Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN FUNGSI MANAJEMEN KEPALA RUANGAN DENGAN

KINERJA PERAWAT DI BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT

RELATED MANAGEMENT FUNCTIONS OF THE HEADS NURSE


PERFORMANCE IN GENERAL SERVICES AGENCY

Semuel S. Kumajas, Ariyanti Saleh, Burhanuddin Bahar


Bagian Keperawatan, BLU RSUP Prof Dr. R.D Kandou Manado
Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin

Alamat Korespondensi :
Semuel S. Kumajas, S.Kep,Ns
BLU RSUP Prof Dr. R.D Kandou Manado
Jln. Raya Tanahwangko no 56Manado
Hp. 081356677944
Email ;steviekumajas@yahoo.com
Abstrak

Pelaksanaan fungsimanajemen kepala ruangan seperti fungsi perencanaan,pengorganisasian,pengarahan, dan


pengawasandalam manajemen keperawatan sangat berhubungan dan menentukan pelaksanaan pelayanan
keperawatan di ruang rawat inap oleh perawat pelaksanadalam melaksanakan kinerja perawat pelaksana.Penelitian
ini bertujuan menganalisis hubungan fungsi manajemen kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana di
Badan Layanan Umum Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr R.D Kandou Manado .Penelitian ini merupakan
penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional, jenis penelitian kuantitatif pada115 perawat pelaksana
sebagai sampel melalui Proportionate Stratified Random Sampling di 3 Instalasi rawat inap diberikan kuesioner
fungsi manajerial kepala ruangandan dinilai pelaksanaan kinerja perawat pelaksana melalui pendokumentasian
asuhan keperawatan pada dokumen pasien.Hasil penelitian menunjukan kinerja perawat pelaksana melalui
pendokumentasian asuhan k eperawatan baik(77,4 %). F ungsimanajerial kepala ruang yaitu fungsi perencanaan
baik(56,5%), tidak adahubungan (p=0,891), (2)fungsi Pengorganisasian baik(55,7%), tidak ada hubungan
(p=0,833), (3) fungsi pengarahan baik (53,0%), t i d a k ada hubungan (p=0,724), (4)fungsi pengawasan
baik(66,1%),t i d a k ada hubungan (p=0,931). Kesimpulannya tidak ada hubungan fungsi manajemen kepala
ruangan yakni perencanaan, Pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dengan kinerja perawat pelaksana .

KataKunci:Fungsi manajemen keperwatan Kinerja perawat

Abstract
Implementation of management functions such as the function of head room planning, organizing, directing, and
monitoring in the nursing management of highly connected and determines the implementation of nursing care in
inpatient wards by nurses in carrying out the performance of nurses . This study aimed to analyze the relationship
management functions with performance head room nurses in the Public Service Board General Hospital Prof . Dr
RD Kandou Manado . Study was an analytical study using cross - sectional , quantitative research on a sample of
115 nurses through Proportionate Stratified Random Sampling in 3 Installation inpatient questionnaire given
managerial function room and assessed the implementation of the chief nurse executive performance through
documentation of care nursing on patient documents . The results showed the performance of nurses through better
documentation of nursing care ( 77.4 % ) . Managerial functions of planning functions of head space that is both (
56.5 % ) , there was no relationship ( p = 0.891 ) , ( 2 ) organizing function well ( 55.7 % ) , there was no
relationship ( p = 0.833 ) , ( 3 ) function either direction ( 53.0 % ) , there was no relationship ( p = 0.724 ) , ( 4 )
better control function ( 66.1 % ) , there was no relationship ( p = 0.931 ) . In conclusion there is no head room
relationship management functions namely planning , organizing , directing , and monitoring the performance of
nurses .

Keywords : Management functions, Performance nurse .


