengenai design
penelitian deskriptif metode survei baik spesifikasi perancangan, pelaksanaan,
pelaporan dan juga contoh penelitian dengan design survei serta sajian contoh
permasalahan yang dapat dipecahkan.

2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian metode penelitian survei?
2. Apakah tujuan dari metode penelitian survei?
3. Bagaimana spesifikasi perancangan penelitian dengan metode survei?
4. Bagaimana spesifikasi pelaksanaan penelitian dengan metode survei?
5. Bagaimana pelaporan penelitian dengan metode survei?
6. Apa contoh permasalahan yang dapat dipecahkan dengan metode survei?

C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH


1. Untuk mengetahui pengertian metode penelitian survei.
2. Untuk mengetahui tujuan dari penelitian deskriptif metode survei.
3. Untuk mengetahui spesifikasi perancangan penelitian dengan metode survei.
4. Untuk mengetahui spesifikasi pelaksanaan penelitian dengan metode survei.
5. Untuk mengetahui cara pelaporan penelitian dengan metode survei.
6. Untuk mengetahui contoh masalah yang dapat dipecahkan dengan metode survei.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN METODE PENELITIAN SURVEI


Menurut Nana Syaodih (2013), penelitian survei digunakan untuk
mengumpulkan data atau informasi tentang populasi yang besar dengan menggunakan
sampel yang relarif kecil. Dalam pendidikan dan kurikulum pembelajaran, survei
digunakan untuk menghimpun data tentang siswa seperi sikap, minat, dan kebiasaan
belajar siswa dan lain-lain. Dapat juga menghimpun data tentang keadaan dan
perkembangan sekolah.
Menurut Cohen dan Nomion (1982) penelitian survei sebenearnya lebih tepat
merupakan salah satu dari jenis penelitian deskriptif. Cohen dan Nomion (1982)
mengatakan:
Survei gathers data at particular point in time with the intention of a)
describing the nature of existing conditions or b) identifying standards agains
which existing condition can be compared, or c) determining the relationships
that exist between spesific events.
Artinya bahwa peneletian survei merupaan kegiatan penelitian yang mengumpulan
data pada saat tertentu, dengan tiga tujuan penting yaitu a) mendeskripsikan keadaan
alami yang hidup pada saat itu, b) mengidentifikasi secara terukur dengan keadaan
sekaran untuk dibandingakan, dan c) menentukan hubungan sesuatu yang hidup
diantara kejadian spesifik.
Menurut Fraenkel dan Wallen dalam Zainal Arifin (2011) penelitian survei
merupakan penelitian dengan mengumpulkan informasi dari suatu sampel dengan
menanyakan melalui angket atau wawancara untuk menggambarkan berbagai aspek
dalam populasi.
Menurut Wallace dalam Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (1989)
penelitian survei digambarkan sebagai suatu proses untuk mentransformasikan lima
informasi ilmiah dengan menggunakan enam kontrol metodologis. Komponen-
komponen informasi ilmiah tersebut adalah teori, hipotesis, observasi, generalisasi
empiris, dan penerimaan atau penolakan hipotesis. Sedangkan kontrol metodologis
yaitu (a) deduksi logika, (b) interpretasi, penyusunan instrumen, penyusunan skala
dan penentuan sampel, (c) pengukuran penyederhanaan data dan perkiraan

4
parameter, (d) pengujian hipotesois, inferensi logika, dan (e) formulasi konsep,
formulasi preposisi, dan penataan preposisi.
Survei merupakan salah satu metode penelitian yang sering digunakan dalam
penelitian. Tiga hal yang mendasari banyaknya penelitan dengan metode survei
adalah (a) survei bersifat serbaguna (versality), dapat digunakan untuk menghimpun
data hampir setiap bidang dan permasalahan. Penggunaan survei terutama dilakukan
pada penelitian evaluatif, penelitian tindakan, maupun penelitian dasar dan terapan.
(b) penguunaan survei cukup efisen (efficiency) dapat menghimpun informasi yang
dapat dipercaya dengan biaya yang relatif murah.
Kegiatan penelitian survei dapat diidentifikasi sejak dari seorang peneliti
melakukan persiapan perencanaan, menentukan strategi sampling yang hendak
digunakan, menentukan strategi sampling yang hendak digunakan dan mendiskusikan
instrumen dengan menentukan alat pengumpul data. Penelitian survei dapat dilakukan
melalui survei langsung dengan wawancara mendalam, telepon, pos maupun tidak
langsung melalui angket maupun quisioner. (c) survei menghimpun data dari sampel
yang relatif kecil hingga populasi yang besar. Dalam intrepretasi dan penyimpulan
hasil survei, peneliti dapat melakukan generalisasi dan penarikan generalisasi
dimungkingkan karena sampel mewakili populasi. Kredibilitas atau kepercayaan hasil
survai dapat dijamin oleh dua hal yaitu sampel yang representatif dan butir-butir
pertanyaan dalam angket dinilai cukup valid.

B. KARAKTERISTIK PENELITIAN DENGAN METODE SURVEI


Berkaitan dengan karakteristik penelitian survei ada empat karakteristik penting yang
perlu ada. Menurut Isaac dan Michael (1983) keempat persyaratan yang dimaksud
adalah sebagai berikut :
1. Rencana penelitian dibuat secara sistematis (Systemic)
Rencana penelitian dibuat secara sistematis, seksama, mengikuti design tertentu.
Sehingga isi tepat dan pelaksanaan efisien mengacu pada prinsip sistematis.
2. Menerapkan prinsip representative (representative)
Penelitian survei dilakukan terhadap sampel yang benar-benar mewakili populasi
didukung dengan teknik sampling yang baik. Sehingga hasilnya akan mendekati
keadaan populasi yang ada.

5
3. Objektif (Objective)
Data dari hasil penelitian survey dapat di eksplorasi secara eksplisit dan objektif.
Sehingga dapat memberikan kesimpulan sesuai data yang ada,
4. Dapat diekspresikan secara kuantitatif (quantifiables)
Pada penelitian survey, data dihimpun menggunakan pendekatan kuantitatif yang
mencakup cara memperoleh data, analisis data dan penarikan kesimpulkan yang
menggunakan perthitungan secara statistik.

