Referensi Standard: Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium
Referensi Standard: Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium
Manual Pemeriksaan Bahan Jalan yang dipublikasikan oleh DirJen Bina Marga (1976), American
Society of Testing and Material (ASTM-1989), The American Association of State Highway and
Transportation Officials (AASHTO-1982), British Standard (BS)
Pengujian karakteristik fisik tanah dilakukan untuk mengklasifikasi jenis tanah yang digunakan
pada penelitian. Hasil pemeriksaan karakteristik tanah ditampilkan pada tabel berikut ini :
4. Batas-batas Atterberg
Batas Cair (LL)
Batas Plastis (PL)
Indeks Plastisitas (PI)
Batas Susut (SL)
5. Analisa Ayakan
6. Pengujuan Geser Langsung
7. Pengujian Kuat Tekan Bebas
8. Pengujian Triaxial
9. Pengujian Konsolidasi
Kegunaan
Untuk menentukan pembagian ukuran butir suatu contoh tanah.
Peralatan :
1. Timbangan dengan neraca ketelitian 0.2 % dari benda uji
2. Satu set saringan dengan ukuran 3/8; N0 4; No 10; No 20; No 40; No 100; No 200
3. Oven dengan pengatur suhu sampai 1000 C
4. Mesin penggetar saringan
5. Talam
6. Kuas, sikat kuningan, sendok dan alat-alat lainnya
Prosedur Pelaksanaan
1. Benda uji dikeringkan dalam oven
2. Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar
ditempatkan diatas
3. Saringan diletakkan kurang dari 15 menit
4. Timbang benda uji yang tertahan pada masing-masing saringan
Perhitungan
1. Jumlah berat tertahan untuk masing-masing ukuran saringan paling besar ditempatkan
diatas
2. Jumlah presntase berat benda uji tertahan dihitung terhadap berat total secara kumulatif
3. Jumlah presentase berat benda uji yang melalui masing-masing saringan dihitung
Kegunaan
Untuk menentukan pembagian ukuran butir dari tanah yang lewat saringan No 200. Analisa
Hidrometer didasarkan pada perinsip sedimentasi (pengendapan) butir-butir tanah dalam
air. Partikel-partikel tanah akan mengendap dengan kecepatan yang berbeda-berbeda
tergantung pada bentuk, ukuran dan beratnya. Kecepatan mengendap dari partikel-partikel
tersebut dapat dinyatakan dalam hukum Stokes, yaitu :
= 2
18
dimana :
dan untuk mendapatkan hasil yang baik maka digunakan hidrometer yang berfungsi untuk
mengetahui spesific gravity larutan setiap waktu pengamatan.
Dari hasil tersebut maka didapatkan datayang setelah diolah akan diperoleh grafik
distribusi butiran yang merupakan hubungan antara diameter dan presentase lolos.
Peralatan
1. Ayakan
2. Hidrometer
3. Thermometer 0 50
4. Mixer
5. Sodium hexamethaphosphat
6. Oven
7. Evaporating dish
8. Stop watch
9. Timbangan
10. Gelas ukur 1000ml
11. Air suling
12. Glass/string rod
13. Glass beaker
Bidang keruntuhan yang terjadi dalam pengujian geser langsung adalah bidang yang
dipaksakan, bukan bidang terlemah seperti yang terjadi pada pengujian kuta tekan bebas
maupun triaxial. Dengan demikian selama proses pembebanan horizontal tegangan yang
timbul dalam bidang geser sangat kompleks, hal ini sekaligus merupakan sebagai
kelemahan utama dalam percobaan geser lagsung.
Nilai kekuatan geser tanah antara lain digunakan dalam merencanakan kestabilan lereng
serta daya dukung tanah dan pondasi dan lain sebagainya.
Nilai kekuatan geser ini dirumuskan oleh Coloumb dan Mohr dalam persamaan berikut ini
:
= + tan
dimana
S = kekuatan geser maksimum (kg/2 )
c = kohesi (kg/2 )
= tengan normal (kg/2 )
= sudut geser dalam ( )
Perinsip dasar dari pegujian ini adalah pemberian beban secara horisontal terhadap benda
uji melelaui cincin/kotak geser yang terdiri dari dua bagian dan dibani vertical
dipertengahkan tingginya, dimana kuat geser tanah adalah tegangan geser maksimum yan
menyebabkan terjadinya keruntuhan.
Selama pengujian pembacaan beban horizontal dilakukan pada interval renganan terhadap
tegangan tertentu (Strain Controlled).
Umumnya diperlukan minimal 3 (tiga) buah benda uji yang identic, untuk melengkapi satu
seri pengujian geser langsung.
