Berhentilah menjadi seorang pengecut. Ucap seseorang yang berdiri tepat dihadapannya.
ShanaShana. Asal kamu tahu kalau kamu adalah sisi lemah dari diriku. Kamu pikir
dengan kamu bersembunyi seperti ini kamu akan merasa sangat hebat karena tidak membuat
Tidak bersembunyi? Apa ini yang kau sebut dengan tidak bersembunyi darinya? tanya
Ia tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan kepadanya. Disisi lain ia ingin bermain
bersama dengan Dinda tapi disisi lain ia tidak ingin membuat sahabatnya menangis lagi
Kau tidak bisa menjawabnyakan. Sudah kubilang kau hanya sok menjadi seorang pahlawan
padanya tetapi kau tidak lihat bagaimana Dinda. Bagaimana sedihnya wanita itu saat kau
Dengar, kau takut bahwa kau akan membuatnya menangis lagi akan kekalahannya? Jadi,
bagaimana dengan Dinda yang selalu ada untukmu, yang selalu menemanimu dalam bermain
basket. Tidakkah kau berpikir bahwa dia akan kecewa bahkan membencimu saat engkau
Tapi
Sekali lagi kau berkata bahwa kau tidak bisa melakukannya maka aku akan bertul-betul
menguasai dirimu dan tidak akan membiarkan dirimu yang lemah itu untuk masuk lagi ke
dalam tubuhmu. Jadi, apa yang akan kau pilih persahabatmu dengan wanita itu atau Dinda
yang selama ini ada untukmu, ucap wanita itu memotong ucapan Shana
Satu
Sebuah bola melanyang tinggi di udara, ditangkap dengan sukses oleh seorang wanita dengan
Ia melempar bola itu ke arah lapangan basket. Tapi, lemparannya sukses membuat semua
orang yang berada di lapangan terkejut. Lemparan yang ia berikan melayang dengan mulus
memasuki jaring. Semua orang memandang takjub kepadanya tetapi ia mengacuhkan tatapan
Yang dipanggilnya hanya menatap kearah wanita yang sednag berlari kecil kearahnya.
Apa? tanya
Kau melemparkannya dengan sempurna sama seperti biasa jelas wanita itu kepada Shana
Jadi?
Sudah berubah pikiran untuk mau bergabung dengan Club Basket? tanyanya
Tapi, Sha..
Sudah kubilang aku tidak mau Dinda. Jika kau hanya datang utnuk membicarakan itu lebih
baik kau kembali saja karena aku tetap tidak akan mau. Ucapnya datar
Baiklah. Aku tidak akan mengungkitnya lagi. Maafkan aku. Ucap Dinda menyesal.
Sudahlah. Aku harus pergi ucapnya seraya meninggalkan wanita itu yang tetap berdiri
# # # #
Dua
Kenapa kamu ga mau gabung dengan aku di club basket SMA kita, Shana? ucap wanita
Aku ga mau aja, Din. Ucap dingin tanda ia tidak menyukai topik pembicaraan yang selalu
Tapi setidaknya kasih alasan ke aku kenapa kamu ga mau gabung dengan club basket SMA
Aku ga mau aja, Din ucapnya dan kembali menyibukkan dirinya membaca buku yang ada
dipegangannya.
Iya aku tau kamu ga mau. Tapi kenapa, Shana? tanya Dinda.
Ia hanya menatap sekilas ke arah sahabatnya itu dan tak menjawab pertanyaan itu. Ia kembali
Shana kamu dengar aku ga sih? tanyanya jengkel karena melihat sahabatnya itu acuh tak
Dinda kepada dirinya. Bukannya ia tidak mau untuk memberitahu alasan kenapa ia tidak mau
bergabung dengan club basket sekolah mereka kepada Dinda hanya saja dia belum siap untuk
memberitahu alasannya.
Dinda mendingan kamu gabung latihan sama teman kamu dari pada kamu duduk dibangku
penonton sama aku hanya untuk menanyakan pertanyaan konyol itu. Karena berapa kali pun
kamu menanyakan itu sama aku, aku ga akan memberikan jawabannya sama kamu.
