BAB I
PENDAHULUAN
sewa menyewa banyak digunakan oleh para pihak pada umumnya, karena
dengan adanya perjanjian sewa menyewa ini dapat membantu para pihak, baik
itu dari pihak penyewa maupun yang menyewakan akan saling mendapatkan
benda yang di sewa, dan yang menyewakan akan memperoleh keuntungan dari
perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap
satu orang lain atau lebih. 1 Sewa menyewa merupakan perbuatan perdata yang
dapat dilakukan oleh suatu subyek hukum (orang dan badan hukum).
Pengertian sewa menyewa adalah suatu perjanjian, dengan mana pihak yang
1
Purwahid Patrik, Dasar-Dasar Hukum Perikatan, Mandar Maju, Bandung, 1994,
hlm. 94.
kenikmatan dari sesuatu barang selama suatu waktu tertentu dan dengan
pembayaran sesuatu harga yang oleh pihak tersebut belakangan ini disanggupi
balik, dimana pihak yang memiliki benda di sebut yang menyewakan dan pihak
yang memakai benda disebut penyewa, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
penyewa memiliki tanggung jawab terhadap kerusakan yang terjadi atas barang
yang disewakan jika hal tersebut menyimpang dari apa yang diperjanjikan.
adanya pihak yang menyewakan dari pihak penyewa, adanya konsensual antara
kedua belah pihak, adanya objek sewa menyewa yaitu barang, baik barang
benda dan lain-lain, serta adanya kewajiban dari penyewa untuk menyerahkan
2
R. Subekti dan R, Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Ctk. Ketiga
puluh empat, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 2004, hlm. 381.
dipenuhinya prestasi oleh debitur karena terjadi suatu peristiwa bukan karena
kesalahannya, peristiwa mana tidak dapat diketahui atau tidak dapat diduga
mendalilkan suatu subjek hukum telah wanprestasi, harus ada lebih dahulu
perjanjian antara kedua belah pihak. Dari perjanjian tersebut maka muncul
1. Prestasi untuk menyerahkan sesuatu (prestasi ini terdapat dalam Pasal 1237
KUHPerdata).
3
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perikatan, Citra Adhitya Bakti, Bandung, 1992,
hlm. 27.
4
Salim HS, Hukum Kontrak: Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Sinar Grafika,
Jakarta, 2003, hlm. 98.
5
Subekti, Hukum Perjanjian, PT Intermasa, Jakarta, 1984, hlm. 45.
2. Prestasi untuk melakukan sesuatu atau berbuat sesuatu (prestasi jenis ini
3. Prestasi untuk tidak melakukan atau tidak berbuat sesuatu (prestasi jenis ini
bertanggung jawab untuk segala kerusakan yang diterbitkan pada barang yang
disewa selama waktu sewa, kecuali jika ia bisa membuktikan bahwa kerusakan
itu terjadi diluar kesalahannya jadi pihak penyewa bertanggung jawab terhadap
penyewa disebutkan: untuk memakai barang yang disewa sebagai bapak rumah
yang baik sesuai dengan tujuan yang diberikan pada barang itu menurut
perjanjian sewanya, atau jika tidak ada suatu perjanjian mengenai itu, menurut
kaca jendela dan segala sesuatu yang dianggap termasuk itu, menurut adat
kebiasaan setempat. 6
tertulis diatur di dalam Pasal 1570 KUHPerdata yaitu jika sewa dibuat dengan
tulisan, maka sewa itu berakhir demi hukum (otomatis), apabila waktu yang
oleh karena itu jka waktu sewa menyewa yang ditentukan di dalam perjanjian
telah habis maka pihak penyewa harus segera menyerahkan barang yang
perjanjian sewa menyewa ruko milik Nyonya Christina Pujiastuti dengan pihak
menyewa ruko yang terletak di Jalan Doktor Soetomo Nomor 7, RT. 048, RW.
Nyonya Florentina sebagai pihak penyewa atau disebut sebagai pihak kedua
atau yang disebut dengan pihak pertama mengalami banyak kerugian akibat
6
Ibid, hlm. 43.
7
R. Subekti dan R Tjitrosudibi, op.cit. hlm. 385.
mana penyewa sama sekali tidak berprestasi dan terlambat berprestasi. Atas
dari pihak penyewa atas kerugian yang dideritanya, namun pihak penyewa
DI KOTA YOGYAKARTA.
B. Rumusan Masalah
menyewa ruko?
