PENDAHULUAN
d. Ekstraksi Maserasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk
simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada
temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan
masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena
adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan
di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak
keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah
( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam
sel. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan
penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh
dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.
e. Ekstraksi Refluks
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel
dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan
penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari terkondensasi
pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari
yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari
kembali sampel yang berada pada labu alas bulat, demikian
seterusnya berlangsung secara berkesinambungan sampai
penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3
kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan
dipekatkan.
f. Ekstraksi Soxhlet
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk
simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas
saring sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu
alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor
bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke
dalam klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika
cairan penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan
akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga
terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon
tidak berwarna, tidak tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi
telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan
dan dipekatkan.
g. Ekstraksi Cair-Cair
Ekstraksi cair-cair (corong pisah) merupakan pemisahan
komponen kimia di antara 2 fase pelarut yang tidak saling
bercampur di mana sebagian komponen larut pada fase pertama
dan sebagian larut pada fase kedua, lalu kedua fase yang
mengandung zat terdispersi dikocok, lalu didiamkan sampai
terjadi pemisahan sempurna dan terbentuk dua lapisan fase cair,
dan komponen kimia akan terpisah ke dalam kedua fase tersebut
sesuai dengan tingkat kepolarannya dengan perbandingan
konsentrasi yang tetap.
h. Identifikasi Ekstrak
Pemisahan komponen kimia berdasarkan prinsip adsorbsi dan
partisi, yang ditentukan oleh fase diam (adsorben) dan fase gerak
(eluen), komponen kimia bergerak naik mengikuti fase gerak
karena daya serap adsorben terhadap komponen-komponen kimia
tidak sama sehingga komponen kimia dapat bergerak dengan
kecepatan yang berbeda berdasarkan tingkat kepolarannya, hal
inilah yang menyebabkan terjadinya pemisahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tujuan Ekstraksi yaitu penyarian komponen kimia atau zat-zat aktif dari
bagian tanaman obat, hewan dan beberapa jenis hewan termasuk biota laut.
Komponen kimia yang terdapat pada tanaman, hewan dan beberapa jenis
ikan pada umumnya mengandung senyawa-senyawa yang mudah larut
dalam pelarut organik (Adrian, 2000).
Menurut Tobo, 2001 jenis ekstraksi bahan alam yang sering dilakukan
adalah :
a. Secara panas seperti refluks dan destilasi uap air karena sampel
langsung dipanaskan dengan pelarut; dimana umumnya digunakan
untuk sampel yang mempunyai bentuk dan dinding sel yang tebal.
b. Secara dingin misalnya maserasi, perkolasi, dan soxhlet. Dimana untuk
maserasi dilakukan dengan cara merendam simplisia, sedangkan soxhlet
dengan cara cairam penyari dipanaskan dan uap cairan penyari naik ke
kondensor kemudian terjadi kondensasi dan turun menyari simplisia.
Metode soxhlet bila dilihat secara keseluruhan termasuk cara panas namun
proses ekstraksinya secara dingin, sehingga metode soxhlet digolongkan
dalam cara dingin (Tobo, 2001).
Sampel atau bahan yang akan diekstraksi terlebih dahulu diserbukkan dan
ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam klonsong yang telah dilapisi
kertas saring sedemikian rupa (tinggi sampel dalam klonsong tidak boleh
lebih dari pipa sifon). Selanjutnya labu alas bulat diisi dengan cairan penyari
yang sesuai kemudian ditempatkan di atas water bath atau heating mantel
dan diklem dengan kuat kemudian klonsong yang telah diisi sampel
dipasang pada labu alas bulat yang dikuatkan dengan klem dan cairan
penyari ditambahkan untuk membasahkan sampel yang ada dalam klonsong
(diusahakan tidak terjadi sirkulasi). Setelah itu kondensor dipasang tegak
lurus dan diklem pada statif dengan kuat. Aliran air dan pemanas
dilanjutkan hingga terjadi proses ekstraksi zat aktif sampai sempurna
(biasanya 20 25 kali sirkulasi). Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dan
dipekatkan pada alat rotavapor (Adrian, 2000).
