Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga akhirnya kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul Integritas, Moral, Moralitas
ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas Etika Profesi dan Hukum Kesehatan di
jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Jakarta III.
Pada kesempatan baik ini, izinkanlah kami menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan
dorongan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Pada akhirnya kami menyadari, bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu diharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
pengetahuan kami di masa yang akan datang.

Bekasi, 28 Februari 2017


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini masyarakat sering kali merasakan ketidakpuasan terhadap pelayanan
kesehatan bahkan tidak menutup kemungkinan mengajukan tuntutan di muka peradilan,
apabila seorang Fisioterapi dalam menjalankan terapi merugikan pasien/klein. Hal
tersebut akan dijadikan berita yang menarik yang dapat tersebar luas di masyarakat
melalui media massa maupun elektronik lainnya menjadi perhatian dan perlu
diperhatikan. Untuk itu dibutuhkan suatu moral dan integritas dalam menjalankan profesi
fisioterapi yang akan dijelaskan dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan Moral?
b. Apa yang dimaksud dengan Moralitas?
c. Apa yang dimaksud dengan Integritas?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui Moral.
b. Untuk mengetahui Moralitas.
c. Untuk mengetahui Integritas.
BAB II
PEMBAHASAN

A. MORAL

Moral, diambil dari bahasa Latin mos (jamak, mores) yang berarti kebiasaan,
adat. Sementara moralitas secara lughowi juga berasal dari kata mos bahasa Latin (jamak,
mores) yang berarti kebiasaan, adat istiadat. Kata bermoral mengacu pada bagaimana
suatu masyarakat yang berbudaya berperilaku. Dan kata moralitas juga merupakan kata
sifat latin moralis, mempunyai arti sama dengan moral hanya ada nada lebih abstrak.
Kata moral dan moralitas memiliki arti yang sama, maka dalam pengertiannya lebih
ditekankan pada penggunaan moralitas, karena sifatnya yang abstrak.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, moral diartikan sebagai keadaan baik dan buruk
yang diterima secara umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, budi pekerti dan
susila. Moral juga berarti kondisi mental yang terungkap dalam bentuk
perbuatan. Selain itu moral berarti sebagai ajaran Kesusilaan.
Kata moral sendiri berasal dari bahasa Latin mores yang berarti tata cara dalam
kehidupan, adat istiadat dan kebiasaan. Dengan demikian, pengertian moral dapat
dipahami dengan mengklasifikasikannya sebagai berikut :

1. Moral sebagai ajaran kesusilaan, berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan
tuntutan untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik dan meningalkan perbuatan jelek
yang bertentangan dengan ketentuan yang berlaku dalam suatu masyarakat.
2. Moral sebagai aturan, berarti ketentuan yang digunakan oleh masyarakat untuk menilai
perbuatan seseorang apakah termasuk baik atau buruk.
3. Moral sebagai gejala kejiwaan yang timbul dalam bentuk perbuatan, seperti berani, jujur,
sabar, gairah dan sebagainya.

B. MORALITAS

Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan
dengan baik dan buruk. Senada dengan pengertian tersebut, W.Poespoprodjo
mendefinisikan moralitas sebagai kualitas dalam perbuatan manusia yang menunjukkan
bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk. Moralitas mencakup tentang baik
buruknya perbuatan manusia. Baron, dkk mengatakan, sebagaimana dikutip oleh Asri
Budiningsih, bahwa moral adalah hal-hal yang berhubungan dengan larangan dan
tindakan yang membicarakan salah atau benar. Ada beberapa istilah yang sering
digunakan secara bergantian untuk menunjukkan maksud yang sama, istilah moral,
akhlak, karakter, etika, budi pekerti dan susila.
Menurut Kant, moralitas masih dibedakan menjadi dua, yaitu moralitas heteronom dan
moralitas otonom. Dalam moralitas heteronom, suatu kewajiban ditaati, tapi bukan
karena kewajiban itu sendiri, melainkan karena sesuatu yang berasal dari luar kehendak
orang itu sendiri, misalnya karena adanya imbalan tertentu atau karena takut pada
ancaman orang lain. Sedangkan dalam moralitas otonom, kesadaran manusia akan
kewajibannya yang harus ditaati sebagai sesuatu yang di kehendaki, karena diyakini
sebagai hal yang baik. Dalam hal ini, seseorang yang mematuhi hukum lahiriah adalah
bukan karena takut pada sanksi, akan tetapi sebagai kewajiban sendiri, karena
mengandung nilai kebaikan. Prinsip moral semacam ini disebutnya sebagai otonomi
moral, yang merupakan prinsip tertinggi moralitas. Jika dihubungkan dengan teori
perkembangan penalaran moral-nya Kohlberg, kesesuaian sikap dan tindakan semacam
ini sudah memasuki tahapan perkembangan yang ke-6 atau tahapan tertinggi, yakni
orientasi prinsip etika universal.

C. INTEGRITAS

Integritas adalah suatu konsep berkaitan dengan konsistensi dalam tindakan-


tindakan, nilai-nilai, metode-metode, ukuran-ukuran, prinsip-prinsip, ekspektasi-
ekspektasi dan berbagai hal yang dihasilkan. Orang berintegritas berarti memiliki pribadi
yang jujur dan memiliki karakter kuat. Integritas itu sendiri berasal dari kata Latin
integer, yang berarti:

Sikap yang teguh mempertahankan prinsip , tidak mau korupsi, dan menjadi dasar
yang melekat pada diri sendiri sebagai nilai-nilai moral.
Mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga
memiliki potensi dan kemampuanyang memancarkan kewibawaan; kejujuran.
Integritas dan mempunyai karakter yang tinggi, yaitu jujur, teguh, percaya diri,
berjiwa pemimpin, dan dapat memberi teladan.

Jack Welch, dalam bukunya yang berjudul Winning mengatakan, integritas adalah
sepatah kata yang kabur (tidak jelas). Orang-orang yang memiliki integritas mengatakan
kebenaran, dan orang-orang itu memegang kata-kata mereka. Mereka bertanggung-
jawab atas tindakan-tindakan mereka di masa lalu, mengakui kesalahan mereka dan
mengoreksinya. Mereka mengetahui hukum yang berlaku dalam negara mereka, industri
mereka dan perusahaan mereka baik yang tersurat maupun yang tersirat dan
mentaatinya. Mereka bermain untuk menang secara benar (bersih), seturut peraturan
yang berlaku. Berbagai survei dan studi kasus telah mengidentifikasikan integritas atau
kejujuran sebagai suatu karakteristik pribadi yang paling dihasrati dalam diri seorang
pemimpin.
Dr. Kenneth Boa (President dari Reflections Ministries, Atlanta) menggambarkan
integritas sebagai lawan langsung dari kemunafikan. Ia mengatakan, bahwa seorang
munafik tidaklah qualified untuk membimbing orang-orang lain guna mencapai karakter
yang lebih tinggi. Tidak ada seorang pun yang menaruh respek kepada seorang pribadi
yang berbicara mengenai permainan yang baik, namun dirinya sendiri gagal untuk
bermain seturut peraturan permainan yang ada. Apa yang dilakukan seorang pemimpin
mempunyai dampak yang lebih besar atas mereka yang dipimpinnya daripada apa yang
dikatakannya. Seseorang dapat lupa 90% dari apa yang dikatakan oleh seorang
pemimpin, namun dia tidak akan melupakan bagaimana sang pemimpin itu hidup.
Apabila kita berbicara mengenai integritas pada hari ini, kita mengacu pada term-
term yang berhubungan dengan etika, moralitas, keotentikan, komitmen, namun yang kita
butuhkan adalah suatu pemahaman yang jelas tentang konsep integritas. Integritas
berurusan dengan keutuhan dan nurani seorang pribadi kualitas karena benar terhadap
diri sendiri.

Integritas dibutuhkan oleh siapa saja, tidak hanya pemimpin namun juga yang
dipimpin. Orang-orang menginginkan jaminan bahwa pemimpin mereka dapat dipercaya
jika mereka harus menjadi pengikut-pengikutnya. Mereka merasa yakin bahwa sang
pemimpin memperhatikan kepentingan setiap anggota tim dan sang pemimpin harus
menaruh kepercayaan bahwa para anggota timnya melakukan tugas tanggung-jawab
mereka. Pemimpin dan yang dipimpin sama-sama ingin mengetahui bahwa mereka akan
menepati janji-janjinya dan tidak pernah luntur dalam komitmennya. Orang yang hidup
dengan integritas tidak akan mau dan mampu untuk mematahkan kepercayaan dari
mereka yang menaruh kepercayaan kepada dirinya. Mereka senantiasa memilih yang
benar dan berpihak kepada kebenaran. Ini adalah tanda dari integritas seseorang.
Mengatakan kebenaran secara bertanggung jawab, bahkan ketika merasa tidak enak
mengatakannya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Moral, diambil dari bahasa Latin mos (jamak, mores) yang berarti kebiasaan, adat.
Sementara moralitas secara lughowi juga berasal dari kata mos bahasa Latin (jamak,
mores) yang berarti kebiasaan, adat istiadat. Kata bermoral mengacu pada bagaimana
suatu masyarakat yang berbudaya berperilaku.
Daftar Puataka

http://ot.id/tips-profesional/integritas-dan-komitmen-dalam-bekerja.

http://eprints.walisongo.ac.id/2963/3/4104034_Bab2.pdf

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/DASAR-
DASAR%20PENGERTIAN%20MORAL.pdf
MAKALAH
ETIKA PROFESI DAN HUKUM KESEHATAN
Moral, Moralitas, Integritas

Nama Kelompok:
1. Ajeslin Fajar (P3.73.26.1.15.053)
2. Elsie Margaret (P3.73.26.1.15.058)
3. Hafiz Rasyidi (P3.73.26.1.15.062)
4. Meidya Sekarini (P3.73.26.1.15.069)
5. Meri Vita Loka S. (P3.73.26.1.15.073)
6. Mutiara Rahmadini (P3.73.26.1.15.074)
7. Rizka Aulia Safitri (P3.73.26.1.15.081)
8. Rizky Nur Octaviani (P3.73.26.1.15.082)

Anda mungkin juga menyukai