PRELIMINARY DESAIN
1.1 UMUM
Perhitungan analisa struktur bangunan 3 lantai lantai dimana ada tambahan rumah
monyet pada lantai dak yang berfungsi sebagai bangunan ruko di jalan pramuka,
Banjarmasin, menggunakan Metode Analisa Struktur Portal Ekivalen untuk
menganalisa sistem balok, kolom dan juga sistem pelat lantai atau juga poer
dengan balok sloof. Analisa perhitungan kekuatan struktur bangunan dihitung
berdasarkan beban mati dan beban hidup yang kemudian beban tersebut dipikul
oleh balok dan kolom dan juga pondasi.
SPESIFIKASI BAHAN
Secara umum elemen struktur adalah beton bertulang, dengan rincian sebagai
berikut :
Untuk lantai :
Mutu Beton fc = 20 MPa
Mutu Baja fy = 240 MPa (tegangan leleh 2400 kg/cm2)
Untuk Pondasi :
Mutu Beton fc = 25 MPa
Mutu Baja fy = 400 MPa (tegangan leleh 2400 kg/cm2)
1. PERHITUNGAN PEMBEBANAN
Untuk penentuan dan perencanaan kekuatan poer pracetak beban yang bekerja
adalah sebagai berikut:
1. Beban Mati
2. Beban Hidup
3. Beban Mati Tambahan dan hidup.
BAB II
METODE ANALISA
2.1 Umum
deformasi yang diakibatkan oleh beban pada umumnya kecil dan gaya
campuran semen, air, agregat halus, agregat kasar (batu pecah atau kerikil)
dalam lemah terhadap tarik, oleh karena itu diperlukan tulangan untuk
menahan gaya tarik, untuk memikul beban-beban yang bekerja pada beton.
Adanya tulangan ini sering kali digunakan untuk memperkuat daerah tarik
1990 ).
Rumus empiris tersebut hanya berlaku untuk beton dengan berat isi
berkisar antara 1500 kg/m3 dan 2500 kg/m3. Untuk beton normal Ec boleh
diambil sebesar :
Tulangan Baja
Dari grafik diatas dapat dilihat pada bagian awal diagram ini modulus
bias dikatakan konstan, tegangan ini disebut tegangan leleh baja (fy).
lebih kecil dari pada kuat leleh (fy) harus diambil sebesar Es dikalikan
regangan yang nilainya lebih besar dari regangan leleh yang berhubungan
dengan fy, tegangan pada tulangan harus diambil sama dengan fy (s > fy /
Es maka fs = fy).
dipenuhi ketentuan dari faktor beban yang dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 2.1 Faktor Pembebanan
1 D 1,4 D
4 D, W 0,9 D 1,6 W
6 D, E 0,9 D 1,0 E
kreteria lentur, beban normal, geser, dan torsi, harus diambil sebagai kekuatan
nominal yang dihitung berdasarkan ketentuan dan asumsi dan tata cara ini,
berikut :
2. Beban axial, dan beban axial dengan lentur (untuk beban axial dengan
lentur, kedua nilai kekuatan nominal dari beban axial dan momen harus
2.4 Plat
beton, plat digunakan untuk mendapatkan bidang atau permukaan yang rata.
baja, kolom-kolom, dan dapat juga berupa tumpuan langsung di atas tanah.
