Anda di halaman 1dari 15

Pengertian dan Manfaat Serat Nanas

Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah
Ananas comosus (L) Merr. Tanaman ini cukup mudah dibudidayakan karena
dapat tumbuh pada keadaan iklim basah maupun kering. Iklim Indonesia sangat
cocok untuk membudidayakan tanaman nanas (Pracaya, 1982). Beberapa tahun
terakhir, luas areal tanaman nanas menempati urutan pertama dari tiga belas
jenis buah-buahan komersial yang dibudidayakan di Indonesia (Badan Agribisnis
Departemen Pertanian, 1999).

Tanaman nanas (Ananas cosmosus) termasuk famili Bromeliaceae merupakan


tumbuhan tropis dan subtropis yang banyak terdapat di Filipina, Brasil, Hawai,
India dan Indonesia. Di Indonesia tanaman tersebut terdapat antara lain di
Subang, Majalengka, Purwakarta, Purbalingga, Bengkulu, Lampung dan
Palembang, yang merupakan salah satu sumber daya alam yang cukup
berpotensi. Menurut data yang diperoleh perkebunan nanas yang dimiliki
kabupaten DT II Muara Enim Palembang seluas 26.345 Ha, Subang 4000 Ha
(perkebunan nanas dan abaka), Lampung utara 32.000 Ha dan Lampung Selatan
20.000 Ha. Tanaman nanas akan dibongkar setelah dua atau tiga kali panen
untuk diganti tanaman baru, oleh karena itu limbah daun nanas terus
berkesinambungan sehingga cukup potensial untuk dimanfaatkan sebagai produk
yang dapat memberikan nilai tambah. Namun hingga saat ini tanaman nanas
baru buahnya saja yang dimanfaatkan, sedangkan daunnya belum banyak
dimanfaatkan sepenuhnya. Pada umumnya daun nanas dikembalikan ke lahan
untuk digunakan sebagai pupuk. Tanaman nanas dewasa dapat menghasilkan 70
80 lembar daun atau 3 5 kg dengan kadar air 85 %. Setelah panen bagian
yang menjadi limbah terdiri atas daun 90 %, tunas batang 9 % dan batang 1 %.
Serat nanas terdiri atas selulosa dan non selulosa yang diperoleh melalui
penghilangan lapisan luar daun secara mekanik. Lapisan luar daun berupa
pelepah yang terdiri atas sel kambium, zat pewarna yaitu klorofil, xanthophyl dan
carotene yang merupakan komponen kompleks dari jenis tanin, serta lignin yang
terdapat di bagian tengah daun. Selain itu lignin juga terdapat pada lamela dari
serat dan dinding sel serat. Serat yang diperoleh dari daun nanas muda
kekuatannya relatif rendah dan seratnya lebih pendek dibanding serat dari daun
yang sudah tua.

Serat Nanas merupakan serat yang diambil dari daun nanas, memiliki selulosa
ataupun non seulosa. Pada umumnya daun nanas dikembalikan ke lahan untuk
digunakan sebagai pupuk. Tanaman nanas dewasa dapat menghasilkan 70 80
lembar daun atau 3 5 kg dengan kadar air 85 %. Setelah panen bagian yang
menjadi limbah terdiri atas daun 90 %, tunas batang 9 % dan batang 1 %. Serat
nanas terdiri atas selulosa dan non selulosa yang diperoleh melalui penghilangan
lapisan luar daun secara mekanik. Lapisan luar daun berupa pelepah yang terdiri
atas sel kambium, zat pewarna yaitu klorofil, xanthophyl dan carotene yang
merupakan komponen kompleks dari jenis tanin, serta lignin yang terdapat di
bagian tengah daun. Selain itu lignin juga terdapat pada lamela dari serat dan
dinding sel serat. Serat yang diperoleh dari daun nanas muda kekuatannya relatif
rendah dan seratnya lebih pendek dib Serat nanas tidak menunjukkan
pengurangan kekuatan dalam penyimpanan hingga 6 bulan, sedangkan
penyimpanan lebih dari 6 bulan terjadi penurunan kekuatan. Termal konduktivitas
serat nanas relatif rendah yaitu sebesar 0,0273 watt/m2/oK, oleh karena itu serat
nanas merupakan termal isolator yang baik. Melihat kondisi tersebut di atas serta
sifat-sifat serat nanas, maka pemanfaatan limbah daun nanas untuk produk tekstil
dimungkinkan memiliki prospek usaha yang positif dan perlu dikembangkan agar
diperoleh teknologi tepat guna yang dapat dimanfaatkan oleh IKM dengan nilai
tambah yang cukup tinggi. Dalam penelitian ini dicoba memanfaatkan serat
nanas untuk produk vertical blind (produk yang difungsikan sebagai tirai penutup
jendela yang bersifat kaku atau tidak langsai), hal ini karena melihat karakter
spesifik serat nanas yaitu sifat kekakuan lentur yang tinggi sehingga dapat
menunjang produk vertical blind yang juga memerlukan sifat tersebut. Dengan
demikian diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri pengolah serat
nanas di Indonesia khususnya produk vertical blind.
SERAT HEWAN

