III
BAB III
1. Siklus 1
a. Persiapan
dengan baik. Oleh karena itu, prosesnya diawali berdiskusi dengan kepala sekolah mengenai
pentingnya media pembelajaran bagi guru untuk membantu mereka dalam kegiatan proses
belajar mengajar di dalam kelas. Calon kepala sekolah sangat menyadari bahwa kemampuan
guru dalam membuat media pembelajaran di SMAN I Bola sangat minim. Mereka sangat jarang
menggunakan media dalam proses belajar mengajar apa yang berhubungan dengan ICT atau
Powerpoint. Hal ini terjadi karena mereka belum bisa atau kemampuan mereka dalam membuat
power point sangat rendah. Untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menbuat
powerpoint salah satunya cara yang harus dilakukan adalah dengan mengadakan in house
training adalah "Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat dan menggunakan Powerpoint
melalui In house Training" yang diselenggarakan di sekolah. Calon Kepala sekolah mengadakan
rapat persiapan pada tanggal 5 November 2016. Hasil rapat tersebut memutuskan untuk
menyelenggarakannya in house training sebagai salah satu program On the Job Learning (OJL)
bagi calon kepala sekolah pada Hari Selasa s.d. Kamis tanggal 8 s.d. 10 November 2016 pukul
Surat Keputusan Kepala Sekolah dan narasumber. Kemudian panitia menyusun jadwal kegiatan
in house training, menyiapkan surat undangan untuk nara sumber dan peserta, serta daftar hadir.
Menjelang satu hari sebelum pelaksanaan, tepatnya hari Senin tanggal 7 November 2016
diadakan rapat pemantapan panitia diruang kepala sekolah, untuk pemantapan persiapan agar
pelaksanaan in house training, sebagai salah satu tugas dalam On Job Leaning (OJL) bagi calon
kepala sekolah tentang rencana tindak kepemimpinan (RTK) dapat berjalan dengan baik.
b. Pelaksanaan
Membuat dan menggunakan Powerpoint melalui In house Training di SMA Negeri 1 Bola,
terlaksana mulai Hari Selasa s.d. Kamis, 08 s.d. 10 November 2016 dengan dihadiri oleh 13
orang. Nara sumber dalam kegiatan tersebut adalah Drs. H.Andi Baharuddin (Pengawas
Kelembagaan sekolah), Abdurrahman S.P (Guru TIK SMAN I Bola), dan Muhammad Imran
Pelaksanaan diawali pembukaan pada hari pertama, Selasa, 08 November 2016, dengan
penyampaian materi secara umum dan masalah pemanfaatan teknologi computer dalam
mengolah nilai oleh pengawas kelembagaan. Kemajuan IPTEK dalam berbagai bidang
kehidupan, termasuk di dalam sektor pendidikan sangat membantu guru dan kaum pendidik.
Sekolah dengan pendidik dan tenaga kependidikannya tidak selayaknya diam tidak peduli
harus disambut dan dijalankannya. Hal tersebut menjadi perhatian dan tantangan tersendiri
(Kepala SMA Negeri 1 Bola). Menguraikan tentang difinisi media, landasan penggunaan media
pembelajaran, fungsi media, ciri- ciri pembelajaran yang efektif, jenis jenis media dan
Materi ketiga terlaksana pada hari kedua dan ketiga Hari Rabu dan kamis, 9-10
November 2016 oleh Abdurrahman S.P (Guru TIK SMAN I Bola) dengan menguraikan cara
dibantu oleh media yang kita gunakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Dengan adanya
media pembelajaran akan menuntun guru dan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran
itu sendiri.
membuat master layout hingga membuat slide student activity. Waktu pelaksanaan In house
Training pada hari kedua dan ketiga telah dimaksimalkan secara efektif dan efisien. Sebab hari
itu juga semua peserta IHT dapat menyelesaikan latihan membuat powerpoint dan
mempresentasikannya.
media powerpoint. Kemudian kegiatan monitoring dan evaluasi melibatkan kepala sekolah dan
guru senior, sebagaimana instrumen monitoringnya terlampir. Instrumen monitoring dan evaluasi
siklus 1 berkaitan dengan calon kepala sekolah dalam menyiapkan kegiatan dengan kemampuan
guru sebagai peserta dalam kegiatan pembuatan powerpoint melalui in house training.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil perhitungan dari instrumen monitoring dan evaluasi yang dilakukan
pengawas kelembagaan sekolah terhadap perencanaan calon kepala sekolah tentang tindak
76 85 B Baik
56 75 C Cukup
< 55 D Kurang
Tabel di atas memberikan gambaran kepada calon kepala sekolah tentang predikat
powerpoint, sebagaimana monev yang dilakukan oleh ketua panitia pelaksana, hasilnya adalah
sebagai berikut:
tersebut telah berjalan dengan baik sekali. Dalam proses pelaksanaannya tidak ada rintangan dan
gangguan yang dapat mempengaruhi kegiatan dan mengganggu konsentrasi peserta. Peserta In
House Training yang berjumlah 13 orang telah mengikuti kegiatan tersebut dengan penuh
semangat dan antusias, baik dalam mengikuti semua arahan uraian materi dari instruktur maupun
dalam hal tagihan tugas pembuatan media powerpoint. Adapun hasil monitoring dan evaluasi
yang dilakukan calon kepala sekolah terhadap peserta dalam pembuatan media powerpoint itu
melalui pengisian instrumen monev dan penilaian powerpoint yang telah dibuat guru tersebut.
