Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Dinamis Vol. II, No.

4, Januari 2009 ISSN 0216 - 7492

STUDI VARIASI SUDUT KEMIRINGAN BUCKET ELEVATOR


PABRIK KELAPA SAWIT KAPASITAS PABRIK 30 TON TBS/JAM
HUBUNGANNYA DENGAN DAYA MOTOR, KECEPATAN BUCKET
DAN KAPASITAS BUCKET
Alfian Hamsi
Staf pengajara Teknik Mesin, Fakultas Teknik, USU

Abstrak

Bucket elevator merupakan salah satu alat pemindah bahan yang memiliki fungsi yang sangat penting
dalam keseluruhan proses pengolahan tandan buah segar menjadi minyak pada pabrik pengolahan
kelapa sawit, nilai efektifitas, efisiensi dan ekonomis merupakan suatu hal yang harus dijadikan
landasan untuk merancang alat pada sebuah pabrik, pada prakteknya bucket elevator selalu
dirancang memiliki sudut kemiringan. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui besaran daya motor,
kecepatan bucket dan kapasitas bucket akibat adanya perubahan dari sudut kemiringan bucket
elevator dan memperoleh grafik dari hubungan yang terjadi. Analisis dilakukan dengan mengambil
sudut 30, 45, 60, 80 dan 90 sebagai variasi sudut yang akan dianalisis. Metode yang dilakukan
denagn menggunakan analisis teoritis. Hasil menunjukan bahwa pada sudut 30 daya motor (3,2 kw),
3
kecepatan bucket ( 6,7 m/s), kapasitas bucket (0.00062 m ), pada sudut 45 daya motor (4,7 kw),
3
kecepatan bucket (4,6 m/s), kapasitas bucket (0,00088 m ), pada sudut 60 daya motor (5,7 kw)
3
kecepatan bucket (3,8 m/s), kapasitas bucket (0,00106 m ), pada sudut 80 daya motor (7,04 kw),
3
kecepatan bucket (3,1 m/s), kapasitas (0,00128 m ), pada sudut 90 daya motor (4,9 kw), kecepatan
3
bucket (4,5 m/s), kapasitas (0,00098 m )

Kata Kunci : Sudut; daya; kecepatan.

I. PENDAHULUAN bucket elevator terhadap daya motor,


kecepatan bucket dan kapasitas bucket.
Efesiensi dan efektifitas serta
ekonomis adalah bagian yang tak 2. TINJAUAN LITERATUR
terpisahkan dari engginering, kesalahan
dalam melakukan perancangan sering kali 2.1 Bucket Elevator
mengurangi nilai efektifitas, efisiensi dan Bucket elevator merupakan alat
ekonomis yang dapat mengurangi kinerja pengangkut material curah yang ditarik
dan hasil dari keseluruhan proses oleh sabuk atau rantai tanpa ujung dengan
produksi yang dilakukan. Bucket elevator arah lintasan yang biasanya vertikal, serta
merupakan salah satu mesin pemindah pada umumnya ditopang oleh casing atau
bahan yang digunakan pada pabrik rangka. Ditinjau dari segi sejarahnya,
pengolahan kelapa sawit yang memiliki bucket Elevator merupakan alat
fungsi sangat penting dalam keseluruhan pengangkut yang banyak digunakan
proses pengolahan tandan buah segar dimana pada zaman pra-sejarah,
menjadi minyak, kesalahan dalam mekanismenya berupa keranjang anyam
menentukan/memilih besaran dan yang diikat pada tali dan bergerak di atas
spesifikasi dari bucket elevator akan ikatan kayu yang kaku serta digerakkan
mengurangi hasil akhir yang diinginkan, oleh tenaga manusia. Seiring dengan
pada oprsinya bucket elevator perkembangan teknologi maka Bucket
memindahkan bahan dari posisi rendah ke Elevator terus mengalami perubahan ke
posisi yang lebih tinggi, dilapangan arah penyempurnaannya. Bucket Elevator
dijumpai beraneka ragam sudut merupakan jenis alat pengangkut yang
kemiringan bucket elevator yang memanfaatkan timba-timba yang tersusun
digunakan, untuk itu perlu dilakukan dengan jarak antar timba yang seragam
sebuah studi pengaruh sudut kemiringan dan beraturan. Dalam melakukan kerjanya
bucket elevator memiliki 2 sistem kerja,

53
Jurnal Dinamis Vol. II, No. 4, Januari 2009 ISSN 0216 - 7492

sistem pemasukan dan sistem mencapai posisi vertikal. Berdasarkan


pengeluaran yang ditunjukan pada sistem transmisi, bucket elevator
gambar dibawah ini dibedakan menjadi dua macam

a. Sistem pemasukan 1. Menggunakan transmisi sabuk


Sistem pemasukan pada Bucket Bucket elevator mengunakan
Elevator pada umumnya dirancang sabuk (belt) hal yang harus diperhatikan
tergantung pada material yang adalah :
diangkut. Pada umumnya sistem a. Faktor material yang diangut. Bila
yang dipakai yaitu penyekopan material terlalu tinggi (> 150 C), sabuk
material pada timba akan mengalami pemuaian panjang
sehingga kekuatanya menurun.
b. Faktor transmisi yang dihantarkan.
Jika material yang diangkut berupa
serbuk maka ada kemungkinan
serbuk halus masuk ke sisi permikaan
pully penggerak sehingga dapat
terjadi slip pada pully dan belt
c. Faktor perawatan. Belt lebih banyak
memerlukan perawatan akibat robek
Gambar : 1. sistem pemasukan dan suhu oprasi yang tinggi
Sumber (conveyor and related equipment, A. 2. Menggunakan transmisi rantai
Spyvakovsky and V. Dyachkov, 1964) Bucket elevator menggunakan
rantai hal yang harus diperhatikan adalah :
b. sistem pengeluaran a. Kemungkinan terjadi muai panjang
Sistem pengeluaran pada Bucket akibat suhu tinggi material relatif kecil.
Elevator pada umumnya b. Kemungkinan terjadi slip pada system
menggunakan prinsip sentrifugal, transmisi sangat kecil karena roda
dimana material tersebut akan pengerak mengguanakan sproket
terlempar keluar ke tempat yang sehingga daya motor diteruskan
telah diperhitungkan. Melalui gaya dengan baik.
gravitasi material akan jatuh pada c. Perawatan lebih sedikit karena
wadah penampungan yang telah kemungkinan terjadi kerusakan pada
disiapkan rantai relatif kecil
d. Usia pakai lebih lama.

Untuk memilih rantai sebagai transmisi


dapat dipilih beberapa jenis rantai . Jenis-
jenis rantai yang biasa digunakan dalam
konstruksi mesin adalah sebagai berikut :
1. Rantai Giling (H Mill Chain)
2. Maleable Roller Chain
Gambar : 2. sistem pengeluaran 3. Engineering Steel Bushed Chain
Sumber (conveyor and related equipment, A. 4. Model jenis pasak (Class Pintle)
Spyvakovsky and V. Dyachkov, 1964)
5. Rantai yang dapat dilepas
(Dectachable Link Chain)
Bucket elevator khusus untuk
6. SD Drag Chain
mengangkut berbagai macam material 7. C Drag Chain
berbentuk serbuk, butiran-butiran kecil,
8. 700 Class Pintle Chain
dan bongkahan. Contoh material adalah 9. 800 Class Bushed Chain
semen, pasir, batu bara, tepung dll. Untuk bucket elevator pada studi ini
Bucket elevator dapat digunakan un tuk mengunakan rantai maka harus
menaikan material dengan ketinggian mengguanakan sproket, Material/bahan
sampai 50 meter, kapasitasnya dapat
sproket pada umumnya terbuat dari gray
mencapai 50 m3/jam, dan kontruksi dapat cast iron dan juga baja tuang, dimana