Aku ga mau gabung sama mereka kalau kamu ga kasih tau alasannya kenapa kamu ga mau
Oke aku akan kasih tau ke kamu alasannya asalkan kamu bisa kalahkan aku bermain basket
Sementara itu Dinda tersenyum senang dengan keputusan Shana. Walau akhirnya ia akan
kalah melawan Shana bermain basket one-on-one karena kemampuannya bermain basket
masih jauh dibawah Shana, tapi ia akan berusaha agar ia menang dari Shana dan
mendapatkan alasan kenapa Shana tidak mau bergabung dengan club basket sekolah mereka.
* * *
Di bangku penonton Shana menyaksikan latihan gabungan tim basket putri dan putra tetapi ia
tidak hanya sekedar melihat permainan mereka ia juga mengamati semua kemampuan fisik
tiap-tiap pemain. Ia tersenyum melihat salah satu permainan tim basket putra bernomor
punggung 23. Permainan pria itu hampir sama dengan permainannya yang membuat
permainan mereka tidak sama ialah lelaki itu tidak bisa melakukan tembakan tiga angka
seperti yang sering dilakukan Shana. Tembakan tiga angka yang dilakukan lelaki itu tidak
Di lapangan basket Dinda sedang berbincang dengan pelatih mereka, dan tampaknya
Saya sudah berusaha Pak, tapi bapak tau sendiri jawabnya selalu sama. Jawab Dinda
Kamu tidak tahu alasannya kenapa ia tidak mau bergabung? tanya pelatih itu kembali
Saya sudah bertanya Pak, tapi dia akan memberikan jawabnya jika saya bisa
berpikir.
Tapi saya rasa saya tidak bisa mengalahkannya Pak. Shana itu berbeda dengan pemain
Bapak bisa lihat nanti sore saat kami bermain one-on-one. Ia tersenyum kepada lelaki itu
* * *
Jam sudah menunjukan pukul 5 sore dan itu artinya latihan gabungan tim basket putra dan
putri telah usai. Semua pemain sudah meninggalkan lapangan basket kecuali Dinda yang
Sudah dan aku pasti akan menang kali ini melawan kamu, Shana. Shana tersenyum kecil
Apa peraturannya? tanya Shana seraya memantulkan bola basket yang ia pegang
Memasukkan bola ke dalam jaring sebanyak 3 kali. Jika aku menang kamu harus kasih tau
alasannya ke aku tapi jika aku kalah aku ga akan bujuk kamu lagi untuk bergabung dengan
Shana hanya mengangguk menyetujui peraturan yang dibuat oleh sahabatnya Dinda. Ia
melemparkan bola itu kepada Dinda dan membiarkan sahabatnya itu duluan.
Di bangku penonton dua orang lelaki sedang mengamati permainan Dinda dan Shana. Pak
Andrian terkejut melihat Dinda sangat kewalahan bermain bersama Shana berbeda dengan
Dinda yang ia lihat bermain bersama tim basket putri. Dinda yang biasanya ia lihat sangat
cepat untuk melewati lawan tapi Dinda yang ia lihat saat ini sangat berbeda. Ia melihat Dinda
sangat kewalahan melawan Shana. Apakah ini yang dimaksud Dinda berbeda? Batinnya.
Lelaki yang berada disamping Pak Adrian hanya menatap kagum pada permainan Shana ia
ingin bermain one-on-one bersama Shana. Dan mereka sangat terkejut melihat Shana
memasukkan bola ke jaring dengan jarak yang lumayan jauh dan itu dilakukan Shana
Mungkin lain kali kamu bisa kalahin aku, Din ucap Shana menyesal karena ia telah
mengalahkan sahabatnya
Mungkin. Kayaknya aku harus berlatih lebih keras lagi deh, Sha ujar wanita itu
Kamu udah bagus kok mainnya cuma kamu sangat lemah di sisi kirimu. Ujarnya
mengingatkan Dinda
Yah sayang banget aku jadi ga bisa tau alasan kamu donk ujarnya menyesal atas
Ia dan Dinda berjalan berbarengan meninggalkan lapangan basket dan menuju parkiran. Yah,
Dinda selalu pergi dan pulang sekolah bareng dengan Shana karena rumah mereka juga
bersampingan.