Serat Hewan (proteina)

SERAT proteina dapat berbentuk staple atau filamen. SERAT protein berbentuk
stapel berasal dari rambut hewan berupa domba, alpaca, unta, cashmer, mohair,
kelinci, dan vicuna. yang paling sering digunakan adalah wol dari bulu domba.

serat wol dari bulu domba

(a) SERAT wol


Baju wol jika dipakai terasa hangat dan dapat digunakan untuk baju anak.
dikatakan suatu bahan konduktor yang jelek, wol bersifat hidroskopis. Tetapi
SERAT tersebut juga melepaskan uap air secara perlahan-lahan, sewaktu wol
melepaskan uap uap air akan menimbulkan panas pada bahan tekstil . Wol tahan
kusut dan bersifat dapat menahan lipatan, misalnya karena penyetrikaan. Wol dan
SERAT-SERAT yang sejenis merupakan SERAT-SERAT alam yang dapat (felting)
menggumpal, apabila dikerjakan dalam larutan sabun bersuhu panas.

(b) SERAT sutera


SERAT sutera berbentuk filamen, dihasilkan oleh larva ulat sutera waktu
membentuk kepompong. Sutra dapat digunakan untuk busana pesta anak, yang
sering digunakan adalah sutra campuran dengan SERAT sintetis.
BENTUK DAN SIFAT SERAT

salah satu sifat yang dimiliki oleh semua jenis serat adalah ukuran panjang yang relatif lebih
besat dari lebarnya. Karakteristik serat ditentukan oleh bentuknya, yaitu perbandingan yang
besar antara panjang dan lebar dan tidak ditentukan oleh zat-zat pembentuknya.

perbandingan panjang dan diameter serat-serat


panjang serat harus beberapa ratus kali lebih besar dari ukuran diameternya. perbandingan
yang besar ini sangat menentukan sifat fleksibilitas serat, sehingga dapat dipintal menjadi
benang. serat untuk bahan pakaian, perbandingan antara panjang dan diameternya harus lebih
besar dari 1000.
semakin besar perbandingannya, maka serat tersebut akan menghasilkan benang yang lebih
fleksibel.

monofilamen
benang monofilamen atau monofil adalah benang yang terdiri dari satu helai filamen. benang
ini biasanya dibuat untuk keperluan khusus, misalnya sikat.
tapi pada umumnya, benang terbentuk oleh multifilamen.

filamen
filamen adalah serat yang sangat panjang, misalnya serat sutera. semua serat buatan awalnya
dibuat dalam bentuk filamen.

stapel
stapel adalah serat yang panjangnya hanya beberapa inchi. pada umumnya, serat alam
berbentuk stapel.
serat buatan yang awalnya berbentuk filamen biasanya dipotong potong menjadi stapel
sehingga bisa dicampur dengan serat alam.

tow
tow adalah multifilamen yang terdiri dari puluhan bahkan ratusan ribu filamen dalam bentuk
tambang yang kendor, kemudian digulung pada sebuah penggulung. tujuannya adalah supaya
dapat langsung dipintal karena dengan mempergunakan tow, multifilamen tersebut dipintal
dalam keadaan sejajar dan dijaga selalu tetap sejajar sampai menjadi benang. sehingga tidak
perlu meluruskan serat seperti pada proses pemintalan serat stapel.

penampang lintang
bentuk penampang lintang serat bermacam-macam. Serat alam memiliki penampang lintang
yang lebih bervariasi daripada serat buatan. penampang pada serat alam ada yang berbentuk
seperti ginjal, bulat, pipih dan sebagainya.
serat buatan yang dipintal dari suatu lelehan, penampang lintangnya berbentuk bulat, misalnya
nilon dan poliester. serat buatan yang dipintal dari larutan-larutan, penampangnya berbentuk
seperti tulang anjing atau berlekuk, misalnya asetat selulosa dan orlon. serat buatan yang
dipintal dengan cara pemintalan basah, penampangnya menjadi hampir bulat.