Hasmah Baik
10 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 46 95,83
Sekali
13 orang guru terdapat 10 orang guru memperoleh nilai diatas 86 dengan ketegori (A), 1 orang
guru memperoleh nilai diatas 71 dengan kategori (B), dan 2 orang guru yang masih mendapat
Sebagai tindak lanjut, dari hasil penilaian di atas, maka ada tiga orang guru yang
memperoleh nilai predikat B dan C yang perlu ditingkatkan kemampuannya dalam membuat
powerpoint. Ketiga guru tersebut diberikan pendampingan secara khusus oleh calon kepala
sekolah dan pemateri (Pak Abdurrahman) dalam membuat media powerpoint untuk
2. Siklus 2
a. Persiapan
Setelah mengamati dan menganalisis setiap tahapan yang telah dilaksanakan dalam
pembuatan media powerpoint pada siklus 1, calon kepala sekolah dengan mudah bersama guru
untuk menyempurnakan dan mendiskusikan hal-hal yang harus ditingkatkan pembuatan media
Hasil diskusi dengan rekan guru, pemateri dan calon kepala sekolah, di putuskan
adanya pendampingan kembali kepada guru tertentu dengan menentukan jadwal kegiatannya.
b. Pelaksanaan
Melakukan kegiatan lanjutan kepada guru tertentu mengenai hal-hal yang harus
diperbaiki melalui kegiatan pendampingan oleh calon kepala sekolah, dan dibantu oleh guru TIK
sebagai pemateri. Pendampingan dilaksanakan tanggal 15 November 2016 dan calon kepala
c. Monitoring
Monitoring dilakukan melalui observasi kegiatan yang melibatkan guru dan pengawas
perkembangan pelaksanaan siklus I oleh calon kepala sekolah dengan mengisi instrumen yang
d. Refleksi
Berdasarkan hasil instrumen monitoring yang dilakukan oleh ketua panitia terhadap
calon kepala sekolah pada siklus 2, menunjukkan bahwa proses pendampingan kepada tiga orang
guru telah memperoleh nilai instrumen yang sangat memuaskan sebagai berikut:
Hal ini menunjukan bahwa calon kepala sekolah di bantu oleh guru TIK dapat
membimbing dengan baik melalui pendampingan terhadap 3 (tiga) orang guru yang masih
Sedangkan hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan calon kepala sekolah terhadap
ketiga guru tersebut dalam membuat media powerpoint melalui isian instrumen monev dan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
76 85 B Baik
56 75 C Cukup
< 55 D Kurang
Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan setelah mengisi dan menghitung instrumen monitoring
dan evaluasi pada ketiga guru tersebut dalam membuat media powerpoint pada siklus 2 melalui kegiatan
pendampingan dapat disimpulkan bahwa ternyata memperoleh hasil yang sangat memuaskan. Artinya ketiga
orang guru tersebut telah dapat memperbaiki yang kurang dalam membuat media powerpoint menjadi sangat
baik.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah
menegaskan bahwa seorang kepala sekolah harus memiliki lima dimensi kompetensi minimal yaitu:
kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausaha-an, supervisi, dan sosial. Kompetensi supervisi kepala
sekolah perlu dikembangkan dalam usaha membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola
Salah satu tugas kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik. Setiap kepala sekolah
harus memiliki dan menguasai konsep supervisi akademik yang meliputi: pengertian, tujuan dan fungsi,
prinsip-prinsip, dan dimensi-dimensi substansi supervisi akademik. Sasaran supervisi akademik adalah guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang terdiri dari materi pokok dalam proses pembelajaran,
penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan
Supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah antara lain adalah: (a) membimbing guru dalam memilih
potensi siswa
Sasaran utama supervisi akademik adalah kemampuan guru dalam merencana-kan kegiatan
penilaian untuk peningkatan layanan pembela-jaran, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan,
memanfaatkan sumber belajar yang tersedia, dan mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi, metode,
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 28 tahun 2010, tentang penugasan guru sebagai kepala
sekolah, menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah adalah suatu tahapan dalam
proses penyiapan calon kepala sekolah melalui pemberian pengalaman pembelajaran teoritik maupun praktik
tentang kompetensi kepala sekolah yang diakhiri dengan penilaian sesuai standar nasional. Melakukan
supervisi akademik pada kegiatan on the job learning terhadap guru yunior merupakan implementasi
pemberian pengalaman pembelajaran praktik pengembangan kompetensi supervisi calon kepala sekolah.
Tujuan pelaksanaan supervisi akademik terhadap guru yunior bagi peserta diklat calon kepala sekolah
adalah :
kemudian melakukan tindak lanjut dalam rangka meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajarannya.
Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan supervisi akademik terhadap guru yunior bagi peserta diklat
melakukan tindak lanjut dalam rangka meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajarannya.
4. Pelaksanaan Supervisi
a. Tempat Pelaksanaan
Supervisi akademik terhadap guru yunior dilaksanakan di sekolah magang SMA Negeri 1 Bola
b. Teknik Supervisi
Teknik supervisi yang digunakan adalah teknik supervisi individual yaitu melaksanakan supervisi
perseorangan terhadap guru yunior. Supervisor hanya berhadapan dengan seorang guru. Pelaksanaan
supervisi ini dilaksanakan dengan cara supervisor datang ke kelas untuk mengobservasi guru yunior.