54
Jurnal Dinamis Vol. II, No. 4, Januari 2009 ISSN 0216 - 7492

dengan pemakaian material tersebut Ssl = S4 = Smax . 2,718 kg


diharapkan sproket memiliki kekuatan Wdr = K(S1 + S4)
yang maksimum dan pemakaian yang Wo = S4 S1+ Wdr
aman. Pemakaian jenis sproket
tergantung pada pemakaian dan jenis
pembebanan yang digunakan.
Jenis-jenis sproket adalah sebagai berikut
:
a) Jenis Lengan (Arm Body)
Jenis sproket ini mudah dalam
pengoperasiannya, banyak digunakan
dengan ukuran yang besar, dan biaya
rendah dalam pembuatannya.
b) Jenis Belah (Split Arm Body)
Sproket jenis ini dirancang dengan
dua bagian yang serupa, lalu Gambar 3. Diaagram untuk perhitungan bucket
disambungkan untuk membentuk elevator
sebuah sprocket. Pemakaiannya Sumber ( material Handling and Equiment,
digunakan untuk perpindahan daya Ach. Muhib Zainuri, ST, Tahun 2006) Dinana :
dari poros tanpa menganggu bantalan
dan elemen lainnya. Analisa Variasi Sudut kemiringan :
c) Jenis Piringan (Plate Body)
Biasanya jenis ini dipakai untuk akibat adanya pengaruh sudut
ukuran-ukuran yang kecil dimana kemiringan maka tegangan rantai
pemakaian sproket jenis lengan tidak mendapat beban berlebih, yang terjadi
dapat digunakan. pada kondisi pembebanan/teganagn pada
titik S2 dan S4 maka untuk menghitung
teganganya aka digunakan persamaan :
3. PERHITUNGAN TEORITIS BUCKET
S2 = S1 + W 1.2 Sin
ELEVATOR
S4 = S3 + W 3.4 Sin
Wdr= (W dr + Wsin ) + (S4 + Wsin ) + (-S1
1. Kapasitas pemindahan (Qtons/jam)
Wsin )
bucket elevator, permeter panjang Gambar 4. Diagram untuk perhitungan bucket
conveyor
S1
io Q
lit / m
3,6.v. .

2. Kecepatan bucket S2
W
Q elevator yang memiliki sudut
v ........................ kemiringan
Mt .K1
mb.n Setelah diketahui semua tegangan pada
Mt ....................... tiap titik maka dapat dihitung daya yang
L
dibutuhkan
3. Daya motor
Dalam menentukan daya motor akan Wo .v
N .
dihitung telebih dahulu tegangan yang 102 o
terjadi pada rantai

Smax = 1,15 . H (q + K2 .Q ) 4. HASIL STUDI


S2 = S1+ W 1.2 Adapun hasil dari studi ini Akan
S3 = S2 + W 3.2 ditunjukan hasil studi dalam bentuk grafik
S4 = S3 + W 3.4 dibawah ini :
55
Jurnal Dinamis Vol. II, No. 4, Januari 2009 ISSN 0216 - 7492

Grafik 1. Hubungan Sudut Kemiringan bucket Grafik 3. Hubungan sudut kemiringan bucket
elevator terhadap Daya Motor elevator dengan kapasitas bucket

Pada grafik terlihat bahwa akibat Pada grafik terlihat bahwa Kapasitas
adanya pengaruh sudut kemiringan bucket bucket yang paling besar terjadi pada
elevator terjadi fluktuasi daya yang sudut kemiringan 80 (0,00128 m3), diikuti
butuhkan, pada grafik ditunjukan bahwa sudut kemiringan 60 (0,00108 m3), sudut
sudut 80 800 (7,04 KW), diikuti sudut kemiringan 90 (0,00090 m3), sudut
kemiringan 600 (5,7 KW), sudut kemiringan 45 (0,00088 m3), dan
kemiringan 90 (4,9 KW), sudut kapasitas bucket yang paling kecil terjadi
kemiringan 45 (4,7 KW) dan yang paling pada sudut kemiringan 30 (0,00062 m3)
kecil adalah sudut kemiringan 30 (3,28
KW). 5. DISKUSI HASIL ANALISA

Dari hasil perhitungan pada bab


sebelumnya bisa dijadikan bahan diskusi
sebagai bahan rujukan bagi siapa saja
yang ingin melakukan pembuatan/
pembangunan pabrik kelapa sawit dengan
kapasitas olah 30 Ton tbs/jam,
sebelumnya akan diuraikan terlebih
dahulu hasil perhitungan yang sudah
dilakukan agar lebih muda untuk
melakukan analisis selanjutnya,