Sedangkan menurut Zainal Arifin (2011) karakteristik penelitian survey antara lain:
1. Data dikumpulkan dari responden yang jumlahnuya cukup banyak dengan
menggunakan kuisioner
2. Data bersifat realistis
3. Hasil survey dapat dimanfaatkan untuk kepentingan yang sifatnya terbatas,
karena data yang dikumpulkan dibatasi oleh waktu, dan saat itu juga
dikumpulkan
4. Digunakan untuk memecahkan masalah yang bersifat insidental
5. Dapat menggunakan metode cross sectional atau longitudinal
6. Menggunakan data kuantitatif
7. Lebih mengutamakan teknik pengumpulan data yang berupa kuisioner dan
wawancara terstruktur

C. TUJUAN PENELITIAN SURVEI


Tujuan dari penelitian survey anara lain :
1. Menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan oleh peneliti
2. Memecahkan permasalahan yang signifikan dan hidup dimasyarakat
3. Menilai kebutuhan dan menentukan tujuan institusi atau lembaga tertentu
4. Menganalisis kecenderungan yang terjadi dalam suatu masyarakat atau suatu
lembaga tertentu
5. Menentukan apakah tujuan spesifik suatu lembaga sudah dapat dicapai
6. Mendiskripsikan permasalahan yang ada, dan seberapa jauh implikasinya terhadap
lembaga yang ada.
7. Membuat acuan sikap yang realistis atas dasar data dan keadaan yang ada
dimasyarakat.

6
D. JENIS-JENIS PENELITIAN SURVEI
Ada beberapa jenis yang dibedakan menurut tujuan dan bentuknya. Penelitian survey
yang dibedakan menurut tujuannya, diantaranya adalah :
1. Survey penjajagan
Survey penjajagan disebut juga dengan survey eksplorasi. Pada survey eksplorasi
peneliti tidak memiliki masalah untuk dipecahkan. Sehingga survey eksplorasi
digunakan untuk melihat pandangan umum responden sebelum melakukan
penelitian lanjut
2. Survey untuk mendiskripsikan keadaan tertentu
Survei ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh permasalahan yang akan di
teliti oleh peneliti, termasuk deskripsi usaha-usaha yang berkaitan dengan
permasalahan.
3. Survei eksplanasi
Survei eksplanasi bertujuan untuk mencari penjelasan atau sebab-sebab dari suatu
masalah. Dan hasil hari survei eksplanasi ddapat digunakan sebagai bukti empiris
tentang variabel yang diduga menjadi penyebab dari suatu masalah.
4. Survey untuk menggali prediksi
Survei ini dilakukan untuk mejaring pendapat umum untuk memprediksi suatu
kebijakan atau peraturan yang akan diterapkan. Dengan dikumpulkannya pendapat
dari khalayak maka dapat dilakukan pertimbangan dalam penerapan kebijakan.
5. Survey Evaluatif
Survei ini dilakukan untuk mengevaluasi keberhasilan suatu program ditinjau dari
efektifitas dan efisiensinya. Serta dapat juga sebagai umpan balik untuk
mengetahui suatu program yang telah berjalan perlu revisi atau tidak.
6. Survey untuk membuat proyeksi kedepan
Survey ini dilakukan untuk menghimpun data yang digunakan untuk
memproyeksikan hal-hal yang mungkin terjadi melalui data yang dihimpun dari
responden
7. Survey untuk tujuan operasional
Survey ini dilakukan untuk menggali faktor yang akan menghambat atau
mendukung penerapan suatu kebijakan baru, bagaimana berjalannya suatu
kebijakan dan hasil yang akan dicapai dari penerapan kebijakan tersebut.

7
8. Penelitian survey untuk mengembangan indikator sosial
Survey ini dilakukan secara berkala dengan tujuan untuk melihat pemerataan
program sehingga menjadi salah satu komponen dalam pengembangan indikator
sosial.

Sedangkan jenis penelitian survey yang dibedakan menurut bentuknya, antara lain :

1. Survey Catatan
Jenis survey ini sering disebut survey of records karena dalam kegiatan penelitian
ini banyak menggunakan sumber-sumber yang berupa catatan atau informasi non
reaksi. Dalam penelitian ini peneliti biasanya tidak banyak melibatkan jawaban
langsung dari subjek yang diteliti.
2. Survey menggunakan angket
Survey menggunakan angket atau quisioner ini biasanya didistribusikan oleh
peneliti kepada responden langsung maupun melalui pos atau dengan
memanfaatkan teknologi internet.
3. Survey melalui telepon
Pada survey jenis ini peneliti menggunakan buku petunjuk telepon untuk
menghubungi responden kemudian menyatakan maksud dan tujuan untuk
memperoleh informasi dari responden
4. Survey menggunakan wawancara
Survey menggunakan wawancara dapat dilakukan dalam grup maupun
perseorangan. Metode yang digunakan adalah wawancara, dengan menggali
informasi secara langsung informasi dari responden.

E. DESAIN PENELITIAN SURVEI


Ditinjau dari desain penelitiannya survey dapat dibedakan menjadi dua, yaitu survey
longitudinal dan desainn cross sectional.
1. Desain Longitudinal
Desain longitudinal merupakan proses pengumpulan data terhadap masalah
tertentu yang dilakukan dalam waktu yang lama (Sudarsono dkk, 2013 : 151) atau
dengan kata lain desain ini digunakan untuk memahami isu yang berkepanjangan,
tetapi populasi lebih kecil dengan pengumpulan data secara periodik. Dalam
desain longitudinal terdapat beberapa tipe yaitu trend study.

8
2. Desain Cross-Sectional
Menurut Sudarsono (2013: 152) desain Cross-Sectional adalah desain survey
dimana survey dilakukan terhadap kelompok responden (sample) tertentu dalam
jangka waktu yang relatif pendek.

F. SPESIFIKASI PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN


METODE SURVEI
Kegiatan penelitian survei dapat diidentifikasikan sejak dari seorang peneliti
melakukan persiapan perencanaan, menentukan strategi sampling yang hendak
digunakan, mendiskusikan instrumen, bagaimana menyampaikan instrumen tersebut
kepada responden sebagai kelengkapan teknik survei, sampai akhirnya
mengidentifikasikan beberapa prosedur yang tepat agar dapat memproses dan
menganalisis untuk memperoleh hasil penelitian (Darmadi, 2011:237).
Rencana penelitian dengan metode survei tertuang didalam proposal penelitian.
Komponen utama yang terpenting dalam proposal penelitian survei adalah tujuan dasar
atau alasan diadakannya penelitian survei. Berikut ini merupakan komponen-komponen
yang akan dibahas di dalam proposal, khususnya di bagian metode penelitian untuk
rancangan survei:
1. Identifikasi tujuan penelitian survey. Tujuannya untuk menggeneralisasi
populasi dari beberapa sampel sehingga dapat dibuat kesimpulan-kesimpulan
atau dugaan-sugaan sementara tentang karakteristik-karakteristik,
perilakuperilaku, atau sikap-sikap dari populasi tersebut.
2. Memaparkan rasional pemilihan metode survei sebagai jenis prosedur
pengumpulan data dalam penelitian, dapat berupa menunjukkan
keunggulankeunggulan rancangan survei (seperti keekonomisan rancangan dan
kecepatan dalam menyajikan data penelitian) dan keuntungan-keuntungan
mengidentifikasi sifat-sifat suatu populasi berdasarkan sekelompok kecil
individu (sampel).
3. Menetapkan desain penelitian dengan metode survei, apakah menggunakan
desain survei cross-sectional dengan mengumpulkan data satu persatu dalam
satu waktu atau desain survei longitudinaldengan mengumpulkan data secara
kumulatif sepanjang waktu.
4. Merinci teknik pengumpulan data. Fink (2002) menunjukkan empat strategi
pengumpulan data, antara lain: kuesioner yang disusun secara sendiri

9
(selfadministered questionnaires), wawancara (interviews), review catatan
terstruktur (structured record review) untuk mengumpulkan informasi
finansial, media atau sekolah, dan observasi terstruktur (structured
observation).