1. Tahap perencanaan. Pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran, dan cara mengobservasi
2. Tahap pelaksanaan. Pada tahap ini, supervisor mengamati jalannya proses pembelajaran berlangsung.
3. Tahap refleksi dan tindak lanjut. Pada tahap ini, supervisor bersama guru yunior merefleksi pelaksanaan
pembelajaran dengan mendiskusikan kelebihan dan kekurangan. Hasil refleksi dijadikan dasar untuk
c. Hasil Supervisi
1. Perencanaan supervisi
Pada awal tahap perencaan, supervisor menyiapkan sejumlah instrumen yang akan digunakan pada
pelaksanaan observasi diantaranya : (1) instrumen perencaan kegiatan pembelajaran, (2) instrumen
observasi kelas, (3) daftar pertanyaan setelah observasi, dan (4) format tindak lanjut hasil supervisi.
Selanjutnya, melakukan pertemuan dengan guru yunior yang akan diobservasi. Pada pertemuan
pertama supervisor meminta kesediaan guru yunior untuk diobservasi proses pembelajarannya. Setelah guru
yunior menyatakan bersedia, berikutnya disepakati penentuan waktu pelaksanaan observasi, konsep atau
materi yang akan dibahas (mengikuti jadual materi guru yunior) dan menginformasikan bahan-bahan yang
perlu dipersiapkan oleh guru yunior dalam pelaksanaan observasi diantaranya silabus, RPP, bahan ajar, alat
peraga atau media dan penilaian yang akan digunakan. Diakhir pertemuan disepakati jadual pertemuan
berikutnya yang dilaksanakan sebelum kegiatan observasi yang bertujuan untuk mendiskusikan bahan-bahan
yang telah dipersiapkan guru yunior. Pada pertemuan ini supervisor memeriksa silabus, RPP, bahan ajar, alat
peraga atau media dan penilaian kemudian mendiskusikan hal-hal yang perlu dilakukan perbaikan-perbaikan.
Supervisor dapat memberikan masukan yang sifatnya melengkapi jika terdapat kekurangan dari bahan-bahan
tersebut.
Setelah melakukan perbaikan-perbaikan, supervisor meminta kopian RPP satu rangkap kemudian
memberikan penilaian dengan mengisi instrumen perencaan kegiatan pembelajaran, yang selanjutnya akan
pelaksanaan observasi nantinya, maka diinformasikan pula tujuan observasi yang akan dilakukan. Observasi
guru yunior adalah salah satu tugas peserta diklat calon kepala sekolah pada kegiatan on the job learning dan
tidak ada hubungannya dengan penilaian kinerja guru di sekolah. Observasi ini juga dapat membantu guru
2. Pelaksanaan Observasi-1
Pada tahap ini supervisor melakukan observasi langsung ke kelas X-1 tempat guru yunior
melangsungkan proses belajar mengajar sesuai dengan jadual yang telah disepakati. Pelaksanaan observasi
dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan (setiap pertemuan 245 menit). Supervisor melakukan pengamatan
langsung pelaksanaan pembelajaran mulai dari kegiatan awal sampai pada kegiatan penutup.
Obyek pengamatan adalah aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Aktivitas guru dan
siswa dicatat pada catatan kejadian dan mengisi instrumen observasi kelas yang telah dipersiapkan. Catatan
kejadian dijadikan sebagai bahan diskusi sekaligus bahan evaluasi pada saat kegiatan refleksi pembelajaran.
bentuk foto.
Pada pertemuan pertama, dengan mengacu pada RPP yang telah disusun, guru membahas materi: (i)
Pada kegiatan awal, ketua kelas menyiapkan teman-temannya untuk belajar dan mengucapkan salam
yang dibalas oleh guru dengan salam pula. Dengan menggunakan model pembelajaran langsung, guru
mengawali pembelajaran dengan menanyakan kesiapan siswa untuk belajar. Kemudian mengabsen siswa
satu persatu. Guru kemudian memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih giat belajar agar menjadi siswa
yang jago berbahasa Inggris. Berikutnya guru melakukan apersepsi dan dilanjutkan dengan menyampaikan
tujuan pembelajaran hari itu (siswa dapat menjawab pertanyaan text lisan fungsional pendek sederhana
Selanjutnya, pada kegiatan inti guru menjelaskan materi pelajaran (Mengenai text funsional pendek
sederhana pengumuman), kemudian memberikan kesempatan kepada siswa menanyakan hal-hal yang
dianggap masih memerlukan penjelasan. Berikutnya, guru melanjutkan penjelasan materi kedua (mengenai
text fungsional pendek berbentuk iklan dan invitation ). Berikutnya guru memberikan kesempatan kepada
siswa menanyakan hal-hal yang mereka belum mengerti. Guru kemudian mempersilahkan siswa untuk
mengerjakan soal-soal latihan di buku LKS. Setelah waktunya dianggap cukup, guru mempersilahkan tiga
orang siswa yang sudah selesai mengerjakan untuk membacakan jawabannya di depan kelas. Tiga orang
siswa berturut-turut membaca jawabannya di papan tulis dengan soal yang berbeda dan semua siswa
memberikan jawaban yang betul. Guru memberikan apresiasi dengan memuji ketiga siswa tersebut dan
meminta tepuk tangan dari teman-teman yang lain sebagai penghargaan bagi temannya yang mampu
Sebelum memberikan kuis untuk penilaian, guru kembali mempersilahkan siswa untuk menanyakan
materi yang belum dimengerti. Guru memberikan kuis sebanyak 3 nomor yang diminta dijawab dalam waktu
5 menit. Setelah waktu habis, siswa mengumpulkan jawabannya masing-masing kemudian tiga orang siswa
diminta menuliskan jawabannya di papan tulis. Guru memberikan tepuk tangan yang diikuti oleh siswa
Pada bagian penutup, guru meminta siswa memberikan kesimpulan pelajaran hari itu. Beberapa siswa
bersamaan berteriak memberikan simpulan pelajaran. Guru kemudian mengulangi dan melengkapi simpulan
siswa. Berikutnya guru mempersilahkan siswa membuka LKS untuk mencatat soal PR yang ada pada bagian
latihan. Pesan terakhir dari guru, tolong PR-nya dikerjakan baik-baik, jika ada yang tidak dimengerti
bertanya ke temannya atau boleh cari-cari di internet. Hari ini pelajaran kita cukup sekian.
