Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Masalah

Sehat merupakan hak asasi manusia yang harus di hargai. Sehat juga intervensi untuk
meningkatkan produktifitas kerja guna meningkatkan kesejahteraan keluarga. Oleh karena,
itu pada tanggal 1 maret 1999 presiden RI mencanangkan pembangunan nasional
berwawasan kesehatan kesehatan yang artinya setiap sector harus mempertimbangkan
dampak pembangunan terhadap kesehatan1

salah satu indicator dari perilaku hidup bersih dan sehat adalah cuci tangan dengan
menggunakan media pembersih. cuci tangan merupakan salah satu tindakan sanitasi
dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan media pembersih
seperti sabun untuk menjadi bersih. mencuci tangan secara teratur merupakan salah satu
upaya pencegahan penyakit yang sangat efektif dan mudah di lakukan oleh siapa saja untuk
mencegah penularan penyakit tertentu. hal ini di lakukan karena tangan seringkali menjadi
agen yang membawa bakteri dan virus serta menyebabkan penyebaran pathogen tersebut
berpindah dari 1 orang ke orang lainnya, baik secara kontak langsung ataupun tidak
langsung.

diare, ISPA, infeksi kulit, dan penyakit cacingan merupakan contoh penyakit yang dapat
menyerang siapa saja akibat kebiasaan yang kurang bersih pada diri dan lingkungan tempat
tinggal. sebanyak 3,5juta anak-anak di seluruh dunia meninggal sebelum mencapai usia
produktif karena penyakit-penyakit tersebut(who). padahal berdasarkan penelitian yang di
lakukan oleh setianingrum (2015), penyakit-penyakit tersebut dapat di cegah dengan
melakukan kegiatan aseptic seperti mencuci tangan secara teratur.

penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan penyakit potensial kejadian
luar binasa (KLB) yang dapat berujung kematian namun dapat di cegah dengan kebiasaan
sederhana seperti rutin mencuci tangan. survei yang di lakukan oleh department kesehatan
pada tahun 2010 meningkat menjadi 374 per 1000 penduduk, kemudian pada tahun 2013
insiden diare naik menjadi 423 per 1000 penduduk. berdasarkan survey kesehatan rumah
tangga di ketahui bahwa angka kematian akibat diare pertiap tahunnya adalah sebanyak 23
per 100.000 penduduk dan pada balita adalah 75 per 100.000 balita.

sampai saat ini diare menjadi masalah kesehatan masyarakat di maluku. pada tahun 2014,
di temukan 27814 kasus dari perkiraan kasus 35.469 berdasarkan perhitungan estimasi
jumlah penduduk dengan capaian persentase mencapai 78,4% hal tersebut menunjukkan
bahwa data yang di peroleh pada tahun 2014 tersebut mengalami peningkatan dari
sebelumnya hanya sebesar 25.477 kasus pada tahun 2013.

perilaku hidup bersih dan sehat tidak muncul dengan sendirinya, tetapi di ajarkan melalui
pendidikan kesehatan yang di lakukan sedini mungkin, terutama kepada anak usia sekolah.
anak usia sekolah yang merupakan asset penting bangsa ternyata berada dalam kelompok
usia yang rentan terhadap masalah kesehatan. nyatanya, kesehatan merupakan salah satu
factor yang dapat mendukung perkembangan seorang anak dan proses pembelajarannya.
selain itu, institusi pendidikan yang di pandang tempat yang efektif untuk mewujudkan
pendidikan kesehatan, sebab usia sekolah merupakan masa keemasan untuk menanamkan
nilai-nilai hidup bersih dan sehat. anak usia sekolah juga berpotensi menjadi agent of
change untuk mempromosikan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungannya

perilaku hidup bersih dan sehat disekolah adalah sekumpulan perilaku yang di peraktikan
oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai
hasil pembelajaran sehingga secara mandiri mampu meningkatkan kesehatan, mencegah
penyakit dan memelihara kesehatan serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan
sehat. ada beberapa indicator yang di pakai sebagai ukuran untuk menilai phbs di sekolah,
salah satunya yaitu mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun.

Sekolah menengah pertama negeri (SMPN) 2 ambon adalah salah satu menengah pertama
yang sudah mendapatkan promosi kesehatan mengenai hidup bersih dan sehat khususnya
cuci tangan yang benar, dari dinas kesehatan kota ambon. Di SMPN 2 ambon sudah tersedia
sarana cuci tangan berupa keran air dan sabun cuci tangan. Selain itu ada banyak jajan di
luar sekolah yang memungkinkan siswa siswi SMPN 2 ambon melakukan tangan dengan
jajanan makanan yang di masukkan ke mulut mereka, ataupun kontak antara tangan dengan
wajah mereka. Karena itu berdasarkan uraian di atas perlu di lakukan penelitian mengenai
pengetahuan dan praktik cuci tangan yang benar pada anak-anak sekolah menengah
pertama negri 2 ambon tahun 2017.

