Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem pneumatik merupakan suatu teknologi yang memanfaatkan udara terkompresi untuk menghasilkan
gerakan mekanik. Sistem yang cukup sederhana namun tetap dapat menghasilkan daya penggerak mekanik
yang dibutuhkan dirasa sangat efektif pengaruhnya apabila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Belum lagi
pengalikasiannya yang fleksibel masih terus dikembangkan dalam berbagai peralatan lainnya. Pada dewasa ini
pun pemanfaatan sistem pneumatik sudah sangat lazim digunakan dalam kegiatan sehari-hari, tidak terkecuali
pada bidang kemaritiman. Oleh sebab itu pengetahuan akan pengaplikasian dan pengoprasian sistem
pneumatik ini mutlak diperlukan. Melihat dari kebutuhan di atas maka praktikum berupa Pneumatik Trainer
pada mata kuliah Sistem Pengendalian dirasa perlu dilaksanakan untuk menunjang pengetahuan mahasiswa
mengenai pengendalian dan kontrol dari sistem pneumatik. Adapun diantara banyaknya pengaplikasian
pengendalian serta kontrol dari sistem pneumatik salah satunya adalah sistem otomatis pada pintu bus.

1.2 Tujuan Praktikum


1 Dapat mengidentifikasi karakteristik pneumatic trainer PT 147A menggunakan double acting cylinder pada
percobaan bus door model.
2 Dapat mengidentifikasi pengaturan tekanan aliran fluida (P) terhadap waktu (t) menggunakan double acting
cylinder dan timer kit pada percobaan TK 147B Timer Kit.
3 Dapat memperoleh data tabel kebenaran pada percobaan LK 147C Logic Kit.

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara mengidentifikasi karakteristik pneumatic trainer PT 147A menggunakan double acting
cylinder pada percobaan bus door model?
2. Bagaimana cara mengidentifikasi pengaturan tekanan aliran fluida (P) terhadap waktu (t) menggunakan
double acting cylinder dan timer kit pada percobaan TK 147B Timer Kit?
3. Bagaimana cara memperoleh data tabel kebenaran pada percobaan LK 147C Logic Kit?
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Pneumatik


Pengetian pneumatis adalah sebuah teknologi yang memanfaatkan udara terkompresi untuk menghasilkan
efek gerakan mekanis. Karena menggunakan udara terkompresi, maka sistem pneumatik tidak dapatdipisahkan
dengan kompresor, sebuah alat yang berfungsi untuk menghasilkan udara
bertekanantertentu. Sedangkan sistem pneumatik adalah sebuah teknologi yang memanfaatkan pengaturan
udara terkompresi untuk menghasilkan gerakan mekanis. Kemudian pada proses kerja dari sistem pneumatik
yang menggunakan udara terkompresi tidak dapat terlepas dari kompresor, yaitu alat yang berfungsi untuk
menghasilkan udara terkompresi pada tekanan tertentu.

Gambar 1 Sistem Pneumatic


(Sumber: http://mekatronika08.blogspot.co.id/2012/05/simbol-simbol-pneumatik-dan-fungsinya.html)

Pneumatik menggunakan hukum-hukum aeromekanika, yang menentukan keadaan keseimbangan gas dan
uap (khususnya udara atmosfir) dengan adanya gaya-gaya luar (aerostatika) dan teori aliran (aerodinamika).
Pneumatik dalam pelaksanaan teknik udara mampat dalam industri merupakan ilmu pengetahuan dari semua
proses mekanik dimana udara memindahkan suatu gaya atau gerakan. Jadi pneumatik meliputi semua
komponen mesin atau peralatan, dalam mana terjadi proses-proses pneumatik. Dalam bidang kejuruan teknik
pneumatik dalam pengertian yang lebih sempit lagi adalah teknik udara mampat (udara bertekanan).
Dasaran dari Hukum Pascal,Tekanan yang diberikan pada suatu zat cair pada ruang tertutup akan
diteruskan ke segala arah dengan besar yang sama.
Gambar 2 Ilustrasi Hukum Pascal
(Sumber: http://aldadeskamahyar.blogspot.co.id/2013/06/perbedaan-hukum-pascal-dengan-hukum.html)


=

Dimana:
P = Tekanan (Pa atau N/m2)
F = Gaya (N)
A = Luas permukaan yang dikenai gaya (m2)

Sehingga tekanan udara terkompresi yang dialirkan dari kompressor akan didisribusikan secara merata
hingga ke aktuator dengan nilai yang sama besarnya dan menghasilkan gerak lengan torak aktuator yang
bergerak keluar ataupun masuk dari silinder.
Selain itu dari persamaan tekanan sebagai gaya persatuan luas permukaan yang dikenai oleh gaya tersebut
juga mempengaruhi kerja dari suatu sistem pneumatik.
Sehingga untuk besar luas permukaan torak sebagai luasan yang dikenai tekanan tidak berubah, maka akan
menghasilkan hubungan antara tekanan (P) dengan gaya (F) yang berbanding lurus.