Adapun spesifikasi pelaksanaan penelitian dengan metode survey, ditinjau dari


beberapa ahli terdapat beberapa variasi. Menurut Bibie (1982) ada tiga langkah
penting yang menentukan keberhasilan dari penelitian survey, antara lain :
1. Pembuatan dan pengembanganan angket
2. Pemilihan sample
3. Mengumpulkan data dengan wawancara atau kuisioner

Menurut Rea dan Parker (2001) beberapa langkah yang sebaiknya ditempuh peneliti
dalam pengumpulan data survey antara lain :
1. Identification of the focus of the study and method of research
Pada tahap ini peneliti diharuskan untuk memformulasikan fokus masalah yang
akan diteliti. Masalah penelitian mencakup pertanyaan yang menanyakan
hubungan dari variabel-veriabel penelitian. Adapun kriteria masalah yang dapat
digunakan dalam penelitian survey antara lain :
a. Suatu masalah penelitian harus menggambarkan hubungan antara dua variable
atau lebih
b. Suatu masalah penelitian memerlukan pengujian secara empirik, pemecahan
masalah dilandasi oleh bukti-bukti empirik yang diperoleh dari lapangan
melalui pengumpulan data yang relevan
Setelah menentukan desain penelitian kemudian dilakukan konseptualisasi
atas sebuah fenomena atau gejala sosial yang akan diturunkan menjadi variabel-
variabel penelitian sampai ke tingkat indikator. Jika digambarkan secara
sistematis, maka desain penelitian survei tampak dalam hierarki sebagai berikut:

10
Teori

Konsep

Variabel

Dimensi

Indikator

Skala

Pertanyaan

Tahapan pembuatan desain penelitian yang meliputi Teori, Konsep, Variabel,


Dimensi, Indikator, Skala/Pengukuran, dan item-item Pertanyaan selanjutnya harus
disederhanakan dalam bentuk isian matriks operasionalisasi survei seperti berikut :

Variabel Dimensi Indikator Skala

Tabel : Contoh penerapan matriks operasionalisasi survei:

Judul Penelitian:
Analisis Kesulitan Guru Biologi Kelas XI SMA Negeri Di Kabupaten Bantul dalam
Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2014/2015

Rumusan Masalah:
1. Apa saja kesulitan guru biologi terhadap pemahaman struktur Kurikulum 2013 ?
2. Apa saja kesulitan guru biologi dalam persiapan menyusun perangkat pembelajaran
sesuai Kurikulum 2013 ?
3. Apa saja kesulitan guru biologi dalam pelaksanaan pembelajaran biologi
berdasarkan Kurikulum 2013 ?

11
Teori yang digunakan:
1. Teori Pembelajaran
2. Teori Kurikulum

Variabel:

Kesulitan Guru Biologi Kelas XI SMA Negeri di Kabupaten Bantul,


Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2014/2015

Selanjutnya untuk dimensi, indikator dan skala dapat dilihat pada matriks
operasionalisasi survei berikut ini.

Variabel Dimensi Indikator Skala


Kesulitan Guru a. Kesulitan guru a. Bagaimana tingkat
Biologi Kelas XI biologi terhadap kesulitan guru dalam
SMA Negeri di pemahaman struktur memahamikonsep
Kabupaten Bantul Kurikulum 2013 kurikulum 2013
b. Kesulitan guru b. Bagaimana tingkat
biologi dalam persiapan kesulitan guru dalam
menyusun perangkat memahami isi dan kebijakan
pembelajaran kurikulum 2013
c. Bagaimana tingkat
kesulitan guru dalam
Ordinal
memahami konsep umum
buku kurikulum 2013
d. Bagaimana tingkat
kesulitan guru dalam
memahami struktur dan
kompetensi pada kurikulum
2013
e. Bagaimana tingkat
kesulitan guru dalam
menyusun teknik dan

12
instrumen penilaian
kurikulum 2013
f. Bagaimana tingkat
kesulitan guru dalam
mempersiapkan perangkat
pembelajaran
g. Bagaimana tingkat
kesulitan guru dalam
mempersiapkan konsep dan
strategi pembelajaran
h. Bagaimana tingkat
kesulitan guru dalam
menentukan alokasi waktu
i. Bagaimana tingkat
kesulitan guru dalam
menentukan sumber belajar
j. Bagaimana tingkat
kesulitan guru dalam
mempersiapkan model
pembelajaran
k. Bagaimana tingkat
kesulitan guru dalam
mempersiapkan teknik dan
instrumen penilaian
Mengimplementasikan a. Kesulitan guru a. Bagaimana Kesulitan
kurikulum biologi dalam guru biologi dalam
pelaksanaan pelaksanaan implementasi
pembelajaran biologi konsep kurikulum 2013
b. Bagaimana Kesulitan Ordinal
guru biologi dalam
pelaksanaan perangkat
pembelajaran
c. Bagaimana Kesulitan

13
guru biologi dalam
menentukan alokasi waktu
d. Bagaimana Kesulitan
guru biologi dalam
membuat konsep dan
strategi pembelajaran
e. Bagaimana Kesulitan
guru biologi dalam proses
pembelajaran menggunakan
pendekatan saintifik
f. Bagaimana Kesulitan guru
biologi dalam menerapkan
model pembelajaran
g. Bagaimana Kesulitan
guru biologi dalam
melaksanakan penilaian
hasil belajar

Pada kolom terakhir matriks operasionalisasi penelitian survei di atas terdapat


kolom skala. Skala diperlukan sebagai teknik pengukuran yang sejak awal
dirancang dalam desain penelitian. Terdapat empat jenis skala dalam penelitian
survei, yakni nominal, ordinal, interval, dan rasio. Masing-masing skala dapat
dijelaskan sebagai 0 berikut.