PENDAHULUAN
Manajemen adalah ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara
efisien, efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya. (Muninjaya,2004). Sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu proses
bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan perawatan, pengobatan dan
bantuan terhadap para pasien. (Gillies, 1996).Tugas manajer keperawatan adalah melakukan
koordinasi dan integrasi sumber sumber yang tersedia melalui perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang paling
efektif bagi pasien dan keluarganya. (Huber,1996 dalam Sitorus, 2011).
Kinerja perawat sangat berperan dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit.Pelayanan
keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan mempunyai daya ungkit yang
besar dalam mencapai tujuan pembangunan bidang kesehatan. Keperawatan sebagai profesi dan
perawat sebagai tenaga professional bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan
keperawatan sesuai kompetensi dan kewenangan yang di miliki secara mandiri maupun
bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lain (Depkes, 2005).
Badan Layanan Umum Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R.D Kandou Manado
merupakan rumah sakit tipe B pendidikan dan merupakan rumah sakit rujukan di Sulawesi utara.
Jumlah tempat tidur 831 dengan 10 instalasi ruang perawatan dengan BOR mencapai 84,04 %.
Dari jumlah tenaga keperawatan yang ada untuk tingkat pendidikan di dominasi D III
keperawatan sebanyak 453 orang, S1 Keperawatan + Ners 41 orang dan S1 Keperawatan 115
orang, S2 keperawatan 2 orang, SPK 87 orang, D IV keperawatan 10 orang, yang lainnya
pendidikan di luar perawat.
Berdasarkan diatas dapat di lihat bahwa pendidikan keperawatan di dominasi oleh D III
Keperawatan sebanyak 453 orang (54,51%). Pelaksanaan manajemen keperawatan yang
bermutu di butuhkan seorang manajer keperawatan yang bertanggung jawab dan mampu
melaksanakan manajemen keperawatan sehingga dapat menghasilkan pelayanan keperawatan
yang berkualitas (Hutahaen, 2009).
Penilaian pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilaksanakan di Badan Layanan
Umum Rumah Sakit Umum Pusat Prof Dr R.D Kandou Manado adalah 66,6 % pada
tahun 2012. Hasil ini masih di bawah target yang di tetapkan oleh Departemen kesehatan
yakni 75 %. Dari data tersebut didapatkan bahwa kinerja perawat dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan fungsi manajerial kepala ruangan dengan kinerja perawat
pelaksana di Badan Layanan Umum Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr R.D Kandou
Manado.

BAHAN DAN METODE


Lokasi penelitian dan Rancangan penelitian
Penelitian dilaksnakan di ruangan rawat inap Badan Layanan Umum Rumah sakit umum
pusat Prof DR R.D Kandou Manado. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan juli
agustus 2013, Jenis penelitian adalah analitik dengan rancangan cross sectional
Populasi dan sampel
Populasi dari penelitian ini adalah semua perawat pelaksana yang bertugas diRuang rawat
Inap Badan Layanan Umum Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R.D Kandou Manado
sebanyak 200 perawat, Sampel penelitian ini adalah perawat pelaksana yang bekerja di Ruang
Rawat Inap Badan Layanan Umum Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R.D Kandou Manado
sebanyak 115 orang, yang dipilih secara Propotionate stratified random sampling yang
memenuhi kriteria inklusi bersedia menjadi responden, pendidikan minimal D III keperawatan
bekerja minimal 1 tahun , bertugas di ruang rawat inap, bersedia mengikuti penelitian ini
dengan menandatangani informed consent yang telah dikeluarkan oleh Komisi Etik Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Metode Pengumpulan Data
Sebagai alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dalam bentuk pernyataan
pernyataan yang berkaitan dengan data karateristik demografi perawat dan fungsi
perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pengarahan, fungsi pengawasan. Kuesioner
tersebut diisi sendiri oleh perawat pelaksana yang menjadi responden, sedangkan instrument
untuk mengukur Kinerja perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan
menggunakan format Instrumen Studi Dokumentasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit ( Depkes RI, 2005)
Pernyataan dalam kuesioner denganpenilaian menggunakan skala likert, dengan skor dari
setiap item yaitu : untuk pernyataan Positif : Selalu = 4, Sering = 3, jarang = 2, tidak pernah = 1.
Analisis Data
Data fungsi manajerial kepala ruang yaitu fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian,
fungsi pengarahan, fungsi pengawasan dan fungsi pengendalian serta karateristik sampel diolah
menggunakan SPSS for windows 17.0, untuk menilai hubungan fungsi manajerial kepala
ruangan dengan kinerja perawat pelaksana digunakan uji chi square.