C. Tujuan Penelitian
D. Tinjauan Pustaka
seseorang berjanji kepada orang lain atau dimana dua orang itu saling
hukum, dua pihak sepakat menentukan peraturan hukum atau khaidah atau
hak dan kewajiban yang mengikat mereka untuk menimbulkan hak dan
pasal 1313 KUHPerdata adalah: Suatu perbuatan dengan nama satu orang
atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. Dengan
adanya pengikatan antar satu orang atau lebih dengan orang lain, maka ada
adalah suatu hubungan hukum antara dua pihak, yaitu pihak satu berjanji
melakukan suatu hal, sedang pihak lain berhak menuntut pelaksanaan janji
8
Subekti, op.cit. hlm. 1.
9
Soedikno Mertokusumo, Mengenal Hukum, Liberty, Yogyakarta, 1991, hlm. 77.
syarat-syarat ini maka perjanjian itu dianggap batal demi hukum atau tidak
sah.
dengan membayar uang . 11 Untuk lebih jelasnya, maka perlu kita ketehui
lebih dahulu pengertian dari pada perjanjian sewa menyewa dalam Pasal
1548 KUHPerdata, yaitu suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu
pembayarannya.
10
Bagus Kusuma, Syarat Sah Suatu Perjanjian, dalam http://id.shvoong.com, diakses
tanggal 25 April 2009, Pukul 11.16.Wib.
11
Hilman Hadikusumo, Bahasa Hukum Indonesia, Alumni, Bandung, 1984, hlm. 102.
perjanjian dalam Pasal 1320 KUHPerdata, serta tiga unsur pokok yang harus
1. Unsur essensialia, adalah bagian perjanjian yang harus selalu ada di dalam
diatur, tetapi oleh para pihak dapat diganti, sehingga bagian tersebut oleh
menambah.
hal yang diinginkan tersebut juga tidak mengikat para pihak karena
memang tidak ada dalam undang-undang, bila tidak dimuat, berarti tidak
mengikat.
12
Idil Victor, Permasalahan Pokok Dalam Perjanjian Sewa Menyewa, dalam
http://idilvictor.blogspot.com.html, Diakses tanggal, 07 Januari 2009, Pukul 21.47.WIB.
10
perlindungan hukum bagi para pihak terutama pemilik atau pihak yang
sebagai undang-undang.
prestasi.
13
Rerry Aprillia, HalHal Yang Harus Ada di Dalam Perjanjian Sewa Menyewa,
dalam http://www.docstoc.com, Diakses tanggal 15 Januari 2010, Pukul 15.00.WIB.
11
pihak penyewa maupun pihak yang menyewakan. Hak dan kewajiban itu
berbentuk: 16
14
Subekti, op.cit. hlm. 40.
15
Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Cet. II, Alumni, Bandung, 1986, hlm.
60.
16
Subekti, op.cit. hlm. 45.
12
mestinya.
untuk: 17
1. Pemenuhan perjanjian;
3. Ganti rugi;
1. Pernyataan lalai tersebut harus berbentuk surat perintah atau akta lain
yang sejenis, yaitu suatu salinan daripada tulisan yang telah dibuat lebih
17
Ibid, hal. 14.
13
kerugian dan wanprestasi harus ada hubungan sebab akibat. Dalam hal ini
E. Metode Penelitian.
1. Lokasi penelitian
Sleman, Yogyakarta.
5. Obyek Penelitian.
Dalam hal ini obyek penelitian yaitu ruko di Jalan Doktor Soetomo Nomor
Yogyakarta.
18
Ibid, hlm. 71.
14
3. Subyek Penelitian.
adalah pihak yang terkait dalam surat perjanjian dan lainya yang dianggap
4. Sumber Data.
a. Data Primer
wawancara dari para pihak yang menjadi subjek hukum perjanjian yaitu
oleh peneliti.
b. Data Skunder.
15
penelitian dengan cara tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan sumber data, yang dalam hal ini adalah suatu proses
16
2. Metode pendekatan.
Yogyakarta. Penelitian ini ditinjau dari sudut pandang ilmu hukum perdata
masyarakat sehari-hari.
3. Analisis Data.
19
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, hlm 32.
17
kesimpulan.
A. Kerangka Penulisan.
Bab I. Pendahuluan.
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
Bab ini, akan menyajikan tinjauan umum perjanjian sewa menyewa dan
Menyewa serta hak dan kewajiban para pihak. Dari paparan ini, diharapkan
Bab ini, akan menganalisis secara yuridis hasil penelitian melalui data
18
mendalam dan tuntas, sehingga penilitian ini akan memberikan hasil yang
skripsi