Alamat Korespondensi :
Semuel S. Kumajas, S.Kep,Ns
BLU RSUP Prof Dr. R.D Kandou Manado
Jln. Raya Tanahwangko no 56Manado
Hp. 081356677944
Email ;steviekumajas@yahoo.com
Abstrak
Abstract
Implementation of management functions such as the function of head room planning, organizing, directing, and
monitoring in the nursing management of highly connected and determines the implementation of nursing care in
inpatient wards by nurses in carrying out the performance of nurses . This study aimed to analyze the relationship
management functions with performance head room nurses in the Public Service Board General Hospital Prof . Dr
RD Kandou Manado . Study was an analytical study using cross - sectional , quantitative research on a sample of
115 nurses through Proportionate Stratified Random Sampling in 3 Installation inpatient questionnaire given
managerial function room and assessed the implementation of the chief nurse executive performance through
documentation of care nursing on patient documents . The results showed the performance of nurses through better
documentation of nursing care ( 77.4 % ) . Managerial functions of planning functions of head space that is both (
56.5 % ) , there was no relationship ( p = 0.891 ) , ( 2 ) organizing function well ( 55.7 % ) , there was no
relationship ( p = 0.833 ) , ( 3 ) function either direction ( 53.0 % ) , there was no relationship ( p = 0.724 ) , ( 4 )
better control function ( 66.1 % ) , there was no relationship ( p = 0.931 ) . In conclusion there is no head room
relationship management functions namely planning , organizing , directing , and monitoring the performance of
nurses .
HASIL
Karateristik sampel
Karakteristik sampel menunjukanUmur responden yang paling dominan adalah > 30
tahun sebanyak 60 orang (52,2%).Distribusi responden menurut masa kerja yang paling
dominan adalah masa kerja yaitu dibawah 10 tahun sebanyak 75 orang ( 65,2%). Disribusi
responden menurut tingkat pendidikan yang paling dominan adalah pendidikan D III 73 orang
(63,5%) . Distribusi responden menurut jenis kelamin yang paling dominan adalah wanita 105
(91,3%).Distribusi responden berdasarkan status perkawinan yang dominan adalah sudah
menikah 89 (77,4%).
Fungsi perencanaan.
Berdasarkan tabel. 1. terlihat bahwa persepsi perawat pelaksana tentang fungsi
perencanaan kepala ruangan kurang baik menjadikan pelaksanaan kinerja perawat pelaksana
kurang baik adalah 9.6% ini lebih kecil dibanding dengan pelaksanaan Kinerja perawat
pelaksana baik sebesar 33,9 % sedangkan persepsi perawat pelaksana mengenai fungsi
perencanaan kepala ruang yang baik menjadikan pelaksanaan Kinerja perawat pelaksana baik
adalah 43.5 % hasil ini lebih besar dibanding pelaksanaan pelaksanaan kinerja perawat
pelaksana kurang baik yaitu 13.0%.
Hasil uji Chi-squares menunjukan nilaip= 0.891 maka dapat disimpulkan ada
hubungan antara fungsi perencanaan kepala ruang dengan pelaksanaan kinerja perawat
pelaksana di ruang rawat inap BLU RSUP Prof. DrR.D Kandou Manado.
Fungsi Pengorganisasian.
Berdasarkan tabel. 2. Terlihat bahwa persepsi perawat pelaksana mengenai fungsi
pengorganisasian kepala ruangan kurang baik menjadikan pelaksanaan kinerja perawat
pelaksana kurang baik adalah 10,4% ini lebih kecil dibanding dengan pelaksanaan kinerja
perawat yang baik 33,9 % sedangkan fungsi pengorganisasian kepala ruang yang baik
menjadikan pelaksanaan kinerja perawat baik 43,5 % lebih besar dibanding pelaksanaan kinerja
perawat kurang baik 12,2 %. Hasil uji Chi-squares menunjukkan nilai p = 0.833 maka
dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara fungsi pengorganisasian kepala ruangan
dengan pelaksanaan kinerja perawat pelaksana di BLU RSUP Prof. Dr R.D Kandou Manado
Fungsi Pengarahan
Berdasarkan tabel 3, terlihat bahwa persepsi perawat pelaksana tentang fungsi pengarahan
kepala ruang kurang baik menjadikan pelaksanaan kinerja perawat pelaksana di BLU RSUP
Prof. Dr R.D Kandou Manado kurang baik adalah 11,3 % ini lebih kecil dibanding dengan
pelaksanaan fungsi pengarahan kepala ruangan baik menjadikan kinerja perawat pelaksana baik
35,7 % sedangkan fungsi pengarahan kepala ruang yang baik menjadikan pelaksanaan kinerja
perawat baik 41,7 % lebih besar dibanding pelaksanaan kinerja perawat kurang baik 11,3%.
Hasil uji Chi-squares menunjukkan nilai p = 0.724 maka dapat disimpulkan tidak ada
hubungan antara fungsi pengarahan kepala ruang dengan pelaksanaan kinerja perawat
pelaksana di BLU RSUP Prof. Dr R.D Kandou Manado..