Tindak lanjut dan hasil, setelah mengisi instrumen pasca observasi calon kepala sekolah
memperlihatkan hasil penilaian format 1 tentang instrumen Perencanaan Kegiatan Pembelajaran, untuk
Hasil menunjukkan guru yunior tersebut memperoleh nilai 36, kemudian dimasukan dalam
Dalam format 2 instrumen observasi kelas, Bapak Fajar S.Pd. memperoleh nilai 57, dimasukan
Untuk observasi kelas, calon kepala sekolah menyarankan kepada guru yunior untuk mendorong
peserta didik untuk memanfaatkan TIK, dan diakhir pembelajaran guru yunior tidak lupa menyampaikan
Setelah itu calon kepala sekolah bersama guru yunior mendiskusikan hal-hal yang perlu
ditingkatkan untuk perbaikan dalam supervisi siklus 2 nanti sebagai tindak lanjut.
1. Siklus 2
a. Perencanaan
Mendiskusikan jadwal untuk supervisi berikutnya, kapan kesediaan dari guru yunior tersebut. Dari
hasil diskusi dengan Bapak Fajar S. Pd. , disepakati untuk dilakukan kembali supervisi berikutnya di siklus 2
b. Pelaksanaan
1) Pra observasi, guru yunior diberi instrumen pra observasi untuk diisi, baru setelah itu dilakukan
observasi.
2) Observasi, dilaksanakan dengan mengamati secara seksama kepada Bapak Fajar S.Pd. selaku guru
yunior dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Kemudian terlihat lebih baik dalam
mempersiapkan pembelajaran, baik dari segi penyampaian materi maupun pada pengawasan terhadap
peserta didik dalam melakukan praktek pembelajaran. Pada kegiatan penutup guru yunior juga
3) Pasca Observasi, seperti halnya pada siklus 1 guru yunior diberi pertanyaan bagaimana
perasaan/kesan setelah melakukan proses pembelajaran di kelas tadi yang diamati langsung oleh calon
kepala sekolah, lalu calon kepala sekolah memberikan pujian terhadap hal-hal yang sudah baik yang
dilakukan guru yunior selama proses pembelajaran. Setelah itu, guru yunior diberi instrumen format 3
(pasca observasi), untuk diisi, kemudian setelah mengisi instrumen format 3 tersebut, guru yunior
Hasil penilaian untuk Bapak Fajar S.Pd. pada siklus 2 untuk format 1 Instrumen Perencanaan
Kegiatan Pembelajaran diperoleh nilai skor 42, lalu dimasukan dalam perhitungan maka diperoleh nilai
sebagai berikut:
Dari pengamatan pada siklus 1 dan siklus 2, untuk guru yunior a.n Bapak Fajar S.Pd. terjadi
peningkatan yang signifikan pada perencanaan kegiatan pembelajaran. Ini diperlihatkan dengan adanya
peningkatan perolehan nilai skor 81,81 % menjadi 95,45 %, dari klasifikasi B (Baik) menjadi klasifikasi A
(Baik sekali). Sedangkan untuk kegiatan observasi kelas diperoleh nilai skor 66, dimasukan dalam
Dari pengamatan siklus 1 dan siklus 2, untuk guru junior a.n Fajar S.Pd. pada observasi kelas ada
peningkatan yang signifikan, yaitu dari 83,82 % menjadi 95,58 %, dari klasifikasi B (Baik) menjadi
Format 1 Format 2
No Nama Guru Junior
Angka Angka
Dari hasil wawancara pada siklus II terlihat ada kepuasan, walaupun belum sempurna. Bahkan
setelah kegiatan ini, guru yunior lebih antusias agar program supervisi ini berkesinambungan terus, dengan
harapan agar proses pembelajaran di kelas akan semakin lebih baik. Dan supervisi akademik, guru yunior
merasakan adanya manfaat yang dia peroleh, antara lain: Kesiapan penyusunan RPP dan pelaksanaan proses
1. Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran atau tema
tertentu yang terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, proses penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Beberapa prinsip pengembangan silabus yaitu: ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai,
Untuk menyusun dan mengembangkan silabus, maka langkah-langkah yang dilakukan adalah:
a. Mengkaji SK dan KD
Sedangkan arah pelayanan Bimbingan dan Konseling didasarkan pada pemenuhan tugas-tugas
a. Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya, serta kematangan dalam peranannya sebagai pria
atau wanita.
d. Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi dan seni sesuai dengan program kurikulum dan persiapan
karir atau melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas.
f. Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial,
g. Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
Penyusunan perangkat pembelajaran merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh guru
sebelum pelaksanaan proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran meliputi : 1). Analisa keterkaitan Standar
Kompotensi dengan Kompetensi Dasar, serta Indikator Pencapaian Kompetensi, 2) Silabus, 3) program
sebagai seorang guru, yakni guru Bimbingan dan konseling, sebagai calon kepala sekolah juga dituntut untuk
menyusun RPL (Rencana Pelaksanaan Layanan) sebagaimana tugas yang diembannya. Bahkan karena calon
kepala sekolah adalah calon pemimpin yang sedang dilatih, ia harus lebih memahami dan memberikan
contoh kepada rekan guru lainnya dalam menyusun perangkat pelayanan bimbingan dan pembelajaran.