1.2. Rumusan Masalah

1 bagaimana gambaran pengetahuan siswa siswi SMPN 2 ambon mengenai cuci tangan yang
benar ?

bagaimana peraktik cuci tangan yang di lakukan oleh siswa siswi SMPN 2 ambon ?

1.3. Tujuan Penelitian

1 tujuan umum

. mengetahui gambaran pengetahuan dan praktik cuci tangan yang benar pada siswa siswi
SMPN 2 ambon

tujuan khusus
mengetahui gambaran pengetahuan siswa siswi SMPN 2 ambon mengenai cuci tangan yang
benar

mengetahui praktik cuci tangan yang di lakukan siswa siswi SMPN 2 ambon

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang terlibat dalam pendidikan kesehatan
untuk lebih baik lagi dalam mempromosikan praktik cuci tangan yang benar kepada anak-
anak usia sekolah, agar praktik tersebut menjadi mudah di ingat dan di terapkan dalam
aktifitas sehari-hari

Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi SMPN 2 ambon untuk lebih mengembangkan
pemeliharaan kesehatan siswa dan lebih meningkatkan kesadaran siswa dalam berperilaku
hidu bersih dan sehat dengan cara mencuci tangan yang benar.

Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi penelitian lain yang mau di kembangkan, dalam hal
perilaku cuci tangan yang benar dalam ruang lingkup anak usia sekolah

Penelitian ini bermanfaat bagi semua profesi kesehatan dan administrasi pendidikan, bagi
kepentingan keilmuan maupun aplikasi di dunia kedokteran
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

sistem intergumen

anatomi dan histologi kulit

Fascia superficialis terdiri dari jaringan ikat jarang dan lemak. Fascia

superficialis (hipodermis) ini terletak antara dermis dan fascia profunda di

bawahnya, dan mengandung kelenjar keringat, pembuluh darah, limfe (getah

bening) dan saraf kulit. Fascia profunda merupakan jaringan ikat padat yang

susunannya lebih teratur dan berguna untuk menetapkan struktur dalam

(misalnya otot) pada tempatnya (Moore, 2002). Secara mikroskopis kulit terdiri dari 3
lapisan, yaitu epidermis, dermis dan

lemak subkutan (Price, 2005).

Epidermis.

Epidermis adalah lapisan terluar dari kulit. Ini membentuk pembungkus, tahan air pelindung
atas permukaan tubuh dan terdiri dari epitel skuamosa berlapis dengan lamina basal yang
mendasarinya.

Epidermis tidak mengandung pembuluh darah, dan sel-sel di lapisan terdalam dipelihara
oleh difusi dari darah kapiler memanjang hingga ke lapisan atas dari dermis. Jenis utama
dari sel-sel yang membentuk epidermis adalah sel Merkel, keratinosit, dengan melanosit
dan sel Langerhans . Epidermis dibagi menjadi beberapa lapisan di mana sel-sel dibentuk
melalui mitosis pada lapisan terdalam. Epidermis dibagi menjadi 5 sub bagian berikut atau
strata:

stratum korneum

stratum lucidum

stratum granulosum

stratum spinosum/ spongiosum

Stratum germinativum/stratum basale


Stratum Corneum

Stratum korneum adalah lapisan terluar epidermis yang terutama terdiri dari sel-sel mati
yang tidak memiliki inti. Sel-sel mati ini terus-menerus diganti oleh sel-sel baru dari stratum
germinativum (stratum basale). Sel-sel dari stratum lorneum mengandung keratin, sebuah
protein yang membantu menjaga hidrasi kulit dengan mencegah penguapan air. Selain itu,
sel-sel ini juga dapat menyerap air, yang membantu hidrasi lebih lanjut dan menjelaskan
mengapa manusia dan hewan lain mengalami kerutan pada kulit di jari tangan dan kaki
ketika berendam dalam air untuk waktu yang lama.

Stratum Lucidum

Stratum lusidum adalah lapisan tipis transparan dari sel kulit mati pada epidermis. Lapisan
ini ditemukan di bawah stratum korneum kulit tebal, seperti pada telapak tangan dan
telapak kaki. Keratinosit dari stratum lusidum tidak memiliki batas-batas tegas dan penuh
dengan eleidin, bentuk peralihan keratin. Sel-sel dari stratum lusidum rata dan mengandung
zat berminyak yang merupakan hasil dari disintegrasi lisosom. Zat inilah yang memberikan
sifat tahan air stratum lusidum sehingga juga disebut lapisan penghalang kulit.

Stratum Granulosum

Stratum granulosum adalah lapisan epidermis yang terletak di bawah lapisan spinosum dan
di atas stratum lusidum. Lapisan ini biasanya berisi 1 sampai 3 baris sel skuamosa dengan
banyak butiran kecil di sitoplasma basofilik. Butiran keratohialin ini adalah tahapan dalam
sintesis protein keratin yang kedap air dan mengandung sejumlah besar filagrin.