2.2 Prinsip Kerja Pneumatik


Cara kerja Pneumatik sama saja dengan hidrolik yang membedakannya hanyalah tenaga penggeraknya.
Jika pneumatik menggunakan udara sebagai tenaga penggeraknya, dan sedangkan hidrolik menggunakan
cairan oli sebagai tenaga penggeraknya, Udara disedot oleh kompresor dan disimpan pada reservoir air ( tabung
udara) hingga mencapai tekanan kira-kira sekitar 6 9 bar. Kenapa harus 6 9 bar, Karena bila tekanan hanya
dibawah 6 bar akan menurunkan daya mekanik dari cylinder kerja pneumatik dan sedangkan bila bertekanan
diatas 9 bar akan berbahaya pada sistem perpipaan atau kompresor. Selanjutnya udara bertekanan itu
disalurkan ke sirkuit dari pneumatik dengan pertama kali harus melewati air dryer (pengering udara) untuk
menghilangkan kandungan air pada udara. Dan dilanjutkan menuju ke katup udara (shut up valve), regulator,
selenoid valve dan menuju ke cylinder kerja. gerakan air cylinder ini tergantung dari selenoid. Bila selenoid
valve menyalurkan udara bertekanan menuju ke inlet dari air cylinder maka piston akan bergerak maju
sedangkan bila selenoid valve menyalurkan udara bertekanan menuju ke outlet dari air cylinder maka piston
akan bergerak mundur. Jadi dari selenoid valve inilah penggunaan aplikasi pneumatik bisa juga di kombinasikan
dengan elektrik, seperti PLC ataupun rangkaian kontrol listrik lainnya Sehingga mempermudah dalam
pengaplikasiannya ,.Dalam sistem kontrol pneumatik, aktuator berupa batang piston mendapat tekanan udara
dari katup masuk, yang kemudian memberikan gaya kepadanya. Gaya inilah yang menggerakkan piston
pneumatik, baik maju atau mundur.

Gambar Prinsip Kerja Pneumatik


(Sumber : http://engineeringhub.com)
2.3 Pengertian Single acting cylinder dan Double acting cylinder
2.3.1 Single Acting Cylinder
Silinder kerja tunggal (single acting cylinder), merupakan jenis silinder yang hanya memiliki satu port
untuk masuknya udara bertekanan. Merupakan silinder pneumatik sederhana terdiri dari beberapa
bagian, yaitu torak, seal, batang torak, pegas pembalik, silinder, serta satu jalur inlet sekaligus outlet.
Prinsip kerjanya cukup sederhana, yang mana udara bertekanan masuk melalui inlet dan mendorong
torak hingga menghasilkan gerak tungkai torang yang mengarah keluar dari silinder. Torak yang
terdorong ini juga sembari menekan pegas pembalik. Kemudian torak terdorong lagi hingga
menghasilkan gerak tungkai torak yang mengarah masuk ke dalam silinder akibat dari gaya dorong yang
diterima pegas sebelumnya. Sehingga udara berteknan mengalir ke luar silinder melalui jalur yang sama
yang dijakikan inlet. Pada sistem gerak ini aktuator dikombinasikan dengan directional control valves
dan pressure tools yang menghasilkan satu arah gerak saja.

Gambar Single Acting Cylincer


(Sumber : http://www.rignitc.com)

2.3.2 Double Acting Cylinder


Silinder kerja ganda (double acting cylinder), merupakan silinder yang memiliki dua port untuk
instroke dan outstroke. Konstruksi double acting hampir sama dengan silinder kerja tunggal, hanya saja
terdapat 2 lubang sebagai jalur inlet maupun outlet secara terpisah serta tidak menggunakan pegas
pembalik. Prinsip kerjanya ketika udara bertekanan disalurkan masuk melalui inlet, maka akan mengisi
salah satu ruang pada siliner dan mendorong torak hingga menghasilkan gerak tungkai torak yang
mengarah ke luar silinder. Udara yang sebelumnya terlebih dahulu mengisi ruang lainnya salam silinder
terdorong ke luar melalui outlet. Selanjutnya ketika udara bertekanan disalurkan ke arah silinder, udara
akan masuk melalui outlet dan mendorong udara yang megisi bagian beselahnya dari proses intake
mengalir ke luar melalui jalur inlet. Agar dapat menghasilkan proses kerja seperti ini, haruslah dibantu
dengan directional control valve 5/2 Keuntungannya adalah bahwa silinder ini dapat memberikan
tenaga dari dua belah sisinya.

Gambar Double Acting Cylincer


(Sumber : http://www.rignitc.com)
2.4 Prinsip Kerja Pneumatik Valve
2.4.1 Directional Control Valve 5/2
Directional Control Valve 5/2 merupakan salah satu katup pengarah yang memiliki 5 buah lubang
sambungan (Port) dan 2 buah ruangan/keadaan. Pada katup pengarah ini harus dihubungkan dengan
double acting actuator yang dihubungkan ke port 2 dan 4. Prinsip kerjanya ketika sisi 14 ditekan, maka
udara bertekanan akan mengalir dari port 1 ke port 4 hingga mengisi salah satu bagian dari aktuator.
Kemudian udara yang terlebih dahulu mengisi aktuator pada sisilainnya terdorong keluar dan mengalir
melalui port 2 ke port 3. Selanjutnya saat sisi 12 ditekan, maka udara bertekanan akan mengalir dari
port 1 ke port 2 hingga mengisi ruang lainnya didalam silinder.Kemudian mendorong keluar udara yang
mengisi silinder dari proses intake melalui port 4 ke port 5.

Gambar 6 Katup Pengarah 5/2


(Sumber: www.directindustry.com)

2.4.2 Directional Control Valve 3/2


Directional Control Valve 3/2 merupakan salah satu katup pengarah yang memiliki 3 buah lubang
sambungan (Port) dan 2 buah ruangan/keadaan. Katup ini bekerja bila tombol penekan pada katup
tertekan secara manual. Dalam kondisi normal port 3 sebagai inlet udara akan tertutup, sedangkan port
2 akan terhubung dengan port 1. Kemudian saat tombol penekan ditekan, makan port 3 akan terhubung
dengan port 2. Sehingga udara terkompresi dapat mengalir masuk

Gambar 7 Katup Pengarah 3/2


(Sumber: www.burkert.com)

2.4.3 Solenoid Valve


Selenoid valve adalah katup yang digerakkan oleh energi listrik melalui solenoida, serta mempunyai
kumparan sebagai penggeraknya yang berfungsi untuk menggerakkan piston yang dapat digerakkan
oleh arus AC maupun DC. Prinsip kerja dari solenoid valve yaitu katup listrik yang mempunyai koil
sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply tegangan maka koil tersebut akan berubah
menjadi medan magnet. Sehingga menggerakkan piston pada bagian dalamnya, ketika piston berpindah
posisi maka pada lubang keluaran dari solenoid valve akan keluar cairan yang berasal dari supply. Pada
umumnya solenoid valve mempunyai tegangan kerja 100/200 VAC, namun ada juga yang mempunyai
tegangan kerja DC.

Gambar 8 Solenoid Valve


(Sumber: http://meriwardana.blogspot.co.id/2011/11/solenoid-valve.html)

2.5 Kontrol gerbang logika


Gerbang logika adalah suatu kondisi pembuat keputusan dengan produksi output Logika 1 atau Logika 0
tergantung pada kondisi inputnya. Rangkaian gerbang logika dalam praktikum ini menggunakan gerbang logika
termasuk AND, OR, NOT, YES, dan MEMORY. Fungsi logika termasuk keputusan, perbandingan aritmatik dan
perhitungan. Adapun gerbang logika tersebut antara lain:
2.5.1 Gerbang logika AND : Terdapat 2 buah input untuk menghasilkan 1 buah output. Semua input untuk
gerbang ini harus dalam logika 1 untuk mendapatkan output logika 1. Tabel operasi AND :

Gambar Simbol, Persamaan Aljabar Boole dan Tabel Kebenaran NOT


(Sumber: www.burkert.com)

2.5.2 Gerbang logika OR : Memiliki 2 buah input dan sebuah output. Apabila salah satu ataupun kedua
inputnya adalah logika 1, maka akan menghasilkan output berupa logika 1 pula. Tabel operasi OR :

Gambar Simbol, Persamaan Aljabar Boole dan Tabel Kebenaran NOT


(Sumber: www.burkert.com)
2.5.3 Gerbang logika NOT : Gerbang ini mengubah atau melengkapi pernyataan logic dari input tunggalnya,
berikut simbol & tabel kebenaran OR :

Gambar Simbol, Persamaan Aljabar Boole dan Tabel Kebenaran NOT


(Sumber : http://htotechno.blogspot.co.id/2014/05/jenis-jenis-gerbang-logika-beserta.html)

2.5.4 Gerbang logika YES: Gerbang ini pada dasarnya sama seperti gerbang logika AND, yang mana terdapat
2 buah input untuk mrnghasilkan sebuah output serta hanya akan menghasilkan output logika 1 apabila
kedua inputnya berupa logika 1 pula.

Gambar 12 Simbol dan Tabel Gerbang Logika YES


(Sumber : http://htotechno.blogspot.co.id/2014/05/jenis-jenis-gerbang-logika-beserta.html)

2.5.5 Gerbang logika MEMORY: Gerbang logika ini mempertahankan keadaan dari hasil output pada
percobaan sebelumnnya.

Input Input Output


A B
0 0 0

0 1 1

1 0 1

1 1 0

Gambar 13 Simbol dan Tebl Gerbang Logika MEMORY


(Sumber : http://htotechno.blogspot.co.id/2014/05/jenis-jenis-gerbang-logika-beserta.html)
2.6 Aplikasi Pneumatik Di Kapal

No Nama Gambar Keterangan


Ramp door merupakan pintu
kapal yang terdapat pada kapal
Ro-ro untuk menjembatani
kendaraan yang hendak masuk ke
kapal dari dermaga. Penerapan
sistem pneumatis pada ramp
1 Ramp Door Kapal
door bertujuan agar
memudahkan pengguna kapal
mengontrol buka-tutup ramp
door dan juga karena kekuatan
Gambar 14 Ramp Door Kapal sistem pneumatis untuk
(Sumber : www.ttsgroup.com)
mengangkat ramp door.
Prinsip kerja sistem starter udara
tekan kapal adalah motor listrik
yang memperoleh daya dari
generator dipergunakan untuk
membangkitkan kompresor guna
2 Starting Engine Kapal menghasilkan udara bertekanan.
Selanjutnya udara yang
dikompresikan tersebut
ditampung dalam tabung
Gambar 15 Sistem Starting Engine
bertekanan yang dibatasi pada
(Sumber : http://enginestarting.com/
tekanan kerja 30 bar.
Turbocharger merupakan sebuah
kompresor yang digunakan dalam
motor pembakaran untuk
meningkatkan tenaga mesin
3 Turbocharger
dengan meningkatkan massa
oksigen yang memasuki motor
Gambar 16 Turbocharger
dengan memanfaatkan energi gas
(Sumber : www.blognyamitra.wordpress.com) buang.
Penerapan sistem pneumatik di
mesin steam turbine ialah
mengatur distribusi uap yang di
distribusikan ke sudusudu
4 Steam Turbin (blade) dari steam turbine itu
sendiri. Steam turbine sendiri
umum dijadikan sistem propulsi
Gambar 17 Steam Turbin utama ataupun pembangkit listrik
(Sumber : www.pwidayaka.wordpress.com)
pada kapal.
Pada kapal LNG terdapat
kompresor yang digunakan untuk
memindahkan fluida dari tabung
tabung LNG yang diatasnya
terdapat gas dari Liqiufied Natural
Gas yang dapat digunakan
5 LNG Vessel sebagai bahan bakar mesin kapal
yang di distribusikan oleh
kompresor dan volume besar
kecil nya di atur dan di control
oleh sistem pneumatik sehingga
Gambar 18 Sistem LNG Vessel
(Sumber : www.wikipedia.org) didapatkan variable yang
diinginkan.

2.7 Aplikasi Pneumatik Di Non-Kapal

No Nama Gambar Keterangan

Full air brake adalah sistem


Full Air Brake Pada pengereman yang paling banyak
1
Truk dipakai pada bis, truk dan
kendaraan berat.

Gambar 19 Rem Truk


(Sumber : www.truckinginfo.com)
Boiler digunakan untuk
menghasilkan uap yang dapat
memanaskan bahan bakar
sebelum masuk kedalam motor
diesel serta memasak; pemanas
2 Auxiliary Boiler air mandi; dan lain sbagainya.
Peran sistem pneumatik adalah
untuk pengendalian pengaturan
distribusi suplai uap air ke motor
diesel jika dibutuhkan pre-
Gambar 20 Auxiliary Boiler
(Sumber : www.yoshimine.co.jp) heating.
Mesin packing penumatis adalah
metode pengemasan makanan
atau produk dengan kemasan
plastik dengan menggunakan
aktuator pneumatis. Aktuator
pneumatis dipasang secara tegak
Mesin Packing
3 lurus dengan kemasan makanan
pneumatis
yang masih utuh, kemudian pada
bagian ujung aktuator diberi
pemanas guna memanaskan
plastik ketika bergerak maju dan
Gambar 21 Packing Machine kemasan dapat tertutup rapat.
(Sumber : www.cupsealer.com)
Sistem pneumatik pada pintu
otomatis berperan untuk
mengatur terbuka dan
tertutupnya pintu, dalam pintu
otomatis terdapat pneumatik
4 Pintu Otomatis yang dihubungkan ke sistem
kendali berupa sensor disaat
sensor terpengaruh, makan
sensor akan langsung
Gambar 23 Penutup pintu Otomatis mereaksikan pneumatik di pintu
(Sumber : www.erichindustries.com)
sehingga pintu terbuka.
Pneumatic feeder merupakan
alat yang digunakan untuk
menyuplai benda yang panjang
(biasanya besi) yang akan
dipotong. Gerak maju aktuator
5 Feeder pneumatis
menggerakkan benda menuju
pemotong kemudian aktuator
Gambar 22 Pneumatic Feeder Machine mundur tanpa menggerakkan
(Sumber: www.powerpressline.net)
benda dan maju lagi dan
seterusnya.

BAB 3
DATA PRAKTIKUM

3.1 Peralatan Praktikum


No Nama Gambar Fungsi
1 Instrumen Pneumatic Komponen-komponen
Trainer utama dalam praktikum.

2 Kompresor Menghisap dan


mengkompresi udara
untuk disalurkan ke
instrumen pneumatik
trainer

3 Pipa Selang Mengalirkan udara dari


kompresor menuju
instrumen pneumatic
trainer

4 Timer Kit Untuk mengatur


besarbukaan katup
penyalur udara
terkomprasi pada
percobaan Timer Kit
5 Gerbang Logika Untuk menghasilkan
output dari input yang
diberikan tergantung dari
jenis gerbang logika yang
digunakan pada
percobaan Logic Kit

3.2 Langkah Percobaan


1. Percobaan 1 (Bus Door Model)
a) Pastikan suplai udara ke manifold pada kondisi OFF
b) Hubungkan pipa dari manifold ke inlet port dari 5/2 valve
c) Hubungkan pipa dari manifold menuju kedua pushbutton inlet valve (7a & 7b)
d) Hubungkan pipa dari kedua inlet pushbutton outlet valve (7a & 7b) menuju ke input 5/2 valve
e) Sambungkan pipa dari 5/2 valve outlet menuju kedua inlet dari Double acting cylinder
f) Pastikan PORT 2 tersambung dengan A+ inlet dan PORT 4 tersambung dengan A- inlet dari
double acting cylinder
g) Nyalakan suplai udara
h) Tekan pushbutton valve secara bergantian
i) Analisa percobaan ini sesuai parameter yang telah ditentukan

2. Percobaan 2 (Timer Kit)


a) Pastikan suplai udara ke manifold pada kondisi OFF
b) Hubungkan pipa dari manifold ke inlet port dari 5/2 valve
c) Sambungkan 2 pipa dari manifold ke tiap-tiap inlet dari pushbutton valve (7a, 7b)
d) Hubungkan pipa dari pushbutton oulet valve (7a) menuju input 5/2 valve
e) Sambungkan pipa dari pushbutton oulet valve (7b) menuju inlet dari timer kit
f) Sambungkan pipa dari timer kit outlet menuju input dari capacitor
g) Sambungkan pipa dari capacitor oulet menuju input 5/2 valve
h) Sambungkan pipa dari tiap-tiap 5/2 valve outlet menuju input dari cylinder
i) Nyalakan suplai udara
j) Tekan pushbutton valve secara bergantian
k) Atur skala pada 0, I, II dan III
l) Analisa percobaan ini sesuai parameter yang telah ditentukan

3. Percobaan 3 (Logic kit)


AND
a) Pastikan suplai udara ke manifold pada kondisi OFF
b) Sambungkan pipa dari suplai manifold menuju ke pushbutton inlet valve dari kedua
pushbutton valves (7a, 7b)
c) Sambungkan pipa dari pushbutton oulet valve (7a) menuju input dari port AND (Kuning)
d) Sambungkan pipa dari pushbutton oulet valve yang lain (7b) ke input port berwarna hijau
dari AND unit
e) Sambungkan pipa dari output port merah dari AND unit ke pneumatic indicator
f) Nyalakan suplai udara
g) Analisa apa yang terjadi

OR
Ganti dengan OR unit

YES
Ganti dengan YES unit

NOT
Ganti dengan NOT unit

MEMORY
a) Pastikan suplai udara ke manifold pada kondisi OFF
b) Hubungkan 2 pipa dari manifold ke pushbutton valve inlet (7a, 7b)
c) Hubungkan 2 pipa dari pushbutton valve outlet ke Port Hijau (PORT 1) dari MEMORY unit
d) Sambungkan pipa dari manifold menuju Port Kuning (PORT 2) dari MEMORY unit
e) Sambungkan 2 pipa dari Port Merah (PORT 3) dari MEMORY unit ke kedua pneumatic
indicators
f) Nyalakan suplai udara
g) Tekan pushbutton valve secara bergantian
h) Analisa apa yang terjadi

3.3 Hasil Pengamatan


3.3.1 Bus Door Model
P (Bar) t cylinder out t cylinder in v out (m/s) v in (m/s) F(N)
(detik) (detik)

1 0.300 0.400 0.333 0.250 20.096


1.5 0.100 0.300 1.000 0.333 30.144
2 0.100 0.200 1.000 0.500 40.192
2.5 0.090 0.190 1.111 0.526 50.240
3 0.090 0.190 1.111 0.526 60.288

Deskripsi Pengamatan :
Semakin besar tekanan udara terkompresi yang disalurkan, semakin cepat gerak
aktuator.

3.3.2 Timer Kit


Scale 0

P (Bar) t cylinder out t cylinder in


(detik) (detik)

1 0.2 0.4
1.5 0.15 0.3
2 0.14 0.2
2.5 0.11 0.19
3 0.07 0.19
Scale I
P (Bar) t cylinder out t cylinder in
(detik) (detik)

1 1.37 0.4
1.5 1.04 0.3
2 0.78 0.2
2.5 0.67 0.19
3 0.58 0.18
Scale II
P (Bar) t cylinder out t cylinder in
(detik) (detik)

1 4.99 0.4
1.5 3.34 0.275
2 1.98 0.2
2.5 1.55 0.18
3 1.32 0.17
Scale III
P (Bar) t cylinder out t cylinder in
(detik) (detik)

1 14.06 0.37
1.5 10.39 0.3
2 7.26 0.2
2.5 5.92 0.19
3 4.92 0.15

Deskripsi Pengamatan :

Semakin besar udara terkompresi yang disalurkan, maka semakin cepat gerak
aktuator keluar dari silinder. Tetapi pada tekanan yang sama, semakin besar
skalanya maka semakin lambat geraknya.
Waktu lengan aktuator masuk ke dalam silinder tidak dipengaruhi dari tekanan dan
skala, sebagaimana terlihat dari tabel.

3.3.3 Logic Kit

AND OR Y YES

Input A Input B Output Input A Input B Output Input A Input B Output


0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 1 1 0 1 0
1 0 0 1 0 1 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1

NOT MEMORY

Input Output Input A Input B S S


0 1 0 0 -
1 0 0 1 0 1
1 0 1 0
1 1 - -

Deskripsi Pengamatan :

Semakin besar udara terkompresi yang disalurkan, maka semakin cepat gerak
aktuator keluar dari silinder. Tetapi pada tekanan yang sama, semakin besar
skalanya maka semakin lambat geraknya.
Waktu lengan aktuator masuk ke dalam silinder tidak dipengaruhi dari tekanan dan
skala, sebagaimana terlihat dari tabel.

Anda mungkin juga menyukai