Fungsi Pengawasan
Berdasarakan table 4, terlihat bahwa persepsi perawat pelaksana tentang fungsi
pengawasan kepala ruang kurang baik menjadikan pelaksanaan kinerja perawat kurang baik
adalah 7,8 % ini lebih kecil dibanding dengan fungsi pengawasan yang baik menjadikan
kinerja perawat baik 26,1% sedangkan fungsi pengawasan kepala ruang yang baik
menjadikan pelaksanaan kinerja perawat baik 51,3% lebih besar dibanding pelaksanaan
Kinerja Perawat kurang baik 14,8 %. Uji Chi-squares menunjukkan nilai p= 0.931 maka
dapat disimpulkan tidak ada hubungan fungsi pengawasan kepala ruang dengan pelaksanaan
kinerja perawat di ruangan rawat inap BLU RSUP Prof Dr R.D Kandou Manado.
PEMBAHASAN .
Hasil analisis menunjukan fungsi perencanaan kepala ruang kurang baik menjadikan
kinerja perawat kurang baik 9,6% hasil ini lebih kecil dari fungsi perencanaan baik 33,9%, ini
juga didukung oleh fungsi perencanaan baik menjadikan pelaksanaan kinerja perawat baik
adalah 43,5% hasil ini lebih besar dibanding pelaksanaan kinerja kurang baik 13,0%. Hasil
penelitian fungsi perecanaan menunjukkan bahwa perbandingan proporsional didapatkan
hasil perencanaan kepala ruangan baik menjadikan kepala ruangan baik adalah 50 berbanding
65 (76,92 %) hasil ini lebih kecil dibanding pelaksanaan perencanaan kurang baik menjadikan
kinerja baik adalah 39 berbanding 50 ( 78 %).
Berdasarkan ujiChi-squares menunjukkan tidak ada hubungan pelaksanaan fungsi
perencanaan kepala ruang dengan kinerja perawat di BLU RSUP Prof. Dr R.D Kandou
Manado dengan nilai p = 0,891. Hasil analisa menunjukan responden yang melaksanakan
kinerja perawat melalui pendokumentasian asuhan keperawatan baik maupun tidak baik, tidak
terkait dengan pelaksanaan fungsi perencanaan kepala ruang baik maupun tidak baik. Hal ini
dikarenakan sebagian besar perawat pelaksana tingkat pendidikannya D-III(63,5%), d i m a n a
tenaga keperawatan yang ada terbanyak ahli madya yang sifatnya hanya operasional dalam
pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. Untuk masa kerja perawat pelaksana
yang terbanyak dibawah 10 tahun sebanyak 65,2 % dimana pengalaman yang di miliki masih
kurang termasuk rasa tanggung jawab. Tingkat pendidikan kepala ruangan masih ada yang D III
Keperawaatan yang walaupun masa kerjanya cukup lama dan pengalamannya cukup namun
kemampuan manajerial belum setara dengan S1 keperawatan + Ners.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Wahyuni (2007) yang menyatakan
bahwa kompetensi kepala ruangan dalam hal perencanaan tidak mempunyai pola hubungan
yang bermakna dengan kinerja perawat dalam mengimplementasikan MPKP. Hasil penelitian
yang dilakukan tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Dewi (2011) dimana ada
hubungan yang bermakna antara fungsi manajemen perencanaan kepala ruangan dengan
penerapan keselamatan pasien dimana nilai p = 0,032. Hal ini dikarenakan penelitian
dilakukan ditempat yang berbeda dengan karakteristik responden yang berbeda.
Hasil penelitian fungsi pengorganisasian Perbandingan proporsional menunjukan
Pengorganisasian baik menjadikan kinerja baik adalah 50 berbanding 64 (78,12%) hasil ini
lebih besar dibanding fungsi Pengorganisasian kurang baik menjadikan kinerja baik adalah 39
berbanding 51 (76,47%).
Hasil analisa secara kumulatif persepsi perawat pelaksana tentang fungsi
pengorganisasian kepala ruangan kurang baik menjadi kinerja perawat kurang baik 10,4%
hasil ini lebih kecil dari pelaksanaan pengorganisasian baik yaitu 33,9% ,ini juga didukung
oleh persepsi perawat pelaksana tentang fungsi pengorganisasian baik, yang menjadi
pelaksanaan kinerja perawatbaikadalah 43,5 % hasil ini lebih besar dibanding pelaksanaan
kinerja kurang baik 12,2% .
Berdasarkan uji Chi-squares menunjukan tidak ada hubungan antara fungsi
pengorganisasian kepala ruangan dengan pelaksanaan kinerja perawat diruang rawat inap BLU
RSUP Prof. DR. R.D Kandou Manado. (p= 0,833). Hasil analisa menunjukan responden yang
melaksanakan kinerja perawat melalui pendokumentasian asuhan keperawatan baik maupun
kurang baik, tidak terkait dengan pelaksanaan fungsi pengarahan kepala ruang baik maupun
kurang baik. Sebagian besar perawat pelaksana mempunyai latar belakang D III
Keperawatan d i m a n a tenaga keperawatan yang ada terbanyak ahli madya yang sifatnya
hanya operasional dalam pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan..
Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya Wahyuni (2007) yang menyatakan
bahwa kompetensi kepala ruangan dalam hal pengorganisasian tidak mempunyai pola
hubungan yang bermakna dengan kinerja perawat dalam mengimplementasikan MPKP. Hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Parmin (2010) dimana ada
hubungan yang signifikan antara fungsi manajemen kepala ruangan pada fungsi
Pengorganisasian dengan motivasi kerja perawat pelaksana dengan nilai p = 0,022.
Menurut Siswanto (2012) Fungsi pengarahan bertujuan untuk 1) menjamin kontinuitas
perencanaan. 2) membudayakan prosedur standar. 3) menghindari kemangkiran yang tak
berarti. 4). membina disiplin kerja dan 5) membina motivasi yang terarah. Fungsi pengarahan
adalah membuat perawat staf melakukan apa yang diinginkan dan harus mereka lakukan.
Hasil penelitian menunjukkan pendapat responden tentang fungsi pengarahan kepala
ruang kurang baik menjadikan kinerja perawat kurang baik 11.3% lebih kecil dibanding
pelaksanaan pengarahan baik 35,7%, ini juga didukung oleh pendapat responden tentang
fungsi pengarahan baik, yang menjadi pelaksanaan kinerja perawat baik 41,7% hasil ini lebih
besar dari kinerja perawat kurang baik 11,3%.
Berdasarkan uji Chi-squares menunjukan tidak ada hubungan antara fungsi pengarahan
kepala ruang dengan kinerja perawat pelaksana diruang rawat inap BLU RSUP Prof DR R.D
Kandou Manado (p = 0,724).Hasil analisa menunjukan pelaksanaan kinerja perawat melalui
pendokumentasian asuhan keperawatan baik maupun kurang baik, tidak terkait dengan
pelaksanaan fungsi pengarahan kepala ruang baik maupun kurang baik. Hal ini dikarenakan
kemampuan kepala ruangan dalam manajemen keperawatan pada fungsi pengarahan masih
kurang karena didapatkan bahwa usia kepala ruangan yang cenderung lebih mudah dari stafnya
dan masa kerja yang masih pendek sehingga bila di dapatkan ada staf yang melakukan
kekeliruan yang cenderung lebih senior dan lebih tua ada keengganan untuk memberikan
pengarahan sehingga berpengaruh dalam kinerja perawat pelaksana yang cenderung bila merasa
diri lebih senior dan tidak mau di atur.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wahyuni (2007) dan Warsito
(2007) yang menyatakan bahwa kompetensi manajemen kepala ruangan dalam hal fungsi
pengarahan tidak mempunyai pola hubungan yang bermakna dengan kinerja perawat dalam
mengimplementasikan MPKP. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian
sebelumnya (Dewi,2011) disebutkan ada hubungan bermakna antara Fungsi manajemen
keperawatan kepala ruang fungsi pengarahan dengan penerapan keselamatan pasien nilai p =
0,008. Hal ini dikarenakan penelitian dilakukan pada temapat yang berbeda dan responden
yang berbeda.
Pelaksanaan Fungsi pengawasan kepala ruangan Perbandingan proposional menunjukan
bahwa fungsi pengawasan baik menjadikan kinerja perawat baik adalah 59 berbanding 76
(77.63%) hasil ini lebih besar dibanding dengan pelaksanaan fungsi pengawasan kurang baik
menjadikan kinerja baik yaitu 30 berbanding 39 (76,92%).
Berdasarkan uji Chi-squares menunjukan tidak ada hubungan antara fungsi pengawasan
kepala ruang dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap BLU RSUP Prof Dr R.D
Kandou Manado (p=0,931). Hasil analisis menunjukan perawat pelaksana yang melaksanakan
kinerja baik maupun kurang baik tidak terkait dengan fungsi pengawasan kepala ruang baik
maupun tidak baik. Kurang nya pengawasan kepala ruangan mengak ibat kan k iner ja
perawat t idak mak simal. Supervisi dari bidang keperawatan baik langsung maupun tidak
langsung belum difungsikan dengan baik sehingga staf kadangkala merasa diri tidak di awasi
yang mengakibatkan kemangkiran dalam tugas.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Parmin (2010)
dimana ada hubungan yang signifikan antara fungsi manajemen kepala ruangan pada fungsi
Pengawasan dengan motivasi kerja perawat pelaksana. Hal ini dikarenakan penelitian
dilakukan ditempat yang berbeda dengan responden yang tidak sama.
Fungsi
Pengorganisasian Kinerja perawat pelaksana
Kurang Baik Baik Total p
Kepala Ruangan
n % n % n %
Kurang Baik
12 10,4 39 33,9 51 44,3
0,833
Baik 14 12,2 50 43,5 64 55,7
Fungsi
Pengawasan Kinerja Perawat pelaksana
p
Kepala Ruang Kurang Baik Baik Total
n % N % n %
Kurang Baik 0.931
9 7.8 30 26.1 39 33.9
Baik 17 14.8 59 51.3 76 66.1