Stratum Spinosum/Spongiosum

Stratum spinosum adalah lapisan epidermis yang terdiri dari sel-sel banyak sisi (polihedral)
yang saling jalin-menjalin. Proses sintesis protein dan pembentukan sel-sel baru terjadi di
lapisan ini, yang didorong ke permukaan untuk menggantikan sel-sel mati pada stratum
korneum.

Stratum Basale

Ini adalah lapisan terdalam epidermis terletak tepat di atas dermis. Sel-sel keratinosit
kolumnar membentuk bagian utama dari lapisan stratum basale. Tidak seperti lapisan lain
dari epidermis yang merupakan blok sel berlapis-lapis, stratum basale hanya satu lapisan
sel, tetapi melakukan pekerjaan yang penting menghasilkan sel-sel baru.

Pada stratum basale, mitosis (pembelahan sel) berlangsung, yang mengarah ke produksi sel-
sel baru, yang akhirnya mencapai puncak untuk menggantikan bagian sel-sel yang
mengeras, mati dari stratum corneum. Sel-sel yang terletak di epidermis dipelihara oleh
lapisan dermis yang berbaring di bawahnya. Namun, sel-sel ini tidak bertahan begitu mereka
bergerak lebih jauh dari Stratum basale.

Dermis

Dermis adalah lapisan kulit antara epidermis (dengan yang itu membuat para kutis) dan
jaringan subkutan, yang terdiri dari jaringan ikat dan bantal tubuh dari stres dan
ketegangan. Hal ini dibagi menjadi dua lapisan, area dangkal berbatasan dengan epidermis
disebut daerah papiler dan area dalam tebal dikenal sebagai dermis retikular. Dermis erat
terhubung ke epidermis melalui membran basal. Komponen struktural dari dermis adalah
kolagen, serat elastis, dan matriks extrafibrillar. Hal ini juga mengandung mechanoreceptors
yang memberikan rasa sentuhan dan thermoreceptors yang memberikan rasa panas. Selain
itu, folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea, kelenjar apokrin, pembuluh limfatik
dan pembuluh darah yang hadir dalam dermis. Mereka pembuluh darah memberikan nutrisi
dan pembuangan sampah untuk kedua dermal dan epidermal sel. Dermis yang terdiri dari
tiga jenis utama dari sel: fibroblas, makrofag, dan adiposit.

Terlepas dari sel-sel ini, dermis juga terdiri dari komponen matriks seperti kolagen (yang
memberikan kekuatan), elastin (yang menyediakan elastisitas), dan matriks extrafibrillar, zat
seperti gel ekstraseluler terutama terdiri dari glukosaminoglikan (terutama Hyaluronan),
proteoglikan , dan glikoprotein. Dermis terdiri dari 2 lapisan yaitu stratum papillare, dan
lapisan reticular.

Stratum papillare

Daerah papiler terdiri dari jaringan ikat longgar areolar. Ini adalah nama untuk proyeksi
fingerlike yang disebut papila, yang memperpanjang ke arah epidermis dan mengandung
baik jaringan terminal kapiler darah atau korpuskel Meissner ini taktil.

Reticular Lapisan

Bagian neon pembuluh darah di kulit; dinding otot polos pembuluh darah cerah bernoda.

Wilayah reticular terletak di bawah wilayah papiler dan biasanya lebih tebal. Hal ini terdiri
dari jaringan ikat padat tidak teratur, dan menerima namanya dari konsentrasi padat
kolagen, elastis, dan serat retikuler yang menenun sepanjang itu. Serat protein ini
memberikan sifat-sifatnya dermis kekuatan, diperpanjang, dan elastisitas. Di wilayah
reticular adalah akar rambut, kelenjar sebaceous, kelenjar keringat, reseptor, kuku, dan
pembuluh darah.

Hipodermis

Hipodermis adalah salah satu lapisan dari bebarapa lapisan yang terdapat
pada kulit.Hipodermis ini merupakan lapisan kulit lemak atau jaringan ikat yang
merupakan rumah dari kelenjar keringatdan lemak dan juga sel-sel kolagen. Lapisan
Hipodermis ini dikenal juga sebagai sebagai jaringan subkutis atau subkutan. Lapisan kulit ini
merupakan lapisan yang paling dalam dan mengandung pembuluh darahdan limfia, serta
saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Lapisan ini mengandung banyak
jaringan lemak.Hipodermis mempunyai tanggung jawab pada tubuh untuk menjaga
kestabilan panas pada tubuh manusia dan melindungi organ internal vital dalam tubuh
manusia. Hipodermis ini terdiri dari sel-sel lemak, ujung saraf tepi, pembuluh darahdan
pembuluh getah bening, kemudian dari beberapa kandungan yang terdapat pada lapisan ini
sehingga lapisan Hipodermis ini memiliki fungsi sebagai penahan terhadap benturan ke
organ tubuh bagian dalam, memberi bentuk pada tubuh, mempertahankan suhu tubuh dan
sebagai tempat penyimpan cadangan makanan. Hypodermis terdidir dari 4 lapisan yaitu
lapisan/jaringan lemak, jaringan ikat, fibroblast, dan pembuluh darah dan limfe

Lapisan atau jaringan lemak sebagai lapisan lemak, hipodermis memiliki fungsi untuk
menjaga panas (mengatur suhu) tubuh.Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi
sepanjang kontur tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak
mata.

