Anda di halaman 1dari 6

1.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan kerusakan Sebutkan kondisi


umum dari kerusakan material
Kerusakan adalah ketidakmampuan komponen untuk berfungsi sebagaimana
mestinya yang dimana perpatahan atau fracture tidak harus terjadi.
Kerusakan juga dapat dikatakan sebagai loss of function atau loss of service
life. Kondisi umum dari kerusakan material adalah:
Komponen tidak dapat dioperasikan atau dijalankan
Komponen masih dapat beroperasi, namun tidak berfungsi
sebagaimana mestinya
Komponen mengalami kerusakan serius atau tidak aman lagi untuk
digunakan

2. Sebutkan beberapa penyebab kerusakan yang umum terjadi pada suatu


material teknik
Salah Desain
Desain awal komponen memiliki lubang atau bentuk yang runcing yang
menyebabkan adanya stress concentration komponen tersebut.
Salah Memilih Material
Adanya perbedaan nilai mechanical properties antara komponen jadi
dengan standardnya. Hal ini biasanya terjadi akibat perbedaan komposisi
kimia yang dimiliki oleh komponen
Ketidaksempurnaan Material
Adanya cacat bawaan yang dimiliki oleh material induk seperti porositas
dan inklusi pada saat pengecoran (casting) logam sehingga berpengaruh
terhadap proses berikutnya
Salah dalam proses pembuatan
Adanya kesalahan parameter dalam proses pembuatan atau
pembentukan material sehingga menimbulkan cacat pada produk dan
dapat menginisiasi kerusakan pada komponen atau sistem
Salah dalam penyatuan (assembly)
Adanya kesalahan dalam proses machining yang dapat menimbulkan
stress concentration atau kesalahan penyusunan saat penyatuan
(assembly) sehingga menimbulkan deflection
Kondisi operasi tidak sesuai
Adanya kondisi operasi yang tidak sesuai dengan standard operasi /
pemakaian, seperti over temperature, over speed dan over load
Salah perawatan
Adanya tindakan maintenance atau perawatan yang dilakukan tidak
sesuai dengan jadwal / standarnya sehingga memicu timbulnya
kerusakan, seperti pelumasan yang tidak sesuai.

3. Buatlah analisis kerusakan pada Jam Tangan saudara yang biasa


dipakai sehari-hari
Baterai tidak berfungsi, mengakibatkan jam tidak bekerja
Gear jam aus, mengakibatkan jarum jam tidak bergerak
Jam Terkena cairan, mengakibatkan jam tidak berfungsi sebagaimana
mestinya
Terjadi kerusakan pada bagian yang sering buka tutup, mengakibatkan
terjadinya perpatahan

4. Pelajaran apa yang diperoleh dari teknik kerusakan (failures


engineering)?
Teknik kerusakan mencakup analisa kegagalan dari suatu komponen. Teknik
kerusakan berkaitan dan merupakan subjek yang sangat kompleks, karena
akan meliputi area dari:
Fisika, kimia, metalurgi, elektro-kimia
Proses manufaktur
Stress analysis, design analysis
Fracture mechanics, dll

Kerusakan dapat terjadi karena banyak faktor. Namun, faktor yang paling
besar adalah pemilihan material. Selain itu, cacat fabrikasi, salah dalam
perlakuan panas, dan faktor lain, dapat menyebabkan terjadinya kegagalan
atau kerusakan. Teknik kerusakan menjadi sangat penting karena akan
berguna untuk meminimalisir kemungkinan kerusakan dalam sebab yang
sama. Dengan demikian, kualitas dari komponen menjadi lebih terjaga dan
semakin kecil kemungkinan adanya kerusakan. Dengan meminimalisir
adanya kerusakan, maka akan mengurangi biaya yang perlu dikeluarkan dan
pada akhirnya berujung pada penghematan

5. Di bidang material (manufacture), ada istilah Failure Modes and Effect


Analysis (FMEA). Jelaskan konsep dan ruang lingkup dari FMEA dan
kegunaannya, berilah contoh di lapangan berikut resikonya
FMEA adalah suatu prosedur terstruktur untuk mengidentifikasi dan
mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan (failure mode). Suatu mode
kegagalan adalah apa saja yang termasuk dalam kecacatan, kondisi diluar
spesifikasi yang ditetapkan, atau perubahan dalam produk yang
menyebabkan terganggunya fungsi dari produk (Gaspers, 2002).
Secara umum, FMEA (Failure Modes and Effect Analysis) didefinisikan
sebagai sebuah teknik yang mengidentifikasi tiga hal, yaitu:
Penyebab kegagalan potensial dari sistem, desain produk, dan proses
selama siklusnya
Efek dari kegagalan tersebut
Tingkat kekritisan efek kegagalan terhadap fungsi sistem, desain
produk, dan proses.

Jenis-jenis FMEA yang bisa diterapkan dalam sebuah industri manufaktur,


yaitu:

System, berfokus pada fungsi sistem secara global


Concept, berfokus pada analisa sistem / subsistem pada tahap awal
desain konsep
Equipment, berfokus pada analisa desain mesin dan perlengkapan
sebelum pembelian
Design, berfokus pada desain produk
Process, berfokus pada proses produksi, dan perakitan
Service, berfokus pada fungsi jasa Software, berfokus pada fungsi
software

Kegunaan FMEA antara lain:


Meningkatkan kualitas, keandalan, dan keamanan produk
Membantu meningkatkan kepuasan pelanggan
Meningkatkan citra baik dan daya saing perusahaan
Mengurangi waktu dan biaya pengembangan produk
Memperkirakan tindakan yang dapat mengurangi resiko

Tahapan proses FMEA:


Mengidentifikasi berbagai jenis kegagalan dan akibatnya
Menentukan nilai Severity
Mencari penyebab
Menentukan nilai Occurrence
Mengidentifikasi sistem kontrol yang sudah ada (sudah ditetapkan)
Menentukan nilai Detection
Menentukan nilai RPN (Risk Priority Number)
Menentukan tindakan perbaikan bila nilai RPN tinggi.

Severity: tingkat bahaya atau kerugian yang timbul. Nilai tinggi bila bahaya
tinggi atau kerugian besar
Occurance: seberapa banyak atau sering kegagalan mungkin akan terjadi.
Nilai tinggi bila sering atau banyak
Detection: tingkat deteksi, kemampuan sistem yang dalam mendeteksi
terjadinya kegagalan. Nilai tinggi bila kemampuan mendeteksi rendah

Ketiga nilai tersebut dikalikan dan menghasilkan RPN (Risk Priority Number)
RPN = Severity x Occurrence x Detection
Makin tinggi RPN, makin besar kebutuhan untuk melakukan tindakan
perbaikan.

FMEA baik sekali digunakan pada sistem manajamen mutu untuk jenis
industri manapun. Standar ISO/TS-16949 (standar sistem manajemen mutu
untuk industri automotive) mensyaratkan dilakukannya FMEA pada saat
perancangan produk maupun perancangan proses produksi. ISO-9001 tidak
secara eksplisit mensyaratkan dilakukannya FMEA. Meski begitu, baik sekali
bila perusahaan menerapkannya untuk memenuhi persyaratan tentang
tindakan pencegahan.
6. Di bidang korosi, ada istilah yang disebut dengan Risk Based Inspection
(RBI). Jelaskan konsep dan ruang lingkup dari RBI dan kegunaannya,
berilah contoh di lapangan berikut resikonya!
Risk-Based Inspection (RBI) adalah analisa resiko dan proses manajemen
yang berfokus pada hilangnya penahanan dari alat yang bertekanan pada
suatu fasilitas proses, dikarenakan adanya kerusakan material. Resiko ini
diatur atau ditanggulangi dengan inspeksi alat secara berkala. Resiko
merupakan kombinasi dari probabilitas beberapa kondisi yang dapat terjadi
dengan konsekwensi (biasanya negatif) yang berhubungan dengan kondisi
tersebut. Resiko dapat dihitung berdasarkan persamaa sebagai berikut:

Resiko = Probabilitas X Konsekwensi


Ruang lingkup dari RBI mencakup manejemen pabrik dan inspeksi dari
perlatan yang berhubungan dengan preassure dan sistem yang menjadi
subyek untuk memenuhi kebutuhan pengecekan dibawah regulasi Pressure
System Safety Regulation 2000 (PSSR).
Kegunaan dari RBI antara lain:
Meningkatkan kualitas manajemen kesehatan dan keselamatan (HSE)
dan risiko lain dari kegagalan komponen dalam pabrik
Dapat mengidentifikasi secara berkala dan perbaikan atau penggantian
dari peralatan yang sudah mulai memburuk kualitasnya
Menghemat biaya yang dikeluarkan dengan meningkatkan efektifitas
inspeksi.

CONTOH: Jacketed Process Vessel


Probablilitas
Korosi internal: Keadaan laju korosi aktual menunjukkan umur sisa
adalah 10 tahun. (Very Unlikely)
Fatik: Beban dari agitator sangat rendah atau dibawah 20% dari umur
desain. (Unlikely)
Stress Corrosion Cracking: Tidak terdeteksi (Very Unlikely)
Rating Probabilitas: Unlikely
Konsekwensi
Impact of production: Kerusakan dapat terprediksi, potensi perbaikan
dapat direncanakan. (Skala 2)
Lokasi (Personel): Lokasi hanya dapat diakses dengan izin dari ruang
kontrol (Skala 2)
Lokasi (Peralatan): Lokasi relative padat dan segala kerusakan dapat
memberikan efek pada peralatan sekitarnya (Skala 3)
Karakteristik fluida: Fluida pada proses merupakan hydrocarbon yang
tidak berbahaya (Skala 2)
Fluid Hazard (content): Kuantitas dari zat berbahaya kecil (Skala 2)
Fluid Hazard (Pressure): Tekanan tidak melebihi 3 bar (skala 1)
Rating Konsekwensi: 12 Moderate

Anda mungkin juga menyukai