Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Hak cipta dilindungi undang-undang, 2016 pada Pujianto, Supardianningsih, Risdiyani Chasanah
dan hak penerbitan pada PT Intan Pariwara, Anggota IKAPI Nomor 016/JTE/79, Nomor Kode
Penerbitan: IP/221/2016.
Dilarang mencetak ulang, menyimpan dalam sistem retrival, atau memindahkan dalam bentuk apa
pun dan dengan cara bagaimanapun, elektronik, mekanik, fotokopi, rekaman, dan sebagainya, tanpa
izin tertulis dari penerbit. Kode file: IP3_FIS10_PG16.
PT Intan Pariwara
Bab VIII Hukun Newton tentang Gravitasi dan Hukum Kepler .................................. 147
Daftar Tabel
Tabel 1.1 KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian ................................................. 30
Tabel 1.2 Penilaian Pembelajaran .................................................................................................... 41
Tabel 2.1 KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian ................................................. 44
Tabel 2.2 Dimensi Besaran Turunan ............................................................................................... 47
Tabel 2.3 Penilaian Pembelajaran .................................................................................................... 56
Tabel 3.1 KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian ................................................. 58
Tabel 3.2 Penilaian Pembelajaran .................................................................................................... 72
Tabel 4.1 KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian ................................................. 74
Tabel 4.2 Penilaian Pembelajaran .................................................................................................... 88
Tabel 5.1 KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian ................................................. 90
Tabel 5.2 Penilaian Pembelajaran .................................................................................................... 106
Tabel 6.1 KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian ................................................. 108
Tabel 6.2 Penilaian Pembelajaran .................................................................................................... 115
Tabel 7.1 KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian ................................................. 120
Tabel 7.2 Penilaian Pembelajaran .................................................................................................... 146
Tabel 8.1 KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian ................................................. 148
Tabel 8.2 Percepatan Gravitasi di Pemukaan Matahari, Bulan, dan Planet-Planet ................. 154
Tabel 8.3 Jarak Rata-Rata Planet dari Matahari dan Periode Revolusi Planet ......................... 157
Tabel 8.4 Kelajuan Lepas dari Permukaan Matahari, Bulan, dan Planet-Planet ..................... 159
Tabel 8.5 Penilaian Pembelajaran .................................................................................................... 166
Tabel 9.1 KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian ................................................. 168
Tabel 9.2 Penilaian Pembelajaran .................................................................................................... 186
Tabel 10.1 KD, Cara Pencapaian KD, dan Indikator Pencapaian ................................................. 188
Tabel 10.2 Penilaian Pembelajaran .................................................................................................... 203
Tabel 11.1 KD, Cara Penyampaian KD, dan Indikator Pencapaian ............................................. 206
Tabel 11.2 Penilaian Pembelajaran .................................................................................................... 220
9. Refleksi
Merupakan bentuk refleksi secara global yang menghubungkan
kesempurnaan
ciptaan Tuhan dengan buatan atau hasil karya manusia yang tidak sempurna.
Fitur
ini menghubungkan sisi afektif terhadap penerapan materi yang dipelajari.
10. Penilaian Diri
Berupa lembar ceklist sebagai ukuran siswa dalam memahami materi yang
telah
dipelajari dalam satu bab. Guru dapat memeriksa penilaian diri setiap siswa.
Tawarkan beberapa solusi bantuan kepada siswa yang memiliki kekurangan
dalam
memahami materi yang dipelajari.
A. Pendahuluan A. Pendahuluan
B. Ruang Lingkup Mata Pelajaran B. Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan
Fisika Indikator Pencapaian
C. Tujuan Pembelajaran C. Tujuan Pembelajaran
D. Strategi, Metode, dan Media D. Materi Pembelajaran
Pembelajaran Fisika E. Alat dan Bahan, Media, dan Sumber Belajar
E. Media dan Proses Pembelajaran F. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
F. Penilaian Proses dan Hasil G. Kegiatan Belajar Mengajar
Belajar Fisika H. Petunjuk Pengerjan Proyek
G. Kompetensi dan Materi Pokok I. Remedial dan Pengayaan
dalam Fisika J. Penilaian
K. Rangkuman
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia,
berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah
abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di
sekolah secara mandiri.
Kompetensi Inti 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan.
C. Tujuan Pembelajaran
Kurikulum 2013 dirancang untuk menciptakan keseimbangan antara
pengembangan sikap spiritual, sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, dan kerja sama
dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik. Tujuan pembelajaran Fisika
SMA/MA sebagai berikut.
1. Menambah keimanan peserta didik dengan menyadari hubungan keteraturan,
keindahan alam, dan kompleksitas alam dalam jagat raya terhadap kebesaran
Tuhan yang menciptakannya.
4 Petunjuk Umum Pembelajaran
2. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; ulet; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
sikap ilmiah dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
3. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai
wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan.
4. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat
bekerjasama dengan orang lain.
5. Mengembangkan pengalaman untuk menggunakan metode ilmiah dalam
merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan,
merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan
menafsirkan data, serta mengomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan
tertulis.
6. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan
deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan
berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif
maupun kuantitatif.
Guru membahas hasil kerja siswa. Apapun hasil yang dicapai, guru tidak boleh
menyalahkan. Sikap yang tepat adalah memberi masukan dan komentar yang
membangun. Diskusikan kesulitan dan kendala dalam melakukan kegiatan ini.
2. Prosedur
Catatlah peristiwa-peristiwa pada gambar tersebut.
3. Diskusi
Dengan memperhatikan gambar tersebut, diskusikan bersama kelompok
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.
a. Apakah hakikat Fisika?
b. Apa saja yang dipelajari dalam Fisika?
Langkah
Pembelajaran Kegiatan Belajar Siswa Kegiatan Guru
Kegiatan Belajar
Mengamati Mengamati dengan indra Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pengamatan.
misal membaca, mendengar, Siswa dituntut aktif dan guru melakukan
menyimak, melihat, me- penilaian keaktifan dan rasa ingin tahu siswa.
nonton dengan bantuan
alat maupun tidak.
Menanya Membuat dan mengaju- Guru perlu memahami kriteria pertanyaan dan teknik
kan pertanyaan tentang bertanya yang baik (lihat catatan)
informasi yang tidak di-
pahami dari apa yang di-
amati atau pertanyaan
untuk mendapatkan infor-
masi tambahan tentang
apa yang diamati (dimulai
dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanya an
yang bersifat hipotetik)
dalam melakukan eks-
perimen.
Catatan:
Dalam melakukan kegiatan menanya seorang guru perlu memperhatikan dua
hal yang penting berikut.
a. Kriteria pertanyaan yang baik
Kriteria pertanyaan yang baik adalah singkat dan jelas, menginspirasi
jawaban, memiliki fokus, bersifat probing atau divergen, bersifat validatif atau
penguatan, memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang,
merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, dan merangsang
proses interaksi.
b. Tingkatan pertanyaan
Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk
memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Guru harus memahami
kualitas pertanyaan sehingga menggambarkan tingkatan kognitif rendah
hingga tingkatan yang lebih tinggi. Bobot pertanyaan yang menggambarkan
tingkatan kognitif disajikan dalam tabel berikut.
3. Panduan Pengelolaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Sekolah
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) tidak hanya diberlakukan di
perusahaan atau industri, di sekolah pun K3 sangat penting untuk diperhatikan.
a. K3 di ruang laboratorium
1) Ruang laboratorium perlu dibangun sedemikian rupa sehingga aman
dan nyaman untuk melakukan kegiatan.
2) Di ruang laboratorium tersedia alat keselamatan kerja, misalnya tabung
pemadam kebakaran.
Format 1
Nama Satuan Pendidikan :...
Tahun Pelajaran :...
Kelas/Semester : . . ./. . .
Mata Pelajaran : Fisika
Butir Pos/
No. Waktu Nama Kejadian/Perilaku Tindak Lanjut
Sikap Neg
gelaskimia yang
dipecah- kan oleh
4. 3/9/2016 Beny Menyajikan Percaya + Diberi apresiasi/
hasildiskusi diri pujian
kelompok dan
menjawab sang-
gahan kelompok
lain dengan tegas
menggunakan argu-
mentasi yang logis
dan relevan
5. 14/10/2016 Cyntia Tidak mengum- Disiplin Ditanya alasan-
pulkan tugas nyatidakmengum-
pulkan tugas,
agar selanjutnya
selalumengumpul-
kan tugas
Format 3
Nama Satuan Pendidikan : . . .
Kelas/Semester : . . ./. . .
Tahun Pelajaran : . . ./. . .
Butir Pos/
No. Waktu Nama Kejadian/Perilaku
Sikap Neg
2) Penilaian Diri
Penilaian diri dilakukan dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam berperilaku.
Contoh lembar penilaian diri menggunakan daftar cek (checklist) pada
waktu kegiatan kelompok.
3) Penilaian Antarteman
Penilaian antarteman paling cocok dilakukan pada saat peserta
didik melakukan kegiatan kelompok. Setiap peserta didik diminta
mengamati/menilai dua orang temannya. Sebaliknya, dia juga dinilai
oleh dua orang teman lainnya dalam satu kelompok.
Contoh instrumen penilaian (lembar pengamatan) antarteman (peer
assessment) menggunakan daftar cek (checklist) pada waktu kerja
kelompok.
Format 5
Petunjuk:
1. Amati perilaku 2 orang temanmu selama mengikuti kegiatan
kelompok.
2. Isilah kolom yang tersedia dengan tanda cek () jika temanmu
menunjukkan perilaku yang sesuai dengan pernyataan untuk
indikator yang kamu amati atau tanda strip () jika temanmu tidak
menunjukkan perilaku tersebut.
3. Serahkan hasil pengamatan kepada bapak/ibu pendidik.
2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan merupakan penilaian untuk mengukur kemampuan
peserta didik berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif, serta kecakapan berpikir tingkat rendah sampai tinggi. Penilaian ini
berkaitan dengan ketercapaian Kompetensi Dasar pada KI-3 yang dilakukan oleh
guru mata pelajaran. Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik
penilaian.
a. Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis
untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan peserta
tes. Tes tertulis menuntut respons dari peserta tes yang dapat dijadikan
sebagai representasi dari kemampuan yang dimiliki. Instrumen tes tertulis
dapat berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian.
b. Tes Lisan
Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta
didik menjawab secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal ketika
pembelajaran. Jawaban peserta didik dapat berupa kata, frase, kalimat
maupun paragraf. Tes lisan menumbuhkan sikap peserta didik untuk berani
berpendapat.
Pendahuluan 4 Memuat: (1) pendahuluan (2) tujuan pembuatan laporan (3) latar
belakang masalah (4) hasil pengamatan dan pembahasan
(5) kesimpulan
3 Memuat tujuan dan 3 dari 4 butir lainnya
2 Memuat tujuan dan 2 dari 4 butir lainnya
1 Tidak memuat tujuan penyusunan laporan, ada salah satu atau
lebih dari 4 butir lainnya
0 Tidak memuat tujuan dan 4 butir lainnya
Skor
No. Nama Jumlah
Penda- Pelak- Ke- Keter- Nilai
Tampilan Skor
huluan sanaan simpulan bacaan
1. Adi 4 2 2 3 3 14 70
2. Yayan 4 3 3 3 3 16 80
3. Damar 3 3 3 4 2 15 75
Keterangan:
Skor ma ksimal = banyaknya kriteria x skor tertinggi setiap kriteria
Pada contoh di atas, skor maksimal = 5 4 = 20
jumlah skor perolehan 100%
Nilai tugas = jumlah skor maksimal
14
Pada contoh di atas nilai tugas Adi = 100% = 70.
20
d. Observasi
Observasi selama proses pembelajaran selain dilakukan untuk penilaian
sikap, juga dapat dilakukan untuk penilaian pengetahuan, misalnya pada
waktu diskusi atau kegiatan kelompok. Teknik ini merupakan cerminan dari
penilaian autentik.
Contoh format observasi terhadap diskusi kelompok
Format 7
Pernyataan/Indikator
Y T Y T Y T Y T
Heri
Isna
Afi
Keterangan:
Diisi tanda cek (): Y = ya/benar/tepat. T = tidak tepat.
Hasil observasi digunakan untuk mendeteksi kelemahan/kekuatan
penguasaan kompetensi pengetahuan dan memperbaiki proses
pembelajaran khususnya pada indikator yang belum muncul.
3 Simpulan tepat
1. Adi 3 5 4 2 14 74
2. Pandu 3 5 3 3 13 74
3. Yunita 2 4 4 2 12 63
Keterangan:
Skor maksimal = jumlah skor tertinggi setiap kriteria
Pada contoh di atas, skor maksimal = 3 + 7 + 6 + 3 = 19
1. Perencanaan: 6
Latar Belakang (tepat = 3; kurang tepat = 2; tidak tepat = 1)
Rumusan masalah (tepat = 3; kurang tepat = 2; tidak tepat = 1)
2. Pelaksanaan: 12
a. Pengumpulan data/informasi (akurat = 3; kurang akurat = 2; tidak
akurat = 1)
b. Kelengkapan data (lengkap= 3; kurang lengkap = 2; tidak lengkap =
1)
c. Pengolahan dan analisis data (sesuai = 3; kurang sesuai = 2; tidak
sesuai = 1)
d. Kesimpulan (tepat = 3; kurang tepat = 2; tidak tepat = 1)
3. Pelaporan hasil: 12
a. Sistematika laporan (baik = 3; kurang baik = 2; tidak baik = 1)
b. Penggunaan bahasa (sesuai kaidah= 3; kurang sesuai kaidah = 2;
tidaksesuai kaidah = 1)
c. Penulisan/ejaan (tepat = 3; kurang tepat = 2; Tidak tepat/banyak
kesalahan =1)
d. Tampilan (menarik= 3;kurang menarik= 2;tidak menarik= 1)
Skor maksimal 30
Cara penilaian:
jumlah skor perolehan 100%
Nilai proyek = jumlah skor maksimal
Aspek penilaian dapat diberi pembobotan, misalnya perencanaan 20%,
pelaksanaan 40%, dan pelaporan 40%.
c. Produk
Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik
membuat produk-produk, teknologi, dan seni, seperti: makanan (contoh:
tempe, kue, asinan, baso, dan nata de coco), pakaian, sarana kebersihan
(contoh: sabun, pasta gigi, cairan pembersih dan sapu), alat-alat teknologi
(contoh: adaptor ac/dc dan bel listrik), hasil karya seni (contoh: patung,
lukisan, dan gambar), dan barang-barang terbuat dari kain, kayu, keramik,
plastik, atau logam.
Contoh Penilaian Produk
Format 10
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X/2
Nama Proyek : Merancang Peralatan Sederhana Menyerupai Pembangkit
Listrik Tenaga Air
Nama Peserta Didik : Kelas :
Skor**
No. Aspek*
1 2 3 4
1. Perencanaan Bahan
2. Proses Pembuatan
a. Persiapan alat dan bahan
b. Teknik pengolahan
c. K3 (Keamanan, Keselamatan dan Kebersihan)
3. Hasil Produk
a. Bentuk fisik
b. Kelengkapan bahan
c. Ketahanan/keawetan
Total Skor
3. Vektor 9
4. Gerak Lurus 12
Semester 2
1. Dinamika Partikel 14
5. Getaran Harmonis 12
A. Pendahuluan
Fisika banyak bermanfaat bagi kehidupan manusia. Berbagai hal dalam
kehidupan banyak menggunakan konsep Fisika. Sebagai contoh penerapan Fisika
dalam bidang kedokteran dan kesehatan, bidang pertanian, bidang transportasi, bidang
industri, bidang komunikasi, dan bidang energi. Penerapan Fisika dalam bidang
kedokteran dan kesehatan seperti penemuan rontgen untuk mendeteksi patah tulang
dan penemuan laser untuk memecah batu ginjal dalam tubuh manusia. Penerapan
Fisika dalam bidang pertanian membantu kerja petani. Penerapan Fisika dalam
bidang transportasi seperti penemuan kereta maglev dan penemuan konsep tekanan
dalam ruang tertutup sehingga membantu menciptakan konsep mesin berbahan bakar
minyak. Penerapan Fisika dalam bidang industri diterapkan pada scanning ultrasonik
dan penggunanaan sonar dalam bidang kelautan. Sementara itu, penerapan Fisika
dalam bidang komunikasi terdapat
Cara Pencapaian
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
3.1 Menerapkan hakikat ilmu Dicapai melalui kegiatan Menjelaskan hakikat Fisika.
Fisika, metode ilmiah, dan pembelajaran di kelas dan Menjelaskan peranan Fisika
keselamatan kerja di labo- di luar kelas melalui ke- bagi kehidupan manusia.
ratorium serta peran fisika giatan Mari Bereksplorasi, Menjelaskan metode ilmiah.
dalam kehidupan. Review, dan Tugas Mandiri. Menjelaskan keselamatan
kerja ketika di laboratorium.
4.1 Membuat prosedur kerja Dicapai melalui kegiatan Menerapkan metode ilmiah
ilmiah dan keselamatan Mari Bereksplorasi dan dan keselamatan kerja baik
kerja misalnya pada peng- Tugas Mandiri. di dalam sekolah maupun
ukuran kalor. di luar sekolah.
Membuat prosedur kerja
ilmiah dan keselamatan
kerja.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:
1. memahami hakikat Fisika;
2. memahami peranan Fisika dalam kehidupan;
3. memahami metode ilmiah dalam belajar Fisika;
4. memahami keselamatan kerja di laboratorium;
5. membuat prosedur kerja ilmiah dan keselamatan kerja.
D. Materi Pembelajaran
1. Fisika dan Peranan dalam Kehidupan
2. Metode Ilmiah dan Keselamatan Kerja
1. Pertemuan I (2 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan pertama bertujuan memahami konsep Fisika dan peranan
dalam kehidupan. Dalam mempelajarinya, siswa akan membahas tentang
hakikat Fisika dan peranan Fisika dalam kehidupan manusia. Hal yang perlu
disiapkan oleh guru sebelum mengajar yaitu memahami tentang kegiatan
Apersepsi yang berhubungan dengan penggunaan termometer, Mari
Bereksplorasi tentang ruang lingkup Fisika, serta materi hakikat Fisika dan
peranan Fisika dalam kehidupan manusia. Selain itu, guru menyiapkan
gambar yang berhubungan dengan kegiatan apersepsi dan kegiatan
Mari Bereksplorasi: Ruang Lingkup Fisika.
2. Pertemuan II (2 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan kedua bertujuan membahas tentang metode ilmiah dan
keselamatan kerja. Pertemuan kedua ini guru akan membahas tentang soal
review pertemuan pertama, membahas kegiatan Bertindak Kreatif,
membahas Mari Bereksplorasi: Metode Ilmiah Fisika dalam Kehidupan,
membahas materi tentang metode ilmiah, berdiskusi tentang keselamatan
kerja, dan membahas kegiatan Tugas Mandiri tentang konsep keselamatan
kerja. Langkah yang harus dilakukan oleh guru untuk persiapan mengajar
yaitu mempelajari tentang Review subbab A, mempelajari kegiatan Mari
Bereksplorasi, mempelajari materi metode ilmiah dan keselamatan kerja,
dan mempelajari kegiatan Tugas Mandiri: Keselamatan Kerja pada
Praktikum tentang Kalor.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning dan Discovery
2) Metode Pembelajaran: Pemberian Tugas, Diskusi, Tanya Jawab,
Demonstrasi.
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru memulai pelajaran dengan menanyakan pemahaman siswa
setelah membahas subbab A pada pertemuan sebelumnya dan
Buku Guru Fisika Kelas X 33
kegiatan Bertindak Kreatif subbab A. Selanjutnya, guru mengajak
siswa membahas soal Review subbab A. Kegiatan selanjutnya guru
mengajar tentang Mari Bereksplorasi: Metode Ilmiah Fisika dalam
Kehidupan, materi metode ilmiah dan keselamatan kerja, serta
membahas tentang kegiatan Tugas Mandiri.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru berdiskusi dengan siswa membahas soal Review subbab
A.
(2) Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi: Metode
Ilmiah
Fisika dalam Kehidupan. Guru meminta siswa untuk saling
bekerja sama dan bersikap aktif ketika melakukan kegiatan
tersebut. Guru dapat menyiapkan peralatan berupa termometer
dan tensimeter.
(a) Mengamati
Mengamati kegiatan-kegiatan yang ditunjukkan oleh gambar
pengukuran suhu badan menggunakan termometer dan
pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter. Pada
pengukuran suhu badan akan diperoleh data suhu badan
setiap siswa. Sementara itu, ketika siswa melakukan
pengukuran tekanan darah, siswa akan memperoleh data
tekanan sistolik dan tekanan diastolik.
(b) Menanya
(1) Menanyakan suhu manusia dalam kondisi sehat.
(2) Menanyakan tekanan darah manusia dalam kondisi
sehat.
(3) Menanyakan suhu dan tekanan darah siswa lain.
(c) Mengumpulkan Informasi
(1) Mencari tahu suhu manusia normal dari literatur.
(2) Mencari tahu tekanan darah manusia normal dari
literatur.
(3) Menganalisis kondisi suhu dan tekanan darah siswa
lain.
(d) Mengasosiasikan
Menuliskan dan menyimpulkan hasil pengamatan suhu dan
tekanan darah.
(e) Mengomunikasikan
Menulis hasil pengamatan dalam bentuk laporan dan
mengomunikasikan di depan kelas
Catatan:
Kegiatan ini membutuhkan beberapa termometer dan tensimeter.
Jika peralatan sekolah untuk melakukan kegiatan tersebut tidak
mencukupi, guru dapat mendemonstrasikan di depan kelas dan
melakukan pengukuran suhu dan tekanan darah siswa secara
bergantian. Melalui kegiatan ini, guru dapat menilai siswa dari
sikap kerjasama, keaktifan, dan pemahaman tentang metode
ilmiah yang diterapkan dalam kegiatan Mari Bereksplorasi.
t l
= 2 g
n
2 l
t
n = (2 )2 g
2
2 n
g= t
l
g. Pengambilan kesimpulan: melalui hasil perhitungan dan
dibandingkan data literatur akan memperoleh data
percepatan gravitasi suatu tempat.
5. Jika berhubungan dengan listrik yang harus dilakukan untuk
keselamatan kerja sebagai berikut.
a. Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai, antara lain:
sepatu bot dari bahan karet atau berisolasi dan tidak
diperkenankan dengan kaki telanjang.
b. Memastikan tangan dan kaki tidak dalam kondisi basah
pada waktu bekerja yang berhubungan dengan instalasi
listrik.
c. Memasang/memberi tanda bahaya pada setiap peralatan
instalasi listrik yang mengandung risiko atau bahaya.
d. Memastikan sistem pentanahan (grounding) untuk panel
atau instalasi listrik yang dipergunakan untuk bekerja
sudah terpasang dengan baik.
e. Melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap panel atau
instalasi listrik lainnya, bila petugas pemeriksa
menemukan pintu panel dalam keadaan terbuka atau tidak
terkunci maka petugas tersebut harus memeriksa keadaan
panel tersebut dan segera mengunci.
f. Memeriksa kondisi kabel listrik, jika menemukan kabel
listrik dalam kondisi terkelupas atau sambungan tidak
dibalut dengan isolasi harus segera diperbaiki dengan
membungkus kabel listrik tersebut dengan bahan isolator.
g. Menempatkan dan mengatur sedemikian rupa terhadap
jaringan atau instalasi listrik untuk menghindari terjadinya
kecelakaan kerja akibat listrik.
h. Menyesuaikan ukuran dan kualitas kabel listrik yang
dipergunakan disesuaikan dengan kebutuhan.
I. Penilaian
Tabel 1.2 Penilaian Pembelajaran
No. Peruntukan Teknik Penilaian Bentuk Penilaian Format Penilaian
A. Pendahuluan
Pembelajaran fisika diawali dari aktivitas yang ada di awal bab ini. Foto aktivitas
penimbangan beras di pasar dapat menggambarkan secara singkat isi dari bab ini
yaitu mengenai pengukuran secara ilmiah.
Dalam bab ini akan dibahas mengenai besaran-besaran fisika dan
pengukurannya. Dalam pengukuran besaran fisika, hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah ketelitian alat ukur yang digunakan dan ketidakpastian dalam pengukuran.
Oleh karena itu, ketidakpastian dalam pengukuran dan notasi ilmiah juga akan
dibahas dengan tuntas dalam bab ini.
Cara Pencapaian
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Menjelaskan pengukuran
besaran-besaran fi sika,
alat ukut yang sesuai, dan
cara penggunaannya.
Menjelaskan penggunaan
angka penting, notasi ilmiah,
dan ketidakpastian dalam
pengukuran untuk melapor-
kan hasil pengukuran.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:
1. menganalisis besaran-besaran fisika dan dimensinya;
2. melakukan pengukuran besaran-besaran fisika menggunakan alat ukur yang tepat;
3. menganalisis hasil pengukuran berdasarkan notasi ilmiah dan angka penting;
4. menganalisis ketidakpastian pengukuran tunggal dan berulang;
5. menjelaskan ketelitian dan ketepatan hasil pengukuran;
6. mengolah data dan menyajikannya dalam bentuk grafik.
D. Materi Pembelajaran
1. Besaran-Besaran Fisika
2. Penguiuran Besaran-Besaran Fisika
1. Luas m2 [L] 2
2. Kecepatan m/s [L][T] 1
3. Percepatan m/s 2 [L][T] 2
4. Berat kg ms2 [M][L][T] 2
5. Volume m3 [L] 3
6. Gaya kg m/s 2 [M][L][T] 2
7. Usaha kg m2/s 2 [M][L] 2 [T] 2
8. Daya kg m2/s 3 [M][L] 2 [T] 3
9. Massa jenis kg/m 3 [M][L] 3
2. Pertemuan II (2 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan kedua ini siswa melakukan pengukuran menggunakan
berbagai alat ukur. Kegiatan ini dilaksanakan di ruang laboratorium. Alat
dan bahan yang harus dipersiapkan guru antara lain neraca digital, neraca
sama lengan, neraca ohaus, batu atau kelereng, mistar, jangka sorong, dan
mikrometer
Buku Guru Fisika Kelas X 47
sekrup. Jika jumlah alat hanya sedikit, aturlah agar siswa melakukan
kegiatan pengukuran secara bergantian. Guru juga dapat menyediakan alat
ukur lainnya. Tujuan pembelajaran ini agar siswa dapat menggunakan
berbagai alat ukur. Materi untuk guru:
Hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam kegiatan pengukuran
sebagai berikut. Guru hendaknya menekankan kepada siswa agar
memperhatikan posisi nol alat yang digunakan sebelum memulai
pengukuran. Untuk pengukuran panjang, ujung benda awal berimpit
dengan angka nol. Untuk pengukuran massa, posisi neraca setimbang saat
tidak ada benda di piring beban. Jika belum setimbang, kalibrasikan dengan
memutar sekrup kalibrasi. Dalam pengukuran, posisi mata harus tegak lurus
dengan skala yang ditunjuk, untuk menghindari paralaks. Perhatikan
gambar berikut.
(b)
Keterangan:
(a) (c) Cara pembacaan (a) dan (c) salah karena
dapat menimbulkan kesalahan paralaks. Cara
pembacaan (b) adalah cara yang benar.
8 9
Massa Pokok
Energi Turunan
Momentum Turunan
Suhu Pokok
Kecepatan Turunan
45
6 7
40
6,5 7,5
35
Jawaban:
Skala utama = 7,5 mm = 7,50 mm
Skala nonius = 40(0,01 mm) = 0,40 mm
+
Hasil pengukuran = 7,90 mm
Ketidakpastian
1
= skala terkecil = 0,005 mm
2
Pelaporan = x x
= 7,90 0,005 mm
= 7,900 0,005 mm
4. Sebuah partikel bergerak dengan persamaan posisi x = At Bt3, x dalam
meter dan t dalam sekon. Tentukan dimensi A dan B!
Jawaban:
x m
a. A= =
t s
[A] = [L][T]1
x
b. B= 3 =
m
t s
3
[B] = [L][T]3
Jadi, dimensi A = [L][T]1 dan dimensi B = [L][T]3.
n
xi
a0 = (y) 2 i =1
2
n
n
n xi xi
i =1 i =1
a1 = (y)2 n
2
n n
n xi xi
i =1 i =1
Sumber: Edi Istiyono, 2006
J. Rangkuman
1. Fisika merupakan bagian ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda
konkret.
Pembelajaran yang cocok untuk mempelajari fisika dan peranannya bagi
kehidupan
yaitu problem based learning. Melalui permasalahan-permasalahan yang disajikan
guru, siswa akan terlatih untuk berpikir kritis dalam mempelajari fisika dan
peranannya bagi kehidupan serta mengagumi kebesaran Tuhan yang telah
menciptakan alam semesta beserta isinya.
2. Besaran-besaran fisika dan satuannya dipelajari siswa melalui kegiatan eksplorasi
besaran-besaran fisika yang dilakukan di lingkungan sekitar. Selanjutnya, guru
bersama-sama siswa mendiskusikan besaran-besaran fisika dan satuannya dalam
pembelajaran. Siswa diharapkan dapat melakukan pengukuran besaran-besaran
fisika. Oleh karena itu, model pembelajaran yang tepat yaitu discovery. Melalui
metode
tersebut, siswa akan terbiasa memiliki sikap-sikap ilmiah yang baik. Siswa
melakukan pengukuran besaran panjang, massa, dan waktu secara berkelompok,
serta mempelajari ketelitian dan kesalahan dalam pengukuran.
3. Siswa harus dapat menyajikan hasil pengukuran baik pengukuran tunggal
maupun
pengukuran berulang dan menghitung ketidakpastiannya berdasarkan aturan
angka
penting. Siswa juga harus dapat membuat grafik dari hasil percobaannya.
56 Besaran Fisika dan Pengukurannya
Vektor
Mengenal Vektor
Operasi Vektor
Menjelaskan vektor Menjelaskan operasi vektor
A. Pendahuluan
Untuk menjelaskan materi tentang besaran vektor, sebaiknya guru menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning dan Discovery. Sebelum melakukan
kegiatan pembelajaran, sebaiknya guru memberikan pengantar tentang vektor yang
dapat memotivasi pembelajaran siswa. Jika siswa telah termotivasi dalam belajar,
siswa diarahkan melakukan kegiatan observasi dan diskusi dengan temannya untuk
lebih memahami konsep vektor.
Pada awal maupun akhir pembelajaran, guru menjelaskan melalui contoh
penerapan vektor dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa mengerti bahwa
vektor mempunyai peranan dalam kehidupan. Misal perjalanan dari satu daerah ke
daerah lain merupakan suatu vektor perpindahan. Pengetahuan tentang vektor
saat ini dikembangkan pada aplikasi GPS dan radar untuk menentukan posisi kita.
Dari aplikasi tersebut kita dapat menentukan jauhnya perpindahan posisi yang
dilakukan atau letak daerah yang dituju.
Adapun ketika mengajar, siswa diajak bereksplorasi dan melakukan perhitungan
vektor supaya siswa menerapkan perilaku ilmiah seperti berperilaku jujur dalam
melakukan kegiatan eksplorasi, disiplin dalam mengerjakan setiap tugas,
menanamkan sikap gotong royong, kerja sama, toleransi, dan berbicara secara santun
ketika kerja kelompok.
Cara Pencapaian
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini siswa mampu:
1. menggambarkan dan menentukan komponen-komponen vektor;
2. menjumlahkan vektor secara geometris;
3. menjumlahkan vektor secara analitis;
4. menjumlahkan vektor berdasarkan vektor satuan.
D. Materi Pokok
1. Mengenal Vektor
2. Operasi Vektor
58 Besaran Vektor
d. Statif
e. Neraca
f. Katrol
g. Beban m1, m2, dan m3.
2. Media Belajar
a. Gambar
b. Video atau animasi pembelajaran
c. Benda-benda di sekitar
3. Sumber Belajar
a. Fisika untuk Sains dan Teknik Bab Vektor, halaman 85 Serway dan Jewet
b. Fisika untuk SMA/MA Kelas X Bab Vektor, halaman 59 Marthen Kanginan
c. Fisika Mengungkap Fenomena Alam, Bab Besaran dan Satuan, Subbab
Penjumlahan dan Perkalian Vektor, halaman 23 Hartanto dan Reza Widya
Satria
tangen = y
x
b) Penguraian Vektor
Guru menyiapkan materi proses penguraian vektor ke dalam
sumbu X dan sumbu Y. Adapun contoh penguraian vektor dalam
arah sumbu X dan sumbu Y seperti berikut ini.
G
F G
2 F2y
G
F1y F
1
G G
F3x F4x
G G
F2x F1x
G G
F F3y
3
G G
F4y F
4
60 Besaran Vektor
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning
2) Metode Pembelajaran: Demonstrasi dan Diskusi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pertemuan pertama dengan mengajak siswa
mengamati gambar apersepsi. Dalam gambar itu terlihat dua tim
tarik
tambang sedang melakukan aktivitas yang sangat terkait dengan
besaran vektor. Guru menekankan peristiwa ini pada kondisi ketika
sebuah tim harus bergerak berlawanan arah dengan gaya tarik yang
mereka lakukan. Kondisi inilah yang akan digunakan untuk
menjelaskan inti dari besaran vektor, yaitu besaran yang tidak hanya
dihitung dari besarnya, tetapi juga arahnya.
b) Kegiatan Inti
Guru meminta siswa untuk mendemonstrasikan kegiatan Mari
Bereskplorasi: Menyelidiki Perpindahan sebagai Vektor. Tujuan
kegiatan ini untuk membedakan jarak dan perpindahan. Jarak
adalah
contoh dari besaran scalar, sementara vekor adalha contoh dari
besarn
vektor.
(1) Mengamati
Mengamati jarak dan perpindahan berdasarkan gerakan objek.
Objek berpindah dengan panjang lintasan dan arah lintasan
yang
ditentukan.
(2) Menanyakan
(a) Menanyakan perbedaan antara jarak dan perpindahan.
(b) Menanyakan besar dari jarak tempuh dan perpidahan.
(c) Menanyakan besaran yang termasuk skalar dan besaran
yang termasuk vektor.
(d) Menanyakan resultan vektor perpindahan yang dilakukan
objek.
(3) Mengasosiasi
Menganalisis jarak dan perpindahan yang dilakukan objek
kemudian menjawab pertanyaan pada poin diskusi berdasarkan
hasil analisis yang dilakukan secara berkelompok.
(4) Mengomunikasikan
Melaporkan hasil diskusi kemudian menyampaikan hasilnya di
depan kelas dalam forum diskusi.
Catatan: Kegiatan ini dilakukan di luar kelas. Jika tidak memungkin-
kan, kegiatan dapat diubah dengan alat peraga seperti
mobil
mainan. Ingatkan siswa untuk bekerja sama dengan baik
selama kegiatan berlangsung. Metode demonstrasi dapat
diganti dengan membagi kelas menjadi beberapa kelompok
yang terdiri dari 45 orang siswa supaya siswa lebih aktif
mengembangkan kreativitas dalam menentukan arah
perpindahan.
Buku Guru Fisika Kelas X 61
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran yang telah dilakukan, lalu
memberikan tugas Review dan dikumpulkan pada pertemuan
selanjutnya.
c. Kunci Jawaban
Mari Bereksplorasi: Menyelidiki Perpindahan sebagai Vektor
Jarak yang ditempuh A = 2 m + 4 m + 5 m = 11 m
Siswa A
G
A1 = 2m
A2 = 4
G
RA
m
G
G
A3 = 5m
G G G
1 2
2 2
Perpindahan A = RA = (A3 A ) + A
= (5 2)2 + 4 2 m 9 + 16 m = 5 m
=
Jarak termasuk besaran skalar karena dihitung berdasarkan panjang lintasan
yang ditempuh dan tidak memperhatikan arah.
Perpindahan termasuk besaran vektor karena dihitung dengan
memperhatikan arah gerak dari posisi awal dan akhir.
Vektor-vektor yang dikerjakan A:
G
A1 = 2 m ke timur
G
A2 = 4 m ke selatan
G
A3 = 5 m ke barat
Resultan vektor yang dikerjakan A merupakan vektor yang ditarik dari posisi
awal A ke posisi akhir A. Resultan vektor A merupakan perpindahan siswa
A.
G
Resultan vektor yang dikerjakan A adalah RA = 5 meter.
G
RAx = 3 m Y
G
RAy = 4 m
Siswa B
G G 1 G
B x = B cos 30 = 10( 3 )m= 5 3 m G
By B = 10 m
2
G G 1
By = B sin 30 = )m= 5m
10(
2 30
G X
Bx
Sumber: Dokumen Penerbit
G
Gambar 3.4 Penguraian vektor B
62 Besaran Vektor
2. Pertemuan II ( 3 45 Menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan kedua bertujuan mengajarkan materi operasi vektor. Materi
operasi vektor yang diajarkan seperti penjumlahan dan pengurangan vektor.
Hal-hal yang harus dipahami dan disiapkan oleh guru sebagai berikut.
1) Guru menyiapkan materi tentang penjumlahan vektor secara geometris.
Anda sebaiknya mempersiapkan kegiatan eksplorasi materi
penjumlahan
vektor serta dengan metode poligon dan metode jajargenjang.
2) Guru menyiapkan materi berupa penjumlahan vektor secara analitis.
Guru menyiapkan pertanyaan soal yang berhubungan dengan
pertemuan kemarin terkait penguraian vektor di sumbu X maupun
sumbu Y. Adapun kegiatan guru selanjutnya, guru sebaiknya
menyiapkan persoalan penjumlahan vektor untuk dikerjakan
menggunakan metode poligon, metode jajargenjang, dan metode
analitis untuk dibandingkan hasilnya.
3) Guru mempelajari materi penjumlahan dan pengurangan vektor
berdasarkan komponen vektor satuan.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based
Learning
2) Metode Pembelajaran: Diskusi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru mengawali pembelajaran dengan sedikit mengulas materi yang
telah disampaikan dalam pertemuan sebelumnya. Hal ini penting
untuk mengingatkan siswa agar siap menerima materi yang masih
terkait dengan besaran vektor.
b) Kegiatan Inti
Guru meminta siswa melukiskan vektor bidang dalam kertas
milimeter
block. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih keterampilan siswa
dalam
menentukan resultan vektor secara polygon dan jajargenjang.
Setelah
itu mencocokkannya dengan metode analitis.
(1) Mengamati
Mengamati dua buah vektor yang diresultankan dengan
metode
polygon dan jajargenjang.
(2) Menanyakan
(a) Menanyakan panjang vektor resultan dari metode polygon
dan jajargenjang.
(b) Menanyakan perbandingan vektor resultan dengan metode
geometri dan analitis.
(3) Mengasosiasi
Menganalisis vektor dengan metode geometri dan analitis, lalu
membandingkan hasilnya.
(4) Mengomunikasikan
Melaporkan hasil analisis secara individu dan mempresentasi-
kannya di depan kelas dalam forum diskusi kelas. Seluruh
siswa
harus aktif terlibat.
= 25 + 9 + 30 2 ( 1
)
= 49 = 7 satuan
G
Jadi, vektor resultan Y sebesar 7 satuan.
G
b) Z G
K
64 Besaran Vektor
Hasil penjumlahan vektor menggunakan metode poligon dan
jajargenjang memberikan hasil yang sama yaitu 7 cm. Hasil tersebut
juga dibuktikan dengan penjumlahan vektor secara analitis.
2) Review (subbab A)
G
F1 = 30 N
1. a.
G
F2 = 50 N
b.
c.
G
F3 = 40 N
2. Y
25 2
X
0 45
vG = m/s
50
25 2
G
v = 25 2 i 25 2
G
v = ( 25 2 , 25 2 )
JG JG
3. F1x = 30 N F 1y = 30 3 N
JG JG
F 2 x = 10 3 F 2 y = 10 N
N JG
JG
4. a. F1 = 30 + 30 3 j F1 = (30, 30 3 )
i JG
JG N
b. F 2 = 10 3 10 j F2 = (10 3 , 10)
i N
G
5. a. v = 13 m/s
G
b. x = 25 m
2) Bertindak Kreatif
Arah tarikan yang paling efektif G
w
adalah 3
G
v
G
vx T
Sudut antara arah timur laut dan arah utara sebesar 45 sehingga:
vG = vG cos = 20 cos 45 = 10 2
x
G G
v = v sin = 20 sin 45 = 10 2
y
Jadi, kecepatan ke arah timur 10 2 m/s dan ke arah utara juga
10 2 m/s.
G G G
3. vR v 12 + v22 m/s
R =
= 10 2 + 5 2 m/s
= 5 5 m/s
G G2 G 2 GG
7. R = F1 + F2 + 2F1 F2 cos 120
2 2 1
= (60) + (40) + 2(60)(40)( )
2
= 20 7
Jadi, resultan kedua gaya sebesar 20 7 N.
68 Besaran Vektor
9.
2 2
R = A + B + 2AB cos
2 2
= (20, 0) + (35, 0) + 2(20, 0)(35, 0) cos 60 48,2 km
Resultan jarak yang ditempuh mobil 48,2 km.
60
F x = F cos G
F
G
y F = 20 N
30
1
= 20 N 2 3
G G 30
F y = F sin 30 G X
F
x
= 20 N ( 21 ) = 10 N
3. Fikri berkendara dengan sepeda motor ke timur sejauh 10 km, lalu berbelok
ke selatan sejauh 7 km. Setelah beristirahat 10 menit, Fikri melanjutkan
perjalanan ke timur sejauh 14 km. Berdasarkan data tersebut, gambarlah
vektor perjalanan Fikri dan tentukan jarak dan perpindahan yang dilakukan!
Jawaban:
G
x = 10 km
1
G
x2 = 7 km
G
RA
G
x = 14 km
3
a. Jarak = 10 km + 7 km + 14 km = 31
km b. Perpindahan
G 2 2
R = (10 + 14) + 7 km
= 576 + 49 km = 25 km
4. Diketahui vektor:
G
A = 4 i + 2
G
B = 5 i + 3 j
Tentu kan:
G G G G
a. A + B b. A B
Jawab an:
G G
a. A + B = (4 + 5) i + (2 + 3) j = 9 i + 5
G G
b. A B = (4 5) + (2 3) j = i
i
5. Puluhan siswa peserta Ujian Nasional di SD Hegarwaras di Desa
Sukamanah, Cianjur harus menyeberangi sungai selebar 80 meter untuk
sampai di sekolah. Para siswa rata-rata berenang untuk menyeberangi
sungai tersebut. Anggap kecepatan siswa berenang 14 m/s dan kuat arus
sungai 2 m/s. Jika siswa menyeberang dengan tegak lurus terhadap arus
sungai, berapa kecepatan berenang siswa?
Jawaban:
G
vR = vG s2 + Gv2a
2 2
= (14 m/s) + (2 m/s) = 10 2
Jadi, resultan kecepatan siswa berenang 10 2 N.
70 Besaran Vektor
2. Pengayaan
Apabila memungkinkan guru dapat memberikan materi pengayaan kepada
siswa untuk menambah wawasan. Materi sebaiknya dipelajari yaitu tentang
perkalian vektor baik cross product maupun dot product. Materi tersebut sebagai
bahan pengayaan dalam pembelajaran vektor. Secara garis besar ada dua macam
perkalian vektor.
1) Perkalian noktah (titik) dua vektor atau perkalian skalar atau perkalian
dalam vektor (dot product).
2) Perkalian silang dua vektor atau perkalian vektor atau perkalian luar (cross
product).
Pada materi penjumlahan vektor telah dibahas mengenai vektor dimensi
dua. Vektor dimensi tiga terbentuk dari tiga komponen yang saling tegak lurus,
yaitu: komponen pada arah x, y, dan z dengan vektor satuan berturut-turut i , j
, dan k .
1) Perkalian Noktah (Titik) Dua Vektor (Dot Product)
G
Apabila ada 2 vektor masing-masing a = a x i + a yj + z
k dan
G
a
b = bx i + by j + bz dikalikan noktah akan diperoleh besaran skalar.
k
G G
a b = s = axbx + ayby + azbz
G G
a b = ab cos
dengan:
G G
a = a = besar a
G G
b = b = besar b
G G
= sudut antara a dan b
2) Perkalian Silang Dua Vektor (Cross Product)
G G
aApabila 2 vektor masing-masing = a i + + a k dan b = b i +
j
+b k
b
a
x y z x y z
G
dikalikan silang akan diperoleh vektor lain c .
G G G
a b = c
G
aG b = (aybz azby) i + (azbx axbz) j + (axby aybx) k
k k = k i i k =
0 =
G
b
G
c (b)
I. Penilaian
Tabel 3.2 Penilaian Pembelajaran
No. Peruntukan Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Format Penilaian
J. Rangkuman
1. Kegiatan-kegiatan pada bab Vektor menuntut siswa mampu mendeskripsikan
vektor, mampu melakukan penjumlahan vektor sebidang dengan metode
poligon, dan jajargenjang.
2. Siswa dituntut mampu merancang vektor perpindahan sehingga memperdalam
pemahamannya terhadap konsep jarak dan perpindahan.
3. Siswa mampu menganalisis vektor dan menentukan resultannya dengan metode
penguraian vektor. Guru menekankan pentingnya kecermatan dalam
mengidentifikasi vektor yang bekerja pada sebuah benda dan jeli dalam
menentukan vektor komponennya dengan memperhatikan sudut yang dibentuk.
72 Besaran Vektor
Gerak Lurus
Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus Berubah Beraturan
Gerak Jatuh Bebas
Menjelaskan gerak lurus beraturan
Menjelaskan gerak jatuh bebas
dan gerak lurus berubah
beraturan
A. Pendahuluan
Bab Gerak Lurus menjelaskan tentang gerak benda tanpa mencari tahu
penyebabnya. Bab ini terdiri atas dua subbab yaitu Gerak Lurus Beraturan dan Gerak
Lurus Berubah Beraturan serta Gerak Jatuh Bebas. Subbab pertama membahas
mengenai gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan. Subbab kedua
membahas mengenai gerak jatuh bebas dan gerak yang melibatkan gerak jatuh bebas.
Dalam kehidupan sehari-hari, kelajuan dan kecepatan memiliki arti sama.
Namun, dalam fisika terdapat perbedaan (Serway, 2009). Guru memberikan
penjelasan kepada siswa agar berhati-hati saat mengerjakan soal yang melibatkan
besaran kelajuan dan kecepatan. Seringkali siswa lupa tentang penggunaan kecepatan
dan kelajuan. Ingatkan kepada siswa bahwa kecepatan merupakan besaran vektor,
sedangkan kelajuan merupa- kan besaran skalar. Begitu juga dengan jarak dan
perpindahan. Siswa sering menganggap jarak sama dengan perpindahan. Guru
harus sering mengingatkan siswa mengenai perbedaan besaran yang terkait pada
gerak lurus ini.
Cara Pencapaian
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
74 Gerak Lurus
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini siswa mampu:
1. menjelaskan pengertian benda bergerak;
2. menjelaskan perbedaan jarak dan perpindahan;
3. menjelaskan perbedaan kelajuan dan kecepatan;
4. mejelaskan perbedaan gerak dengan kecepatan konstan dan gerak dengan
percepatan konstan;
5. menggunakan persamaan gerak lurus beraturan dalam menyelesaiakan persoalan;
6. menggunakan persamaan gerak lurus berubah beraturan dalam menyelesaikan
persoalan;
7. menggunakan persamaan gerak yang melibatkan gerak jatuh bebas dalam
menyelesaikan persoalan;
8. menggambar grafik gerak lurus.
D. Materi Pembelajaran
1. Gerak Lurus
2. Gerak Jatuh Bebas
2. Pertemuan II (3 45 Menit)
a. Persiapan Mengajar
Guru menyiapkan beberapa alat ukur jarak (penggaris atau rol meter) dan
alat ukur waktu (stopwatch) untuk melakukan Mari Bereksplorasi: Apa
Beda Gerakan Benda di Meja Datar dan Papan Miring?
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran:
Discovery
2) Metode Pembelajaran: Pemberian Tugas dan Resitasi, Diskusi, Tanya
Jawab, Demonstrasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai kelompoknya dan
menyiapkan alat yang akan digunakan untuk melakukan kegiatan
Mari Bereksplorasi: Samakah Gerakan Benda di Meja Datar dan
Papan Miring?
b) Kegiatan Inti
Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi: Samakah Gerakan
Benda di Meja Datar dan Papan
Miring?
(1) Mengamati
Mengamati gerakan orang naik sepeda di jalan datar dan jalan
menurun.
(2) Menanya
(a) Menanya pengaruh perbedaan lintasan terhadap gerakan
benda.
(b) Memprediksi gerak benda berdasarkan lintasan.
(3) Mengumpulkan Informasi
Melakukan percobaan sesuai prosedur dan mencari informasi
tambahan bahan diskusi.
(4) Mengasosiasi
Mendiskusikan hasil kegiatan dan menghubungkannya dengan
informasi yang diperoleh, lalu menyimpulkan gerakan benda di
lintasan yang berbeda.
78 Gerak Lurus
(5) Mengomunikasikan
Menyampaikan hasil diskusi ke depan kelas.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan meminta siswa
menjawab pertanyaan pada fitur Bertindak Kreatif subbab A. Guru
menilai sikap rasa ingin tahu siswa dan kreativitas saat menjawab
pertanyaan.
c. Kunci Jawaban
1) Mari Bereksplorasi: Apa Beda Gerak Benda di Meja Datar dan Papan
Miring?
Meja datar dan papan miring termasuk lintasan lurus, sehingga
kedua
gerakan termasuk dalam gerak lurus. Gerak mobil mainan di meja datar
memiliki kecepatan yang tidak berubah. Gerak ini termasuk dalam gerak
lurus beraturan. Gerak mobil di papan miring memiliki kecepatan yang
berubah beraturan. Kecepatannya berubah karena memiliki percepatan
konstan. Gerak mobil mainan di papan miring tergolong gerak lurus
berubah beraturan.