a) Skala nominal
Skala nominal embedakan satu kategori dengan kategori lainnya. Dasar perbedaannya
adalah penggolongan yang tidak saling tumpang tindih antar kategori
Contoh:

Jenis kelamin:
1. a. pria b. wanita
Status kepegawaian:
1. a. Honorer b. Tetap c.Kontrak

14
b) Skala Ordinal
Skala ordinal mempunyai sifat membedakan dan mencerminkan adanya tingkatan
dari tinggi ke rendah.
Contoh:
Jenjang Pendidikan:
1. a. SD b. SLTP c. SMA d. Sarjana
Tingkat kepuasan:
1. a. Sangat Tidak Memuaskan b. Cukup Memuaskan c. Sangat Memuaskan
Kepangkatan dalam militer:
1. a. Brigadir Jendral b. Mayor Jendral c. Letnan Jendral d. Jendra

c) Skala Interval
Skala interval mempunyai sifat membedakan, mempunyai tingkatan, dan mempunyai
jarak yang pasti antara satu kategori dengan kategori lainnya

Contoh:
Tingkat Penghasilan
1. a. < 500.000 b. 500.000 999.000 c. 1000.000- 3.000.000 d. > 3 juta
Frekuensi Mendengarkan radio
1. a. 1-5 jam = sangat rendah
2. b. 6- 10 jam = cukup
3. c. 11-15 jam = tinggi
4. d. 16-20 jam = sangat tinggi

d) Skala Rasio
Skala rasio mempunyai sifat membedakan, mempunyai tingkatan dan jarak, dan setiap
nilai variabel diukur dari suatu keadaan atau titik yang sama (titik nol mutlak).

Contoh:
Umur Manusia (0, 1, 2, 3 dst)
Berat badan dalam kg
Tinggi badan dalam cm,
dan sebagainya (Yusuf, 2011)

15
2. The research schedule and budget
Setelah diperoleh masalah penelitian, langkah selanjutnya adalah membuat jadwal
penelitian dan estimasi biaya yang akan dikeluarkan
3. Establishment of an information base
Dalam tahap ini dilakukan pembentukan informasi dasar sebagai latar belakang
masalah yang akan diteliti
4. The sampling frame
Tahap selanjutnya dalam penelitian survei adalah menentukan sampel. Pemilihan
dan penarikan sample sangat penting dalam survai. Sample harus mewakili
populasi baik dalam jumlah maupun karakteristiknya. Karakteristik sample
diambil berdasarkan strata dan klaster. Selain jumlah dan karakteriknya, dalam
survai juga perlu dipertimbangkan kemampuan responden yang menjadi sample
dalam memberikan jawaban tertulis. Selain sample, teknik sampling juga perlu
diperhatikan. Teknik sampling adalah suatu cara untuk menentukkan banyaknya
sample dan anggota sample dari suatu populasi yang dapat mewakili populasi dari
aspek jumlah maupun karakteristik. Penarikan sample pada penelitian survai
dibedakan berdasarkan ukuran populasninya. Bila populasinya tidak terbatas
(infinite population) maka penarikan sample tidak dapat dilakukan secara acak
atau random, sehingga dikenal dengan istilah non random sampling. Jika
populasinya terbatas maka dibuat kerangka sample (sample frame) yang memuat
daftar anggota populasi (Subali, 2013:7) dengan adanya kerangka sample maka
dapat dipilih sample seacara acak atau random sampling. Dengan pengambilan
sample sample secara acak, maka akan meminimalisir kekeliruan yang sistematik
sehingga sample yang dipilih adalah sample yang represetattif.

5. Determining of sample size and sample selection


Secara garis besar teknik pengambilan sampel dibagi atas 2 kelompok, yaitu :
1) Probability Sampling (random sampling)
Pada pengambilan sampel secara random, setiap unit populasi, mempunyai
kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Faktor pemilihan atau
penunjukan sampel yang mana akan diambil, yang semata-mata atas
pertimbangan peneliti, disini dihindarkan. Ini merupakan salah satu usaha
untuk mendapatkan sampel yang representatif. Keuntungan pengambilan
sampel dengan probability sampling adalah sebagai berikut:

16
Derajat kepercayaan terhadap sampel dapat ditentukan.
Beda penaksiran parameter populasi dengan statistik sampel, dapat
diperkirakan.
Besar sampel yang akan diambil dapat dihitung secara statistik.

a. Sampling acak sederhana (Simple random sample)


Sampling acak sederhana adalah bentuk yang paling
sederhana sampling probabilitas, dan membentuk blok bangunan untuk
banyak desain sampel lainnya. Proses pengambilan sampel dilakukan
dengan memberi kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi
untuk menjadi anggota sampel. Jadi disini proses memilih sejumlah
sampel n dari populasi N yang dilakukan secara random. Ada 2 cara
yang dikenal yaitu: Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan
cara mengundi "Cointoss".Tetapi bila populasinya besar, perlu
digunakan label "Random Numbers" yang prosedurnya adalah sebagai
berikut:
Misalnya populasi berjumlah 300 (N=300).
Tentukan nomor setiap unit populasi (dari 1 s/d 300 = 3
digit/kolom). Tentukan besar sampel yang akan diambil.
(Misalnya 75 atau 25 %)
Tentukan skema penggunaan label random numbers.
(misalnya dimulai dari 3 kolom pertama dan baris pertama)
dengan menggunakan tabel random numbers, tentukan unit
mana yang terpilih, sebesar sampel yang dibutuhkan, yaitu
dengan mengurutkan angka-angka dalam 3 kolom pertama,
dari atas ke bawah, setiap nomor 300, merupakan nomor
sampel yang diambil (100, 175, 243, 101), bila ada nomor
300, tidak diambil sebagai sampel (N = 300). Jika pada
lembar pertama jumlah sampel belum mencukupi, lanjutkan
kelembaran berikutnya, dan seterusnya. Jika ada nomor
yang serupa dijumpai, di ambil hanya satu, karena setiap
orang hanya mempunyai 1 nomor identifikasi.
Keuntungan : Prosedur estimasi mudah dan sederhana

17
Kerugian : Membutuhkan daftar seluruh anggota populasi, sampel
mungkin tersebar pada daerah yang luas, sehingga biaya
transportasi besar (Nasution, 2003).

b. Sampling acak berlapis (stratified random sample)


Sampling acak berlapis Populasi dibagi strata-strata, (sub
populasi), kemudian pengambilan sampel dilakukan dalam setiap strata
baik secara simple random sampling, maupun secara systematic
random sampling. Misalnya kita meneliti keadaan gizi anak sekolah
Taman Kanak-kanak di Kota Madya Medan (4-6 tahun). Karena
kondisi Taman Kanak-kanak di Medan sangat berbeda (heterogen)
maka buatlah kriteria yang tertentu yang dapat mengelompokkan
sekolah Taman Kanak-kanak ke dalam 3 kelompok (A = baik, B =
sedang, C = kurang). Misalnya untuk Taman Kanak-Kanak dengan
kondisi A ada : 20 buah dari 100 Taman Kanak-Kanak yang ada di
Kota Madya Medan, kondisi B = 50 buah C = 30 buah. Jika
berdasarkan perhitungan besar sampel, kita ingin mengambil sebanyak
25 buah (25%), maka ambilah 25% dari masing-masing sub populasi
tersebut di atas (Nasution, 2003).