Tahap awal dalam pembelajaran adalah menyusun perencanaan pembelajaran yang diwujudkan
pada pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hal ini merupakan perencanaan kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya pencapaian Kompetensi Dasar (KD). Setiap
pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban membuat media powerpoint secara lengkap dan sistematis
agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, dan
memotivasi peserta didik untuk berpartisifasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreatifitas dan kemadirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta fsikologis peserta didik.
RPP disusun berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) atau sub topik yang dilaksanakan dalam satu kali
Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau kelompok di sekolah,
dengan dikoordinasi, dipasilitasi, dan disupervisi oleh kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh
kepala sekolah.
RPP mencakup: a) Data sekolah, mata pelajaran, dan kelas/semester, Alokasi waktu; b) Standar
Kompetensi (SK); c) Kompetensi Dasar (KD); d). Indikator; e) Tujuan Pembelajaran; f) Materi Ajar; g)
3. Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Bahan yang dimaksud berupa tertulis maupun tidak tertulis.
Jenis-jenis bahan ajar dapat dibedakan atas beberapa kriteria pengelompokan. Menurut Koesnandar
(2008), jenis bahan ajar berdasarkan subjeknya terdiri dari dua jenis, yaitu : a) Bahan ajar yang sengaja
dirancang untuk belajar seperti buku, LKS. b) Bahan ajar yang dirancang dapat dimanfaatkan untuk belajar
menyatakan bahwa jika ditinjau dari fungsinya maka bahan ajar yang dirancang terdiri atas 3 kelompok,
yaitu : bahan ajar persentasi, bahan referensi, dan bahan belajar mandiri.
Pengembangan bahan ajar harus didasarkan pada analisis kebutuhan peserta didik terdapat beberapa
a. Ketersediaan bahan sesuai tuntutan kurikulum, artinya bahan ajar yang dikembangkan harus sesuai
dengan kurikulum.
b. Krakteristik sasaran, artinya bahan ajar yang dikembangkan dapat disesuiakan dengan krakteristik siswa
sebagai sasaran.
c. Pengembangan bahan ajar harus dapat menjawab atau memecahkan masalah atau kesulitan dalam
belajar.
Seperti yang diuraikan di atas tentang pengertian bahan ajar dan dasar pengembangan bahan ajar,
diantaranya adalah ketersediaan bahan sesuai tuntutan kurikulum, artinya bahan ajar yang dikembangkan
harus sesuai dengan kurikulum, karakteristik sasaran, artinya bahan ajar yang dikembangkan dapat
disesuiakan dengan karakteristik peserta didik sebagai sasaran. Maka pengembangan bahan ajar yang
4. Instrumen Penilaian
Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan
itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan
proses dan hasil belajar siswa. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan
kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang
secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotorik.
Salah satu prinsip dasar yang harus senantiasa diperhatikan dan dipegangi dalam rangka evaluasi
hasil belajar adalah prinsip kebulatan, dengan prinsip evaluator dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar
dituntut untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadap peserta didik, baik dari segi pemahamannya
terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan (aspek kognitif), maupun dari segi penghayatan
Dalam konteks evaluasi hasil belajar, maka ketiga domain atau ranah itulah yang harus dijadikan
sasaran dalam setiap kegiatan evaluasi hasil belajar. Sasaran kegiatan evaluasi hasil belajar adalah:
1. Apakah peserta didik sudah dapat memahami semua bahan atau materi pelajaran yang telah
Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah
kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru disekolah karena berkaitan dengan kemampuan para
1) Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak) termasuk di dalamnya kemampuan
2) Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak
perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam
lima jenjang, yaitu: (1) receiving (2) responding (3) valuing (4) organization (5) characterization by
3) Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau kemampuan
bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotor adalah ranah
yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan
sebagainya.
Langkah persiapan dalam mengkaji 9 aspek manajerial, sebagai calon kepala sekolah menyiapkan
beberapa dokumen, yaitu: 1) Bahan ajar yang calon kepala sekolah telah dapatkan berupa modul dari
kegiatan In-Service 1; 2) Untuk mencari kondisi ideal dengan menggunakan atau berpedoman pada
Permendiknas/Permendikbud sesuai dengan aspek kajian manajerial; 3) Kemudian calon kepala sekolah
menyusun instrumen kajian 9 aspek manajerial yang akan dijadikan panduan mencari informasi dari
pemangku jabatan di sekolah; dan 4) Jika informasi masih kurang, calon kepala sekolah melakukan
Setelah mempelajari bahan pembelajaran penyusunan rencana kerja sekolah (RKS) kemudian
mengkaji RKS dan RKJM sekolah magang SMAN I Bola dan SMAN 3 Sengkang, calon kepala sekolah
mengerti dan memahami beberapa cara penyusunan RKS dan RKJM yang disusun dan dikembangkan
berdasarkan rekomendasi Evaluasi Diri Sekolah (EDS). Hasil rekomendasi EDS tersebut merupakan
pedoman utama untuk melihat realitas sekolah terhadap delapan standar nasional pendidikan, agar
penyusunan RKS dapat efektif dan efisien dengan berbasis pada skala prioritas program-program utama.