2) Bertindak Kreatif
Diperlukan banyak informasi untuk menjawab pertanyaan di fitur
ini. Perlintasan kereta api yang akan dibangun tentu memiliki manfaat
misalnya transportasi menjadi lebih lancar. Akibatnya, distribusi barang
juga diharapkan semakin cepat. Akan tetapi kendala berupa sifat tanah
dan keadaan geografi juga akan menambah biaya pembangunan. Siswa
diminta mencari tambahan info tentang dampak pembangunan
perlintasan
kereta api terhadap transportasi yang sudah ada sebelumnya.
GLB
F
Di soal Ujian Nasional pernah ditanyakan tentang gerak mobil dari jejak
tetesan oli. Prinsipnya hampir sama dengan ticker timer, hanya saja
pembacaan titik searah dengan gerak mobil.
Pembacaan gerak mobil yang bergerak ke kanan digambarkan sebagai
berikut.
GLBB diperlambat
GLBB dipercepat
GLB
GLBB dipercepat
GLBB diperlambat
GLB
80 Gerak Lurus
b) Kegiatan Inti
Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksperimen: Gerak Lurus
Berubah Beraturan (GLBB).
(1) Mengamati
Mengamati benda yang bergerak di bidang miring licin.
(2) Menanya
Menanya karakteristik gerak lurus berubah beraturan.
(3) Mengumpulkan Informasi
(a) Melakukan percobaan gerak lurus berubah beraturan sesuai
prosedur.
(b) Mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan gerak
lurus berubah beraturan.
(4) Mengasosiasi
(a) Mendiskusikan hasil praktikum, lalu menghubungkannya
dengan informasi yang diperoleh.
(b) Menyimpulkan karakteristik gerak lurus berubah
beraturan.
(5) Mengomunikasikan
Mempresentasikan laporan sementara di depan kelas.
Catatan:
Saat melakukan kegiatan ini diperlukan kerja sama dan
kesungguhan.
Guru menilai sikap siswa saat kegiatan berlangsung.
c) Kegiatan Penutup
Guru meminta siswa melakukan Tugas Mandiri: Mana yang Lebih
Cepat Sampai di Tanah? di rumah dan membuat resumenya.
Resume Tugas Mandiri dan laporan kegiatan hari ini dikumpulkan
pada pertemuan selanjutnya.
c. Kunci Jawaban
Mari Bereksperimen: Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak lurus yang memiliki kecepatan
berubah terhadap waktu dan memiliki percepatan tetap.
Pada gerak lurus berubah beraturan berlaku persamaan:
1
s =2 v t +
at t 0 2
1 at2 .
Oleh karena v0 = 0, persamaannya menjadi st = Percepatan dapat dicari
2
2s
dengan persamaan a = 2 . Mencari kecepatan akhir bola dapat
t
menggunakan
2s 2s
persamaan vt = at = 2 t=
t t
Keterangan:
st = jarak (m)
v 0 = kecepatan awal benda = 0 (pada percobaan, benda mula-mula dalam keadaan
diam)
vt = kecepatan benda saat t (pada percobaan, merupakan kecepatan benda sampai di
ujung
bidang) (m/s)
a = percepatan benda (m/s2)
s v
v0
t t
0 0
Gambar 4.5 Grafik st pada Gambar 4.6 Grafik vt pada GLBB
GLBB
Jika hasil grafik yang digambarkan oleh siswa tidak seperti gambar di
atas, guru sebaiknya tidak menyalahkan. Berikan faktor yang
mengakibatkan hasil menjadi tidak sesuai. Misal alat yang tidak presisi atau
pengukuran yang tidak akurat. Bimbing siswa untuk belajar menemukan
faktor-faktor yang meng- akibatkan percobaan mereka tidak sesuai dengan
hasil percobaan.
4. Pertemuan IV (3 45 Menit)
a. Persiapan Mengajar
Guru menyiapkan bahan diskusi dan bahan materi mengenai gerak jatuh
bebas. Pada pertemuan ini guru dapat menjelaskan keterlibatan percepatan
gravitasi dalam gerak jatuh bebas, gerak vertikal ke atas, dan gerak vertikal
ke bawah. Jika benda mengalami gerak jatuh bebas dan gerak vertikal ke
bawah, benda mengalami percepatan gravitasi yang bernilai positif.
Akibatnya benda akan bergerak semakin cepat dengan percepatan konstan
yaitu 9,8 m/s2. Jika benda mengalami gerak vertikal ke atas, benda akan
mengalami percepatan gravitasi yang bernilai negatif. Hal ini karena arah
gerak benda berlawanan dengan gaya tarik bumi. Akibatnya, gerak benda
semakin lambat dengan perlambatan konstan yaitu 9,8 m/s2.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning dan
Inquiry
2) Metode Pembelajaran: Pemberian Tugas dan Resitasi,
Diskusi
3) Langkah-Langkah
Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru meminta siswa mengumpulkan resume Tugas Mandiri:
Mana yang Lebih Cepat Sampai di Tanah? dan melihat hasilnya.
b) Kegiatan Inti
Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi: Menentukan Nilai
Percepatan Gravitasi.
(1) Mengamati
Mencermati persamaan yang digunakan untuk menentukan
nilai
percepatan gravitasi.
(2) Menanya
Menanyakan besaran yang harus dicari untuk mendapat nilai
percepatan gravitasi.
82 Gerak Lurus
(3) Mengumpulkan Informasi
Melakukan percobaan sesuai rancangan dan mengambil data
percobaan.
(4) Mengasosiasi
Mengolah data percobaan, lalu menyimpulkan hasilnya.
(5) Mengomunikasikan
Mempresentasikan hasil kegiatan dimulai dari persamaan yang
digunakan, rancangan percobaan, dan hasil yang diperoleh.
c) Kegiatan Penutup
Guru meminta siswa menjawab pertanyaan pada fitur Bertindak
Kreatif subbab B. Setelah itu, guru meminta siswa mengerjakan
soal Review di subbab A dan subbab B di rumah.
c. Kunci Jawaban
1) Tugas Mandiri: Mana yang Lebih Cepat Sampai di Tanah?
Saat kertas berukuran 20 cm 20 cm dijatuhkan bersamaan dengan
koin, koin akan lebih dahulu sampai di tanah. Hal ini karena hambatan
udara pada koin lebih kecil daripada kertas.
Saat kertas dibentuk seperti koin, koin dan kertas akan jatuh
bersamaan karena hambatan keduanya sama. Kesimpulannya, benda
yang memiliki ukuran sama meskipun memiliki massa yang berbeda
akan jatuh ke tanah secara bersamaan. Hal ini karena kedua benda
memperoleh percepatan yang sama yaitu percepatan gravitasi yang
bernilai 9,8 m/s2.
2) Mari Bereksplorasi: Menentukan Nilai Percepatan Gravitasi
Nilai g bisa saja berbeda karena alat yang digunakan dan hambatan
udara yang tidak dapat diabaikan. Jika percobaan dilakukan di ruang
hampa udara, keakuratan akan lebih tinggi. Penggunaan alat dan
pengambilan data juga memengaruhi hasil percobaan. Penggunaan
alat saat pengambilan data yang tidak teliti mengakibatkan data
memiliki ketelitian yang kurang sehingga memengaruhi hasil akhir. Alat
yang digunakan juga memengaruhi hasil pengukuran. Jika alat yang
digunakan presisi, hasil akan lebih akurat dan mendekati nilai g
menurut literatur.
3) Review (Subbab A)
G
1. v = 3,083 m/s, v = 1,25 m/s
2. 9,6 menit
3. 300 m
4. a. 10 sekon b. 40 m
5. a. 200 cm dari P b. 350 cm
4) Review (Subbab B)
1. 2,070 m
2. 4 10 m/s
3. 2s
4. 10 2 m/s
5. 5,42 m/s
84 Gerak Lurus
H. Program Remedial dan Pengayaan
1. Remedial
Siswa yang tidak memenuhi KKM diminta untuk mengikuti program remedial.
Siswa diminta mengerjakan soal yang lebih mudah. Contoh soal yang dapat
digunakan seperti berikut ini.
1. Putri berlari mengelilingi lapangan yang berbentuk lingkaran dengan
panjang diameter 140 m. Dia mampu menempuh 2,5 kali putaran dalam
waktu 5 menit. Tentukan kelajuan dan kecepatan Putri saat berlari!
Jawaban:
D = 140 m
140 m
22
Jarak = 2,5D (2,5)( 7 )(140 m)
= 1.100 m
Perpindahan = 0,5d
86 Gerak Lurus
Jawab:
1 1
2 2 2
h1 = gt1 = (9,8 m/s )(1 s) = 4,9 m
2 2
1 1
h2 = gt22 = (9,8 m/s 2)(2 s)2 = 19,6 m
2 2
1 1
h3 = gt32 = (9,8 m/s 2 )(3 s)2 = 44,1 m
2 2
2. Pengayaan
Program pengayaan dilakukan bersamaan dengan remediasi. Siswa yang tidak
mengikuti remediasi, mengikuti program pengayaan. Siswa diminta
mengerjakan soal OSK 2006 berikut ini.
Sebuah koin dijatuhkan ke dalam sumur. Jika waktu total dari koin mulai
dijatuhkan sampai terdengar bunyi pantulan bahwa koin telah menyentuh
permukaan air adalah T, dan kecepatan gelombang suara v serta percepatan
gravitasi g, nyatakan kedalaman permukaan air sumur dalam T, v, dan g.
Jawaban:
Diketahui: waktu total koin jatuh dari A ke B (tAB) tambah waktu pantul bunyi
dari B ke A (tBA) adalah T ditulis tAB + tBA = T
Ditanyakan: kedalaman permukaan air sumur h dan T, v, dan
g
Jawab:
1) Tinjau gerak jatuh bebas koin dari posisi A (bibir sumur) sampai ke B
(permukaan
air sumur).
1
s = v0 t + 2 at2
Di sini s = AB = h, vA = 0, t = tAB, dan a = g
1 2h
sehingga h = 0 + g t2AB tAB = g
2
2) Tinjau perambatan bunyi pantul dari B ke A dengan kecepatan bunyi v.
s = v t BA = v t BA h = v tBA tBA =h
v
3) Substitusi kedua persamaan di atas ke tAB + tBA = T sehingga diperoleh
2h h 2
g + = T 1 h g h T= 0
v v
+
2 1 2 4T
D = b2 4ac = g 4( )(T) = g
+
v v
I. Penilaian
Tabel 4.2 Penilaian Pembelajaran
No. Peruntukan Teknik Penilaian Bentuk Penilaian Format Penilaian
J. Rangkuman
1. Kegiatan-kegiatan pada gerak lurus menuntut kemampuan siswa agar teliti
dalam melakukan pengukuran. Guru harus menekankan kepada siswa
pentingnya ketelitian dalam pengukuran yang dilakukan.
2. Gerak lurus beraturan memiliki kecepatan konstan, sedangkan gerak lurus
berubah beraturan memiliki percepatan konstan. Siswa harus dapat membuat
grafik st dan vt pada jenis kedua gerakan tersebut. Meskipun dalam kegiatan
siswa tidak mendapatkan gambar grafik yang benar, di akhir pembelajaran
guru harus memberikan gambar grafik yang benar agar siswa lebih paham.
3. Di setiap kegiatan mungkin hasilnya tidak sesuai teori. Tugas guru adalah
mengungkapkan faktor-faktor yang mengakibatkan percobaan menjadi tidak
sesuai. Misal penggunaan alat ukur panjang yang tidak presisi atau
ketidaktelitian penggunaan alat ukur waktu.
88 Gerak Lurus
Materi yang Dipelajari
A. Pendahuluan
Pembahasan tentang gerak partikel pada garis lurus telah dijelaskan di bab
sebelumnya. Gerak lurus yang terdiri dari gerak benda pada lintasan lurus mendatar
(sumbu X) dan gerak vertikal (gerak vertikal ke atas, gerak vertikal ke bawah, dan
gerak jatuh bebas) merupakan gerak dimensi satu. Pembahasan gerak pada bab ini
akan diperluas sampai dengan gerak benda pada bidang datar (dimensi dua). Contoh
gerak dimensi dua yang dipelajari pada bab ini yaitu gerak parabola. Untuk
menganalisis gerak dimensi dua diperlukan pengetahuan tentang vektor yang juga
telah dipelajari di kelas X. Besaran-besaran pada gerak dimensi dua diuraikan pada
dua buah sumbu koordinat yang saling tegak lurus. Sebagai contoh kecepatan benda
pada gerak parabola
D. Materi Pembelajaran
1. Gerak Parabola
2. Gerak dengan Analisis Vektor
= ( 3i + 4 j ) 0
= 3i + 4 j
Besar perpindahan A:
G
| rA | = 32 + 4 2 = 5 satuan
Perpindahan B:
G G G G
rB = r2 r1 B 0
= ( 4i + 3 j ) 0
= 4i + 3 j
Besar perpindahan B:
G 2 2
| rB | = 4 + 3 = 5 satuan
4. Pertemuan IV (2 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan keempat bertujuan agar siswa dapat menganalisis gerak
parabola. Lakukan kegiatan eksplorasi di luar ruangan, misalnya di lapangan
sekolah atau tempat lapang yang lainnya. Bagilah siswa ke dalam beberapa
kelompok dan usahakan agar setiap kelompok dapat melakukan kegiatan
eksplorasi. Siapkan alat dan bahan sebelum pembelajaran dimulai. Guru
dapat meminta siswa membawa alat dan bahan seperti katapel dan kelereng
dari rumah.
Alternatif pembelajaran lain yang dapat dilakukan yaitu kegiatan
pengamatan berupa mengamati demonstrasi gerak parabola menggunakan
slang air seperti dalam tugas mandiri. Dengan demikian, lintasan parabola
sama dengan lintasan air yang mengalir melalui slang. Adapun prosedur
yang lain sama dengan di buku siswa.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery
2) Metode Pembelajaran: Eksperimen, Demonstrasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru mengawali pembelajaran dengan mendiskusikan corner
kick
pada permainan sepak bola yang terdapat pada apersepsi awal bab
di buku siswa.
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa melaksanakan kegiatan Mari Bereksplorasi: Menyelidiki
Gerak Parabola secara berkelompok. Kegiatan ini bertujuan
agar
siswa dapat menemukan sendiri persamaan-persamaan pada
gerak parabola. Dengan mempraktikkan gerak parabola, siswa
memperoleh pengalaman nyata dalam mempelajari gerak
parabola. Dalam menganalisis persamaan pada gerak parabola,
guru meminta siswa agar memantapkan keterampilan dalam
menguraikan vektor pada tiap-tiap sumbu koordinat. Tekankan
siswa agar berhati-hati dalam melakukan kegiatan eksplorasi
sehingga tidak membahayakan orang lain. Arahkan siswa agar
terbuka dan kritis saat berdiskusi, menghargai pendapat orang
lain, dan sopan dalam mengajukan pertanyaan atau pendapat.
2(490 m)
= 2
9, 8 m/s
980 m
= 2
9, 8 m/s
2
= 100 s
= 10 s
xPP = v0t
= (25 m/s)(10 s)
= 250 m
Jadi, jarak xPP adalah 250 m.
v = vx2 + vy2
2 2
= (19, 2 m/s) + (30 m/s)
= 35,6 m/s
Jadi, kecepatan bola mencapai tanah 35,6 m/s.
Jadi, pemain ski akan mendarat pada lereng dengan jarak 53,36 m dari
peluncurannya.
b. Jika pemain ski memiliki komponen kecepatan awal ke atas, pemain ski
akan berada di udara untuk jangka waktu yang lebih lama sehingga
dapat menempuh jarak lebih jauh. Akan tetapi, dengan memiringkan
vektor kecepatan awal ke atas, komponen kecepatan pada arah sumbu X
menjadi berkurang. Untuk itu diperlukan sudut optimum agar jarak
lompatan menjadi lebih jauh. Sudut optimum pada gerak parabola dari
pembahasan sebelumnya yaitu 45. Adapun sudut optimum pada
lompatan ski juga berjumlah 45.
J. Penilaian
Tabel 5.2 Penilaian Pembelajaran
No. Peruntukan Teknik Penilaian Bentuk Penilaian Format Penilaian
1. Kompetensi Pengamatan Sikap Penilaian Sikap Format 15
SikapSpiritual dan
Sikap Sosial
2. KD 3.5 dan KD 4.5 Tes Unjuk Kerja Penilaian Tes Praktik Format 68
dan Unjuk Kerja
K. Rangkuman
1. Pembelajaran tentang Analisis Vektor pada Gerak Parabola merupakan perluasan
materi Gerak Lurus. Pada bab ini, dipelajari gerak dimensi dua menggunakan
vektor yaitu pada gerak parabola.
2. Model pembelajaran yang digunakan yaitu problem based leraning, discovery,
inquiry, dan project based learning. Siswa diharapkan dapat menemukan sendiri
persamaan- persamaan pada gerak parabola dan gerak melingkar melalui
kegiatan eksplorasi. Siswa diharapkan menerapkan perilaku ilmiah saat
pembelajaran dan menghargai pendapat orang lain serta santun dalam
berdiskusi.