Grafik 2. Hubungan Sudut Kemiringan bucket Tablel 1. Hubungan sudut kemiringan bucket
elevator dengan kecepatan bucket elevator dengan daya, kecepatan
bucket dan kapasitas bucket
Berbeda dengan daya, hubungan sudut Sudut Daya Kecepata Kapasita
kemiringan bucket dengan kecepatan Kemiring Moto n (m/s) s (m3)
bucket menunjukan hasil yang berbeda an r
Sudut kemiringan 30 memiliki kecepatan (KW)
bucket paling tinggi (6,7 m/s), diikuti sudut 30 3,28 6,7 0,00062
kemiringan 45 (4,6 m/s), sudut 45 4,7 4,6 0,00088
kemiringan 90 (4,5 m/s), sudut 60 5,7 3,8 0,00106
kemiringan 60 (3,8 m/s) dan kecepatan 80 7,04 3,1 0,00128
bucket paling rendah adalah sudut 90 4,9 4,5 0,00098
kemiringan 80 (3,1 m/s).
Sebagai bahan tambahan uraian untuk
diskusi akan diberikan beberapa
pertimbangan
1. Semakin besar kapasitas bucket akan
mempengaruhi besarnya daya yang

56
Jurnal Dinamis Vol. II, No. 4, Januari 2009 ISSN 0216 - 7492

dibutuhkan karena kapasitas bucket tersebut memilki ketinggian minimal


akan mempengaruhi massa dalam 12 meter, jika tinggi angkat bucket
bucket tersebut dimana : tidak memenuhi ukuran tersebut maka
M=.v konsekuensinya adalah harus
Diamana : mendisain ulang ukuran Pemeram Biji
m = massa muatan dalam bucket ( Nut Silo)
= massa jenis material = 681 kg/m3 Dari deskripsi diatas dapat kita ambil
v = volume (kapasitas) m3 beberapa bahan diskusi diantaranya :
0
1. Pada 30 maka daya motor yang
2. Kecepatan bucket dibutuhkan kecil dengan kecepatan
Kecepatan akan sangat berpengaruh yang besar hanya saja kapasitas dan
sekali terhadap kemampuan alat untuk tinggi angkatnya rendah yang
menjalankan fungsinya sesuai berdampak pada pabrik harus
kebutuhan dimana alat tersebut harus merubah disain ukuran Pemeram Biji (
mampu mengolah/ bekerja untuk Nut Silo) sekaligus membutuhkan
kapasitas pabrik 30 ton tbs/jam karena ruangan yang cukup lebar disamping
apabila ada proses yang terlambat ini itu karena sudut yang rendah dapat
akan mempengaruhi proses mengakibatkan terjadi pengenduran
selanjutnya, untuk mencari hubungan pada rantai yang dapat menyebabkan
antara kecepatan dengan kesangupan rantai mengalami kemuluran dan slip.
0
dalam menjalankan fungsinya 2. Pada sudut kemiringan 45 maka
digunakan rumus daya motor yang dibutuhkan sedang
Q dengan kecepatan yang juga tidak
v terlalu besar dengan kapasitas dan
Mt .K 1
tinggi angkatnya rendah yang
Dimana : berdampak pada pabrik harus
V = kecepatan bucket (m/s) merubah disain Pemeram Biji ( Nut
Q = Kapasitas olah pabrik = 30 ton Silo) sekaligus membutuhkan ruangan
tbs/jam yang cukup lebar disamping itu pada
K1= Faktor hambatan gerak damengisi sudut ini juga dapat terjadi
(scooping-up) muatan = 1,5 pengenduran pada rantai yang dapat
3. Pergerakan Bucket menyebabkan rantai mengalami
Bucket bergerak di topang oleh kemuluran dan slip.
rangka yang memiliki rol agar bucket 0
3. pada sudut kemiringan 60 maka daya
tidak lari dari jalur yang sudah motor yang dibutuhkan besar dengan
ditetapkan dan ini mempermudah kecepatan yang juga rendah namun
proses penarikan atau mempermudah memiliki kapasitas yang besar, pada
bucket untuk bergerak, sidut ini tinggi angkatnya masih kurang
4. Muatan berlebih sama seperti sebelumnya yang
Karena bucket yang digunakan berdampak pada pabrik harus
memiliki sudut kemiringan, jika bucket merubah disain Pemeram Biji ( Nut
terlalu penuh diisi akan Silo) sekaligus membutuhkan ruangan
mengakibatkan muatan yang ada yang cukup lebar, pada sudut ini juga
dalam bucket tersebut menjadi tumpa pengenduran dan kemuluran pada
5. Tinggi angkat ranrai kecil kemungkinanya terjadi.
Bucket elevator hanya sebuah alat 4. Pada sudut 80 Pada kondisi ini tinggi
yang berfungsi untuk memindahkan angkat sudah memenuhi persyaratan,
material dari proses yang satu pada kondisi ini kapasitas bucketnya
keproses yang lain, dalam hal ini besar, namun kecepatan bucketnya
proses selanjutnya yang akan kecil disamping itu daya yang
dilakukan adalah proses pemecahan diperlukan cukup besar.
biji yang sebelumnya dilakukan 5. Pada sudut 90 pada Kondisi ini
pemeraman dan ditampung pada sepertinya memiliki spesifikasi yang
sebuah Pemeram Biji ( Nut Silo), cukup baik selain daya yang
dimana Pemeram Biji ( Nut Silo) dibutuhkan kecil kecepatanya juga