Ketentuan permendiknas nomor 19 tahun 2007 tentang standar pengelolaan pendidikan yang
mengamanatkan penyusunan RKS harus memuat kejelasan mengenai: a) kesiswaan, b) kurikulum dan
kegiatan pembelajaran, c) PTK serta pengembangannya, d) sarana dan prasarana, e) keuangan dan
pembiayaan, f) budaya dan lingkungan sekolah, g) peran serta masyarakat dan kemitraan, dan h) rencana
Dengan demikian, dokumen RKS/RKJM merupakan hal penting dalam pengelolaan sekolah,
sebagai panduan dan pedoman utama oleh semua warga sekolah. Dokumen tersebut harus ada di sekolah
setelah mendapatkan pengesahan Dinas Pendidikan kabupaten, yang disusun oleh suatu tim yang
Pemahaman calon kepala sekolah tentang penyusunan RKS/RKJM sekolah belum utuh dan
sempurna karena belum pernah menyusun RKS/RKJM sekolah secara lengkap. Untuk memaksimalkan
penguasaan kompetensi calon kepala sekolah tentang penyusunan RKS/RKJM, berharap agar dalam
penyusunan RKS/RKJM sekolah pada tahun berikutnya dapat dilibatkan secara langsung guna
2. Pengelolaan Kurikulum
Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan kurikulum berdasarkan dokumen data yang
ada pada sekolah magang SMAN I Bola dan SMAN 3 Sengkang, kemudian mengkaji pengelolaan kurikulum
kedua sekolah tempat magang tersebut, calon kepala sekolah lebih mengerti tentang pengelolaan kurikulum
sekolah, proses penyusunan kurikulum (KTSP) baik dokumen I maupun dokumen II, bentuk-bentuk silabus
dan RPP, bentuk penilaian dan analisisnya. Calon kepala sekolah merasa belum sepenuhnya mampu
menyusun silabus dan RPP yang memuat nilai-nilai karakter bangsa sesuai dengan SK dan KD yang
dikembangkan.
Kegiatan penyusunan dan pengembangan RPP dilakukan secara mandiri ataupun berkompok
dalam pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sekolah. Untuk memaksimalkan kompetensi
pengelolaan kurikulum sekolah, termasuk penyusunan RPP yang memuat nilai-nilai karakter, calon kepala
sekolah akan lebih banyak belajar dan berusaha agar selalu terlibat secara langsung dalam penyusunan dan
Dalam penyusunan KTSP calon kepala sekolah telah dapat lebih memahami lagi setelah
mempelajari dan mempraktikkan cara penyusunan KTSP khususnya dokumen I, calon kepala sekolah akan
lebih banyak belajar dan selalu berusaha terlibat secara langsung dalam penyusunan dan pengembangan
kurikulum sekolah
Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan kemudian
mengkaji pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan sekolah tempat magang SMAN I Bola dan SMAN 3
Sengkang, calon kepala sekolah mengetahui keadaan guru dan pegawai, kualifikasi pendidikan, serta
memahami pengaturan pembagian tugasnya masing-masing. Calon kepala sekolah juga memahami
Kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan sekolah magang sebaiknya dapat diidentifikasi dan dipetakan
oleh kepala sekolah untuk menjadi pertimbangan dalam pembagian tugas dan pembinaannya secara
berkelanjutan.
Oleh karena itu, sebagai calon kepala sekolah sangat berharap adanya penilaian dari kepala sekolah
yang jernih dan akuntabel atau adanya uji kompetensi bagi guru-guru setiap tahun untuk mengetahui tingkat
kompetensinya. Demikian pula untuk tenaga kependidikan sebaiknya juga ada uji kompetensi untuk
mengetahui tingkat kompetensinya dalam memudahkan kepala sekolah menetapkan pembagian tugas tenaga
kependidikan.
Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan sarana dan prasarana sekolah kemudian
mengkaji pengelolaan sarana dan prasarana sekolah tempat magang SMAN I Bola dan SMAN 3 Sengkang,
calon kepala sekolah dapat mengetahui sumber daya sarana dan prasarana yang dimiliki masing-masing
sekolah magang. Calon kepala sekolah juga mendapat pemahaman tentang perencanaan pengadaan,
Standar sarana dan prasarana sekolah menurut permendiknas nomor 24 tahun 2007 harus dijadikan
sebagai acuan dalam perencanaan pengadaan sarana dan prasarana sekolah. Calon kepala sekolah akan lebih
banyak belajar tentang pengelolan sarana dan prasarana, agar ke depan dapat lebih memahami tentang
peserta didik sekolah tempat magang SMAN I Bola dan SMAN 3 Sengkang, calon kepala sekolah memiliki
pemahaman tentang perencanaan dan penerimaan peserta didik baru. Kegiatan pembinaan peserta didik
sebagaimana diatur dalam permendiknas nomor 39 tahun 2008 tentang pembinaan dimaksud adalah :
kedamaian ).
Calon kepala sekolah juga mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang kegiatan-kegiatan
pengembangan diri siswa yang dikembangkan berdasarkan bakat, minat, kreativitas dan kemampuan siswa.
Untuk mengembangkan penguasaan kompetensi dalam pengelolaan peserta didik, calon kepala sekolah akan
lebih banyak membaca bahan-bahan pembelajaran terkait pengelolaan peserta didik dari berbagai sumber dan
pengelolaan keuangan sekolah tempat magang SMAN 1 Sengkanbg dan SMAN 3 Sengkang, calon kepala
sekolah dapat mengetahui sumber-sumber keuangan sekolah serta dapat memahami penentuan alokasi
pembiayaan sekolah.