Dalam pelaksanaannya, percobaan geser langsung dapat dilaksanakan dalam 3 (tiga) cara
:
1. Consolidated Drained Test : Pembebanan horizontal dalam percobaan ini dilaksanakan
dengan lambat, yang memungkinkan terjadi pengaliran air, sehingga tekanan air pori
bernilai tetap selama pengujian berlangsung, parameter c dan yang diperolej
digunakan untuk perhitungan stabilitas lereng.
2. Consolidated Undrained Test : dalam pengujian ini sebelum digeser, benda uji yang
dibebani vertical (beban normal), dibiarkan dulu hingga proses konsolidasi selesai.
Pembebanan horizontal dilakukan dengan cepat.
Pada dasarnya percobaan geser langsung lebih sesuai untuk pengujian Consolidated
Drained Test, oleh karena panjang pengaliran relative lebih kecil jika dibandinkan
dengan pengujian yang sama pada percobaan Triaxial.
1. Melaksanakan percobaan geser (Direct Shear Test) dengan prosedur yang benar.
2. Dapat melakukan perhitungan serta pengambaran grafik untuk menentukan parameter
geser c dan
Tujuan Percobaan
Peralatan
1. Mesin geser langsung yang terdiri dari :
2. Alat pengeluar contoh (extruder dan pisau pemotong)
3. Cetakan untuk membuat benda uji
4. Pengukur waktu (stop watch)
5. Timbangan dengan ketelitian 0.1 gr
6. Peralatan untuk menentukan kadar air
7. Peralatan utuk membuat beda uji buatan
dimana:
= tengangan geser untuk penggeseran horizontal
= gaya geser untuk pergeseran horizontal ke-i (kg)
= luas bidang geser (2 )
4. Buatlah grafik hubungan antara tegangan normal dengan tegangan geser maksimum.
Hubungkan ketiga titik yang diperoleh sehingga membentuk garis lurus yang
memotong sumbu vertical. Nilai kohesi ( c ) adalah jarak yang dihitung dari titik potong
tersebut sampai sumbu mendatar, dan sudut geser dalam ( ) adalah sudut kemiringan
garis tersebut terhadap sumbu horizontal yang memenuhi persamaan :
= + tan [/2 ]
Perinsip dasar dari percobaan ini adalah pemberian beban vertical yang dinaikan secara
bertahap, terhadap benda uji berbentuk silinder yang didirikan bebas sampai terjadi
keruntuhan. Pembacaan beban dilakukan pada interval regangan aksial tetap tertentu, yang
dapat dicapai dengan cara mempertahankan kecepatan pembebanan dengan besaran
tertentu pula, selama pengujian berlangsung (Strain Control).
Oleh karena beban yang diberikan hanya dalam arah vertical saja, maka percobaan ini
dikenal pula sebaga percobaan tekan satu arah (Unaxial Test).
Metoda pegujian ini meliputi penentuan kuat tekan bebas (Unconfined Compressive
Strenght) qu untuk tanah kohesif dari benda uji asli (undisturbed) maupun buatan
(remouled or recompacted samples).
Yang dimaksud dengan kuat tekan bebas (qu) adalah besarnya beban aksial persatuan luas
pada saat benda uji mencapai keruntuhan (beban maksimum), atau bila regangan aksial
telah mencapai 15%.
Nilai qu juga diperoleh dari pengujian ini dapat digunakan untuk menentukan kosistensi
dari tanah lempung, seperti ditujukan pada table.
Selain itu dari pengujian ini dapat ditentukan nilai dari kepekaan (sensivity) dari tanah
kohesif, yaitu perbandingan antara nilai qu tanah asli terhadap nilai qu tanah buatan.
Pengujian kuat tekan bebas pada dasarnya merupakan keadaan yang khusus pada
percobaan triaxial dimana tegangan sel (confining pressure) - 3, besarnta sama dengan nol.
Dengan demikian dapat pula ditentukan nilai cohesi (c ) dalam konsep tegangan total (total
pressure) yaitu sebesar dari nilai qu.
Tujuan Percobaan
1. dapat melakukan perhitungan dan penggambaran grafik serta dapat menentukan nilai
kuat tekan bebas (qu)
2. pengujian dilakukan dengan benda uji buatan untuk menentukan nilai kepekaan
(sensitivity) tanah.
Peralatan
1. msein beban (Load Frame), dengan ketelitian bacaan sampai 0.01 kg/2
2. cetakan benda uji berbentuk slinder dengan tinggi 2 kali diameter
3. alat untuk mengeluarkan cotoh tanah (extruder)
4. pengukur waktu (stopwatch)
5. timbangan dengan ketelitian 0.1 gram
6. pisau tipis, kawat serta talam
7. peralatan untuk keperluan penentuan kadar air
Prosedur Percobaan
1. Timbang benda uji, kemudian letakan pada mesin tekan bebas secara sentris dimana
permukaan piston bagian bawah menyentuh permukaan benda uji bagian atas.