Simplisia yang biasa diekstraksi dengan cara ini adalah simplisia yang
mempunyai komponen kimia yang tahan terhadap pemanasan dan
mempunyai tekstur yang keras seperti akar, batang, buah/biji dan herba
(Adrian, 2000).
Serbuk simplisia atau bahan yang akan diekstraksi secara refluks ditimbang
kemudian dimasukkan ke dalam labu alas bulat dan ditambahkan pelarut
organik misalnya metanol sampai serbuk simplisia terendam kurang lebih 2
cm diatas permukaan simplisia, atau 2/3 dari volume labu kemudian labu
alas bulat dipasang kuat pada statif pada water bath atau heating mantel lalu
kondensor dipasang pada labu alas bulat yang dikuatkan dengan klem pada
statif. Aliran air dan pemanasan (water bath) dijalankan sesuai dengan suhu
pelarut yang digunakan. Setelah 3 jam dilakukan penyaringan filtratnya
ditampung dalam wadah penampung dan ampasnya ditambah lagi pelarut
dan dikerjakan seperti semula, ekstraksi dilakukan sebanyak 3 4 jam.
Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan dengan alat rotavapor,
kemudian dilakukan pengujian selanjutnya (Adrian, 2000).
Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu
campuran dipisahkan dengan bantuan pelarut. Proses ini digunakan secara
teknis dalam skala besar misalnya untuk memperoleh vitamin, antibiotika,
bahan-bahan penyedap, produk-produk minyak bumi dan garam-garam.
logam. Proses inipun digunakan untuk membersihkan air limbah dan larutan
ekstrak hasil ekstraksi padat cair. Ekstraksi cair-cair terutama digunakan,
bila pemisahan campuran dengan cara distilasi tidak mungkin dilakukan
(misalnya karena pembentukan aseotrop atau karena kepekaannya terhadap
panas) atau tidak ekonomis. Seperti ekstraksi padat-cair, ekstraksi cair-cair
selalu terdiri atas sedikitnya dua tahap, yaltu pencampuran secara intensif
bahan ekstraksi dengan pelarut, dan pemisahan kedua fasa cair itu
sesempurna mungkin(Tobo, 2001).
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Jatropha
Spesies : Jatropha gossypifolia L.
2. Buah Mahkota Dewa (www.plantamor.com)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Thymelaeaceae
Genus : Phaleria
Spesies : Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Dilleniidae
Ordo : Capparales
Famili : Moringaceae
Genus : Moringa
Spesies : Moringa oleifera Lam.
4. Kemiri (www.plantamor.com)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Aleurites
Spesies : Aleurites moluccana (L.) Willd.
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle, orth
6. Daun Tapak Dara (www. Plantamor.com)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Catharanthus
Spesies : Catharanthus roseus (L.) G. Don
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Magnoliidae
Ordo : Magnoliales
Famili : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Annona muricata L.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
III.1.1 Alat
1. Gelas kimia
2. Gelas ukur
3. Wadah sampel (Mangkok)
4. Corong pisah
5. Corong kaca
1. Botol vial
2. Botol semprot
3. Pipa kapiler
4. Tabung reaksi
5. Pipet tetes
6. Chamber
III.1.2 Bahan
III.1.1.1 Pengambilan dan Pengolahan Sampel
1. Sampel Buah Jarak Merah (Jatropha Gossypifolia
Linn), Daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa),
Biji Kelor (Moringa oleifera L.), Kemiri (Aleurites
moluccana L.) , Daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia),
Daun Tapak Dara (Catharanthus roseus L.), Daun
Sirsak (Annona muricata L.)
2. Air
a. Uji alkaloid
1. Dari larutan stok di pipet 1 ml ke dalam tabung reaksi
2. Ditambah1 ml HCL 2 N dan 1 ml NH4OH
3. Ditambahkan10 ml aquadest
4. Ditambahkan pereaksi wagner dan Dragendroff
5. Dikocok lalu di amati perubahan warna yang terjadi
6. Positif untuk pereaksi Wagner jika bewarna coklat dan positif
untuk pereaksi Dragendroff jika berwarna merah kekuningan.
b. Uji Saponin
1. Diambil ekstrak methanol kering kemudian dimasukkan ke
dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan air panas lalu dikocok kuat-kuat selama 1 menit
dengan kekuatan konstan
3. Didiamkan apa bila busa yang terbentuk dengan tinggi 1-10 cm
stabil selama 10 menit maka ditambahkan HCL melalui dinding
tabung
4. Apabila tetap berbusa berarti positif mengandung saponin
c. Uji flavonoid
1. Diambil ekstrak methanol kering lalu ditambahkan air (pelarut
polar) dan ditambahkan heksan ( pelarut non polar)
2. Dikocok, akan terpisah 2 lapisan dimana ekstrak methanol
dalam air akan berada di bawah dan lapisan heksan berada di
atas
3. Lapisan heksan dipisahkan sementara lapisan air ditambahkan
methanol lalu ditambah HCL dan serbuk mg
4. Jika warna merah ungu berarti positif mengandung flavonoid
d. Uji Steroid
1. Diambil ekstrak methanol kering lalu ditambahkan air (pelarut
polar) daneter (pelarut nonpolar)
2. Akan terbentuk 2 lapisan dimana lapisan air berada di bawah
dan lapisan eter berada di atas
3. lapisan air dikocok selama 1 menit, jika berbusa ditambahkan
HCL 2 N atau H2SO4
4. Jika terjadi perubahan dari warnah hijau menjadi warna biru
berarti positif beradanya steroid
5. Lapisan eter ditambahkan pereaksi Lieberman
6. Jika terjadi perubahan warna dari hijau menjadi biru berarti
positif adanya steroid.jika berwarna merah berarti positif
triterpenoid.
e. Uji tanin
1. Diambil ekstrak methanol kering
2. Ditambahkan air sebanyak 10 ml lalu dikocok
3. Ditambahkan garam dapur (NaCl) untuk mengendapkan
proteinnya
4. Lalu ditambahkan FeCl3 3-4 tetes
5. Jika berwarna biru berarti positif adanya tannin katekol
sedangkan jika berwarna biru hitam berarti positif adanya tannin
pirogalol.
C. Identifikasi Ekstrak
c. Uji flavonoid
1. Diambil ekstrak methanol kering lalu ditambahkan air
(pelarut polar) dan ditambahkan heksan ( pelarut non polar)
2. Dikocok, akan terpisah 2 lapisan dimana ekstrak methanol
dalam air akan berada di bawah dan lapisan heksan berada di
atas
3. Lapisan heksan dipisahkan sementara lapisan air
ditambahkan methanol lalu ditambah HCL dan serbuk mg
4. Jika warna merah ungu berarti positif mengandung flavonoid
d. Uji Steroid
1. Diambil ekstrak methanol kering lalu ditambahkan air
(pelarut polar) dan eter (pelarut nonpolar)
2. Akan terbentuk 2 lapisan dimana lapisan air berada di bawah
dan lapisan eter berada di atas
3. Lapisan air dikocok selama 1 menit, jika berbusa
ditambahkan HCL 2 N atau H2SO4
4. Jika terjadi perubahan dari warnah hijau menjadi warna biru
berarti positif beradanya steroid
5. Lapisan eter ditambahkan pereaksi Lieberman
6. Jika terjadi perubahan warna dari hijau menjadi biru berarti
positif adanya steroid.jika berwarna merah berarti positif
triterpenoid.
e. Uji tanin
1. Diambilekstrak methanol kering
2. Ditambahkan air sebanyak 10 ml lalu dikocok
3. Ditambahkan garam dapur (NaCl) untuk mengendapkan
proteinnya
4. Lalu ditambahkan Fecl3 3-4 tetes
5. Jika berwarna biru berarti positif adanya tannin katekol
sedangkan jika berwarna biru hitam berarti positif adanya
tannin pirogalol.