Cara pengambilan sampel 5 Kelompok A, 12-13 Kelompok B, dan 7 - 8.


Kelompok C adalah secara random karena sub populasi sudah homogen.
Keuntungan : Taksiran mengenai karakteristik populasi lebih tepat.
Kerugian : Daftar populasi setiap strata diperlukan, jika daerah
geografisnya luas, biaya transportasi tinggi.

18
c. Sampling random berkelompok (cluster sample)
Dengan beberapa jenis survei administrasi, meskipun, mungkin
sulit untuk mendapatkan kerangka sampling individu, atau mungkin
mahal untuk mengambil sampel acak sederhana. Daripada
menggunakan sampel acak sederhana, cluster sampling metode
biasanya dapat digunakan dalam situasi ini. Ukuran dua atau lebih
sampling unit lainnya digunakan dalam cluster sampling: unit pertama,
lebih besar disebut cluster atau utama sampling unit (psu) yang dipilih
untuk sampel menggunakan probabilitas desain sampling, maka
beberapa atau semua unit yang lebih kecil, disebut sekunder sampling
unit (ssu) yang dipilih dari masing-masing psu dalam sampel (Dillman,
2008).
Pengambilan sampel dilakukan terhadap sampling unit, dimana
sampling unitnya terdiri dari satu kelompok (cluster). Tiap item
(individu) di dalam kelompok yang terpilih akan diambil sebagai
sampel. Cara ini dipakai : bila populasi dapat dibagi dalam kelompok-
kelompok dan setiap karakteristik yang dipelajari ada dalam setiap
kelompok. Misalnya ingin meneliti gambaran karakteristik (umur,
suku, pendidikan dan pekerjaan) orang tua mahasiswa FK USU.
Mahasiswa FK dibagi dalam 6 tingkat (I s/d VI). Pilih secara random
salah satu tingkat (misal tingkat II). Maka orang tua semua mahasiswa
yang berada pada tingkat II diambil sebagai sampel (Cluster).
Keuntungan :
Tidak memerlukan daftar populasi
Biaya transportasi kurang
Kerugian :
Prosudur estimasi sulit.

d. Sampel tidak seimbang (Unequal probability sample)


Beberapa Universitas mungkin memiliki 500 siswa; orang lain
mungkin memiliki 45.000 siswa. Jika sederhana sampel acak dari
Universitas diambil pada tahap pertama cluster sampling, sangat
mungkin bahwa banyak dari Universitas besar, akuntansi untuk
sebagian siswa di negara, tidak akan muncul dalam sampel. Tidak

19
seimbang probabilitas contoh desain dapat digunakan sebagai gantinya
untuk menghindari masalah ini.
Daripada memiliki probabilitas sama seleksi untuk setiap
universitas, probabilitas bahwa Universitas akan memilih untuk sampel
dapat diatur dalam proporsi jumlah mahasiswa, sehingga Universitas
yang lebih besar akan memiliki probabilitas yang lebih tinggi dari yang
diikutsertakan dalam sampel. Jika diinginkan yang setiap siswa
memiliki probabilitas sama yang dipilih untuk sampel, maka orang bisa
menentukan sampling k mahasiswa dari setiap universitas sampel.
Kemudian, jika mi jumlah mahasiswa di Universitas i dan M adalah
jumlah siswa di Semua Universitas di populasi, kemungkinan yang
diberikan mahasiswa di Universitas saya dipilih untuk sampel akan
(Mi /M)(k/ Mi) = k/M (Dillman, 2008).

e. Sampel berlapis (multistage sample)


Proses pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik
bertingkat dua maupun lebih.
Misalnya: Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa
Lingkungan KK. Misalnya kita ingin meneliti Berat badan dan
Tinggi badan murid SMA. Sesuai kondisi dan perhitungan, maka
jumlah sampel yang akan diambil 2000

20
Cara ini dipergunakan bila:
Popula/sinya cukup homogen
Jumlah populasi sangat besar
Populasi menempati daerah yang sangat luas
Biaya penelitian kecil
Keuntungan :
Biaya transportasi kurang
Kerugian :
Prosedur estimasi sulit
Prosedur pengambilan sampel memerlukan
perencanaan yang lebih cermat (Nasution, 2003).

2) Non Probability Sampling (Non Random Sample)


Pemilihan sampel dengan cara ini tidak menghiraukan prinsip-prinsip
probability. Pemilihan sampel tidak secara random. Hasil yang diharapkan
hanya merupakan gambaran kasar tentana suatu keadaan. Cara ini
dipergunakan : Bila biaya sangat sedikit , hasilnya diminta segera, tidak
memerlukan ketepatan yanq tinggi, karena hanya sekedar gambaran umum
saja. Cara-cara yang dikenal adalah sebagai berikut :
a. Sampling Dengan Maksud (Purposive sample)
Pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan
penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki
telah ada dalam anggota sampel yang diambil.
b. Sampling Tanpa Sengaja (Accidental sample)
Sampel diambil atas dasar seandainya saja, tanpa direncanakan lebih
dahulu. Juga jumlah sampel yang dikehenadaki tidak berdasrkan
pertimbangan yang dapat dipertanggung jawabkan, asal memenuhi
keperluan saja. Kesimpulan yang diperoleh bersifat kasar dan
sementara saja.
c. Sampel Berjatah (Quota Sample)
Pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja,
hanya disini besar dan kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu.
Misalnya Sampel yang akan di ambil berjumlah 100 orang dengan
perincian 50 laki dan 50 perempuan yang berumur 15-40 tahun.

21
Cara ini dipergunakan kalau peneliti mengenal betul daerah dan
situasi daerah dimana penelitian akan dilakukan (Nasution, 2003).

6. Design of the survey instrument


Setelah menentukan sample, instrumen survey disusun berdasarkan pertanyaan-
pertanyaan yang sesuai dengan desain survei.