kekuatan
kekuatan serat biasanya dinyatakan dalam gram per denier. kekuatan serat dalam keadaan
kering harus lebih besar dari 1,2 gram/denier. sedangkan pada keadaan basah harus lebih
besar dari 0,7 gram/denier. kekuatan merupakan sifat yang penting, supaya serat tahan
terhadap tarikan dalam pemintalan dan pertenunan, sehingga menghasilkan kain yang
kekuatannya cukup.

daya serap
jumlah air yang diserap oleh serat berbeda-beda, tergantung kelembaban relatif dan suhu
udara. oleh karena itu, pengukuran kadar uap air yang diserap oleh serat harus dilakukan pada
kondisi standar yaitu RH 65% dan suhu 27C.
serat yang memiliki daya serap tinggi disebut higroskopik. serat higroskopik memiliki banyak
gugus hidroksil yang berguna menyerap uap air lebih banyak.

mulur dan elastisitas


elastisitas adalah kemampuan serat untuk kembali ke panjang awal setelah dilepas dari
penarikan (peregangan). serat yang tidak elastis makan mengkerut pada pencucian pertama.
serat yang mulurnya rendah, berarti kaku. sedangkan serat dengan mulur tinggi, merupakan
serat yang fleksible.

keriting
serat yang keriting atau bergelombang memengaruhi daya kohesi antar serat dalam benang
dan dapat menghasilkan benang yang lofty. sifat ini dimiliki oleh serat alam tertentu,
misalnya wol.

kehalusan serat
serat yang halus dipilih untuk menghasilkan benang dan pegangan yang enak, serta daya
isolasi panas yang baik, karena serat yang halus memiliki luas permukaan yang lebih besar
sehingga lebih banyak menahan udara dalam kain dan memperbesar gesekan antar serat.

berat jenis
serat dengan berat jenis rendah memiliki daya menutup yang baik, tetapi draping-nya
kurang bagus. tetapi jika berat jenisnya terlalu berat, draping dari kainnya juga kurang
bagus.
disamping itu, serat-serat untuk tekstil harus memiliki sifat-sifat berikut:
berwarna putih dan mudah dicelup
tahan terhadap serangan jamur
tahan terhadap sinar panas
tidak mudah terbakar
tidak mudah meneruskan pembakaran
mudah dicuci dan tidak mudah rusak dalam pencucian
murah dan jumlahnya cukup banyak
Peranan Teknologi Dalam Perkembangan Media Pembelajaran
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang
sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia baik dalam bidang ekonomi,
sosial budaya, dan pendidikan. Sejak awal pendidikan senantiasa bersikap terbuka terhadap
penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi. Hal ini bermaksud bahwa sistem
pendidikan tidak mau dan kurang bisa menyelaraskan diri dengan kemajuan teknologi
tersebut. Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang cukup kompleks
dimana banyak faktor yang ikut mempengaruhinya, salah satu faktor tersebut diantaranya
guru. Guru bertugas menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui proses interaksi
komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan guru dalam
menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru
dan siswanya, diperlukan media sebagai perantara, selain media dalam proses belajar
mengajar juga diperlukan adanya teknologi pembelajaran, teknologi pembelajaran akan
menentukan keberhasilan proses pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Terdapat beberapa ahli yang mengemukakan teran peran teknologi sebagai media
pembelajaran diantaranya adalah :

Schramm mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa peran


(informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Gerlach dan Ely menyatakan bahwa media pembelajaran mencakup semua sumber yang
diperlukan untuk melakukan komunikasi dalam pembelajaran, sehingga bentuknya bisa
berupa perangkat keras (hardware) seperti komputer, projector, dan perangkat lunak
(software).

Resnick (2002) berpendapat bahwa peran teknologi dalam modernisasi pendidikan ada 3 hal
penting yang harus dipikirkan ulang terkait dengan modernisasi pendidikan :
a) Bagaimana kita belajar (How People Learn).
b) Apa yang kita pelajari (What People Learn).
c. Kapan dan dimana kita belajar (Where and When People Learn).