Jaringan ikat sebagai Jaringan ikat bawah kulit, hipodermis berfungsi sebagai bantalan atau
penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh, dan
bertanggungjawab sebagai cadangan makanan. Pada saat pertambahan usia pada manusia,
kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya
berisi banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur. Perubahan
kondisi hipodermis inilah yang membuat kulit menjadi keriput, kendur, serta makin
kehilangan kontur idealnya.

Fibroblast. Hipodermis juga menjadi rumah bagi fibroblast, yang bertanggungjawab


memproduksi kolagen. Serat-serat yang terdapat pada kolagen tersebut kemudian dialirkan
ke dermis untuk menguatkan kulit.

Pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit.

mekanisme pertahanan kulit

Kulit mempunyai fungsi bermacam-macam untuk menyesuaikan

dengan lingkungan. Adapun fungsi utama kulit adalah

(Djuanda,2007):

Fungsi proteksi

Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik

atau mekanik (tarikan, gesekan, dan tekanan), gangguan


kimia ( zat-zat kimia yang iritan), dan gagguan bersifat panas

(radiasi, sinar ultraviolet), dan gangguan infeksi luar

Fungsi absorpsi

Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan

benda padat tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah

diserap, begitupun yang larut lemak. Permeabilitas kulit

terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut

mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan

absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi,

kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum.

Fungsi ekskresi

Kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi

atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam

urat, dan amonia.

Fungsi persepsi

Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan

subkutis sehingga kulit mampu mengenali rangsangan yang

diberikan. Rangsangan panas diperankan oleh badan ruffini

di dermis dan subkutis, rangsangan dingin diperankan oleh

badan krause yang terletak di dermis, rangsangan rabaan

diperankan oleh badan meissner yang terletak di papila

dermis, dan rangsangan tekanan diperankan oleh badan

paccini di epidermis.

Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)

Kulit melakukan fungsi ini dengan cara mengekskresikan

keringat dan mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh


darah kulit. Di waktu suhu dingin, peredaran darah di kulit

berkurang guna mempertahankan suhu badan. Pada waktu

suhu panas, peredaran darah di kulit meningkat dan terjadi

penguapan keringat dari kelenjar keringat sehingga suhu

tubuh dapat dijaga tidak terlalu panas.

Fungsi pembentukan pigmen

Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak di lapisan basal

dan sel ini berasal dari rigi saraf. Jumlah melanosit dan jumlah serta besarnya butiran
pigmen (melanosomes)

menentukan warna kulit ras maupun individu.

Fungsi kreatinisasi

Fungsi ini memberi perlindungan kulit terhadap infeksi

secara mekanis fisiologik.

perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS)

pengertian PHBS

PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi
bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikas,
memberikan informasi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku,
sehingga membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalah sendiri, dalam tatanan
rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga,
memelihara, dan meningkatkan kesehatan.

PHBS di tatanan sekolah

Pengertian PHBS di Sekolah

PHBS di sekolah adalah upaya untuk memperdayakan siswa, guru, dan masyarakat
lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan PHBS dan berperan aktif
dalam mewujudkan sekolah sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat juga merupakan
sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan
sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu
mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan sehat (Depkes RI, 2007).
Indicator PHBS di sekolah