7. Pretest of survey instrument


Pretest dilakukan pada instrumen sebagai pendahuluan untuk menguji apakah
instrumen yang akan digunakan memenuhi uji validitas dan reabilitas. Tujuan
dilakukan pre test adalah :
a. Untuk mengetahui apakah ada pertanyaan yang perlu dihilangkan
atau ditambah
b. Untuk memahami apakah ada pertanyaan yang sulit di pahami
responden
c. Untuk memahami apakah susunan pertanyaan perlu diubah atau tidak
d. Untuk mendekteksi berapa lama waktu yang digunakan responden
dalam mengisi quisioner
Menurut Sugiharto dan Sitinjak (2006) validitas berhubungan dengan suatu
peubah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas dalam penelitian
menyatakan derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi sebenarnya yang
diukur. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Suatu tes dapat
dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya
dengan tepat, dan dapat mendeteksi perbedaan-perbedaan kecil yang ada pada atribut
yang diukurnya. Uji validitas dapat dilakukan dengan pengujian SPSS menggunakan
korelasi Bivariate Pearson. Menurut Suumadi Suryabrata (2004: 28), reabilitas
adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur tersebut dapat
dipercaya. Hasil pengukuran harus reliabel dalam artian harus memiliki tingkat
konsistensi dan kemantapan. Pengujian reabilitas instrumen dengan dengan
menggunakan rumus Alpha Cronbach karena instrumen penelitian ini berbentuk
angket dan skala bertingkat.

22
8. Selection and training of interviewerst
Sebelum dilakukan pengumpulan data, terlebih dahulu dilakukan penjelasan
kepada interviewest mengenai detail pelaksanaan survey sehingga ktidak terjadi
bias dan kesalahan pemaknaan. Jika survey dilakukan oleh peneliti sendiri maka
akan lebih aman karena peneliti tentunya mengetahui seberapa jauh penelitian
survey akan dilakukan.

9. Implementationof the survey


Pelaksanaan survey secara garis besar dilakukan pengumpulan data. Dalam
penelitian survey data dikumpulkan melalui beberapa metode pengumpulan data,
antara lain :
a. Wawancara
Wawancara atau interview dilakukan secara lisan dalam pertemuan tatap
muka antar muka secara kelompok maupun individual. Dalam
pelaksanaannya wawancara, pertanyaan dapat berupa pertanyaan terbuka
maupun pertanyaan tertutup. Pertanyaan dapat dikembangkan lebih lanjut
sesuai dengan kondisinya. Pengembangan pertanyaan pokok menjadi
pertanyaan lanjutan atau pertanyaan terurai disebut probing
b. Angket
Angket atau kuisioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data
secara tidak langsung artinya penggunaan angket tidak ada tanya jawab
seperti pada penggunaan teknik wawancara. Instrumen atau alat
pengumpulan data berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh
responden. Dalam penyusunan angket perlu diperhatikan beberapa hal,
yaitu:
Sebelum butir-butir pertanyaan atau pernyataan ada pengantar atau
petunjuk pengisian
Butir-butir pertanyaan harus dirumuskan secara jelas menggunakan
kata-kata yang lazim digunakan. Tidak menggunakan kata-kata
yang terlalu panjang
Untuk setiap pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur
disediakan kolom untuk menuliskan jawaban atau respon dari
responden.

23
10. Conditification of the completed questionnaires and computerized data entry
Setelah pengumpulan data dilakukan, selanjutnya adalah memeriksa kelengkapan
data dengan cara menyortir data dan memberi nomor pada kuisioner serta
memastikan kelengkapan jawaban yang diisikan dalam kuisioner. Setelah seluruh
data dipastikan terkumpul, langkah selanjutnya dalah mengentri data atau
memasukkan date kedalam komputer ataupun aplikasi pengolah data SPSS untuk
memudahkan pengolahan dan analisis data selanjutnya. Menururt Purwanto dan
Sulistyatuti (2007) cara yang dilakukan dalam mengkode data adalah :
a) Memproses data untuk dilihat dengan hasil analisa statistik deskriptifnya
seperti frekuensi, mean, modus, dan median
b) Melihat penyimpangan-penyimpangan yang ada
c) Mencocokkan kembali data dengann data yang ada pada kuisioner
d) Membetulkan data entry
e) Memproses kembali dan kembali ke langkah pertama

11. Data analysis and final report


Menurut Subali (2013:16) pada prinsipnya teknis analisis data survey
tergantung pada tujuan penelitiannya apakah akan mencari hubungan antar
variabel yang diteliti, atau apakah mencari perbedaan variabel tergayut akibat
perbedaan atribut atau perbedaan level pada variabel bebasnya. Jika yang
diselidiki adalah hubungan antar variabel bebas dan tergayutnya, maka yang akan
diteliti apakah sifat hubungan regresi (hubungan sebab akibat antara variabel
prediktor dan veriabel respons), hubungan korelasi karena antara variabel bebas
dan variabel tergayut memiliki hubungan dependensi (ketergantungan karena
datanya cacah).
Pemenuhan kebutuhan analisis harus diperhatikan prasyaratnya. Jika
tujuannya ingin membuat inferensi maka digunakan teknik statistika inferensial
dan harus memperhatikan keparametrikannya. Namun jika tidak ingin melihat
inferensinya maka cukup dianalisis secara desklriptif. Selain itu banyaknya
variable penelitian yang digunakan akan menentukan teknik analisis yang
digunakan (Subali, 2013 : 16-17), yaitu :
a) Untuk data monovariate atau penelitian tanpa variable bebas, maka cukup
dianalisis menggunakan statistika deskriptif

24
b) Untik data bivariate dan multivarate dapat digunakan analisis perbedaaan
analisis hubungan tergantung pada tujuannya
c) Bila data penelitian bivariat (satu variabel bebas dan satu variabel tergayut),
baik variabel bebas dan tergayutnya merupakan data kuantitatif dan peneliti
bertujuan mencari pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergayut maka
digunakan uji regresi sederhana.
d) Data penelitian multivariat dimana peneliti memiliki >1 variabel bebas dan
satu variabel tergayut dan peneliti ingin mengetahui pengaruh variabel-
variabel bebas terhadap variabel tergayut digunakan uji regresi ganda.
e) Data multivariat dengan satu atau >1 variabel bebas dan >1 variabel tergayut,
dan tujuannya adalah mencari perbedaan respons akibat pengaruh variabel
bebas digunakan uji beda multivariat.
Analisis data pada penelitian penelitian bivariate dengan tujuan mecari perbedaan
respons akibat perbedaan atribut atau level variabel bebas , maka harus
diperhatikan banyaknya atribut/level pada variable bebas yakni :
a) Jika hanya ada dua atribut/level variabel bebas maka hanya akan ada dua nilai
rata-rata dari variabel tergayut/variabel respons yang akan diuji perbedaannya.
Jadi ada dua nilai rata-rata yang masing-masing dimiliki oleh group/kelompok
yang akan dibandingkan.
b) Jika ada k atribut/level variabel bebas maka akan ada k nilai rata-rata dari
variabel tergayut/variabel respons yang akan diuji perbedaannya. Jadi ada k
nilai rata-rata yang masing-masing dimiliki oleh grup-grup yang akan
diperbandingkan.