HASIL
Karateristik sampel
Karakteristik sampel menunjukanUmur responden yang paling dominan adalah > 30
tahun sebanyak 60 orang (52,2%).Distribusi responden menurut masa kerja yang paling
dominan adalah masa kerja yaitu dibawah 10 tahun sebanyak 75 orang ( 65,2%). Disribusi
responden menurut tingkat pendidikan yang paling dominan adalah pendidikan D III 73 orang
(63,5%) . Distribusi responden menurut jenis kelamin yang paling dominan adalah wanita 105
(91,3%).Distribusi responden berdasarkan status perkawinan yang dominan adalah sudah
menikah 89 (77,4%).
Fungsi perencanaan.
Berdasarkan tabel. 1. terlihat bahwa persepsi perawat pelaksana tentang fungsi
perencanaan kepala ruangan kurang baik menjadikan pelaksanaan kinerja perawat pelaksana
kurang baik adalah 9.6% ini lebih kecil dibanding dengan pelaksanaan Kinerja perawat
pelaksana baik sebesar 33,9 % sedangkan persepsi perawat pelaksana mengenai fungsi
perencanaan kepala ruang yang baik menjadikan pelaksanaan Kinerja perawat pelaksana baik
adalah 43.5 % hasil ini lebih besar dibanding pelaksanaan pelaksanaan kinerja perawat
pelaksana kurang baik yaitu 13.0%.
Hasil uji Chi-squares menunjukan nilaip= 0.891 maka dapat disimpulkan ada
hubungan antara fungsi perencanaan kepala ruang dengan pelaksanaan kinerja perawat
pelaksana di ruang rawat inap BLU RSUP Prof. DrR.D Kandou Manado.
Fungsi Pengorganisasian.
Berdasarkan tabel. 2. Terlihat bahwa persepsi perawat pelaksana mengenai fungsi
pengorganisasian kepala ruangan kurang baik menjadikan pelaksanaan kinerja perawat
pelaksana kurang baik adalah 10,4% ini lebih kecil dibanding dengan pelaksanaan kinerja
perawat yang baik 33,9 % sedangkan fungsi pengorganisasian kepala ruang yang baik
menjadikan pelaksanaan kinerja perawat baik 43,5 % lebih besar dibanding pelaksanaan kinerja
perawat kurang baik 12,2 %. Hasil uji Chi-squares menunjukkan nilai p = 0.833 maka
dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara fungsi pengorganisasian kepala ruangan
dengan pelaksanaan kinerja perawat pelaksana di BLU RSUP Prof. Dr R.D Kandou Manado
Fungsi Pengarahan
Berdasarkan tabel 3, terlihat bahwa persepsi perawat pelaksana tentang fungsi pengarahan
kepala ruang kurang baik menjadikan pelaksanaan kinerja perawat pelaksana di BLU RSUP
Prof. Dr R.D Kandou Manado kurang baik adalah 11,3 % ini lebih kecil dibanding dengan
pelaksanaan fungsi pengarahan kepala ruangan baik menjadikan kinerja perawat pelaksana baik
35,7 % sedangkan fungsi pengarahan kepala ruang yang baik menjadikan pelaksanaan kinerja
perawat baik 41,7 % lebih besar dibanding pelaksanaan kinerja perawat kurang baik 11,3%.
Hasil uji Chi-squares menunjukkan nilai p = 0.724 maka dapat disimpulkan tidak ada
hubungan antara fungsi pengarahan kepala ruang dengan pelaksanaan kinerja perawat
pelaksana di BLU RSUP Prof. Dr R.D Kandou Manado..
Fungsi Pengawasan
Berdasarakan table 4, terlihat bahwa persepsi perawat pelaksana tentang fungsi
pengawasan kepala ruang kurang baik menjadikan pelaksanaan kinerja perawat kurang baik
adalah 7,8 % ini lebih kecil dibanding dengan fungsi pengawasan yang baik menjadikan
kinerja perawat baik 26,1% sedangkan fungsi pengawasan kepala ruang yang baik
menjadikan pelaksanaan kinerja perawat baik 51,3% lebih besar dibanding pelaksanaan
Kinerja Perawat kurang baik 14,8 %. Uji Chi-squares menunjukkan nilai p= 0.931 maka
dapat disimpulkan tidak ada hubungan fungsi pengawasan kepala ruang dengan pelaksanaan
kinerja perawat di ruangan rawat inap BLU RSUP Prof Dr R.D Kandou Manado.

PEMBAHASAN .
Hasil analisis menunjukan fungsi perencanaan kepala ruang kurang baik menjadikan
kinerja perawat kurang baik 9,6% hasil ini lebih kecil dari fungsi perencanaan baik 33,9%, ini
juga didukung oleh fungsi perencanaan baik menjadikan pelaksanaan kinerja perawat baik
adalah 43,5% hasil ini lebih besar dibanding pelaksanaan kinerja kurang baik 13,0%. Hasil
penelitian fungsi perecanaan menunjukkan bahwa perbandingan proporsional didapatkan
hasil perencanaan kepala ruangan baik menjadikan kepala ruangan baik adalah 50 berbanding
65 (76,92 %) hasil ini lebih kecil dibanding pelaksanaan perencanaan kurang baik menjadikan
kinerja baik adalah 39 berbanding 50 ( 78 %).
Berdasarkan ujiChi-squares menunjukkan tidak ada hubungan pelaksanaan fungsi
perencanaan kepala ruang dengan kinerja perawat di BLU RSUP Prof. Dr R.D Kandou
Manado dengan nilai p = 0,891. Hasil analisa menunjukan responden yang melaksanakan
kinerja perawat melalui pendokumentasian asuhan keperawatan baik maupun tidak baik, tidak
terkait dengan pelaksanaan fungsi perencanaan kepala ruang baik maupun tidak baik. Hal ini
dikarenakan sebagian besar perawat pelaksana tingkat pendidikannya D-III(63,5%), d i m a n a
tenaga keperawatan yang ada terbanyak ahli madya yang sifatnya hanya operasional dalam
pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. Untuk masa kerja perawat pelaksana
yang terbanyak dibawah 10 tahun sebanyak 65,2 % dimana pengalaman yang di miliki masih
kurang termasuk rasa tanggung jawab. Tingkat pendidikan kepala ruangan masih ada yang D III
Keperawaatan yang walaupun masa kerjanya cukup lama dan pengalamannya cukup namun
kemampuan manajerial belum setara dengan S1 keperawatan + Ners.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Wahyuni (2007) yang menyatakan
bahwa kompetensi kepala ruangan dalam hal perencanaan tidak mempunyai pola hubungan
yang bermakna dengan kinerja perawat dalam mengimplementasikan MPKP. Hasil penelitian
yang dilakukan tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Dewi (2011) dimana ada
hubungan yang bermakna antara fungsi manajemen perencanaan kepala ruangan dengan
penerapan keselamatan pasien dimana nilai p = 0,032. Hal ini dikarenakan penelitian
dilakukan ditempat yang berbeda dengan karakteristik responden yang berbeda.
Hasil penelitian fungsi pengorganisasian Perbandingan proporsional menunjukan
Pengorganisasian baik menjadikan kinerja baik adalah 50 berbanding 64 (78,12%) hasil ini
lebih besar dibanding fungsi Pengorganisasian kurang baik menjadikan kinerja baik adalah 39
berbanding 51 (76,47%).
Hasil analisa secara kumulatif persepsi perawat pelaksana tentang fungsi
pengorganisasian kepala ruangan kurang baik menjadi kinerja perawat kurang baik 10,4%
hasil ini lebih kecil dari pelaksanaan pengorganisasian baik yaitu 33,9% ,ini juga didukung
oleh persepsi perawat pelaksana tentang fungsi pengorganisasian baik, yang menjadi
pelaksanaan kinerja perawatbaikadalah 43,5 % hasil ini lebih besar dibanding pelaksanaan
kinerja kurang baik 12,2% .
Berdasarkan uji Chi-squares menunjukan tidak ada hubungan antara fungsi
pengorganisasian kepala ruangan dengan pelaksanaan kinerja perawat diruang rawat inap BLU
RSUP Prof. DR. R.D Kandou Manado. (p= 0,833). Hasil analisa menunjukan responden yang
melaksanakan kinerja perawat melalui pendokumentasian asuhan keperawatan baik maupun
kurang baik, tidak terkait dengan pelaksanaan fungsi pengarahan kepala ruang baik maupun
kurang baik. Sebagian besar perawat pelaksana mempunyai latar belakang D III
Keperawatan d i m a n a tenaga keperawatan yang ada terbanyak ahli madya yang sifatnya
hanya operasional dalam pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan..
Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya Wahyuni (2007) yang menyatakan
bahwa kompetensi kepala ruangan dalam hal pengorganisasian tidak mempunyai pola
hubungan yang bermakna dengan kinerja perawat dalam mengimplementasikan MPKP. Hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Parmin (2010) dimana ada
hubungan yang signifikan antara fungsi manajemen kepala ruangan pada fungsi
Pengorganisasian dengan motivasi kerja perawat pelaksana dengan nilai p = 0,022.
Menurut Siswanto (2012) Fungsi pengarahan bertujuan untuk 1) menjamin kontinuitas
perencanaan. 2) membudayakan prosedur standar. 3) menghindari kemangkiran yang tak
berarti. 4). membina disiplin kerja dan 5) membina motivasi yang terarah. Fungsi pengarahan
adalah membuat perawat staf melakukan apa yang diinginkan dan harus mereka lakukan.
Hasil penelitian menunjukkan pendapat responden tentang fungsi pengarahan kepala
ruang kurang baik menjadikan kinerja perawat kurang baik 11.3% lebih kecil dibanding
pelaksanaan pengarahan baik 35,7%, ini juga didukung oleh pendapat responden tentang
fungsi pengarahan baik, yang menjadi pelaksanaan kinerja perawat baik 41,7% hasil ini lebih
besar dari kinerja perawat kurang baik 11,3%.
Berdasarkan uji Chi-squares menunjukan tidak ada hubungan antara fungsi pengarahan
kepala ruang dengan kinerja perawat pelaksana diruang rawat inap BLU RSUP Prof DR R.D
Kandou Manado (p = 0,724).Hasil analisa menunjukan pelaksanaan kinerja perawat melalui
pendokumentasian asuhan keperawatan baik maupun kurang baik, tidak terkait dengan
pelaksanaan fungsi pengarahan kepala ruang baik maupun kurang baik. Hal ini dikarenakan
kemampuan kepala ruangan dalam manajemen keperawatan pada fungsi pengarahan masih
kurang karena didapatkan bahwa usia kepala ruangan yang cenderung lebih mudah dari stafnya
dan masa kerja yang masih pendek sehingga bila di dapatkan ada staf yang melakukan
kekeliruan yang cenderung lebih senior dan lebih tua ada keengganan untuk memberikan
pengarahan sehingga berpengaruh dalam kinerja perawat pelaksana yang cenderung bila merasa
diri lebih senior dan tidak mau di atur.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wahyuni (2007) dan Warsito
(2007) yang menyatakan bahwa kompetensi manajemen kepala ruangan dalam hal fungsi
pengarahan tidak mempunyai pola hubungan yang bermakna dengan kinerja perawat dalam
mengimplementasikan MPKP. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian
sebelumnya (Dewi,2011) disebutkan ada hubungan bermakna antara Fungsi manajemen
keperawatan kepala ruang fungsi pengarahan dengan penerapan keselamatan pasien nilai p =
0,008. Hal ini dikarenakan penelitian dilakukan pada temapat yang berbeda dan responden
yang berbeda.
Pelaksanaan Fungsi pengawasan kepala ruangan Perbandingan proposional menunjukan
bahwa fungsi pengawasan baik menjadikan kinerja perawat baik adalah 59 berbanding 76
(77.63%) hasil ini lebih besar dibanding dengan pelaksanaan fungsi pengawasan kurang baik
menjadikan kinerja baik yaitu 30 berbanding 39 (76,92%).
Berdasarkan uji Chi-squares menunjukan tidak ada hubungan antara fungsi pengawasan
kepala ruang dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap BLU RSUP Prof Dr R.D
Kandou Manado (p=0,931). Hasil analisis menunjukan perawat pelaksana yang melaksanakan
kinerja baik maupun kurang baik tidak terkait dengan fungsi pengawasan kepala ruang baik
maupun tidak baik. Kurang nya pengawasan kepala ruangan mengak ibat kan k iner ja
perawat t idak mak simal. Supervisi dari bidang keperawatan baik langsung maupun tidak
langsung belum difungsikan dengan baik sehingga staf kadangkala merasa diri tidak di awasi
yang mengakibatkan kemangkiran dalam tugas.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Parmin (2010)
dimana ada hubungan yang signifikan antara fungsi manajemen kepala ruangan pada fungsi
Pengawasan dengan motivasi kerja perawat pelaksana. Hal ini dikarenakan penelitian
dilakukan ditempat yang berbeda dengan responden yang tidak sama.

KESIMPULAN DAN SARAN


Hasil dari penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara fungsi perencanaan
kepala ruang dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap BLU RSUP Pro f Dr.
R.D Kando u Manado .(p=0,891) Hasil analisa menunjukan responden yang melaksanakan
kinerja perawat melalui pendokumentasian asuhan keperawatan baik maupun tidak baik, tidak
terkaitdengan pelaksanaan fungsi perencanaan kepala ruang baik maupun tidak baik. Tidak
ada hubungan pelaksanaan fungsi Pengorganisasian kepala ruangan dengan kinerja perawat p =
0.833. Hasil analisa menunjukan responden yang melaksanakan kinerja perawat melalui
pendokumentasian asuhan keperawatan baik maupun tidak baik. Tidak ada hubungan
pelaksanan fungsi pengarahan kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana.nilai p
=0,724. Hal ini menunjukan bahwa pelaksanaan kinerja perawat melalui pendokumentasian
asuhan keperawatan baik maupun kurang baik, tidak terkait dengan pelaksanaan fungsi
pengarahan kepala ruang baik maupun kurang baik. Hasil penelitian tidak ada hubungan
pelaksanaan fungsi pengawasan kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana Manado
(p=0,931). Hasil analisis menunjukan perawat pelaksana yang melaksanakan kinerja baik
maupun kurang baik tidak terkait dengan fungsi pengawasan kepala ruang baik maupun tidak
baik.
Sehingga sangat diharapkan bidang pelayanan keperawatan BLU RSUP Prof. Dr R.D
Kandou Manado, perlu meningkatkan kemampuan kepemimpinan kepala ruang dengan
pelatihan manajemen keperawatan dalam rangka meningkatkan kinerja perawat pelaksana
dan pentingnya melakukan audit keperawatan yang di dalamnya pelaksanaan
pendokumentasian asuhan keperawatan untuk melihat kinerja perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia .(2005). Instrumen Evaluasi Penerapan
Standar Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit, Jakarta. Cetakan kelima.
Dewi, Sri Candra. (2011). Hubungan Fungsi Manajemen Kepala Ruang dan Karakteristik
Perawat dengan Penerapan keselamatan dan Pasien dan Perawat di IRNA I RSUP
DR.SARDJITO,Yogyakarta,Tesis. 2011. http:lontara.ui.ac.id?Fik?: digital/20282292-
Sari.Dewi.pdf. di unduh tanggal 2 september 2013.
Gillies D.A. ( 1996). Manajemen Keperawatan : Suatu Pendekatan Sistem Ed. 2. Illioni :
WB Saunders Company
Hutahaen F. A.(2009).Pengaruh Gaya KepemimpinanKepala Ruangan terhadap
Semangat Kerja Perawat PelaksanadiRuang Inap RumahSakit UmumPusatHajiAdam
MalikMedan.Diunduh tanggal29September2011 darihttp://www.repository.usu.ac.id
Muninjaya A.A, (2004). Manajemen Kesehatan, Edisi dua, EGC, Jakarta
Parmin, (2010).Hubungan Pelaksanaan Fungsi Manajemen Kepala Ruangan dengan
Motivasi Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUP Undata Palu, Tesis, Magister
Ilmu Keperawatan U.I DEPOK http:lontarui.ac.id/file?fileI digital/20284809-
T%20parmin.pdf
Sitorus R . (2011). Manajemen Keperawatan :Manajemen Keperawatan di Ruang Rawat,
Jakarta, CV.Sagung Seto
Siswanto.(2012) Pengantar Manajemen, Jakarta.Bumi Aksara
Wahyuni, Sri(2007).Analisis kompetensi kepala Ruang dalam pelaksanaan Standar
Manajemen pelayanan Keperawatan dan pengaruhnya terhadap kinerja perawat dalam
mengimplementasikan Model Praktik Keperawatan Profesional di Instalasi Rawat Inap
BRSUD Banjarnegara, Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas
Diponegoro.Semarang. eprints.undip.ac.id/18327/1/SRI_WAHYUNI.pdf diakses tgl 16-
6-2013
Warsito, Bambang E.. (2007). Pengaruh persepsi perawat pelaksana tentang fungsi
manajerial kepala ruang terhadap pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan
diruang rawat inap RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang (Tesis) Semarang :
Universitas Diponegoro.
Tabel 1. Tabel silang fungsi perencanaan kepala ruangan denganKinerja
Perawat Pelaksana di BLU RSUP Prof. Dr R.D Kandou Manado.