* * *
Bel tanda berakhirnya sekolah berbunyi. Siswas-siswi SMA Kartika berhamburan keluar
kelas. Ada yang langsung pulang, ada yang ke kantin, ada yang ke ruang OSIS ada juga yang
Ia memalingkan wajahnya dan tersenyum menatap wanita yang memanggil namanya yang
Emang kenapa? Kamu ada urusan? tanya Shana yang kini kembali menatap ke arah Dinda
Dinda tersenyum lebar mendengar persetujuan Shana yang mau menunggunya untuk pulang
bersama. Dinda berbalik dan meninggalkan Shana yang masih berdiri di dalam ruangan kelas
* * *
Ia sedang duduk di bangku taman sekolah sambil mendengarkan musik menggukan MP3
miliknya. Ia mendongakkan kepalanya ke atas dan memejamkan matanya. Saar ia sedang asik
Ia memalingkan wajahnya dan menatap lelaki itu dengan tatapan tidak suka karena telah
mengganggu kesenangannya
Ga usah tatap aku kayak gitu, aku bukan orang jahat kok. Ucapnya saat mengetahui tatapan
Shana hanya mengangguk tanpa menatap ke arah pria yang kini duduk di sampingnya.
Ada yang mau aku bilang sama kamu. Ujarnya yang suskes membuat Shana kembali
menatapnya
Aku mau ajak kamu bergabung dengan Club Basket Sekolah kita. Ujarnya
Tapi
Berapa kali pun kamu mengajakku untuk mengikuti club itu aku tidak akan mau. Potong
Shana
Tapi kan kamu punya. Perkataannya terpotong saat seseorang berteriak memanggil nama
Shana.
Shana dan juga lelaki menoleh ke arah suara itu. Mereka mendapati Dinda yang sedang
Dinda hanya mengangguk pelan menyetujui ajakan Shana. Shana beranjak dari posisinya dan
hendak meninggalkan lelaki yang sedari tadi hanya menatapnya dengan tatapan tak bisa
dibaca
berbalik dan menatap lelaki yang berdiri tidak jauh dari tempatnya.
Aku akan melakukan segala cara untuk membujuk kamu masuk ke dalam club basket
Aku pasti akan bisa, Shana. Ucap lelaki itu tetap pada pendiriannya.
Ia kembali membalikkan badannya dan berjalan perlahan meninggalkan lelaki itu. Dinda
yang masih bingung dengan apa yang terjadi antara Shana dan Kapten tim basket putra
sekolah mereka hanya dapat mengikuti Shana yang berjalan perlahan meninggalkan lelaki itu
menuju ke parkiran.
Tiga
Oke, Ibu harap kalian akan mengumpulkan tugas kalian dengan tepat waktu. Ingat jika
kalian tidak mengumpulkannya kalian akan mendapatkan nilai merah. Ujar seorang guru
wanita
Baik Bu. Teriak semua murid yang ada di dalam kelas itu.
Guru itu keluar dari ruangan itu diikuti dengan murid-murid yang berhamburan keluar
ruangan. Ada yang berlari kecil kearah kantin, ada yang sedang bercerita dengan teman-
temannya di luar kelas dan ada yang sedang asyik membaca buku.
Shana teriak Dinda yang berlari kecil memasuki ruangan kelas XI IPA 1 itu.
Yang dipanggil hanya menanggapinya dengan tersenyum kecil seakan ia tak ingin diganggu
saat ini.
Mau menemaniku ke kantin? tanya Dinda saat ia telah berdiri tepat di depan meja Shana
Tapi
Sudahlah, jangan terlalu memfokuskan dirimu dengan pelajaran terus. Sesekali cari hiburan
Baiklah aku akan menemanimu tapi tidak dengan waktu yang lama. ucapnya
# # # #
Saat mereka sedang asyik menikmati makan siang mereka di kantin tiba-tiba saja kantin
menjadi gaduh. Oke , gaduh bukan dalam artian ada adegan pertarungan atau apalah
namanya. Tapi adegan saat dimana sekelompok pria yang menjadi Pangeran disekolah itu
memasuki kantin tersebut yang otomatis membuat semua kaum hawa terkagum-kagum dan
membuat kaum adam lainnya merasa minder. Tapi itu semua tidak berlaku pada seorang
Apa sih hebatnya mereka. Tampan? Lebih tampan kali abangku. Ah, dasar wanita-wanita
kurang kerjaan lebih baik aku memakan kue manis ini daripada ikut berteriak-teriak tak jelas
Hai Din sapa salah seorang lelaki yang sedari tadi hanya menjadi fokus para kaum hawa
Ada seorang wanita yang duduk dengan mereka hanya diam tidak menyadari sekelompok
pria itu duduk bersama mereka. Seakan asik dengan dunianya sendiri sampai seorang dari
Shana
Empat