III.4 Skema Kerja
a. Pengambilan dan pengolahan sampel
Pengambilan
bahan baku
Sortasi basah
Pencucian
perajangan
pengeringan
Sortasi Kering
Pengepakan
penyimpanan
b. Partisi Ekstrak (ekstraksi cair-cair)
- Ambil
3 buah mangkok
(wadah)
- Timbang
2 gram sampel
(ekstrak bonsai)
0) - Buatkan
suspensi
-Masukkan
Corong pisah
+ Tambahkan
- Diamkan hingga
membentuk lapisan
- Tampung dan uapkan
- Diplo
N-Heksan
Lapisan air
+ Tambahkan 20 ml
- Diamkan hingga membentuk 2
lapisan
- Tampunga dan uapkan
- Diplo
Etil asetat
- Buat
Eluen
N-heksan (N-heksan:etil asetat,
5:2) Etil asetat (N-heksan:etil
aseta, 2:9) Air (n-heksan : etil
asetat : air, 1:4:5)
- Jenuhkan (kloroform:etatanol,
0,5:0,5
Larutan ekstrak
dalam botol vial
Lempeng KLT
Lempeng KLT
- Diamkan hingga batas atas
- Angakat dan angin-anginkan-
- Amati
Ukur nilai RF
d. Identifikasi ekstrak dengan senyawa kimia (tabung reaksi)
Labu erlenmeyer
250 ml
(larutan stok)
- Lakukan pengujian
Uji alkaloid,
saponin, flavonoid,
steroid &tanin
a. Alkaloid
Larutan Stok
- Masukkan
Tabung reaksi
Tabung reaksi
c. Flavonoid
Tabung reaksi
Lapisan N-heksan
Lapisan air
Lapisan air
Lapisan eter
+ Tambahkan pereaksi
Lieberman
- Masukkan
Tabung reaksi
+Tambahkanaquadest 10 ml
- Kocok
+Tambahkan NaCl
+ Tambahkan FeCl3
Berat kering
a. Daun melati = x 100%
Berat basah
587 g
= 700 g x100%
= 83,85 %
Soxhletasi
Metode soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara
berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan sehingga menguap,
uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh
pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klongsong dan
selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah
melewati pipa sifon (Adrian, 2000).
IV.1.3 Ekstraksi sampel
Berat
Berat Jumlah
sampel Jumlah
Nama sampel Prese cairan
sebelum ekstrak Prese
sampe setelah ntase penyar
ekstraks cair ntase
l ekstraksi (%) i
i (mL) (%)
(gram) (mL)
(gram)
Biji
Kemir 36,91 27,92 74,64 500 390 78
i
= 5,89 %
Ekstrak kental
Persentase Rendemen = Sampel kering x100%
23 g
= 587 g x 100%
= 3,9 %
0,19 g
= 58,80 g x 100%
= 0,32 %
Ekstrak air yang diperoleh = 10,59 g
10,59 g
= 58,80 g x 100%
= 18,0 %
0,15 g
= 58,80 g x 100%
= 0,25 %
a. Metode pereaksi
Sampel ekstrak biji kemiri (Aleurites moluccana L.)
menggunakan pereaksi dragendorff dan pereaksi H2SO4 yaitu
untuk mendeteksi adanya senyawa alkaloid.
b. Metode KLT
1. Hasil pengamatan dibawah lampu UV 256 nm
2. Hasil pengamatan dibawah lampu UV 366 nm
3. Rf
Jarak yang ditempuh noda
Rf= Jarak larutan pengelusi
1,2 cm
Fase polar = 6,1 cm = 0,2
7,5 cm
Fase semi polar = 8,1 cm = 0,92
7,35 cm
Fase non-polar = 8,19 cm = 0,89
IV.2 Pembahasan
Simplisia adalah bahan alami yang digunakan sebagi obat yang belum
mengalami pengolahan dalam bentuk apapun, kecuali dapat dinyatakan
lain umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia
digunakan sebagai bahan obat-obatan yang memanfaatkan zat aktif yang
terdapat dalam sebuah tanaman yang memiliki efek terapi.Ekstraksi
adalah proses penarikan zat aktif (minyak atsiri) yang terkandung dalam
tanaman menggunakan bahan pelarut yang sesuai dengan kelarutan
komponen aktifnya. Adapun ekstrak adalah sediaan kering, kental atau
cair yang dibuat dengan cara mengambil sari simplisia menurut cara
yang tepat dan diluar pengaruh cahaya matahari langsung (Suwandi,
2009).
Pada perlakuan proses soxhlet pada sampel tanaman biji kelor (Aleurites
moluccana L.) pertama-tama disiapkan alat dan bahan, ditimbang sampel
700 gram, dimasukkan kedalam wadah klonsong sampai penuh.
Kemudian ditutup bagian atas klonsong menggunakan kertas saring dan
diikat klonsong menggunakan tali godam. Masukkan pelarut etanol
sebanyak 500 ml kedalam labu alas bulat yang telah diletakkan diaatas
hot plate. Kemudian disoxhlet untuk menghasilkan ekstrak kering, yaitu
timbang labu alas tunggal, masukkan sampel hingga penuh, masukkan
pelarut aktifkan alat soxhlet, timbang hasil ekstraksi, lakukan pemisahan
antara ekstrak dengan pelarut (rotavapor), timbang hasil rotavapor dan
hitung hasil rotavapor (% rendemen). Kemudian dibiarkan hasil ekstraksi
selama beberapa hari dengan tujuan untuk penguapan pelarut pada
sampel, lalu timbang hasil ekstrak pelarut.
Hasil yang diperoleh yaitu berat sampel sebelum diekstraksi 36,91 gram,
berat sampel setelah ekstraksi 27,92 gram, dan persentase 74,64 %.
Jumlah cairan penyari 500 ml, jumlah ekstrak cair 390 ml, dan persentase
78 %.
Hasil yang diperoleh pada ekstraksi cair-cair yaitu berat ekstrak 58,80
gram, ekstrak n-heksan yang diperoleh 0,15 gram, persentase ekstrak n-
heksan 0,25%. Ekstrak etil asetat yang diperoleh 0,19 gram, persentase
ekstrak etil asetat 0,32 %. Ekstrak air yang diperoleh 10,59 gram,
persentase ekstrak 18,0 %.
d) Identifikasi Ekstrak
Identifikasi ekstrak dengan pereaksi kimia, hasil identifikasi uji alkaloid
yaitu positif mengandung alkaloid dengan ditandai terjadinya perubahan
warna coklat untuk pereaksi wagner pada sampel. Pada uji saponin
positif mengandung saponin ditandai dengan adanya busa. Dan pada uji
tanin positif mengandung tanin karena terjadi perubahan warna biru
hitam yang berarti positif mengandung adanya tanin pirogalol.
Pada identifikasi ekstrak dengan menggunakan lempeng KLT sebagai
fase diam dan pelarut n-heksan: etil asetat (2:5 dan : 1) sebagai fase
gerak. Penotolan ekstrak dilakukan ketika eluen sudah jenuh kemudian
lempeng dimasukkan kedalam chamber untuk dielusi dan proses elusi
dihentikan jika sudah mencapai batas atas. Kemudian diangin-anginkan
lalu lempeng diamati di UV dibawah sinar 254 nm dan 366
nm.Kemudian lempeng disemprotkan pereaksi dragendroft dan pereaksi
H2SO, tujuannya untuk melihat adanya kandungan senyawa alkaloid.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
PERCOBAAN :
1. PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN SAMPEL
2. EKSTRAKSI REFLUKS
3. PENGUAPAN PELARUT DAN PARTISI SAMPEL
4. IDENTIFIKASI EKSTRAK
DISUSUN OLEH
NAMA : TIARA INDRI
NIM : G 701 15 027
KELAS :B
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN : NI KADEK LIA