Beberapa teknik analisis data yang dapat digunakan dalam penelitian pendidikan
biologi antara lain untuk melihat nilai sebaran dan penyimpamgan dapat dilakukan
analisis data secara deskriptif (mean, median, modus, standar deviasi) uji perbandingan
terhadap parameter dengan menggunakan uji z atau uji t-Student, uji beda dua nilai rata-
rata parametrik dengan menggunakan uji t-Student data berpasangan dan uji t Student
data tidak berpasangan, secara nonparameterik ada uji peringkat bertanda Wilcoxon untuk
data berpasangan dan ada uji U Mann-Whitney untuk data tidak berpasangan. Untuk
pembandingan beberapa nilai rata-rata digunakan uji ragam, baik uji ragam secara
parameterik maupun secara nonparametrik. Uji ragam secara parameterik ada uji ragam
eka arah/satu jalur, uji ragam dwii arah/dua jalur, dan uji ragam banyak arah/banyak jalur.
Untuk uji ragam banyak jalur ada uji ragam banyak jalur tanpa interaksi dan uji ragam

25
banyak jalur dengan interaksi. Untuk uji ragam secara nonparameterik ada uji ragam satu
arah berperingkat Kruskal-Wallis, ada uji ragam dwi arah berperingkat Friedman.
Setelah dilakukan analisis, maka dapat dilakukan interpretasi data untuk menarik
kesimpulan statistik deri data yang dihimpun. Untuk menginterpretasi data, yang perlu
dilakukan peneliti adalah mengaitkan temuan dengan teori yang ada. Selanjutkan
memberikan konteks, makna atau implikasi pada data hasil temuan.

G. PELAPORAN DESAIN PENELITIAN METODE SURVEI


Format laporan penelitian yang lengkap tidak hanya menyajikan hasil penelitian,
tetapi juga proses penelitain tersebut sebagai keseluruhan. Pada pembagian isi laporan
tersebut secara berurutan meliputi: (a) Judul laporan; (b) Kata Pengantar; (c) Daftar
Isi; (d) Pendahuluan; (e) Baba tau bagian Laporan; (f) Ikhtisar; (g) Lampiran; (h)
Kepustakaan (Singarimbun, 1989: 381-391). Berikut ini merupakan contoh penjelasan
lebih lanjut (Prastowo, 2011: 197-199)
1. Judul Laporan

Judul laporan sebaiknya jelas, ringkas, dan menggambarkan isi, contoh:

Suatu studi tentang kesulitan guru biologi kelas xi sma negeri di kabupaten bantul dalam
mengimplementasikan kurikulum 2013
Diganti menjadi:
Analisis kesulitan guru biologi kelas XI SMA Negeri di Kabupaten Bantul dalam
mengimplementasikan kurikulum 2013

2. Kata Pengantar
Kata pengantar biasanya pendek, sekitar satu halaman. Di dalam kata pengantar,
dikemukakan tujuan penelitian, masalah yang dihadapi, siapa yang mensponsorinya,
dan ucapan terimakasih kepada yang memberikan bantuan. Kata pengantar dapat
ditulis oleh peneliti atau badan yang mensponsorinya.

3. Daftar Isi
Daftar isi menunjukkan bagian-bagian dari laporan dan di situ dapat dilihat
hubungan antara satu bagian dan yang lainnya. Tabel, diagram, peta, dan gambar
masing-masing dibuat daftar tersendiri.

4. Pendahuluan
Pada bagian ini, pembaca diantar kepada perumusan masalah, ruang lingkup,
kegunaan teoritis, dan praktis dari laporan dan metodologi. Bagian ini mencakup latar

26
belakang penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian, cara pemrosessan data dan
analisis data, termasuk prosedur statistik yang ditempuh.
Contoh: Berdasarkan judul diatas dapat dikemukakan tujuan penelitiannya adalah:
untuk mengetahui kesulitan guru biologi kelas XI SMA Negeri di Kabupaten Bantul
dalam (1) pemahaman struktur Kurikulum 2013, (2) persiapan menyusun perangkat
pembelajaran, (3) pelaksanaan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013.
Menggunakan metode penelitian deskriptif
teknik purposive sampling dengan kriteria SMA Negeri di Kabupaten Bantul
termasuk peringkat 5 besar Ujian Nasional.
Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data penelitian diperoleh
dengan cara pengisian angket, wawancara, observasi, dan studi dokumentasi
perangkat pembelajaran guru biologi kelas XI SMA.
Analisis data dengan teknik analisis deskriptif kualitatif.
Data kualitatif yang diperoleh dari lembar observasi dan kuesioner dianalisis
secara deskriptif dengan menggunakan model Miles and Huberman meliputi:
Data Display (Penyajian Data), Data Display (Penyajian Data), Conclusion
Drawing (Kesimpulan dan Verifikasi).

5. Bagian Laporan
Bab-bab laporan merupakan bagian pokok dari laporan tersebut. Melalui berbagai
teknik analisis yang digunakan, diuraikan apa saja yang terdapat pada penelitian
tersebut. Tiap bab membahas satu masalah pokok dan bab-bab itu merupakan
rangkaian yang ketat hubungannya dengan tema utama.

Contoh:
Hasil data yang diperoleh dari tabel Kesulitan Guru Biologi Kelas XI SMA Negeri
Bantul dalam Pemahaman Struktur Kurikulum 2013: bahwa kecenderungan Guru telah
mampu memahami Kurikulum 2013.
Dari tabel persiapan Kegiatan Pembelajaran: terdapat indikator yang masih sulit pada
penjabaran KI dan KD.
Dalam tabel pelaksanaan pembelaran: sebagian guru biologi kelas XI di SMAN telah
melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013. Kecenderungan
yang lain kesulitan dalam menentukan indikator penilaian hasil belajar peserta didik
dalam pengisian penilaian yang mencakup 3 ranah kompetensi, pengisian penilaian
keterampilan, dan pengisian penilaian sikap.

6. Kesimpulan
Bab ini memuat kesimpulan hal-hal yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Hal
ini memuat implikasi penelitain tersebut dan adapula yang disarankan pada penelitain
lanjutan. Sifatnya berbeda dengan ikhtisar yang fungsinya agar pembaca dapat
mengetahui dengan cepat hasil penelitian tersebut sebagai keseluruhan.