2.5 Balok
Balok apabila diberi beban akan tejadi deformasi dan lendutan. Lenturan
ini karena adanya gaya tarik dan gaya tekan pada penampang balok, sehingga
pada penampang ada bagian yang memanjang akibat tertarik dan ada bagian
retak lentur sepanjang bentang balok. Bila beban semakin bertambah pada
akhir dapat terjadi keruntuhan elemen struktur yaitu pada saat beban luarnya
1. Penampang Balance
Tulangan tarik mulai lelah tetap pada saat beton mencapai regangan
batasnya dan akan hancur karena tekan. Pada awal terjadinya keruntuhan
regangan tekan yang diizinkan pada serat tepi yang tertekan adalah 0,003
awal keruntuhan regangan baja yang terjadi lebih kecil dari regangan
lelehnya. Kondisi ini terjadi apabila tulangan yang digunakan lebih banyak
3. Penampang Under-Reinforced
lelehnya. Kondisi ini terjadi tulangan yang digunakan kurang dari yang
s > y s = y s < y
Under Reinforce Balance Over Reinforce
Berikut adalah jenis-jenis balok, dimana balok terdiri dari 2 jenis, yaitu :
2.6 Kolom
menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak
ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Sebagai bagian dari
hanya sering bertugas menahan kombinasi beban aksial dan momen lentur,
atau dengan kata lain, kolom harus diperhitungkan untuk menyangga beban
sulit dihindari. Apabila beban pada kolom bertambah maka retak akan
Dalam keadaan batas keruntuhan (limit state of failure), selimut beton di luar
sengkang (pada kolom bersengkang) atau di luar spiral (pada kolom spiral)
dikatakan bahwa dalam keadaan batas keruntuhan selimut beton lepas dahulu
Kolom beton bertulang biasanya terdiri dari baja tulangan longitudinal dan
1. Kolom Ikat (tied column) biasanya berbentuk bujur sangkar, persegi, atau
lingkaran dan diikat oleh spiral yang ditempatkan secara menerus dengan
pitch sebesar 2 sampai 3 inchi (50 sampai 70 mm) (gambar 1.1 b).
memakai profil baja struktur, pipa atau tube, tanpa atau dengan
lateralnya.
3. Kolom komposit yang terdiri atas beton dan profil baja struktural
didalamnya.
2. Kolom panjang adalah kolom yang runtuh akibat terjadinya tekuk pada
kolom.
1. Kolom dengan beban sentris adalah kolom yang hanya menerima beban
Sentris
beban aksial juga menerima momen lentur (Gambar 2.6 (b) dan (c)).
Gambar 2.6 (b) dan (c) Kolom Berdasarkan Panjang Penampang
b. Apabila ly/lx < 2 maka digolongkan sebagai plat 2 arah, artinya gaya
Penentuan tebal minimum balok non prategang atau plat satu arah bila
Tabel 2.3 Tebal Minimum Balok Non-Pratekan dan Pelat Satu Arah
Tebal Minimum,( h)
Pelat masih
L/20 L/24 L/28 L/10
satu arah
Balok atau
satu arah
Sumber: Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SK SNI T-15-1991-
03 DPU
Persamaan diatas dikalikan dengan persamaaan (dengan kondisi bj 23-
fy
h x 0,4 x = nilai dari tabel 2.3 di atas.
100
beton).
Langkah-langkah
yang terjadi.
Penentuan tebal plat dua arah mengikuti aturan pada tabel 2.4 berikut :
Tabel 2.4 Tebal Minimum Balok Non-Pratekan dan Pelat dua arah
fy fy fy Fy
Komponen
Pelat
1/1 1/1
mendukung satu 1/20 1/27 1/24 1/32 1/28 1/37
0 3
arah
Balok
1/1
mendukung satu 1/16 1/21 1/18,5 1/24,5 1/21 1/28 1/8
1
arah
3. Menentukan Pembebanan
dx = h s .... (2.18)
Mu
k .. (2.20)
bd 2
( fy) 2
fy 0,59 k .. (2.21)
fc
cek nilai :
1.4
min .. (2.24)
fy
o bila nilai < min, maka harus dikali faktor 1,33 apabila masih <
As b d .. (2.25)
1
Astulangan 2 ... (2.26)
4
10. Menghitung jarak antar tulangan x :
1000 As
... (2.27)
x Astulangan
1000 1
( 2 ) As perlu .OK!
x 4
Mu
2. Menghitung momen nominal Mn = .. (2.28)
tulangan tarik satu lapis d = h - ds s 1 t ...... (2.29)
2
be 16hf + bw
be ln + bw
be 1 L
4
Mf = 0,85 f c' . h f be bw . d 1 h f ........ (2.30)
2
dengan lebar be, dan apabila Mf < Mn balok berperilaku sebagai balok T
murni.
sebagai berikut:
7. Menghitung kmaks,
600
kmaks = 0,75kb = 0,75 1 .. (2.31)
600 f
y
Mn1 = 0,85. f c' . b . d 2 . k maks . 1 1 k maks .... (2.32)
2
M n1
As1 = .. (2.33)
f y . d .1 maks
k
2
satu lapis,
d = ds + s 1 t .. (2.35)
2
As' As t
maka tulangan tekan leleh. ' dan
b.d b.d
sebagai berikut:
Mw = M n M f .. (2.40)
2 Mw
k 1 1 ...................... (2.41)
0,85. fc' . bw . d 2
Mw
Asw =
f y . d k 2 ................................. (2.42)
4. Menghitung nilai Asf,
0,85. f c' . h f .b bw
Asf =
f y . d k
2
........................ (2.43)
Dengan :
b f
bw
b
b
1,4
As min min . b . d , dengan min
fy
1
2. Jika Vu Vc , maka tidak perlu tulangan geser.
2
1
3. Gunakan tulangan geser minimum bila Vc < Vu Vc
2
bw S
Luas tulangan geser minimum: Av =
3 fy
2
4. Bila Vu Vc fc ' bw d , tulangan geser harus diberikan.
3
Av fy d
Dimana: S = untuk sengkang vertical
Vs
Av fy d
S = sin cos untuk sengkang miring
Vs
Vs Vu Vc
1
Vs fc ' bw d S < d/2 S < 0,75 h atau S < 600
3
1
Vs fc ' bw d S < d/4 S < 0,375 h atau S < 300
3
2
6. Bila Vu Vc fc ' bw d , maka dimensi penampang balok
3
harus diperbesar
Zonasi Penulangan Geser
Karena keruntuhan geser pada balok tanpa tulangan geser biasanya bersifat tiba-tiba dan getas, maka SNI 2002 mensyaratkan
adanya tulangan geser minimum pada balok yang dikenai gaya geser Vu yang besarnya melebihi 0,5 Vc dan memerlukan tulangan geser
jika Vu Vc
Tabel 2.6 Zona penulangan geser
Zona V Luas penampang terlalu kecil
Av fy d Av fy sin cos d
2 S atau S
Vu Vc fc' bw d Zona IV
Jarak tulangan sengkang lebih rapat
Vs Vs
3
Av fy d
S atau
Vs
Jarak tulangan sengkang
1 Zona III
Vu Vc fc' bw d Av fy sin cos d
3 S
Vs
Dimana:
Vs Vu Vc
1.12 Perencanaan Kolom
sebagai berikut:
Pu
Pn ................................................................................................. (2.46)
Mu
Mn ............................................................................................ (2.47)
Nilai = 0,70 untuk tulangan spiral dan = 0,75 untuk tulangan sengkang
d = h d .............................................................................................. (2.50)
600 d
cb .......................................................................................... (2.51)
600 f y
cu c b d'
s ' ....................................................................................... (2.53)
cb
Jika,
a. Keruntuhan Tarik
h 2 e h 2 e d'
Pn 0,85 f c' bd 2 m 1 .......................... (2.57)
2 d 2d d
As
................................................................................................. (2.58)
bd
fy
m .......................................................................................... (2.59)
0,85 fc '
Jika nilai Pn kurang dari Pu perbesar dimensi kolom atau perbesar luas
Pn
a ............................................................................................... (2.60)
0,85 f c' b
a
c ....................................................................................................... (2.61)
1
c d'
f s' 600 ......................................................................................... (2.62)
c
10. Menentukan diameter dan jumlah tulangan sengkang yang dipakai.
b. Keruntuhan Balanced
Jika nilai Pn kurang dari Pu perbesar dimensi kolom atau perbesar luas
tulangan.
c. Keruntuhan Tekan
Jika nilai Pn kurang dari Pu perbesar dimensi kolom atau perbesar luas tulangan.