57
Jurnal Dinamis Vol. II, No. 4, Januari 2009 ISSN 0216 - 7492

sedang, tinggi angkat juga memenuhi 4. Rudenko N, 1992, Mesin Pengangkat,


standar, kapasitas yang dimiliki juga Erlangga, Jakarta
tidak terlalu kecil, hanya saja pada
5. Sularso, Kiyokatsu Suga, 1997, Dasar
kondisi ini bucket tidak bertumpu pada
Perencanaan Dan Pemilihan
kerangka, bucket hanya bertumpu
Elemen Mesin, Edisi Kesembilan, PT.
pada rantai saja hal ini dapat
Pradya Paramita, Jakarta
menyebabkan muatan tumpah
6. Syamsir A Muin, Ir, 1990, Pesawat -
Pesawat Pengangkat, Edisi Pertama,
6. KESIMPULAN PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta

1. Sudut kemiringan yang membutuhkan


daya motor paling besar adalah sudut
kemiringan 800 (7,04 KW), diikuti sudut
kemiringan 600 (5,7 KW), sudut
kemiringan 90 (4,9 KW), sudut
kemiringan 45 (4,7 KW) dan yang
paling kecil adalah sudut kemiringan
30 (3,28 KW).
2. Sudut kemiringan 30 memiliki
kecepatan bucket paling tinggi (6,7
m/s), diikuti sudut kemiringan 45 (4,6
m/s), sudut kemiringan 90 (4,5 m/s),
sudut kemiringan 60 (3,8 m/s) dan
kecepatan bucket paling rendah
adalah sudut kemiringan 80 (3,1 m/s).
3. Kapasitas bucket yang paling besar
terjadi pada sudut kemiringan 80
(0,00128 m3), diikuti sudut kemiringan
60 (0,00108 m3), sudut kemiringan
90 (0,00090 m3), sudut kemiringan
45 (0,00088 m3), dan kapasitas
bucket yang paling kecil terjadi pada
sudut kemiringan 30 (0,00062 m3)
4. Sudut kemiringan 90 merupakan
sudut kemiringan paling stabil dimana
membutuhkan Daya Motor (4,9 KW)
dan kecepatan bucket (4,5 m/s)
dengan kapasitas bucket yang
dimilikinya (0,00090 m3).

DAFTAR PUSTAKA

1. A. Spyvakosky, 1964, Conveyors and


Related Equipment,
2. Ferdinand P. Beer, E. Russel
Johnston, Jr,1996, Mekanika Untuk
Insinyur, Edisi Keempat, Erlangga,
Jakarta
3. Muhib Zainuri Ach, ST, 2006, Mesin
Pemindah Bahan, Edisi Pertama,
CV.Andi Ofset, Yogyakarta

58

Anda mungkin juga menyukai