Kompetensi yang belum penulis sepenuhnya kuasai adalah pengetahuan tentang bentuk laporan
pengelolaan keuangan sekolah secara keseluruhan, calon kepala sekolah berharap dapat mempelajari contoh
laporan pertanggungjawaban keuangan suatu sekolah, baik dari bendahara sekolah maupun dari kepala
sekolah.
nomor 24 tahun 2008 tentang tenaga administrasi sekolah yang memiliki dimensi kompetensi, yaitu:
Kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi teknis administrasi sekolah, dan kompetensi
Kemudian mengkaji pembinaan TAS tempat magang SMAN I Bola dan SMAN 3 Sengkang, calon
kepala sekolah mendapatkan pengetahuan tentang kompetensi TAS yang harus dibina oleh kepala sekolah.
Kemudian memperoleh juga pengetahuan tentang model-model pembinaan dan penilaian kinerjaTAS.
Setelah mempelajari bahan pembelajaran TIK dalam pembelajaran kemudian mengkaji pemanfaatn
TIK dalam pembelajaran sekolah tempat magang SMAN I Bola dan SMAN 3 Sengkang, berdasarkan
Permendiknas nomor 13 tahun 2007 kompetensi manajerial memiliki kemampuan mengoperasikan hardware
dan software dalam presentasi multimedia pembelajaran dan pengaplikasian media pembelajaran TIK, calon
kepala sekolah mendapatkan informasi tentang sumber daya sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah yang
masuk dalam ketegori TIK serta gambaran kompetensi pendidik (guru) dalam penguasaan TIK terutama
komputer
Tenaga pendidik di sekolah tempat magang belum sepenuhnya memanfaatkan TIK baik dalam
pengelolaan administrasinya, maupun dalam pembelajaran. Oleh karena itu, calon kepala sekolah akan lebih
banyak belajar dan menggunakan TIK dalam pengadministrasian maupun dalam pembelajaran agar dapat
Setelah mempelajari bahan pembelajaran monitoring dan evaluasi program sekolah, kemudian
mengkaji monitoring dan evaluasi sekolah tempat magang SMAN I Bola dan SMAN 3 Sengkang,
sebagaimana amanah Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang kompetensi manajerial mencapai terget
kompetensi adalah Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah
dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya calon kepala sekolah belum sepenuhnya
mendapatkan hasil monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan oleh sekolah magang berdasarkan prinsip-
prinsip monitoring dan evaluasi, sehingga belum memperoleh pengetahuan yang utuh sebagaimana
Oleh karena itu, untuk meningkatkan penguasaan kompetensi calon kepala sekolah dalam
pelaksanaan monitoring dan evaluasi program sekolah, maka sangat berharap agar dapat dilibatkan secara
langsung dalam pelaksanaan monev program-program sekolah di masa yang akan datang.
E. Peningkatan Kompetensi Berdasarkan AKPK yang Kurang di Sekolah Magang 2 ( SMAN 3
Sengkang)
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pengalaman yang sudah dimiliki berkenaan dengan
calon kepala sekolah, sebelumnya telah dilakukan penyebaran angket Analisis Kebutuhan Pengembangan
Keprofesian kepada seluruh calon kepala sekolah yang mengikuti program tersebut oleh Dinas Pendidikan
Tujuan dilakukannya AKPK bagi calon kepala sekolah adalah untuk mengidentifikasi bagian-bagian
kompetensi yang dikuasai oleh calon kepala sekolah (merupakan kekuatan) yang ditunjukkan melalui
pengetahuan dan pengalamannya. Selain itu juga untuk mengidentifikasi bagian-bagian kompetensi yang
belum dikuasai oleh calon kepala sekolah (sebagai kelemahan) dan memerlukan pengalaman pengetahuan
serta pengalaman, sehingga akan menjadi bahan pengembangan lebih lanjut dalam diklat calon kepala
sekolah.
Berdasarkan Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK) di atas, kelemahan yang ada
pada diri calon kepala sekolah adalah kompetensi kewirausahaan dan supervisi. Hal ini diakui oleh calon
kepala sekolah terutama kompetensi supervisi karena jarang melakukan kegiatan supervisi di sekolah. Hal ini
berpengaruh pada pengalaman kerja calon kepala sekolah dalam kompetensi-kompetensi yang masih kurang
berdasarkan Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK) tersebut, sehingga komptensi supervisi
Sebagai tindak lanjut dari hasil Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK) calon
kepala sekolah yang masih kurang atau sangat lemah dalam hal "Supervisi", dan juga merupakan salah satu
tugas dari kegiatan On the Job Learning (OJL), maka calon kepala sekolah harus meningkatkan kompetensi
supervisi di sekolah magang 2, yaitu di SMA Negeri 3 Sengkang melalui kegiatan pengamatan/observasi
terhadap pelaksanaan kegiatan supervisi yang dilakukan di sekolah magang 2 tersebut dan mengadakan
Pendidikan Nasional nomor 13 tahun 2007 adalah dimensi kompetensi supervisi. Dimensi standar
b. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang efektif.
c. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai
pemimpin sekolah.
d. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah.