Fungsi Kinerja Perawat Pelaksana


perencanaan Kurang Baik Baik Total p
Kepala Ruang n % n % n %
Kurang Baik
11 9,6 39 33,9 50 43,5
0.891
Baik 15 13,0 50 43.5 65 56,5

Total 26 22.6 89 77,4 115 100

Tabel 2.Tabel silang pelaksanaan fungsi pengorganisasian kepala ruangan dengan


kinerja perawat pelaksana di BLU RSUP Prof. Dr R.D Kandou Manado.

Fungsi
Pengorganisasian Kinerja perawat pelaksana
Kurang Baik Baik Total p
Kepala Ruangan
n % n % n %
Kurang Baik
12 10,4 39 33,9 51 44,3
0,833
Baik 14 12,2 50 43,5 64 55,7

Total 26 22,6 89 77,4 115 100

Tabel 3. Tabel silang Pelaksanaan fungsi pengarahan kepala ruangan dengan


kinerja perawat pelaksana di BLU RSUP Prof. DR R.D Kandou
Manado.
Kinerja Perawat Pelaksana
Fungsi Pengarahan
Kepala Ruangan Kurang Baik Baik
Total p
n % N % n %
Kurang Baik
13 11,3 41 35,7 54 47,0
0.724
Baik 13 11,3 48 41.7 61 53,0

Total 26 22,6 89 77,4 115 100


Tabel 4 . Tabel silang pelaksanaan fungsi pengawasan kepala ruangan
berdasarkan Kinerja perawat pelaksana di BLU RSUP Prof DR.
R.D Kandou Manado .

Fungsi
Pengawasan Kinerja Perawat pelaksana
p
Kepala Ruang Kurang Baik Baik Total
n % N % n %
Kurang Baik 0.931
9 7.8 30 26.1 39 33.9
Baik 17 14.8 59 51.3 76 66.1

Total 26 22.6 89 77.4 115 100

Anda mungkin juga menyukai