Mencuci Tangan Dengan Air Mengalir dan Sabun


Mencuci tangan merupakan langkah yang cukup penting untuk mencegah penyebaran
penyakit. Tangan merupakan salah satu jalur penularan berbagai penyakit menular seperti
penyakit gangguan usus dan pencernaan (diare, muntah) dan berbagai penyakit lainnya
yang dapat berpotensi membawa kepada arah kematian.
Mencuci tangan dengan air saja lebih umum dilakukan, namun hal ini terbukti tidak efektif
dalam menjaga ke ng an mencuci tangan dengan sabun. Menggunakan sabun dalam
mencuci tangan sebenarnya menyebabkan seseorang harus mengalokasikan waktunya lebih
banyak saat mencuci tangan, namun penggunaan sabun menjadi efektif karena lemak dan
kotoran yang menempel akan terlepas saat tangan digosok dan bergesek dalam upaya
melepasnya. Di dalam lemak dan kotoran yang menempel inilah kuman penyakit hidup. Efek
lainnya adalah tangan menjadi harum setelah dicuci dengan menggunakan sabun dan dalam
beberapa kasus, tangan yang menjadi wangi lah yang membuat mencuci tangan dengan
sabun menjadi menarik untuk dilakukan.
Untuk mengatasi kuman dibutuhkan pengertian akan pentingnya kebiasaan mencuci tangan
oleh siapapun. Bukan hanya sekedar mencuci tangan saja melainkan juga menggunakan
sabun dan dilakukan di bawah air yang mengalir karena sabun bisa mengurangi atau
melemahkan kuman yang ada di tangan.
Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk
menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. PBB telah mencanangkan tanggal 15
Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan Sabun Sedunia. Ada 20 negara di dunia yang
akan berpartisipasi aktif dalam hal ini, salah satu diantaranya adalah Indonesia.
Cuci tangan pakai sabun penting dilakukan, khususnya:
1. Sebelum menyiapkan makanan dan sebelum makan
2. Sebelum menyuapi anak
3. Sesudah buang air besar dan kecil
4. Setelah menceboki bayi
5. Setelah bersin, batuk, membuang ingus, setelah pulang dari bepergian
6. Sehabis bermain/memberi makan/memegang hewan peliharaan.

Mengkonsumsi Jajanan Sehat di Kantin Sekolah


Jajan bagi anak merupakan hal yang paling sering dilakukan dan hal ini dapat
membahayakan apabila jajanan yang mereka konsumsi tidak sehat. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan di Bogor dimana telah ditemukan Salmonella Paratyphi A di 25% -
50% sampel minuman yang dijual di kaki lima. Bakteri ini mungkin berasal dari es batu yang
tidak dimasak terlebih dahulu. Selain cemaran mikrobiologis, cemaran kimiawi yang umum
ditemukan pada makanan jajanan kaki lima adalah penggunaan Bahan Tambahan Pangan
(BTP) ilegal seperti borax (pengempal yang mengandung logam berat Boron), formalin
(pengawet yang digunakan untuk mayat), rhodamin B (pewarna merah pada tekstil) dan
methanil yellow (pewarna kuning pada tekstil) (Judwarwanto, 2008).
Makanan jajanan dapat menyumbang asupan energi bagi anak sekolah sebanyak 36%,
protein 29% dan zat besi 52%. Oleh karena itu, makanan jajanan memiliki peranan penting
pada pertumbuhan dan prestasi belajar anak sekolah. Jadi, untuk mengurangi paparan anak
sekolah terhadap makanan jajanan yang tidak sehat dan tidak aman, perlu dilakukan usaha
promosi keamanan pangan baik kepada pihak sekolah, guru, orang tua, murid, serta
pedagang (Judarwanto, 2008).
Anak-anak sekolah umumnya setiap hari menghabiskan Vi waktunya di sekolah, demikian
halnya berpengaruh pada pola makan anak. Sebagai orang tua mungkin perlu kita sadari
bahwa makanan dari luar rumah (di sekolah) memberikan kontribusi terhadap pemenuhan
kebutuhan energi sebesar 3l,l% dan protein sebesar 27,4%. Hasil survei juga menunjukkan
bahwa sejumlah 78% anak sekolah jajan di lingkungan sekolah, baik di kantin maupun dari
penjaja sekitar sekolah (Badan POM, 2008). Karena itu dapat difahami peran penting
makanan jajanan pada pertumbuhan dan prestasi belajar anak sekolah.
Makanan jajanan yang tidak sehat dan tidak bermutu mengakibatkan timbulnya risiko bagi
kesehatan dan memiliki dampak negatif jangka panjang terhadap pembentukan generasi
bangsa. Sungguh ironis, jika kita menganggap makanan jajanan anak sekolah hanya sebagai
masalah kecil karena dampaknya yang begitu besar terhadap kelangsungan bangsa di masa
depan.
Peningkatan perhatian kesehatan anak usia sekolah melalui makanan jajanan yang sehat ini
diharapkan dapat menciptakan peserta didik yang sehat, cerdas dan berprestasi yang
merupakan aset bangsa di masa mendatang.

