Dilihat dari aspek elektrokimia, korosi merupakan proses terjadinya transfer elektron dari
logam ke lingkungannya. Logam berlaku sebagai sel yang memberikan elektron (anoda) dan
lingkungannya sebagai penerima elektron (katoda). Reaksi yang terjadi pada logam yang
mengalami korosi adalah reaksi oksidasi, dimana atom-atom logam larut kelingkungannya
menjadi ion-ion dengan melepaskan elektron pada logam tersebut. Sedangkan dari katoda terjadi
reaksi, dimana ion-ion dari lingkungan mendekati logam dan menangkap elektronelektron yang
tertinggal pada logam.
KERUGIAN
Kerugian yang ditimbulkan oleh korosi diantaranya adalah:
1. Adanya kerugian teknis dan depresiasi
2. menurunnya efisiensi
3. menurunnya kekuatan konstruksi
4. Apperance yang buruk
5.karat merupakan polusi dan menambah biaya maintenance
Untuk memilih material agar dampak negatif dari korosi dapat dikurangi dijelaskan sebagai
berikut:
1. Ketahanan korosi, yang dimaksud disini adalah tingkat kemungkinan bertahannya material di
lingkungan yang korosif
2. Availibility, faktor ketersediaan. Material dengan jumlah ketersediaan yang terbatas akan
menimbulkan kesulitan dalam hal kapasitas produksi
3. Cost, Dalam memilih material diusahakan agar biaya material bisa ditekan sekecil mungkin
4. Strength, Apabila kekuatan material tidak bisa dipenuhi maka material yang telah dipilih tidak
dapat dipakai
5.Appearance, sifat material akan bertambah signifikan jika dipergunakan untuk memproduksi
barang barang yang bersifat eksotis
6. Producibilitas, perlu dianalisa bisa tidaknya dibuat sesuai fungsi barang yang akan dibuat
Macam-macam korosi
1. Uniform Attack
2. Pitting Corrosion
3. Errosion Corrosion
4. Galvanis Corrosion
5. Stress Corrosion
6. Crevice Corrosion
7. Mikrobiologi Corrosion
8. Fatigue Corrosion
b. Crevice Corrosion
Crevice corrosion termasuk jenis korosi lokal. Jenis korosi ini terjadi pada celah-celah konstruksi,
seperti kaki-kaki konstruksi, drum maupun tabung gas. Karena celah sempit terisi dengan elektrolit
(air yang pH-nya rendah) maka terjadilah suatu sel korosi dengan katoda-nya permukaan sebelah
luar celah yang basah dengan air yang banyak mengandung zat asam daripada bagian dalam
celah yang sedikit mengandung zat asam sehingga bersifat anodik. Akibatnya terjadi kehilangan
metal pada bagian yang di dalam celah. Proses pengkaratan ini berlangsung cukup lama karena
cairan elektrolit di dalam celah cenderung lama mengeringnya walaupun bagian luar celah telah
lama mengering.
Untuk menggambarkan dasar pembentukan korosi celah, celupkan dua buah plat logam M yang
dipaku dicelupkan di dalam air laut (pH 7) seperti yang ditunjukan pada Gambar di bawah
Reaksi tersebut mengakibatkan logam M menjadi terkikis dan reduksi oksigen menjadi ion
hidroksida [6].
Oksidasi M M+ + e
Awalnya reaksi ini terjadi merata di atas seluruh permukaan, termasuk bagian dalam celah.
Setiap elektron yang dihasilkan selama pembentukan ion logam akan bereaksi dengan oksigen.
Setelah waktu yang singkat, oksigen dalam celah habis karena konveksi dibatasi, sehingga reduksi
oksigen berhenti di daerah celah. Hal ini, dengan sendirinya tidak menyebabkan perubahan yang
berarti di dalam celah akibat korosi. Oleh karena itu laju korosi di dalam dan di luar celah tetap
sama
Persamaan di atas menunjukan bahwa di dalam larutan logam klorida terurai menjadi
hidroksida yang tidak larut dan menjadi asam bebas. Untuk alasan yang belum diketahui, baik
ion klorida maupun hidrogen dapat mempercepat tingkat pelarutan logam dan paduan. Ion-ion
tersebut masuk ke dalam celah sebagai akibat dari migrasi dan hidrolisis, dan akibatnya laju
pelarutan logam M akan meningkat, seperti ditunjukan pada gambar.
Pencegahan
1. Penggunaan sistem sambungan butt joint dengan pengelasan dibanding dengan sambungan keling
untuk peralatan peralatan baru
2. Celah sambungan ditutup dengan pengelasan menerus atau dengan soldering
3. Peralatan peralatan harus diperiksa dan dibersihkan secara teratur, terutama pada sambungan
sambungan yang rawan
4. Hindari pemakaian packing yang bersifat higroskopis
5. Penggunaan gasket dan absorbent seperti teflon jika memungkinkan
6. Pada desain saluran drainase,hindari adanya lengkungan lengkungan tajam serta daerah
genangan fluida