Media Pembelajaran adalah segala sesuatu, benda, atau bahkan lingkungan sekolah
yang membangun kondisi yang dapat membuat pelajar meningkatkan proses, situasi, dan
efektifitas belajar mengajar. Tujuan penggunaan media dalam pembelajaran adalah agar pesan
atau informasi yang dikomunikasikan dapat di serap semaksimal mungkin oleh pesertadidik.
Teknologi adalah suatu alat bantu yang digunakan dalam pembelajaran, agar proses
pembelajaran terlihat menarik, dan proses penyajian informasi dan penyampaiaan informasi
mudah dipahami siswa. Teknologi yang canggih di zaman sekarang membantu guru dalam
proses belajar mengajar, banyak alat teknologi yang bisa digunakan guru dalam proses
pembelajaran seperti komputer/laptop, projector, telepon, dan media sosial lainnya.
Perubahan lingkungan luar dunia pendidikan, mulai lingkungan sosial, ekonomi,
teknologi, sampai politik mengharuskan dunia pendidikan memikirkan kembali bagaimana
perubahan tersebut mempengaruhi sebagai sebuah institusi sosial dan bagaimana berinteraksi
dengan perubahan tersebut. Salah satu perubahan lingkungan yang sangat mempengaruhi
dunia pendidikan adalah hadirnya teknologi informasi. Teknologi informasi adalah suatu cara
bagi pengguna media untuk mengkomunikasikan hal yang ingin mereka sampaikan kepada
orang lain. Pengguna informasi dapat berdampak buruk dan baik. Dampak baiknya kita dapat
memperoleh banyak informasi dari teknologi yang canggih yang banyak bermunculan
belakangan ini. Dampak buruknya mungkin banyak orang lain yang salah mengartikan
teknologi sehingga salah dalam penggunaannya. Dewasa ini banyak dampak-dampak yang
terjadi semakin berkembangnya IT di dalam negeri ini. Memang perkembangan IT jika
disikapi secara positif mampu memberikan dampak yang positif dan juga sebaliknya.

Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini memang begitu besar,
perkembangan teknologi telah memberi pengaruh terhadap dunia pendidikan, khususnya
dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang efektif memerlukan suatu media
yang mendukung penyerapan informasi sebanyak-banyaknya. Seiring dengan perkembangan
zaman maka teknologi berperan penting sebagai sarana untuk mendapatkan materi
pembelajaran yang diajarkan. Teknologi dan media pembelajaran adalah salah satu penunjang
yang memegang peranan penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam
proses pembelajaran.

Efektifitas proses belajar mengajar (pembelajaran) sangat dipengaruhi oleh metode


dan media pembelajaran yang digunakan, kesemuanya saling berkaitan, dimana pemilihan
tertentu akan berpengaruh terhadap jenis media apa yang akan digunakan. Dalam arti bahwa
harus ada kesesuaian diantara keduanya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran, penataan
pembelajaran yang dilakukan oleh seorang pengajar dipengaruhi oleh media yang digunakan.

Kehadiran media dalam pembelajaran juga dikatakan dapat membantu peningkatan


pemahaman siswa, penyajian informasi lebih menarik dan terpecaya, memudahkan penafsiran
data, dan memadatkan informasi. Jadi dalam hal ini di katakan bahwa fungsi media teknologi
adalah sebagai sarana bantu dalam proses pentranferan ilmu pengetahuan ataupun informasi
dalam pembelajaran.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengelola kelas dengan basis teknologi adalah
hal penting bagi guru ketika memikirkan bahwa pembelajaran pada saat ini tidak hanya
terfokus pada teknologi komputer, walaupun pada saat ini komputer adalah salah satu alat
yang sedang digemari oleh sekolah dalam mendukung kegiatan anak di sekolah. Alat-alat
lainnya juga bisa dimanfaatkan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan tidak hanya
sebagai alat bantu tetapi memang kegiatan belajar yang dijalani oleh siswa seperti telepon,
video teknologi, radio, dan lain-lain.
Beberapa hal yang menjadi hal yang perlu ada dalam teknologi yang kita gunakan adalah :

1. Teknologi yang digunakan menyediakan informasi.


2. Membangun pengetahuan dan ketrampilan murid.
3. Bisa mengakses sumber belajar lainnya.

Teknologi di dalam kelas membantu memperlancar kegiatan belajar yang harus dilalui oleh
murid dan memberikan kemudahan bagi guru dalam proses mentransfer ilmu pengetahuan
kepada muridnya. Oleh karena itu lingkungan kelas harus memberikan dukungan kepada
kegiatan belajar yang menyenangkan murid dan guru mengajar dengan nyaman. Setiap guru
menghendaki muridnya dapat belajar dan sukses dalam belajar, keberhasilan dalam belajar
murid akan tergantung pada usaha-usaha guru memberikan arahan-arahan dan memberikan
bantuan dalam kegiatan belajar tersebut. Dengan perbedaan yang dimliki oleh murid,
teknologi memungkinkan secara individual dapat dilakukan dengan maksimal.