2. Atur arloji beban dan arloji regangan pada angka nol.
3. Jalankan mesin beban, baca dan catat beban pada regangan 0.5% ; 1.0% ; 1.5% ; 2.0%
dan seterusnya.
4. Kecepatan regangan sebesar 0.5% - 2% permenit dari tinggi benda uji, biasanya
diambil sebesar 1% permenit dari tinggi benda uji.
5. Pelaksanaan pengujian dihentikan apabila telah tercapai salah satu dari keadaan berikut
ini :
5.1 pembacaan beban telah menurun, atau relatif tetap untuk 3 (tiga) pembacaan
terakhir berturut-turut.
5.2 Jika regangan telah mencapai 15%
5.3
Perhitungan dan Pelaporan
1. Besar regangan aksial dihitung dengan rumus :
2. Luas penampang benda uji rata-rata pada regangan tertentu
3. Nilai tegangan normal :
dimana :
4. Gambar grafik hubungan regangan dengan tegangan
8. Pengujian Triaxial
Dibandingkan dengan percobaan geser langsung maupun kuat tekan bebas, percobaan
triaxial diketahui lebih rumit, namun diketahui sebagai cara yang paling baik untuk
mendapatkan parameter-parameter geser tanah c dan , oleh karena kondisi tegangan-
tegangan di lapangan dapat ditirukan dengan cara pemberian tegangan sel (3 ) pada benda
uji. Selain itu pada percobaan triaxial tersedia pula fasilitas untuk mengukur tekanan air
pori dan perubahan volume selama pelaksanaan pengujian. Beberapa jenis pengujian yang
dapat dilakukan pada percobaan triaxial antara lain :
1. Unconsolidates undrained test, adalah pengujian tanpa konsoludasu dan hanya proses
pengaliran , disebut juga sebagai pengujian cepat atau U-test. Pada semua tahapan
pengujian, keran pengaliran (system tekanan air pori) dalam keadaan tertutup . cara
pengujian ini tidak dapat diterapkan pada jenis tanah non kohesif jenuh ( S = 100% ) .
parameter geser yang didapat dari cara pengujian ini berdasarkan konsep tegangan
total (total pressure ). Pengujian ini memberikan geser parameter geser
2. Consolidated Undrained Test, adalah pengujian dengan konsolidasi tanpa pengaliran,
disebut juga pengujian konsolidasi-cepat atau CU-test. Pada tahap pemberian tegangan
sel 3 , keran pengaliran (sistem tekanan air pori) dalam keadaan terbuka, dan ditunggu
hingga proses konsolidasi berakhir, yang dapat diamati melalui tabung perubahan
volume. Untuk mempercepat konsolidasi pada tanah kohesif biasanya digunakan cara-
cara khusus, antara lain dengan memasang kolom pasir ditengah2 benda uji dengan
lembaran tipis kertas saring. Sesudah konsolidasi, keran pengaliran terbuka kemudian
diberikan tegangan deviator sampai terjadi keruntuhan. Parameter geser yag diperoleh
dari pengujian ini berdasarkan konsep tegangan efektif (effective stress), yang
dinyatakan dalam notasi
3. Consolidated drained test, aalah pengujian dengan konsolidasi dan pengaliran disebut
juga pengujian konsolidasi lambat atau CD test. Pada semua tahapan pengujian keran
pengaliran (sistem tekanan air pori) dalam keadaan terbuka. Seperti halnya pada CU-
test, beban deviator diberikan setelah proses konsolidasi selesai. Pembebanan
dilakukan dengan lambat, dimana tekanan air pori yang timbul cukup kecil, sehingga
tidak mempengaruhi parameter geser yang diperoleh. Seperti halnya pada CU
parameter geser yang diperoleh berdasarkan konsep tegangan efektif (effective stress)
yang dinyatakan dalam notasi .
Ukuran sel triaxial yang sesuai dengan diameter benda uji tersedia dalam berbagai
ukuran, namun yang digunakan adalah adalah sel untuk benda uji berdiameter 38mm,
dengan perbandingan tinggi terhadap diameter benda uji yang lebih tinggi terhadap
diameter (L/d) yang disyaratkan berkisar antara 2.0 sampai 3.0 . Pengujian dengan
diameter benda uji yang lebih besar dapat dilakukan, selama peralatan yang diperlukan
tersedia. Sesuai dengn keperluannya benda uji dapat dibuat dari contoh benda asli
(undisturbed) maupun buatan (remoulded). Untuk satu seri percobaan triaxial dapat
9. Pengujian Konsolidasi