A. Pendahuluan
Untuk menjelaskan materi Gerak Melingkar dan Penerapannya, digunakan
empat model pembelajaran yaitu Inquiry, Problem Based Learning, Discovery, dan
Project Based Learning. Melalui ketiga metode tersebut, siswa diajak lebih aktif dalam
kegiatan diskusi, kegiatan eksplorasi, tugas mandiri, eksperimen, serta contoh
teknologi yang menerapkan prinsip gerak melingkar. Dalam melakukan berbagai
kegiatan tersebut, kepada siswa ditanamkan sikap untuk menyadari kebesaran Tuhan
yang mengatur fenomena gerak melingkar dalam kehidupan sehari-hari.
Berbagai fenomena gerak melingkar dalam kehidupan dapat diajarkan melalui
kegiatan eksplorasi maupun eksperimen. Sebelum memulai pembelajaran guru dapat
memberikan contoh tentang penerapan gerak melingkar agar siswa tertarik. Misalnya
gerak melingkar titik di pinggir roda atau gerak jarum jam. Selain itu, siswa dapat
diberikan apersepsi tentang teknologi yang menggunakan roda-roda. Manfaat
kegiatan tersebut untuk mengajak siswa berperilaku ilmiah dalam mempelajari
fenomena gerak melingkar serta menghargai kerja individu maupun kelompok.
Materi gerak melingkar terdapat miskonsepsi tentang arah gerak dan arah kecepatan
sudut yang akan dijelaskan pada pertemuan I.
Cara Pencapaian
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu:
1. menjelaskan besaran-besaran dalam gerak melingkar;
2. menggunakan persamaan gerak melingkar beraturan dalam menyelesaikan
permasalahan;
3. menjelaskan hubungan roda-roda dan penerapannya dalam kehidupan;
4. menyajikan makalah dan skema mengenai penerapan gerak melingkar dalam
teknologi roda-roda.
D. Materi Pembelajaran
1. Gerak Melingkar
2. Penerapan Gerak Melingkar
2. Pertemuan II (2 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan kedua membahas tentang penerapan gerak melingkar dalam
kehidupan. Dalam pertemuan ini, Guru menyiapkan materi tentang
hubungan roda-roda. Anda sebaiknya menekankan kepada siswa supaya
bersungguh- sungguh dalam memahami konsep hubungan roda-roda.
Kegiatan yang dapat memantapkan wawasan siswa, Guru bisa menyiapkan
kegiatan Eksperimen dan Tugas Mandiri. Kegiatan eksperimen dan tugas
mandiri bertujuan agar siswa berperilaku ilmiah dalam memecahkan
masalah.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning,
Discovery
2) Metode Pembelajaran: Eksperimen, Pemberian Tugas dan Resitasi, serta
Latihan
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru meminta siswa mengumpulkan Tugas Mandiri: Mengamati
Hubungan Roda-Roda.
b) Kegiatan Inti
Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksperimen: Menyelidiki
Hubungan Roda-Roda.
(1) Mengamati
Mengamati hubungan roda-roda pada sepeda.
1s 12
= =
12 1s
= 0,083 s = 12 Hz
v = R
= 2fR
= (2)(12 Hz)(0,08 m) = 1,92 m/s
Periode, frekuensi, dan kecepatan linear baling-baling berturut-
turut 0,083 s, 12 Hz, dan 1,92 m/s.
5. s = 2R
= (5 rad/s)2(0,2 m) = 5 m/s2
Jadi, percepatan sentripetal roda adalah 5 m/s2.
5 n1
7. 1
= =
n4
5
3. Kecepatan linear suatu titik yang terletak di pinggir roda adalah 0,5 m/s.
Jika roda tersebut berputar dengan periode 2 sekon, hitunglah jari-jari roda!
Jawaban:
v
R= = vT
= (0, 5 m/s)(2 s)
2 2
= 0,5 m
Jadi, jari-jari roda tersebut 0,5 m.
A B C
J. Penilaian
Tabel 6.2 Penilaian Pembelajaran
K. Rangkuman
1. Gerak melingkar merupakan suatu kejadian fisika yang dapat diterapkan dalam
kehidupan. Dalam mempelajari materi ini dibutuhkan tiga model pembelajaran
antara lain Inquiry, Problem Based Learning, dan Discovery.
2. Model Inquiry disajikan dalam bentuk kegiatan bertindak kreatif dan kegiatan
tugas mandiri.
3. Model Problem Based Learning disajikan dalam bentuk kegiatan bereksplorasi.
4. Model Discovery dalam materi ini diterapkan ketika siswa melakukan kegiatan
eksperimen.
= 15 3 N
Resultan gaya:
F = F F F
A. Pilihan Ganda
1. b 11. b 21. b
2. c 12. c 22. d
3. b 13. b 23. b
4. e 14. a 24. d
5. e 15. d 25. d x 1 2x 3x
= (20 10 15) N
6. d 16. e 26. b
= 5 N
7. a 17. d 27. b Fy = F2y
8. b 18. c 28. c
F3y
9. c 19. d 29. d
10.
B. bUraian 20. d 30. b = ( 10 3 15 3 ) N
1. Ilmu-ilmu fisika yang akan diterapkan
= 5 3 N
2 2
oleh Pak Arnold sebagai teknisi, yaitu: Fy = F + F
a. teknik elektro, x y
2 2
b. elektronika, = (5) + (5 3 ) N
c. elektrostatis, dan
d. elektrodinamis. = 25 + 75 N
3. Diketahui: F1 = F2 = 20 N = 100 N
F3 = 30 N
= 10 N
1 = 30
Jadi, resultan ketiga vektor sebesar 10
2 = 60
N.
Ditanyakan: R
Jawab: 5. Diketahui: a = 5 m/s2
Sumbu X: v t = 360 km/jam = 100 m/s
F1 = 20 N t = 5 sekon
F2x = F2 sin 1 Ditanyakan: v 0
= (20) sin 30 Jawab:
v 0 = vt at
2
= (20)( 1 ) = 100 m/s (5 m/s )(5 s)
2 = (100 25) m/s
= 10 N = 75 m/s
F3x = F3 cos 2 Jadi, kecepatan pesawat mula-mula
= (30) cos 60 75 m/s.
= (30)( 1 )
2
A. Pendahuluan
Dinamika gerak lurus merupakan bagian dari ilmu Fisika yang mempelajari
tentang
gerak benda dengan memperhatikan penyebab gerak yaitu gaya. Oleh karena benda
dianggap sebagai partikel, bab ini diberi judul Dinamika Partikel. Dalam bab
sebelumnya,
Anda telah mengajarkan kepada siswa mengenai kinematika gerak, yaitu cabang
fisika
yang mempelajari tentang gerak tanpa memedulikan penyebab terjadinya gerak
benda.
Kinematika gerak dan dinamika partikel masuk dalam tema besar mekanika, yaitu
cabang
ilmu Fisika yang mempelajari tentang gerak.
Newton menyatakan hukum-hukumnya tentang gerak benda yang terdiri dari
hukum I Newton tentang kelembaman/inersia, hukum II Newton, dan hukum III
Newton. Ketiga hukum Newton tersebut dapat diaplikasikan dalam berbagai
permasalahan dinamika partikel dalam kehidupan.
Cara Pencapaian
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Menjelaskan faktor-
faktor yang
memengaruhi gaya
gesekan melalui penyeli-
dikan.
Menganalisis permasa-
lahan dinamika partikel
menggunakan hukum
Newton melalui kegiatan
diskusi.
4 . 7 Melakukan Dicapai melalui kegiatan Menyajikan laporan dan
percobaan berikut Mari Bereksplorasi dan mempresentasikan prak-
presentasi hasil- nya Mari Bereksperimen be- tikum hukum I dan II
terkait interaksi gaya serta presentasi hasilnya. Newton.
serta hubungan gaya, Menyajikan laporan dan
massa, dan percepatan mempresentasikan prak-
dalam gerak lurus serta tikum menentukan koe-
makna fisisnya. fisien gesekan statis dan
kinetis pada bidang mi-
ring.
Menyajikan laporan dan
mempresentasikan kegiatan
menyelidiki diagram gaya
pada peristiwa orang me-
nimba air.
Menyajikan laporan dan
mempresentasikan hasil
percobaan gerak melingkar
vertikal dan ayunan konis.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini siswa mampu:
1. menjelaskan hukum I Newton dan mengidentifikasi penerapannya dalam
kehidupan
sehari-hari;
2. menjelaskan hukum II Newton dan mengidentifikasi penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari;
3. menjelaskan hukum III Newton dan mengidentifikasi penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari;
4. menganalisis hubungan antara gaya, massa, dan gerakan benda melalui
percobaan;
5. menentukan koefisien gesekan statis dan gesekan kinetik melalui percobaan;
6. menganalisis permasalahan dinamika partikel menggunakan hukum Newton.
D. Materi Pembelajaran
1. Hukum-Hukum Newton
2. Penerapan Hukum-Hukum Newton
Buku Guru Fisika Kelas X 121
E. Alat, Bahan, Media, dan Sumber Belajar
1. Alat dan Bahan
a. Gelas
b. Kertas HVS
c. Dua buah bola yang berbeda ukuran
d. Dua buah kereta dinamika/troli
e. Ticker timer
f. Pita kertas
g. Katrol
h. Papan luncur
i. Catu daya/sumber tegangan
j. Benang
k. Beban 200 g, 400 g, dan 600 g
l. Dua timbangan roti
m. Dua balok kayu berbeda ukuran
n. Neraca pegas
o. Papan kayu sepanjang 2 m
p. Neraca digital
q. Busur derajat
r. Papan tumpuan
2. Media Pembelajaran
a. Video atau animasi pembelajaran
b. Gambar
c. Benda-benda di sekitar
3. Sumber Belajar
a. Fisika Kelas X Semester 1 untuk SMA dan MA, bab Dinamika Partikel, oleh
Edi
Istiyono
b. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1, bab Gerak Melingkar dan Penerapan
Lain dari Hukum-Hukum Newton, oleh Serway dan Jewet
1. Menyatakan banyak zat pada benda. Menyatakan besar gaya tarik bumi
pada benda.
2. Di semua tempat nilainya sama. Harganya tergantung besar g setempat.
3. Termasuk besaran skalar. Termasuk besaran vektor.
4. Satuan SI: kilogram (kg). Satuan SI: newton (N).
5. Dapat diukur menggunakan neraca Dapat diukur menggunakan neraca
Ohauss. pegas atau dinamometer.
A
JG B
JG FRB
FBR JG JG
FBA FAB
Ketika gaya tarik diperbesar tetapi balok masih diam di atas meja,
persamaan di atas masih berlaku pada balok. Dengan demikian, gaya gesek
statis memiliki nilai yang tidak tetap, bergantung gaya tarik yang diberikan.
Gaya gesek statis akan mencapai maksimum ketika balok tepat akan
bergerak. Persamaan yang berlaku saat balok tepat akan bergerak sebagai
berikut.
JG
F = 0
JG JG
F fs =0
maks
JG JG JJG
F = fs = s N
maks
JJG
N adalah gaya normal yang dialami balok dan s adalah koefisien gesekan
statis (koefisien gesekan yang berlaku saat benda diam).
Setelah balok bergerak, gaya gesek yang bekerja pada benda adalah gaya
gesek kinetis. Gaya gesek kinetis dirumuskan sebagai berikut.
JG JJG
f k = k N
JJG
N adalah gaya normal yang dialami G
f
balok G
fs
dan k adalah koefisien gesekan kinetis maks
JG JG
T BC C F
(c)
Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 7.5 (a) Diagram gaya; (b) dan (c) Diagram bebas benda
JG
m g sin
JG
m g cos
JG
mg
sin
s = cos
= tan C
3. 4,9 2 m/s2
4. 4,0 N
5. 5,14 N
2) Evaluasi
A. Pilihan Ganda
1. d 6. b
2. c 7. b
3. c 8. a
4. a 9. c
5. a 10. e
B. Uraian
1. Berdasarkan hukum I Newton, apabila resultan gaya yang
bekerja pada benda sama dengan nol, benda yang mula-mula
diam akan tetap diam, sedangkan benda yang mula-mula
bergerak dengan kecepatan tetap akan tetap bergerak dengan
kecepatan tetap. Oleh karena tidak ada gaya yang bekerja
pada benda, benda tidak
G
mengalami percepatan ( a = 0).
JG
3. Diketahui: F = 28 N k = 0,4
JG
m = 5 kg g = 9,8 m/s2
G
Ditanyakan: percepatan benda ( a )
Jawab: JJG
N
JG G
JG J = m aG
F JG
G
F fk = m
F = 28 N
JG a
JJG G JG
JG F k JG
N =m a fk
G
F k m g = m a
G G JG
G F k m g w
a = m
28 (0,4)(5)(9,8) 8, 4
=
5 m/s2 = 5 = 1,68 m/s2
m/s2
Percepatan benda 1,68 m/s2.
= 2,7 m/s2
Jadi, percepatan gerak lift 2,7 m/s2.
138 Dinamika Partikel
JG
G F
9. a =
m1 + m2 +
m3
= JG
F
4m + 2m + 3m
= JG
F
JG 9m JG
F 4 JG
G
F 12 = m1 a = (4m) = F
m 9
9
JG G JG
JG
2
F 23 = (m1 + m2) a = (6m) F = F
m 3
9
JG 4
JG
F 12 F9 2
JG
F 23
=2 JG
3=
3
F
JG
Jadi, nilai perbandingan gaya kontak antara balok 1 dan 2 ( F 12) dan
JG
gaya
kontak antara balok 2 dan 3 ( F 23) adalah 2 : 3.
9.000 N
= 900 kg
= 10 m/s2
Percepatan mobil balap 10 m/s2.
4 m/s 0 JG
= F
2s
= 2 m/s2
JG G JG
w
F =m a
= (2 kg)(2 m/s2)
= 4N
Jadi, gaya yang dibutuhkan 4 N.
3. Balok A bermassa 4,5 kg terletak di atas lantai yang licin tanpa
gesekan. Balok B yang bermassa 3 kg diletakkan di atas balok A. B
JG
Berapa gaya normal balok A terhadap lantai? ( g = 9,8 m/s2)
Diketahui: mA = 4,5 kg
mB = 3 kg
JJG
Ditanyakan: NAL
J a wab:
J JG JG A
N = w benda
JJG JG JG
N AL = mB g + mA g
= (3 kg)(9,8 m/s2) + (4,5 kg)(9,8 m/s2)
= 73,5 N
Jadi, gaya normal balok A terhadap lantai 73,5 N.
Apabila massa benda 5 kg dan koefisien gesekan antara benda dan lantai 0,2,
berapakah
JG
percepatan yang dialami benda? ( g = 9,8 m/s2)
Jawaban:
Diketahui: m = 5 kg
k = 0,2
JG 2
g = 9,8 m/s
JG
F1 = 50 N ke kanan
JG
F2 = 10 N ke kiri
Ditanyakan: a
Jawab:
Diagram benda bebas
N
JG JG
F1 F2
JG
fk
JG
w
JG G JG
Benda bergerak sepanjang sumbu X sehingga F x = m a dan Fy = 0.
JG
Fy = 0
JJG JG
N w =0
JJG JG
N = w
JG
= m g = (5 kg)(9,8 m/s2) = 49 N
JG G
Fx = m a
JG JG JG G
F1 F2 f k = m a
JG JG JJG G
F1 F2 N = m a
G
50 N 10 N 0,2(49 N) = (5 kg) a
G 30, 2 N
a = 5 kg = 6,04 m/s2
Jadi, percepatan benda 6,04 m/s2.
= 58,8 2 N
Gaya normal benda sebesar 58,8 2 N.
2. Soal Pengayaan
1. Perhatikan gambar berikut!
T1
A
T2 T3
T4
T1
f
T2 T3
wA
T4
wB
Apabila koefisien gesek statis antara balok dan lantai 0,4, sedangkan koefisien
gesek kinetis balok dengan lantai 0,2, bagaimana kondisi balok tersebut? (g = 10
m/s2)
f
mg
F2x = F2 cos 45
1
= (20 2 N)( 2 2 )
= 20 N
F2y = F2 sin 45
1
= (20 2 N)( 2 2 )
= 20 N
N + F2y = m g
N = m g F2y
= (5 kg)(10 m/s2) 20 N
= 30 N
fsmaks = ms N
= (0,4)(30 N)
= 12 N
f k = mk N
= (0,2)(30 N)
= 6N
Benda akan bergerak jika gaya yang diberikan lebih besar daripada gaya gesek
statis maksimum. Gaya yang diberikan ke benda yaitu:
SFx = F2x F1
= 20 N 10 N
= 10 N
Oleh karena SFx lebih kecil daripada gaya gesek statis maksimum, benda tetap
diam seperti semula.
T1 T2
Diketahui massa balok A, B, dan C sama besar, yaitu 5 kg. Sistem berada
dalam keseimbangan. Apabila massa katrol diabaikan dan katrol licin,
diperoleh pernyataan sebagai berikut.
(1) msA = msB = 0,5
(2) T1 = T2 = 50 N
(3) wC = TA = TB
(4) wC = fA +
fB
Berdasarkan gambar tersebut, manakah pernyataan yang benar? (g = 10
m/s2)
Jawaban:
Diketahui: mA = mB = mC = 5
kg
g = 10 m/s2
Massa katrol diabaikan dan licin sehingga tidak terjadi gerak
rotasi.
Ditanyakan: kesimpulan kondisi sistem
Jawab:
NA NB
T1 T2
A B
fA fB
wA T1 T
2 wB
C
wC
Jadi, T1 = T2 = 25 N
(nomor 2 dan 3 salah)
25 N
= = 0,5
50 N
NA = NB dan T1 = T2 = T
Jadi, mA = mB = 0,5 (nomor (1) benar)
Jadi, pernyataan yang benar ditunjukkan nomor (1) dan (4).
I. Penilaian
Tabel 7.2 Penilaian Pembelajaran
J. Rangkuman
1. Dinamika partikel merupakan bagian dari ilmu Fisika yang mempelajari tentang
gerak benda dengan memperhatikan penyebab gerak yaitu gaya.
2. Model pembelajaran yang cocok untuk mempelajari hukum I Newton tentang
kelembaman/inersia, hukum II Newton, dan hukum III Newton yaitu problem
based learning, dan discovery. Siswa membuktikan hukum-hukum Newton melalui
kegiatan eksplorasi dan eksperimen dalam pembelajaran. Melalui model
pembelajaran tersebut siswa akan memahami fisika secara nyata, tidak hanya
sebatas pengetahuan dan hafalan rumus-rumus. Siswa juga terlatih
mengembangkan sikap ilmiah seperti tekun, teliti, jujur, dan bertanggung jawab
selama kegiatan pembelajaran.
3. Setelah mempelajari bab ini diharapkan siswa dapat mengaplikasikan hukum-
hukum Newton tersebut dalam berbagai permasalahan dinamika partikel dalam
kehidupan sehari-hari.
A. Pendahuluan
Alam semesta merupakan objek yang sangat besar. Bumi merupakan salah satu
planet anggota tata surya yang memiliki kehidupan. Matahari sebagai pusat tata
surya dikelilingi planet-planet beserta satelitnya, asteroid, dan komet. Planet-
planet dalam tata surya bergerak mengelilingi matahari dalam orbit masing-
masing. Kumpulan asteroid berada di antara planet Mars dan Yupiter sehingga
disebut juga sabuk asteroid. Adapun komet mengelilingi matahari dengan orbit yang
sangat elips.
Cara Pencapaian
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar
Menentukan energi
potensial gravitasi dan
potensial gravitasi.
Menjelaskan gerak edar
planet mengelilingi mata-
hari berdasarkan hukum-
hukum Kepler.
Menerapkan hukum III
Kepler untuk menganalisis
periode revolusi planet.
Menentukan kelajuan satelit
dan kelajuan lepas dari
suatu planet dan benda
langit lainnya.
Menjelaskan satelit buatan
yang telah diluncurkan serta
kegunaannya.
4.8 Menyajikan karya me- Dicapai melalui Tugas Proyek. Menjelaskan manfaat dan
ngenai gerak satelit buatan dampak gerak satelit buatan,
yang mengorbit bumi, lalu mempresentasikannya
pemanfaatan dan dampak di kelas.
yang ditimbulkannya dari
berbagai sumber informasi.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:
1. menjelaskan hukum Newton tentang gravitasi;
2. menentukan gaya gravitasi yang dialami suatu benda;
3. menentukan kuat medan gravitasi atau percepatan gravitasi pada permukaan
planet
dan pada ketinggian tertentu di atas planet;
4. menentukan energi potensial gravitasi dan potensial gravitasi;
5. menjelaskan hukum-hukum Kepler;
6. menerapkan hukum III Kepler untuk menganalisis periode revolusi planet;
7. menentukan kelajuan satelit dan kelajuan lepas dari suatu planet dan benda langit
lainnya;
8. menjelaskan satelit buatan yang telah diluncurkan serta kegunaannya.
D. Materi Pembelajaran
1. Hukum Newton tentang Gravitasi
2. Hukum-Hukum Kepler dan Gerak Satelit
2. Pertemuan II (2 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan kedua membahas tentang percepatan gravitasi di permukaan
planet dan percepatan gravitasi di ketinggian tertentu. Kegiatan pembelajaran
berupa diskusi di dalam kelas. Selain itu, guru juga dapat meminta siswa untuk
c. Kunci Jawaban
Tugas Mandiri: Menyelidiki Percepatan Gravitasi di Permukaan Planet
Besar percepatan gravitasi yang dialami semua benda pada permukaan
planet adalah sama. Selembar bulu burung dan batu yang dijatuhkan dari
ketinggian yang sama dalam tabung hampa udara akan mencapai dasar
tabung secara bersamaan. Akan tetapi, dalam kehidupan sehari-hari batu
akan sampai ke tanah terlebih dahulu daripada bulu burung apabila kedua
benda tersebut dijatuhkan dari ketinggian yang sama pada saat bersamaan.
Hal ini bukan berarti karena percepatan gravitasi yang dialami kedua benda
berbeda nilainya. Bulu burung mengalami gesekan udara yang lebih besar
sehingga terhambat dan memerlukan waktu lebih lama untuk sampai ke
permukaan bumi.
3. Pertemuan III (2 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan ketiga membahas mengenai percepatan gravitasi di
permukaan matahari, bulan, dan planet-planet dalam tata surya. Sebelum
memulai pembelajaran guru sebaiknya mempersiapkan informasi tentang
matahari dan planet-planet dalam tata surya.
Buku Guru Fisika Kelas X 153
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery
2) Metode Pembelajaran: Pemberian Tugas dan Resitasi, Diskusi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru meminta siswa untuk mempersiapkan tugas mandiri dari
pertemuan sebelumnya.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru memimpin diskusi kelas untuk membahas Tugas
Mandiri: Menentukan Percepatan Gravitasi di Permukaan
Matahari, Bulan, dan Planet-Planet dalam Tata Surya.
(2) Guru meminta siswa menjelaskan perbedaan percepatan
gravitasi di permukaan matahari, bulan, dan planet-planet lain
dalam tata surya. Guru melakukan penilaian unjuk kerja siswa
tentang cara menyampaikan pendapat dan keaslian gagasan
siswa. Selain itu, kesopanan dalam berdiskusi juga diperhatikan.
(3) Guru memimpin diskusi kelas tentang energi potensial
gravitasi dan potensial gravitasi.
(4) Guru memberikan contoh soal mengenai energi potensial
gravitasi.
(5) Guru meminta beberapa siswa mengerjakan soal-soal Review
subbab A di depan kelas, lalu membahasnya bersama siswa
lainnya.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refl eksi pembelajaran dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada Bertindak Kreatif, lalu
meminta siswa mempelajari materi selanjutnya.
c. Kunci Jawaban
1) Tugas Mandiri: Menentukan Percepatan Gravitasi di Permukaan
Matahari, Bulan, dan Planet-Planet dalam Tata Surya
Tabel 8.2 Percepatan Gravitasi di Pemukaan Matahari, Bulan, dan Planet-Planet
4. Pertemuan IV (2 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan keempat ini, siswa menyelidiki hukum-hukum Kepler
tentang gerak planet. Siswa melakukan kegiatan eksplorasi mengenai
hukum-hukum Kepler dengan melakukan pengamatan dan studi literatur.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Tanya Jawab
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru memberikan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan mengenai tata surya, anggota tata surya dan gerakan
planet mengelilingi matahari. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran yaitu agar siswa memahami hukum-hukum Kepler.
Dalam kegiatan diskusi, guru melakukan penilain sikap dan
penilaian
unjuk kerja terhadap siswa. Perhatikan kemampuan siswa dalam
menyampaikan pendapat.
Buku Guru Fisika Kelas X 155
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi: Menyelidiki
Hukum-Hukum Kepler secara berkelompok. Arahkan siswa
agar terbuka dan kritis saat berdiskusi, menghargai pendapat
orang lain, dan sopan dalam mengajukan pertanyaan atau
pendapat.
(a) Mengamati
Mengamati gerak semu matahari lalu melakukan studi
literatur tentang bentuk lintasan planet, jarak rata-rata
planet dari matahari, dan periode revolusi planet.
Alternatif strategi: Model diubah menjadi inquiry dengan
menampilkan simulasi atau video tentang hukum-hukum
Kepler, lalu siswa diminta menganalisa dan menuliskan
inti dari pengamatan yang mereka lakukan.
(b) Menanya
Menanyakan pemikiran dirinya tentang faktor-faktor yang
memengaruhi gerakan planet mengelilingi matahari.
(c) Mengumpulkan informasi
Mendiskusikan hukum-hukum Kepler tentang bentuk
orbit planet, kelajuan revolusi, dan periode revolusi.
(d) Mengasosiasikan
Mendiskusikan kesesuaian hukum Newton tentang
gravitasi dan hukum Kepler tentang gerak planet.
(e) Mengomunikasikan
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang
hukum-hukum Kepler. Kegiatan ini akan memberikan
informasi kepada siswa mengenai pola gerak benda langit
terhadap benda lain. Guru dapat menyarankan siswa agar
melakukan pengamatan terhadap matahari, bintang, atau
planet lain.
(2) Guru mengelaborasikan gerak planet mengelilingi matahari
menjelaskan gerak satelit mengorbit planet dan kelajuan lepas
dari suatu planet.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran, lalu meminta siswa
melakukan Tugas Mandiri: Menyelidiki Satelit Buatan di Bumi
dan Pemanfaatannya serta Tugas Mandiri: Menentukan
Kelajuan Lepas dari Permukaan Matahari, Bulan, dan Planet-
Planet dalam Tata Surya untuk dikumpulkan pada pertemuan
selanjutnya.
Jawaban:
1. Periode revolusi planet dipengaruhi oleh jarak rata-rata planet dari
matahari. Berdasarkan tabel di atas, semakin jauh dari matahari, periode
revolusi planet semakin besar.
2. Orbit planet berbentuk elips dengan matahari berada di salah satu titik
fokus elips.
3. Kelajuan planet mengelilingi matahari memiliki nilai yang bervariasi.
Semakin dekat ke matahari, kelajuan planet semakin besar.
4. Hukum-hukum Kepler telah dijelaskan di buku siswa.
5. Pertemuan V (2 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan ini kelima ini bertujuan agar siswa dapat menjelaskan data
dan informasi tentang satelit buatan yang mengorbit bumi dan
permasalahan yang ditimbulkannya.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning dan Project Based Learning
2) Metode Pembelajaran: Pemberian Tugas dan Resitasi, Diskusi, Latihan,
Proyek
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru memberikan apersepsi dengan mengingatkan kembali Satelit
Palapa milik Indonesia.
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa mempresentasikan makalah tentang manfaat dan
dampak satelit buatan yang mengorbit bumi.
(2) Guru berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran.
(3) Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat
dalam Bertindak Kreatif dan mengarahkan siswa agar
mengembangkan kreativitas dan inovasi untuk mendesain
satelit.
Buku Guru Fisika Kelas X 157
(4) Guru meminta siswa mencoba mengerjakan Review subbab B lalu
dibahas di kelas. Selanjutnya, minta siswa mengerjakan soal
Evaluasi sebagai latihan menghadapi ulangan harian.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran, lalu meminta siswa
mengumpulkan Tugas Mandiri: Menentukan Kelajuan Lepas dari
Permukaan Matahari, Bulan, dan Planet-Planet dalam Tata Surya. Guru
meminta siswa mempelajari kembali materi yang telah dipelajari untuk
persiapan ulangan harian. Pada akhir pembelajaran, siswa mengumpulkan
Tugas Proyek membuat miniatur tata surya. Guru membahas kelebihan
dan kekurangan miniatur tata surya hasil karya siswa.
c. Kunci Jawaban
1) Tugas Mandiri: Menyelidiki Satelit Buatan di Bumi dan Pemanfaatannya
Jenis-jenis satelit ruang angkasa
1. Satelit astronomi, yaitu satelit yang digunakan untuk mengamati planet,
galaksi, dan objek angkasa yang sangat jauh. Contoh: Seri Satelit Pe-
gasus, Seri Explorer , dan Satelit Astronomi Inframerah (SAIM).
2. Satelit pengamat bumi, yaitu satelit yang dirancang khusus untuk
mengamati bumi untuk pengamatan lingkungan, meteorologi, dan
pembuatan peta. Contoh: Seri Satelit Landsat, Seri Satelit Vanguard,
Satelit Magsat, serta Seri Explorer 1, 2, dan 12.
3. Satelit pengamat matahari, yaitu satelit yang dirancang khusus untuk
mengamati matahari. Contoh: Explorer, Pioner, Helios 1 dan 2, serta
Solar Max.
4. Satelit komunikasi, yaitu satelit dibuat dengan tujuan telekomunikasi
menggunakan radio pada frekuensi gelombang mikro. Contoh: Satelit
Palapa (Indonesia), Anik (Kanada), Molniya (Uni Soviet), dan beberapa
satelit milik Amerika Serikat (Telsar, Sinkom, dan Early Bird).
5. Satelit navigasi, yaitu satelit yang dibuat untuk menentukan lokasi
sebuah titik di permukaan bumi. Contoh: GPS (Amerika Serikat) dan
Glonass (Rusia).
6. Satelit militer, yaitu satelit pengamat bumi atau satelit komunikasi yang
digunakan untuk tujuan militer atau mata-mata. Contoh: Midas
(Amerika Serikat) dan Cosmos 954 (Rusia).
7. Satelit cuaca, yaitu satelit yang digunakan untuk mengamati cuaca dan
iklim bumi. Contoh: TIROS 1 dan Nimbus 6.
8. Satelit tenaga surya, yaitu satelit yang menggunakan transmisi tenaga
gelombang mikro untuk menyorotkan tenaga surya kepada antena
sangat besar di bumi sehingga dapat digunakan untuk menggantikan
sumber tenaga konvensional. Contoh: Ikaros (Jepang).
9. Stasiun angkasa, yaitu satelit yang dirancang sebagai tempat tinggal
manusia di luar angkasa. Stasiun ruang angkasa juga digunakan untuk
mempelajari efek jangka panjang penerbangan luar angkasa terhadap
tubuh manusia dan untuk penelitian ilmiah. Contoh: stasiun ruang
angkasa internasional (ISS).
1. Matahari 618
2. Merkurius 4,3
3. Venus 10,3
4. Bumi 11,2
5. Mars 5,0
6. Jupiter 60
7. Saturnus 36
8. Uranus 22
9. Neptunus 24
10. Bulan 2,3
4) Review Subbab B
1. Jika jari-jari orbit satelit lebih kecil daripada jari-jari orbit geostasioner,
kelajuan orbit satelit akan melampaui kelajuan rotasi bumi. Akibatnya,
kita tidak dapat mengatur arah gerak satelit.
3. 6,3 km/s
5. 1,504 x 108 m
Buku Guru Fisika Kelas X 159
5) Evaluasi
A. Pilihan Ganda
1. d 6. d
2. e 7. b
3. d 8. a
4. c 9. a
5. c 10. a
B. Uraian
1. B
A C
B
16 m FAC F 9m
x ax
FAC = FBC
mA mC
G mrB m2C
rAC2
=G BC
mA mB
(rAC )2 = (rBC )2
16m 9m
x
2 = (a x)
2
4
x= a
7
4
Jadi, planet C berada sejauh a dari planet A.
7
3. Diketahui: m = 80 kg g = 9,8 m/s2
h = 10 km R = 6.370 km
Ditanyakan: a. w
b. w
Jawab:
w g
a. = g
w
2
w R
=
mg R + h
6.370 2
w =
6.370 + 10 (80 kg)(9,8 m/s2) = 781,5 N
Jadi, berat pria tersebut menjadi 781,5
N. b. w = m g = (80 kg)(9,8 m/s2) =
784 N
100% = 784
w 781, 5
Penyusutan = 100% = 0,318%
w 784
Jadi, berat pria tersebut menyusut 0,318%.
5. Diketahui: R = 6.370 km = 6,37 106 m
g = 9,8 m/s2
G = 6,67 1011 Nm2/kg2
Ditanyakan: M
m/s
Ditanyakan: g p
Jawab:
2 2
gP M RB 9MB RB 9
4R = 16
P
=M =
gB B RP MB B
9
gP = gB = 9 (9,8 m/s2 ) = 5,5 m/s2
16 16
Jadi, percepatan gravitasi planet tersebut sebesar 5,5 m/s2.
9. Diketahui: Rx : Ry = 9 : 16
Tx = 135
hari
Ditanyakan: Ty
Jawab:
2 3
Ty Ry
=
Tx Rx
3
Ry 2 3
16 2
T y= T x R = (135 hari) 9
= 320 hari
x
2m 3m
2a
G 2
Gm
2
2 2 2
2 2
| F2m | = F21 + F23 = + 1,Gm Gm
= 2,5 2
2 5
2 2
a a a
2
m
Jadi, gaya gravitasi yang dialami benda 2m sebesar 2,5G a 2 .
2. Planet X diketahui memiliki jari-jari sebesar 0,5 kali jari-jari bumi dan
memiliki massa 0,2 kali massa bumi. Apabila percepatan gravitasi bumi 9,8
m/s2, berapakah percepatan gravitasi di planet X?
Jawaban:
Diketahui: RX = 0,5R
M X = 0,2MB
g = 9,8 m/s2
Ditanyakan: gX
1 10.000
= RB
4
R B = 40.000
Jadi, jari-jari orbit satelit B adalah 40.000 km.
2. Pengayaan
Galaksi di Alam Semesta
Manusia telah mempelajari astronomi selama ratusan ribu tahun. Banyak
hal yang telah ditemukan mengenai sifat sistem tata surya kita dan hal lain yang
tersembunyi di alam semesta. Akan tetapi, hingga saat ini masih banyak rahasia
ruang angkasa yang belum ditemukan sehingga penyelidikan mengenai alam
semesta selalu dikembangkan.
Saat ini, dipercaya bahwa alam semesta dan semua yang ada di dalamnya
berasal dari ledakan besar (big bang) yang terjadi sekitar 10.000 hingga 15.000
juta tahun yang lalu (Bryson Gore, 2007). Ledakan sangat dahsyat tersebut
mengakibatkan alam semesta terus-menerus meluas karena seluruh atom,
bintang, dan galaksi saling menjauhi satu sama lain. Galaksi-galaksi yang
berjarak
1 miliar tahun cahaya dari bumi bergerak menjauh dari bumi dengan kecepatan
20 juta meter per detik.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa alam semesta terdiri dari lebih dari
100 miliar galaksi. Galaksi-galaksi ini terlihat mirip dengan bintang. Akan tetapi,
sebenarnya galaksi terdiri dari kumpulan gas, debu, dan miliaran bintang. Galaksi
dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu galaksi spiral, galaksi elips, dan
galaksi
tidak beraturan seperti diperlihatkan pada Gambar 8.1, 8.2, dan 8.3.
Gambar 8.1 Galaksi spiral Gambar 8.2 Galaksi elips Gambar 8.3 Galaksi tidak beraturan
J. Penilaian
Tabel 8.5 Penilaian Pembelajaran
No. Peruntukan Teknik Penilaian Bentuk Penilaian Format Penilaian
1. Kompetensi Pengamatan Sikap Penilaian Sikap Format 15
SikapSpiritual dan
Sikap Sosial
2. KD 3.8 dan KD 4.8 Tes Unjuk Kerja Penilaian Tes Praktik Format 68
dan Unjuk Kerja
K. Rangkuman
1. Pembelajaran bab hukum Newton tentang gravitasi dan hukum-hukum Kepler
bertujuan agar siswa dapat memahami keteraturan gerak planet dalam tata surya
sehingga bertambah keimanannya terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
yang telah menciptakannya.
2. Guru sebaiknya mengajak siswa untuk berpikir kritis terhadap fenomena-
fenomena alam tentang gravitasi dan keteraturan gerak dalam tata surya. Ajaklah
siswa untuk mengembangkan pemikirannya tentang alam semesta yang terdiri
atas miliaran galaksi dan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi di alam.
A. Pendahuluan
Pembelajaran usaha dan energi bermanfaat bagi siswa. Dalam pembelajaran ini,
siswa akan memahami konsep serta penerapan usaha dan energi. Sebagai contoh
PLTA menerapkan konsep usaha dan energi. Pada mulanya kincir digerakkan
menggunakan air terjun sehingga bergerak. Kincir yang berputar akan
mengggerakkan kumparan pada generator. Kumparan generator yang bergerak
akan menghasilkan listrik yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Bab usaha
dan energi bertujuan menganalisis
Cara Pencapaian
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
D. Materi Pembelajaran
1. Konsep Usaha dan Energi
2. Hubungan Antara Usaha dan Energi
3. Hukum Kekekalan Energi Mekanik
2. Pertemuan II (2 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pembelajaran pertemuan kedua bertujuan menjelaskan tentang energi.
Kegiatan-kegiatannya seperti mempelajari bentuk-bentuk energi berdasarkan
sumbernya, mempelajari energi kinetik, dan mempelajari energi potensial
gravitasi. Adapun yang harus dipersiapkan oleh Bapak/Ibu Guru berupa
materi
energi serta mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan Mari
Bereksplorasi: Energi Kinetik dan Mari bereksplorasi: Energi Potensial
Gravitasi.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Inquiry, Problem Based Learning
2) Metode Pembelajaran: Pemberian Tugas dan Resitasi, Diskusi, Tanya
Jawab, Demonstrasi
Buku Guru Fisika Kelas X 171
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru memulai pembelajaran dengan menanyakan siswa berupa
materi yang diperoleh pada pertemuan pertama. Kemudian guru
meminta siswa untuk mengumpulkan kegiatan Tugas Mandiri:
Usaha
Bernilai Positif, Negatif, dan Nol dan dibahas secara bersama-
sama.
Adapun kegiatan selanjutnya, guru meminta siswa untuk mencerita-
kan tentang energi.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru berdiskusi dengan siswa untuk mempelajari bentuk-
bentuk energi berdasarkan sumbernya.
(2) Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi: Energi Kinetik.
Guru meminta siswa untuk saling bekerja sama dan aktif dalam
melakukan kegiatan tersebut.
(a) Mengamati
Mengamati pergerakan kelereng untuk mengetahui konsep
energi kinetik.
(b) Menanya
(i) Menanyakan pengaruh gaya terhadap pergerakan
kelereng.
(ii) Menanyakan hubungan antara energi kinetik pada
kelereng dan pergerakan kelereng.
(iii) Menanyakan pengaruh massa kelereng terhadap energi
kinetik pada kelereng.
(c) Mengumpulkan Informasi
(i) Mendiskusikan pengaruh gaya terhadap pergerakan
kelereng.
(ii) Mendiskusikan hubungan antara energi kinetik pada
kelereng dan pergerakan kelereng.
(iii) Mendiskusikan pengaruh massa kelereng terhadap
energi kinetik pada kelereng.
(d) Mengasosiasikan
Menuliskan serta menyimpulkan hasil pengamatan yang
berhubungan dengan energi kinetik.
(e) Mengomunikasikan
Menuliskan seluruh hasil pengamatan dan mempresen-
tasikan hasilnya di depan kelas.
Catatan:
Alternatif peralatan jika tidak terdapat kelereng dapat diganti
dengan batu kecil. Melalui kegiatan ini, guru membantu siswa
dalam memahami hubungan antara energi kinetik, massa, dan
kecepatan benda. Guru dapat menilai siswa melalui sikap kerja
sama dan keaktifan serta pemahamannya tentang energi
kinetik.
5. Pertemuan V ( 2 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan kelima bertujuan menjelaskan hukum Kekekalan Energi
Mekanik. Dalam menjelaskan hukum Kekekalan Energi Mekanik dapat
dilakukan dengan kegiatan Mari Bereksplorasi: Penerapan Hukum
Kekekalan Energi Mekanik pada peristiwa benda jatuh bebas. Adapun hal-
hal yang perlu disiapkan berupa peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk
kegiatan Mari Bereksplorasi dan materi hukum Kekekalan Energi Mekanik
beserta penerapannya.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning
2) Metode Pembelajaran: Diskusi, Tanya Jawab, Demonstrasi
Buku Guru Fisika Kelas X 177
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru menanyakan kepada siswa tentang kesulitan yang dialami
saat mempelajari pertemuan sebelumnya. Selanjutnya, guru memulai
pertemuan dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan indikator
yang akan dicapai pada bab ini.
b) Kegiatan Isi
(1) Guru mengajak siswa untuk melakukan kegiatan Mari
Bereksplorasi: Hukum Kekekalan Energi Mekanik. Guru
meminta siswa untuk saling bekerja sama serta objektif dalam
menentukan hasilnya.
(a) Mengamati
Mengamati pergerakan bola di atas bidang miring sehingga
mengetahui prinsip hukum Kekekalan Energi Mekanik pada
bola.
(b) Menanya
(i) Menanyakan energi yang terjadi pada bola yang
bergerak
di atas bidang miring.
(ii) Menanyakan hukum Kekekalan Energi maknik yang
terjadi pada bola.
(c) Mengumpulkan Informasi
(i) Mendiskusikan energi yang terjadi pada bola yang
bergerak di atas bidang miring sehingga mengetahui
energi yang memengaruhi di setiap posisi.
(ii) Mendiskusikan hukum Kekekalan Energi maknik yang
terjadi pada bola.
(d) Mengasosiasikan
Menyimpulkan hasil diskusi sehingga mengetahui prinsip
hukum Kekekalan Energi Mekanik pada bola.
(e) Mengomunikasikan
Menuliskan laporan hasil pengamatan dan mempresen-
tasikan hasilnya di depan kelas.
Catatan:
Model diganti inquiry dengan cara siswa diminta mengamati
peristiwa yang menurut mereka dapat dijadikan contoh dalam
hukum Kekekalan Energi Mekanik kemudian menganalisis dan
menuliskan kesimpulannya.
(2) Guru mengajak siswa berdiskusi tentang hukum Kekekalan
Energi
Mekanik terutama pada peristiwa benda jatuh bebas.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan mengulas
kembali materi yang telah disampaikan dan mengingatkan siswa
untuk mencoba kegiatan Tugas Mandiri: Menganalisis Hukum
Kekekalan Energi Mekanik pada peristiwa sehari-hari dan
dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya. Selain itu, guru juga
mengingatkan bahwa batas akhir penyelesaikan Tugas Proyek
dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
6. Pertemuan VI (2 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pembelajaran pertemuan keenam bertujuan untuk menjelaskan penerapan
hukum Kekekalan Energi Mekanik dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
pertemuan ini, guru memberikan contoh penerapan hukum Kekekalan
Energi
melalui berbagai persoalan.
C
Sumber: Dokumen Penerbit
fs = E k C E kB
fs = 0 mgR
fs = mgR
(1 N)(0,25) = (1 101 kg)(10 m/s2)R
R = 0,25 m
Jadi, jari-jari bidang lengkung adalah 0,25 m.
3. Pada titik A A
2
mv
F =
R
mvA2
T+w = R
Supaya dapat berputar, nilai T
adalah nol, berarti persamaan
di atas menjadi:
mvA2
w= R
vA2 = gR
Laju bandul di titik terendah v
B
EM = E M
A B
E p + E k = Ep + Ek
A A B B
1 1
mghA + mvA2 = mghB + mvB2
2 2
1 1
2gR + gR = vB2
2 2
vB = 5 gR
vB = 5(10 m/s2 )(0, 5 m)
vB = 5 m/s
Jadi, laju di titik terendah sebesar 5 m/s.
(f + w sin ) s = 0 Ek
awal
1
( w cos + w sin ) s = 2
mv
2
1 2
gs cos + gs sin = 2
v f
A h w
1
k gs + gs = v2
s s 2
1 v2
kgl + gh =
2
v = 2( k gl + gh)
Jadi, kecepatan minimum agar mobil mencapai puncak adalah
2( k gl + gh) .
7. w = Ek
Fs = E k Ek
akhir awal
(f + w)h = 0 Ek
awal
(f + w)h = E
kawal
1
(f + w)h = mv2
2
2
mv
h=
2( f + w)
m(2v0 2 )
= 2( f + mg)
2mv0 2
= f
m( g + m )
2v0 2
= f
g(1 + m )
2
2v0
Jadi, tinggi maksimum bola yang dilemparkan adalah f .
g(1 + m )
GMm
9. Ep = R1
1
11 24
(6, 37 10 )(6, 0 10 )
Ep1 = 6
(75) (6, 37 10 )
Ep = 4,73 109 joule
1
GMm
Ep = R2
2
W = Ep
W = Ep Ep
2 1
Jika helikopter diam dan percepatan orang memanjat ax, panjang tali yang
dipanjat orang adalah:
1 2
s= v0t + at
2
1 4L
s1 = 0(t) + a
2 x +a
a x y
s1 = ax 2L
ax + ay
= m(g + ax + ay) ax 2L
ax + ay
K. Rangkuman
1. Usaha dan energi merupakan besaran fisika yang mempelajari kegiatan sehari-
hari. Pembelajaran yang cocok untuk mempelajarinya adalah problem based
learning. Melalui berbagai permasalahan yang disajikan oleh guru, siswa terlatih
berpikir kritis dan mengagumi hasil ciptaan Tuhan berupa energi dan usaha.
2. Pembelajaran usaha dan energi membutuhkan praktik di laboratorium sehingga
dengan menggunakan model inquiry, siswa mengetahui dengan mempraktikkan-
nya secara langsung untuk mengetahui nilai dari usaha.
3. Pembelajaran usaha dan energi dapat dipelajari siswa dengan kegiatan eksplorasi
sehingga siswa dan guru dapat mendiskusikan bersama-sama untuk membahas
tentang usaha dan energi.
4. Siswa harus dapat menganalisis hukum Kekekalan Energi Mekanik yang
diterapkan dalam berbagai kejadian dalam kehidupan sehari-hari.
A. Pendahuluan
Interaksi antara dua buah benda atau lebih pada gerak benda selalu melibatkan
momentum dan impuls. Sebagai contoh ketika memukul bola biliar menggunakan
stik dan terjadinya tumbukan antara bola biliar satu dengan lainnya. Saat memukul
bola biliar, pemain memberikan gaya pada bola biliar melalui stik. Gaya tersebut
bekerja pada bola dalam waktu yang singkat sehingga disebut gaya impulsif. Impuls
yang diberikan pada bola mengubah momentumnya sehingga bola bergerak.
Selanjutnya, bola putih mengenai bola lain dan terjadi tumbukan.
Cara Pencapaian
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Menyelidiki tumbukan
lenting sempurna, tumbuk-
an lenting sebagian, dan
tumbukan tidak lenting
sama sekali.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:
1. memformulasikan konsep momentum dan impuls dalam berbagai peristiwa;
2. menerapkan hukum Kekekalan Momentum untuk menyelesaikan permasalahan
fisika;
3. menerapkan teorema momentum dan impuls untuk menyelesaikan permasalahan
fisika;
4. menjelaskan timbulnya gaya dorong pada roket dan menentukan nilainya;
5. menyelesaikan permasalahan tumbuhan lenting sempurna, tumbukan lenting
sebagian, dan tumbukan tidak lenting sama sekali.
D. Materi Pembelajaran
1. Konsep Momentum dan Impuls
2. Tumbukan
4. Pertemuan IV ( 2 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pada pertemuan ini siswa menyelidiki jenis-jenis tumbukan. Guru
sebaiknya mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan sebelum
pembelajaran.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Discovery, Inquiry
2) Metode Pembelajaran: Eksperimen, Diskusi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru mengawali pembelajaran dengan mendiskusikan tumbukan-
tumbukan antarbenda dalam kehidupan sehari-hari. Guru menanya-
kan kepada siswa tentang jenis-jenis tumbukan untuk merangsang
rasa ingin tahu siswa.
b) Kegiatan Inti
Siswa melaksanakan kegiatan Mari Bereksplorasi: Menyelidiki
Sifat-
Sifat Tumbukan secara berkelompok. Kegiatan ini bertujuan untuk
menunjukkan kepada siswa tentang macam-macam tumbukan. Jenis
tumbukan ini diidentifikasi dengan melihat perilaku kedua benda
setelah terjadi tumbukan.
5. Pertemuan V (2 45 menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan kelima membahas tumbukan lenting sempurna dengan lebih
rinci. Kegiatan pembelajaran berupa diskusi kelas.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran: Problem Based Learning
2) Metode Pembelajaran: Pemberian Tugas dan Resitasi, Diskusi, Tanya
Jawab
3) Langkah-Langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru mengingatkan kembali jenis-jenis tumbukan pada pertemuan
sebelumnya.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru memimpin diskusi kelas tentang hukum Kekekalan
Energi
dan hukum Kekekalan Momentum yang berlaku pada
tumbukan
lenting sempurna. Diskusi kelas berupa pematangan konsep
tentang tumbukan lenting sempurna. Pembahasan dapat
diperjelas dengan memberikan contoh kasus pada permainan
biliar, karambol, bisa juga tumbukan dua bola bekel yang
bergerak
mendekat dengan arah berlawanan.
(2) Guru membahas Tugas Mandiri: Menyelidiki Tumbukan
Lenting Sempurna. Guru memberi tambahan penjelasan
keterkaitan hukum Kekekalan Momentum dalam kasus
tumbukan
lenting sempurna. Penjelasan dilanjutkan dengan pembahasan
tumbukan lenting sebagian. Guru menanyakan koefisien restitusi
pada tiap-tiap jenis tumbukan.