Guru yang inovatif sangat dibutuhkan dalam memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu
dalam pembelajaran yang akan dilakukan, dimulai dari kegiatan merencanakan, melaksanakan
pembelajaran sampai kepada penilaian hasil belajar akan memudahkan menemukan inovasi-
inovasi yang memungkinkan kegiatan pembelajarannya lebih cepat, lebih berhasil dan lebih
bermanfaat bagi muridnya.

Dalam perkembangannya media pengajaran mengikuti perkembangan teknologi, hubungan


antara media dengan teknologi pembelajaran sangat erat, hal ini dikarenakan di dalam
menerapkan teknologi pembelajaran kita harus menggunakan media agar guru dapat
menyampaikan pesan dalam bentuk materi dengan mudah dan siswa dapat menerimanya
dengan baik. Teknologi pembelajaran tidak akan bisa mencapai tujuan pembelajaran dengan
baik tanpa adanya media. Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka media
pembelajaranpun mengalami perkembangan melalui perkembangan teknologi itu sendiri.
Pembelajaran akan sangat baik apabila menggunakan media pembelajaran yang baik pula.
Media merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting
dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya pembelajaran, pemilihan media
pembelajaran yang tepat dan proses belajar mengajar yang baik akan meningkatkan motivasi
belajar anak untuk belajar sehingga akan mendapatkan hasil belajar yang optimal. Selain itu
sumber daya manusia akan menjadi sangat baik dan teknologi akan semakin maju.
MANFAAT TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

Bidang yang mendapatkan dampak yang cukup berarti dengan perkembangan teknologi ini
adalah bidang pendidikan, dimana pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses
komunikasi dan informasi dari pendidik kepada peserta didik yang berisi informasi-informasi
pendidikan, yang memiliki unsur-unsur pendidik sebagai sumber informasi, media sebagai
sarana penyajian ide, gagasan dan materi pendidikan serta peserta didik itu sendiri

Peran teknologi dan media dalam pembelajaran sangat penting dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang mencakup tutor, tutee dan tools dalam
implementasi dan aplikasi bidang ilmu lain maupun dalam pengembangan IPTEK itu sendiri.
Hal ini dipertegas oleh BJ Habibie bahwa dewasa ini tidak ada satu disiplin ilmu pengetahuan
yang tidak menggunakan cara berfikir analitis, matematis, dan numerik (Baisoetii, 1998).
Kenyataan ini menunjukan bahwa peran komputer akan menjadi keharusan yang tidak bisa
ditawar, terutama dalam penataan kemampuan berfikir, bernalar dan pengambilan keputusan
dalam era persaingan yang sangat kompetitif.

Salah satu kompetensi proses belajar mengajar bagi seorang pengajar adalah keterampilan
mengajak dan membangkitkan mahasiswa berpikir kritis. Kemampuan itu didukung oleh
kemampuan pengajar dalam menggunakan media ajar. (Daniel, Jos,1986). Peranan pengajar
sebagai motivator penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dalam
pengembangan kegiatan belajar mahasiswa, pengajar harus dapat meransang dan memberikan
dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi mahasiswa,menumbuhkan
aktivitas dan kereativitas sehingga terjadi dinamika di dalam proses belajar mengajar
(Slameto,1988).

Teknologi dan media dapat banyak berperan dalam pembelajaran. Instruksi dapat tergantung
pada kehadiran guru ( diarahkan instruktur ), bahkan pada situasi ini media banyak digunakan
oleh guru. Dilain pihak instruksi mungkin tidak membutuhkan guru, pembelajaran yang
diarahkan siswa disebut instruksi mandiri ( self instruction). Selain kehadiran guru, factor
pendukung lain dalam pemanfaatan teknologi informasi dalam pengembangan media
pembelajaran adalah : Media yang meliputi video, televisi, diagram, materi cetak, program
computer; Sistem Pembelajaran, yang terbagi dalam beberapa kategori; yaitu belajar di kelas,
melalui siaran, melalui paket belajar, menggunakan internet, kegiatan laboratorium, bengkel
kerja, seminar, karyawisata, melalui komputer dan telekomfren; Citra Visual, media ini dapat
memberikan rangsangan-rangsangan visual seperti gambar/foto, sketsa, diagram, bagan,
grafik, kartun, poster, papan buletin dan lainnya; Multimedia, berperan dalam pendidikan dan
pelatihan dengan melibatkan pelajar dalam multi pengalaman indrawi untuk mempromosikan
belajar; Pembelajaran jarak jauh, yaitu pembelajaran melalui alat komunikasi yang mencakup
berbagai jenis bentuk kominikasi, termasuk radio, telepon, dan televisi (siaran langsung,
dengan kabel, atau satelit): Pusat pembelajaran, dalam hal ini pusat pembelajaran mahasiswa
memberikan latihan dengan umpan balik melalui kegiatan individual.
PROSES PRODUKSI SERAT NANAS

1. Proses Produksi Serat Daun Nanas


Secara tradisional usaha pemanfaatan daun nanas untuk diambil seratnya sudah
lama dilakukan. Pada awalnya proses ekstrasi masih dilakukan secara
konvensional, yaitu dengan cara dibusukan melalui perndaman yang kemudian
dikerok kerok dengan menggunakan bambu. Hanya saja proses konvensional
tersebut kapasitas produksinya masih sangat terbatas. Pada saat ini proses
ekstraksi dilakukan dengan menggunakan Mesin Dekortikator sehingga kapasitas
produksinya pun relatife lebih banyak.
Secara garis besar proses pengolahan daun nanas menjadi serat nanas meliputi 5
tahapan, yaitu sortir daun nanas, penggilingan (ekstraksi), perendaman/pencucian,
pengerokan dan penjemuran.

2. Proses Penyortiran
Adapun tujuan dari kegiatan penyortiran daun ini adalah untuk mendapatkan
serat daun nanas yang berkualitas. Serat yang bermutu baik dihasilkan dari daun
yang sudah matang/tua dan panjang. Daun matang ini ditandai dengan kemasakan
pada buahnya, yaitu pada waktu tanaman berumur 12 sampai 18 bulan. Daun nanas
yang biasanya diambil sekitar 4-6 lembar dari satu rumpun/pohon nanas dengan
ukuran panjang daun sekitar 0,5 0,7 m. selain itu syarat lainya daun nanas harus
baik (tidak cacat) dan tidak kering.
3. Proses Ekstraksi
Daun nanas yang telah dipilih dan mempunyai panjang sama, secara sejajar
dimasukan ke dalam mesin Dekortikator untuk dilakukan Ekstraksi dengan
dilakukan penggilingan. Ekstraksi ini dilakukan untuk memisahkan antara daging
daun dengan serat.

4. Proses Pengerokan
Setelah diekstraksi dengan mesin Dekadikator, pada serat masih terdapat daging
daun yang menempel, sehingga harus dilakukan pengerokan (pembersihan daging
daun dari serat). oleh sebab itu untuk mempermudah proses pengerokan dan
mendapatkan serat yang putih bersih, maka setelah dilakukan
penggilingan/ekstraksi, serat direndam terlebih dahulu dengan menggunakan air
bersih sekitar 5 menit.
Proses pengerokan atau memisahkan sisa daging daun dengan serat dilakukan
secara manual dengan menggunakan pisau yang tumpul. Untuk mendapatkan serat
yang bersih biasanya pengerokan bisa dilakukan sebanyak 3-4 kali. Proses
pengerokan juga dilakukan untuk meluruskan serat yang baru keluar dari Mesin
Dekortikator.

5. Proses Pengeringan
Setelah serat benar benar bersih dari daging daunnya, untuk mendapatkan
serat yang kering dan kuat, selanjutnya serat dikeringkan (dijemur) menggunakan
sinar matahari selama satu hari (tergantung cuaca). Setelah diperoleh serat yang
kering maka serat siap dipasarkan atau siap diolah menjadi produk produk
berbahan serat nanas.
6. Produk Akhir dari Serat Daun Nanas
Pada umumnya serat daun nanas biasa digunakan sebagai bahan baku produk
tekstil seperti benang, kain, gordeng, tambang sampai dibuat menjadi pakaian,
namun selain itu kami berupaya untuk menciptakan produk akhir dari serat daun
nanas melalui pemberdayaan kreatifitas menjadi berbagai produk kerajinan
handmade seperti gantungan buat kunci/mobil, kotak kado, kotak tisyu, lampu
dinding, pas photo dan beberapa kerajinan handmade lainnya.
Kain Sutra

Kain Sutra merupakan salah satu jenis kain yang paling diminati oleh para wanita. Harganya
yang mahal sebanding dengan kenyamanan serta kemewahan yang bisa diperoleh dari kain
yang satu ini. Sutra atau sutera merupakan serat protein alami yang dapat ditenun menjadi
tekstil. Terlebih dahulu kepompong tersebut melewati beberapa proses, hingga menjadi
benang dan jalinan kain. Jenis sutra yang paling umum adalah sutra dari kepompong yang
dihasilkan larva ulat sutra murbei (Bombyx mori) yang diternak (peternakan ulat itu disebut
serikultur). Sutra bertekstur mulus, lembut, namun tidak licin. Kilauan sutra berasal dari
struktur seperti prisma segitiga dalam serat tersebut. Sutra termasuk dalam jenis kain yang
berasal dari Animal Textiles

Sifat-sifat kain dari serat sutera diantaranya, yaitu berbunyi gemerisik bila bergesekan dengan
kain lain. Memiliki kilau yang tinggi karena penampang melintang serat sutera berbentuk
segitiga sehingga dapat memantulkan sinar dengan baik. Kain sutera sangat ringan dan
filamen sutera cukup kuat. Serat sutera sangat higroskopis, dapat menyerap kelembapan 11 %
(MR), hal ini membuat kain sutera nyaman dan terasa dingin bila dipakai, serta dapat
menyerap keringat. Sutera memiliki kandungan listrik statis yang tinggi, bila bergesekan kulit
atau sesama kain, timbul listrik yang menarik bulu-bulu, kotoran dan melekatkan kain. Sutera
kuat, bersifat mulur dalam penarikan dengan elastic recovery rendah, kekuatannya bertambah
75-85 % dalam keadaan basah. Sutera mudah kusut, namun kekusutan mudah dilicinkan
kembali melalui penyetrikaan. Serat sutera kurang tahan panas penyetrikaan, dimana sutera
dapat berubah warna kekuning-kuningan, penyetrikaan harus menggunakan pelapis.
Penyinaran di bawah sinar matahari dapat mengubah warna sutera menjadi kekuning-
kuningan dan kekuatannya turun. Serat sutera tahan jamur dan bakteri tetapi dapat diserang
oleh serangga, kutu-kutuan. Kain berlubang-lubang bila disimpan lama tanpa perlindungan
anti serangga. Bila dibakar serat sutera berbau rambut terbakar menyala dalam api,
meninggalkan sisa bakar berupa abu hitam mengkilap dan halus.

Keunggulan kain sutra yaitu memiliki kenyamanan yang istimewa. Sutra merupakan bahan
yang sangat kuat, kekuatan sutra sebanding dengan kawat halus yang terbuat dari baja. Sutra
juga lembut saat menyentuh kulit, asam amino dalam serat sutra yang membuat sutra terasa
lembut dan nyaman, bahkan sutra dapat menjaga agar terhindar dari berbagai penyakit kulit.
Sutra memiliki kemampuan menyerap yang baik sehingga cocok digunakan di udara yang
hangat dan tropis. Bahan sutra memiliki ciri khas yaitu berkilau seperti mutiara, hal ini
disebabkan karena lapisan-lapisan fibroin, yaitu sejenis protein yang dihasilkan ulat sutra,
membentuk struktur mikro yang berbentuk prisma (struktur prisma inilah yang menyebabkan
cahaya akan disebar ketika terkena bahan dari sutra sehingga menimbulkan efek kilau yang
indah pada sutra). Sutra memiliki daya tahan terhadap panas dan tidak mudah terbakar. Salah
satu kemampuan istimewa sutra adalah mampu melindungi kulit tubuh dari sinar ultraviolet
yang dapat merusak kulit.

Pemanfaatan kain sutra biasanya untuk berbagai busana, misal busana muslimah, jilbab,
sorban, mukena, dress, dan lain sebagainya. Saat inipun banyak kain sutra yang kemudian
diaplikasikan dengan proses pembatikan, hasilnya kain sutera semakin bertambah mahal
harganya namun tetap nyaman ketika digunakan
5 TAHAP PERAWATAN KAIN SUTERA

Kain sutera dikenal sebagai salah satu kain terbaik di dunia. Titel ini telah disandang
kain sutera sejak ratusan tahun silam. Keindahannya dalam membalut tubuh, ringan
dipakai, dan kesan yang elegan, membuat kain sutera banyak dipilih sebagai
material busana atau aksesoris. Sutera juga bertekstur mulus, lembut, namun tidak
licin. Harganya yang mahal sebanding dengan kenyamanan serta kemewahan yang
bisa diperoleh dari kain yang satu ini. Kualitasnya yang tidak main-main membuat
kain sutera tidak mudah untuk dirawat. Kualitas tinggi ini membuat perawatannya
juga harus spesial. Salah dalam perawatan bisa membuat kain sutera menjadi rusak
dan tidak istimewa lagi.