Memiliki naluri supervisi dalam mengelola sekolah sebagai sumber belajar peserta didik
1. Persiapan
Untuk pelaksanaan AKPK di sekolah magang 2, yaitu SMA Negeri 3 Sengkang, calon kepala
sekolah mengawalinya dengan persiapan dan perencanaan suatu program guna menggali potensi supervisi
yang dilaksanakan di SMA Negeri 3 Sengkang yang secara rutin dilaksanakan oleh kepala sekolah, adalah
sebagai berikut:
a. Menyusun agenda program pelaksanaan koordinasi (Agenda program terlampir pada program supervisi
b. Menyusun pedoman wawancara terhadap kepala sekolah dan guru mengenai teknik supervisi yang
2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, calon kepala sekolah melakukan beberapa langkah sebagai berikut:
a. Menemui kepala SMA Negeri 3 Sengkang, pada tanggal 17 November 2016, dengan menyampaikan
surat tugas magang sekolah 2 sekaligus menyampaikan maksud dan tujuan On the Job Learning
b. Pada Hari Kamis, 1 Desember 2016 calon kepala sekolah melakukan wawancara kepala sekolah seputar
pelaksanaan supervisi akademik di sekolah yang beliau pimpin, dan di akhir pertemuan beliau
memberikan program supervisi di SMA Negeri 3 Sengkang kepada calon kepala sekolah.
c. Pada Hari Jumat, 2 Desember 2016 calon kepala sekolah melaksanakan observasi di kelas pada proses
pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah SMA Negeri 3 Sengkang guna pengamatan
langsung calon kepala sekolah tentang mekanisme peningkatan kemampuan tehnik supervisi yang
akademik yang dialaminya selama ini, guna peningkatan pemahaman tentang pelaksanaan supervisi
3. Hasil
Mengenai hasil dari rencana dan pelaksanaan supervisi, tidak bisa diukur hanya dengan waktu yang
sebentar. Namun memerlukan waktu penelitian yang cukup waktu, diantaranya dapat terlihat setelah
beberapa bulan, minimal dalam satu semester. Apakah supervisi yang telah dilaksanakan sudah benar sesuai
dengan tuntutan pendidikan yang berlaku? Akan tetapi, bagi calon kepala sekolah sudah merasa puas dan
bisa menambah wawasan mengenai supervisi yang telah dilaksanakan sekolah magang 2 SMA Negeri 3
Sengkang. Hasil yang diperoleh terhadap guru dalam wawancara kaitannya dengan supervisi, baik dalam
pelaksanaaan kegiatan pembelajaran maupun administrasi sekolah, sudah dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
Namun demkian, dengan adanya program yang tersusun rapi serta pelaksaan secara rutin
dilaksanakan, tidak mustahil segala macam permasalahan dalam peningkatan kualitas pembelajaran akan
Dengan simultan dari kegiatan supervisi yang dilaksanakan sekolah, merupakan pembelajaran
supervisi yang efektif untuk mengembangkan karakteristik yang mampu bersikap dan bertindak proaktif,
inovatif, mengambil resiko dalam merancang program supervisi yang mampu membentuk kompetensi
Dengan demikian, setelah mengevaluasi hasil supervisi yang telah dilaksanakan oleh calon kepala
sekolah merasa puas dengan pelaksanaan yang dilakukan, dan menjadi bahan catatan, bahwa supervisi
merupakan hal yang harus selalu dilaksanakan dalam meningkatkan mutu dan kualtas pendidikan di suatu
lembaga sekolah.
Nilai dan semangat supervisi untuk kepentingan pendidikan yang bersifat sosial bukan untuk
kepentingan komersial, yang harus diambil dan diteladani adalah karakteristik seperti inovatif, bekerja keras,
motivasi yang kuat, pantang menyerah dan salalu mencari solusi dalam memiliki naluri supervisi. Seorang
kepala sekolah hendaknya mampu menciptakan: Visi sekolah yang jelas, menjadi inspirator bagi warga
sekolah, mampu memperdayakan tim untuk bekerja cepat, dan cerdas untuk mencapai visi dalam kondisi
lingkungan yang tak menentu. Oleh karena itu, seorang kepala sekolah seharusnya memiliki karakteristik
kegiatan supervisi yang dilaksanakan kepada guru di SMA Negeri 3 Sengkang minimal 1 kali dalam satu
semester untuk setiap orang guru di sekolah tersebut. Dan supervisi ini dilaksanakan dengan menitik beratkan
pada proses pembelajaran. Supervisi akademik di SMA Negeri 3 Sengkang, rencana pelaksanaannya
disesuaikan dan dirancang berdasarkan jadwal proses pembelajaran tatap muka di kelas.
Untuk pelaksanaan supervisi akademik dengan observasi di kelas, kepala sekolah membuat
kesepakatan dengan guru yang akan dikunjungi untuk disupervisi akademik dalam melaksanakan proses
pembelajaran di kelas, biasanya kepada guru tersebut di informasikan oleh kepala sekolah bidang
Bagi guru yang memperoleh nilai sebutan cukup, langkah kepala sekolah akan mengadakan
pelaksanaan supervisi kelinis bagi guru tersebut, dengan menggunakan pendekatan kolaboratif, artinya
tanggung jawab terbagi relatif sama antara kepala sekolah/pengawas dengan guru, dan langkah-langkah
pelaksanaan supervisi klinisnya menggunakan tiga tahap, yaitu: tahap pertemuan awal, tahap observasi
proses pembelajaran, dan tahap pertemuan balikan, serta instrumen yang digunakannya pun sama seperti
Dari hasil supervisi akademik dan supervisi klinis maka akan ditindaklanjuti. Sedangkan yang
mendapat perolehan nilai sebutan kurang diikutsertakan dalam pendidikan dan pelatihan yang dapat
meningkatkan kompetensinya dan keprofesionalannya sebagai guru, diberi bimbingan teknis, supervisi klinis
berkelanjutan dan IHT. Adapun instrumen tindak lanjutnya dibuat perorangan untuk setiap guru. Instrumen
supervisi akademik yang digunakanpun lebih cocok untuk observasi akademik di kelas, ditandai dengan