27
7. Lampiran
Lampiran berisi bahan yang kurang praktis atau mengganggu penyajian data jika
dimasukkan kedalam teks, contohnya formulir.

8. Kepustakaan
Semua bahan kepustakaan, termasuk dokumen yang belum dipublikasikan,
dicantumkan. Diperlukan agar penulisannya seragam, mengikuti standar yang telah
dipilih, contohnya jika mengikuti Gaya Harvard penulisannya yang benar adalah:
Shils, Edward, 1993. Etika Akademis. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

H. CONTOH PELAPORAN PENELITIAN SURVEI


Dibawah ini merupakan contoh pelaporan penelitian survey (Anggraeni, 2014)
adalah sebagai berikut:
Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan guru biologi kelas XI SMA
Negeri di Kabupaten Bantul dalam 1) pemahaman struktur Kurikulum 2013, 2)
persiapan menyusun perangkat pembelajaran, 3) pelaksanaan pembelajaran
berdasarkan Kurikulum 2013.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah 6
guru biologi kelas XI SMA yang menggunakan Kurikulum 2013 dengan sampel 3
guru biologi kelas XI di SMA Negeri 2 Bantul, SMA Negeri 1 Sewon, dan SMA
Negeri 1 Kasihan. Pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling dengan
kriteria SMA Negeri di Kabupaten Bantul yang termasuk peringkat 5 besar Ujian
Nasional tahun ajaran 2014/2015. Instrumen pengumpulan data menggunakan
kuesioner. Data penelitian diperoleh dengan cara pengisian angket, wawancara,
observasi, dan studi dokumentasi perangkat pembelajaran guru biologi kelas XI SMA.
Data hasil penelitian dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan kesulitan yang dialami oleh guru biologi kelas XI
dalam pemahaman struktur kurikulum adalah memahami penjabaran struktur
kurikulum, teknik instrumen penilaian yang mencakup 3 ranah penilaian, dan
pengisian nilai raport. Kesulitan dalam persiapan perangkat pembelajaran yaitu
menentukan keterpaduan antara KI dan KD, serta menjabarkan kesesuaian KI dan
KD. Kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 yaitu
melakukan penilaian peserta didik yang mencakup 3 ranah kompetensi, penilaian
keterampilan, dan penilaian sikap.
Kata Kunci: kesulitan, implementasi kurikulum 2013, pemahaman, persiapan,
pelaksanaan.
Berdasarkan abstrak diatas dapat diuraikan menjadi beberapa tahapan yaitu:

Judul : Analisis kesulitan guru biologi kelas XI SMA Negeri di Kabupaten Bantul

28
dalam mengimplementasikan kurikulum 2013.
Permasalahan : Guru biologi di SMA N di Kabupaten Bantul yang menerapkan
Kurikulum 2013 pada umumnya masih merasa kesulitan dalam
melaksanakan pembelajaran biologi terkait pemahaman guru biologi
terhadap struktur dan konsep baru pada Kurikulum 2013.
Metode : Survei
Teknik Sampling: Purposive sampling dengan kriteria SMA Negeri di Kabupaten
Bantul yang termasuk peringkat 5 besar Ujian Nasional tahun ajaraan
2014/2015 yaitu SMA Negeri 2 Bantul, SMA Negeri 1 Sewon dan
SMA N 1 Kasihan.
Instrumen : Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
tertutup dengan menggunakan teknik pengukuran nontes.
Hasil : Kesulitan yang dialami oleh guru biologi kelas XI dalam pemahaman
struktur kurikulum adalah memahami penjabaran struktur kurikulum,
teknik instrumen penilaian yang mencakup 3 ranah penilaian, dan
pengisian nilai raport. Kesulitan dalam persiapan perangkat
pembelajaran yaitu menentukan keterpaduan antara KI dan KD, serta
menjabarkan kesesuaian KI dan KD. Kesulitan dalam pelaksanaan
pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 yaitu melakukan penilaian
peserta didik yang mencakup 3 ranah kompetensi, penilaian
keterampilan, dan penilaian sikap.

29
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penelitian survai merupakan salah satu jenis model penelitian deskriptif yang
dilakukan pada populasi besar maupun kecil terhadap fenomenan yang berkenaan
dengan berbagai aspek populasi tersebut untuk memperoleh informasi yang aktual.
Instrumen utama dalam pengumpulan informasi adalah dengan mengajukan
pertanyaan kepada individu dari populasi yang jawabannya kemudian merupakan data
yang akan dianalisis.
Terdapat beberapa langkah dalam penelitian survei antara lain yang palin
gsimpel adalah, 1) mengembangkan atau membuat angket, 2) memilih sampel, dan 3)
mengumpulkan data dengan wawancara atau angket. Disamping itu, terdapat pula
lima bentuk penelitian survei yaitu, survei catatan, survei menggunakan angket
dengan memanfaatkan jasa pos, survei melalui telepon, survei dengan wawancara
kelompok, dan wawancara individual.

B. SARAN
Dalam menentukan metodoplogi penelitian hendaknya disesuaikan dengan
rumusan masalah yang akan diteliti. Penelitian survai ini cocok digunakan untuk
permasalan sosial baik pendidikan dan politik.

30
DAFTAR PUSTAKA

Agus Purwanto, Erwan dan Dyah Ratih Sulistyastuti. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif,
Untuk Administrasi Publik, Dan Masalah-masalah Sosial.Yogyakarta: Gaya Media.
Anggraeni, Lutfi. 2014. Analisis Kesulitan Guru Biologi Kelas Xi Sma Negeri Di Kabupaten Bantul
Dalam Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2014/2015.
Darmadi, Hamid. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Dillman, De Leeuw, dan Hox.2008. : International Handbook of Survey Methodology
J. Floyd. 2014. Survey Research Method 5th Edition. Boston. University of Massachusetts.
Morissan. 2014. Metode Penelitian Survei. Jakarta. Prenadamedia Group
Nasution, Rozaini. 2003. Teknik Sampling. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Digital Library,
Universitas Sumatera Utara
Prastowo, Andi. 2011. Memahami Metode-Metode Penelitian Suatu Tinjauan Teoritis dan
Praktis. Yogyakarta: Ar-Ruzzmedia.
Salim, agus. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial: Buku untuk penelitian Kualitatif.
Yogyakarta: Tiara Wacana
Singarimbun, Masri dan Sofyan Efendi (ed.). 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta:
LP3ES
Sukmadinata, Nana Syaodih.2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya
Yusuf, 2011. Bahas Tuntas Langkah-Langkah Penelitian Survei.
https://bincangmedia.wordpress.com

31

Anda mungkin juga menyukai