1. Tahap Pencucian Kain Sutera

Pisahkan Pakaian dari bahan sutra dengan pakaian yang lain. Mencuci kain sutra
sangat dianjurkan secara manual, dan sangat tidak dianjurkan dicuci dengan mesin
cuci, hal ini karena dapat membuat serat sutra jadi rusak dan kusut. Cuci dengan
shampoo dan jangan menggunakan detergen. Banyak detergen mengandung zat
senyawa alkali hal ini dapat merusak serat dan warna sutra akan cepat pudar.
Penggunaan shampoo atau sabun khusus seperti sabun lerak lebih
direkomendasikan, Shampo yang digunakan yang tidak mengandung minyak atau
petroleum karena nantinya dapat membuat permukaan sutra terasa lengket. Selain
memperhatikan pemilihan detergen, ada beberapa produk yang sebaiknya tidak
anda gunakan selama proses pencucian bahan sutera. Salah satunya ialah bahan
pemutih, karena dapat mengubah warna pakaian atau bahan. Pastikan tidak ada
bagian yang terlipat saat merendam dalam air sabun, kucek perlahan bagian yang
kotor, usap-usapkan buih secara merata ke seluruh bagian pakaian. Sutera memiliki
sifat anti debu dan noda itulah kelebihan dari bahan tersebut. Namun apabila anda
menemukan noda yang susah dihilangkan, caranya dengan memercikan cuka pada
bagian noda dan gosok dengan jari secara lembut sampai noda menghilang, lalu
cuci dengan shampo.

2. Tahap Pembilasan Kain Sutera

Pakailah air hangat suam-suam kuku (kurang lebih 30 derajat celcius) saat
membilasnya, hal ini bertujuan agar pelapis sutera anda bersinar kembali. Bilas
dalam air bersih sebanyak 2-3 kali. Jangan memeras kain sutera, cara terbaik untuk
mengeringkannya adalah dengan digulung menggunakan handuk. Kain tidak diperas
secara langsung, namun dilindungi dengan handuk. Air pun dapat lebih banyak
terbuang karena diserap oleh handuk. Atau biarkan kering dengan sendirinya tertiup
angin.

3. Tahap Penjemuran Kain Sutera

Proses menjemur pakaian dari kain sutra cukup simple, cukup dijemur di tempat
teduh/ diangin-anginkan saja. Hindari menjemur tepat di bawah terik matahari karena
dapat merusak kualitas benang dan menyebabkan bahan sutra memudar. Jika
bahan sutra yang anda cuci adalah jenis sarung tenun sutra, gunakan pemberat
pada sisi bawahanya agar tekstur sarung menjadi lurus kembali.
4. Tahap Penyetrikaan Kain Sutera

Setrika kain dalam kondisi masih lembab dengan suhu setrika yang sedang, tidak
terlalu panas (level silk). Selalu balik busana sehingga bagian dalamnya berada di
luar, kemudian lapisi dengan kain katun. Penggunaan seterika uap cukup
digandrungi akhir-akhir ini, tetapi kamu harus ekstra hati-hati, kalau tidak, seterika
uap ini bisa meninggalkan bekas uap yang permanen pada sutera. Jika Anda ingin
memberi pewangi atau pelembut kain pada pakaian sutera, jangan semprotkan
langsung pada pakaian suteranya. Sebaiknya, tutupi dulu pakaian suteranya dengan
koran, lalu semprotkan cairan pewangi dan pelembut tadi di atas koran. Jangan
semprotkan parfum atau minyak wangi langsung ke pakaian sutera.

5. Tahap Penyimpanan Kain Sutera

Gunakan pembungkus dari bahan kain katun, jangan dengan plastic karena bisa
menyebabkan jamur. Gunakan selalu hanger atau gantungan pakaian yang terbuat
dari bahan lembut, yang dilapisi busa. Jika Anda ingin menyimpannya di lemari,
upayakan untuk menggantung bahan atau pakaian dibanding melipatnya. Hindari
menyimpan pakaian berbahan sutera di tempat yang terkena cahaya matahari
langsung. Gunakan kamper anti serangga/ngengat atau akar wangi untuk mengusir
ngengat pada almari pakaian. Cara lain, anda bisa menyimpan busana sutera
tersebut dengan dibalut menggunakan kain berbahan katun.Satu tips agar lemari
terhindar dari rengat dengan cara beri sedikit merica yang dibungkus tisu dan letakan
didalam lemari.

Anda mungkin juga menyukai