(3) Guru memberikan contoh soal tumbukan lenting sempurna.
c) Kegiatan Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran, kemudian meminta siswa
mengerjakan Review subbab B sebagai pekerjaan rumah.
c. Kunci Jawaban
1) Tugas Mandiri: Menyelidiki Tumbukan Lenting Sempurna
1. Pada tumbukan lenting sempurna berlaku hukum Kekekalan
Momen- tum dan hukum Kekekalan Energi Kinetik.
h2
3. e = h1
h
2
e2 = h1
h2 0, 5
h1 = e1
2 (0, 5 m)m = 10,3 meter
=
= (0, 22)
2 0, 0484
= 14,3 m/s
Jadi, kecepatan kedua benda setelah tumbukan 14,3 m/s.
9. e= v
v
0,8 = v
5 m/s
v = 4 m/s
Tanda negatif artinya kecepatan bola berlawanan arah dengan
kecepatan awal. Jadi, kecepatan pantulan bola sebesar 4 m/s.
terdiri atas lima buah bola keras dan identik Gambar 10.3 Peralatan inovatif hukum
Kekekalan Momentum
yang digantung dengan tali sama panjang.
Perhatikan Gambar 10.4a dan b. Ketika bola 1 ditarik dan dilepaskan (gambar a),
terjadi tumbukan mendekati lenting sempurna sehingga bola 5 akan bergerak (gambar
b). Jika bola 1 dan 2 ditarik dan dilepaskan, bola 4 dan 5 yang akan bergerak dan
seterusnya.
1 v 5 v
2 3 4 5 1 2 3 4
(a) (b)
Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 10.4
a . Bola 1 dilepas dengan kecepatan v
b. Bola 5 bergerak dengan kecepatan v
(a) (b)
Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 10.5
a . Bola 1 dilepas dengan kecepatan v
1
b. Bola 4 dan 5 bergerak dengan kecepatan 2 v
1. Mungkinkah ketika bola 1 dilepaskan, maka bola 4 dan 5 akan bergerak dengan
kelajuan setengah dari kelajuan bola 1 seperti Gambar 10.5a dan b?
2. Bayangkan jika bola 4 dan 5 direkatkan sehingga tidak dapat terpisah dan harus
bergerak bersama.
a. Berapakah kelajuan bola 4 dan 5 setelah bertumbukan apabila bola 1 berhenti
setelah menumbuk bola 2?
b. Berapakah kelajuan tiap-tiap bola jika bola 1 memantul kembali setelah
bertumbukan lenting sempurna?
Kunci Jawaban:
1. Momentum awal bola 1 = mv
Momentum akhir bola 4 dan 5 = m(1 v) + m(1 v) = mv
2 2
Dengan demikian momentum sistem adalah konstan.
1
Energi kinetik awal = 2 mv2
1 1 1
Energi kinetik akhir = m( v)2 + m( 1 v)2
2 2 2 2
1 1
2
= 8 mv +
2
1 2 mv
8
= mv
4
Dengan demikian, energi kinetik sistem tidak kekal.
Jadi, ketika bola 1 dilepaskan maka bola 4 dan 5 tidak mungkin bergerak dengan
1
kelajuan v karena energi kinetik sistem tidak kekal. Satu-satunya cara agar
2
energi
kinetik sistem kekal yaitu satu bola harus bergerak ketika satu bola dilepaskan
atau
dua bola harus bergerak ketika dua bola dilepaskan.
v 1 = 1 v
3
J. Penilaian
Tabel 10.2 Penilaian Pembelajaran
No. Peruntukan Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Format Penilaian
A. Pendahuluan
Bab Gerak Harmonis dipelajari untuk mengenalkan gerak harmonis dan besaran-
besaran yang terkait. Selain untuk mengenalkan contoh-contoh gerak harmonis dalam
kehidupan sehari-hari, bab ini juga berisi tentang persamaan-persamaan gerak harmonis
seperti simpangan, kecepatan, dan percepatan. Bab Gerak Harmonis terdiri atas dua
subbab. Subbab pertama berisi penjelasan tentang gerak harmonis dan besaran-
besarannya. Pada subbab kedua membahas tentang persamaan dari besaran-besaran
tersebut.
Guru memulai mengenalkan bab ini dengan memberikan berbagai contoh yang
terkecil dengan gerak harmonik. Dalam buku ini siswa dikenalkan dengan penemuan
terbaru para ilmuwan yaitu robot kecil yang berbentuk lalat. Pola gerakan sayap
robot menjadi bahan diskusi menarik untuk memulai mengawali bab ini.
Cara Pencapaian
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:
1. menjelaskan konsep getaran harmonis;
2. menjelaskan berbagai besaran yang terkait getaran harmonis;
3. membedakan penyebab gerak harmonis pada ayunan bandul dan pegas;
4. menjelaskan dan menggunakan persamaan yang terkait getaran harmonis;
5. menjelaskan energi yang terkandung dalam gerak harmonis.
D. Materi Pembelajaran
1. Getaran Harmonis
2. Persamaan Gerak Harmonis
2. Pertemuan II (2 45 Menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan kedua dari materi getaran harmonis diawali dengan
pembahasan Tugas Mandiri: Gerak Harmonis pada Bandul dan Pegas.
Kegiatan ini mem- perdalam materi getaran harmonis dengan membahas
kembali gaya pemulih sebagai salah satu besaran yang memengaruhi
getaran harmonis. Guru menyiapkan gambar ilustrasi sesuai buku siswa.
Guru dapat mengganti ilustrasi dengan gambar yang lain jika hal itu
diperlukan untuk menambah pemahaman siswa.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran : Inquiry, Problem Based Learning
2) Metode Pembelajaran : Pemberian Tugas dan Resitasi, Diskusi, Latihan
3) Langkah-Langkah Pembelajaran:
4. Pertemuan IV (2 45 Menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan keempat dimulai dengan pembahasan tentang periode dan
frekuensi getaran harmonis pada pegas. Guru menyiapkan instrumen
percobaan untuk melakukan kegiatan Mari Bereksperimen: Getaran
Harmonis Pegas-Massa. Guru menyiapkan soal untuk pretest.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran : Discovery
2) Metode Pembelajaran : Eksperimen, Diskusi, Demonstrasi
3) Langkah-Langkah Pembelajaran:
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru memberikan beberapa soal pretest kepada siswa untuk
menguji kesiapan siswa untuk melaksanakan percobaan. Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran, yaitu agar siswa dapat menemu-
kan sendiri hubungan antara massa beban terhadap periode/
frekuensi getar pegas.
b) Kegiatan Inti
Siswa melakukan kegiatan Mari Bereksplorasi: Getaran
Harmonis Pegas-Massa. Guru menekankan siswa untuk saling
bekerja
sama dengan teman satu kelompok. Guru mengamati kerja siswa
dan
melakukan penilaian unjuk kerja. Guru juga melakukan penilaian
sikap terkait keaktifan dalam berdiskusi serta kesopanan dalam
menyampaikan gagasan/pendapat.
(1) Mengamati
Mengamati gerak dan bentuk pegas ketika diberi beban serta
disimpangkan melalui eksperimen atau demonstrasi.
(2) Menanya
Menanyakan hubungan antara massa beban terhadap periode/
frekuensi ayunan pegas.
(3) Mengumpulkan informasi
Mendiskusikan kegiatan Mari Bereksperimen dan memberikan
hipotesis tentang hubungan antara massa beban terhadap
periode/frekuensi getaran pegas.
T y2
A (m)
Ax
Sumber: Dokumen Penerbit
6. Pertemuan VI (2 45 Menit)
a. Persiapan Mengajar
Pertemuan keenam membahas mengenai materi energi yang
terkandung dalam benda yang melakukan gerak harmonis. Guru
menyiapkan bahan ajar terkait materi yang akan didiskusikan.
b. Proses Belajar Mengajar
1) Model Pembelajaran : Problem Based Learning
2) Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab, Latihan
3) Langkah-Langkah Pembelajaran:
a) Kegiatan Pendahuluan
Guru menyiapkan bahan ajar berupa materi energi dalam
getaran
harmonis. Guru dapat memperdalam materi yang akan disampaikan
dengan menggunakan buku referensi seperti buku Fisika
Universitas.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru memimpin diskusi kelas tentang besaran-besaran energi
yang terkait dengan gerak harmonis. Kegiatan diskusi diawali
dengan mengajukan pertanyaan tentang persamaan energi
potensial, energi kinetik, dan energi mekanik. Guru memberikan
contoh soal kepada siswa sebagai sarana untuk memperdalam
pemahaman terhadap materi yang disampaikan.
2) Review subbab B
1. a. Di titik setimbang benda memiliki energi kinetik maksimum
dan energi potensial minimun, sehingga nilai kecepatan
v0 = A = 200p mm/s = 0,2 m/s
a0 = A2 = 2 104 mm/s = 20 m/s
b. Di titik maksimum benda memiliki energi potensial
maksimum
dan energi kinetik minimum sehingga nilai kecepatan vm = 0
dan
c. am = 0.
y(t) = A sin t = 2 sin 2 (50)t = 2 sin 100pt
Persamaan kecepatan
v(t) = A cos t = 2(100) cos 100t = 200 cos 100t
Persamaan percepatan
a(t) = A2 sin t = 2(100)2 sin 100t = 2 104 sin 100t
dengan y(t), v(t), dan a(t) dalam mm dan t dalam sekon.
= 30,7 J
Di titik maksimum, Ek = 0
E = Ek + Ep
1
E= 0+ kA2
2
1
30,7 = (1.000)A2
2
61,4 = 500A2
61, 4
A2 = 500
A = 0, 1228
= 0,35 m = 35 cm
1 1
kA2 = m2A2
2 2
1.000 = 0,05(2f)2
1.000 = 0,05(22)(3,14)2f 2
1.000 = 0,05(4)(9,86)f 2
f 2 = 507,10
f = 507, 1
= 22,5 Hz
Jadi, amplitudo getaran 35 cm dan frekuensi getaran 22,5 Hz.
5. kx : ky = 2 : 5.
3) Evaluasi
A. Pilihan ganda
1. c 3. c 5. d 7. b 9. d
2. e 4. b 6. a 8. d 10. e
4
A= 12 10
= 2 102 3 m
= 2 3 cm
1
Jadi, simpangan pada saat Ek = 3 E p adalah 2 3 cm.
3. T1 = T2
A1
2 g1 = 2
A2
g2
A1
= A2
10 9, 8
9,8A1 = 10A2
9, 8 A
A2 =
10 1
A 2 = 0,98A1
A 2 = 0,98A1 100%
= 98%A1
Jadi, perubahan panjang ayunan bandul supaya periode jam
bandul tetap adalah 100% 98% = 2%.
5. A = A1 A10
= (100,02 100) cm
= 0,02 cm
= 2 104 m
3, 6(1)
=
3 106 (2 104 )
3, 6
=
6 10 10
= 0,6 1010
= 6 109 N/m2
Jadi, tetapan gaya dan modulus elastis kawat berturut-turut
adalah 18.000 N/m dan 6 109 N/m2.
Periode ini diperoleh dengan menganggap bahwa untuk sudut simpang yang
kecil
(< 10) maka bisa diambil pendekatan x = L dan sin = dalam rad.
Jika diberi simpangan 2 (2 < 10 sebab < 5), anggap x = L dan sin = tetap
berlaku sehingga tetap diperoleh persamaan untuk menentukan periode ayunan
L
sebagai T = 2 dengan L adalah panjang tali dan g adalah percepatan gravitasi
g
tempat percobaan dilakukan. Oleh karena waktu ayunan tidak dipengaruhi oleh
simpangan , periode bandul hampir tetap ketika sudut simpangan bandul
diubah dari (< 5) menjadi 2 (10).
J. Rangkuman
1. Getaran harmonis merupakan materi pelajaran yang terkait dengan gerak benda
yang bersifat bolak-balik melewati suatu titik keseimbangan. Guru harus
menjelaskan besaran-besaran terkait gerak harmonis seperti periode, frekuensi,
dan menjelaskan proses satu kali getaran.
2. Persamaan yang terkait dengan getaran harmonis adalah penyederhanaan pola
getaran harmonis dalam hubungan-hubungan antar besaran dalam getaran
harmonis benda. Guru membimbing siswa dalam menurunkan persamaan
simpangan menjadi kecepatan dan percepatan.
3. Siswa diharapkan mengetahui penerapan-penerapan teori getaran harmonis
yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Ketidakpastian 8 3=
27 Ry
= 1 ketelitian 4 20.000
2 = Ry
9
1
= 0,01 cm 180.000
2 Ry = 4
= 0,005 cm Ry = 45.000
Jadi, hasil pengukuran diameter dalam
pada cincin adalah (1,540 0,005) cm. Jadi, jari-jari orbit satelit y sebesar
45.000 km.
5. Diketahui: RA = 25 cm
9. Diketahui: mm = mp = 100 gram
R B = 15
cm
R C = 40 cm = 0,1 kg
C = 60 rpm = 2 vm = 0
rad/s v = 0,2 m/s
Ditanyakan: A Ditanyakan: vp
Jawab: Jawab:
C = B mmvm = mpvp = (mm +
vB mp)v
2 = RB
(0,1)(0) + (0,1)vp = (0,1 + 0,1)(0,2)
vB = 2 rad/s (0,15 m) = 0,3
0,1vp = 0,04
m/s
vp = 0,4 ms
Jadi, kecepatan bola putih sebesar
0,4 m/s.
222 Glosarium
kelajuan : cepat lambatnya perubahan jarak terhadap waktu dan merupakan
besaran skalar yang nilainya selalu positif sehingga tidak me-
medulikan arah. Kelajuan dapat diukur dengan menggunakan
spidometer
koefisien gesek kinetis : koefisien gesek ketika benda sudah
bergerak koefisien gesek statis : koefisien gesek ketika benda
masih diam
mengukur : kegiatan membandingkan sesuatu yang diukur dengan besaran
sejenis yang ditetapkan sebagai satuan
percepatan : perubahan kecepatan tiap satuan waktu
percepatan sentripetal : percepatan pada gerak melingkar dengan arah menuju pusat
lingkaran
perpindahan : perubahan letak suatu benda atau sistem dengan memperhatikan
arah perubahan letaknya
rahang sorong : bagian dari jangka sorong yang dapat digeser-geser dan terdapat
skala 10 bagian yang disebut skala nonius
rahang tetap : bagian dari jangka sorong yang tetap dan terdapat skala utama
suhu : besaran yang menyatakan derajat panas suatu benda
tahun cahaya : jarak yang ditempuh cahaya selama satu tahun perjalanan. Satuan
jarak yang umumnya digunakan untuk ukuran jarak benda-benda
langit
vektor : besaran yang memiliki besar dan arah
Buku Guru Fisika Kelas X 223
Indeks Subjek
A I
alat ukur, 17, 19, 20, 2426, 28, 53, 56, 146, inersia, 67, 72, 76, 90
147, 149
alat ukur waktu, 56, 66 J
jarak, 21, 29, 30, 38, 4648, 5256, 59, 6365,
B 72, 100, 105, 113, 157, 168, 171, 173, 175,
besaran pokok, 19, 23, 26, 29 177, 179, 180, 182184, 188
besaran skalar, 17, 23, 38, 39, 54, 74
besaran turunan, 19, 23, 26, 29 M
besaran vektor, 16, 23, 3338, 41, 50, 54, 74 massa, 3, 4, 17, 20, 23, 25, 26, 2830, 32, 43,
60, 67, 69, 70, 72, 73, 7478, 80, 8589,
D 105, 107, 126, 134, 135, 139143, 152
dimensi, 1720, 23, 29, 3032, 39, 68, 105 154, 159, 160
E N
energi kinetik, 24, 31 notasi ilmiah, 17, 20, 25, 31
energi potensial, 31, 109, 111, 112, 117, 122, notasi vektor, 3336, 38, 50
124, 126, 127
P
F perpindahan, 32, 33, 3638, 4648, 5255, 64,
fokus, 9, 24, 168, 173, 174, 179, 180, 182 108, 145148, 155, 156, 161
frekuensi, 97, 98, 100
S
G satuan, 18, 19, 22, 23, 26, 3033, 35, 39, 41,
gaya aksi, 69, 7274, 77 49, 74, 105
gaya gesek, 67, 68, 78, 79, 80, 82, 83
gaya normal 70, 76, 78, 79, 80, 82, 84, 96, 88
gaya sentripetal, 107 Indeks Pengarang
gerak jatuh bebas, 5153, 59, 60, 75, 76, 77
H Istiyono, Edi, 27
hukum I Newton, 67, 7072, 77, 78, 83, 90 Serway, Raymond A. dan John W. Jewet, Jr.,
hukum II Newton 67, 7072, 7577, 82, 90 54, 94, 115
224 Indeks
Glosarium
Besaran atau Konstanta Simbol Nilai