Menggunakan Jamban Yang Bersih dan Sehat


Tindakan yang paling penting dan dapat dilakukan oleh sekolah untuk mencegah
penyebarluasan penyakit menular seperti diare adalah membuang kotoran manusia secara
aman yaitu dengan menggunakan jamban. Letak jamban sebaiknya tidak terlalu dekat
dengan ruangan kelas. Jamban antara siswa laki-laki dan siswa perempuan harus dipisahkan
agar kebersihan jamban dapat terjaga dan jamban dilakukan pemeriksaan kebersihan setiap
hari.
Jamban merupakan sanitasi dasar penting yang harus dimiliki setiap masyarakat. Pentingnya
buang air kecil dan besar di jamban yang bersih adalah untuk menghindari dari berbagai
jenis penyakit yang timbul karena sanitasi yang buruk. Oleh karena itu jamban harus
mengikuti standar pembuatan jamban yang sehat dimana harus terletak minimal 10 meter
dari sumber air dan mempunyai saluran pembuangan udara agar tidak mencemari
lingkungan sekitar. Syarat jamban sehat meliputi :
a. Tidak mencemari sumber air bersih, untuk ini letak lubang penampungan kotoran paling
sedikit berjarak 10 m dari sumber air minum. Tetapi kalau keadaan tanahnya berkapur atau
tanah liat yang retak-retak pada musim kemarau, demikian juga bila letak jamban disebelah
atas dari sumber air minum pada tanah yang miring, maka jarak tersebut hendaknya lebih
dari 15m.
b. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus, untuk ini tinja harus
tertutup rapat, misalnya dengan menggunakan leher angsa/penutup yang rapat.
c. Mudah dibersihkan, aman digunakan, untuk ini maka harus dibuat dari bahan-bahan yang
kuat dan tahan lama dan agar lebih irit hendaknya dibuat dari bahan-bahan yang ada di
daerah setempat.
d. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna terang.
e. Cukup penerangan.
f. Lantai kedap air.
g. Luas ruangan cukup, atap tidak terlalu rendah.
h. Ventilasi cukup baik.
i. Tersedia air dan alat pembersih.

Olahraga Yang Teratur dan Terukur


Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara
gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (meningkatkan
kualitas hidup). Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur
yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan
kebugaran jasmani (Depkes, 2002).

cuci tangan

defenisi cuci tangan

Menurut Tim Depkes (1987) mencuci tangan adalah membersihkan tangan dari segala
kotoran, dimulai dari ujung jari sampai siku dan lengan dengan cara tertentu sesuai dengan
kebutuhan. Sementara itu menurut Perry & Potter (2005), mencuci tangan merupakan
teknik dasar yang paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan infeksi.

Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanik dari kulit kedua
belah tangan dengan memakai sabun dan air (Tietjen, et.al., 2004). Sedangkan menurut
Purohito (1995) mencuci tangan merupakan syarat utama yang harus dipenuhi sebelum
melakukan tindakan keperawatan misalnya: memasang infus, mengambil spesimen. Infeksi
yang di akibatkan dari pemberian pelayanan kesehatan atau terjadi pada fasilitas pelayanan
kesehatan. Infeksi ini berhubungan dengan prosedur diagnostik atau terapeutik dan sering
termasuk memanjangnya waktu tinggal di rumah sakit (Perry & Potter, 2000).

Mencuci tangan adalah membasahi tangan dengan air mengalir untuk menghindari
penyakit, agar kuman yang menempel pada tangan benar-benar hilang. Mencuci tangan
juga mengurangi pemindahan mikroba ke pasien dan menghambat pertumbuhan
mikroorganisme yang berada pada kuku, tangan dan lengan (Schaffer, et.al., 2000). Cuci
tangan harus dilakukan dengan baik dan benar sebelum dan sesudah melakukan tindakan
perawatan walaupun memakai sarung tangan atau alat pelindung lain. Hal ini dilakukan
untuk menghilangkan atau mengurangi mikroorganisme yang ada di tangan sehingga
penyebaran penyakit dapat di kurangi dan lingkungan terjaga dari infeksi. Tangan harus di
cuci sebelum dan sesudah memakai sarung tangan. Cuci tangan tidak dapat digantikan oleh
pemakaian sarung tangan.

cara cuci tangan yang benar

Macam-macam cuci tangan dan cara cuci tangan

Cuci tangan dalam bidang medis dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu cuci tangan
medical (medical hand washing), cuci tangan surgical (surgical hand washing) dan cuci
tangan operasi (operating theatre hand washing). Adapun cara untuk melakukan cuci
tangan tersebut dapat dibedakan dalam beberapa teknik antara lain sebagai berikut ini

Teknik mencuci tangan biasa

Teknik mencuci tangan biasa adalah membersihkan tangan dengan

sabun dan air bersih yang mengalir atau yang disiramkan, biasanya digunakan sebelum dan
sesudah melakukan tindakan yang tidak mempunyai resiko penularan penyakit.

