(ANEMIA)
Disusun Oleh :
HUSNIAWATI
NIM. 052STYCJ17
A. DEFINISI
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit (sel darah merah) serta jumlah
haemoglobin dalam 1mm3 darah atau berkurangnya volume sel yang dipadatkan
dalam 100ml darah.Hampir semua gangguan pada system peredaran darah disertai
dengan anemia yang ditandai warna kepucatan pada tubuh, terutama ekstremitas.
B. ETIOLOGI ANEMIA
Batasan yang umum digunakan adalah kriteria WHO pada tahun 1968. Di nyatakan
dengan kriteria sebagai berikut :
F. MANIFESTASI KLINIS
1. Pucat pada bibir, lidah, konjungtiva, telapak tangan, dan kuku
2. Pada pemeriksaan Hb dan eritrosit rendah/ kurang dari normal
3. Anak terlihat lebih banyak diam daripada bermain
4. Kelemahan otot
5. Nafas pendek/sesak
6. Mual
7. Muntah
8. Letargi
9. Keluar keringat dingin
G. PATOFISIOLOGI
Timbulnya anemia karena adanya kegagalan sumsum tulang atau kehilangan sel
darah merah.Kegagalan sumsum tulang dapat terjadi akibat kurangnya nutrisi,
pajanan toksik, invasi tumor, atau akibat penyebab yang tidak diketahui.Sel darah
merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolysis.Lisis sel darah merah
terjadi dalam sel fagositik atau dalam system retikulo endothelial, terutama dalam
hati dan limpa. Dari proses tersebut bilirubin yang terbentuk dalam fagosit akan
memasuki aliran darah. Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam
sirkulasi, maka haemoglobin akan muncul dalam plasma. Apabila konsentrasi
plasma melebihi kapasitas hemoglobin plasma, hemoglobin akan berdifusi dalam
glomerulus ginjal dan kedalam urine.
H. PATHWAY ANEMIA
Eritrosit/Hemoglobin menurun
Meningkatkan Redistribusi
curah jantung aliran darah
Penurunan afinitas
Hb terhadap oksigen dg
meningkatkan enzim 2,3
DPG
Menurunkan tekanan
Oksigen vena
Gejala anemia
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Perlu pemeriksaan darah tepi untuk mengetahui Hb, eritrosit, dan hematocrit.
Pada anemia defisiensi besi, kadar Hb kurang dari 10gr/dl dan eritrosit menurun.
Eritrosit berbentuk mikrositik hipokromik (kecil dan pucat). Sedangkan pada
defisiensi asam folat dan vitamin B12,bentuk sel darahnya adalah makrositik.
J. PENATALAKSANAAN
Anak dengan anemia tidak harus selalu dirawat dirumah sakit. Hal ini tergantung
dengan anemia dan gangguan yang dialami oleh anak atau bila keadaan anak dalam
kondisi memburuk, misalnya kadar Hb yang sangat rendah atau gangguan fisik
lainnya yang membahayakan anak. Segera konsultasikan kedokter atau rujuk kerumah
sakit. Sedangkan untuk anak yang mengalami anemia defisiensi Fe yang hanya
tampak pucat, cukup berikan tablet Fe/folat atau Ferosulfat setiap hari selama 4
minggu dengan dosis 5mg Fe/kg BB
A. PENGKAJIAN
Pengkajian data-data focus yang sering dialami/terjadi pada bayi dan balita
yang mengalami anemia terutama defisiensi.
1. Usia
Anak yang mengalami defisiensi Fe biasanya berusia antara 6-24 bulan dan
pada masa pubertas . Pada usia tersebut kebutuhan Fe cukup tinggi, karena
digunakan untuk pertumbuhan.
2. Pucat
a. Pada anemia pascaperdarahan, kehilangan darah sekitar 12-15% akan
menyebabkan pucat, dan juga takikardi. Kehilangan darah yang cepat
dapat menimbulkan reflek cardiovascular secara fisiologis.
b. Pucat pada anemi hemolistik terjadi karena penghancuran sel darah merah
sebelum waktunya. Secara normal, sel darah merah akan hancur dalam
waktu 120 hari, untuk selanjutnya membentuk sel darah baru
c. Pada anemia aplastic, pucat terjadi karena terhentinya pembentukan sel
darah pada sumsum tulang. Hal ini terjadi karena sumsum tulang
mengalami kerusakan.
Warna pucat ini dilihat pada telapak tangan, dasar kuku, konjungtiva,
dan mukosa bibir.Cara sederhana adalah dengan membandingkan telapak
tangan anak dengan telapak tangan petugas atau orang tuanya.
3. Mudah lelah/lemah
Berkurangnya kadar oksigen dalam tubuh mengakibatkan keterbatasan energy
yang dihasilkan oleh tubuh, sehingga anak kelihatan lesu, kurang bergairah,
dan mudah lelah.
4. Pusing kepala
Karena pasokan aliran darah ke otak berkurang.
5. Nadi cepat
Peningkatan denyut nadi sering terjadi, terutama pada perdarahan yang
mendadak karena merupakan kompensasi dari reflek cardiovaskuler
6. Eliminasi urine
Adanya perdarahan yang hebat dapat mengakibatkan penurunan aliran darah
ke ginjal sehingga produksi urine menurun
7. Gangguan pada system saraf
Anemia defisiensi vitamin B12 dapat menimbulkan gangguan pada system
saraf sehingga timbul keluhan seperti kesemutan (gringgingen), ekstremitas
lemah.
8. Gangguan saluran cerna
Pada anak yang anemia sering timbul keluhan nyeri perut, mual, muntah, dan
penurunan nafsu makan.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis atau masalah keperawatan yang terjadi apada anak anemia adalah
sebagai berikut :
1. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakadekuatan masukan zat besi, folat, B12 dan kurang pengetahuan
menegenai makanan yang kaya akan zat besi, folat, dan B12.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, penurunan
oksigen ke jaringan
3. Ansietas/takut berhubungan dengan prosedur diagnostic/transfuse
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Diagnosa I : Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakadekuatan masukan zat besi, folat, B12 dan kurang pengetahuan
menegenai makanan yang kaya akan zat besi, folat, dan B12.
D. IMPLEMENTASI
Untuk mencapai keriteria hasil, yang pertama kali difokuskan dalam intervensi
keperawatan adalah pemberian edukasi untuk keluarga.Edukasi tersebut termasuk
bagaimana defisiensi anemia, bimbingan diet yang tepat menurut ahli medis dan
informasi yang berhubungan dengan suplemen oral yang diberikan untuk
anak.Edukasi ini dapat membantu keluarga untuk mendidik anak, membantu
tenaga medis mengatasi kebutuhan besi, folat dan B12, perfusi jaringan, dan
toleransi aktivitas.
E. EVALUASI
Ikuti dan memantau keluarga yang seharusnya focus dalam evaluasi hasil
setelah anak dilakukan perawatan dan melihat kembali konsep pengajaran yang
dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN