Anda di halaman 1dari 2

Sejarah berdirinya Ahmadiyah

Ahmadiyah merupakan salah satu organisasi Islam yang lahir sebagai dampak dari penjajahan Inggris
di India. Pada tahun 1857, India mengalami kemerosotan politik, ekonomi, sosial dan moral karena
terjadinya pemberontakan Munity, dimana India dijadikan sebagai daerah koloni terpenting Inggris
terpenting di Asia.1 Dalam kondisi demikian, Ahmadiyah yang dipelopori oleh Mirza Ghulam Ahmad
memploklamirkan dirinya telah diangkat oleh Tuhan sebagai Al-Mahdi atau penyelamat di muka
bumi, penyelamat moral dan mengangkat keterpurukan yang dialami umat manusia. Sebagai
manusia suci yang diangkat Tuhan memiliki tanggunjawab memajukan Islam dengan memberikan
tafsiran atau interprestasi baru terhadap ayat-ayat Al-Quran sebagai kitab pegangan umat Islam. Hal
ini dilakukan Mirza Ghulam karena menurutnya bangsa Eropa khususnya kaum Kristiani telah
menjajah dan menghancurkan peradaban umat Islam sehingga Ummat Islam mengalami
keterpurukan dan jauh dari nilai-nilai Islam.

Selain semangat perjuangan untuk bangkit dari kolonialisme, Organisasi ini juga memiliki semangat
pembaharuan pemikiran Islam. Dengan pemikiran-pemikiran Mirza Ghulam ini yang tersebar
dibeberapa media pada saat itu, yang berisi tentang pembelaan Islam terhadap tuduhan-tuduhan
dan makar yang dilakukan kolonial terhadap ajaran Islam, mampu menggerakkan pengikutnya untuk
mengikuti jalan tarikat Islam yang lakukan oleh Mirza Ghulam Ahmad.

Pada tahun 1880 M, Ghulam Ahmad menerbitkan buku Barahin Ahmadiyah. Buku ini berisikan
tentang penjelasan keunggulan ajaran islam dan ketinggian Alquran di bandingkan agama Nasrani,
Hindu, Arya Samaj, dan agama-agama lainnya. Buku ini menimbulkan pro-kontra di kalangan umat
beragama di India, pihak yang pro adalah kaum muslim India dan yang kontra adalah kalangan non-
muslim yang menimbulkan polemik dan perdebatan sengit, antara Ghulam Ahmad dengan tokoh-
tokoh agama lainnya, khususnya umat Hindu Brahma Samaj, Arya Samaj, dan Nasrani. 2 Diantara isi
Barahin Ahmadiyah adalah pendakwahan dan pengakuan Ghulam Ahmad sebagai mujaddid. Pada
tahun 1883 Mirza Ghulam Ahmad sangat populer dari kalanggan umat Islam, banyak umat Islam
yang berkeinginan melakukan baiat (janji setia) menjadi muridnya, tetapi Ghulam Ahmad menolak
dengan alasan belum mendapatkan ilham dari Allah untuk menerima baiat dari orang-orang.
Selanjutnya, Ghulam Ahmad mendapatkan ilham dari Allah untuk mengambil baiat, maka tanggal 23
Maret 1889 sebanyak 40 orang melakukan baiat pertama di tangan Ghulam Ahmad di sebuah rumah
Mia Ahmad Jaan, Ludiana India. 3

Saat itulah ia dinyatakan sebagai peletak dasar berdirinya organisasi al-Jamaah al-Islamiyah al-
Ahmadiyah (Jamaah Islam Ahmadiyah). 4 Dari sinilah keberadaan Organisasi Ahmadiyah mulai banyak
menyebar diberbagai Negara melalui para pengikutnya yang mempelajari pemikiran Mirza Ghulam
secara langsung di India.

Termasuk pelajar dari Indonesia. yang datang langsung ke India untuk mempelajari pemikiran Mirza
Ghulam.

1 Asep Burhanudin, Jihad Tanpa Kekerasan, (Yogyakarta : PT LKiS Yogyakarta, 2005), 29.

2 Ibid h. 35
3 Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Suvenir Peringatan Seabad Gerhana Bulan dan Gerhana

Matahari Ramadhan 1894-1994 (Parung : JAI, 1994), 3.

4 Ibid, h. 39

Anda mungkin juga menyukai