Peralatan yang dibutuhkan untuk mencuci tangan biasa adalah setiap wastafel dilengkapi
dengan peralatan cuci tangan sesuai standar rumah sakit (misalnya kran air bertangkai
panjang untuk mengalirkan air bersih, tempat sampah injak tertutup yang dilapisi kantung
sampah medis atau kantung plastik berwarna kuning untuk sampah yang terkontaminasi
atau terinfeksi), alat pengering seperti tisu, lap tangan (hand towel), sarung tangan (gloves)
, sabun cair atau cairan pembersih tangan yang berfungsi sebagai antiseptik, lotion tangan,
serta di bawah wastefel terdapat alas kaki dari bahan handuk. Prosedur kerja cara mencuci
tangan biasa adalah sebagai berikut:

Melepaskan semua benda yang melekat pada daerah tangan, seperti cincin atau jam tangan

Mengatur posisi berdiri terhadap kran air agar memperoleh posisi yang nyaman

Membuka kran air dengan mengatur temperatur airnya

Menuangkan sabun cair ke telapak tangan

Melakukan gerakan tangan, dimulai dari meratakan sabun dengan kedua telapak tangan,
kemudian kedua punggung telapak tangan saling menumpuk, bergantian, untuk
membersihkan sela- sela jari

Membersihkan ujung-ujung kuku bergantian pada telapak tangan


Membersihkan kuku dan daerah sekitarnya dengan ibu jari secara bergantian kemudian
membersihkan ibu jari dan lengan secara bergantian

Membersihkan (membilas) tangan dengan air yang mengalir sampai bersih sehingga tidak
ada cairan sabun dengan ujung tangan menghadap ke bawah

Menutup kran air menggunakan siku, bukan dengan jari karena jari yang telah selesai kita
cuci pada prinsipnya bersih

Pada saat meninggalkan tempat cuci tangan, tempat tersebut dalam keadaan rapi dan
bersih. Hal yang perlu diingat setelah melakukan cuci tangan yaitu mengeringkan tangan
dengan hand towel.

Teknik mencuci tangan aseptik

Mencuci tangan aseptik yaitu cuci tangan yang dilakukan sebelum tindakan aseptik pada
pasien dengan menggunakan antiseptik. Mencuci tangan dengan larutan disinfektan,
khususnya bagi petugas yang berhubungan dengan pasien yang mempunyai penyakit
menular atau sebelum melakukan tindakan bedah aseptik dengan antiseptik dan sikat steril.
rosedur mencuci tangan aseptik sama dengan persiapan dan prosedur pada cuci tangan
higienis atau cuci tangan biasa, hanya saja bahan deterjen atau sabun diganti dengan
antiseptik dan setelah mencuci tangan tidak boleh menyentuh bahan yang tidak steril.

Teknik Mencuci Tangan Steril

Teknik mencuci tangan steril adalah mencuci tangan secara steril (suci hama), khususnya
bila akan membantu tindakan pembedahan atau operasi. Peralatan yang dibutuhkan untuk
mencuci tangan steril adalah menyediakan bak cuci tangan dengan pedal kaki atau
pengontrol lutut, sabun antimikrobial (non-iritasi, spektrum luas, kerja cepat), sikat scrub
bedah dengan pembersih kuku dari plastik, masker kertas dan topi atau penutup
kepala, handuk steril, pakaian di ruang scrub dan pelindung mata, penutup sepatu.

manfaat cuci tangan yang benar

benda-benda yang kita sentuh setiap hari bisa menjadi tempat bersarangnya kuman.
Misalnya saja pegangan pintu, remote kontrol, keyboard, dan lain sebagainya. Kuman pada
tangan memang tidak terlihat secara kasat mata. Jangan mencuci tangan dengan
sekedarnya, biasakan mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun. Tangan
yang tidak dicuci dengan baik dapat menjadi penyebar kuman penyakit.

Mencuci tangan terbukti dapat mencegah penyakit diare dan ISPA (Infeksi Saluran
Pernafasan Atas) yang menjadi penyebab utama kematian pada anak-anak. Setiap tahun,
sebanyak 3,5 juta anak-anak di seluruh dunia meninggal sebelum mencapai umur 5 tahun
karena penyakit tersebut.

penyakit akibat tidak terbiasa cuci tangan

Diare. Penyakit diare menjadi penyebab kematian kedua yang paling umum untuk anak-
anak balita. Sebuah ulasan yang membahas sekitar 30 penelitian terkait menemukan bahwa
cuci tangan dengan sabut dapat memangkas angka penderita diare hingga separuh [11].
Penyakit diare seringkali diasosiasikan dengan keadaan air, namun secara akurat
sebenarnya harus diperhatikan juga penanganan kotoran manusia seperti tinja dan air
kencing, karena kuman-kuman penyakit penyebab diare berasal dari kotoran-kotoran ini.
Kuman-kuman penyakit ini membuat manusia sakit ketika mereka masuk mulut melalui
tangan yang telah menyentuh tinja, air minum yang terkontaminasi, makanan mentah, dan
peralatan makan yang tidak dicuci terlebih dahulu atau terkontaminasi akan tempat
makannya yang kotor. Tingkat kefektifan mencuci tangan dengan sabun dalam penurunan
angka penderita diare dalam persen menurut tipe inovasi pencegahan adalah: Mencuci
tangan dengan sabun (44%), penggunaan air olahan (39%), sanitasi (32%), pendidikan
kesehatan (28%), penyediaan air (25%), sumber air yang diolah (11%) [12]

Infeksi saluran pernapasan adalah penyebab kematian utama untuk anak-anak balita.
Mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka infeksi saluran pernapasan ini dengan dua
langkah: dengan melepaskan patogen-patogen pernapasan yang terdapat pada tangan dan
permukaan telapak tangan dan dengan menghilangkan patogen (kuman penyakit) lainnya
(terutama virus entrentic) yang menjadi penyebab tidak hanya diare namun juga gejala
penyakit pernapasan lainnya. Bukti-bukti telah ditemukan bahwa praktik-praktik menjaga
kesehatan dan kebersihan seperti - mencuci tangan sebelum dan sesudah makan/ buang air
besar/kecil - dapat mengurangi tingkat infeksi hingga 25 persen [7]. Penelitian lain
di Pakistan menemukan bahwa mencuci tangan dengan sabun mengurangi infeksi saluran
pernapasan yang berkaitan dengan pnemonia pada anak-anak balita hingga lebih dari 50
persen[13].

Infeksi cacing, infeksi mata dan penyakit kulit, . Penelitian juga telah membuktikan bahwa
selain diare dan infeksi saluran pernapasan penggunaan sabun dalam mencuci tangan
mengurangi kejadian penyakit kulit; infeksi mata seperti trakoma, dan cacingan khususnya
untuk ascariasis dan trichuriasis.
BAB III
Metode Penelitian

A. Rancangan Penelitian

1. Jenis Rancangan

Jenis penelitian ini yaitu survei dan observatif, dimana survei ini dan
observasi dilakukan terhadap sekumpulan objek yang bertujuan untuk
melihat gambaran fenomena (kesehatan) yang terjadi pada suatu
populasi tertentu, dalam hal ini untuk mengetahui gambaran
pengetahuan dan praktik cuci tangan pada anak-anak SMP N 2 Ambon.

2. Lokasi

Lokasi penelitian ialah di SMP N 2 Ambon yang telah mendapatkan


promosi maupun demonstrasi mengenai cuci tangan yang benar oleh
dinas kesehatan kota Ambon.

3. Waktu

Waktu penelitian yaitu

B. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasinya adalah seluruh siswa dari SMP N 2 Ambon yang


jumlahnya tiga ratus tujuh puluh enam siswa.

2. Sampel

Apabila populasi lebih dari 100 orang, maka jumlah sampel yang
diambil adalah 10-25% dari populasi yang ada.

Maka dalam penelitian ini, diambil sampel sebanyak tiga puluh


delapan siswa, atau sekitar 10% dari tiga ratus tujuh puluh enam siswa
Dari SMP N 2 Ambon

3. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel adalah menggunakan teknik random


sampling, dimana setiap anak dari sekolah tersebut mempunyai
kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel.

4. Kriteria inklusi dan eksklusi

a) Kriteria inklusi :

. Siswa yang bersedia menjadi responden


. Siswa yang kooperatif saat dijadikan responden

b) Kriteria ekslusi:

. Siswa yang tidak bersedia menjadi responden


. Siswa yang tidak kooperatif saat dijadikan responden
. Siswa yang belum mendapatkan promosi cuci tangan yang benar
(karena berbagai alasan)

C. Alat dan bahan

1. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah:

a) Daftar kriteria penilaian langkah-langkah cuci tangan yang benar


b) Daftar pertanyaan penelitian dengan wawancara
c) Pena
d) Perekam video

2. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah:

a) Air bersih (dari kran)


b) Kertas data responden
c) Sabun
d) Tissue
D. Langkah-langkah pengambilan data

1. Permohonan izin penelitian ke pihak sekolah SDN 5 Ambon


2. Pengundian secara acak nama-nama responden dari absensi sekolah
3. Penentuan dan penyesuaian hari penelitian dengan pihak sekolah
4. Persiapan kebutuhan penelitian yang disesuaikan dengan jumlah responden
5. Mengisi identitas dan nomor responden pada kuesioner
6. Meminta persetujuan setiap responden
7. Pengambilan data secara langsung dengan observasi dan wawancara yang
dilakukan terhadap setiap responden
8. Mengisi kriteria penilaian berdasarkan hasil yang dilakukan dan diberikan setiap
responden

E. Variabel-variabel yang diukur

1. Pengetahuan tentang cuci tangan yang benar


2. Praktek cuci tangan yang benar

F. Definisi operasional

G. Metode pengolahan data

Metode yang digunakan untuk pengolahan data yang telah terkumpul ialah tabulasi,
yaitu data yang telah disusun, selanjutnya disusun dalam bentuk tabel. Pembuatan
tabel tersebut dilakukan dengan cara tabulasi langsung karena data langsung
dipindahkan ke kerangka tabel yang telah disiapkan tanpa proses perantara lainnya.

Atikah Proverawati, Eni Rahmawati. 2012. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai